You are on page 1of 99

APLIKASI PRAKTEK

PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR

Ns. ALFITRI, M.Kep


SpMB

Kewaspadaan
Isolasi
( isolation precautions )

Mikroba penyebab HAI dapat ditransmisikan


o/ pasien terinfeksi /kolonisasi kpd pasien
lain & petugas
Bila KI diterapkan dg benar dapat
menurunkan risiko transmisi dari pasien dg
infeksi/kolonisasi
Tujuan KI adalah menurunkan transmisi
mikroba infeksius diantara petugas & pasien
Terapkan KI sesuai gejala klinis,sementara
menunggu hasil laboratorium keluar

KEWASPADAAN
ISOLASI
kombinasi
( isolation
Standard Precautions /Kewaspadaan Standar
precautions )
gabungan dari
Universal Precautions/Kewaspadaan Universal
Body Substance Isolation/Isolasi substansi tubuh
berlaku untuk semua pasien ,kemungkinan /terbukti
infeksi ,setiap waktu di semua yankes
Transmission-based precautions/ Kewaspadaan
berbasis transmisi
dipakai bila rute transmisi tdk dapat diputus sempurna
hanya dengan Standard precautions

HISTORY OF GUIDELINES FOR ISOLATION


PRECAUTIONS IN HOSPITALS*
1970

Isolation Techniques for Use


in Hospitals, 1st ed.

Introduced seven isolation precaution categories with colorcoded


cards: Strict, Respiratory, Protective, Enteric, Wound and Skin,
Discharge, and Blood

1975

Isolation Techniques for Use in


Hospitals, 2nd ed.

Same conceptual framework as 1st edition

1983

CDC Guideline for Isolation


Precautions in Hospitals

Provided two systems for isolation: category-specific and disease


specific

1985

Universal Precautions (UP)

Developed in response to HIV/AIDS epidemic


Dictated application of Blood and Body Fluid precautions to all
patients, regardless of infection status

1987

Body Substance Isolation (BSI)

Emphasized avoiding contact with all moist and potentially infectious


body substances except sweat even if blood not present
Shared some features with UP

1996

Guideline for Isolation


Precautions in Hospitals

Prepared by the Healthcare Infection Control Practices Advisory


Committee (HICPAC), CDC
Melded major features of UP and BSI into Standard
Precautions to be used with all patients at all times

* Derived from Garner ICHE 1996

Kewaspadaan standard
(1. 1Kebersihan
)
tangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Sarung tangan
Masker, goggle, face shield
Gaun
Peralatan perawatan pasien
Kontrol lingkungan
Penatalaksanaan Linen
Kesehatan karyawan
Penempatan pasien
Hygiene respirasi/Etika batuk
Praktek menyuntik aman
Praktek pencegahan infeksi unt prosedur
lumbal pungsi

1. Kebersihan Tangan

Komponen

mayor Kewaspadaan Standar


indikator kualitas Patient Safety
Tangan media transmisi patogen
tersering di RS

Indikasi Kebersihan tangan


1. Sebelum & sesudah kontak dg pasien
2. Segera setelah melepas sarung tangan
3. Setelah berisiko kontak dg cairan
tubuh,kulit tdk utuh,benda
terkontaminasi
4. Sebelum menangani alat invasive non
bedah (CVP,Kateter urin,infus)
5. Setelah kontak dg lingkungan pasien

TEKNIK KEBERSIHAN TANGAN


Rub hands palm to palm;
Right palm over left dorsum

with
interlaced fingers and vice versa;
Palm to palm with fingers interlaced;
Backs of fingers to opposing palms
with fingers interlocked;
Rotational rubbing of left thumb
clasped in right palm and vice versa;
Rotational rubbing, backwards and
forwards with clasped fingers of
right hand in left palm and vice
versa;

Alternatif Cuci Tangan


Bila tangan tdk tampak kotor
100
100ml
mlalkohol
alkohol70%
70%+1-2
+1-2ml
mlgliserin
gliserin10%
10%
ResepWHO
Etanol 96%
Hydrogen peroksida 3%
Gliserol 98%

