Professional Documents
Culture Documents
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang
beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat
Pembuangan Akhir ).
Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan
berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana lainnya
misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa
lewat di depan rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apaapa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga
dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung.
Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas,
botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara
pembakaran.
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha
keras. Cara ini bisa dilakukan dengancara membakar limbah-limbah padat misalnya kertaskertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar
ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air
panas, listrik dan pencairan logam.
Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut
adalah sebagai berikut :
Jumlah Limbah
Dalam jumlah sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Sedangkan dalam jumlah
banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Dalam proses pengolahan limbah padat terdapat 4 proses, yaitu:
Pemisahan
yaitu karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan yang berbeda
juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu.
Sistem gravitasi
yaitu Sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
Sistem magnetis
yaitu sistem penisahan berdasarkan sifat magnet.
Penyusunan ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya
pengolahannya
Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya/volumenya.
Pembuangan limbah
Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang tempat dan perlu
diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan:
Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapal
Laut menjadi dangkal
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya (misal: limbah B3
/limbah radioaktif), dapat membunuh biota laut
Pembuangan di darat/di tanah
Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut:
Pengaruh iklim, temperatur dan angin
Struktur tanah
Jaraknya harus jauh dengan pemukiman
Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan peternakan, flora atau fauna.
Jadi: Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun
Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak
(bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
Pembuatan kompos padat dan cair
metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering,
kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos
adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organic. Berdasarkan bentuknya
kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan
menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa
didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur
campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organic.
Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalah proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru.
Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan
pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan
pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas
jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
Plastik
Plastic dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat
berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai
jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur
ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengahtengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan
kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene,
PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Limbah Padat
Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan
dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat. Limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan karena sifat
dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup
dan
atau
dapat
membahayakan
lingkungan
hidup,
kesehatan,