Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis1
1.1.1
Tangerang, Provinsi Banten. Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari
Puskesmas Tegal Angus. Puskesmas Tegal Angus mempunyai luas wilayah 4.763.198
ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha
dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24
mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km. Temperatur
wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata rata antara 30C - 37 C.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari 6 Desa Binaan yaitu :
Desa Lemo
Desa Pangkalan
Desa Tanjung Burung
Desa Tanjung Pasir
Desa Tegal Angus
Desa Muara
Batas
wilayah
sebelah
Selatan
berbatasan
dengan
Kota
Tangerang/Bandara Soeta
Berdasarkan status
Jalan Propinsi
: 9,5 km.
Jalan Kabupaten
: 5 km.
Jalan Desa
: 93,5 km.
Jalan hotmik
: 17,5 km.
Jalan aspal
: 67 km.
Jalan tanah
: 14,5 km.
B Jembatan
1
Jembatan besi
: 1 km.
Jembatan beton
: 7 km.
Batas Wilayah
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2014 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,822 jiwa yang tersebar
di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :
NO
DESA
LUAS
WILAYAH
(km2)
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
RATARATA
JIWA/RUM
AH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK
per km2
1
1
2
PANGKALAN
3
7.54
4
16.871
5
5.362
6
4.08
7
2.24
5.24
7.754
2,685
4.5
1.48
2.83
9,378
2,900
4.6
3.31
5.64
9,738
1,823
4.6
1.73
TANJUNG
BURUNG
TEGAL
ANGUS
TANJUNG
PASIR
MUARA
5.14
3,524
492
4.4
6.86
LEMO
3
4
JUMLAH
3.61
6,557
655
4.4
1.82
30.00
53,822
13.917
4.6
10.364
Dari tabel 1.1 didapatkan jumlah penduduk dan kepadatan desa Pangkalan
paling banyak yaitu 16.871 dibandingkan di desa desa
DESA/KEL
Laki-laki
Perempuan
JUMLAH
Pangkalan
8.682
8.189
16.871
Tanjung Burung
3.971
3.783
7.754
Tegal Angus
4.810
4.568
9.378
Tanjung Pasir
4.989
4.749
9.738
Muara
1.794
1.730
3.524
Lemo
3.358
3.199
6.557
27.604
26.218
53.822
JUMLAH
1.2.2
Jumlah Pemeluk
49232
3183
771
203
52
3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah
13.316
6.063
4.592
386
6.373
13.536
13.575
4.109
222
65
45
5
12
13
14
1.2.3
Pensiunan TNI/POLRI
Perangkat Desa
Pengangguran
43
141
4.004
TOTAL
66652
Tingkat Pendidikan
N
O
JUMLAH SEKOLAH
NAMA DESA
PAUD
T
K
R
A
S
D
M
I
SMP
MTS
SMA
SMK
MA
Pangkalan
Tanjung
Burung
Tegal Angus
Tanjung Pasir
Muara
Lemo
PUSKESMA
S
12
No.
1
2
3
4
5
6
Jenjang Pendidikan
Tidak/belum tamat SD
SD/MI
SLTP/MTS
SLTA/MA
AK/Diploma
Universitas
Jumlah
12.598
15.738
4.060
3.601
159
130
6
Angka Kesakitan
3341
2573
2107
1598
1431
1074
956
587
519
Jumlah
Sumber : Data surveillance Puskesmas Tegal Angus,2014
Dari data diatas didapatkan dermatitis dan diare termasuk 10 besar penyakit
terbanyak di Puskesmas Tegal Angus.
Tabel 1.7 Laporan Diare Dewasa Puskesmas Tegal Angus Jan Mei 2014
NO
Desa
1
2
3
4
5
6
Pangkalan
Tj. Burung
Tegal angus
Tj. Pasir
Muara
Lemo
Jumlah
Jumlah
Penduduk
16.755
7.675
9.355
9.595
3.516
6.548
Kejadian Diare
26
6
51
17
8
11
7
Jumlah
53.444
118
Sumber :Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
Dari Tabel 1.7 didapatkan hasil penyakit diare pada dewasa di Puskesmas
Tegal Angus bulan januari sampai dengan bulan mei sebesar 26 kejadian diare
Tabel 1.8 Laporan Diare Balita Puskesmas Tegal Angus Jan Mei 2014
NO
Desa
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Kejadian Diare
Pangkalan
1.340
33
Tj. Burung
614
1
Tegal angus
748
64
Tj. Pasir
767
45
Muara
315
9
Lemo
524
22
Jumlah
4308
174
Sumber :Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
1
2
3
4
5
6
Dari Tabel 1.8 didapatkan hasil penyakit diare pada balita di Puskesmas Tegal
Angus bulan januari sampai dengan bulan mei sebesar 33 kejadian diare.
Sarana dan Prasarana
Tabel 1.9. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Praktek Bidan Swasta
8. Dokter Gigi praktek swasta
9. Laboratorium Klinik Swasta
10 Apotik
Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
.
11. Optikal
12 Gudang Farmasi
0
0
.
13
45
Posyandu
.
8
14
Toko Obat
.
15
Pos UKK
.
16 Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus
Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di
Puskesmas Tegal Angus masih kurang.
1.2.5
Kesehatan Dasar
Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih
awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan
bumil risti dan neonatal risti di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012
yaitu 173 bumil risti dari 215 sasaran bumil risti (80,5%) dan 113 neonatal
risti dari 165 sasaran neonatal risti (68,4%).
e
Pelayanan Neonatal.
Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali
umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan
pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak
sekolah. Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain
penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.
Keluarga berencana.
a
b Peserta KB Aktif.
4
Imunisasi
a
Desa UCI
Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang
dilakukan sweeping imunisasi.
Gizi
a
10
Tabel. 1.10 Rekapitulasi Perhitungan Cakupan Program Wajib Dan Program Pengembangan
Komponen Kegiatan Kinerja Puskesmas Dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Daerah
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No.
