You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Asam folat atau juga dikenal luas dengan nama folic adalah salah satu
anggota keluarga dari vitamin B kompleks yaitu vitamin B9. Asam folat
merupakan jenis vitamin B yang larut dalam air. Ia sangat dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Namun tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat,
sehingga membutuhkan asupan dari makanan. Walaupun banyak bahan
makanan yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut
dalam air, sering kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena
proses memasak. Pemasakan di dapur keluarga atau pengolahan teknologi
pangan dapat merusak biopotensi asam folat sampai 50-95% dari kadar asal
(Jauhari, 2013).
Ibu hamil yang mengonsumsi asam folat cukup akan menghindarkan
kemungkinan janin mengalami gangguan dalam pembentukan sel darah
merah, yang dikenal sebagai anemia megaloblastik dimana sel-sel darah
merah

tidak

mencapai

tahap

kematangan

yang

seharusnya

dalam

pembentukannya dan ukurannnya lebih besar daari sel darah merah normal
(Sekarsari, 2013).
1.2 Rumusan masalah
1.

Apa definisi dari asam folat?

2.

Apa fungsi dan manfaat asam folat?

3.

Bagaimana defisiensi asam folat?

4.

Bagaimana pengukuran status gizi?

5.

Bagaimana kebutuhan folasin pada manusia?

6.

Bagaimana metabolisme asam folat?

7.

Apa sumber asam folat?

8.

Apa efek samping kelebihan asam folat?

9.

Bagaimana perkembangan mutakhir asam folat?

1.3 Tujuan
1.

Mengetahui definisi asam folat.

2.

Mengetahui fungsi dan manfaat asam folat.

3.

Mengetahui defisiensi asam folat.

4.

Pengukuran status gizi.

5.

Mengetahui kebutuhan folasin pada manusia

6.

Mengetahui metabolisme asam folat.

7.

Mengetahui sumber asam folat.

8.

Mengetahui efek samping asam folat.

9.

Mengetahui perkembangan mutakhir asam folat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai
koenzim

dalam

transportasi

pecahan-pecahan

karbon-tunggal

dalam

metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat (Almatsier, 2009). Istilah
asam folat dan folat seringkali dipertukarkan. Bentuk aktifnya secara biologis
adalah tetrahidrofolat (tetrahydrofolate, THF) (Grober, 2009).
Terdapat sekelompok ikatan organik dengan bioaktivitas vitamin ini,
yang sekarang diberi nama Pteroyl Glutamic Acid (PGA). Asam folat
berbentuk kristal berwarna oranye kekuningan, tidak berasa dan tidak berbau,
larut di dalam air dan tidak larut di dalam minyak serta zat-zat pelarut lemak
seperti alkohol dan ether. Struktur asam folat terdiri atas tiga komponen, yaitu
inti pteridiine, asam para amino benzoat (PABA), dan asam glutamat. Asam
folat tahan terhadap pemanasan dalam larutan netral dan alkali, tetapi tidak
stabil di dalam suasana asam dan rusak oleh penyinaran cahaya. (Jauhari,
2013).
Sebagai asam bebas, asam folat tidak larut dalam air dingin, namun
sebagai garam natrium dapat lebih larut. Folat terdapat dalam 150 bentuk
berbeda. Sebagian besar terdapat di dalam makanan dalam bentuk tereduksi
yang sifatnya labil dan mudah direduksi. Sebanyak 50-95% folat bisa hilang
karena pemasakan dan pengolahan. Asam folat banyak hilang bila sayuran
disimpan dalam suhu kamar. (Almatsier, 2009).
2.2 Fungsi
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon
tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksietil, atau metal dalam reaksireaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat.
THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin

timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam pembentukan asamasam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). THFA berperan
dalam saling mengubah antara serin, glisin, oksidasi glisin, metilasi
hemosistein menjadi metionin dengan vitamin B12 sebagai kofaktor, dan
metilasi prekusor etanolamin menjadi vitamin kolin. Perubahan nikotinamida
menjadi N-metil nikotinamida dengan penambhan satu gugus metal tunggal
dan oksidasi fenilalanin menjadi tirosin membutuhkan folasin (Almatsier,
2009).
2.3 Manfaat
2.3.1

