You are on page 1of 42
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha di Indonesia mulai mencoba bangkit kembali setelah mengalami krisis. Dalam perekonomian yang sedang mengalami krisis ini, dunia usaha tidak hanya bertujuan untuk memperoleh laba, tetapi juga berusaha untuk mempertahankan Kelangsungaan hidup perusahaan, Perusahaan merupakan rangkaian kerjasama sekelompok orang, yang dalam kegiatannya berusaha untuk ‘mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, maka diperlukan manajemen yang baik dalam mempergunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien. Salah satu saran yang banyak diusulkan oleh para abli ekonomi sehubungan dengan krisis ekonomi adalah menggalakkan industri padat karya, yang berorientasi ekspor. Ekspor diyakini bermanfaat_besar, selain dapat menambah pendapatan devisa Negara, juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga ‘mengurangi pengangguran, Industri yang memproduksi produk militer dan produk komersil dinilai cukup besar dan cocok untuk didirikan di Indonesia, karena Indonesia telah berpengalaman dalam industri ini dan memiliki banyak tenaga kerja Krisis ekonomi telah menyebabkan produk Indonesia berdaya saing tinggi dalam hal harga jual, Karena banyak produk-produk import yang harga jualnya lebih rendah daripada produk yang diproduksi di Indonesia, Schingga banyak ‘masyarakat yang lebih tertarik menggunakan produk luar negeri. Kebijakan penetapan harga oleh manajemen idealnya harus dapat ‘memastikan pemulihan (recovery) atas semua biaya dalam mencapai laba, dalam kondisi yang sulit sekalipun. Meskipun penawaran dan permintaan biasanya merupakan faktor penentu dalam penetapan harga, penetapan harga jual yang ‘menguntungkan memerlukan pertimbangan atas biaya, Tender kompetitif tas suatu pekerjaan tertentu, misalnya merupakan pengambilan keputusan penetapan harga yang sulit apabila hanya ada sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada pengitlaman di masa lampau dengan jenis produk atau ing terlibat Manajemen perusahaan harus mempunyai perencanaan yang tepat ‘mengenai pengalokasian biaya, sebab pengalokasian biaya tersebut berkaitan erat dalam perhitungan harga pokok produk. Bila pengalokasian biaya terlalu besar, maka harga pokok yang dihasilkan menjadi tinggi, akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi relatif lebih mahal dari harga jual pesaing, Di tain pihak, bila pengalokasian biaya terlalu rendah, maka harga pokok yang dihasilkan menjadi kecil, akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi relatif lebih rendah, sehingga perusahaan tidak dapat mencapai laba yang diharapkan Berdasarkan hal tersebut, maka pengalokasian biaya yang akurat perlu dilakukan, Pembeli tentu akan mencari harga yang terendah dari suatu produk yang, sejenis, oleh Karena itu perhitungan harga pokok pesanan harus tepat dan benar, sehingga harga jual yang ditetapkan optimal. Penetapan harga jual yang optimal dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan tujuan perusahaan, mengingat masih banyak perusahaan yang mengabaikan perhitungan harga pokok produksi. Dalam penelitian i PINDAD (Persero) yang berlokasi di jalan Jendral Gatot Subroto No 517 . penulis mengadakan penelitian di PT. Bandung, Perusahaan ini memproduksi produk berdasarkan pesanan, yaitu produk militer dan produk komersil. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai penetapan harga pokok pesanan dan penetapan harga jual produk tersebut dan membahasnya dalam skripsi_yang, berjudul “Manfaat Penetapan Harga Pokok Pesanan Dalam Efektivitas Penetapan Harga Jual Produk”. Penelitian ini mengacu pada skripsi di Universitas Widyatama Bandung yang di tulis olch Renaldy pada tahun 2005 yang berjudul “Manfaat Metode Harga Pokok Proses Dalam Menetapkan Harga Jual Yang Akurat”. Studi kasus pada PT waa Jaya Nusantara, Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berd penelitian pada PT. PINDAD (Persero) sebagai berikut : ikan masalah dalam kan uraian di atas, maka penulis mengidentifika: 1. Apakah penetapan harga pokok pesanan di perusahaan telah memadai, 2. Apakah penentuan harga jual produk di perusahaan telah efektif. 3. Bagaimana manfaat penetapan harga pokok pesanan dalam penetapan harga jual produk di PT. perusahaan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Peneli Maksud penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui manfaat penetapan harga pokok pesanan dalam penetapan harga jual produk. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk menjawab identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, yaitu 1. Untuk mengetahui penetapan harga pokok pesanan . 2. Untuk mengetahui efektivitas Penetapan harga jual produk. 3. Untuk mengetahui manfaat penetapan harga pokok pesanan dalam menentukan harga jual, 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan berguna untuk hal-hal sebagai berikut : 1. Kegunaan Praktis a. Bagi Penulis - Penelitian ini diharapkan berguna sebagai pengetahuan atas penerapan teori-teori akuntansi biaya yang telah di pelajari selama ini ~ Untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang, guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Widyatama Bandung. b, Bagi Perusahaan Dapat_membantu.perusahaan-mengevaluasi Kembali sistem akuntansi biaya yang ada, terutama mengenai penetapan harga pokok pesanan dalam penetapan harga jual produk. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai roferensi dasar untuk penelitian berikutnya dalam bidang yang sama. 2. Kegunaan Teoritis Selain kegunaan praktis, diharapkan hasil penel pun dapat memberikan ‘masukkan disiplin ilmu akuntansi, Khususnya dalam kajian akuntansi biaya, 1.5 Kerangka Pemikiran Dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang menghasilkan produk yang sama, menyebabkan masing-masing perusahaan berlomba untuk menarik konsumen dengan produk yang dihasilkannya, Pimpinan perusahaan harus berusaha agar produk yang dihasilkan bisa lebih murah, lebih agus, dan lebih menarik daripada produk yang dihasikan pesaing, Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, pimpinan perusahaan akan dihadapkan pada beberapa alternatif dalam mengambil suatu keputusan, Untuk mengetahui berapa besar keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses produksi, diperlukan berbagai macam masukan dan alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya adalah perhitungan penetapan harga pokok produk. Dalam perhitungan harga pokok produk, sistem harga pokok pesanan merupakan sarana yang baik bagi manajemen untuk melakukan perhitungan harga pokok produk yang di pesan oleh pelanggan. Harga pokok pesanan adalah salah satu metode yang tepat dalam menilai kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam memproduksi pesanan tertentu. Untuk mendapatkan harga pokok yang sistematis atau tersusun secara Denar, perusahaan dapat menggunakan alat bantu berupa sistem akuntansi yang berkaitan dengan pethitungan biaya, yaitu akuntansi biaya. Adapun tujuan akuntansi biaya menurut Mulyadi (2001:7), mempunyai tiga tujuan pokok yaitu 1 2. Pengendalian biaya enentuan harga pokok 3. Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang” ‘Untuk tujuan penentuan harga pokok ada dua metode, yaitu pengumpulan biaya produk yang dapat digunakan dengan metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Penggunaan metode tersebut tergantung pada sifat dan karakteristik pengolahan bahan menjadi produk jadi, maksudnya tergantung, apakah produk tersebut di produksi apabila ada pesanan saja atau di produksi untuk memenuhi persediaan di gudang, Tetapi, dalam penelitian ini yang di bahas hanya metode harga pokok pesanan saja, yaitu produk yang di produksi apabila ada pesanan Metode harga pokok pesanan menurut Mulyadi (2001) adalah cara penentuan harga pokok, dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu atau jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan ang perlu ditentukan harga pokoknya secara individual. Pada metode harga pokok pesanan, tujuan produksinya adalah untuk melayani pesanan dan sifat produksinya akan terputus-putus yaitu apabila produk pesanan sudah selesai dikerjakan maka proses produksi dihentikan, Pesanan yang satu selesai diolah, kemudian dilanjutkan dengan mengolah pesanan selanjutnya. Pada metode harga pokok pesanan, harga pokok sesungguhnya dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk setiap pesanan, yaitu dihitung pada pesanan selesai. Pengertian metode harga pokok pesanan menurut Carter and Usty (2006:128) yang dialihbahasakan oleh Krista adalah sebagai berikut stem pethitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) merupakan biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah, agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan™ Pengertian metode penetapan harga pokok pesanan menurut Mulyadi (2001:37) adalah sebagai berikut : “Metode harga pokok pesanan merupakan metode dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesaman tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan” Pengertian metode penetapan harga pokok pesanan menurut Supriyono (2000:217) adalah sebagai berikut : “Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya”. Di dalam metode ini semua biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan, Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan_pesanan tersebut di atas, menurut Mulyadi (2001:41) berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya, Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. "Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi Jangsung dan biaya produksi tidak langsung. 3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 4, Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga_pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 5, Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan”, Harga pokok produk yang akurat dan tepat akan sangat membantu dalam efektivitas penetapan harga jual. Dimana, Pengertian harga jual menurut Mulyadi (2000:348) adalah sebagai berikut “Harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba_ yang, dikehendaki”. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: 1 Perusahaan yang produ ‘Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. Memantau realisasi biaya produksi. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca, aa berdasarkan pesanan, memproses produknya untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dengan demikian, biaya produksi dihitung pada setiap pesanan untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk, Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan di samping data biaya lain serta data non biaya. 1 2, Menurut Mulyadi (2001:49) ada dua cara penentuan biaya, yaitu Full costing method (absorption costing). Variabel costing method (direct cost) Adalakanya produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan, Untuk memungkinkan pengambilan keputusan_ tersebut, ‘manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. ‘Taksiran biaya produksi per unit yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu dipakai sebagai salah satu dasar untuk mementukan harga jual per unit produk yang akan dibebankan kepada pembeli Harga pokok pesanan perlu dihitung terlebih dahulu untuk tujuan penetapan harga jual, untuk tujuan penyediaan sumber-sumber dana yang dibutubkan guna melaksanakan proses produksi dan untuk tujuan pengendalian biaya. Dengan harga pokok pesanan yang telah ditentukan, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan perkiraan mengenai besamya harga pokok pesanan yang kemudian dapat dijadikan pedoman untuk menetapkan penawaran harga jual, sehingga dapat tereapai efektifitas harga jual produk. Adapun pengertian efektivitas menurut Komarudin (1999:269) adalah sebagai berikut : © Efektivitas adalah keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan atau Kegagalan kegiatan manajemen dalam meneapai tujuan yang. telah ditetapkan sebelumnya” Adapun Sasaran dalam efektivitas keputusan penetapan harga jual menurut Mas‘ud Machfeodz.(1999:79) adalah sebagai berikut : 1. *Pengambilan keputusan penetapan harga jual dapat dengan cepat ditentukan 2. Harga jual yang ditetapkan harus tepat sesuai dengan perhitungan dan dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan 3. Persentase laba yang diharapkan dapat tetap dipertahankan 4, Harga jual harus dapat bersaing dipasaran”. Untuk mengetahui manfaat penetapan harga pokok pesanan dalam menentukan harga jual. Maka diperlukan sejumlah data untuk mendukung, penelitian tersebut. Data ini dikumpulkan melalui daftar pertanyaan yang disebut kuesioner yang akan diberikan kepada responden yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan dalam kuesioner ini Digunakan pertanyaan_ terbuka. diharapkan_terjadi hubungan yang positif' dinyatakan berdasarkan perkembangan hipotesis yang bersifat searah, yaitu bahwa semakin baik penetapan harga pokok pesanan yang memadai akan bermanfaat dalam efektivitas penentuan harga jual produk dan bukan sebaliknya. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif’ dengan pendekatan studi kasus. Menurut M. Subana (2001:89) metode deskriptif adalah “Metode yang menuturkan dan menghasilkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Schingga memperoleh gambaran yang jelas tethadap objek yang diteliti.” 1.6 Metodologi Penelitian ‘Metode penelitian pada umumnya digunakan dalam menyusun suatu karya ilmiah yang sistematis melalui 1. Penelitian Kepustakaan Yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, atau buku-buku bacaan lainnya yang mendukung dan relevan yang ada hubunganya baik secara Iangsung atau tidak langsung dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian ini 2. Penelitian Lapangan Yaitu mengumpulkan data yang seeara langsung bethubungan pada suatu perusahaan dengan jalan melakukan : a. Observasi, yaitu melihat dan mengikuti secara langsung beberapa kegiatan perusahaan pada bagian yang ada hubunganya dengan penelit ini, b, Melakukan interview (tanya jawab) pada pihak-pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini Mempelajari pedoman dan kebijakan yang berlaku bagi perusahaan dan berkaitan dengan masalah yang di teliti 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data secara Jangsung, maka penulis akan mengadakan penelitian pada PT. PINDAD yang berlokasi dijalan Jendral Gatot Subroto No. 517 Bandung. Pada tanggal 14 April 2008 sampai dengan 14 Juni 2008 BABII TINJAUAN PUSTAKA Untuk mendukung dan mempermudah dalam memahami maksud dan ‘tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, diperlukan literatur tentang, teori-teori_yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, Adapun ulasan berbagai literatur mengenai teori tersebut adalah sebagai berikut : 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Penges n Akuntansi Biaya Di bawah ini adalah beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh para ali, diantaranya Pengertian akuntansi biaya menurut William K, Carter dan Milton F. Usty (2004:11) adalah sebagai berikut : “Akuntansi wya_ adalah cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di Japoran laba rugi” Pengertian akuntansi biaya menurut Mulyadi (2000:6) adalah sebagai berikut : “Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”, Berdasarkan uraian di atas, maka akuntansi biaya adalah alat manajemen dalam memonitor penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, yang akan dilaporkan di laporan laba rugi 2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Adapun tujuan akuntansi biaya menurut Mulyadi (2000:7) mempunyai tiga tujuan pokok yaitu 4, “Penentuan harga pokok 5. Pengendalian biaya 6. Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang”. Sedangkan menurut Supriyono (1999:14) tujuan akuntansi biaya adalah sebagai berikut : 1. “Perencanaan dan pengendalian biaya 2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti 3. Pengambilan keputusan oleh manajemen”. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menentukan, merencanakan dan mengendalikan biaya agar perhitungan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan, disajikan dengan teliti agar pengambilan Keputusan oleh manajemen untuk masa yang akan datang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. 2.2 Binya (cost) 2.24 Pengertian Biaya (cost) Pengertian biaya (cost) menurut William K. Carter dan Milton F. Usty (2004:29) adalah sebagai berikut : “Biaya (cost) adalah nilai tukar, pengeluaran dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat” Pengertian biaya (cost) menurut Hansen & Mowen (2004:40) adalah sebagai berikut “Biaya (cost) adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi”. Sedangkan menurut Sunarto (2003:4) “Biaya adalah harga pokok atau bagiannya ‘yang telah dimanfaatkan atau dikomsumsi untuk memperoleh pendapatan” Berdasarkan pengertian di atas, bi a adalah nilai yang dikorbankan agar ‘memperoleh manfaat untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang. 2.2.2 Klasifikasi Biaya Manajemen membutubkan_ informa: biaya dalam proses pengambilan Keputusan, Informasi biaya tersebut dapat diperoleh melalui pencatatan dan pengelompokkan biaya yang terjadi dalam perusahaan. Penggolongan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, tergantung dari tujuan_yang hendak dicapai dari penggolongan biaya tersebut, sesuai dengan konsep “different costs for different purpose: Adapun Klasifikasi biaya menurut Mulyadi (2001:14) adalah sebagai berikut : 1. Objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar_penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsiadministrasidan_umum, Oleh Karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu : aya produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap di jual, seperti biaya depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian- agian, baik yang Tangsung maupun tidak —langsung. berhubungan dengan proses produksi b. Biaya pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, seperti biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji_ karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, Biaya administrasi dan umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, seperti biaya gaji karyawan agian keuangan, bagian akuntansi, bagian personalia, bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu a. Biaya langsung (direct cost) Merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang, dibiayai, Jika sesuatu yang, dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi, Dengan demikian biaya langsumg akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b, Biaya tidak langsung (indirect cost) Merupakan biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead produk. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi sebagai berikut, a. Biaya variabel Merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b, Biaya semivariabel Merupakan biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, Biaya semivariabel mengandung, unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya tetap Merupakan biaya yang jumlahnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu, seperti gaji direktur produksi 4. Biaya semitetap Merupakan biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlzh yang konstan pada volume produksi tertentu, 5. Jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua macam.yait Pengeluaran modal (capital expenditure) Merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Merupakan biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut, Pada saat terjadinya pengeluaran, pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja, Sedangkan menurut William K. Carter dan Milton Usry (2004:40) biaya diklasifikasikan sebagai berikut 1. “Biaya dalam hubungannya dengan produk. 2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi 3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen Iain 4, Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan atau evaluasi”. Adapun penjelasan dari uraian tersebut di atas, adalah sebagai berikut : 1. Biaya dalam hubungannya dengan produk Proses Klasifikasibiaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, biaya terdiri atas dua elemen, yaitu biaya manufaktur dan beban komersial. Adapun penjelasan dari kedua biaya tersebut di atas adalah sebagai berikut a. Biaya Manufaktur Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik. Bia biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan ‘anya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen overhead pabrik. Penjelasan dari ke tiga elemen biaya tersebut adalah sebagai berikut ‘* Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk agian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit. dalam perhitungan_ biaya produk, © Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. © Overhead pabrik biasanya_memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, 2. b. Beban Komersil Beban komersil terdiri atas dua Klasifikasi beban, yaitu beban pemasaran dan beban administratif, Adapun penjclasan dari kedua klasifikasi biaya komersil adalah sebagai berikut * Beban pemasaran adalah ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap di jual © Beban administratif adalah beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional_terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang Jainnya tetap relatif konstan dalam jumlah, Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh ‘manajemen, jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya, Jenis biaya dalam hubungannya dengan volume produksi yaitu biaya variabel, biaya tetap dan biaya semivariabel. Adapun penjelasan dari ketiga jenis biaya tersebut di atas adalah sebagai berikut : © Biaya variabel adalah jumlah total biaya yang berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang, relevan (relevant range) ‘© Biaya tetap adalah bersifat Konstan secara total dalam rentang yang relevan. ‘* Biaya semivariabel adalah beberapa jenis biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian _biaya, Departemen-departemen yang ada dalam departemen_ produksi adalah departemen produksi dan departemen jasa. a. Pada departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. b. Pada departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Sedangkan pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban, Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodik. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan atau evaluasi Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternatil altemnatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasi biaya yang relevan terhadap pilihan tersebut Biaya diferensial adalah biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternatif. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh arena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (sunk cost). Dalam suatu keputusan untuk ‘menghentikan suatu produk atau divisi, beberapa dari biaya produk atau divisi tersebut bisa saja tidak terpengaruh dengan keputusan, biaya ini disebut biaya tidak dapat dihindari. Biay yang dapat dihindari, justru relevan terhadap pengambilan keputusan. 2.2.3 Akumulasi Biaya Perhitungan biaya berdasarkan pesanan d n perhitungan biaya berdasarkan proses adalah dua metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan, dan Keduanya memiliki beberapa aspek yang sama, Dalam penyusunan skripsi ini, penulis hanya akan membahas metode harga pokok pesanan saja, agar sesuai dengan unit yang diteliti, yang hanya melakukan proses produksi apabila ada pesanan, 2.2.3.1 Metode Harga Pokok Proses 2.2.3.1.1 Pengertian Penetapan Metode Harga Pokok Proses Pengertian penetapan harga pokok proses menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004:110) adalah sebagai berikut “Perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) adalah mengakumulasikan biaya berdasarkan proses produksi atau berdasarkan departemen”” Pengertian penetapan harga pokok proses menurut Blocher, Chen dan Lin (2001:552) adalah sebagai berikut “Penentuan biaya berdasarkan proses (process costing) adalah mengakumulasikan biaya produk atau jasa berdasarkan proses atau departemen dan kemudian membebankan biaya tersebut ke sejumlah besar produk yang hampir ident 2.2.3.2 Metode Harga Pokok Pesanan, 2.2.3.2. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Pengertian metode harga pokok pesanan menurut William K. Carter and Milton F. Usry (2006:128) yang dialihbahasakan oleh Krista adalah sebagai berikut : “Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) merupakan biaya produksi yang diakumulasikan untuk setiap pesanan ‘yang terpisah, agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan”. Pengertian metode harga pokok pesanan menurut Blocher, Chen dan Lin (2001:552) adalah sebagai berikut “Penentuan biaya berdasarkan pesanan merupakan penentuan biaya produk yang mengakumulasikan dan membebankan biaya ke pesanan tertentu’ Pengertian metode harga pokok pesanan menurut Mulyadi (2001:37) adalah sebagai berikut “Metode harga pokok pesanan merupakan metode dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan”” Berdasarkan uraian di atas, metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok, dimana biaya diakumulasikan dan dikumpulkan pada setiap pesanan tertentu, 2.2.3.2.2 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut di atas, menurut Mulyadi (2001:41) berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut : 6. “Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya see: 7. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini, yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 8. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 9. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga_pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka, 10, Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan”, 2.2.3.2.3 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan meliputi organisasi formulir, catatan-catatan dan laporan-laporan yang terkoordinasi Dalam hal ini, prosedur akuntansi biaya dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut : Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian bahan dan suplies di dalam pabrik, Agar jumlah persediaan bahan dapat diketahui setiap saat, Umumnya perusahaan manufaktur menggunakan metode persediaan perpetual (perperual inventory method). Tahap-tahap prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut : a, Pembelian bahan dan suplies Pembelian bahan dan suplies dimulai dari pembustan_ pesanan (purchases order) oleh bagian pembelian dan mengirimkannya kepada suplier. b. Pengembalian (return) bahan dan suplies yang dibeli Apabila bahan dan suplies yang dibeli tidak sesuai dengan yang di pesan, maka perusahaan dapat mengembalikan kepada suplier dengan dibuatkan dokumen yang disebut nota debit (debit memorandum) atau laporan pengiriman pengembalian pembelian: Potongan pembelian (tunai) atas pembelian bahan dan suplies Seringkali dalam pembelian bahan dan suplies diperoleh potongan pembelian, apabila praktis potongan tunai mengurangi harga perolehan bahan dan suplies, oleh karena itu bukti kas keluar akan dibuat jumal dan dimasukkan ke dalam kartu persediaan, d, Pemakaian bahan dan suplies Atas dasar perintah produksi, departemen produksi yang memerlukan pengisian dokumen bon permintaan bahan kepada seksi gudang bahan untuk meminta bahan baku, bahan penolong, suplies pabrik dan barang lainnya yang diperlukan untuk mengolah produk yang. dipesan pembeli. e. Pengembalian bahan baku dari pabrik ke gudang bahan Dapat timbul jika terjadi kelebihan bahan baku yang diminta dengan bahan baku yang dipakai sesungguhnya oleh pesanan tertentu, agar bahan baku tidak rusak Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji dan upah, pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk semua karyawan perusahaan baik produksi maupun non produksi, baik karyawan yang gajinya tetap per bulan maupun yang ditentukan jam kerjanya, Tahap-tahap transaksi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut : a. Penentuan besamya gaji dan upah Cara penentuan besamya gaji_ dan upah Karyawan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) Gaji dan upah karyawan besamya tergantung pada lamanya waktu kerja (jam kerja) atau jumlah produk yang dihasilkan. (2) Gaji dan upah karyawan tetap per bulan Untuk karyawan tetap per bulan, fungsi daftar hadir untuk mengetahui kedisiplinan karyawan apakah sering datang terlambat dan pulang lebih cepat, atau datang dan pulang pada waktu yang tepat. Umumnya sistem ini dipakai untuk pimpinan, kary wan perusahan yang tidak termasuk tenaga kerja dalam berproduksi. b, Pembayaran atas gaji dan upah Menjelang tanggal pembayaran gaji dan upah, kasir membayarkan gaji dan upah kepada juru bayar gaji dengan menggunakan dokumen bukti kas Keluar. Pada saat gaji dibayarkan, juru bayar gaji_meminta Karyawan untuk menghitung kesesuaian gaji dan upahnya serta menandatangani daftar gaji dan upah. Distribusi biaya gaji dan upah Melalui dokumen perintah, jural biaya gaji dan upah didistribusikan sesuai dengan fungsi perusahaan yang menikmati manfaat gaji dan upah yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Biaya gaji dan upah untuk produksi, dikelompokkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang merupakan elemen biaya overhead _pabrik sesungguhnya. 4d. Beban atas gaji dan upah yang ditanggung perusahaan Pada perusahaan tertentuseringkali perusahaan ikut menanggung sebagian beban atas gaji dan upah yang berupa pajak pendapatan, dau it pensiun, asuransi hari tua, atau asuransi tonaga kerja karyawan, e. Penyetoran potongan dan beban atas gaji dan upah kepada badan- badan yang berhak Dokumen bukti kas keluar digunakan untuk menyetorkan potongan dan beban atas gaji dan upah pada badan-badan yang berhak 3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek, untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Alasan pemakaian tarif pembebanan adalah sebagai berikut a. Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas berlalu. Misalnya reparasi aktiva tetap yang disebabkan pemakaian masa Ialu, maka apabila pembebanan pada pesanan dilakukan saat terjadi_biaya, berakibat menjadi tidak teliti dan tidak adil, b. Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir periode. Misalnya penyusutan dan biaya listrik PLN. Biaya ini apabila dibebankan kepada pemesan, saat dapat dihitung berakibat menjadi tidak teliti dan tidak adil. c. Adanya biaya yang terjadi hanya interval waktu tertentu. Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa biaya overhead yang sesungguhnya baru dapat dihitung pada akhir periode, padahal harga pokok pesanan harus dihitung saat pesanan selesai tanpa menunggu akhir periode. Sehingga untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada pemesan harus digunakan tarif yang ditentukan di muka. Rumus perhitungan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut T=B K Dimana : ‘T= Tarif biaya overhead pabrik B = Budget bi K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan, a overhead pabrik periode tertentu Apabila tarif biaya overhead sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead pabrik selanjutnya sebagai berikut a. Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan Suatu pesanan akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan Kapasitas sesungguhnya, yang dinikmati oleh pesanan yang bersangkutan dikalikan denan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Atas dasar dokumen perintah jumal, dibuat jurnal pembebanan dan dimasukkan ke dalam kartu harga pokok pesanan. b, Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang bersangkutan, akan ditampung dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam Kartu. pembantu biaya overhead pabrik. c. Prosedur akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik Pada akhir periode akuntansi, akan dihitung besamya selisih biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan yang dibebankan kepada pesanan, 4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode Pada metode harga pokok pesanan setiap ada pesanan yang selesai dipindahkan dari departemen produksi ke seksi gudang produk selesai dan harus dihitung harga pokoknya. Jumlah harga pokok pesanan yang selesai, dapat dihitung dengan merekam kartu harga pokok pesanan dan selanjutnya memindahkan Kartu tersebut dari fungsi sebagai rekening pembantu barang dalam proses, ke fungsi yang baru sebagai pembantu rekening persediaan produk selesai, Sedangkan apabila pada akhir periode masih ada pesanan dalam proses, maka kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan fungsinya berubah dari rekening pembantu barang dalam proses menjadi rekening pembantu persediaan produk dalam proses. 5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan Dari seksi gudang produk selesai, pesanan dikirimkan kepada pemesan dan dibuatkan dokumen faktur penjualan. Setiap pesanan yang diserahkan, maka kartu harga pokok pesanan yang, semula berfungsi sebagai rekening pembantu persediaan produk selesai, dipindahkan fungsinya sebagai rekening pembantu harga pokok penjualan. Dari uraian di atas, prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan meliputi formulir-formuli catatan-catatan dan laporan-laporan_ yang terkoordinasi dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk melayani pesanan dan aya bagi manajemen istem Biaya Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004:107) dalam akuntansi biaya, dikenal tiga metode yang digunakan untuk pembebanan biaya produksi yang berdasarkan kapan biaya tersebut ditentukan, yaitu sistem biaya historis (historical cost system), sistem biaya yang ditentukan di muka dan sistem, biaya normal. 1. Sistem biaya historis (historical cost system) Sistem biaya historis (historical cost system) atau disebut juga sistem biaya aktual adalah sistem pembebanan biaya yang didasarkan pada biaya yang sebenamya terjadi. Pada sistem ini, besamya biaya produksi yang dibebankan pada suatu produk baru di hitung setelah produk selesai dikerjakan Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004:107) adalah sebagai berikut “Sistem biaya historis atau sistem biaya aktual adalah informasi biaya dikumpulkan pada saat biaya terjadi, tetapi penyajian hasilnya ditunda sampai semua operasi produksi untuk periode tersebut diserahkan”. Sedangkan menurut Supriyono (1999:40) pengertian sistem biaya sesungguhnya (historical cost system) adalah sebagai berikut “Sistem biaya sesungguhnya (historical cost system atau postmortem cost system atau actual cost system) adalah sistem pombebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok atau biaya sesungguhnya dinikmat Dengan hanya membebankan biaya berdasarkan biaya historis, manajemen hanya sekedar menghitung harga pokok produk. Sedangkan untuk melihat inefisiensi_ maupun kesalshan-kesalahan yang telah dilakukan dalam memproduksi di masa Lalu, sistem ini kurang dapat menyajikan informasi yang memadai, Oleh Karena itu, manajemen tidak dapat hanya mengandalkan pada data biaya sebenamya, melainkan perlu juga suatu metode yang dapat mengukur kegiatan yang sedang berjalan, Hal ini akan mendorong penggunaan sistem pembcbanan yang ditentukan di muka (predetermined cost) yaitu sistem biaya standar. 2. Sistem biaya yang ditentukan di muka Sistem biaya yang ditentukan di muka memungkinkan manajemen untuk mengetahui berapa biaya yang seharusnya sebelum produksi di mulai sehingga dengan demikian dapat diketahui ketidakefisienan atau pemborosan yang terjadi. Pengertian biaya yang ditentukan di muka menurut Supriyono (1999:40) adalah sebagai berikut sistem biaya yang ditentukan di muka adalah sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan di muka sebelu suatu produk atau pesanan atau jasa mulai dikerjakan”, Pada sistem biaya ini, biaya disusun sebelum proses produksi dilakukan dan dapat _merupakan taksiran atau standar atas biaya-biaya produksi yang mungkin akan dikeluarkan. Sistem biaya yang ditentukan di muka terdiri dari sistem biaya taksiran (estimated cost) dan sistem biaya standar (standard cost. a, Sistem biaya taksiran (estimated cost) Sistem biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakuk: dilaksanakan, atau penyerahan jasa Menurut Mulyadi (1999:381) menyatakan bahwa sistem biaya taksiran (estimated cost) adalah sebagai berikut : “Sistem biaya taksiran (estimated cost) adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang di produksi Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang di pakai dalam penentuan norma terbatas pada pengalaman produksi masa lalu. Jika terjadi penyimpangan dari norma fisik tersebut, maka masih perlu dilakukan penyelidikan lebih Janjut untuk menentukan sebab-sebabnya apakah Karena pemborosan, penghematan atau karena kesalahan dalam penaksiran norma fisiknya. Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran menurut Mulyadi (2001:382) adalah sebagai berikut ‘cbagai jembatan untuk menuju sistem biaya standar 2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar 3. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan 4. Untuk mengurangi biaya akuntan b, Sistem biaya standar (standard cost) Sistem biaya standar (standard cost) merupakan suatu sistem akuntansi yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa, schingga manajemen dapat mendeteksi kegistan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang telah ditentukan. Sistem akuntansi biay mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan, biaya ng, sesungguhnya terjadi, menyajikan perbandingan antara biaya standard dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar Sistom biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa bi { yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain, 3. Sistem biaya normal (normal costing) Sistem biaya normal (normal costing) adalah sistem yang menyatukan actual direct materials dan actual direct labor, tetapi_ menyatukan estimated factory overhead dalam production costs dengan menggunakan predetermined overhead rate. Biaya-biaya normal merupakan biaya rata-rata aktual produksi, penjualan dan jasa yang dimasukkan selama satu putaran pelaksanaan kerja. Biaya- biaya normal dihitung untuk satu periode anggaran, Biasanya satu tahun dan merupakan rata-rata dari Kondisi biaya yang seeara bulanan pada Kapasitas pelaksanaan kerja dengan memperbolehkan adanya kerusakan, perbaikan dan ketidakefisienan, 2.2.5 Metode Penentuan Biaya Menurut Mulyadi (2001:49) ada dua cara penentuan biaya, yaitu 3. Full costing method (absorption costing) 4. Variabel costing method (direct cost) Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara penentuan biaya tersebut di atas, adalah : 1. Full costing method (absorption costing) Full costing method (absorption costing) merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja Jangsung, dan biaya overhead pabrik baik variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode fiull costing terdiri dari Biaya bahan baku langsung xx Biaya tenaga kerja langsung, xX Biaya FOH variabel xx Biaya FOH tetap xxt Harga pokok produksi xX 2. Variabel costing (direct costing) Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja Iangsung, dan biaya factory overhead. Maka perhitungan harga pokok produksi menurut metode variabel costing (direct costing) adalah sebagai berikut Biaya bahan baku variabel xX Biaya tenaga kerja variabel xx Biaya factory overhead variabel Harga pokok produksi xX Adalakanya produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, schingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan, Untuk memungkinkan pengambilan keputusan_ tersebut, manajemen memeerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut, 2.3 Harga Jual 2.3.1 Pengertian Harga Jual Peranan harga jual menjadi sangat penting dalam dunia usaha, karena setiap penjual dan pembeli menjadikan harga jual sebagai dasar dalam pembuatan keputusan untuk menjual atau membeli. Harga jual adalah suatu keputusan yang ditentukan oleh perusahaan atas suatu produk yang dihasilkan, Sehingga harga jual tersebut harus mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, sehingga produk tersebut berada pada tangan konsumen dengan tetap menghasilkan laba normal bagi perusahaan, Pengertian harga jual menurut Mulyadi (2000:348) adalah sebagai berikut: “Harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki”. Sedangkan pengertian harga jual menurut Swastha (2000:239) adalah sebagai berikut : “ Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada pelanggan atau sejumlah Kombinasi dari produk”. ‘Umumnya pembeli atau pemesan mencari produk dengan harga jual yang seimbang dengan manfaat yang akan dapat dinikmati olch mereka, Sementara itu, pengorbanan yang dikeluarkan untuk membuat produk dan menghasilkan laba normal yang diharapkan perusahaan tetap memperhatikan keseimbangandengan dan aba pembeli atau pemesan. Jadi, harga jual berhubungan dengan. biay normal yang akan dikorbankan oleh manajemen kepada pembeli atau pemesan. Harga jual yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan akan dinyatakan dalam bentuk sejumlah wang tertentu, yang akan di terima oleh perusahaan sebagai penggantian atas barang dan jasa yang telah mereka hasilkan atau yang akan dibayarkan oleh pembeli sebagai pertukaran atas manfaat yang telah di terima dari barang atau jasa yang di konsumsi. Kebijakan tersebut tidak menentukan harga jual, namun menetapkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan aturan dasar yang perlu diikuti dalam penentuan harga jual. Keputusan penentuan harga jual adalah penentun harga jual produk organisasi dan umumnya di buat dalam jangka pendek. Harga jual ditinjau dari dua sudut pandang yaitu pembeli dan penjual. Dari sudut pembeli, harga jual merupakan sejumlah uang yang diminta untuk memperoleh sesuatu, sedangkan dari sudut penjual, harga jual adalah total biaya yang dikeluarkan ditambah dengan sejumlah laba yang diinginkan dengan sejumlah nilai dari barang atau jasa yang diterima, Pada umumnaya beberapa tujuan penjual dalam penetapan harga jual produknya, diantaranya adalah 1. Mendapatkan laba maksimal 2. Mendapatkan pengembalian investasi_ yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih. 3. Meneegah atau mengurangi persaingan. 4 Mempertahankan atau memperbaiki marker share. 2.3.2 Penetapan Harga Jual Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu. keputusan manajemen, Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan untuk jangka panjang, tergantung pada keputusan harga jual. Dalam jangka panjang, harga jual harus dapat menutup seluruh biaya dan laba normal agar perusahaan dapat bertahan. Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan fungsi yang sangat ulit dianali penting dan is, Karena banyak faktor ing berinteraksi dan ang berpengaruh terhadap keputusan tersebut. Menurut Mulyadi (2001:347) penentuan harga jual berhubungan dengan : 1. Kebijakan penentuan harga jual Pada bagian ini, kebijakan tidak menentukan harga jual, namun menetapkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan aturan dasar yang perlu diikuti dalam penentuan harga jual. 2. Keputusan penentuan harga jual Merupakan penentuan harga jual produk atau jasa suatu organisasi yang, dibuat untuk jangka pendek, keputusan ini dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, Biaya yang digunakan untuk dasar penentuan harga jual dipengaruhi oleh sistem akuntansi biaya yang digunakan. Sistem tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu a. Sistem harga pokok sesungguhnya Pada sistem harga pokok sesungguhnya, penentuan harga jual didasarkan atas biaya yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Akan tetapi, penggunaan biaya sesungguhnya sebagai dasar penentuan harga jual mempunyai dua kelemahan, yaitu 1) Harga jual produk baru dapat ditentukan pada akhir periode, padahal sebagian produk yang sudah selesai diproduksi_harus segera di jual, tanpa harus menunggu sampai dengan akhir periode. 