Upaya Kesehatan
Pemberian kapsul vitamin A (dosis 200.000 SI) pada
balita 2x/tahun
Pemberian tablet besi (Fe 90) pada ibu hamil
Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada
2
3
gakin
Balita naik berat badannya
Bayi mendapat ASI Eksklusif
Desa dengan garam beryodium baik
Pemberian Vitamin A pada bufas
Prosentase dengan jumlah balita gizi buruk (BB/D)
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Balita ditimbang di posyandu
4
5
6
7
8
9
10
Pencapaian
Target (%)
Tingkat
Kinerja
91,3
Baik
91
Baik
100
Baik
79,06
92,6
120
118,18
251,85
100
64,24
Kurang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang
11
( 103.42 % )
( 75.10 % )
(100 % )
( 15,19 % )
( 99,45 % )
( 17,15 % )
( 12.05 % )
( 25,20 % )
( 25.15 % )
(98.10 % )
12
Tabel 1.11 Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2013
INDIKATOR
% Cuci
Tangan
%
% Air
Jamban
Bersih
Sehat
%
Bersikan
Jentik
%
Makan
Sayur
Buah
%
Aktivitas
Fisik
% Tdk
Merokok
dlm
Rumah
% Jmlh
(Sehat)
67.1
70
95.7
66.5
51.4
57
33.3
33.5
16.2
58.6
65.7
43.3
96.6
46.7
79
61.9
72.8
72.8
16.7
35.6
24.3
58.9
87.4
90.2
57
94
39.7
72.4
57
17
210
71.4
49.5
79.5
38.6
91.4
68.8
92.7
72.3
65.6
65.2
17
Muara
210
71.5
43.6
70.6
45.9
99
43
92
73.4
33
71.2
56.5
Lemo
206
63.6
24.8
64
91.6
83.6
44.8
80.8
84
62
45
18
Jumlah
1260
65.2
37.7
67.5
63.6
92.8
54
86
55.3
61.5
54
15.5
Nama Desa
Jumlah
KK
YDT
%
Persalinan
O/ tks
% Asi
eks
% By/
blt
dtmbg
Pangkalan
210
57.6
42.4
Tj. Burung
210
64.6
Tegal
Angus
214
Tj. Pasir
13
Berdasarkan kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya masih
rendah hal ini dikarenakan :
Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mempunyai akses air bersih dan
jamban sehat sedikit
D Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting di bidang kesehatan,
upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini
merupakan upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Tegal Angus :
Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul atau beristirahat bagi semua anggota
Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
14
Tabel 1.11 Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di wilayah Puskesmas Tegal Angus
Tahun
TEMPAT
SAMPAH
SPAL
SAB
2010
532
188
2245
2011
3579
578
3877
2012
608
608
650
2013
608
608
650
2014
205
205
1425
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dari jumlah rumah yang
diperiksa jumlah yang memiliki tempat sampah sehat hanya 10,23%. Berbagai factor
seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk
yang masih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi
masyarakat.
sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU. Bentuk kegiatan yang
dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala,
bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan
kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak
dapat dilakukan.
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan
baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam penularan
penyakit saluran pencernaan. Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan
tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat
tempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan
15
Rumah
4
Rumah 3
Kali
Rumah
2
Rumah
1
1.3.1
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Ali yang memiliki 4 orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam anggota keluarga tersebut adalah
Tabel 1.12 Tabel Keluarga Tn. A
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Tn. Ali
Suami
Ny. Ija
3
4
No
Nama
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
Laki-laki
27 th
SMP
Karyawan
Swasta
Rp
800.000/bulan
Istri
Perempuan
25 th
SD
Ibu Rumah
Tangga
An. Yudi
Anak
Laki-laki
6 th
SD kelas 2
Pelajar
An.
Dahlan
Anak
Laki-laki
4 th
16
terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar rumah kurang dari 0,5
meter disebelah kanan dan kiri. Keluarga Tn. Ali memiliki kebiasaan membuang
sampah di pinggir sungai lalu setelah sampah sudah banyak, sampah akan dibakar.
Keluarga Tn. Ali memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam atau kangkung, tahu, tempe,
telur dan ikan goreng. Keluarga Tn. Ali mengaku jarang sekali mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, maupun sesudah selesai aktivitas. Keluarga Tn. Ali tidak
mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar. Keluarga Tn. Ali mengaku
hampir tidak pernah melakukan olahraga. Keluarga Tn. Ali tidak memiliki masalah
kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh anggota
keluarganya adalah diare, dan batuk pilek. Biasanya apabila sakit mereka terbiasa
berobat ke bidan desa.
Depan
S
T
B
U
18
No
Faktor Internal
Kebiasaan merokok
Permasalahan
Tn. Ali merokok sekitar 6 batang dalam satu hari,
biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan di dalam
rumah saat anak-anaknya sedang tidak berada di
rumah, namun ketika anak-anaknya berada di rumah
Tn. Ali merokok di luar rumah.
Olah raga
Pola Makan
Ny. Ija
memasak
sendiri
dengan
komposisi
salak.
Namun,
An.
Dahlan
jarang
Menabung
Ny.
Ija
memiliki
kebiasaan
menabung
di
Yudi
memiliki
kebiasaan
menabung
di
Aktivitas sehari-hari
bersama teman-temannya.
Keluarga Tn. Ali tidak memiliki kebiasaan mencuci
7
Mencuci tangan
No
1.
2.
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam rumah
Permasalahan
Luas rumah 3 x 4 m
Dalam rumah terdapat teras depan, satu ruang
tamu, dan satu dapur
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
jarang dibuka.
Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah,
lampu di teras depan dan ruang tamu
berwarna putih, dan lampu di dapur berwarna
5.
MCK
kuning.
Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring
yang berukuran 1,5 x 1,5 m. Keluarga Tn. Ali
sehari-hari buang air di kebun dekat rumahnya,
namun saat musim hujan keluarga Tn. Ali
Sumber Air
7.
Saluran pembuangan
8.
limbah
Tempat pembuangan
dekat rumah.
Sampah rumah tangga di buang di pinggir
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
6.
9.
berserakan,
hanya
terdapat
banyak
ayam
1.3.2
No
Nama
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
Ny. Siti
Kepala
Keluarga
Perempuan
60 th
Tidak
bersekolah
Ibu Rumah
Tangga
Ny. Alia
Anak
Perempuan
24 th
SD
Karyawan
Rp 350.000
Rp
400.000/bula
n
Keluarga Ny. Siti tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT 002
RW 04 nomor 70 kabupaten tangerang propinsi banten. Keluarga ini terdiri dari
seorang ibu dan anak yang tinggal serumah. Ny. Siti sebagai kepala keluarga berusia
60 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak bersekolah. Anaknya, Ny. Alia
berusia 24 tahun dengan latar belakang lulus SD sampai kelas enam. Suami Ny. Siti
yang bernama Tn. Lausa sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu karena sakit
paru-paru. Tn. Lausa bekerja sebagai pelayar di pelabuhan tanjung priuk. Tn. Lausa
meninggal saat usianya 70 tahun. Sebelumnya Tn. Lausa mengalami gejala batuk
disertai darah dan sempat menjalani pengobatan paru selama 6 bulan. Selain itu, Tn.
Lausa juga memiliki riwayat penyakit diabetes melitus namun terkontrol.
