You are on page 1of 23
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI IX DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2071 - 2012 TANGGAL 18 DESEMBER 2011 SAMPAI DENGAN TANGGAL 22 DESEMBER 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, DESEMBER 2011 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI IX DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2011 - 2012 TANGGAL 18 S.D. 22 DESEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. DASAR KUNJUNGAN KERJA Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat dilakukan berdasarkan: 1, Rapat Intern Komisi IX DPR RI tanggal 15 Nopember 2011 2. Rapat Koordinasi antara Pimpinan DPR RI dan Pimpinan Komisi I s.d. XI, Badan Anggaran, dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR RI tanggal 7 Desember 2011 3. Keputusan Rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 8 Desember 2011 4. Keputusan DPR RI Nomor 35/PIMP/TI/2011-2012 tanggal 16 Desember 2011 |B, TUJUAN PELAKSANAAN Tujuan Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat adalah: 1. Melaksanakan fungsi Pengawasan DPR RI sebagaimana diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) dan Pasal 54 ayat (3) huruf f. Melihat secara langsung kondisi daerah _Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mendapatkan informasi dari lapangan tentang realisasi program dan anggaran yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, sekaligus menyerap aspirasi terkait keberlanjutan dari program dan anggaran dimaksud © 3. Melihat secara langsung permasalahan masyarakat dan monitor pelaksanaan program Kementerian atau Badan mitra kerja Komisi IX DPR RI di Provinsi Kalimantan Barat, dan 4. Menyerap aspirasi, baik dari pemerintah daerah maupun dari masyarakat Kalimantan Barat, yang nantinya akan menjadi bahan masukan dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan mitra kerja. C. WAKTU PELAKSANAAN Kunjungan Kerja dilaksanakan dari tanggal 18 sampai dengan 22 Desember 2011. D. AGENDA SELAMA KUNJUNGAN KERJA 1 4, Minggu, 18 Desember 2011: Keberangkatan rombongan Tim Kunker Komisi IX DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat. Senin, 19 Desember 2011: a. Pertemuan dan dialog dengan Gubernur Kalimantan Barat, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, perwakilan Kementerian Kesehatan RI, perwakilan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, perwakilan badan- badan mitra kerja Komisi IX DPR RI, unsur Muspida dan dinas/instansi terkait Provinsi. Kalimantan Barat, perwakilan Kodam, perwakilan Polda, perwakilan LANAL, perwakilan LANUD, perwakilan rektor Universitas Tanjung Pura. b. Peninjauan BLK Provinsi Kalimantan Barat c. Peninjauan RSUD Dr. Supadio - Pontianak Selasa, 20 Desember 2011 a. Pertemuan dan dialog dengan Bupati Landak, perwakilan Kementerian Kesehatan RI, perwakilan Kementerian ‘Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, perwakilan badan- badan mitra kerja Komisi IX DPR RI, unsur Muspida dan Dinas/Instansi terkait Kabupaten Landak. Rabu, 21 Desember 2011: a. Pertemuan dan dialog dengan Bupati Sanggau, perwakilan Kementerian Kesehatan RI, perwakilan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, perwakilan badan- badan mitra kerja Komisi IX DPR RI, unsur Muspida dan Dinas/Instansi terkait Kabupaten Sanggau, perwakilan Polres Sanggau, perwakilan Korem Sanggau. b. Peninjauan RSUD Sanggau. Kamis, 22 Desember 2011 Kepulangan rombongan Tim Kunker Komisi IX kembali ke Provinsi DKI Jakarta. E. SUSUNAN TIM Susunan Tim Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut. T No. | No. NAMA FRAKSI KET Urut | AGT [11342 Tar. Ribka Tjiptaning P_ PDIP | Ketua Tim [2] 471 | Prof. Dr. dr. A. Dinajani H PD Anggota | Mahdi, Sp.PD, KAI, SPKL, | FINASIM, SH _ 3_| 514 | dr. Subagyo Partodiharjo PD ‘Anggota 4 | 237 | Hj. Endang Agustini Syarwan PG ‘Anggota LE Hamid, SIP 5__| 258 | dr. Charles J Mesan 7 PG Anggota 6 | 397 | dr. Karolin Margret Natasa PDI-P ‘Anggota (_7_| 379 |Nursuhud PDI-P ‘Anggota 8 | 65 [Ir. Arif Minardi PKS ‘Anggota 9 | 288 | Dra. Hj. Okky Asokawati, M.Si |_Anggota 10 | 148 | Hj. Chusnunia Chalim, M.Si ‘Anggota 11 | 29 [drg. Putih Sari P. Gerindra | Anggota_ Tim Kunjungan Kerja didampingi oleh Dra. Tri Udiartiningrum dan Syarif Wahyudi dari Sekretariat Komisi IX DPR RI, Inung Kusudiatri Arisasangka dari biro pemberitaan DPR RI, dan Fatih Waluyo Wahid, SH, LLM dari Tim Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI Tim juga didampingi oleh perwakilan dari mitra-mitra kerja Komisi IX yaitu Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja, Dewan Jaminan Sosial Nasional, PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero). II. HASIL KUNJUNGAN KERJA A. PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1. KEADAAN UMUM Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan terdiri dari 12 kabupaten dan 2 kota dengan ibukota Pontianak. Provinsi ini mempunyai_ wilayah terbesar_nomor empat di seluruh Indonesia dengan luas sekitar 146.807 KM? atau 1.13 kali luas pulau Jawa. Penduduk Provinsi Kalimantan Barat berjumlah sekitar 4.295.983 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 30 jiwa/KM2. