You are on page 1of 8

All YANN!

Add : Jalan MANGGA 2 Kampung RAMBUTAN Gang Sukun Karanganyar.


Apple
The Verge - Apple says it removed apps with Pebble compatibility by mistake
powered by

SELASA, 27 SEPTEMBER 2011

Posisi Pengelasan 1G-4G plat

Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakan arah dari pada elektroda
sewaktu mengelas. Adapun pisisi mengelas terdiri dari empat macam yaitu:
Posisi di Bawah Tangan, Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada
permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10 - 20 terhada garis
vertikal dan 70 - 80 terhadap benda kerja.

Posisi Datar (Horisontal), Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat
miring sekitar 5 - 10 terhada garis vertikal dan 70 - 80 kearah benda kerja.

Posisi Tegak (Vertikal), Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas
atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau
menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 - 15 terhada garis vertikal
dan 70 - 85 terhadap benda kerja.

Posisi di Atas Kepala (Over Head), Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan
cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap
antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 - 20 terhada garis vertikal dan 75 - 85 terhadap
benda kerja.

Diposkan oleh Ayani Putra di 00.54 1 komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Pengantar Material Teknik

Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai
sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti
pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dll.
Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi
dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.(jaman batu, perunggu
dsb). Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti
yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dsb. Dengan perkembangan
peradaban manusia bahan - bahan alam tsb bisa diolah sehingga bisa menghasilkan
kualitas bahan yang lebih tinggi.
Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat sifat bahan dengan
elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang
mempunyai sifat - sifat yang berbeda.

Material science (Ilmu Material): disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara
struktur material dengan sifat sifat material.

Material engineering (Rekayasa Material) : dengan dasar hubungan struktur dan


sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat sifat yang
diinginkan.

Struktur bahan : pengaturan / susunan elemen elemen di dalam bahan. Tinjauan


struktur bahan dibedakan atas :
- Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti
- Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain
- Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group group atom
- Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sifat bahan : dilihat dari kemampuan bahan menerima perlakuan dari luar. Sifat
sifat bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :
- sifat mekanik
- sifat listrik
- sifat termal / panas
- sifat magnet
- sifat optik
- sifat deterioratif (penurunan kualitas).
Klasifikasi bahan :

Logam : konduktor yang baik, tidak transparan.

Keramik : campuran / senyawa logam + non logam.

Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang, termasuk


bahan plastik dan karet.

Komposit : adalah campuran lebih dari satu bahan. (misal: keramik dengan
polimer)

Semi konduktor : adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat setengah


menghantar. elektronik : IC, transistor

Biomaterial : bahan yang digunakan pada komponen-komponen yang


dimasukkan ketubuh manusia untuk menggantikan bagian tubuh yang sakit atau
rusak.
Diposkan oleh Ayani Putra di 00.04 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
SENIN, 26 SEPTEMBER 2011

Pengelompokan Logam

Logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi danlogam nonferro atau logam
bukan besi.
1. Logam Ferro (Besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari paduan unsur karbon dan besi. Untuk menghasilkan
suatu logam paduan yang mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan
bermacam logam lainnya
Jenis-jenis logam ferro adalah sebagai berikut.
a. Besi tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh tidak dapat ditempa,
baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alat mesin, meja
perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder dan cincint torak.
b. Besi tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat dicor. Besi tempa
antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar, kait keran, dan landasan kerja pelat.
c. Baja lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% sampai 3%, mempunyai sifat dapat ditempa dan liat.
Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam pembangunan.
d. Baja karbon tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7 sampai 1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat disepuh keras,
dan dimudahkan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, dan alat mesin bubut.
e. Baja karbon sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4% sampai 0,6%. Sifat lebih kenyal dari yang keras.
Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.
f. Baja karbon tinggi dengan campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten. Sifat rapuh, tahan suhu tinggi
tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan
alat mesin.
2. Logam Nonferro
Logam Nonferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam nonferro antara lain sebagai
berikut:
a.Tembaga (Cu)