Ny. Siti memiliki tujuh orang anak namun anak yang kelima, keenam dan
ketujuh sudah meninggal. Anak yang pertama bernama Ny. Muslimah yang berusia 35
tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan latar belakang pendidikan SD kini
sudah tidak tinggal bersama Ny. Siti. Anak kedua bernama Tn. Aristo berusia 34 tahun
yang pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu rumah sakit umum
daerah namun sekarang sudah tidak bekerja lagi. Tn. Aristo memiliki latar belakang
pendidikan SMP dan sekarang sudah tidak tinggal serumah dengan Ny. Siti. Anak
yang ketiga bernama Ny. Alia berusia 24 tahun sehari-hari bekerja sebagai karyawan
namun karena baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas Ny. Alia berhenti bekerja
21
untuk sementara. Ny. Alia memiliki latar belakang pendidikan SD dan sekarang
tinggal serumah dengan Ny. Siti. Anak yang keempat bernama Tn. Ali yang berusia 20
tahun dengan latar belakang pendidikan SMP. Tn. Ali tidak bekerja dan tidak tinggal
serumah bersama Ny. Siti. Anak yang kelima bernama An. Sahlan meninggal saat usia
3 bulan karena mengalami infeksi paru-paru. Anak yang keenam belum sempat diberi
nama oleh Ny. Siti meninggal saat usia 2 bulan akibat penyakit yang sama dengan An.
Sahlan. Anak ketujuh bernama An. Muhammad meninggal saat usia 2 bulan akibat
penyakit yang sama dengan anak kelima dan keenam. Ny. Ija melahirkan ketujuh
anaknya di dukun beranak.
Ny. Siti berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan keluarga
berasal dari anaknya. Seluruh dinding rumah Ny. Siti terbuat dari anyaman bambu.
Seluruh lantainya terbuat dari semen. Sebagian besar atap rumah menggunakan
genteng dari tanah liat. Rumah Ny. Siti terdiri dari sebuah ruang keluarga dan satu
kamar tidur, tidak terdapat kamar mandi dan dapur. Ruang keluarga berukuran 2 x
22
oleh anggota keluarganya adalah maag, dan gatal-gatal. Biasanya apabila sakit mereka
berobat ke bidan desa.
Depan
S
T
B
U
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Keluarga Ny. Siti tidak ada yang memiliki kebiasaan
merokok.
Olah raga
Bahkan
hampir
tidak
pernah
melakukan olahraga.
3
Pola Makan
23
Menabung
Keluarga
Ny.
Siti
tidak
memiliki
kebiasaan
menabung.
a. Aktivitas Ny. Siti sehari-hari mengurus cucu,
6
Aktivitas sehari-hari
mencuci
baju,
membersihkan
rumah
dan
membuat makanan.
b. Anaknya saat ini belum bekerja lagi karena
sebelumnya mengalami kecelakaan.
Keluarga Ny. Siti memiliki pengetahuan tentang
7
mencuci
tangan
yang
baik
dan
belum
No
Kriteria
1. Luas Bangunan
Luas rumah 3 x 4 m
2.
Ruangan dalam
rumah
kamar tidur
Ventilasi
3.
Permasalahan
Pencahayaan
5.
MCK
tidur
Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring yang
berukuran 1,5 x 1,5 m. Buang air besar, langsung ke kali
6.
Sumber Air
didepan rumah.
Dalam kesehariannya keluarga Ny. Siti menggunakan air
sumur sebagai sumber air bersih untuk mandi dan
7.
Saluran
memasak.
Air limbah rumah tangga di buang pinggir kali dan segera
pembuangan
dibakar.
limbah
24
8.
9.
Tempat
pembuangan
dibakar.
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
1.3.3
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Edi yang beranggotakan sembilan orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kesembilan anggota tersebut
diantaranya:
Tabel 1.18 Data Dasar Keluarga Tn Edi
No
Nama
Tn Edi
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki laki
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
75 th
Tidak
SD
SD
SD
Rp 1.200.000
SD
SD
SMP
Rp 800.000
SD
Rp 1.000.000
bekerja
2
Ny. Ida
Istri
Perempuan
65 th
Ibu rumah
tangga
Ny.Sopi
Anak
Perempuan
45 th
yah
4
Ny.
RT
Cucu
Perempuan
22 th
Nawiyah
5
Ny.
Ibu rumah
tangga
Cucu
Perempuan
21 th
Yanti
6
Pembantu
Ibu rumah
tangga
Tn.
Cucu
Munin
menantu
Tn.
Cucu
Yamin
menantu
An. Lilis
Cicit
Laki-laki
23 th
Pengantar
air galon
Laki-laki
24 th
Buruh
pabrik
Perempuan
5 th
25
An.
Cicit
Perempuan
3 bulan
Nabila
26
Penyakit yang dialami oleh anggota keluarga ini adalah pegel pegel, sesak
nafas dan batuk. Menurut Tn. Edi keluarganya terkadang mengalami diare, Tn. Edi
mengakui bahwa keluarganya mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum dan
setelah makan tetapi tidak melakukannya dengan benar. Keadaan tersebut dikatakan
karena keluarga Tn Edi malas untuk mencuci tangan walaupun mereka mengetahui
pentingnya mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan resiko sakit apabila hal
tersebut tidak dilaksanakan dengan benar. Dalam keseharian keluarga Tn. Edi
menggunakan pompa air untuk kebutuhan masak, mandi, minum, makan dan
mencuci.
Keluarga ini mempunyai pola makan 2 kali sehari pada siang dan malam hari.
Ny. Ida memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan
adalah sayur asem, sayur sop, tahu, tempe, telur dan ikan asin. Keluarga ini juga
memiliki kebiasaan meminum kopi hampir setiap hari. Konsumsi ikan atau daging
dikatakan jarang yaitu sekitar sebulan 2-3 kali karena faktor keterbatasan keuangan.
Konsumsi sayur berlangsung dengan baik pada keluarga ini, dimana hampir seluruh
keluarga Tn. Edi senang mengkonsumsi sayur.
Tn. Edi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 1 2 bungkus perhari.
Namun sekarang kebiasaan merokok Tn. Edi sudah berkurang menjadi 4 batang
perhari. Kebiasaan merokok ini dilakukan di dalam ataupun di luar rumahnya.
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah
melakukan kegiatan olahraga. Apabila sakit keluarga Tn. Edi hanya membeli obat
warung karena jarak pelayanan kesehatan dari rumah keluarga Tn. Edi yang sangat
jauh, yaitu kira-kira 4 km. Jika tidak sembuh juga atau bertambah parah maka barulah
keluarga Tn. Edi akan berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Tn. Edi tidak
memiliki kebiasaan menabung karna pendapatan keluarga yang sangat cukup atau
bahkan kurang untuk kebutuhan sehari-hari.