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga kita, yaitu Malaysia. Tidak kurang dari empat kabupaten di provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu kabupaten Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. 2. BIDANG KESEHATAN a. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat INDIKATOR TAHUN NASIONAL, KALBAR Angka Kematian Ibu 2007 _| 228/100.000 KH | _106 Kasus Angka Kematian Bayi_| 2007 | 34/1000 KH 46/1000 KH ‘Angka Kematian Anak- | 2007 | 44/1000 KH 59/1000 KH Balita | ‘Angka Harapan Hidup | 2009 69.21 tahun | 66.45 tahun Gizi Buruk 2010 4.9% 9.5% Gizi Kurang 2010 13.0% [ 19.7% b. Rasio Tenaga Kesehatan RASIO PER 100.000 PENDUDUK JENIS TENAGA KESEHATAN NASIONAL | KALIMANTAN BARAT Dokter 14.20 12.97 | Dokter Gigi 3.67 2.89 Perawat [88.08 57.36 Bidan 40.63 c. Puskesmas KELAS PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA |” PERAWATAN NON TOTAL _| PERAWATAN | = Sambas 6 19 25 Bengkayang 3 14 [17 Panda eee 12 4 16_ 12 6 18 2 12 een: Ketapang 8 16 oan [ Sintang 6 14 20 Kapuas Hulu 14_ 9 23, Sekadau 7 4 eri eee) Melawi 3 8 ieee Kayong Utara 5 1 6 Kubu Raya _ 8 10 18 Kota Pontianak 7 4 19 23 Kota Singkawang I 3 3 - Rata-rata rasio Puskemas per 100.000 penduduk di Provinsi Kalimantan Barat adalah 5.3 Puskesmas/100.000 penduduk. d. Permasalahan Kesehatan Dalam pertermuan dan dialog antara tim Kunker Komisi IX dengan Gubernur Kalimantan Barat, didapatkan informasi mengenai permasalahan kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut: - Program Jaminan Persalinan (Jampersal) sangat dirasakan manfaatnya oleh Pemprov dan masyarakat Kalimantan Barat. Oleh karena itu program tersebut diharapkan dapat dilanjutkan pada tahun-tahun yang akan datang - Tingkat balita kurang gizi di wilayah Provinsi Kalimatan Barat masih cukup tinggi, yaitu sekitar 10%. - Masih ada beberapa Kabupaten yang belum memiliki rumah sakit, di antaranya adalah Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Kayo Utara. - Di beberapa Kabupaten yang belum memiliki rumah sakit tersebut, apabila terdapat pasien Jamkesmas, maka akan dirujuk ke rumah sakit kabupaten lain yang terdekat. Ada kerjasama antara pemerintah kabupaten dan rumah sakit. ‘nH sendey marek ‘esseyeyy vreBou ueBuep BunsBuel yerep ueseyeqiog Buek yereg UBjUeUNTeY Ip Uoyednqey Yenq wun epy ‘Suelo €79'98 wesueqos inS3ueSuow ynpnpued uep Sues0 z,¢9FT'% yeAUEGas efioyoq ypnpued yerumf ueBuep Bueso cer'eez’s Yesuegas yereg ueyeurey Isuraoig Ip efiey ueyeyZuy yNpnpusd yerume yereg UE}UBUNTTEY [BSE TL “oO TO Src] Suedvjoy uoyednqey Jan (rte) ehoy uegneT reed | 2 T | Sue}UIS TEYTA) qesueusy Bupig uayednqey Lan | [ey eyes eliay UeYNe] BxOT| 9. TesBUey | yereg, uojednqey Suoxnug (DTI) | ueyweuey isumoig dn wisnpu] ebay ueynequq| ¢ sequieg woengey Ldn | sequres eloy weqneT rerea |b | 7 jremeysuig ROY (WAN HHT) YesuuoW Suemeysurg voy Lan | They eyEsA elroy ueyneT exOT| | seuenuog uarednqey (WN YH) Yesususy yeuepuod uoyednqey Ldn | Tey eyesn eLey ueyneT exOT | T yereg, euenuod (DIN) ueyreunpey Isus0ld La msnpuy eley ueyney yun | 1 STL, SUBS HEIEg UN Phroy weYpeieg esequIoy oN voy ueyneT tered “a rar unyei epedirep yedeo yigel ueynep redep gw uedeyousd “Sueyepuour unye) eped ueydereyiq ‘usyednqey/eoy umunuyy yedn updejauad sosoid eAueure] weyeuareyp Inqasi9) qWA Uedeyeued ubequepooy “Iseisusuer, uep vliey eBeuay UeLe}UaUEy vpedoy uvxsoderp umjoq qngqesio) uedejoued unureu ‘emg sad 90'000°006da tesaqas ueydejoup efes neq qWA emyeq upysodepp x] IswWoy JoxUNY ULL UeBuEIepey yeeg “TequIE|Ie aIMPes ZIO~ UNYe. yNIUN Jereg uejNEUNTEY WA UederoUsg suIAoIg uMUNTUNA yedQ “e ISVEDINSNVAL NVO NVVPaaAVOVNGLAM ONVIE “& “snasn3y uping rapes unny neq ydid euerey Nay weeunssuod UpY[eUNSyeuoU yNJUN uEyNsey IdepeySueu aosduieg - Sintang, Sanggau, Bengkayang, dan Sambas. Selama ini kit telah mempunyai satu buah pintu keluar masuk resmi, yaitu Pos Lintas Batas (PLB) Entikong Kabupaten Sanggau. Saat ini sedang