833.3 ml
41.7 ml
14.5 ml

Isopropil alkohol 99.8%


Hidrogen peroksida 3%
Gliserol 98%

751.5 ml
41.7 ml
14.5 ml

Tambahkan formula dg air distilasi/rebusan/dingin sp


mencapai 1000ml,campur sp homogen

2-13

2. Sarung tangan

Bersih,tidak steril
darah,cairan tubuh, sekresi,
ekskresi, benda
terkontaminasi

Steril
mukosa membran,
kulit tdk utuh

Penelitian ,dihubungkan
dengan transmisi MRSA,
Bakteri gram negatif

Pilih ukuran sesuai dg tangan


Mencuci sarung tangan

Pasang sp menutup
pergelangan gaun

Tidak dapat menyingkirkan


mikroorganisme

INDIKASI SARUNG
TANGAN

3. Masker, goggle, pelindung wajah


Melindungi
mukosa membran mata, hidung,mulut dari
kemungkinan percikan / semprotan darah/cairan
tubuh selama prosedur tindakan/perawatan
pasien

4. Gaun/apron
Bersih,non steril
melindungi kulit,
cegah baju terkontaminasi
Steril
mencegah kontaminasi dari
petugas pasien,
pasien petugas
Penutup kakilindungi dr tumpahan
/percikan bahan infeksius
2-19

Melepas gaun
Cegah

bila mungkin gaun


terkontaminasi, mengkontaminasi
benda lain & lingkungan
Lepaslah bagian yg paling
terkontaminasi terlebih dahulu
Lepas dengan menggulung kedalam
(bersama sarung tangan ) dengan
aman

DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0.5 % selama 10
menit

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Sterilisasi
(peralatan kritis)
Masuk dalam
pembuluh
darah/jaringan
tubuh
Instrumen bedah
Kimiawi
Autoklaf
Panas Kering

Disinfeksi
tingkat tinggi

Disinfeksi
tingkat rendah

(peralatan semi
kritikal)

(peralatan non
kritikal)

Masuk dalam
mucosa tubuh

Hanya pada
permukaan tubuh
yg utuh

Endotracheal tube,
NGT
Rebus
Kukus
Kimiawi

Tensi meter,
termometer

Indikasi Dekontaminasi
Alat

medis habis pakai


Permukaan meja / permukaan
lain yg tercemar / tumpahan
darah atau cairan tubuh pasien
Linen bekas pakai yg tercemar
darah / atau cairan tubuh pasien

6. Pengendalian lingkungan
Disinfektan untuk pembersihan harus standard
1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien:
lantai tanpa karpet, permukaan datar lain, meja pasien harus
dibersihkan secara teratur dan bila tampak kotor/kena
kotoran /cairan tubuh
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak kotor/kena
kotoran
3. Fogging dengan disinfektan seharusnya tdk dikerjakan

2-23

Prinsip pengendalian lingkungan


Virus

dan bakteri dapat bertahan


dilingkungan beberapa jam-hari
dikurangi dg pembersihan
diinaktivasi dg disinfektan (Na hipoklorit,
alkohol, komponen phenol,komponen quarternary
ammonium,komponen peroksigen )

Mengurangi

jumlah patogen di permukaan


yg terkontaminasi
Disinfeksi:
mematikan mikroba tdk termasuk spora

Pengendalian lingkungan
Tempat

tidur tersentuh
Pasien,teratur dan setelah pasien
pulang
Cegah aerosolisasi dg lap basah,mop
Bersihkan dan keringkan lap & mop
harus dilaundry,setelah dipakai ,
sebelum disimpan ,agar siap dipakai
lagi
Bebaskan area sekeliling pasien dari
benda yg tdk perlu

disinfektan
Etil

alkohol70%isopropil
alkohol
Kuat,spektrum luas sbg
germicida
Untuk permukaan sempit(karet
vial, termometer)
Permukaan luar alat (stetoskop,
ventilator)

7. Penanganan Linen
Penanganan rutin
Penanganan &
transport linen
sedemikian
sehingga dicegah
terpaparnya mukosa
membran dan
kontaminasi
mikroba terhadap
pasien lain serta
lingkungan.

Penanganan Linen
Cegah terpaparnya mukosa membran dan
kontaminasi mikroba terhadap pasien lain
serta lingkunganpakaiAPD
Hindari sortir linen di area rawat pasien
Buang materi padat (faeces)dr linen
terkontaminasi ke toilet dan letakkan linen
dalam kantong linen
Transportasi dengan troley bersih dan kotor
terpisah & tertutup
2-28

8. Penanganan
sampah/limbah
Kuning:sampah Infeksius
Hitam:non infeksius/
domestik
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik

Wadah
Tahan bocor dan tahan
tusukan
Harus mempunyai
pegangan yg dapat dijinjing
dengan satu tangan
mempunyai penutup yg
tdk bisa dibuka kembali
ditutup dan diganti setelah
terisi 2/3 bagian limbah