Luas rumah 8 x 10 m dengan lantai keramik. Dalam rumah terdapat ruang
keluarga berukuran 4,5 x 4 m, tiga kamar tidur yang mana dua kamar berukuran 3 x 3
m dan satu kamar berukuran 4 x 2,5 m. Juga terdapat dapur yang berukuran 2 x 3 m.
Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat dan tidak ada plafon. Terdapat ventilasi
hampir disetiap ruangan yang berukuran kira-kira 30 x 150 cm. Terdapat jendela pada
ruang keluarga berukuran 1,5 x 0,5 m dan jendela pada kedua kamar, tetapi selalu
ditutupi dengan kain dan tidak bisa dibuka. Terdapat 6 buah lampu di dalam rumah, 5
27
buah berwarna putih dan 1 berwarna kuning. Di luar rumah kira-kira berjarak 1 m dari
pintu belakang rumah terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kamar mandi
dan tempat mencuci pakaian berukuran 2 x 1,5 m, beralaskan semen. Jamban berada
lebih kurang 10 meter di depan rumah, yang terletak di atas kali serta digunakan
untuk lebih kurang 5 kepala keluarga. Biasanya keluarga Tn. Edi membersihkan
badan di rumah setelah BAB.
Ruang
Keluarga
T
S
B
Gambar 1.6 Denah Rumah Keluarga Tn. Edi
No
1
Faktor Internal
Kebiasaan merokok
Permasalahan
Tn. Edi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak
1 2 bungkus perhari. Namun sekarang kebiasaan
28
Olah raga
Keluarga
ini
berolahraga.
tidak
Bahkan
mempunyai
hampir
kebiasaan
tidak
pernah
Pola Makan
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Mencuci tangan
Aktivitas sehari-hari
No
1.
2.
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam rumah
Permasalahan
Luas rumah 8 x 10 m dengan lantai keramik.
Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran
4,5 x 4 m, tiga kamar tidur yang mana dua kamar
berukuran 3 x 3 m dan satu kamar berukuran 4 x
2,5 m. Juga terdapat dapur yang berukuran 2 x 3
m. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat
dan tidak ada plafon
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
5.
MCK
belakang
rumah
terdapat
sebuah
di
Sumber Air
Tn.
Edi
8.
9.
Saluran pembuangan
dan mandi.
Limbah rumah tangga cair di buang ke selokan
limbah
Tempat pembuangan
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
1.3.4
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Asman yang beranggotakan lima orang
anggota keluarga yang tingal dalam satu rumah. Kelima anggota tersebut diantaranya:
Tabel 1.21 Data Dasar Keluarga Tn. Asman
No
Nama
Tn.
Asman
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki laki
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
45 th
Buruh
SD hingga
Rp 1.200.000
pabrik
kelas 3
31
Ny.
Istri
Perempuan
40 th
Sriyati
3
Nn.
Anak
Perempuan
23 th
Erlis
4
Nn.
An.
SD hingga
tangga
kelas 5
Buruh
Lulus SD
Rp 800.000
pabrik
Anak
Perempuan
19 th
Erpi
5
Ibu rumah
Buruh
Lulus SD
Rp 600.000
pabrik
Anak
Perempuan
9 th
Pelajar
SD kelas 4
Mutiar
a
Anak ketiga Tn. Asman bernama An. Mutiara yang berusia 9 tahun,
sekarang sedang duduk dibangku kelas 3 SD. Saat melahirkan ketiga anaknya Ny.
Sriyati melahirkan dengan ditolong oleh paraji.
Penyakit yang dialami oleh anggota keluarga ini adalah darah tinggi, pegelpegel, dan batuk (riwayat pengobatan paru 1 tahun dan dinyatakan sembuh). Menurut
Ny. Sriyati keluarganya juga terkadang mengalami diare, beliau mengaku bahwa
keluarganya tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Meskipun mereka mengetahui pentingnya dari mencuci tangan dengan bersih sebelum
makan dan resiko sakit apabila hal tersebut tidak dilaksanakan dengan benar. Dalam
32
keseharian keluarga Tn. Asman menggunakan air sumur untuk kebutuhan memasak,
mandi, minum, makan dan mencuci.
Keluarga ini mempunyai pola makan 3 kali sehari pada pagi, siang dan malam
hari. Ny. Sriyati memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering
dimakan adalah sayur asem, sayur daun katup, tahu, tempe dan telur. Ikan jarang
dikonsumsi karena Tn. Asman memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut.
Konsumsi sayur berlangsung dengan baik pada keluarga ini, dimana hampir seluruh
keluarga Tn. Aswan senang mengkonsumsi sayur.
Sekitar 2 tahun yang lalu Tn. Asman memutuskan untuk berhenti merokok
setelah beliau mengidap penyakit paru-paru dan harus mengikuti pengobatan yang
lama (1 tahun). Saat itu Tn. Aswan memiliki kebiasaan merokok sebanyak 1-2
bungkus perhari. Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga. Bahkan
hampir tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Apabila sakit keluarga Tn. Asman
hanya membeli obat warung. Jika tidak sembuh juga atau bertambah parah maka
maka keluarga Tn. Asman akan berobat ke dokter. Keluarga Tn. Asman tidak
memiliki kebiasaan menabung, tetapi mengikuti arisan dengan ibu-ibu disekitar
rumahnya.
Luas rumah 7,5 x 6 m dengan lantai keramik. Dalam rumah terdapat ruang
keluarga berukuran 6 x 3 m, dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 3 m.
Terdapat dapur yang berukuran 1,5 x 6 m dengan kamar mandi di dalamnya yang
berukuran 1,5 x 2 m beralaskan semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat dan
tidak ada plafon. Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga dan kamar depan yang
masing masing berukuran kira 30 x 150 cm, 30 x 50 cm. Terdapat jendela pada
ruang keluarga berukuran 1,5 x 1 m. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah
cukup kurang. Terdapat 5 buah lampu, berwarna putih. Lampu berada di ruang tamu,
kamar tidur dan dapur. Jamban berada lebih kurang 2 meter di belakang rumah, yang
terletak di atas kali serta digunakan untuk lebih kurang 5 kepala keluarga. Biasanya
keluarga Tn.Asman membersihkan badan di rumah setelah BAB.
33
Ruang
Keluarga
No
1
Faktor Internal
Kebiasaan merokok
Permasalahan
Saat ini Tn. Asman sudah tidak merokok. Namun
sekitar 2 tahun yang lalu Tn. Asman memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 1-2 bungkus perhari
Olah raga
Keluarga
ini
berolahraga.
tidak
Bahkan
mempunyai
hampir
kebiasaan
tidak
pernah
Pola Makan
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Mencuci tangan
Aktivitas sehari-hari
No
1.
2.
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam rumah
Permasalahan
Luas rumah 7,5 x 6 m dengan lantai keramik.
Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran
6 x 3 m, dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3 x 3 m. Terdapat dapur yang
berukuran 1,5 x 6 m dengan kamar mandi di
dalamnya yang berukuran 1,5 x 2 m. Atap rumah
terbuat dari genteng tanah liat dan tidak ada
plafon
35
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
5.
MCK
di
Sumber Air
Tn.
Asman
7.
Saluran
limbah
8.
Tempat
berjarak 2 m.
pembuangan Sampah ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian
9.
sampah
Lingkungan
rumah
1.4.1
Pemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui
berbagai pertimbangan yaitu :
40
3341
2573
2107
1598
1431
1074
956
587
519
Jumlah
Sumber : Data surveillance Puskesmas Tegal Angus,2014
Tabel 1.7 Laporan Diare Dewasa Puskesmas Tegal Angus Jan Mei 2014
NO
1
2
3
4
5
6
Desa
Pangkalan
Tj. Burung
Tegal angus
Tj. Pasir
Muara
Lemo
Jumlah
Jumlah
Penduduk
16.755
7.675
9.355
9.595
3.516
6.548
53.444
Jumlah Kejadian
Diare
26
6
51
17
8
11
118
41
Desa
Pangkalan
Tj. Burung
Tegal angus
Tj. Pasir
Muara
Lemo
Jumlah
Jumlah
Penduduk
1.340
614
748
767
315
524
4308
Jumlah Kejadian
Diare
33
1
64
45
9
22
174
42
Tabel 1.11 Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2013
INDIKATOR
%
Nam
a
Desa
J
u
m
l
a
h
K
K
%
Per
sali
nan
O/
tks
Y
D
T
Pang
kala
n
2
1
0
Tj.
Buru
2
1
57.
6
64.
42.
58.
%
B
y/
blt
dt
m
bg
C
u
c
i
T
a
n
g
a
n
67
.1
7
0
65
4
3
95.
96.
J
a
m
b
a
n
S
e
h
a
t
6
6
.
5
4
6
%
Be
rsi
ka
n
Je
nti
k
M
a
k
a
n
S
a
y
u
r
B
u
a
h
%
A
kti
vit
as
Fi
si
k
%
Td
k
M
er
ok
ok
dl
m
R
u
m
ah
51
.4
5
7
33
.3
33
.5
79
6
1
72
72
%
J
m
l
h
(
S
e
h
a
t
)
1
6
.
2
1
6
43
ng
Tega
l
Ang
us
2
1
4
Tj.
Pasir
2
1
0
Mua
ra
2
1
0
Lem
o
2
0
6
Jum
lah
1
2
6
0
35.
6
71.
4
71.
5
63.
6
65.
2
24.
49.
43.
24.
37.
.7
.
3
58
.9
8
7
.
4
79
.5
3
8
.
6
70
.6
4
5
.
9
64
9
1
.
6
67
.5
6
3
.
6
90.
91.
99
83.
92.
.
7
.
9
.8
.8
.
7
5
7
94
3
9
.
7
72
.4
57
1
7
92
.7
7
2
.
3
65
.6
65
.2
1
7
4
3
92
7
3
.
4
33
71
.2
5
6
.
5
4
4
.
8
80
.8
8
4
62
45
1
8
86
5
5
.
3
54
1
5
.
5
6
8
.
8
5
4
61
.5
44
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.
2.1.2.1.
Konsep Perilaku
Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
2.1.2.3.
Domain Perilaku
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1967, teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang
46
berhubungan dengan perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun 1967,
TRA mengalami perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk mengerti/
memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya dari
hubungan ini yang menemukan secara relative korespondensi yang rendah diantara
sikap-sikap dan perilaku, serta beberapa teori yang bertujuan menghapuskan sikap
sebagai sebuah factor yang mendasari perilaku (Fishbein, 1993; Abelson, 1972;
Wicker, 1969).
47
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
ditanya,
mengerjakan,
dan
3. Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang
tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (awareness)
bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang
dominan pada diri orang tersebut.Secara rinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.
tertentu adalah :
1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang
terhadap objek (objek kesehatan).
a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain.
b. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi
orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan
kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung
pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada
pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu
50
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967, teori ini lebih
2.1.3.
menggunankan sabun Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan
sanitasidengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan sering menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun
52
cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat
tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang
lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif
untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama
kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diaredan ISPA.
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan,
dan flu burung. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya dilakukan pada lima
waktu penting, yaitu: (1) sebelum memulai pekerjaan; (2)sesudah menggunakan
toilet; (3) sebelum memegang bayi; (4) sesudah menceboki anak; (5) sebelum
menyiapkan makanan dan sesudah makan. Mencuci tangan menggunakan sabun dan
air mengalir dapat memutuskan mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari.
Masyarakat termasuk anak sering mengabaikan mencuci tangan memakai sabun
dengan air mengalir karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci
tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yangkemudian dibilas di bawah air yang
mengalir.
seseorang dari kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai
riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat, perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku
cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan
efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci tangan
adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara
bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan
dan lengan serta mengurangikontaminasi silang. Cuci tangan dianggap merupakan
salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi penularan mikroorganisme
dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun. Kesehatan kebersihan tangan yang
53
a. Penyakit-penyakit
yang
dapat
dicegah
dengan
mencuci
tangan
menggunakan sabun.
1. Diare
54
b. Teknik mencuci tangan yang baik dan benar dan penggunaan sabun
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara.
Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.
Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar,
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih
yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
55
di air yang menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun
batangan yang berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari
mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan
antiseptik, karena mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak pada larutan
ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan menambahkan sabun apabila terdapat
sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat menyebabkan kontaminasi bakteri
pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan
ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua tangan dan
buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.
56
2.2 KERANGKA TEORI
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan teori dari
Snehedu Kar, perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan
fungsi dari behaviour intention, social-support, accessebility of information, personal
autonomy, action situation
Behaviour Intention
Keyakinan
Sikap
Social Support
Lingkungan
Acessibility to information
Pengetahuan
Tenaga Kesehatan
Perilaku
Personal Autonomy
Keluarga
Masyarakat sekitar
Action Situation
Sarana
Prasarana
57
2.3
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep
yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan
di RT 006/ RW 003, Kampung Gaga, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel
independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area permasalahan.
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
Pendidikan
Sikap
Lingkungan
Pengetahuan
PERILAKU
MENCUCI
TANGAN YANG
SALAH
Tenaga
Kesehatan
Keluarga
Masyarakat
sekitar
Sarana
58
No.
Varia
bel
1.
Pendid
ikan
Definisi
Operasional
Pernyataan
responden
tentang
pendidikan
formal tertinggi
yang pernah
dicapai
responden.
