Professional Documents
Culture Documents
Oleh; BAEHAQI*
Sejauh mata memandang, dari pagi hari hingga malam hari, kepadatan
jalan raya membuat suasana jalanan ramai dengan klakson dan deru mesin
kendaraan. Susul menyusul, saling mendahului dan bahkan saling bersenggolan
antar kendaraan terasa sulit dihindari, bahkan tidak jarang semua kejadian itu
berujung pada kepolisian dan pengadiilan. Gambaran ini tidak melukiskan secara
utuh fenomena jalan raya masa kini, keadaan sesungguhnya mungkin lebih
dramatis.
Tipikal pengendara di jalan raya sangatlah beragam, dari yang bertipikal
amatir, bertipikal berpengalaman, hingga pengendara bertipikal mahir dan
profesonal. Tipe yang terakhir lebih identik dengan pengendara dalam dunia sport
semisal balap motor (GP) dan balap mobil (F1). Dua tipikal pengendara ini
(amatir dan berpengalaman) yang sering ditemukan di jalan raya, keduanya sering
bahkan melulu berharap satu dan lainnya untuk saling mengerti. Bagi pengendara
amatir, rasa maklum diharapkan dari pengendara berpengalaman atas gaya nya
memacu kendaraan. Sebaliknya pengendara berpengalaman berharap, pengendara
amatir bisa memberi ruang gerak agar laju kendaraan tidak terganggu. Harapanharapan tersebut terkomunikasikan hanya melalui bahasa tubuh atau bahasa gerak
berkendara.
Antara pengendara amatir dan pengendara berpengalaman keduanya bisa
saja berperilaku sama di jalan raya, pengendara amatir bisa bersikap seperti
pengendara berpengalaman karena mengalah dan atau memberi ruang gerak
Tetapi mungkin, persoalan jalan raya yang sangat beragam itu dapat diatasi
secara bersama-sama jika; (a) pemerintah bersama legislatif, aparat kepolisian dan
dinas terkait membentuk forum/lembaga untuk mengkaji, menganalisis serta
mencari formula penanggulangan kepadatan jalan raya untuk 20 tahun ke depan,
sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak terkesan tergesagesa; (b)
Menggunakan langkah ekstrem dalam menegakkan peraturan berlalu lintas,
sehingga tidak lagi ditemui pengendara yang parkir dan berhenti di sembarang
tempat, kendaraan yang menerobos lampu lalu lintas, pengendara yang berjalan
diluar batas garis jalan, pengendara yang tidak memosisikan kendaraannya sesuai
ketentuan, dan (c) menempatkan lahar pasar (buah-buahan dan sayur mayur),
sarana wisata kuliner dan terminal, diluar jalan raya yang ramai dilalui
pengendara.
Langkah berikutnya yang dirasa perlu segera dibenahi adalah; membuat
mulus jalan sehingga tidak nampak lagi jalan yang bolong, jalan yang retak, jalan
yang bergelombang, jalan yang dipenuhi kerikil dan jalan yang ada polisi tidur
nya. Sambil kemudian menegakkan disiplin berlalu lintas tanpa syarat, disini
peran kepolisian dan dinas perhubungan sangatlah vital.
Dasar-dasar tulisan ini merujuk kepada; (a) Undang-Undang Nomor. 14
tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 24 bahwa setiap orang
yang menggunakan jalan diwajibkan berperilaku tertib; (b) Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang lalu lintas pasal 1 ayat 2, bahwa lalu lintas adalah gerak kendaraan
dan orang di ruang lalu lintas, pasal 24 bahwa k ecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda; (c) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan; (d) Undang-undang Noomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (e)
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 57 ayat (1) bahwa; wewenang
penyelenggaraan jalan ada pada pemerintah dan pemerintah daerah; (g) Peraturan