You are on page 1of 11

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN


Nama Klien : Tn. MA
No.RMK
: 01.83.xx
No.
Dx
Tgl
Dx Keperawatan
Tujuan
Risiko
TUM: Klien dapat
perilaku
berinteraksi dengan
kekerasan
orang lain
TUK:
1. Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat

DX Medis
: F. 06.8
Ruangan
: Ruang Agatis
Perencanaan
Kriteria Hasil
Intervensi
1. Setelah 3 kali interaksi,
1. Bina hubungan saling
klien menunjukkan
percaya dengan
tanda-tanda percaya
menggunakan prinsip
kepada/terhadap
komunikasi terapeutik:
perawat:
Beri salam saat
o Wajah cerah,
berinteraksi
tersenyum
Perkenalkan nama,
o Mau berkenalan
nama panggilan perawat
o Ada kontak mata
dan tujuan perawat
o Bersedia
berkenalan
menceritakan
Tanyakan dan panggil
perasaan
nama kesukaan klien
o Bersedia
Tunjukkan sikap jujur
mengungkapkan
dan menepati janji
masalahnya
setiap kali berinteraksi
Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
Buat kontrak interaksi
yang jelas

Rasional
BHSP
merupakan suatu
langkah awal
dalam interaksi
dengan klien.
Dengan BHSP
yang baik
diharapkan
asuhan
keperawatan
yang dijalankan
akan mudah
terlaksana.

2. Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab perilaku
kekerasan yang
dilakukannya

3. Klien dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku kekerasan

Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
2. Setelah 2 kali interaksi, 2. Bantu klien
klien menyebutkan
mengungkapkan perasaan
penyebab perilaku
marahnya:
kekerasan yang
Motivasi klien untuk
dilakukan:
menceritakan
o Menceritakan
penyebab rasa kesal
penyebab perasaan
atau jengkelnya
jengkel/kesal baik
Dengarkan tanpa
dari diri sendiri
menyela atau memberi
maupun
penilaian setiap
lingkungannya
ungkapan perasaan
klien
3. Setelah 2 kali interaksi, 3. Bantu klien
klien menceritakan
mengungkapkan tandakeadaan
tanda perilaku kekerasan
o Fisik : mata merah,
yang dialaminya:
Motivasi klien
tangan mengepal,
ekspresi tegang, dan
menceritakan kondisi
lain-lain.
fisik saat perilaku
o Emosional :
kekerasan terjadi
Motivasi klien
perasaan marah,
jengkel, bicara
menceritakan kondisi
kasar.
emosinya saat terjadi
o Sosial : bermusuhan
perilaku kekerasan
Motivasi klien
yang dialami saat

Memberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
dapat membantu
mengurangi
stress dan
penyebab
perasaan
jengkel/kesal
dapat diketahui
Mengetahui hal
yang dialami dan
dirasakan saat
jengkel atau
marah

terjadi perilaku
kekerasan.

4. Klien dapat
mengidentifikasi
jenis perilaku
kekerasan yang
pernah
dilakukannya

5. Klien mampu
mengidentifikasi

4. Setelah 2 kali interaksi,


klien dapat
menjelaskan:
o Jenis-jenis ekspresi
kemarahan yang
selama ini telah
dilakukannya
o Perasaannya saat
melakukan kekerasan
o Efektivitas cara yang
dipakai dalam
menyelesaikan
masalah

5. Setelah 2 kali interaksi,


klien dapat menjelaskan

menceritakan kondisi
psikologis saat terjadi
perilaku kekerasan
Motivasi klien
menceritakan kondisi
hubungan dengan
orang lain saat terjadi
PK
4. Diskusikan dengan klien
perilaku kekerasan yang
dilakukannya selama ini:
Motivasi klien
menceritakan jenisjenis tindak kekerasan
yang selama ini
permah dilakukannya.
Motivasi klien
menceritakan perasaan
klien setelah tindak
kekerasan tersebut
terjadi
Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masalah
yang dialami teratasi.
5. Diskusikan dengan klien
akibat negatif (kerugian) cara

Mengeksplorasi
perasaan klien
terhadap perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan
dan dengan
bantuan perawat
bisa
membedakan
perilaku
konstruktif dan
dekstruktif

Dengan
mengetahui

akibat perilaku
kekerasan

6. Klien dapat

mengidentifikasi
cara konstruktif
dalam
mengungkapkan
kemarahan

akibat tindak kekerasan yang dilakukan pada:


yang dilakukannya
Diri sendiri
o Diri sendiri : luka,
Orang lain/keluarga
dijauhi teman, dll
Lingkungan
o Orang
lain/keluarga : luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
o Lingkungan :
barang atau benda
rusak dll
6. Setelah 4 kali
6. Diskusikan dengan klien:
pertemuan, klien dapat
Apakah klien mau
menjelaskan tentang:
mempelajari cara baru
o Menjelaskan caramengungkapkan marah
cara sehat
yang sehat
mengungkapkan
Jelaskan berbagai
marah
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien.
Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
Cara fisik: nafas
dalam, pukul bantal

akibat perilaku
kekerasan
diharapkan klien
dapat merubah
perilaku
dekstruktif yang
dilakukan
menjadi perilaku
konstruktif