Alat
Uku
r
Kue
sion
er
Cara
Ukur
Waw
ancar
a
Hasil
Ukur
Skal
a
Tinggi :
4-6
Rendah
: 1-3
Ordi
nal
Menduk
ung : 35
Tidak
menduk
ung : 02
Ordi
nal
Berpera
n : 2-4
Tidak
berpera
n : 0-1
Ordi
nal
Baik :
5-10
Buruk :
1-5
Ordi
nal
2.
3.
4.
Sikap
Lingk
ungan
Penget
ahuan
menge
nai
mencu
ci
tangan
Pernyataan
responden
mengenai
kecenderungan
melakukan
tindakan cuci
tangan pakai
sabun.
Dukungan sosial
dari lingkungan
(seperti guru dan
teman-teman)
responden yang
mempengaruhi
pola perilaku
cuci tangan.
Wawasan
pengetahuan
keluarga binaan
mengenai
mencuci tangan,
menurut WHO :
1. Membasahi
kedua telapak
tangan setinggi
pertengahan
lengan memakai
air yang
mengalir, ambil
sabun kemudian
usap dan gosok
kedua telapak
Kue
sion
er
Waw
ancar
a
Kue
sion
er
Kue
sion
er
Waw
ancar
a
Waw
ancar
a
Jumlah
59
tangan secara
lembut
2. Usap dan
gosok juga kedua
punggung tangan
secara bergantian
3. Jangan lupa
jari-jari tangan,
gosok sela-sela
jari hingga bersih
4. Bersihkan
ujung jari secara
bergantian
dengan
mengatupkan
5. Gosok dan
putar kedua ibu
jari secara
bergantian
6. Letakkan
ujung jari ke
telapak tangan
kemudian gosok
perlahan
7. Bersihkan
kedua
pergelangan
tangan secara
bergantian
dengan cara
memutar,
kemudian
diakhiri dengan
membilas seluruh
bagian tangan
dengan air bersih
yang mengalir
lalu keringkan
memakai handuk
atau tisu.
kesadaran akan
pentingnya
mencuci tangan
dan dampak jika
tidak mencuci
tangan seperti
diare dan ISPA.
60
5.
6.
7.
8.
Tenaga
keseha
tan
Keluar
ga
Masya
rakat
sekitar
Sarana
Ada tidaknya
peran (edukasi,
pengawasan, dan
dorongan)
petugas
kesehatan dalam
pelaksanaan
mencuci tangan
dalam kegiatan
rutin.
Pernyataan
responden
mengenai upaya
dari pihak
keluargakepada
anak untuk
mensosialisasi
cara mencuci
tangan pakai
sabun
Masyarakat
sekitar responden
yang
mempengaruhi
pola perilaku
cuci tangan.
Ada tidaknya
fasilitas mencuci
tangan berupa air
bersih mengalir
dan sabun di
rumah
Kue
sion
er
Kue
sion
er
Kue
sion
er
Kue
sion
er
Waw
ancar
a
Waw
ancar
a
Waw
ancar
a
Waw
ancar
a
Berpera
n : 1-3
Tidak
berpera
n:0
Ordi
nal
Berpera
n : 2-4
Tidak
berpera
n : 0-1
Ordi
nal
Berpera
n : 2-4
Tidak
berpera
n : 0-1
Ordi
nal
Tersedia
: 2-4
Tidak
tersedia
: 0-1
Ordi
nal
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
NO.
RESPONDEN
a.
Nama
:
61
b.
Umur
c.
Jenis Kelamin
d.
Alamat
e.
Pendidikan
f.
Pekerjaan
g.
Penghasilan
I.
PENDIDIKAN
1. Jenjang pendidikan bapak/ibu yang ditamatkan ?
a.Tidak pernah sekolah
b. SD/ Sederajat
c.SLTP/Sederajat
d. SLTA/Sederajat
e.Akademi/Diploma
f. Perguruan Tinggi
II.
SIKAP
1. Apakah anda setuju syarat air bersih yang sehat itu tidak berwarna dan
jernih?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah anda setuju yang harus kita lakukan sebelum makan adalah mencuci
tangan pakai air bersih dan sabun?
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Apakah anda setuju yang harus kita lakukan sesudah BAB adalah mencuci
tangan pakai air bersih dan sabun?
a. Setuju
b. Tidak setuju
62
4. Apakah anda setuju yang harus kita lakukan sebelum memegang bayi
adalah mencuci tangan pakai air bersih dan sabun?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Apakah anda setuju penyakit yang timbul apabila kita tidak mencuci tangan
sebelum makan adalah diare dan batuk pilek?
a. Setuju
b. Tidak setuju
III.
IV.
LINGKUNGAN
6. Apakah guru pernah mengajarkan mengenai cuci tangan pakai sabun di
sekolah?
a. Pernah
b. Tidak pernah
7. Apakah ada poster atau media lainnya yang dipasang atau diberikan oleh
guru atau pihak sekolah kepada murid?
a. Ada
b. Tidak ada
8. Apakah teman-teman mengingatkan tentang cuci tangan pakai sabun?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
11. Langkah pertama mencuci tangan yang baik dan benar adalah?
a. Oleskan sabun
b. Basahkan tangan dengan air bersih
c. Bersihkan telapak tangan
12. Apa yang anda ketahui tentang manfaat mencuci tangan pakai sabun?
V.
TENAGA KESEHATAN
14. Apakah petugas kesehatan pernah melakukan penyuluhan mengenai cara
mencuci tangan yang baik dan benar?
a.
Ya
b.
Tidak
VI.
KELUARGA
16. Apakah orangtua di rumah biasa cuci tangan pakai sabun?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
17. Apakah orangtua di rumah mengingatkan tentang kebiasaan cuci tangan
pakai sabun?
64
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
VII.
MASYARAKAT SEKITAR
18. Apakah tetangga di sekitar rumah biasa cuci tangan pakai sabun?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
19. Apakah tetangga di sekitar rumah mengingatkan tentang kebiasaan cuci
tangan pakai sabun?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
SARANA
VIII.
Ya
b.
Tidak
Ada
b.
Tidak Ada
22. Apakah terdapat sabun untuk mencuci tangan?
a. Ada
b. Tidak ada
23. Jika ya, sabun jenis apa yang tersedia?
a. Sabun colek
b. Sabun batang
c. Sabun cair
65
Total :
Total:
Total :
Total:
Total:
2.4
DEFINISI OPERASIONAL
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi
operasional ialah suatu definisi yang didasarkan padakarakteristik yang dapat
diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau Mengubah konsep-konsep yang
berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
68
69
Variabel
Definisi
1.
