You are on page 1of 10
‘Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal Ilniah Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENERAPAN METODA GUGUS KENDAL! MUTU DALAM MENGURANGI TINGKAT KECACATAN PADA PRODUK HAUSING Oleh: Drs. Lili Suparman, MM*) Abstrak Ketika Indonesia sudah menjadi Negara konsumen BBM fosii, maka pos ekspor menduduki harapan utama untuk menghasilkan devisa negara, hal ini sjalan dengan era globalisasi, dimana Indonesia telah meratifikasi kesepakatan WTO pada putaran terakhir di Uruguay 2005 yang lalu. Dalam era globalisasi pasar Amerika dan Eropa untuk berbagai komoditi begitu terbuka, dengan catatan bahwa bagi negara berkembang era kesejagatan (globalisasi ini dimulai pada tahun 2020, ini adalah waktu yang sangat dekat, produk hausing adalah upaya memajukan UKM (usaha kecil menengah). Efisiensi biaya-(cost) untuk suatu produk begitu harus diperhatikan, karena, kalimat upah buruh yang murah sudah tidak zamannya dimana setelah diberlakukan UU no.32/2003 tentang OTDA dan UU no.22/1999 tentang hal yang sama, maka istilah UMR (Upah Minimum Regional) telah menambah cost, maka metoda gugus kendali mutu merupakan keharusan, agar kecacatan produk dapat ditekan secara maksimal, disinilah harga pokok dapat dipersaingkan. Kata Kunci: Gugus kendali mutu, Cacat produk, Efisiensi I. Pendahuluan ada. Mutu merupakan suatu hal yang Dalam memenangkan persaingan penjualan produk di pasar, penting adanya jaminan mutu, antara standar dan etiket pada kemasan, agar tidak merugikan konsumen. A. Program Pengendalian Mutu 1.1 Pengertian Mutu Pentingnya mutu sebagai sumber penghasilan keunggulan kompetitif tidak perlu diragukan lagi. Mutu merupakan —suatu cara untuk meningkatkan keuntungan operasi dengan upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan yang sudah Projssen Sted Pircciian Ekonomi: Aanitennes: FUP Unpes ~ Berens, harus diciptakan dan dirckayasa, seria tidak terlupakan = bahwa = mutu berorientasi kepada konsumen yang berlaku sebagai salah satu penentu kelangsungan hidup perusahaan. 1,2 Pengertian Pengendalian Mutu Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri-dari pemeriksaan atau pengujian, analisa dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan. memanfaatkan kombinasi seluruh peralatan, metode dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, guna —smengendalikan 19 “Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal IImiah Pendidikan Ekonomi Aluntansi kualitas produk dengan ongkos seminimal mungkin sesuai dengan keinginan konsumen _tertentu (Feigenbaum, 1986). Kegiatan pengendalian kualitas pada dasamya terdiri dari 3 langkah, yaitu: 1. Menentukan standar 2. Memeriksa, menilai dan membandingkan dengan standar 3. Mengambil tindakan bila diperlukan, yaitu: a. Mencari penyebab timbulnya masalah b. Mencari pemecahan masalah c. Perencanaan untuk peningkatan Berupa pengembangan usaha-usaha yang berkesinambungan yang bertujuan terhadap mutu, ongkos, penampilan, keamanan dan keandalan terhadap produk yang dibuat oleh suatu ‘usaha tertentu. Pengendalian muty produk adalah proses pemeliharaan atau menjaga suatu standar yang telah ditetapkan atau disetujui pada suatu produk mulai dari tahap desain sampai penggunaan produk tersebut ditangan konsumen, sesuai dengan ketahanan pakai dan kondisi yang telah ditetapkan. 1.3 Pengendalian Mutu Terpadu Pengendalian mutu dalam suatu perusahaan suatu sistem yang terpadu adalah menetapkan standar atau batas mutu yang disesuaikan dengan jumlah produk dan efisien produk nyata yang mencakup batas penerimaan barang- barang yang akan diproses maupun hasil proses. Pression Sto Prrelihan Elonons Alontenns: DP Usps ~ Barclong B. Langkab-langkah Pengendalian Mutu Agar kualitas suatu produk tetap terjaga, maka perlu dilakukan suatu metode atau langkah-langkah dalam pengendalian proses, dimana metode ini sampai sekarang masih digunakan dengan pendekatan berdasarkan pola daur deming, yang — mempunyai langkeh-langkah pengerjaan sebagai berikut: 