Penanganan benda tajam


Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan,
membengkokkan jarum bekas pakai.
Gunakan cara yg aman bila
memberikan benda tajam

Tindakan yg berisiko terkena kecelakaan


benda tajam

Data NaSH (National Surveillance System for Health Care Workers) 6/95 12/01

DATA yg BERISIKO TERKENA KECELAKAAN


BENDA TAJAM DI RS
Data NaSH (National Surveillance System for Health Care Workers) 6/95 12/01

Vaksinasi
MCU

teratur terutama petugas yg


menangani kasus dengan penularan
melalui airborne
Penanganan paska pajanan yg memadai
(ada alur pajanan, sebelum 4 jam sudah
ditentukan penata laksanaan) petugas
yg dihubungi? Pem Lab,laporan ke?
Petugas sakit ,berapa lama diliburkan?
Batasi kontak langsung dengan pasien

Taat

melaksanaan Kewaspadaan Standar


Menjaga kesehatan saluran pernafasan
(tidak merokok)
Senantiasa menjaga kebersihan diri
Tidak memanipulasi jarum bekas pakai

Proses recapping
yg aman:
Metoda satu
tangan

Strategi pencegahan risiko


infeksi / kecelakaan kerja
Cuci

tangan sebelum dan sesudah


melakukan tindakan
Program surveilens
Pendidikan & latihan berkesinambungan
Gunakan APD sesuai jenis tindakan
Baca etiket obat / cairan sebelum
digunakan
Tidak menyarungkan kembali jarum yg
telah dipakai

Strategi pencegahan risiko


infeksi / kecelakaan kerja (2)
Buang

jarum bekas pakai pada kontainer yg


telah disediakan
Jangan pernah memberikan jarum bekas pakai
kepada orang untuk dibuang
Buang kontainer jarum jika sudah 2/3 penuh
Buang sampah sesuai tempatnya
Jaga kebersihan lingkungan
Jaga permukaan lantai tetap kering dan tdk licin

Strategi pencegahan risiko


infeksi / kecelakaan kerja (3)
Anda pakai, anda buang :
Lepaskan jarum memakai alat yg tepat,
atau buang jarum bersama syringe
Buang jarum pada kontainer yg tahan
tusukan dan tahan bocor
Gunakan sistem Vacutainer
Jangan tinggalkan jarum sembarangan

Penatalaksanaan Penularan
Petugas kesehatan yg sedang flu perlu
dipertimbangkan untuk tdk merawat /
kontak dengan pasien
immunokompromais
Petugas kesehatan yg mengalami
demam atau gangguan pernafasan
dalam 10 hari setelah terpajan pasien
penyakit menular melalui udara perlu
dibebas-tugaskan dan harus diisolasi

Hal-hal yg perlu diketahui


petugas yg terpapar
Tindakan

sesuai jenis paparan


Status kesehatan petugas terpapar
Status kesehatan sumber paparan
Kebijakan yg ada

Tindakan pertama pada pajanan


bahan kimia atau cairan tubuh
Pada

mata : Bilas dengan air mengalir - 15


Pada kulit : Bilas dengan air mengalir - 1
Pada mulut : Segera kumur-kumur - 1
Lapor ke IPCN,Komite PPI, Panitia K3RS
atau ke dokter karyawan

RISIKO PENULARAN HBV,HCV,HIV DARI


CAIRAN TUBUH
INFEKSIUS
(sexual
transmisi)

Darah, serum,
semen,
sekret vagina

POTENSIAL
INFEKSIUS
( risiko transmisi
ke petugas ?)

c. cerebrospinal
c. sinovial
c. pleura
c. peritoneal
c. perikardial
c. amnion

TIDAK INFEKSIUS
(risiko transmisi ke
petugas sangat
rendah , bila tdk
mengandung darah)

Feses,sekresi
nasal,salive,sputu
m muntahan,
feses, keringat, air
mata, urin

Luka tusuk jarum


300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel

Yunihastuti, et al. Health Care Workers Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to
Pokdisus AIDS Jakarta 2004-2006

Tindakan pasca tertusuk jarum


bekas pakai
Jangan

panik !
Biarkan keluar darah dan cuci
dengan air mengalir menggunakan
sabun atau antiseptik
Lapor ke Tim PPI dan K3RS

Tindakan pasca tertusuk


jarum bekas pakai
Tindak

lanjut Tim PPI :


