You are on page 1of 2

Kasus Fatuck vs Hillside Hospital, 1975

Pada kasus ini seorang psikiater memberi instruksi kepada perawat untuk
mengecek seorang pasien penyakit jiwa setiap 15 menit. Ternyata pasien tersebut
melarikan diri dan berhasil bunuh diri. Dalam pembuktian di pengadilan, pada
Rekam Medis(yaitu dalam catatan perawatan) tidak dijumpai adanya laporan
observasi setiap 15 menit. Majelis hakim menyimpulkan bahwa berdasarkan
Rekam Medis dalam kasus ini telah ada bukti kuat adanya kelalaian. (prima facie
case of negligence)
Aspek medikolegal lain dari Rekam Medis adalah ketika seorang petugas
kesehatan dituntut karena membuka rahasia kedokteran (isi Rekam Medis) kepada
pihak ketiga tanpa izin pasien atau bahkan menolak memberitahukan isi rekam
medis (yang merupakan milik pasien) ketika pasien menanyakannya. Seorang
tenaga kesehatan dapat secara sengaja membuka rahasia pasien (isi Rekam Medis)
dengan cara menyampaikannya secara langsung kepada orang lain. Akan tetapi ia
dapat juga membukanya secara tidak sengaja, yaitu ketika ia membicarakan
keadaan pasien dengan petugas kesehatan lain di depan umum atau jika ia menaruh
Rekam Medis secara sembarangan sehingga orang yang tidak berkepentingan
dapat melihatnya. Untuk tindakan membuka rahasia ini petugas kesehatan dapat
dikenakan sanksi pidana, perdata maupun administratif. Secara pidana membuka
rahasia kedokteran diancam pidana melanggar pasal 322 KUHP dengan ancaman
hukuman selama-lamanya 9 bulan penjara. Secara perdata, pasien yang merasa
dirugikan dapat meminta ganti rugi berdasarkan pasal 1365 jo 1367 KUH Perdata.
Secara administratif, PP No.10 tahun 1966 menyatakan bahwa tenaga kesehatan
yang membuka rahasia kedokteran dapat dikenakan sanksi administratif, meskipun
pasien tidak menuntut dan telah memaafkannya.

http://medicalrecord.blogspot.com/2004/10/3-kasus-fatuck-vs-hillsidehospital.html

You might also like