1. Plax (Rencanakan) Akan sangat menyulitkan bagi kita untuk mengetahui adanya penyimpangan, apabila dari semula tidak diketa hui apa yang dijadikan sasaran. Bahkan dapat saja dikatakan tidak ada penyimpangan karena memang tidak ada sasaran yang jelas. Sasaran merupakan bagian dari rencana yang menjelaskan secara kuantitatif tentang apa yang akan dicapai, schingga akan jelas bagi pelaksana seberapa besar hasil yang harus dicapai dan merupakan pernyaizan yang terukur tentang apa yang mampu dicapai selama kegiatan berlangsung. © 2 Do (Laksanakan) Sasaran dengan cara ini harus dimengerti oleh pelaksana agar tidak terjadi salah penafsiran. Peran serta pimpinan sangat diperlukan dalam memberikan Jatihan maupun pengerahan bagi pelaksana, agar penerapan selaras dengan rencana. 3. Check (Periksa) Pimpinan tidak hanya memberikan perintah dan melakukan program latihan pada bawahan, tetapi juga 20 “Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal Ilmiah Pendidilar Ekonomi Atuntansi bertanggung jawab memeriksa hasil kerja. Masalah itu timbul apabila ada satu penyimpangan dari standar yang berarti merangsang kita untuk melakukan tindakan. Masalah dapat dipecahkan menjadi dua yaitu: a. Masalah yang sebabnya sudah diketahui b. Masalah yang analisis sebab akibat 4. Action (Tindakan Koreksi) Tindakan koreksi dilakukan tidak sekedar usaha ‘untuk memperkecil akibat, tetapi juga berusaha mengatasi penyebab timbulnya masalah, dengan tindakan koreksi diharapkan adanya peningkatan prestasi kerja sehingga dapat mengarah kearah kemajuan. Hal- hal yang sudah diperbaiki dilakukan penelitian ulang agar dapat dibuat suatu standar baru dari kondisi yang sudah dicapai. B. Total Quality Control (TQC) 1.1 Pengertian Total Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) Pengertian Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintregasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan petbaikan kualitas atay mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi, schingga meningkatkan — produktivitas dan pelayanan ketingkat yang paling harmonis yang menimbulkan kepuasan semua pelanggan (H. Malayu, S.P. Hasibuan, 2000). Tujuan dari pelaksanaan TQC adalah untuk mencapai kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien, membutuhkan Prope Stadt Pendidiban Elonem Ahentions FID Unpas ~ Bendong memperbaiki hubungan manusia serta mutu barang atau jasa, peningkatan moral, prakarsa, dan -peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha (H. Malayu, S.P. Hasibuan, 2000). Adapun manfaat dari pelaksanaan TQC adalah: a, Bagi Karyawan 1) Meningkatkan kemampuan karyawan dalam __melihat, mengenali permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan 2) Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi di dalam kegiatan di dalam kegiatan kelompok kerja 3) Membiasakan berpikir secara analisis dengan menggunakan teknik-teknik Quality Conirol 4) Peningkatan daya kreativitas 5) Peningkatan kepercayaan diri b. Bagi Perusahaan 1) Pengembangan melalui akumulasi gagasan perbaikan 2) Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan 3) Memperbaiki hubungan perusahaan dengan karyawatt 4) Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan c. Bagi Konsumen 1) Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik 2) Konsumen akan mendapatkan kepuasan dalam barang atau jasa tersebut perusahaan gagasan- 21 PROFITABILITAS: Jurnal Imiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi 3) Konsumen _ akan’ “memperoleh barang atau jasa yang memenuhi ~ -kesehatan dan keselamatari © 4).,.Konsumen akan = ménerima barang sesuai dengan pesanannya . Langkab-langkah =” dalam Pengendalian Mutu Terpadu rac) Dalam konsep manajemen, TQC selain bertujuan mengendalikan mutu produk, juga termasuk usaha perbaikan struktur dan manajemen organsisasi. TQC dapat dilakukan —_ dengan mengikuti siklus deming (PDCA) dan mempertimbangkan urusan manajemen (6M) dalam ~—seluruh ~ bagian dilingkungan organisasi. Pelaksanaan TQC harus juga memperhatikan