Professional Documents
Culture Documents
Anestesia Umum
Disusun Oleh:
Tim Farmakologi FK Unsoed
Asisten Farmakologi 2010 - Asisten Farmakologi 2011 - Asisten Farmakologi 2012
Asisten Farmakologi 2013 :
ANESTESI UMUM
B. TAHAP-TAHAP ANESTESI
1. Stadium analgesia/Cisorientasi
Stadium ini dimulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran. stadium ini
pasien tidak lagi merasakan nyeri (analgesia), tetapi masih sadar dan dapat
mengikuti perintah. Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya
refleks bulu mata. Pada stadium ini biasa dilakukan tindakan pembedahan
ringan.
2. Stadium eksitasi/delirium
Dimulai dari hilangnya kesadaran sampai munculnya pernafasan yang
teratur. Pada stadium ini pasien seringkali mengalami delirium dan eksitasi.
Pernafasan menjadi tidak teratur dan timbul gerakan-gerakan tidak teratur,
serta bisa mual dan muntah bila dirangsang. Oleh karena itu stadium ini
harus diusahakan cepat dilalui. Akhir stadium ini adalah kembalinya
pernafasan yang teratur.
3. Stadium operasi
Diawali dengan pernafasan regular yang teratur dan berlanjut hingga
terhentinya pernafasan spontan (Apnea). Dibagi dalam 4 plana, yaitu:
a. Plana 1
Contoh
2. Sedatif barbiturat
Fungsi
: Menimbulkan sedasi.
Contoh
3. Benzodiazepin
Contoh
Fungsi
Contoh
5. Neuroleptik
Fungsi
Contoh
D. ANESTESI UMUM
1. Anestesi intravena
a. Onset lebih cepat.
b. Lebih menyenangkan untuk pasien.
c. Diberikan secara IV.
d. Terdiri
dari
golongan:
barbiturat
(tiopental,
metoheksital),
pemulihan
cepat,
proteksi
terhadap
syok,
jarang
6. OBAT ANESTESI IV
Adalah obat yang diberikan melalui jalur IV, baik yang berefek hipnotik
atau analgesik maupun pelumpuh otot. Terdistribusi dalam sirkulasi dan
diedarkan ke organ target. Obat anestesi IV yang ideal belum bisa
ditemukan.
7. PROPOFOL
Dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik
dengan kepekatan 1 %. Suntikan IV sering menyebabkan nyeri, sehingga
beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg IV.
Pengenceran propofol hanya boleh dengan dextrosa 5%, pada manula dosis
dikurangi, pada anak < 3 tahun dan bumil tidak dianjurkan.
8.
F. METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass 100cc
b. Kapas
c. Kertas selofan
d. Spuit tuberkulin
e. Ketamin
f.
Eter
g.
Propofol
2. Hewan Percobaan
Rattus novergicus
3. Rencana Kerja
a. Tandai tiap beaker glass dengan nama atau kode obat yang akan
digunakan
b. Pada masing-masing dasar beaker glass diletakkan kapas yang sesuai
dengan diameternya, kemudian masukkan seekor heewan coba ke dalam
masing-masing beaker glass
c. Perhatikan dan catat tingkah laku, respirasi setiap hewan coba. Setelah
itu tutup rapat masing-masing beaker glass denagn kertas selofan.
d. Beaker glass pertama yang berisi seekor tikus diperlakukan sebagai
kontrol
e. Beaker glass kedua di injeksikan satu jenis obat anestesi umum secara
IV sesuai dosis
f. Beaker glass ke tiga dan keempat melalui kertas selofan disuntikan obat
anestesi umum (eter dna ketamin) sesuai dosis
g. perhatikan dan catat tanda-tanda perubahan tingkah laku dan pernafasan
keempat hewan coba setiap 5 menit hingga 15 menit dan dibandingkan
dengan kontrol.
h. Catat waktu terjadinya saat memasuki tahap2 anestesi
i. Naikkan dosis hingga hewan coba memasuki fase end state paralytic,
catat waktu dan dosis yang digunakan.