Bagi Ibu Hamil


Rendahnya status asam folat dalam darah pada ibu hamil akan
berpengaruh terhadap perkembangan janin. Apabila ibu hamil mengalami
defisiensi akan berdampak buruk terhadap bayi selain itu ibu hamil akan
mengalami anemia megaloblastik yang bisa mengakibatkan cacat pada bayi.
Oleh karena itu asupan asam folat pada ibu hamil harus lebih diperhatikan
sehingga status asam folat pun meningkat dan tidak terjadi defisiensi
(Purwani, 2008).
Terkait asupan folat yang tidak memadai dengan kerusakan tubulus
saraf (neural tube defect, NTD) pada janin, semua wanita yang berencana
hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi asam folat 400 g/hari dari
suplemen. NTD berlangsung antara hari ke-21 dan ke-27 setelah konsepsi,
yakni waktu ketika banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka hamil.
Semua wanita diasumsikan akan meneruskan mengonsumsi asam folat 400
g/hari hingga dipastikan bahwa mereka sedang hamil dan mereka mulai
memasuki asuhan prenatal, yang biasanya terjadi setelah akhir perikonsepsiwaktu kritis untuk pembentukan tubulus saraf (Grober, 2012).
Peran asam folat dalam pencegahan NTD (Neural Tube defects ) telah
diteliti sejak tahun 1980-an. Bukti berkualitas tinggi, terutama dari
percobaan terkontrol acak di Hungaria yang menunjukkan penurunan NTD
berulang dengan suplementasi asam folat, sehingga banyak negara
berpenghasilan tinggi mengadopsi kebijakan yang merekomendasikan

suplemen bagi perempuan yang sedang merencanakan kehamilan.


Umumnya, merekomendasikan 0,4 mg tablet asam folat setiap hari untuk
semua wanita yang merencanakan kehamilan dan 4 mg asam folat bagi
mereka dengan kehamilan sebelumnya terkena NTD (Hannah, et al., 2010).
Asam folat berperan sebagai koenzim yang berperan dalam reaksi
metabolisme asam amino dan nukleotida (Arcot, et al., 2005). Asam folat
merupakan vitamin larut air yang berperan sangat penting sebagai kofaktor
reaksi transfer karbon pada manusia. Asam folat terlibat dalam metabolisme
asam nukleat dan asam amino, sehingga hal tersebut sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan sel (LeBlanc, et al., 2010).
2.3.2

Membantu Pembentukan Sel Darah


Zat gizi seperti protein, besi, asam folat dan vitamin B12 diperlukan
dalam pembentukan sel darah merah. Pembentukan sel darah merah akan
terganggu apabila zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Umur sel darah
merah hanya 120 hari dan jumlah sel darah merah harus selalu
dipertahankan. Zat-zat yang diperlukan oleh sumsum tulang untuk
pembentukan hemoglobin antara lain : logam (besi, mangan, kobalt, seng,
tembaga), vitamin (B12, B6, C, E, asam folat, tiamin, riboflavin, asam
pantotenat), protein, dan hormon (eritropoetin, androgen, tiroksin)
(Hoffbrand dan Pettit, 1993).
Asam folat dan vitamin B12 diperlukan dalam pembentukan sel darah
merah. Asam folat dan vitamin B12 penting dalam pematangan akhir sel
darah merah. Keduanya penting untuk sintesis DNA (Deoksiribo Nukleat
Acid) karena masing-masing vitamin dengan cara yang berbeda dibutuhkan
untuk 3 pembentukan timidin trifosfat, yaitu salah satu zat pembangun
esensial DNA (Guyton and Hall, 2008).

2.3.3

Mencegah Terjadinya Anemia


Kekurangan folat dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan
anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah dan
gangguan saluran cerna. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat

menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel,
terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf
(Almatsier, 2001).
Di daerah tropik defisiensi asam folat banyak terdapat pada wanita yang
sedang hamil dan pada anak-anak yang sedang tumbuh sangat cepat, yaitu
yang berumur dibawah 3 tahun. Anemia megaloblastik pada ibu hamil
biasanya timbul pada semester terakhir pada kehamilannya. Pada anak kecil
dan bayi, timbunan asam folat yang rendah ketika dilahirkan disertai
kebutuhan yang tinggi akan vitamin ini untuk pertumbuhan pesat
menyebabkan banyak anemia megaloblastik menyerang kelompok ini
(Jauhari, 2013).
Di klinik, penderita yang mendapat pengobatan antikonvulsan untuk
jangka panjang, mereka sering terserang oleh anemia megaloblastik,
diantaranya pengobatan dengan diphenyl hidantoin, pirmidone dan
phenobarbital. Pada preparat apus darah perifer tampak hypersegmentasi
polymorpho nuclear leucocytes dengan maroovallocytes (erythrocyte besar
yang lonjong). Pada anemia berat akan terdapat leucopenia dan
thrombopenia (Jauhari, 2013).
2.4 Defisiensi Asam Folat
Defisiensi asam folat mungkin terjadi primer atau sekunder, yaitu pada
gangguan penyerapan di dalam saluran gastrointestinal dengan steatorhoea
merupakan penyebab terbanyak (Jauhari, 2013). Alkohol secara khas
menghambat pembentukan darah. Defisiensi folasin dalam hal ini tampak
akibat dari interaksi yang rumit antara kekurangan gizi dan penggunaan
alkohol yang kronis. Penyerapan PteGlu radioaktif akan menurun bila
terdapat keadaan salah gizi dan konsumsi alkohol. Gabungan antara defisiensi
folasin dengan konsumsi alkohol menyebabkan penurunan absorbsi PteGlu
radioaktif, sedangkan defisiensi folasin sendiri tidak mengakibatkan apa-apa.
Pemberian asam folat secara oral selama 2 minggu kepada peminum alkohol
dapat menormalkan kembali penyerapan asam folat. Namun, mekanisme
mengenai hal ini belum diketahui (Nasoetion, 1991).