Warna coklat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk penghantar panas, listrik, dan kukuh.
Tembaga digunakan untuk membuat suku cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat dekorasi.
b.Alumunium (Al)
Warna biru putih. Sifatnya dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar panas dan listrik yang baik mampu
dituang. Alumunium digunakan untuk membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil, dan industri pesawat
terbang.
c.Timbel (Pb)
Warna biru kelabu, sifatny dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi, air asam, dan bobot sangat
berat. Timbel digunakan sebagai bahan pembuat kabel, baterai,bubungan atap, dan bahan pengisi.
d.Timah (Sn)
Warna bening keperak-perakan, sifatnya dapat ditempa, liat, dan tahan korosi. Timh digunakan sebagai pelapis
bahan lembaran baja lunak (pelat timah) dan industri pengawetan.
Diposkan oleh Ayani Putra di 23.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Teori dasar Heat Treatment (Perlakuan Panas)

Perlakuan panas merupakan suatu proses untuk


merubah sifat-sifat dari logam sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan media pendingin tertentu pula.
Baja merupakan jenis logam yang banyak mendapatkan perlakuan panas untuk megubah sifat mekanik sesuai
dengan keinginan namun terlebih dahulu diketahui instalasi dari baja tersebut.

1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui suhu yang digunakan dapat dilihatpada gambar Fe-C dan aturan kerja perlakuan panas
pada baja:
Setiap jenis baja mempunyai daerah suhu yang optimal untuk pencelupanyang terbentang dari suhu awal yang
tinggi ke suhu akhir yang rendah
Bahan campuran baja dengan keadaan kadar karbon yang tinggi 0,3 %, beroksidasi dengan intensif oleh
karenanya harus dipanaskan sampai suhu awal.
Baja karbon yang tinggi dan campuran merupakan penghantar panas yang buruk sehingga haru dipanaskan
secara prlahan-lahan dan menyeluruh hingga di atas suhu klritis.
Jika pemanasan dilakukan melampaui batas suhu yang diperbolehkan akan terjadi gosong pada baja dan
setelah dingin akan mengalami kerapuhan.
Pada perlakuan panas terdapat beberapa proses yang dikenal atau dilakukan pada pemanasan logam
seperti:
a. Quenching (pengerasan baja)

Proses Quenching atau pengerasan baja adalah pemanasan di atas temperatur kritis (723C) kemudian
temperatur dipertahankan dalam waktu sampai suhu merata, selamjutnya dengan cepat baja tersebut
didinginkan dalam suatu media pendingin sehingga diperoleh martensit yang halus.
b. Annealing
Proses annealing atau proses pelunakan baja merupakan proses dimana proses pemanasan samapi di atas
suhu temperatur kristalnya. Selanjutnya dibiarkan sampai beberapa lama, samapai temperatur merata, disusul
dengan pendinginan secara perlahan-lahan dalam tungku dan dijaga agar temperatur bagian dalma tungku dan
kira-kira sama sehingga diperoleh struktur yang diinginkan.
c. Normalizing
Merupakan proses pemanasan logam sampai mencapai fasa austenik yang kemudian didinginkan dengan
media pendingin udara. Hasil pendinginannya berupa penit atau ferit. Namun lebih halus dibandingkan
annealing.
d. Tempering
Merupakan proses pemanasan logam (baja) yang telah dikeraskan sampai temperatur tertentu untuk
mengurangi kekerasan baja, struktur martensit yang sangat keras, sehingga terlalu getas. Pada proses ini
mengunakan temperatur di bawah temperatur kritis kemudian suhunya
e. Hardening
Merupakan proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas temperatur kritisnya (723C) kemudian
didinginkan
dengan
cepat
dengan
media
pendingin
yang
telah
disiapkan.

