You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi radiasi dari matahari merupakan salah satu bentuk energi alternatif
yang tidak akan pernah habis dan sifatnya bebas dari polusi (Culp, 1979). Energi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan guna menggantikan energi
yang dihasilkan oleh minyak bumi. Energi radiasi matahari dapat dimanfaatkan
salah satunya untuk memanaskan air. Indonesia salah satu negara yang sangat
strategis untuk melakukan berbagai hal dengan kekayaan alamnya yang agraris
dan terletak di antara garis lintang 6 LU-11 LS serta dilalui garis khatulistiwa
sehingga bumi Indonesia mendapatkan energi matahari sepanjang tahun (Rosa, Y.
2012) dan energi tersebut sangat potensial digunakan sebagai bahan pengganti
energi yang bersumber dari fosil.
Pemanfaatan energi radiasi matahari untuk memanaskan air dengan
menggunakan seperangkat alat yang dapat mengumpulkan energi matahari jatuh
ke permukaan bumi dan mengubahnya menjadi energi kalor yang berfungsi untuk
memanaskan air tersebut. Alat pengumpul energi radiasi matahari ini dapat
berbentuk kolektor surya (Howell J.R, 1982).
Kolektor surya merupakan sebuah alat yang dirancang sedemikian rupa
berfungsi untuk mengumpulkan panas dengan menyerap sinar matahari pada pelat
kolektornya dan meneruskan energi panas tersebut ke fluida yang mengalir di
dalam pipa yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga antara pelat kolektor

dengan pipa saling bersinggungan. Kolektor surya terdiri beberapa tipe


diantaranya adalah kolektor surya tipe pelat datar, kolektor surya tipe cermin
cekung dan kolektor surya tipe palung parabola. Ketiga tipe kolektor tersebut
mengumpul energi matahari untuk memanaskan air berbeda-beda. Kolektor surya
tipe pelat datar umumnya pelat kolektor yang dicat warna hitam berfungsi sebagai
penyerap radiasi matahari, kemudian radiasi matahari ini ditransfer secara
konduksi ke pipa yang digunakan untuk tempat aliran fluida yang akan
dipanaskan dan pipa ini harus tetap dibuat bersinggungan dengan kolektor pelat
datar sedangkan kolektor surya tipe cermin cekung sebagai pemanas air adalah
bahan penyerap radiasi matahari berupa panci logam yang dicat dengan warna
hitam dan ditempatkan posisinya pada titik fokus dari cermin cekung tersebut.
Jenis kolektor cermin cekung ini memiliki kelemahan dimana volume air yang
akan dipanaskan tidak mengalir, hal ini disebabkan karena air yang dipanaskan
selalu ditempatkan pada titik fokus cermin cekung sementara kolektor surya tipe
palung parabola adalah pipa yang berisi air dicat warna hitam dan berfungsi
sebagai penyerap energi matahari secara radiasi dan pipa yang berisi air tersebut
selalu ditempatkan posisinya pada garis fokus dari tipe cermin cekung bentuk
palung parabola.
Kolektor surya tipe palung parabola dapat mengumpulkan sinar matahari
dengan cara proses pemantulan cahaya matahari yang terfokus pada garis fokus
dari kolektor palung parabola tersebut. Kemampuan kerja kolektor surya
bergantung pada beberapa faktor, antara lain ketersediaan energi radiasi matahari,
temperatur udara sekitar, dan kelembaban udara sekitar (Suwito, 2013).

Proses pemanasan air dengan tipe kolektor palung parabola menggunakan


prinsip kerja cermin cekung dimana di sepanjang garis fokus dari kolektor bentuk
palung parabola tersebut dipasang pipa aluminium rongga yang dicat warna
hitam, selanjutnya air dialirkan ke dalam pipa aluminium tersebut. Kolektor
palung parabola diletakkan di daerah sinar matahari yang jatuh secara bebas ke
permukaan bumi dan mengenai permukaan kolektor sehingga sinar matahari yang
dipantulkan oleh permukaan kolektor kemudian mengenai pipa penyerap (Duffie
dan Beckman, 1980). Kalor yang diserap oleh pipa penyerap dialirkan ke air
melalui proses konduksi sehingga air yang mengalir secara konstan di dalam pipa
rongga logam berubah menjadi panas akibat proses konveksi antara air bersuhu
tinggi dengan air bersuhu rendah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat alat kolektor
palung parabola yang akan digunakan untuk memanaskan air dengan
memanfaatkan energi surya pada kolektor palung parabola yang diletakkan
horizontal dengan posisi arah timur-barat dari matahari terbit.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini hanya membahas tentang kemampuan
kolektor palung parabola untuk memanaskan air dengan posisi kolektor dipasang
tetap arah timur-barat dari matahari terbit.

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di tempat terbuka yaitu di lapangan samping
Laboratorium Konversi Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Waktu penelitian ini dilakukan mulai pukul 09.00 WIB
sampai dengan pukul 15.00 WIB dari tanggal 1 Desember 2014 sampai dengan
tanggal 20 Desember 2014 selama 14 hari pengamatan dalam keadaan cuaca
cerah.

You might also like