disiapkan dua PLB lainnya di Aruk Kabupaten Sambas dan Badau Kabupaten Kapuas Hulu. Antara tahun 2004 sampai dengan 2010, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Pontianak telah melakukan penempatan sebanyak 29.141 orang dan untuk tahun 2011 telah dilakukan penempatan untuk 1.511 orang TKI dengan perincian 950 orang TKI pria dan 561 orang ‘TKI wanita. Negara tujuan penempatan TKI asal Kalimantan Barat paling banyak adalah ke Malaysia dengan bidang kerja di sektor industri dan konstruksi, diikuti penempatan ke negara Brunei Darussalam dengan bidang kerja di sektor jasa kemasyarakatan, industri, konstruksi, dan rumah tangga. Sebagai daerah perbatasan, Kalimantan Barat dihadapkan dengan permasalahan pemulangan TKI non dokumen asal daerah lain yang dideportasi oleh negara tetangga. TKI non dokumen tersebut mayoritas berasal dari Jawa Barat (34.42%), Jawa Tengah (19.40%), dan Jawa Timur (15.79%), namun begitu sebagai provinsi di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Provinsi Kalimantan Barat menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung dan menyukseskan program nasional penempatan TKI. d. Transmigrasi Program transmigrasi di Provinsi Kalimantan Barat dimulai pada tahun 1955 dengan lokasi di Kuala Dua-Sei Durian, Kecamatan Sei Raya, Kabupaten Pontianak. Sampai dengan tahun 2010 jumlah penempatan warga transmigran di Provinsi Kalimantan Barat mencapai 124.672 kepala keluarga atau 525.448 jiwa, sedangkan khusus untuk tahun 2011 telah ditempatkan warga transmigran sebanyak 1.284 kepala keluarga. Di seluruh wilayah Kalimantan Barat sudah dibangun 336 buah UPT Transmigrasi dengan luas areal sekitar 275.526 Ha atau dengan asumsi setiap kepala keluarga mendapatkan 2.21 Ha lahan untuk digarap. e. Permasalahan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Dalam pertemuan dan dialog antara tim Kunker Komisi IX dengan Gubernur Kalimantan Barat, didapatkan informasi mengenai permasalahan ketenagakerjaan dan transmigrasi di Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut: - UMP Kalimantan Barat untuk tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp900.000,00 per bulan, ini _merupakan kesepakatan antara pekerja, pemberi kerja, dan pemerintah. Tingkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Kalimantan Barat Rp1.300.000,00 - Pemprov Kalimantan Barat meminta Kemnakertrans untuk meninjau kembali Permenakertrans 17/2005 tentang pedoman penetapan UMP, karena beberapa komponan indikator dianggap sudah tidak sesuai, di antaranya komponen minyak tanah yang sudah tidak relevan dengan program konversi ke bahan bakar gas oleh pemerintah. - Balai Latihan Kerja di Provinsi Kalimantan Barat belum berfungsi maksimal karena kekurangan dana. Pengelola BLK telah melakukan berbagai terobosan kerjasama, di antaranya dengan PLN, Jamsostek, dan Bank Kalimantan Barat. 4. Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana a. Laju Pertumbuhan Penduduk. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan per tahun mulai dari tahun 2000 sampai dengan 2010 sebesar 0.91%, angka ini di bawah rata-rata LPP nasional yang sebesar 1.49%. Berbagai strategi dilakukan perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat dalam menekan LPP, antara lain: - Mengupayakan pengendalian —kelahiran melalui penggunaan kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) - Peningkatan kapasitas tenaga pemberi layanan keluarga berencana. - Peningkatan kapasitas tenaga _motivator/penggerak program kependudukan dan KB. - Peningkatan intensitas penggarapan program KB di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan. - Memfasilitasi sarana dan prasarana program KKB dan pelayanan kontrasepsi seperi mobil unit pelayanan dan penerangan, dan sepeda motor bagi PLKB. b. Akseptor KB Baru JENIS KB 2011 (Per November) TUD 6.132 MOW 1.340 [MOP 7 169 Kondom 7 z - 654 Implan | aoe 7.872 Suntik { 71.143 68.829 Pil 53.158 SL411 JUMLAH 163.179 158.407 [TARGET 137.362 163.145 PERSEN TERCAPAT L 118.79% | 97.10% | c. PLKB/PKB Saat ini di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat terdapat 253 orang PLKB di mana 166 orang di antaranya merangkap tugas sebagai koordinator KB Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 20 orang PLKB yang bertugas di Kabupaten Kayong Utara berstatus pegawai kontrak dan 4 orang PLKB yang bertugas di Kabupaten Kubu Raya berstatus non PNS. Sedangkan sisanya berstatus PNS. Ada sekitar 173 kecamatan dan 1.847 desa di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, sehingga rasio perbandingan antara