You are on page 1of 11

I.

SKENARIO B
DIARA MENCRET

Diara 18 tahun dating ke poliklinik umum dengan keluhan perut mules disertai BAB
mencret sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya Diara makan gado-gado di pinggir jalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dokter menduga Diara menderita diare akibar infeksi
saluran pencernaan yang disebabkan bakteri. Dokter kemudian menganjurkan untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan feses.
II.

KATA SULIT
1.
2.
3.
4.

5.

III.

ANALISA SKENARIO
1.
2.
3.
4.

5.

IV.

Bakteri
Mikroorganisme yang bersifat parasit
Diare
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu lunak.
Feses
Sisa metabolisme dalam tubuh
Infeksi
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit sehingga
menggangu fungsi kerja tubuh
Pemeriksaan Lab Darah
Pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis sementara

Mengapa perut diara mules disertai mencret?


Terganggunya system pencernaan pada tubuh diara khususnya pada usus
Mengapa dokter mengajukan pemeriksaan lanjut?
Untuk memastikan dugaan sementara yang terjadi
Mengapa dokter menduga diara terkena diare?
Karena gejala-gejala yag dialami diara mengarah pada diare
Apakah kandungan di dalam makanan gado-gado menyebabkan keracunan
pada tubuh?
Ya, bisa jadi terdapat bakteri, zat kimia lain yang terdapat pada gado-gado
tersebut adapun sayuran-sayuran yang kurang bergizi
Bagaimana mekanisme terjadinya diare apabila benar diara terkena diare?
Adanya radang usus sehingga usus tidak bekerja sesuai biasanya atau
penyerapan air di usus terganggu karena aktivitas bakteri sehingga
menyebabkan mules dan mencret

HIPOTESIS SEMENTARA
Diara mengalami mules dan mencret dikarenakan setelah makan gado-gado.
Kemungkinan salah satu factor disebabkan karena adanya bakteri, allergen masuk
dan keracunan. Faktor lainya karna imunisasi lemah sehingga menyebabkan
penyerapan air di usus terganggu dan menyebabkan mencret. Lalu adanya radang
usus sehingga usus tidak bekerja sesuai biasanya karena aktivitas bakteri yang
menyebabkan perut mules.

V.

LEARNING OBJECTIVE
1

Sistem penceraan:
a. Anatomi
b. Fisiologi
c. Histologi
d. Bakteriologi
e. Patofisiologi
f. Patomekanisme
Mekanisme diare:
a. Penyebab diare
b. Patofisiologi terjadi diare
c. Gejala diare
d. Jenis-jenis diare
Pemeriksaan lab terhadap infeksi saluran pencernaan:
a. Feses
b. Darah
VI.

PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


ANATOMI / HISTOLOGI / FISIOLOGI / PATOFISOLOGI / PATOMEKANISME
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
2

(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi
dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut
esofagus(dari bahasa Yunani: oeso membawa, dan phagus memakan)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).


C. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:

Kardia.

Fundus.

Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk


cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :

Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida (HCl)


Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
3

guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)


D. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah
Luar)
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak
Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong.
Diagram usus halus (terlabel small intestine)
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu.
Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan.
E. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)


Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan

rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
F. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
G. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum.
5

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem
limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
H. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting
untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk
yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini
hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan
sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan
cara menetralkan asam lambung.
Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.
6

Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah
medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik
dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam
hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus
dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang


pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh zat-zat makanan yang
dibutuhkan bagi tubuh.
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4
lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.
1. Lapisan mukosa terdiri atas
(1) epitel pembatas;
(2) lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan
pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang
mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid;
(3) muskularis mukosae.
2. Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh
darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan
kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.