Tentukan status HIV, HBV, dan
HCV sumber pajanan
Periksa status HIV, HBV, dan HCV
petugas yg terpajan
Monitoring dengan pemeriksaan
laboratorium

ALUR LUKA TUSUK JARUM


Tertusuk jarum
terkontaminasi
Biarkan
darah
keluar, cuci
dg air
mengalir

Terpajan cairan
tubuh
Segera lapor
ke atasan

Cuci dg air
mengalir

Buat
laporan

Treatment klinik
karyawan
Periksa darah HCV, HBV, HIV
Follow up
Ulang 3, 6 bl

HBsAg, anti HCV pasien (-)

HIV psn (+) dr


Follow up Dr

Profilaksis Pasca Pajanan


HIV/AIDS
Jenis-jenis

bahan pajanan potensial :

darah
cairan semen / cairan vagina
cairan serebrospinal
cairan sinovial / pleura /
perikardial / peritonial / amnion
Obat ARV harus diberikan dalam
waktu kurang dari 4 jam
ARV=antiretroviral virus

PENILAIAN RISIKO PPP


Faktor

yg meningkatkan risiko
serokonversi :
Pajanan darah atau cairan tubuh dalam
jumlah besar, ditandai dengan :
Luka yg dalam
Terlihat jelas darah
Prosedur medis yg menggunakan jarum
Sumber pajanan adalah pasien stadium
AIDS

Pasien infeksius di ruang terpisah

Kohorting bila tdk memungkinkan

bila ke2nya tdk memungkinkan


konsultasi dg petugas PPIRSdiatur
sesuai cara transmisi penyebab infeksi

Komponen baru (2007)


Target: pasien,keluarga ,teman pasien dg infeksi
sal nafas yg dapat di transmisikan
1. Edukasi Pasien,keluarga,pengunjung
2. Beri Gambar Dg Bahasa Mudah Difahami
3. Menutup Mulut/Hidung Dg Tisu Saat
Batuk,pakai Masker
4. Cuci Tangan Setelah Kontak Dg Sekresi Sal
Nafas
5. Beri Jarak >1m Bg Pasien Infeksi Sal Nafas Di R
Tunggu Bila perlu pakaikan masker

Higiene sal nafas/Etika batuk


Efektif menurunkan transmisi patogen
droplet melalui saluran nafas
(influenza, adenovirus, B pertusis,
Mycoplasma pneumoniae)
Petugas dg infeksi sal nafas menjauhi
kontak langsung dg pasien dan
mengenakan masker

Cegah KLB akibat


Pemakaian ulang jarum
steril untuk peralatan
suntik IV beberapa
pasien
jarum pakai ulang
obat/cairan multidose

Masker

harus dipakai klinisi saat


melakukan lumbal
pungsi,anaestesi spinal/
epidural/pasang kateter vena
sentral
Mencegah bakterial meningitis
Cegah droplet flora orofaring

There

are three categories of


Transmission-Based Precautions:
Contact Precautions,
Droplet Precautions, and
Airborne Precautions.

Transmission-Based

Precautions are
used when the route(s) of transmission
is (are) not completely interrupted
using Standard Precautions alone.
For some diseases that have multiple
routes of transmission (e.g., SARS),
more than one Transmission-Based
Precautions category may be used.

When

used either singly or in


combination, they are always used in
addition to Standard Precautions.
When Transmission-Based Precautions
are indicated, efforts must be made to
counteract possible adverse effects on
patients (i.e., anxiety, depression and
other mood disturbances 920-922,
perceptions of stigma923, reduced contact
with clinical staff 924-926, and increases in
preventable adverse events 565 in order to
improve acceptance by the patients and
adherence by HCWs.

CONTACT PRECAUTION
Standard Precautions

Wash Hands

(Before and After)

Gloves

+ Gloves
Plastic
Apron

Advice For Visitors


When in doubt please always speak to a nurse before entering the room
Issued by Nursing Admin
March 2007

AIRBORNE PRECAUTION
Standard Precaution
Wash Hands

(Before and After)

Gloves

Mask
N95

Long Gown

+
Advice For Visitors
When in doubt please always speak to a nurse before entering the room
Issued by Nursing Admin
Feb 06

DROPLET PRECAUTION
Standard Precaution
Wash Hands

(Before and After)

Gloves

Wear Mask

Plastic
Apron

Surgical

+
Wear when in contact with
blood or body fluid
Advice For Visitors
When in doubt please always speak to a nurse before entering the room
Issued by Nursing Admin
Feb 046

Protective Isolation
Wash Hands

(Before and After)

