You are on page 1of 6

Muhammad Fachreza

201360247

Paket Kebijakan ekonomi September 1 2015


1. Mendorong Daya Saing Industri Nasional
Pemerintah akan fokus melakukan deregulasi, debirokratisasi,
penegakan hukum, dan kepastian usaha.
Ada 89 peraturan yang dirombak dari 154 peraturan, sehingga ini bisa
menghilangkan duplikasi, dan memangkas peraturan yang tidak relevan
dan menghambat daya saing
Untuk mendorong daya saing industri nasional ini, pemerintah juga
sudah menyiapkan 17 rancangan peraturan pemerintah yang akan
memperbaiki prosedur perizinan dan peningkatan kualitas layanan.
Khusus sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), tingkat
suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) telah dipangkas dari 22 persen 23 persen menjadi 12 persen.
2. Mempercepat Proyek Strategis Nasional
Caranya dengan menghilangkan beberapa hambatan, antara lain
penyederhanaan izin, penyelesaian tata ruang, serta percepatan
pengadaan barang dan jasa.

Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

Pemerintah akan terus menggerakkan mesin pertumbuhan dengan


mendorong percepatan belanja melalui peningkatan daya serap
anggaran dan juga melakukan langkah-langkah penguatan neraca
pembayaran.
3. Meningkatkan Investasi Sektor Properti
Pemerintah mendorong kebijakan khusus rumah untuk masyarakat
berpenghasilan rendah.
Menurut Presiden Jokowi, paket ekonomi ini bertujuan untuk
menggerakkan setor riil.

Program Paket Kebijakan September 2015


1. Penguatan pembiayan ekspor melalui National Interest Account.

Analisa: program ini sangatlah baik karena akan membantu menjaga likuiditas
keuangan perusahaan pelaku ekspor yang mengalami dampak pelemahan ekonomi
global, yang berpotensi menurunkan produktivitas dan kuantitas tenaga kerja.
Sehingga diharapkan program ini akan dapat memperbaiki/meningkatkan neraca
perdagangan indonesia secara bertahap.

2. Penetapan harga gas untuk industri tertentu di dalam negeri.

Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

Analisa: Program ini baik karena akan dapat menciptakan harga gas yang lebih
kompetitif, dan berdampak langsung pada efisiensi, daya saing industri,
meningkatnya produktivitas industri pengguna gas.
Selain itu mendongkrak utilitas pabrik-pabrik, memperbanyak lapangan kerja, dan
bertambahnya pendapatan negara. Meskipun penurunan harga gas akan
mengakibatkan menurunnya penerimaan negara yang berasal dari penjualan gas,
namun, dampak positif dari kebijakan ini lebih besar karena menggerakkan
perekonomian nasional.

3. Kebijakan pengembangan kawasan industri.


Analisa: Paket kebijakan ekonomi ini akan berdampak pada pengembangan

kawasan industri yang akan lebih menyebar, tidak hanya terpusat di Jawa. Daerahdaerah sumber bahan baku juga makin berkembang karena proses hilirisasi
dilakukan di daerah setempat, namun dengan adanya program ini pemerintah di
tuntut untuk lebih meningkatkan infrastruktur-infrastruktur seperti pelabuhan dan
jalan tol sehingga dibutuhkan modal yang tidak sedikit yang akan sulit di dapat di
kondisi krisis seperti ini dimana kestabilan ekonomi indonesia masih
dipertanyakan oleh para investor.
4. Kebijakan memperkuat fungsi ekonomi koperasi.
Analisa: Dengan adanya program ini diharapkan koperasi tidak lagi rancu

fungsinya antara fungsi ekonomi dan fungsi sosial, tapi berubah dengan kuatnya
ekonomi koperasi menjadi mitra usaha mikro kecil dan menengah di daerah.
Meningkatnya kemampuan permodalan dan keuangan koperasi untuk
pengembangan usahanya sebagai sumber pembiayaan masyarakat menjadi trading
house dalam mendukung usaha mikro kecil dan menengah untuk memproduksi
barang-barang kebutuhan masyarakat, industri, dan ekspor, termasuk menciptakan
produk-produk ekspor ekonomi kreatif yang mampu bersaing di pasar lokal,
nasional maupun global.

Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

5. Kebijakan simplikasi perijinan perdagangan.


Analisa: Kebijakan ini diharapkan dapat memangkas peraturan peraturan yang selama ini
dianggap memperlambat proses perdagangan di indonesia seingga akan dapat
memperlancar proses pertukaran barang dan jasa yang akan meningkatkan arus kas
didalam negri, namun kebijakan ini harus serius diperhatikan agar kebijakan ini tidak
malah mengurangi tingat keamanan proses perdagangan tersebut sehingga dapat
mengakibatkan munculnya koruptor atau tindakan kriminal yang memanfaatkan
longgarnya peraturan-peraturan tersebut.