produk, konsumen dan organisasi perusahaan. Jadi langkah-langkah penerapin TQC sebagai berikut: Seluruh sumber daya manusia yang turut serta dalam proses kegiatan (manajerial dan operasional) harus dimengerti dan menghayati arti TQC, mampu, bermentalitas baik, bertanggung jawab sepenuhnya tethadap penyelesaian pekerjaannya b.. TQC atau PMT sebagai totalitas pengendalian terhadap mutu produk secara ‘bertahap dan merupakan rangkaian suatu proses diharuskan’ agar setiap kelompok kerja (sub sistem) bekerja benar dalam rangkaian terpadu dari gugus kendali mutu tersebut Preguiom Std: Periiten Chomen Alewtinos: FED Urges - Beary oy *Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 Seluruh mata rantai dalam sub sistem harus mampu bekerja efisien dan efektif dengan didukung sikap mental positif dari setiap individu anggota. Sikap mental positif adalah kesediaan untuk bekerja produktif dalam suatu: tim spirit kerjasama yang . kuat, untuk mencapai mutu tinggi |. Sarana, prasarana, dan Singkungan kerja fiarus. mendnkung pelaksanaan;; pengendalian. ‘muta terpadu (PMT). :Setiap individu karyawan harus mengetahui dan berpattisipasi dalam mengerjakan pekerjaan secara benar, sehingga barang atau jasa yang dihasilkan bermutu tinggi Sasaran Penerapan dan Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) Pada bagian _—implementasi pengendalian mutu terpadu (TQC) hal- hal yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. 2 Pengembangan suatu sistem dan praktek manajemen memerlukan suatu proses perubahan mentalitas . Proses pertumbuhan tersebut lebih banyak ditekankan pada perubahan tingkah laku manusia Proses TQC memerlukan waktu dan perhatian manajemen . Mengetahui bagaimana cara mendorong dan mengelola proses perubahan III. Jenis Pengendalian Kualitas Secara umum jenis pengendalian kualitas sebagai bagian dari pengendalian kualitas yang 22 “Volume 2*Nomor 3*Januari 2008, PROFITABILITAS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Aluntansi berkesinambungan dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Preventive Control Pengendalian kualitas jenis ini dilaksanakan. pada awal proses dan dimaksudkan untuk menjamin agar proses dapat berjalan dengan lancar. Pemeriksaan bahan dari pemasck juga termasuk dalam jenis ini. 2. Monitoring Control Pengendalian —kualitas ini dilaksanakan pada waktu proses berfangsung dan dimaksudkan agar hasil akhir sesuai dengan spesifikasi yang diterapkan. Untuk itu setiap bagian dari proses harus diikuti serta diawasi_ dan pengendalian kualitas di setiap bagian harus diikuti serta diawasi dan pengendalian kualitas di setiap bagian harus berhubungan satu sama lainnya. 3. Repressive Control Pengendalian kualitas jenis ini jika seluruh kegiatan proses produksi telah selesai dilakukan. Yang termasuk jenis ini adalah pengewasan kualitas produk akhir. Karena pengendalian —_kualitas selama proses produksi tidak dapat menjamin bahwa tidak ada produk yang tidak memenuhi standar. IV. Teknik-teknik Pengendalian Kualitas L.1 Inspeksi Inspeksi adalah kegiatan penerapan kualitas yang utama yang harus dilakukan setiap waktu. Produk harus Preguaom Sie Pendiikan Ekorons: Alanine: FRIP Uogas ~ Berd, selalu diperiksa agar sesuai dengan standar kualitas yang diterapkan agar satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan sehingga _perusahaan dapat menghemat berbagai biaya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen, dalam inspeksi: a. Kegunaan dari produk yang dihasilkan b. Bagian dari proses _produkasi dimana inspeksi perlu dilakukan c. Orang yang melakukan inspeksi d. Sistem yang akan digunakan untuk menentukan pemeriksaan, jumlah sampel yang hatus diambil sehingga keseluruhan _ inspeksi dapat memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan suatu produk. Tujuan utama dari inspeksi ini adalah penerimaan produk, yaitu menempatkan produk _ berdasarkan kualitasnya. Penempatan ini melibatkan tiga keputusan yaitu: a. Keputusan mengenai kesesuaian Untuk mengambil keputusan