Kekurangan

folat

dapat

terjadi

karena

kurangnya

konsumsi,

terganggunya absorbsi, kebutuhan metabolisme yang meningkat akan vitamin


ini atau pada pembelahan sel yang berjalan sangat cepat, pengaruh obatobatan dan kecanduan alkohol. Kurangnya konsumsi folat terutama terjadi
pada masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak dapat memperoleh
makanan kaya folat secara teratur. Kurang konsumsi dapat juga terjadi pada
manula yang susunan makanannya terbatas. Penggunaan folat dapat
terganggu pada kekurangan protein dan pada keadaan dimana kebutuhan
meningkat, seperti pada kehamilan, anemia hemolitik, leukemia dan
penggunaan obat-obatan tertentu. Gangguan absorbsi terjadi pada kerusakan
saluran cerna, pada penyakit coeliac, atau pada sprue tropis. Kebutuhan folat
meningkat pada kehamilan, menyusui, anemia hemolitik, dan leukemia
(Almatsier, 2009).
Untuk

menetapkan

kecukupan

makanan

akan

folasin,

harus

dipertimbangkan tidak saja jumlah folasin tetapi juga bentuk folasin yang
tersedia untuk diserap. Jumlah folasin dalam makanan sehari-hari yang
dikonsumsi dapat dihitung dengan cara mikrobiologis berdasarkan banyaknya
folat yang diekskresi dalam urine manusia. Walaupun diadakan penambahan
asam folat dalam bahan makanan, hanya sebagian kecil suplemen tersebut
yang dapat diabsorbsi (Nasoetion, 1991). Pada terapi defisiensi asam folat,
dosis 10-30 mg sehari oral sudah memberikan hasil yang sangat memuaskan.
Pada terapi anemia, megaloblastik dengan asam folat ini harus dipastikan
terlebih dahulu tidak adanya defisiensi vitamin B12, karena gejala-gejala
anemia akan sembuh, tetapi gejala-gejala syaraf tidak ada respon, bahkan
dapat menjadi semakin berat (Jauhari, 2013).
Penyebab kekurangan asam folat antara lain :
Diet rendah folat, bisa disebabkan oleh mutu makanan, jenis makanan dan
persediaan makanan.
Sakit berat, gangguan gastrointestinal dan antibiotik oral menyebabkan
gangguan absorbsi asam folat dari usus.
Muntah pada ibu hamil, terutama hamil kembar menyebabkan kebutuhan
akan asam folat meningkat.

Anemia hemolitik seperti pada malaria, menyebabkan terjadinya


kebutuhan berlebih dari sel darah merah sehingga permintaan asam folat
meningkat

menyebabkan

defisiensi

asam

folat

di

dalam

haemoglobinopati.
Pemakaian obat-obatan , alkohol dan ibu dengan preeklamsi.
Gejala klinis kekurangan asam folat antara lain :
-

Tanda dan gejala utama : lesu, lemas, susah bernafas, oedem, nafsu makan
menurun, depresi dan mual.

Kadang-kadang pucat, glositis dan diare.

Pada kasus yang berat dijumpai seperti kasus malnutrisi.

2.5 Pengukuran Status Gizi


Berkaitan dengan riwayat konsumsi bahan makanan, suatu pantangan
ketat terhadap sayuran berdaun hijau, daging dari organ tertentu seperti hati
dan ginjal, serta biji-bijian menyebabkan makanan folat menjadi rendah.
Tanda-tanda klinis pada defisiensi folat antara lain pucat, lemah, pelupa,
susah tidur dan stres. Kadar folasin plasma merupakan petunjuk yang umum
dipergunakan untuk menyatakan status defisiensi folasin. Seorang dengaan
kadar folat kurang dari 3 g per mili liter dinyatakan defisiensi. Satu faktor
yang dapat mengacaukan penggunaan folat dalam sel darah merah sebagai
petunjuk status gizi folasin adalah status vitamin B 12 pada individu yang
bersangkutan. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan peningkatan kadar
folat serum dan meurunkan kadar folat sel darah merah. Hal ini ditemui pada
beberapa kasus, namun tidak seluruhnya. Jadi perkiraan status folat
bergantung pada hasil pengukuran kadar folat plasma dan kadar folat sel
darah merah serta kadar vitamin B12 dalam plasma (Nasoetion, 1991).
2.6 Kebutuhan Folasin Pada Manusia
Tabel 1. Angka Kecukupan Folat yang Dianjurkan
Golongan Umur