Membantu pasien
untuk
menggunakan
untuk
mengungkapkan
marah secara
sehat

7. Klien dapat

mendemonstrasik
an cara
mengontrol
perilaku
kekerasan

7.Setelah 4 kali interaksi


klien memperagakan cara
mengontrol perilaku
kekerasan:
o Fisik: tarik nafas
dalam, memukul
bantal/kasur
o Verbal:
mengungkapkan
perasaan
kesal/jengkel pada
orang lain tanpa
menyakiti

atau kasur, olah


raga.
Verbal:
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal kepada
orang lain.
Sosial: latihan
asertif dengan orang
lain.
Spiritual:
sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing
7. 1. Diskusikan cara yang
mungkin dipilih dan
anjurkan klien memilih
cara yang mungkin untuk
mengungkapkan
kemarahan.
7.2. Latih klien
memperagakan cara yang
dipilih:
Peragakan cara
melaksanakan cara
yang dipilih.
Jelaskan manfaat cara

Mengajarkan
pasie untuk
menggunakan
cara yang tepat
untuk
mengungkapkan
marah

o Spiritual: zikir/doa,
meditasi sesuai
agamanya

8. Klien mendapat
dukungan
keluarga untuk
mengontrol
perilaku
kekerasan

8.Setelah 1 x pertemuan
keluarga:
o Menjelaskan cara
merawat klien
dengan perilaku
kekerasan
o Mengungkapkan
rasa puas dalam
merawat klien

tersebut
Anjurkan klien
menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
Beri penguatan pada
klien, perbaiki cara
yang masih belum
sempurna
7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
8.1. Diskusikan pentingnya
peran serta keluarga
sebagai pendukung klien
untuk mengatasi perilaku
kekerasan.
8.2. Diskusikan potensi
keluarga untuk membantu
klien mengatasi perilaku
kekerasan
8.3. Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan cara
merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat

Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
membantu klien
meningkatkan
kesehatan

9. Klien
menggunakan
obat sesuai
program yang
telah ditetapkan

klien (menangani PK )
8.5.Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan
ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
9.1 Klien menjelaskan:
9.1. Jelaskan manfaat
o Manfaat minum
menggunakan obat secara
teratur dan kerugian jika
obat
tidak menggunakan obat
o Kerugian tidak
9.2. Jelaskan kepada klien:
minum obat

Jenis obat (nama, wanrna


o Nama obat
dan bentuk obat)
o Bentuk dan warna

Dosis yang tepat untuk


obat
klien
o Dosis yang
Waktu pemakaian
diberikan
Cara pemakaian
kepadanya
Efek yang akan dirasakan
o Waktu pemakaian
9.3. Anjurkan klien:
o Cara pemakaian
o Efek yang dirasakan Minta dan menggunakan
obat tepat waktu
9.2 Klien menggunakan

Lapor ke perawat/dokter
obat sesuai program
jika mengalami efek yang
tidak biasa

Menambah
pengetahuan
klien tentang
obat dan
fungsinya

Beri pujian terhadap


kedisplinan klien
menggunakan obat.

Risiko
Perilaku
Kekerasan

Pasien

Keluarga

SP I p

SP I k

1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. mengidentifikasi tanda dan
gejala PK
3. mengidentifikasi PK yang
dilakukan
4. mengidentifikasi akibat PK
5. Mangajarkan cara mengontrol
PK
6. melatih pasien cara kontrol PK
fisik (nafas dalam)
7. membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP II p

1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian
PK, tanda dan gejala, serta
proses terjadinya PK
3. menjelaskan cara merawat
pasien dengan PK
SP II k
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan PK
2. melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien PK

1. Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya.
2. Melatih pasien cara kontrol PK
fisik II (memukul bantal/kasur/
SP III k
konvensi energi).
3. membimbing pasien
1. Membantu keluarga
memasukkan dalam jadwal
membuat jadwal aktivitas
kegiatan harian.
di rumah termasuk minum
dan obat (discharge
planning)
SP III p
2. menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Melatih pasien cara kontrol PK
secara verbal (meminta,
menolak, dan mengungkapkan
marah secara baik).
3. Membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian.
SP IV p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol PK
secara spiritual (berdoa,
berwudhu, sholat).
3. membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP V p
1. memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. menjelaskan cara kontrol PK
dengan minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
3. membimbing pasien
memasukkan dalam jadal
kegiatan harian.

You might also like