ini, operator produksi harus di organisir serta dilatih untuk memakami setiap produk, standar dan peralatan yang digunakan. Mereka diberi kepuasan untuk —menentukan apakah suatu produk diterima atau tidak. b. Keputusan bahwa produk mempunyai kemampuan untuk digunakan pada produk yang tidak sesuai dengan . spesifikasi yang ditetapkan, pertanyaan akan timbul 23 *Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal iImiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi apakah produk yang mempunyai kemampuan untuk digunakan. c. Keputusan yang berhubungan dengan komunikasi Inspeksi tidak hanya membuat keputusan akan produk yang bersangkutan, tetapi juga membangkitkan data yang dapat diolah menjadi informasi yang penting bagi berbagai tujuan. Sumber informasi ini adalah keputusan mengenai kesesuaian dan kemampuan untuk digunakan. Inspeksi harus bersifat pencegahan, bukan hanya mencari komponen yang tidak memenuhi standar. Tujuannya adalah untuk menghentikan pembuatan kKomponen-komponen yang — rusak. Kegiatan ini memerlukan tenaga kerja yang melakukan pemeriksaan yang lalu bertugas untuk melaporkan _hasil pemeriksaannya kepada manajer agar para manajer dapat merencanakan tindakan perbaikan. Apabila inspeksi yang dilakukan digunakan untuk menyaring produk berdasarkan standar kualitas, sering dijumpai bahwa _ setiap produk diperiksa dalam suatu usaha untuk mencegah produk yang rusak jatuh ke tangan konsumen, atau dengan kata lain dilakukan pemeriksaan dengan inspeksi 100%. Walaupun telah dilakukan — pemeriksaan 100% seringkali masih ada produk-yang lolos dari 100%. Hal ini disebabkan oleh petugas pemeriksaan yang cenderung monoton dan membosankan. Inspeksi pada tahap masukan perlu untuk menjamin adanya kualitas bahan Pregaten Siok Penhan Ekonom: Aantinns: FED Unpan - Bandong yang baik. Bahan yang mungkin akan dikembalikan ke pemasok, dibuang. Jika inspeksi pada tahap ini berfungsi dengan baik maka perusahaan akan mampu mengurangi masalah pada proses produksi dan menghemat biaya. Inspeksi pada proses _berarti memeriksa bagaimana -proses itu bekerja. Dua tujuan yang berbeda terlihat' disini. Yang pertama ada kemungkinan penggunaan informasi mengatur proses dan mengurangi produk yang buruk dan memilih atau mengembalikan bagian-bagian untuk diproses ulang sebelum _ biaya pemrosesan itu terjadi. Inspeksi- pada keluaran perlu dilakukan untuk mengurangi biaya resiko lolosnya produk dengan kualitas yang buruk ke tangan konsumen. Jika jaminan akan produk baik dapat tercapai, perusahaan akan mempunyai kekuatan untuk melawan kelulian dari konsumen. V. Pengendalian Kualitas Secara Statistik Statistik (SQC) menerapkan teori probabilitas dalam pengujian dan pemeriksaan sampel. SQC merupakan metode untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil pemeriksaan terhadap. sampel dalam kegiatan pengendalian kualitas produk. SQC dilakukan dengan pengambilan sampel dari populasi dan menarik kesimpulan berdasarkan karakteristik yang ada pada sampel tersebut secara statistik. Pengambilan sampel ini mengandung —resiko _terjadinya 24 *Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal Iniah Pendidikan Ekonomi Akuntansi kemungkinan bahwa satu sampel tidak mempunyai karakteristik-karakteristik sama secara tepat sebagai keseluruhan. SQC berkenaan dengan sampel-sampel dan reabilitasnya sebagai indikator karaktersitik produk —_keseluruhan. Pemerikasaan pada sampel didasarkan atas metode sampling sehingga dapat menekan biaya pemeriksaan. Tujuan SQC adalah untuk menunjukan tingkat reabilitas sampel dan bagaimana mengawasi resiko. Hal ini memunkinkan para manajer untuk membuat keputusan apakah akan menaggung biaya akibat banyaknya produk yang rusak dan menghemat biaya inspeksi, atau sebaliknya. SQC juga membantu pengawasan pemprosesan melalui pemberian peringatan pada para manajer jika mesin-mesin memerlukan beberapa penyesusaian. SQC dapat digunakan pada pengendalian kualifas secara preventif yaitu dengan mengendalikan kualitas bahan dan