Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok 1
Kelas 3 MP
Anggota :
Andika Rizky Prasojo
Anggi Setya Nugraha
Anwar Suwardi
Gilang Prastawa
Hafid
Lukman Firmansyah
Reza Kurniawan
Rizky Mifftahudin
Stevie Larry N
Shendy Febriansyah
Agus Trendi
Ahmad Septianto
Ari Rahmat
Dadan Andrian
Dery Heriana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
1. Mengaetahui nilai kekuatan luluh (yield strength) dan kekutan tarik (ultimate
strength) dan elongation dari specimen annealed dengan proses uji tarik.
2. Mengaetahui nilai kekerasan specimen annealed, reduksi pengerolan 10% dan
reduksi pengerolan 30% melalui proses uji keras metode vickers.
3. Mengetahui pengaruh derajat deformasi plastis terhadap sifat mekanik
material hasil pengerolan melalui proses uji tarik dan uji keras.
B. Petunjuk K3
1. Jas Laboratorium
2. Sepatu kerja
3. Wajib mengikuti prosedur petunjuk K3 yang berlaku di laboratorium
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengerolan (Rolling)
Pengerolan adalah proses pengubahan bentuk logam secara plastis dengan
melewatkan nya di antara rol. Pada pengubahan bentuk logam di antara rol-rol,
benda kerja dikenai tegangan kompresi yang tinggi yang berasal dari gerakan
jepit rol dan tegangan geser permukaan sebgai akibat gesekan antara rol dan
logam.
Pembentukan awal ingot menjadi balok-balok kasar dan billet biasanya
dilakukan dengan pengerolan panas menjadi pelat, lembaran batang, balok, pipa,
rel, atau bentuk-bentuk struktur. Pengerolan dingin menghasilkan lembaran strip
dan lembaran tipis. Tujuan pengerolan panas atau dingin secara umum adalah
memperkecil tebal logam dan biasanya dengan penurunan tebal terjadi
pertambahan lebar sehingga mengakibatkan pertambahan panjang.
ROLLING
HOT ROLLING
COLD ROLLING
Keuntungan :
Gaya deformasi yang
diperlukan untuk proses
pengerolan relative lebih
kecil, bebas dari tegangan
sisa, dan sifat-sifatnya
lebih homogen.
Kerugian :
Permukaan relative lebih
kasar disbanding
pengerollan dingin,
keakuratan dimensi hasil
pengerollan lebih kecil,
terjadi oksidasi pada
permukaan pengerollan.
Semakin besar mampu bentuk dari material akan semakin besar pula
jumlah pengerjaan dengan proses rolling yang bisa dilakukan. Material yang
digunakan untuk prosses rolling akan lebih mudah pengerjaannya bila
menggunakan logam murni, karena logam yang sudah menggunakan unsur
paduan akan memiliki sifat mekanik (salah satunya kekerasan) yang lebih tinggi.
Semakin kecil reduksi hasil pengerollan yang didapat akan semakin baik,
sehingga pengerollan dengan nilai reduksi kecil dilakukan diakhir untuk
mendapatkan hasil yang baik, atau dilakukan sebagai langkah finishing. Setiap
material memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima jumlah reduksi,
pada
umumnya
berkisar
dari
50%-90%.
Adapun
faktor-faktor
yang
Jika hasil uji tarik tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas,
tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan
regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain.
berikut ini :
L 1L 0
L0
x 100%
1. Spesimen standard
dibutuhkan.
Hidupkan computer.
Buka software uji tarik.
Hidupkan mesin uji tarik.
Klik Lanjutkan.
Klik Pengujian.
Setting nol pada pencekam specimen dimesin uji tarik.
Ampelas terlebih dahulu specimen dengan arah menyilang agar saat dicekam
BAB III
DATA HASIL PENUJIAN DAN PEMBAHASAN
% Reduksi
Orientas
i
Panjang
Ukur
Lebar
Tebal
A0
Panjang Setelah
Patah (mm)
25.00
18.0
0
40.19
10
% Reduksi
Orientas
i
Panjan
g Ukur
Lebar
Tebal
A0
Panjang Setelah
Patah (mm)
10
25.00
2.55
15.5
6
34.27
% Reduksi
Orientas
i
Panjang
Ukur
Leba
r
Tebal
A0
Panjang Setelah
Patah (mm)
30
90
25.00
6.1
0
2.15
13.1
2
28.96
11
12
RED10%(HV)
RED 30%
(HV)
215.70
312.43
325.00
226.83
320.73
327.93
220.77
306.10
329.73
13
Dari data diatas dapat kita ketahui bahawa specimen yang meiliki kekerasan
paling tinggi adalah specimen dengan reduksi 30%, sedangkan yang memiliki
14
kekerasan paling rendah adalah specimen annealed. Specimen dengan reduksi 30%
memiliki kekerasan paling tinggi disebabkan pada saat proses pengerollan logam
mengalami deformasi yang cukup besar, sehingga butir-butir dar logam tersebut
memadat karena adanya tekanan dari rol. Selain itu bentuk dari butiran yang sebelum
di roll butirannya seragam setelah diroll menjadi menjang sehingga kekerasannya pun
meningkat.
Dengan pengerollan yang dilakuakn sifat mekanik dari material khususnya
kekerasan akan meningkat dan menjadi lebih getas. Sehingga dapa di simpulkan
bahwa semakin besar persentase reduksi akan semakin tinggi kekerasan dari logam
tersebut.
BAB IV
15
KESIMPULAN
Semakin tinggi persentase reduksi, akan semakin tinggi kekerasan dan
kekuatan tarik dari material tersebut. Atau persentase reduksi berbanding lurus
dengan sifat mekanik dari material tersebut khususnya kekerasan dan kekuatan tarik
(ultimate strength). Namun pada uji tarik untuk specimen annealed dari grafik
tegangan dan regangan Nampak melebihi specimen reduksi 10% dan 30%, tetapi
pada hasil uji keras specimen annealed kekerasannya yang paling rendah diantara
ketiga specimen yang di uji.
16