Pengeta
huan
Ala
Cara
Uku
Uk
ur
Kue
sion
anca
er
ra
jumlah
Skala
Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Pengetahuan
Baik
-
yang
5 10 :
Pengetahuan
Hasil Ukur
Waw - 11 - 16 :
Cukup
dengan
< 5 : Pengetahuan
Kurang
gula.
-4
2 4 porsi lauk
3 4 porsi sayur
2 3 porsi buah
3 4 porsi karbohidrat
2.
3.
Tingkat
Pendidi
kan
Paparan
Kue
sion
er
ra
Kue
SD : 1-2
Waw
Petugas
Informa
sion
anca
Kesehatan
si
berupa
er
ra
Berperan : 1 3
edukasi,
dorongan
pengawasan,
petugas
kesehatan
Petugas
Kesehatan
Kurang
70
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
2002). Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah keempat keluarga binaan di
RT 002/RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah anggota dari keluarga
binaan yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi mencakup usia >17
tahun, sehat mental dan tidak cacat fisik. Responden adalah sebagian sampel
yang mau berpartisipasi pada penelitian ini diambil dari peneliti langsung
melakukan observasi ke rumah keluarga binaan dan pengumpulan data dengan
kuesioner.
3.3
keluarga binaan yang kooperatif, usia diatas 17 tahun, bisa membaca dan
menulis, sehat jasmani dan rohani yaitu sebanyak 15 orang, yaitu: keluarga Tn.
Ali sebanyak 2 orang, Ny. Siti sebanyak 2 orang, Tn. Edi sebanyak 7 orang, Tn.
Asman sebanyak 5 orang.
72
b.
Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,
yaitu :
-
3.4
Jenis data
a. Data Kualitatif
Jenis Kelamin
Jumlah
Responden
4
Laki-laki
Perempuan
11
Total
15
Tingkat Pendidikan
Pers
enta
se
l
a
Tidak sekolah
h
2
13,3
SD
3%
73,3
SMP
1
2
3%
13,3
SMA
3%
0
Belum sekolah
5
74
2. Data kontinu diperoleh dari segi umur atau usia yang tercantum
dalam tabel 3.3
Umur (dalam
Jumlah
Persent
ase
6,66 %
53,33%
20%
16,66%
tahun)
< 20
21-40
41-60
>60
1
8
3
2
3.4.2
Sumber Data
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu empat
keluarga binaan di RT 002/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Agustus 2015
a. Data primer
75
c. Data tersier
3.4.3
merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti
cek list, kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi, skala, kamera foto dan sebagainya. Instrumen yang kami
pakai untuk mengumpulkan data adalah kuesioner.
3.4.4
Pengumpulan Data
maka
digunakan
beberapa
metode
dalam
proses
pengumpulan data.
Tanggal
Selasa, 11
Agustus 2015
Kegiatan
a. Pengumpulan data program wajib Puskesmas Tegal Angus,
laporan penyakit dan gambaran Desa Tanjung Pasir.
b. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.
c. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.
76
Rabu, 12
Agustus 2015
Kamis, 13
Agustus 2015
Perilaku
Mencuci
Tangan
yang
Baik
pada
Jumat, 14
Agustus 2015
Pangkalan
a. Diskusi dengan dr. Nurlaela
b. Diskusi kelompok :
Selasa, 18
Agustus 2015
Minggu, 19
1.
Agustus 2015
pengisian
kuesioner
Mengolah data yang diperoleh dari pengamatan
langsung
2.
3. Membuat laporan
77
Agustus 2015
3.4.5
diukur adalah :
1. Faktor Predesposisi
a. Jenis Kelamin
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Pengetahuan Mengenai Cuci Tangan
e. Sikap Terhadap Kebiasaan Mencuci Tangan
2. Faktor Pemungkin
a. Ketersediaan Fasilitas seperti air bersih, kran air,sabun cuci tangan
b. Keterpaparan informasi mengenai mencuci tangan yang baik dan
benar
3. Faktor Penguat
a. Dukungan Petugas kesehatan
b. Dukungan Keluarga
c. Kebijakan Pendukung
BAB IV
HASIL ANALISA
79
yang diambil dari data karakteristik responden yang terdiri dari empat keluarga
binaan di Kampung Gaga Sulaman
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di Kampung
Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki laki
38,89%
Perempuan
11
61,11%
Total
18
100%
laki - laki
39%
perempuan
61%
Diagram 4.1 Distribusi Jenis Kelamin pada keluarga binaan di Kampung Gaga
Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
keluarga binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak (61,11%).
80
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di Kampung Gaga Sulaman
RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
Umur
(dalam
Jumlah
tahun)
< 10
11-20
21-30
31-40
> 40
Persent
6
5
2
4
1
ase
33,33%
27,78%
11,11%
22,22%
5,56%
6
5
Jumlah 3
2
1
0
1
<10 th
11 - 20 th 21 - 30 th 31 - 40 th
>40 th
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada keluarga binaan di Kampung Gaga
Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
keluarga binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia
<10 tahun (33,33%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di Kampung
Gaga Sulaman
Tingkat Pendidikan
Jumla
h
Tidak sekolah
Pers
entas
e
0%
1
81
SD
13
72,22
SMP
%
5,56
SMA
%
0%
Belum sekolah
22,22
12
10
8
Jumlah
6
4
2
0
0
Tidak sekolah
SD
1
SMP
0
SMA
Belum sekolah
Tingkat Pendidikan
Diagram
82
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan Kampung Gaga
Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
Pekerjaan
Juml
ah
Persent
ase
Tidak Bekerja
33,33%
11,11%
Buruh Pabrik
5,56%
Pembantu
5,56%
Tangga
Buruh Bangunan
16,67%
Pelajar
22,22%
Pedagang
5,56%
Rumah
83
Jumlah
7
6
5
4
3
2
1
0
3
1
Pekerjaan
Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 8 Juli 15 Juli 2014
Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabelvariabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada empat rumah
keluarga binaan pada bulan Juli 2014.