PLKB dengan desa adalah 1:7.30, artinya 1 orang PLKB membawahi 7 sampai 8 desa. Hal tersebut di bawah standar pelayanan minimal program kependudukan dan KB, di mana idealnya satu orang petugas PLKB membawahi 2 desa. Untuk mencapai kondisi ideal, diperlukan sekitar 924 PLKB yang akan bertugas di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat. 5. BIDANG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN a. Produk Impor Ilegal Sebagai salah satu pintu gerbang yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia, Provinsi Kalimantan Barat dihadapi permasalahan masuknya makanan impor ilegal dari negara tetangga. Berbagai upaya terus dilakukan oleh BBPOM Pontianak, antara lain dengan mengadakan kerjasama dengan POLDA Kalimantan Barat, SKPD terkait, Kejaksaan, Kepolisian, Kanwil Dirjen Bea Cukai. Data tentang produk obat dan makanan impor ilegal yang masuk melaui Provinsi Kalimantan Barat selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut: PRODUK 2009 2010 [2011 _—‘| Pangan 12.283| 31.696 14.571 Obat Tradisional 1,013 | _ 1.250 5 Kosmetik _| 4.857 187 | 0 JUMLAH 18.153 33.133 14.576 b. Obat dan Makanan Tidak Memenuhi Ketentuan DIMUSNAHKAN 2010 2011 KOMODIT] /~yimlah | Perkiraan | Jumlah | Perkiraan Kemasan Harga Kemasan Harga Pangan 24.522 | 6.547.374.000 7.165 | 365.415.000 Kosmetika 187 4.448.000 49 882.000 Obat 1.239 ~ 178.416 238 7.140.000 Tradisional | = Obat 0 0 2.307 6.344.250 )TOTAL 25.984 | 6.740.238.000 | 9.759 | 379.781.250 | DISITA DALAM RANGKA PROSES PROJUSTICIA 2010 2011 | KOMODIT] |~yumlah | Perkiraan | Jumlah | Perkiraan __| Kemasan Harga Kemasan | ___Harga Pangan 3.242 5.673.600 3.725 | 1.303.750.000 | Kosmetika 0 0 ~~ 152) 10.854.000 Obat 2.720 | 5.440.000 2.939 479.057.000 Tradisional Z Obat 444 19.980.600 4,025| _56.350.000 TOTAL 6.406 31.093.600| 10.841 | 1.850.011.000 | 6. PT. Askes (Persero) a. Wilayah Kerja PT Askes mempunyai 3 buah kantor cabang di wilayah provinsi Kalimantan Barat, masing-masing adalah Kantor Cabang Pontianak yang membawahi wilayah kerja Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang, dan Kabupaten Kayong Utara; Kantor Cabang Singkawang yang membawahi wilayah kerja Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Sambas; serta Kantor Cabang Sintang yang mempunyai wilayah kerja Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sekadau. b. Jumlah Penduduk dan Proporsi Kepesertaan Askes Kab/Kota | Pen | Askes | Jam | PUKMU | Jumlah ]% Duduk | Sosial | _kesmas | _ | Kota 554.764 | 41.828] 94.582) 29.570| 165.980 | 30% [Pontianak | _ 7 Kubu 500.970} 3.787) 220.900 15.181] 239.868 | 48% Raya | Kab. 234.021 | 12.671 | 101.2252] —- 113.923 | 49% Pontianak Kab. 329.649 | 5.978] 207.447| -- | 213.425] 65% Landak 7 Kab. 427.460 | 11.005 | 76.532| 3.125] 90.722 | 21% Ketapang lb = Kayong 95.594 1.587| 48.553] 45.565| 95.705 | 100% Utara _ Kab. 186.306 | 23.834| 63.899] 22.926 | 110.659 | 59% | Sinkawang eae Kab. 496.116 | 26.061 | 139.558 | 380.149 | 545.768 [110% Sambas z Kab. 214.785 | 12.360 =| 78.842 | 37% Bekayang 2 Kab. 425.630 | 24.817 102.000 | 261.673 | 61% Sanggau Kab. 186,000 | 7.794 597 | 69.128] 37% Sekadau | Kab. 199.054 | 10.423|” 59.890] 85.000] 155.313] 78% Melawi Kab. 364.759 | 23.697 | 142.282 ~-- | 165.979 | 46% Sintan Kapuas: 221.159 | 19.150 2.059 | 113.085] 51% Hulu | _ Sekitar 55% penduduk Provinsi Kalimantan Barat sudah terdaftar sebagai peserta Askes yang tersebar di dalam berbagai program c. Jaringan PPK Dasar dan Pendukung. PT Askes telah bekerjasama dengan berbagai Pusat Pelayanan Kesehatan Dasar, yaitu 227 buah Puskesmas dan 24 orang Dokter Keluarga. Selain itu, PT Askes juga telah bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Kesehatan Pendukung yaitu sekitar 3 buah Balai Pengobatan, 30 buah Apotik, 27 buah Optik, dan 5 cabang PMI atau Unit Transfusi Darah. d. Jaringan Pelayanan Rumah Sakit PT Askes telah bekerjasama dengan sekitar 25 buah rumah sakit yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Satu-satunya kabupaten yang belum mempunyai rumah sakit yang bekerjasama dengan PT Askes adalah Kabupaten Kayong Utara e. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Askes mempunyai dua buah program CSR, yaitu program Dana Kemitraan dan Program Kegiatan Bina Lingkungan. Pada tahun 2010, PT Askes mengucurkan dana sebesar Rp1.027.488.000,00 untuk sekitar 40 mitra binaan dalam program Dana Kemitraan, sedangkan pada tahun 2011, PT Askes mengucurkan dana sebesar Rp440.000.000,00 untuk sekitar 25 mitra binaan. Sedangkan untuk program Kegiatan Bina Lingkungan, PT Askes mengucurkan dana sebesar Rp167.867.635,00 pada tahun 2010 dan Rp254.810.000,00 pada tahun 2011. Program tersebut diberikan antara lain untuk bantuan pendidikan, komputer, pembangunan dan renovasi masjid, beasiswa dan penghijauan. Selain hal tersebut di atas, di saat kunjungan kerja Komisi 1X DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat, Direktur Utama PT Askes dr. Gede Subawa, dengan didampingi oleh Ketua Komisi IX DPR RI dr. Ribka Tjiptaning dan anggota Komisi IX DPR RI asal Daerah Pemilihan Kalimantan Barat dr. Karolin Margret Natasa, menyerahkan bantuan berupa 1 unit ambulance kepada Kabupaten Landak. 7. DIALOG DENGAN _GUBERNUR _DAN KALIMANTAN BARAT Di dalam pertemuan dan dialog dengan Gubernur dan Wakil Gubernur yang didampingi oleh para kepala dinas, unsur muspida, perwakilan TNI, perwakilan POLDA, dan perwakilan rektor Universitas Tanjung Pura, Tim Kunker Komisi IX DPR RI juga membahas hal lain yang dianggap perlu di luar bidang Dari pertemuan tersebut didapatkan informasi sebagai WAKIL _GUBERNUR - Jumlah personel POLRI yang ditempatkan di POLDA Kalimantan Barat berjumlah sekitar 10.000 jiwa. - Pelayanan kesehatan bagi anggota POLRI di kota Provinsi, Kabupaten/Kota relatif tidak bermasalah karena ada kerjasama dengan rumah sakit - Pelayanan kesehatan bagi anggota POLRI yang bertugas di perbatasan masih memprihatinkan. Karena sarana dan prasarana masih sangat minim. Untuk mendapatkan pelayanan, mereka harus ke ibukota provinsi/kabupaten/kota yang membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. - Jumlah personel KODAM XII (meliputi Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Timur) berjumlah sckitar 20,000 jiwa, ini baru mencukupi 60% dari kebutuhan ideal KODAM XII. - Universitas Tanjung Pura telah menjalin kerjasama dengan berbagai universitas di negara sahabat, yang terbaru adalah kerjasama dengan Ghuangzi University untuk program Bahasa Mandarin. - Universitas Tanjung Pura telah selesai membangun gedung Rumah Sakit Pendidikan (teaching hospital) untuk keperluan Fakultas Kedokteran. Namun masih memerlukan peralatan agar dapat beroperasi. B, KABUPATEN LANDAK 1, Keadaan Umum. Landak adalah salah satu kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Barat, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Pontianak dan dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 55 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten _Landak. Kabupaten Landak mempunyai wilayah seluas 9.909 KM? dan berpenduduk sebanyak 282.206 jiwa. Mayoritas penduduk Landak berprofesi sebagai petani, angka kemiskinan di kabupaten ini mencapai 15.5% dengan tingkat pengangguran sebesar 3.4%. 2. Dialog dengan Bupati Landak. Dari pertemuan dan dialog dengan Bupati Landak, Wakil Bupati, Ketua DPRD, dan jajaran Muspida Kabupaten Landak, diperoleh informasi sebagai berikut: Landak mempunyai 16 buah Puskesmas dan 1 buah RSUD type D. - Landak masih sangat kekurangan tenaga dokter, saat ini hanya ada 1 orang dokter spesialis, 3 orang dokter umum (sedang PPDS atau ambil S2), dan 3 orang dokter PIT yang hampir selesai masa tugasnya. Direncanakan pada tahun 2012 untuk merekrut 3 dokter spesialis baru, terdiri dari dokter anak, kebidanan, dan bedah umum. Keterbatasan dana APBD menyebabkan Landak belum bisa memberikan insentif yang banyak untuk tenaga kesehatan. - RSUD Landak juga kekurangan peralatan. PLKB di kabupaten Landak hanya 16 orang. Bagaimana apabila memberdayakan kades/sekdes sebagai PLKB Direspon oleh BKKBN dengan mengatakan bahwa pada tahun 2012 akan memberikan pembekalan terhadap para kades. Dalam pertemuan tersebut, Ibu Okky Asokawati, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP menanyakan perkembangan kasus dihentikannya pelayanan Jamkesda Kabupaten Landak oleh RSUD Dr. Soedarso dikarenakan ada tunggakan sebesar Rp700.000.000,00 yang belum dibayar. Hal ini direspon oleh Pemkab Landak dengan mengatakan bahwa tagihan tersebut telah dibayar dan saat ini pelayanan Jamkesda Kabupaten Landak oleh RSUD Dr. Soedarso sudah berjalan seperti biasa. - Belajar dari pengalaman tersebut, Pemkab Landak sangat mengharapkan mendapatkan alokasi dana pembangunan rumah sakit kelas tiga. Pemkab telah menyiapkan lokasinya. C. KABUPATEN SANGGAU 1. Keadaan Umum Kabupaten Sanggau mempunyai luas wilayah 12.858 KM? atau sekitar 12.47% luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Penduduk Kabupaten Sanggau berjumlah 459.492 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 31 jiwa/KM? Kabupaten Sanggau berbatasan langsung dengan Sarawak di Malaysia Timur dengan panjang garis perbatasan kurang lebih 129.5 KM. 2, Bidang Kesehatan . Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda - Pada tahun 2011, Kabupaten Sanggau menerima alokasi dana sebesar Rp1.794.197.000,00 untuk program Jamkesmas, Rp1.781.888.000,00 untuk program Jampersal, dan Rp5.000.000.000,00 untuk program Jamkesda (melalui APBD). - Sampai dengan bulan Oktober 2011, realisasi keuangan untuk program Jamkesmas sebesar Rp1.005.691.000,00 atau sekitar 56.95%, untuk program Jampersal sebesar Rp392.166.000,00 atau sekitar 22%, dan untuk program Jamkesda sebesar Rp2.500.000.000,00 atau sekitar 50%. b. Permasalahan Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda - Juknis baru diterima bulan Juli, sehingga pelaksanaan kegiatan, khususnya sosialisasi program Jamkesmas dan Jampersal kepada petugas dan masyarakat menjadi terhambat. - Kondisi geografis yang sulit, sehingga menyulitkan petugas mengunjungi pasien ataupun masyarakat yang sulit menjangkau fasilitas pelayanan. - Khusus untuk Program Jampersal, penetapan besaran biaya sebesar Rp420.000,00 dirasakan oleh petugas lapangan masih sangat rendah. - Tidak ada insentif bagi petugas yang berada di daerah perbatasan. ¢. Rekomendasi kepada Pemerintah Pusat = Peningkatan ketersediaan dan pemerataan kualitas tenaga Kesehatan di daerah perbatasan dengan penetapan jumlah penerimaan CPNS khusus untuk kecamatan Entikong dan Sekayam. - Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan Kesehatan serta Pengadaan perbekalan, obat dan alkes di daerah perbatasan dengan penetapan DAK khusus untuk kecamatan Entikong dan Sekayam. - Peningkatan pembiayaan pelayanan keschatan di dacrah perbatasan dengan penetapan BOK khusus untuk kecamatan Entikong dan Sekayam. 16 - Pembangunan rumah sakit bergerak dan peningkatan Puskesmas Entikong menjadi Rumah Sakit Intermediate atau Type D. 3. Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi a. UMK 2012 UMK Sanggau untuk tahun 2012 telah ditetapkan sebesar Rp992.500,00 per bulan. Hal tersebut merupakan kesepakatan dewan pengupahan yang merupakan perwakilan pekerja, pemberi kerja, dan Pemerintah. Sampai saat ini belum ada perusahaan yang mengajukan penangguhan pembayaran UMK. b, ULKI Entikong, Kabupaten Sanggau Sampai saat ini, ULKI Entikong yang merupakan UPTP Pemprov Kalimantan Barat beium berfungsi secara maksimal. Pada tahun 2010, ULKI Entikong mengadakan pelatihan untuk 7 kejuruan dengan siswa latih sebanyak 112 orang. Permintaan ketrampilan pramuwisma mulai marak, namun sampai saat ini belum masuk ke dalam kejuruan yang diajarkan oleh ULKI Entikong. Ke depan, ketrampilan pramuwisma akan diajarkan oleh ULKI Entikong. 4, Dialog dengan Bupati Sangqau. Di dalam pertemuan dan dialog dengan Bupati Sanggau yang didampingi oleh para kepala dinas, unsur muspida, perwakilan Kodim, dan perwakilan Polres, Tim Kunker Komisi IX DPR RI juga membahas hal lain yang dianggap perlu di luar bidang kerjanya. Dari pertemuan tersebut didapatkan informasi sebagai berikut: - Personel Kodim 1204 Sanggau baru sekitar 48% dari kebutuhan. Wilayah kerja Kodim meliputi dua kabupaten yaitu Sanggau dan Sekadau. - Kodim 1204 Sanggau dilengkapi oleh enam buah pos batas (empat buah tepat di perbatasan, dua pos pembantu) masih diperlukan 3-4 pos batas tambahan. - Sampai saat ini tenaga kesehatan baru ada di battalion yang bertugas, sedangkan untuk battalion yang tinggal belum ada - Kodim 1204 Sanggau mengharapkan ada rumah sakit rujukan di Sintang Perwakilan Polres menyampaikan keluhan adanya perbedaan dengan TNI, di mana personel TNI mendapatkan tunjangan perbatasan. KUNJUNGAN-KUNJUNGAN 1. RSUD DR. SOEDARSO, PONTIANAK Kunjungan dilakukan pada hari kedua Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI, Senin 19 November 2011 pukul 13.00-14.00 WIB. Dari hasil dialog dengan direktur, karyawan, dan pasien RSUD Dr. Soedarso - Pontianak diperoleh data sebagai berikut: a. RSUD Dr. Soedarso adalah rumah sakit tipe umum kelas B Pendidikan yang merupakan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Barat. RSUD Dr. Soedarso berada di atas lahan seluas 25.000 M? RSUD Dr. Soedarso memiliki 18 orang dokter umum, 40 orang dokter spesialis, 7 orang dokter gigi, 2 orang dokter gigi spesialis, 463 orang tenaga keperawatan, 30 orang tenaga kefarmasian, 23 orang tenaga kesehatan masyarakat. RSUD Dr. Soedarso ditunjang oleh berbagai_peralatan medis, antara lain CT Scan, EEF, Treadmill, Ventilator, Echocardiografi, Cell counter Hematology Auto analyze, ambulance, mobil