AKF* (g)

0-6 bulan

65

7-11 bulan

80

1-3 tahun

150

4-6 tahun

200

7-9 tahun

200
Golongan Umur

AKF* (g)

Pria :
10-12 tahun

300

13-15 tahun

400

16-18 tahun

400

19-29 tahun

400

30-49 tahun

400

50-64 tahun

400

65 tahun
Wanita :

400

10-12 tahun

300

13-15 tahun

400

16-18 tahun

400

19-29 tahun

400

30-49 tahun

400

50-64 tahun

400

65 tahun
Hamil

400
+ 200

Menyusui :
0-6 bulan

+ 100

7-12 bulan
+ 100
Sumber: Widyakarya NASIONAL Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan Folat
Departemen Kesehatan AS merekomendasikan semua wanita untuk
mengonsumsi asam sebesar 400 mikrogram per hari. Sementara bagi anda
yang sedang hamil, tentu kebutuhannya lebih tinggi lagi, yaitu 600
mikrogram per hari. Apalagi bagi ibu yang pernah melahirkan bayi cacat,
harus mengonsumsi asam folat minimal 1-4 miligram per hari atau 10 kali
dosis normal.

Dari megadosis sebesar 5 mg yang diberikan oral, akan diekskresikan


sebanyak 2-3 mg dalam 24 jam pada kondisi normal, sedangkan pada
penderita defisiensi, yang diekskresikan hanya 1,5 mg dalam 24 jam atau
lebih rendah lagi. Bentuk yang diekskresikan di dalam urine ialah PGA bebas.
Asam folat diekskresikan pula di dalam cairan empedu dan ditemukan di
dalam tinja. Sebagian asam folat di dalam cairan empedu mengalami
enterohepatic cycle asam folat yang ditemukan di dalam tinja sebagian
berasal dari hasil sintesa mikroflora usus (Jauhari, 2013).
2.7 Metabolisme Asam Folat
Karena bentuk alamiah folasin dalam bahan makanan terutama dalam
bentuk poliglutamat dan folat yang dapat diserap oleh aliran darah dalam
bentuk monoglutamat maka jelaslah bahwa hidrolisis poliglutamat terjadi
sebagai suatu bagian dari proses absorbsi. Barangkali beberapa enzim
konjugase berperan dalam hidrolisis folat poliglutamat rantai panjang menjadi
monoglutamat yang selanjutnya diserap oleh sel mukosa. Walaupun asam
folat dan turunan poliglutamatnya mungkin tidak terdapat dalam alam, ada
bukti-bukti bagus yang menyatakan bahwa mereka diangkut di dalam usus
dengan mekanisme yang sama dengan cara pengangkutan folasin tereduksi di
alam (Nasoetion, 1991).
Proses absorpsi asam folat di dalam saluran gastrointestinal tidak
diketahui, demikian pula kapasitas penyerapan oleh usus bagi vitamin ini.
PGA (Pteroyl Glutamic Acid) dapat diserap dengan baik diseluruh bagian
usus, meskipun penyerapan terbaik terjadi dibagian proksimal usus halus.
PGA dapat diserap aktif maupun pasif, karena PGA mudah larut di dalam air
setelah diserap ke dalam mukosa usus, dialirkan lebih lanjut melalui vena
portae ke hati. Pada dosis oral sebesar 200 mg, PGA dapat diserap sampai
80% oleh orang normal. Dan puncak konsentrasinya di dalam plasma darah
tercapai 1-2 jam postdosing. Asam folat ditimbun terutama di dalam hati,
diperkirakan folat total di dalam tubuh manusia pada kondisi normal sebesar
5-10 mg. Pada keadaan normal, ekskresi asam folat di dalam urin naik turun
sesuai dengan tingkat konsumsi, ekskresi ini disekitar 5 mikrogram/24 jam,

