You are on page 1of 5
“hep a Aooy Ibo ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA MADU MURNI DAN MINUMAN MADU DI PUSAT PERLEBAHAN NASIONAL (PUSBAHNAS) PARUNGPANJANG, BOGOR Oleh : Rizal Anggabrata 407499165 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 eee ‘Keluarlah dari perutnya minuman yang Germacam- macam wamanya, dan padanya obat bagi manusia... (Q8:.An Nahi 69) Sebuah Rarya kecil yang ku persembahkan untuk 16u dan Papa tercinta. Menjadi diri sendir.... Rebanggaan dari sebuah perjalanan. Sebuah anugerah menghampiriku, Rukarap akfir yang indah dapat Rutuju vie dengan. RINGKASAN RIZAL ANGGABRATA, Analisis Nilai Tambah dan Pendapatan Usaha Madu Mumi dan Minuman Madu di Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) Parungpanjang, Bogor. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA. Perlebahan adalah salah satu kegiatan pertanian (dalam arti luas) yang potensial dan dapat dikembangkan di Indonesia, Indonesia sangat cocok untuk usaha peternakan Iebah karena sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian dapat diusahakan sepanjang tahun; atau dengan kata lain terjaminnya Ketersediaan pakan lebah sepanjang tahun, Selama kurun waktu puluhan tahun banyak pihak yang telah berusaha menggeluti dan mengembangkan perlebahan di Indonesia, namun berbagai kendala menghambat laju perkembangan tersebut. Dua hal yang dirasa menjadi permasalahan mendasar dalam dunia perlebahan di Indonesia adalah: (1) kesalahan persepsi masyarakat terhadap madu yang dianggap sebagai obat, hal hal ini menyebabkan madu hanya dikonsumsi secara spesifik dan periodik; dan (2) banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran sehingga menimbulkan trauma atau ketakutan masyarakat techadap madu. Kedua permasalahan mendasar tersebut berakibat pada rendahnya konsumsi masyarakat akan madu dan lambatnya perputaran madu dari produsen ke konsumen yang tentunya berdampak buruk pada peternak-peternak lebah. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari dua masalah di atas adalah dengan menciptakan produk olahan madu yang dapat memenuhi harapan konsumen, yaitu produk yang praktis dan berkhasiat. Untuk itulah Pusat Perlebahan Nasional (usbahnas) selaku lembaga penelitian dan pengembangan perlebahan menciptakan Minuman Madu, Namun seiring dengan perubahan orientasi yang dialami Pusbahnas, produk-produk yang dihasilkan kiranya tidak hanya ditujukan untuk pengembangan perlebahan semata namun juga harus dapat memberikan keuntungan bagi Pusbahnas sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis perbandingan antara produk baru tersebut (minuman madu) dengan produk unggulan Pusbahnas lainnya. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah: (1) menghitung dan membandingkan besarnya nilai tambah antara madu murni dengan minuman madu serta balas jasa tethadap faktor produksi dari dua produk tersebut; dan (2) Menghitung dan membandingkan tingkat pendapatan madu murni dan minuman madu, Penelitian ini dilakukan di Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) yang berlokasi di Desa Ciomas, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa produk Minuman Madu atau yang sejenis hanya diproduksi olch Pusbahnas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2003 hingga April 2004. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk menganalisis nilai tambah yang didapatkan dari madu murni_ dan minuman madu digunakan perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami sedangkan untuk membandingkan tingkat pendapatan yang didapat madu murni dan minuman madu dapat diketahui melalui R/C rasio atas biaya tunai maupun R/C rasio atas biaya total. Nilai tambah yang diperoteh madu murni sebesar Rp 12.079,48 dari setiap kilogram madu randu yang diolah menjadi madu murni sedangkan nilai tambah yang diperoleh dari kegiatan produksi minuman madu sebesar Rp 12.572,21 dari setiap kilogram madu karet yang diolah menjadi minuman madu, Nilai tambah yang tidak jauh berbeda tersebut dapat terjadi karena pada madu muri nilai output yang kecil disertai dengan nilai sumbangan input lain yang juga kecil. Minuman madu memiliki nilai output yang besar namun Karena nilai sumbangan input lain yang besar menyebabkan nilai tambah yang diperoleh tidak terlalu besar. Jika ditinjau dari tingkat keuntungan yang dapat diperoleh madu murni dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dari tiap kilogram bahan baku yang diolah yaitu sebesar 41,00 persen sedangkan minuman madu hanya dapat memberikan keuntungan sebesar 34,29 persen. Bila dibandingkan dari tingkat balas jasa terhadap faktor produksi, madu murni menyumbangkan 71,26 persen dari marjin yang diperoleh bagi keuntungan Pusbahnas, 25,69 persen bagi sumbangan input lain dan 3,05 persen bagi pendapatan tenaga kerja. Pada minuman madu, tingkat Kontribusi terbesar terhadap marjin diterima oleh input lain, yaitu sebesar 78,55 persen, keuntungan Pusbahnas sebesar 18,96 persen dan pendapatan tenaga kerja sebesar 2,51 persen. Dari analisis nia tambah yang dilakukan dapat dilihat bahwa walaupun nilai tambah kegiatan produksi madu murni dan minuman madu memberikan nilai tambah yang hampir sama bagi Pusbahnas namun proporsi keuntungan yang didapat dari kegiatan produksi minuman madu lebih besar daripada proporsi keuntungan yang didapat dari kegiatan produksi minuman madu. Analisis tingkat pendapatan dilakukan dengan menghitung pendapatan etas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total untuk memperoleh nilai R/C rasio atas biaya tunai dan R/C atas biaya total, Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh R/C rasio atas biaya tunai pada kegiatan produksi madu murni sebesat 1,75 dan R/C rasio alas biaya total sebesar 1,69. Pada madu murni, diperoleh nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1,54 dan nilai R/C atas biaya total sebesar 1,18, Dat pethitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan produksi madu murni dan minuman madu di Pusbahnas masih layak untuk dilakukan, Jika nilai R/C rasio antara madu murni dan minuman madu dibandingkan, baik nilai R/C atas biaya tunai maupun nilai R/C atas biaya total, dapat disimpulkan bahwa kegiatan produksi madu murni selama tahun 2003 memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding dengan kegiatan produksi minuman madu. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, untuk meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh Pusbahnas melalui kegiatan produksi minuman maduperlu dilakukan beberapa hal seperti. memperhatikan penggunaan input produksi dengan menghindari pemborosan, meningkatkan kuelitas sumber daya manusia yang dimiliki Pusbahnas secara bertahap, melakukan penelitian lebih Janjut tentang manfaat keberadaan minuman madu terutama hubungannya dengan kondisi jangka panjang Pusbahnas dan memberikan perhatian yang lebih pada aspek pemasaran baik pada minuman madu maupun produk lain yang dihasilkan Pusbahnas. ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA MADU MURNI DAN MINUMAN MADU DI PUSAT PERLEBAHAN NASIONAL (PUSBAHNAS) PARUNGPANJANG, BOGOR, Oleh : Rizal Anggabrata A07499165 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004

You might also like