jenazah, dll. Pada tahun 2012 diharapkan RSUD Dr. Soedarso sudah mengoperasikan MRI . RSUD Dr. Soedarso memiliki IGD 24 jam. RSUD, Dr. Soedarso mempunyai kapasitas 454 tempat tidur Penyerapan APBN Tahun Anggaran 2011 sampai dengan bulan November 2011 baru sekitar 67.53%, hal ini disebabkan karena keterlambatan terbitnya DIPA yang baru diterima pihak RSUD pada tanggal 12 Agustus 2011. Selain itu pelelangan terhadap pengadaan gedung PPT gagal karena semua pelamar tidak memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana yang telah diatur di dalam perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut, direktur RSUD Dr. Soedarso mengharapkan agar Komisi IX dapat membantu mempertimbangkan bahwa pada tahun 2012 pihak RSUD Dr. Soedarso dapat meneruskan rencana pembangunan gedung PPT dengan alasan proses Ielang sudah terlaksana. RSUD Dr. Soedarso menghadapi permasalahan yang menghambat dalam memberikan pelayanan keschatan kepada masyarakat, di antaranya adalah ketersediaan dokter spesialis dan sub spesialis yang belum didukung dengan peralatan kesehatan terkini dan mekanisme penggunaan anggaran yang tidak memungkinkan untuk dapat dipergunakan segera, karena RSUD belum berstatus sebagai BLUD i. Direktur RSUD Dr. Soedarso | menyampaikan kebingungannya mengapa FK Universitas Tanjung Pura membangun rumah sakit pendidikan, padahal selama ini RSUD Dr. Soedarso sudah dapat dipergunakan oleh para mahasiswa FK Universitas Tanjung Pura dan lokasinya cukup strategis, 2. UNIT LATIHAN KERJA INDUSTRI (ULKI) PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kunjungan dilakukan pada hari kedua Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI, Senin 19 Desember 2011 pukul 14.30-15.30 WIB. Dari hasil dialog dengan kepala ULKI, para instruktur, dan beberapa orang siswa binaan ULKI diperoleh data sebagai berikut: a. Dana yang diterima oleh ULKI masih sangat terbatas, hal ini menyulitkan mereka untuk —mengembangkan programnya. b. Komisi IX meminta kepala ULKI untuk dapat menyusun rencana pengembangan program ULKI, terutama program- program unggulan yang sangat diperlukan oleh dunia kerja di Provinsi Kalimantan Barat, sehingga program yang ditawarkan oleh ULKI dapat tepat sasaran. c. ULKI mempunyai permasalahan dengan _kompleks perumahan yang terletak tepat di sebelah lokasi ULKI. Di mana limbah kompleks perumahan tersebut langsung dibuang ke komples ULKI schingga halaman ULKI menjadi tergenang dan berubah menjadi rawa. Hal tersebut telah disampaikan langsung oleh dr. Karolin Margret Natasa, anggota Komisi IX DPR RI asal Daerah Pemilihan Kalimantan Barat, kepada Walikota Pontianak agar mendapatkan perhatian. 3. RSUD KABUPATEN SANGGAU Kunjungan dilakukan pada hari keempat Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI, Rabu 21 Desember 2011 pukul 12.30-13.30 ‘WIB. Dari hasil dialog dengan direktur, karyawan, dan pasien di RSUD Kabupaten Sanggau diperoleh data sebagai berikut: . RSUD Kabupaten Sanggau hanya memiliki 5 spesiali yaitu anak, bedah, internis, kebidanan, dan patologi klinis. Jumlah tempat tidur RSUD Kabupaten Sanggau sebanyak 114 buah, hal ini dirasakan masih sangat kurang. . RSUD Kabupaten Sanggau mempunyai lahan_ seluas Kurang lebih 2.4 Ha dan telah terpakai sebanyak 2 Ha. RSUD Kabupaten Sanggau belum memiliki ruang IGD, farmasi, Poli, Rawat Inap, Dapur, Laundry, IPRS, Lab, dan OK yang representative. Selain itu peralatan dan penunjang medis masih terbatas. RSUD Kabupaten Sanggau belum memiliki instalasi air bersih. 20 Il, KESIMPULAN Setelah melakukan Kunjungan Kerja selama 5 (lima) hari di Provinsi Kalimantan Barat dan mengadakan berbagai dialog dan Kunjungan lapangan, maka Komisi IX DPR RI dapat menyimpulkan beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dan tindak lanjut dari Kementerian Keschatan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, PT. Askes (Persero), Badan POM, BKKBN dan PT Jamsostek (Persero) adalah sebagai berikut: A. KEMENTERIAN KESEHATAN 1, Program Jaminan Persalinan (Jampersal) sangat dirasakan manfaatnya oleh Pemprov dan masyarakat Kalimantan Barat, Oleh karena itu program tersebut diharapkan dapat dilanjutkan pada tahun-tahun yang akan datang 2. Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, maupun Pemerintah Kota, menghadapi kesulitan untuk memaksimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) baru turun sekitar bulan Agustus. 3. Perlu. peningkatan sarana dan prasarana pelayanan keschatan di daerah perbatasan, termasuk pemberian insentif bagi petugas di daerah perbatasan. 