Professional Documents
Culture Documents
1. Panen
Kegiatan panen meliputi pemetikan dan sortasi buah, pemecahan buah,
dan sortasi biji. Indikator yang digunakan dalam memanen buah kakao
adalah warna kulit buah atau bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi.
Perbedaan warna kulit buah dikelompokkan menjadi 4 kelas kematangan buah
kakao yaitu :
Tabel 1. Warna dan Pengelompokan Kelas Kematangan Buah
Perubahan
Kelas
Warna
Kuning
Perubahan Warna
Pada alur buah
Kematangan Buah
C
Kuning
Kuning
buah
Pada seluruh permukaan buah
Kuning tua
A+
kematangannya.
Biasanya
dilakukan
pemeraman
untuk
atau mesin pemecah yang dilengkapi dengan sistem sortasi. Perlu diingat untuk
menghindari kontak langsung biji kakao dengan benda-benda logam karena dapat
menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu
2. Fermentasi
Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan lembaga biji agar tidak tumbuh
sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti
warna keping biji, peningkatan aroma dan rasa, perbaikan konsistensi keping
biji dan untuk melepaskan selaput lendir. Selain itu untuk menghasilkan biji
yang tahan terhadap hama dan jamur. Biji kakao difermentasikan di dalam
kotak kayu berlubang, dapat terbuat dari papan atau keranjang bambu.
Fermentasi memerlukan waktu 6 hari. Dalam proses fermentasi terjadi
penurunan berat sampai 25% (Anonim, 2009).
Fermentasi dengan kotak fermentasi dilakukan sebagai berikut (Wahyudi
dkk.2008) : Biji kakao dimasukkan dalam kotak terbuat dari papan setelah itu
kotak ditutup dengan karung goni. Selanjutnya diaduk setiap dua hari agar
fermentasi biji merata. Pada hari ke 6 - 8 biji-biji kakao dikeluarkan dari kotak
fermentasi dan siap untuk dijemur.
3. Perendaman dan Pencucian
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses
fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji. Perendaman berpengaruh terhadap
proses pengeringan dan rendemen. Selama proses perendaman berlangsung,
sebagian kulit biji kakao terlarut sehingga kulitnya lebih tipis dan rendemennya
berkurang. Sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
perendaman, dilakukan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa lendir yang
masih menempel pada biji dan mengurangi rasa asam pada biji, karena jika biji
masih terdapat lendir maka biji akan mudah menyerap air dari udara sehingga
mudah terserang jamur dan akan memperlambat proses pengeringan (Anonim,
2009)..
4. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air dalam biji dari 50- 55%
sampai 7 % agar biji tidak ditumbuhi cendawandan aman disimpan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan cara menjemur,
dengan menggunakan mesin pengering, dan kombinasi keduanya. Dengan sinar
matahari yang cerah dibutuhkan waktu 7- 8 jam/hari atau atau total waktu
7- 9 hari, Sedangkan dengan mesin pengering diperlukan waktu 40-50 jam
(Mulato dkk, 2005).
5. Penyortiran/Pengelompokan
6. Penyimpanan
Biji kakao kering dimasukkan ke dalam karung goni. Tiap karung
goni diisi 60 kg biji kakao kering. Kemudian karung disusun diatas palet papan
kayu maksimum 6 karung. Kondisi gudang harus kering dan berventilasi
(Wahyudi dkk.2008). Antara lantai dan wadah biji kakao diberi jarak 8 cm
dan jarak dari dinding 60 cm. Biji kakao dapat disimpan selama 3 bulan
(Anonim, 2009) .
Karakteristik
Mutu I
Mutu II
Sub Standar
Jumlah
.
biji/100 gr
**
**
**
Kadar
.
air, %(b/b) maks
7,5
7,5
>7,5
Berjamur,
.
%(b/b) maks
>4
Tak
. Terfermentasi %(b/b) maks
>8
.
Berserangga,
hampa, berkecambah,
>6
%(b/b) maks
6
Biji
. pecah, % (b/b) maks
Benda
.
asing % (b/b) maks
Kemasan
.
kg, netto/karung
62,5
62,5
62,5
Sumber : www.kadin-indonesia.or.id
Keterangan:
Revisi September 1992
Ukuran biji ditentukan oleh jumlah biji per 100 gr.
rDaftar Pustaka
1. Anonim, 2009.
2. Mulato Sri, Sukrisno Widyotomo, Misnawi, dan Edy Suharyanto, 2005.
Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia, Jember.
Daftarb