Proses Transformasi
a. Anil
Bertujuan untuk menghasilkan tegangan sisa dan dan menghindari terjadinya retakan panas. Pada proses anil
perubahan struktur mikro tidak ada
b. Celup
Laju pendinginan lebih cepat menghasilkan martensit yang keras (agak rapuh) karena transformasi (+c)
c. Celup Terpotong
Kadang-kadang disebut martemper atau celup. Dari segi produksi baik karena laju pendinginan harus diubah
agar menjadi lebih cepat, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan lanjut agar memilik ketangguhan.
d. Temper
Merupakan proses pemanasan kembali suhu baja yang telah dikeraskan pada suhu kritis, disusul dengan
pendinginan sehingga menghasilkan baja yang lebih lunak dengan martemper martensit.
e. Austemper

Merupakan proses pencelupan, dimana austenit mengalami transformasi isotermal


menjadi ferit dan kabida. Untuk itu diperlukan celup untuk mencegah terbentuknya perlit
pada suhu yang lebih tinggi. Keuntungan proses ini transformasi terjadi oleh pengerasan dan
difusi sehingga menghasilkan defresi karbida halus dalam ferit sehingga terjadi produk
Diposkan oleh Ayani Putra di 23.50 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Mesin Las (Welding)

Berdasarkan penemuan benda benda sejarah dapat diketahui


bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui sejak jaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam

paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. Menurut keterangan yang didapat telah diketahui
dan dopraktekkan dalam rentang waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM.
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes
dalam
tahun
1985.
dalam penggunaan yang pertama ini benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit.
Karena panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam induk
mencair
dan
mengisi
tempat
sambungan.
Dalam tahun 1889 Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan dengan menggunakan
busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianoff dalam tahun 1892 adalah orang pertama yang
menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang
terjadi. Kemudian Kjellberg menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila bila kawat
elektroda logam yang digunakan dibungkus dengan terak
Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg dalam las busur dengan elektroda
terbungkus seperti diterangkan diatas, dalam tahun 1886 Thomas menciptakan proses las resistansi listrik,
Goldschmitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 las oksi-asitelin mulai digunakan
oleh Fouche dan Piccard. Dan baru pada tahun 1926 ditemukannya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur
logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener dan las busur rendam oleh Kennedy dalam tahun
1935. kemudian dalam tahun 1936 Wasserman menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang
mempunyai kekuatan tinggi.
Dari tahun 1950 sampai sekarang telah ditemukan cara-cara las baru antara lain las tekan dingin, las
listrik terak, las busur dengan pelindung gas CO 2, las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma,
las laser, dan masih banyak lagi lainnya.
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu
perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Bila permukaan yang rata dan bersih ditekan, beberapa kristal akan tertekan dan bersinggungan. Bila tekanan
diperbesar daerah singgungan ini bertambah luas. Lapisan oksida yang luas, rapuh, pecah logam mengalami
deformasi plastis.Batas antara dua permukaan kristal dapat menjadi satu dan terjadilah sambungan yang disebut
pengelasan dingin.
Ada empat cara yang dapat ditempuh untuk memanaskan logam pada penyambungan, yaitu :
1.
Pencelupan benda yang akan disambung dalam logam pengisi atau fluks cair. Bila dicelupkan dalam
fluks cair dalam suhu yang cukup tinggi untuk mencairkan logam pengisi, benda-benda yang akan
disambung harus dijepit dengan jig dan sela sudah terisi paduan patri.
2.
Mematri dengan menggunakan dapur, disini benda dijepit dan dimasukkan dalam dapur dengan
lingkungan yang terkendali pada suhu pencairan logam patri. Pemanasan dapur dapat dengan listrik
atau gas, dapur satuan atau kontinu.
3.
Mematri dengan nyala, adalah sama dengan pengelasan oksiasitelin. Panas berasal dari nyala
oksiasitelin atau oksihidrogen dan logam pengisi dalam bentuk kawat dicairkan pada celah sambungan.
Fluks ditambahkan dengan cara mencelupkan kawatnya.
4.
Pada patri listrik panas berasal dari tahanan induksi atau busur.
Diposkan oleh Ayani Putra di 23.41 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Entri (Atom)
TUAN RUMAH

Ayani Putra
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG

2011 (8)
September (5)

Posisi Pengelasan 1G-4G plat

Pengantar Material Teknik

Pengelompokan Logam

Teori dasar Heat Treatment (Perlakuan Panas)

Mesin Las (Welding)

Juni (2)

Januari (1)
PELATIHAN BBLKI SURAKARTA

http://www.kios3in1.net

Template Picture Window. Gambar template oleh MarsBars. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like