Tabel 4.5 Distribusi responden terhadap aspek pengetahuan terhadap pola makan
gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
84
Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
Responden
0
Baik
0%
Buruk
100%
Total
100%
Tabel 4.6 Distribusi Responden terhadap aspek tingkat pendidikan terhadap pola
makan gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
Responden
Rendah
8
100%
Tinggi
0
0%
Total
8
100%
Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 8 responden
makan gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
Aspek Petugas
Jumlah
Kesehatan
Berperan
Tidak Berperan
Total
Presentase (%)
Responden
0
0%
100%
100%
Tabel 4.8 Distribusi responden terhadap aspek tingkat ekonomi terhadap pola makan
gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
85
Tingkat
Ekonomi
Rendah
Jumlah
Responden
8
Persentase (%)
100 %
Tinggi
Total
100 %
Tabel 4.9 Distribusi responden terhadap aspek lingkungan tentang kebiasaan jajan
terhadap pola makan gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
Kebiasaan
Jajan
Baik
Jumlah
Responden
0
Persentase (%)
0
Cukup
25%
Kurang
75%
Total
100%
Tabel 4.10 Distribusi responden terhadap aspek pengalaman pengaturan pola makan
gizi seimbang di Kampung Gaga Sulaman RT 006 / RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2014
Tingkat
Ekonomi
Baik
Jumlah
Responden
0
Persentase (%)
0
Kurang
100%
Total
100%
87
88
Akar
Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan
Rencana
Intervensi
Intervensi Yang
Dilakukan
Masalah
Tingkat
Pendidika
n
yang
Rendah
pada
Keluarga
karena
kurangnya
dana dan
kemauan
Memberika
Memotivasi
n informasi
keluarga
kepada
binaan untuk
keluarga
mengikuti
binaan
program
tentang
pendidikan 12
pentingnya
tahun.
pendidikan.
Jangka pendek
Penyuluhan
tentang pentingnya
pendidikan dan
manfaatnya dalam
kehidupan seharihari sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan
dalam bidang pola
makan gizi
seimbang
Jangka panjang
Memberikan
informasi tentang
pentingnya
pendidikan lebih
tinggi serta
memberikan
infomasi tentang
program beasiswa
yang ada
diberbagai jenjang
pendidikan,
sehingga dapat
89
meningkatkan
wawasan keluarga.
Tingkat
pendapata
n
yang
rendah
Menyediaka
Memberika
n sarana
suatu
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
yang
baik promotif
langsung ke
maupun
masyarakat
kuratif
yang
tidak
memberatkan
dari
faktor
ekonomi.
Jangka Pendek
Memaksimalkan
promosi kesehatan
dan pendidikan
kesehatan di
dalam bidang gizi
di lingkungan
setempat
Jangka panjang
Melakukan
pendataan
langsung kepada
keluarga binaan
mengenai
keikutsertaan
dalam program
kesehatan gratis
yang diadakan
oleh pemerintah.
Pola
makan
keluarga
yang tidak
seimbang
sebelumny
a
Memberika
Memberikan
n penjelasan
informasi
mengenai
tentang
tentang
pentingnya
kebiasaan-
mengkonsum
kebiasan
si makanan
yang benar
bergizi.
mengenai
Jangka Pendek
Memberikan
penyuluhan
semenarik
mungkin
mengenai
konsumsi
makanan bergizi
90
pola makan
seimbang sertai
gizi
keuntungan dan
seimbang.
kerugiannya
Jangka Panjang
Menganjurkan
pelaksanaan
program
Pembagian
Makanan
Tambahan (PMT)
sebagai penunjang
kebutuhan gizi
seimbang
dikeluarga binaan.
Pengetahu
an
keluarga
yang
kurang
terhadap
pentingny
a variasi
makanan
Memberika
Memberikan
n edukasi
contoh menu
tentang
aneka ragam
macam
makanan
macam
dalam setiap
makanan
kali makan.
bergizi dan
sehat.
Jangka pendek
Menggunakan alat
peraga sebagai
media informasi
tentang jenis
makanan sehat dan
bergizi seimbang.
Edukasi
pengurangan
aktivitas jajan
diluar dengan
penggantian
pemberian bekal
Jangka panjang
Menciptakan suatu
lingkungan dengan
91
pola makan
jajanan yang
bergizi
Kurangny
a
penyajian
media dan
petugas
kesehatan
dalam
memberik
an
informasi
pola
makan
gizi
seimbang
Memberika
Melakukan
n informasi
pendekatan
kepada
kepada
keluarga
pelayanan
binaan
kesehatan dan
mengenai
anggota
pentingnya
keluarga
menerapkan
tentang
pola makan
pentingnya
gizi
pola makan
seimbang
gizi
dalam
seimbang.
kehidupan
sehari-hari.
Jangka pendek
memberikan
penyuluhan
kepada petugas
kesehatan untuk
turut berperan
aktif dalam
perbaikan pola
makan gizi
seimbang pada
keluarga binaan.
Jangka panjang
Melatih para kader
untuk berperan
aktif dalam
pendataan status
gizi setiap anggota
keluarga binaan
secara berkala
Memberikan
pendidikan gizi
secara berkala
dengan disertai
survey gizi pada
keluarga binaan.
Adanya pelacakan
angka kejadian
gizi kurang dan
92
gizi buruk
dilapang disertai
pemberian
makanan
tambahan, untuk
dipantau
perkembangan
gizinya setiap
bulan
93
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
95
1.
2.
Lampiran 1
Kuesioner Presurvey
I.
96
Jika memilih :a = 3
b=2
c=1
97
II.
No
1.
Pertanyaan
Iya
Tida
2.
3.
4.
5.
6.
Jika memilih :
Iya
:2
Tidak : 1
III.
Prilaku Mengenai Pola Makan Gizi Seimbang
Pertanyaan
N
Iya
Tidak
98
buahan)
Jika memilih :
Iya
Tidak : 1
:2
Lampiran 2
KUESIONER
99
I UMUM
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Nama keluarga
NO.
RESPONDEN
Alamat
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Penghasilan
100
II
KHUSUS
gaga RT 006 RW 003 desa tanjung pasir kecamatan teluk naga kabupaten tangerang
provinsi banten
101
6. Menurut anda berapakah konsumsi gula dalam 1 hari untuk memenuhi pola
makan gizi seimbang ?
a. 4 sendok makan
b. 2 sendok makan
c. 0 sendok makan
7. Menurut anda bagaimanakah penggunaan garam pada pola makan gizi
seimbang dalam 1 hari ?
a. 1 sendok teh garam beriodium
b. 1 sendok teh garam biasa
c. 0
8. Menurut anda berapakah penggunaan minyak dalam 1 hari untuk memenuhi
pola makan gisi seimbang ?
a. 5 sendok makan
b. 3 sendok makan
c. 2 sendok makan
9. Menurut anda makanan yang sehat dan bergizi itu terdiri dari apa saja ?
a. Nasi, sayuran, buah-buahan, lauk nabati, lauk hewani
b. Nasi, sayuran, lauk nabati, lauk hewani, susu
c. Tidak tahu
Jumlah total
6 10
: Pengetahuan cukup
: Pengetahuan kurang
b nilai 5
c nilai 4
d nilai 3
e. nilai 2
f. nilai 1
Seimbang
Lingkungan
3.
makanan di rumah ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
Tingkat Ekonomi
Jika jawaban
a nilai 0
b nilai 1
Pengalaman
2. Dengan pola makan yang anda berikan saat ini apakah didapatkan adanya
perubahan keadaan ?
a. Ya
b. Tidak
b poin 0
Jika skor 0
pengalaman kurang
105