2) Ketidakefisienan kegiatan dapat meningkatkan besamya harga pokok, sehingga harga jualnya menjadi relatif lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat bersaing, karena perusahaan sejenis yang dapat bekerja lebih efisien dapat menawarkan harga jual yang lebih rendah. b. Sistem harga pokok standar Penentuan harga jual berdasarkan harga pokok standar, hanya mempertimbangkan harga pokok standar yang dianggarkan sebagai dasar penentuan harga jual. Dalam sistem ini, harga jual dapat dengan capat ditentukan tanpa menunggu akhir periode dan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan ketidakefisienan Kegiatan dalam menentukan harga jual, Dalam menetapkan besamya harga jual, manajemen perusahaan selain membebankan harga pokok produksi, juga membebankan biaya Komersial yang terdiri dari biaya pemasaran (berhubungan dengan distribusi dan penjualan) dan biaya administrasi, Schingga setelah itu perusahaan dapat menentukan besamnya laba yang ingin diperoleh. Adakalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah ‘menerima atau menolak pesanan, Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen, agar di dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi harga pokok pesanan, manajemen tidak memili wminamapakah harga yang diminta oleh pemesan, dapat mendatangkan laba bagi perusahaan aktor Yang Mempengaruhi Harga Jual Penentuan harga jual merupakan masalah yang rumit bagi manajemen perusahaan. Selain harus mempertimbangkan tyjuan perusahaan yang hendak dicapai, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga jual. Secara garis besar Hongren, dkk (2003:410) menyatakan faktor-faktor ‘yang mempengaruhi penentuan harga jual adalah : “There are three major influences on pricing decision : customers, competitors, and costs Menurut Hilton (1999:430) ada empat faktor utama yang mempengaruhi penetapan harga jual, yaitu "Customer demand Action of competitors Costs Political, legal and image related issues”. Dalam penetapan harga jual, perusahaan harus memperhatikan keinginan pembeli atau pemesan, Karena dengan harga jual yang tinggi atau kenaikan pada harga jual yang tidak wajar ini dapat menyebabkan pelanggan menolak produk pesanan dari perusahaan dan beralih ke produk pesaing, Selain pembeli atau pemesan, perusahaan juga harus memperhatikan pesaingnya, Pada industri yang, memiliki banyak pesaing, perusahaan akan menghadapi persaingan yang ketat, sehingga perusahaan akan di paksa untuk menurunkan harga produknya agar dapat bersaing dengan produk pesaing. Sedangkan pada industri yang tidak memiliki pesaing, perusahaan akan lebih leluasa dalam menetapkan harga jual dengan di nbangi peraturan yang ada, Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual adalah biaya. Harga jual tersebut harus dapat menutupi biaya-biaya yang. yang, telah dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Bila tidak, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Pendapat tersebut di dukung oleh Hammer, dkk (2004:765) menyatakan sebagai berikut ang “Usually costs are considered to be starting point in a pricing situation, even when a rigid relationship does not exist”. Dengan demikian dikatakan bahwa biaya merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga jual. Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu, dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual produk yang akan dibebankan kepada pemesan. Informasi taksiran biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan, Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam memenuhi pesanan tertentu, Oleh Karena itu, harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangan ditentukan oleh besamya biaya produks mg akan dikeluarkan_ untuk memproduksi pesanan tertentu, Selain faktor-faktor di atas, Kotler dan Amstrong (2001:374) menambahkan sebagai berikut “A company's pricing decision are affected by many internal company factors and external environment factor... Internal factors include the company’s marketing objectives, marketing mix strategy, costs, and organizational considerations. External factors include the nature of the market and demand, competitions, and other environmental factors (economy, resellers, government)". Dalam penetapan harga jual, perusahaan juga harus memperhatikan tujuan dan strategi dari pemasarannya, apakah bermaksud mencari laba yang sebesar~ besamya, memperluas pangsa pasar atau berusaha menjadi penghasil produk dengan kualitas terba k. Semua ini akan sangat mempengaruhi penetapan harga jual. faktor-faktor yang, perlu dipertimbangkan tersebut diataranya adalah sebagai berikut : 1. ““Tujuan perusahaan, khususnya biaya masa depan Biaya, khususnya biaya masa depan eo» Pendapatan yang diharapkan Jenis produk yang di jual we Jenis industri Citra dan kesan masyarakat as Pengaruh pemerintah khususnya undang-undang, keputusan, peraturan dan kebijaksanaan pemerintah 8. Tindakan atau reaksi pesaing 9. ‘Trend ekonomi 10. Gaya manajemen 11. Tujuan non faba (nirlaba) 12.1 anggung jawab sosial perusahaan”. 2.3.4 Keputusan Penetapan Harga Jual Keputusan penetapan harga jual produk merupakan salah satu tugas penting yang harus dilaksanakan oleh manajemen perusahaan. Penetapan harga jual produk merupakan tugas yang sulit, Karena memerlukan_pertimbangan- pertimbangan dari berbagai aspek. Umumnya biaya dianggap sebagai suatu titik mula dalam menentukan harga jual. Biaya yang dimaksud adalah biaya untuk memproduksi produk dan menjual produk. Harga jual yang ditetapkan biasanya harus melebihi biaya untuk memproduksi produk dan menjual produk tersebut. Perusahaan biasanya menambah markup tertentu terhadap biaya dalam penentuan harga jual Ada beberapa cara untuk menentukan harga jual yang biasa digunakan menurut Hammer dkk (2004:767) adalah sebagai berikut 1. “Pricing to maximizeprofit Pricing to achieve a desire return on capital employed Pricing based on differential cost Pricing based on standard cost wR eN Target pricing Adapun penjelasan dari penentuan harga jual tersebut di atas adalah sebagai berikut 1. Pricing to maximizeprofit Merupakan suatu cara penentuan harga jual yang membandingkan total pendapatan yang diharapkan dengan total biaya pada volume penjualan yang berbeda-beda, Biaya rata-rata per unit akan menurun seiring dengan kenaikan output, Karena biaya tetap akan tersebar pada unit yang lebih banyak harga yang menghasilkan total profit yang terbesar dan akan

You might also like