mengendalikan pembuatan produk itu sendiri. VI.Masalah pokok Kegiatan Gugus Kendali Mutu (TQC) Untuk terlaksananya kegiatan ini, maka diperlukan suatu patokan untuk melaksanakannya agar tidak jauh menyimpang dari target yang akan dicapai yaitu dengan adanya masalah pokok kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun masalah pokok yang harus diatasi untuk tercapainya sasaran adalah sebagai menyangkut tentang: a. Sebagai pengembangan diri Props Stake Pacer Ekonomi Abenienns: FUP Unges ~ Readers b. Kegiatan sukarela c. Kegiatan bersifat kelompok bukan pribadi d. Menerapkan Total Quality Control dengan bantuan metode-metode statistik sederhana seperti Diagram Pareto, Check Sheet, Histogram, Control Chart, Diagrain Pencar dan sebagainya. : e. Permasalahan yang dibahas berpijak pada tempat kerja masing- masing f. Kegiatan gugus kendali mutu dilakukan secara berlanjut g. Kegiatan ini akan menghasilkan dilaksanakan —_secara pengembangan bersama. (kelompok) dan bukan pengembangan sendiri-sendiri (pribadi) h. Kegiatan gugus kendali mutu menuntut kreativitas kelompok i. Pokok-pokok kegiatan —gugus. kendali mutu lainnya menyangkut keadaan. mutu, menemukan masalah yang penting dan mendesak sera. mengadakan perbaikan-perbaikan sistem yang sudah ada VII. Penutup Untuk = mengatasi_—s masalah pokok TQC dapat diatasi dengan efektif dan mengefesienkan alat dan sarana gugus kendali mutu yang dalam penerapan teknik gugus kendali rautu terdapat tujuh alat yang akan dipergunakan dalam QC, dan harus difaksanakan dengan sebaik-baiknya, yaitu: 25 PROF'TABILITAS: Jhurnal Imiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi A. Data Tertulis Te Prete Stade Pndein Ehren Mentos: FU Urges ~ Bandang Check Sheet (Lembar Periksa) Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana sehingga menghindari kesalahan- kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data tersebut. Umumnya Check Sheet ini berisi perfanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat cukup memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia. . Histogram Merupakan diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa karakteristik mut. Histogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih dahalu tabel frekwensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan statistik, © baru keimudian memplot data kedalam Histrogram. . Diagram Pareto Suatu diagram atau grafik yang menjelaskan hirarki dari masalah- masalah yang timbul, sehingga berfungsi untuk — menentukan prioritas . penyelesaian masalah, Urutan-urutan prioritas perbaikan untuk mengatasi petmasalahan dapat dilakukan dengan memulai pada masalah dominan yang diperoleh dari diagram pareto ini. Setelah diadakan perbaikan dapat dibuat diagram pareto baru membandingkan kondisi sebelumnya. “Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 4. Diagram Sebab Akibat (Cause- Ffect Diagram) Merupakan suatu diagram yang digunakan .untuk mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah tersebut. . Stratifikasi Merupakan suatu usaha untuk mengelompokan kumpulan data (data kerusakan, phenomena, sebab-sebab, dsb) —_kedalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama. . Diagram Tebar (Scatter Diagram) Suatu diagram yang menggambatkan hubungan antara dua faktor dengan memplot data dari kedua faktor tersebut pada suatu grafik. Dengan diagram ini kita dapat menentukan korelasi antara suatu sebab dengan akibatnya. . Grafik dan Peta Kendali (Graph and Control Chart) Grafik adalah suatu _bentuk penyajian data yang terdiri dari garis-garis yang menghubungkan dua besardh tettentu. Grafik terdiri dari tiga jenis yaitu: a. Gatis (Line Graph) b. Batang (Bar Graph) c. Lingkatan (Circle Graph) Peta kettlali adalah suatu bentuk grafik dengan batasan-batasan yang berguna dalam pengembalian pengendalian muru secara statistik. menetapkan keputusan dalam “Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi B. AlatPefigendali Kualitas Alat-alat_ pengendali. dalam lingkungan pengawasan