10

dan pada kondisi defisiensi turun menjadi 3 mikrogram dalam 24 jam


(Jauhari, 2013).
2.8 Sumber
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat
berasal dari kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati, daging tanpa
lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Vitamin C yang
ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak
banyak mengandung folat adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali
jeruk. Sebanyak 75% di dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat
dan sisanya sebagai monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada
pemanasan, dianjurkan tiap hari makan buah dan sayur mentah, atau sayur
yang dimasak tidak terlalu matang (Almatsier, 2013).
2.9 Efek Samping Asam Folat
Asam folat tergolong aman bagi tubuh manusia. Hampir semua orang
tidak mengalami efek samping yang berbahaya selagi mengkonsumsinya
dalam jumlah yang disarankan yaitu maksimal 400 mcg (mikrogram) sehari.
Malabsorbsi asam folat dapat menimbulkan amiloidosis, penyakit radang
usus, gastritis, stenosis intestinal, diare, reseksi jejunum, sariawan dan
penyakit seliak (Uwe Grober, 2012).
2.10 Fortifikasi dan Suplementasi
Pada tahun 1992, peneliti menunjukkan bahwa fortifikasi tepung jagung
dengan asam folat akan meningkatkan asupan asam folat antara penduduk
AS, khususnya Meksiko. Kami menemukan bahwa fortifikasi tepung jagung
tidak akan meningkatkan persentase individu melebihi UL (Tolerable Upper
Intake Level) total asam folat. Data kami menunjukkan bahwa penggunaan
suplemen merupakan faktor utama yang terkait dengan melebihi UL, terlepas
dari jenis kelamin, ras/ etnis, kelompok umur, atau konsumsi tepung jagung.
Meskipun temuan ini harus dipertimbangkan dalam konteks penggunaan

11

suplemen, data kami menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari penduduk AS


dan konsumen tepung jagung melaporkan konsumsi suplemen yang
mengandung asam folat di beberapa titik dalam 30 hari terakhir. (Hamner,
Heather C ,et al. 2013).
Para peneliti juga menemukan bahwa fortifikasi tepung jagung akan
meningkatkan persentase wanita usia subur. Karena program fortifikasi asam
folat pada produk biji-bijian sereal telah menunjukkan peningkatan asupan
asam folat dan konsentrasi folat darah, dan penurunan prevalensi cacat tabung
saraf diantara penduduk AS. Secara keseluruhan, telah terjadi dampak
kesehatan yang positif signifikan sebagai akibat dari fortifikasi asam folat
(Hamner, Heather C. dan Sarah C. Tinker. 2014). Sehingga dapat dilihat,
fortifikasi maupun suplementasi dapat memenuhi kebutuhan asam folat,
tergantung jumlah kandungan yang terdapat di dalamnya.

BAB III
PENUTUP

12

1.4 Kesimpulan
Struktur asam folat terdiri atas tiga komponen, yaitu inti pteridiine, asam
para amino benzoat (PABA), dan asam glutamat. Rendahnya status asam folat
dalam darah pada ibu hamil akan berpengaruh terhadap perkembangan janin,
apabila ibu hamil mengalami defisiensi akan berdampak buruk terhadap bayi
selain itu ibu hamil akan mengalami anemia megaloblastik yang bisa
mengakibatkan cacat pada bayi. Zat gizi seperti protein, besi, asam folat dan
vitamin B12 diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Pembentukan sel
darah merah akan terganggu apabila zat gizi yang diperlukan tidak
mencukupi.
Pada terapi defisiensi asam folat, dosis 10-30 mg sehari oral sudah
memberikan hasil yang sangat memuaskan. Pada terapi anemia,megaloblastik
dengan asam folat ini harus dipastikan terlebih dahulu tidak adanya defisiensi
vitamin B12, karena gejala-gejala anemia akan sembuh, tetapi gejala-gejala
syaraf tidak ada respon, bahkan dapat menjadi semakin berat. Di daerah
tropik defisiensi asam folat banyak terdapat pada para wanita yang sedang
hamil dan pada anak-anak yang sedang tumbuh sangat cepat, yaitu yang
berumur dibawah 3 tahun.
Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari
kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia
utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Malabsorbsi asam folat dapat
menimbulkan amiloidosis, penyakit radang usus, gastritis, stenosis intestinal,
diare, reseksi jejunum, sariawan dan penyakit seliak.
1.5 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami sangat menyadari banyaknya
kekeliruan dan kekurangan, maka dari itu kami selalu mengharapkan
bimbingan dan saran dari pembaca maupun bapak/ibu dosen.
DAFTAR PUSTAKA

13

Almatsier, S, (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Guyton Arthur C and Hall, John E, (2008), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi
11. Jakarta : EGC.
Hoffbrand AV, Pettit JE, (1993). Essential Haematology, 3 rd Edition, Carlton
Blackwell Sciencific Publications.
http://ije.oxfordjournals.org/search?
fulltext=folic+acid&sortspec=date&submit=Submit&andorexactfulltext=
phrase. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/nyas.12325/full. Diakses pada 12 Maret
2015.
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=ht
tp%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F714%2F1%2F08E00121.pdf&ei=UukBVcTaG4v58
QXPkYGICA&usg=AFQjCNHsgzayqfua95KMsigt-8yS3ROw8Q.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2015.
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CCcQFjAC&url=htt
p%3A%2F%2Fsaripediatri.idai.or.id%2Fpdfile%2F4-1-5.pdf&ei=FYBVbe4E9iVuATg2IKgCg&usg=AFQjCNEu1huk3KQMMQkioSM2uQ
y9qBfZPg. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3542400/). Diakses pada tanggal
12 Maret 2015.