Plastic
Apron

Wear Mask
(If necessary)

Advice for Visitors


When in doubt please always speak to a nurse before entering the room
Visitors with infection eg cough, cold are not allowed to visit patient

Issued by Nursing Admin


Feb 06

Cuci Tangan
Prosedur

terpenting dan utama


Sebelum dan sesudah pemeriksaan
klien
Saat tiba dan sebelum pulang
Sebelum dan sesudah makan
Sebelum dan sesudah BAB/BAK
Sebelum dan sesudah dekontaminasi
Setelah terpapar cairan tubuh/ darah
walau bersarung tangan

CUCI TANGAN 6 TAHAP

Basuh tangan dengan air yang


mengalir,
dan tuangkan cairan aseptik 5ml
,

10/27/15

65

Tahap 1
Gosokkan kedua telapak tangan

10/27/15

66

Tahap 2
Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya

10/27/15

67

Tahap 3
Gosok kedua telapak dan sela-sela
jari

10/27/15

68

Tahap 4
Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan
saling mengunci

10/27/15

69

Gosok ibu jari Kanan berputar dalam


genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.

10/27/15

70

Tahap 6
Gosok dengan memutar ujung jari-jari
tangan
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya

10/27/15

71

Bilas kedua tangan dengan air mengalir

10/27/15

72

Ambil kertas tissue cukup satu lembar

10/27/15

73

Keringkan tangan dgn kertas tissue

10/27/15

74

Tutup kran dengan tissue bekas

10/27/15

75

2. PEMAKAIAN ALAT
PELINDUNG

a. SARUNG TANGAN
Menghindari kontaminasi bagi tenaga
kesehatan dari microorganisme dari
satu pasien ke pasien yang lain
Ganti sarung tangan setiap kali kontak
dengan
pasien
atau
ketika
melaksanakan prosedure tindakan.
Cuci
tangan
segera
setelah
melepaskan sarung tangan.

b. MASKER, KACAMATA, PELINDUNG


WAJAH,
TUTUP KEPALA

Tujuan :
melindungi mucous membranes
mata,
hidung,
mulut
selama
melaksanakan tindakan.
menghindari percikan darah, cairan
tubuh, sekresi dan ekskresi dan
menghindari kotoran dari rambut.

c. GAUN PELINDUNG
Celemek
Apron
Tujuan

: melindungi kulit serta melindungi


pakaian selama pelaksanaan tindakan
yang memungkinkan terjadi percikan
darah, cairan tubuh sekresi dan ekskresi.

d. ALAS KAKI ATAU SEPATU BOOT


Layak

pakai

Tidak

bocor

Tujuan

: melindungi penularan melalui kaki

terutama yang luka dan menghindari


kontak dengan darah dan cairan tubuh
yang lain

PILIHAN ALAT-ALAT PELINDUNG


Tipe Penularan
Resiko rendah:
Kontak kulit , tidak
ada darah yang
tampak

Alat-Alat
Pelindung
Sarung tangan
pelindung

Contoh
Suntikan , luka minor

Resiko sedang:
Kemungkinan
kontak dengan
darah

sarung tangan
Jubah / apron
mungkin
diperlukan

Pemeriksaan vagina,
memasukan atau
memindahkan kanula,
mengelola bahan
pemeriksaan
laboratorium, luka
besar

Resiko tinggi:
Kemungkinan
kontak dengan
darah, cipratan
darah yang tidak
terkontrol

Sarung tangan
Jubah / apron
anti air
Kaca mata
Masker

Cara pembedahan
mayor khususnya di
pembedahan ortopedi
dan pembedahan oral;
episiotomi, persalinan,
SC.

Urutan pemakaian APD :

Hand washing

10/27/15

84

10/27/15

87

94

10/27/15

11

10

12
96

10/27/15

Urutan pelepasan APD:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Desinfektan sepatu boat


Desinfektan sarung tangan
Melepas kaca mata (Google)
Melepas penutup kepala
Melepas masker
Melepas apron (skort plastik)
Melepas gaun (skort)
Melepas sarung tangan
Melepas sepatu boat
Cuci tangan

Kesimpulan
Standart

Precaution mencegah
penularan baik petugas, pasien
keluarga dan benda / alat

Standart

Precaution bukan hanya


dilakukan untuk HIV

Standart

Precaution berhasil bila


dilakukan oleh beberapa pihak yaitu
pimpinan, tenaga kesehatan, pasien,
keluarga dan masyarakat

You might also like