secara statistik umumnya diterapkan dalam dua teknik, yaitu: 1, Peta Kontrol (Control Chart) Peta ini adalah suatu diagram yang menunjukkan batas-batas dimana hasil pengamatan masih dapat ditolelir dengan tertentu yang menjamin bahwa proses produksi masih berada dalam keadaan baik. Adapun anatomi peta ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini: Karakteristik Mutu a xD AQ AD Gambar 2.1 Peta Peta ini terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Peta Kontrol Variabel Digunakan untuk mengendalikan karakteristik mutu yang diukur seperti dimensi (berat, panjang, volume, besamya, tegangan, dan lain-lain). Yang termasuk peta kontrol variabel adalah: a. PetaX b. PetaR c. Petar Prager Studs Pdiitan EkonanAenitness FED Uopat ~ Beodng 2. Peta kontrol Atribut Digunakan untuk mengendalikan karakteristik-karakteristik untuk yang tidak terukur misalnya warna, baik, buruk, dan lain sebagainya. ‘Yang termasuk peta kontrol atribut ini adalah: a. Peta P : digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan presentase jumlah produk yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi atau untuk peta kontrol dengan bagian (persentase) yang tidak memenuhi syarat atau gagal (defect). b. Peta np : digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan presentase jumlah produk yang ditolak atau banyak butir yang tidak sesuai. Proses perhitungan tidak berdasarkan pada _persentase produk cacat tetapi pada jumlah produk cacat. c. Peta c¢ digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan jumlah tidak kesesuaian yang ada dalam sub grup (biasanya merupakan sata unit dengan catatan : ukuran sub grup konstan dan aksistensi_ ketidaksesuaian telatif sama). d. Peta ou digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan jumlah ketidaksesuaian yang ada dalam satu unit pemeriksaan (biasanya jumiah sub grup tidak konstan dan eksis _tensi ketidaksesuaian tidak seragam). 27 *Volume 2*Nomor 3*Januari 2008 PROFITABILITAS: Jurnal Il:niah Pendidikan Ekonomi Akuntansi 3. Sampling Penerimean Bila teknik peta kontrol digunakan untuk mengendalikan sisi proses, maka teknik sampling —_penerimaan dimanfaatkan untuk mengendalikan sistem produksi pada sisi masukan (input) dan keluaran (output). Secara umum penerapan teknik ini hadir karena adanya kesulitan dalam menerima atau menolak objek atau karakteristik mutu bila setiap pemeriksaan mutu tertentu harus dilakukan dibawah pemeriksaan mutu tertentu harus dilakukan dibawah pemeriksaan ketat (pengawasan 100%). Sehingga dengan teknik ini dapat diterapkan keputusan yang tepat, tidak memakan waktu, biaya, tenaga, dan pethatian. Teknik ini mendasari keputusannya dengan cara melakukan pengambilan sampel atau hanya memeriksa sebagian dari objek diamati sehingga dengan usaha ini dapat dihasilkan keputusan menerima atau menolak semua mutu objek yang diamati. Teknik pengawasan mutu ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu: a. Rencana sampling atribud dengan sasarannya mengendalikan karakteristik mutu tidak terukur, jenisnya: 1. Rencana Sampling Tunggal *) Dosen tetap FIP Unpas Pragason Stak Pench Ekewom: Aenstiness FLIP Urges » Rerdong 2. Rencana Sampling Ganda. 3. Rencana Sampling Jamak* b. Rencana sampling _variabel digunakan untuk mengendalikan mmutu bersifat terukur. Demikian pentingnya TQC dalam produk hausing yaitu produk yang dibasilkan oleh produsen hausing yaitu produk yang dihasilkan oleh produsen hausing dalam mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah). Daftar Pustaka Feigenbaum, A.V (1986), Total Quality Control, Mec Graw-Hill Book Company, New York Heryono, E dan B.N. Marbun (1990), Pengendalian Mutu Terpadu, PT. Remaja Rosdahary, Bandung Eugene L. Grant, Ricard § Leavenworth (1991), Pengendalian Mutu Statistik, Edisi Keenam Jilid 1 Erlangga Sik Leung Chiu, Jony.,et.al (1992), Gugus Kendali Mutu, PT. Bumi Aksara Mizuno Shgera (1994), Pengendalian Mutu Perusahaan Secara Menyeluruh, Jilid 1 Pt. Remaja Rosdakarya 28

You might also like