4. Beberapa Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat belum mempunyai rumah sakit, Komisi IX mendorong Kementerian Kesehatan agar lebih ~memperbanyak pembangunan rumah sakit kelas tiga. 5. Komisi IX mendesak Pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dengan bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan, untuk lebih memperhatikan — kualitas pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI/POLRI beserta keluarganya, terutama yang ditugaskan di daerah perbatasan. B. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 1. Upah Minimum Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp900.000,00 per bulan, 2. Komisi IX mendesak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk segera melakukan revisi_ terhadap Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenaketrans) No. 17 tahun 2005 yang menjadi acuan bagi perhitungan Kebutuhan Hidup Layak dan penetapan Upah Minimum Regional 2 Balai Latihan Kerja di Provinsi Kalimantan Barat belum berfungsi maksimal karena kekurangan dana. Akan tetapi, pengelola BLK tetap melakukan berbagai terobosan kerjasama, di antaranya dengan PLN, Jamsostek, dan Bank Kalimantan Barat. 4. Komisi IX meminta Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Barat untuk berkoordinasi dengan para kepala Balai Latihan Kerja seluruh Kelimantan Barat, agar dapat menyusun rencana pengembangan program BLK, terutama program-program unggulan yang sangat diperlukan oleh dunia kerja di Provinsi Kalimantan Barat, sehingga program yang ditawarkan oleh ULKI dapat tepat sasaran. C. BEKBN 1. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk —_Provinsi Kalimantan per tahun mulai dari tahun 2000 sampai dengan 2010 sebesar 0.91%, angka ini di bawah rata-rata LPP nasional yang sebesar 1.49%. 2. Rasio perbandingan antara PLKB dengan desa di Provinsi Kalimantan Barat adalah 1 : 7.30, artinya satu orang PLKB membawahi tujuh sampai delapan desa. Hal tersebut di bawah standar pelayanan minimal program kependudukan dan KB, di mana idealnya satu orang petugas PLKB membawahi dua desa. Untuk mencapai kondisi ideal, diperlukan sekitar 924 PLKB yang akan bertugas di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat. 3. Komisi IX mendorong BKKBN untuk terus berkoordinasi dengan instansi terkait agar senantiasa berusaha untuk mengadakan PLKB-PLKB baru, sehingga kebutuhan di daerah dapat terpenuhi dan tujuan pengendalian laju pertumbuhan penduduk dapat tercapai. D. BADAN POM Sebagai salah satu pintu gerbang yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia, Provinsi Kalimantan Barat dihadapi permasalahan masuknya makanan impor ilegal dari negara tetangga. Berbagai upaya terus dilakukan oleh BBPOM Pontianak, antara lain dengan mengadakan kerjasama dengan POLDA Kalimantan Barat, SKPD terkait, Kejaksaan, Kepolisian, Kanwil Dirjen Bea Cukai. E, PT ASKES (PERSERO) 1. PT ASKES telah menjalin kerjasama dengan hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dalam bentuk PJKMU, diharapkan di masa yang akan datang, seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dapat bekerjasama dengan PT. ASKES 2. PT Askes menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan setiap keputusan Pemerintah terkait UU BPJS, termasuk rencana transformasi PT Askes menjadi BPJS Kesehatan yang akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan: F. PT JAMSOSTEK (PERSERO) PT Jamsostek menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan setiap keputusan Pemerintah terkait UU BPJS, termasuk rencana transformasi PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang akan menyelenggarakan program jaminan pensiun, program jaminan hari tua, program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kematian Iv. PENUTUP Demikian laporan kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat pada reses masa Persidangan II Tahun Sidang 2011-2012 yang telah dilaksanakan mulai tanggal 18-22 Desember 2011 Laporan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan dan menyempurnakan pelaksanaan program pemerintah di daerah, khususnya di Provinsi Kalimantan Barat. Atas segala bantuan dan kerjasama yang baik dari mitra kerja Komisi IX DPR RI, Pemerintah Daerah, para Kepala Dinas, dan Instansi terkait serta khususnya masyarakat setempat yang telah membantu kelancaran selama Kunjungan Kerja Tim Komisi IX DPR RI, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Desember 2011 TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI IX DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT KETUA

You might also like