3. Lapisan otot tersusun atas:


(1) sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sublapisan
menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelahdalam (dekat lumen), umumnya
tersusun melingkar (sirkuler); pada sublapisanluar, kebanyakan memanjang
(longitudinal).
(2) kumpulan saraf yang disebut
pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot.
(3)pembuluh darah dan limfe.
4. Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas
(1) jaringan penyambung jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan
adiposa; dan
(2) epitel gepeng selapis (mesotel).
Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:
1. Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi
saluran dan jaringan tubuh.
2. Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
3. Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel
pada lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan
atau absorpsi makanan.
Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan
lapisan submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari
infeksi mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri.
Muskularis mukosae dan lapisan otot untuk pergerakan lapisan mukosa
secara independen (otonom) dari pergerakan saluran pencernaan lain, sehingga
meningkatkan kontak dengan makanan. Kontraksi lapisan mukosa mendorong
(peristaltik) dan mencampur makanan (segmentasi) dalam saluran pencernaan.
Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler ini, yang membentuk
gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut pre- dan postganglionik
system saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris viseral dalam
ganglia ini memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan bahwa
saluran pencernaan menerima banyak persyarafan dari sistem saraf otonom
memberikan penjelasan anatomik akan besarnya pengaruh gangguan emosi
pada saluran pencernaan suatu fenomena yang penting pada pengobatan
psikosomatis.
JENIS JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
Kelainan atau gangguan yang biasa menyerang sistem pencernaan manusia, antara
lain:
1. Gastritis
Gastritis atau radang lambung disebabkan karena produksi asam lambung yang
tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu, bisa disebabkan oleh
bakteri.
2. Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada saluran

empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan di saluran empedu.


3. Konstipasi (sembelit)
Konstipasi terjadi karena feses bergerak secara lambat melalui kolon. Feses yang
ada sangat banyak dan kering sehingga sulit buang air besar. Hal ini disebabkan,
karena buang air yang tidak teratur.
4. Diare
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu lunak. Makanan
terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak banyak diabsorpsi.
Diare dapat merupakan gejala tipus, kanker, kolera, atau infeksi.
5. Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba. Gejala penyakit ini adalah
buang air besar bercampur darah.
6. Radang usus buntu
Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks. Hal ini terjadi, karena
adanya penumpukan makanan dan terjadi infeksi.
7. Kanker
Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan yang tidak sehat. Gejala yang
timbul adalah adanya darah pada feses.
MEKANISME DIARE
Gejala Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai:

Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,
demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala
lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.
Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah
atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun
perdarahan otak.
9

Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan


hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata
dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Infeksi yang dapat disebabkan: a) bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli,
golongan vibrio, bacillus cereus, Clostridium perfringens, Staphyiccoccus
aureus, Campylobacter dan aeromonas; b) virus misal: Rotavirus, Norwalk
dan norwalk like agen dan adenovirus; c) parasit, misal: cacing perut, Ascaris,
Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, protozoa, Entamoeba histolitica,
Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto
2. Alergi
3. Malabsorbsi
4. Keracunan yang dapat disebabkan; a) keracunan bahan kimiawi dan b)
keracunan oleh bahan ang dikandung dan diproduksi: jasat renik, ikan, buahbuahan dan sayur-sayuran
5. Imunodefisiensi
6. Sebab-sebab lain (Widaya, 2004).
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
(umumnya kurang dari tujuh hari),
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari
secara terus menerus
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi
atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan:
1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan
dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia
2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat
diare dengan atau tanpa disertai muntah
3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare
dan muntah (Soegijanto, 2002).

PEMERIKSAAN LAB
a. Darah

10

Menghitung darah lengkap, anemia atau trombositos mengarahkan dengan adanya


penyakit kronis albumin yang rendah bias jadi patokan untuk tingkat keparahan
penyakit namun tidak spesifik.
b. Feses
Bisa mengidentifikasi organisme penyebab bakteri C.Difficle ditemukan pada 5%
orang sehat, oleh karenya diagnosis ditegakan berdasarkan adanya gejala disertai
ditemukanya toksin bukan berdasarkan ditemukanya organisme

IX. DAFTAR PUSTAKA


Djaenudin Natadisastra, parasitologi kedokteran: ditinjau dari organ tubuh yang diserang/
editor, Djaenudin Natadisastra, Ridad Agoes. Jakarta: EGC, 2009. Hal : 132-135
PMC. 2012. US National Library of Medicine National Institutes of Health
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000298.htm
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) pathogenesis
Y Nguyen1 and Vanessa Sperandio1,2,* PMC. 2012. US National Library of Medicine
National Institutes of Health http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3417627/

11

You might also like