14

Jauhari, Ahmad, (2013). Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta : Jaya Ilmu.


Nasoetion, Andi Hakim, dkk, (1991). Pengetahuan Gizi Mutakhir Vitamin. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Uwe Grober. (2012). Mikro-nutrien; Penyelarasan Metabolik, Pencegahan dan
Terapi. Jakarta : EGC.

15

GLOSARIUM

Amiloidosis : penyakit kulit akibat penumpukan amiloid di kulit yang


sebelumnya normal tanpa ada gejala sistemik disertai gejala pruritus, dengan
bentuk papul 2-3 mm berwarna coklat, konsistensi kenyal sampai keras, dan
berbentuk kerucut. Bentuk lain adalah makula, berbatas tegas, dan berwarna
coklat keabu-abuan ataupun bentuk nodular.
Androgen : hormon steroid yang merangsang atau mengontrol perkembangan dan
pemeliharaan karakteristik laki-laki vertebrata dengan mengikat reseptor androgen
yang juga merupakan pendukung aktivitas organ seks pria dan pertumbuhan
karakteristik seks sekunder laki-laki.
Anemia hemolitik : penyakit kurang darah atau anemia yang terjadi karena
meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia megaloblastik : Anemia megaloblastik suatu keadaan yang ditandai oleh
adanya perubahan abnormal dalam pembentukan sel darah, sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian antara pematangan inti dan sitoplasma pada seluruh sel seri
myeloid dan eritorid
Antikonvulsan : sebuah obat yang mencegah atau mengurangi kejang-kejang
atau konvulsan.
Asam amino : senyawa organic, sederhana dan mengandung nitrogen yang
merupakan elemen dasar atau penyusun (building blocks) dalam rangkaian
peptide dan protein.
Asam deoksiribonukleat (DNA) : Molekul pembawa informasi genetic
molekuler dari keturunan, terdapat dalam kromosom, merupakan molekul aktif

16

secara

biologis

yang

paling

banyak

diketahui

sampai

saat

ini

dan

bertanggungjawab untuk replikasi bahan utama kehidupan.


Asam folat : merupakan vitamin larut air yang berperan sangat penting sebagai
kofaktor reaksi transfer karbon pada manusia. Asam folat terlibat dalam
metabolisme asam nukleat dan asam amino, sehingga hal tersebut sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan sel.
Asam nukleat : adalah molekul biologis yang besar penting untuk semua bentuk
kehidupan. Asam nukleat termasuk DNA dan RNA. Mereka adalah penentu
keturunan dari organisme hidup. Mereka hadir di sebagian besar sel-sel hidup baik
dalam keadaan bebas atau terikat dengan protein sebagai nucleoproteins.
Asam para amino benzoate (PABA) : struktur yang membentuk asam folat.
Asam ribonukleat (RNA) : molekul polimer yang terbentuk dari purin dan
pirimidin, yang hamper sama dengan DNA sebagai pembawa materi genetic dasar
dalam sintesis protein.
Bayi prematur : bayi yang terlahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Defisiensi : ialah menunjukkan kekurangan atau ketidakcukupan, misalnya
kekurangan unsure-unsur yang esensial bagi kesehatan.
Eksresi : proses pengeluaran atau pembuangan zat-zat sisa hasil metabolisme
tubuh. Zat-zat sisa bias berupa gas, zat cair dan zat padat.
Enterohepatik : suatu sistem yang menghubungkan antara hepar danintestinal
yang membantu proses pencernaan.
Enzim konjugase : Enzim yang komponen penyusunnya tidak hanya terdiri atas
protein.

17

Eritropoetin : hormon glikoprotein yang mengontrol proseseritropoiesis atau


produksi sel darah merah. Hormon ini dihasilkan oleh olehginjal terutama
fibroblast peritubular korteks ginjal, memiliki berat molekul 34.000. Pada orang
normal 80-90% eritropoietin di bentuk di ginjal, sisanya diproduksi di luar ginjal
(hati dan sebagainya).
Folasin : adalah salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan untuk
replikasi dan perkembangan sel, metabolism asam amino dan sintesis nukleat.
Folat eritrosit : merupakan gambaran kandungan folat selama proses pematangan
erirosit di sumsum tulang.
Folat serum : indikator jangka pendek pada status folat, mencerminkan asupan
asam folat selama beberapa hari terakhir.
Fortifikasi : Suatu proses penambahan satu atau lebih zat gizi mikro tertentu
(vitamin, mineral) pada bahan makanan. Dapat digunakan untuk meningkatkan
status gizi dan kesehatan masyarakat.
Gastritis : adalah peradangan pada lapisan lambung.
Gastrointestinal : Organ tubuh bagian dalam yang terdiri dari lambung dan usus.
Glositis : suatu kondisi yang ditandai dengan perubahan permukaan lidah yang
membengkak dan berubah warna, biasanya warna merah gelap.
Hemoglobin : zat warna dalam sel darah merah yang berguna untuk mengangkut
oksigen dan karbondioksida.
Hiperhomosistemia : tingkat tinggi homosistein dalam darah manusia. Tingkat
tinggi homocysteine membuat seseorang lebih rentan terhadap cedera endotel,
yang menyebabkan peradangan pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat

18

menyebabkan

aterosklerosis,

yang

dapat

menyebabkan

cedera

iskemi,

hyperhomocysteinemia. Karena itu merupakan faktor risiko untuk penyakit arteri


koroner.
Koenzim : Senyawa organic yang dibutuhkan untuk mengaktifkan kerja enzim,
berperan dalam mentransfergugus senyawa tertentu dari satu enzim ke lainnya.
Kofaktor : komponen enzim yang bersifat non-protein dan berfungsi
mengaktifkan enzim. Sifatnya stabil terhadap perubahan suhu atau suatu reaksi.
Metabolisme : merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan
tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat,
mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan
hidupnya. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolism
adalah peranannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Monoglutamat : akibat proses transport saturasi yang berjalan optimum pada pH
asam (sekitar 5) dengan mekanisme absorbs nonsaturable saat konsentrasi folat
intestinal melebihi 5-10 nmol/L.
Neural tube defect (NTD) : merupakan kelainan bawaan pada otak, tulang kepala,
dan sumsum tulang belakang. Kelaiann bawaan ini disebabkan oleh gangguan
pembentukan saluran saraf pusat pada periode organogenesis yaitu trisemester
pertama kehamilan terutama 28 hari pascakonsepsi.
Nukleotida : komponen dari struktur senyawa DNA, RNA, ATP, NAD, FAD atau
koenzim A yang sangat vital bagi proses biokimiawi dalam tubuh. Nukleotida
adalah nukleosida yang di dalam strukturnya (gugus tosa) berikatan dengan satu,
dua atau fosfat.

19

Preeklamsi : suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit
ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan
kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan
mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul
pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang
ditemukan pada awal masa kehamilan.
Poliglutamat : terdapat dalam makanan akan diubah menjadi monoglutamat oleh
pteroylpolyglutamat hydrolase dalam mukosa intestinal.
Prenatal : periode awal sebelum lahir adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh
sperma laki-laki sampai menjadi janin dan akhir samapi dengan waktu kelahiran
seorang individu. Masa itu pada umumnya berlangsung selama kurang lebih 9
bulan atau sekitar 280 hari.
PteGlu : pteroil glutamate, yaitu bentuk monoglutamil vitamin tersebut.
Pteridine : kondensasi antara lingkar pirimidin dan lingkar pirazin.
Radioaktif : kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil.
Reduksi : reaksi pelepasan oksigen, atau pengikatan hydrogen, atau pengikatan
elektron.
Sel mukosa : apisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan terlibat dalam
proses absorpsi dan proses sekresi. Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh
yang memiliki kontak dengan lingkungan luar, dan organ internal. Pada beberapa
bagian tubuh, membran mukosa menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang
hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan pada anus.

20

Sintesis : adalah suatu proses reaksi yang bertujuan untuk memperoleh suatu
produk , ataupun beberapa produk.
Steatorhoea : keadaan dimana feses mengandung lemak dalam jumlah yang
tinggi dan abnormal.
Termolabil : aktivitas enzim yang dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja
enzim akan lambat. Semakin tinggi suhu, reaksi kimia yang dipengaruhi enzim
semakin cepat. Namun, jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
Tiroksin : hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar Tiroid)
yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh, mengatur
metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen dan karbondioksida serta
mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.

21

LAMPIRAN

Pertanyaan :
1. Berapa kebutuhan asam folat di Indonesia? Apakah sama dengan kebutuhan
di Amerika Serikat? (Dina Aliya)
Jawab :
a. Kebutuhan asam folat di Indonesia
Wanita (g/hari)

Pria (g/hari)

19 tahun dan lebih

400

400

Kehamilan

600

Menyusui

500

Sumber : Buku Mikronutrien Tahun 2012


b. Departemen Kesehatan AS merekomendasikan semua wanita untuk
mengonsumsi asam sebesar 400 mikrogram per hari. Sementara bagi anda
yang sedang hamil, tentu kebutuhannya lebih tinggi lagi, yaitu 600
mikrogram per hari. Apalagi bagi ibu yang pernah melahirkan bayi cacat,
harus mengonsumsi asam folat minimal 1-4 miligram per hari atau 10 kali
dosis normal.
2. Apakah perkembangan mutakhir terbaru untuk ibu hamil dalam memenuhi
kebutuhan asam folat? (Andhika Sendy)
Jawab : Penemuan mutakhirnya yaitu fortifikasi asam folat pada tepung
jagung yang diteliti oleh Heather C. Hamner, et al dan dipublikasikan pada
tahun 2013 dan 2014.
Peneliti menunjukkan bahwa fortifikasi tepung jagung dengan asam folat
akan meningkatkan asupan asam folat antara penduduk AS, khususnya
Meksiko (Hamner, Heather C ,et al. 2013). Para peneliti juga menemukan
bahwa fortifikasi tepung jagung akan meningkatkan persentase wanita usia
subur. Karena program fortifikasi asam folat pada produk biji-bijian sereal
telah menunjukkan peningkatan asupan asam folat dan konsentrasi folat