6. Kebijakan simplifikasi visa kunjungan dan aturan pariwisata.


Analisa:kebijakan ini tidaklah akan berdampak secara langsung terhadap perekonomian
indonesia karena pariwisata bukanlah sumber utama devisa negara indonesia. Namun
mungkin saja dengan adanya kebijakan ini akan terjadi peningkatan nilai tukar rupiah
yang bersumber dari meningkatnya kunjungan wisatawan asing ke indonesia.

7. Kebijakan elpiji untuk nelayan. Adanya konverter yang mengefisienkan


penggunaan biaya yang digunakan oleh nelayan.
Analisa: Kebijakan ini sangatlah baik untuk penerapan jangka panjang karena akan dapat
meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan pengurangan biaya yang mereka
keluarkan, namaun pemerintah harus benar benar siap untuk menyediakan elpiji tersebut
sehingga tidak terjadi kelangkaan seperti halnya denggan bensin. Pemerintah juga dalam
penerapan kebijakan ini harus memperhatikan segi keamanan yang ada karena mengingat
kebijakan elpiji rumah tangga masa lalu banyak kejadian kecelakan karena kesalahan
penggunan perangkat elpiji tersebut, jadi pemerintah perlu juga melakukan sosialisasi
yang memadai kepada para nelayan agar hal hal yang tidak diinginkan tidaklah terjadi.
8. Stabilitas harga komiditi pangan, khususnya daging sapi.
Analisa: Kebijakan perluasan impor sapi meskipun dapat membantu menstabilkan harga
sapi dan menghasilkan harga sapi yang lebih murah kebijakan ini tidak akan benar benar
Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

menyelesaikan masalah kelangkaan atau tingginya harga komoditi itu, karena seharusnya
pemerintah berusaha lebih agar dapat mengurangi kuantitas impor komoditi pangan dan
meningkatkan produksi dalam negeri komoditi tersebut sehingga tidak terus bergantung
dengan ketersediaan impor.

9. Melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan menggerakkan ekonomi


pedesaan. Program ini dilakukan dengan percepatan pencairan Dana Desa, serta
mengarahkan penggunaan dari Dana Desa.
Analisa: implementasi program penyaluran dana desa selain membawa angin segar juga
mengandung potensi risiko yang tidak kecil. Potensi risiko yang terlihat saat ini pada
aspek administratif dan konflik sosial. Sebagai contoh, selama ini pemerintah desa belum
terbiasa dalam melakukan penatausahaan dan pengelolaan dana dari APBN. Pengelolaan
dana tersebut membutuhkan keahlian dan keterampilan tertentu. Ketidaktertiban dalam
penatausahaan pengelolaan Dana Desa memberikan risiko kemungkinan adanya tindak
koruptif dalam pengelolaan keuangan desa.
Menteri mengatakan bagi kabupaten atau kota yang tidak memberikan alokasi Dana Desa
tersebut, pemerintah dapat melakukan penundaan dan atau pemotongan sebesar alokasi
dana perimbangan setelah dikurangi dana alokasi khusus (DAK) yang seharusnya
disalurkan ke desa. Kondisi itu dapat memunculkan konflik sosial antara masyarakat
dengan pemerintah desa, antarperangkat desa dan antara pemerintah desa dengan
pemerintah daerah.
Belum lagi, terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di desa dalam
mengelola kucuran Dana Desa tersebut secara bersama-sama di 72.944 desa. Ia
menyebutkan pengelolaan dana itu membutuhkan kesiapsiagaan dan kerja sama semua
pihak untuk mengawal implementasinya

10. Pemberian Raskin atau Beras Kesejahteran untuk bulan ke-13 dan ke-14.
Analisa: Program ini kurang baik karena meskipun akan dapat membantu masyarakat
dalam jangka pendek program ini tidak akan mampu membantu masyarakat dalam jangka

Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

panjang dan justru akan membuat masyarakat menjadi kurang kreatif dan menimbulkan
sifat mengemis kepada masayarakat.
Source:
http://www.monexnews.com/world-economy/pemerintah-perkuat-pembiayaan-ekspor-melalui-nationalinterest-account.htm
http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2015/09/10/41187/21/21/Kebijakan-Penetapan-HargaGas-untuk-Industri-Disambut-Baik-Pelaku-Usaha
http://www.rappler.com/indonesia/105494-menteri-perindustrian-paket-ekonomi-hilirisasi-industri
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=9747&Itemid=55
http://detakjateng.com/berita/menteri-penyaluran-dana-desa-penuh-risiko-302.html

Trisakti School of Management

Perekonomian Indonesia
Selasa 18.30-21.00

You might also like