22

darah, dan penurunan prevalensi cacat tabung saraf diantara penduduk AS.
(Hamner, Heather C. dan Sarah C. Tinker. 2014).
3. Apa hubungannya asam folat dengan serangan jantung dalam dosis tinggi?
(Olivia Claudya)
Jawab : Pada penyakit jantung koroner direkomendaikan mengonsumsi asam
folat sebanyak 0,4 1 mg per hari. Apabila mengkonsumsi dengan dosis
tinggi efek pada penderita jantung itu baik, karena dengan mengkonsumsi
asam folat dapat menghindarkan dari stres yang bisa menyebabkan serangan
jantung. Vitamin B dapat memperkuat performa fisik dan mental,
menggunakan hormone stres serta meningkatkan toleransi stres (Uwe
Grober, 2012).
4. Kenapa dengan kebutuhan pada wanita yang mempunyai keturunan
menderita cacat tidak menggunakan kebutuhan yang normal? (Sessylia Putri)
Jawab : Karena bila mempunyai genetik cacat biasanya akan menurun pada
calon keturunannya. Sehingga agar tidak terjadi kecacatan, lebih baik
mencegah dengan memenuhi kebutuhan folat sesuai penderita cacat.
5. Apakah faktor yang menyebabkan ekskresi asam folat? (Rizka Rossa)
Jawab : Karena asam folat merupakan vitamin larut air maka diekskresikan
melalui urin dan feses. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urin.
Faktor yang bisa menyebabkan ekskresi adalah merokok, karena merokok
dari bahan tembakau bisa menghancurkan vitamin B sehingga terjadi
peningkatan kadar homosistein (Uwe Grober, 2012).
6. Apa yang dimaksud PGA aktif dan pasif? (Melisa Tri Subekti)
Jawab : Transport aktif yaitu absorbsi yang memerlukan energi, sedangkan
pasif yaitu absorbsi difusi (menyebar dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke
daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah). PGA (Pteroyl Glutamic Acid)
adalah sekelompok ikatan organik dengan bioaktivitas asam folat.

23

7. (Pak Arya)
a. Kenapa akhir-akhir ini orang perkotaan lebih sering periksa kehamilan ke
spog? Apakah hal tersebut suatu gaya hidup, atau kebutuhan? Alasannya?
Jawab : (belum dapat)
b. Berapa dosis asam folat per semester?
Jawab: Berdasarkan Djoko Kartono, tahun 2012 dalam Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi X, kecukupan asam folat pada ibu hamil
trimester 1, 2 dan 3 untuk kecukupannya +200 mcg dari kecukupan harian
pada setiap trimester.
c. Perbedaan asam folat bahan dalam bentuk tablet/ suplemen) dan yang
berasal dari pangan? Efek dan contoh?
Jawab : Suplemen asam folat merupakan tablet yang diberikan dengan
dosis dan kandungan tertentu apabila tubuh tidak mendapatkan konsumsi
yang cukup. Sedangkan Asam folat pangan adalah asam folat yang
diperoleh dengan bahan makanan tertentu yang mengandung asam folat.
d. Bagaimana interaksi obat dengan asam folat?
Jawab : Gangguan absorbsi (misalnya dekonjugasi intestinal folat dalam
nutrisi) dan penggunaan: Asam asetilsalisilat, antacid (misalnya ranitidin),
antibiotic antikonvulsan (misalnya karbamazepin, fenitoin, pirimidon),
barbiturate, kloramfenikol, kolestiramin, kolestipol, sikloserin, furosemida
(perubahan gradient pH), isoniazid, laksatif, metformin, natrium hydrogen
karbonat, OAINS (misalnya ibuprofen, indometasin), kontrasepsi oral,
pankreatin, asam para-aminosalisilat, proguanil, sulfasalazin, kemoterapi
kanker (misalnya MTX, 5-FU) (Uwe Grober, 2012).
Asam aminosilisat : menurunkan konsentrasi plasma folat.
Inhibitor dihidrofolat reduktase : menyebabkan defisiensi folat.
Sulfalazin : menyebabkan defisiensi folat.
Fenitoin : menurunkan konsentrasi plasma folat.
(https://lovechopin.files.wordpress.com)

24

You might also like