You are on page 1of 42

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT
METABOLIK
dr. Adi kuntoro Mkes
Fak Kedokteran
UNSWAGATI

Penyakit muncul bila ada


interaksi dari :
1. Agen (penyebab penyakit)
2. Host (penjamu,- Manusia )
3. Environment (lingkungan )

Tahapan munculnya
Penyakit
A. Prepatogenesis : mengeluh karena
ada gejala.
B. Patogen : penyakit yang lebih
berat karena ada kerusakan jaringan
tubuh.

Gangguan metabolisme tubuh dapat


disebabkan oleh : prilaku masyarakat
atau keadaan lingkungannya:
Pembahasan :
Diabetes Mellitus.
Obesitas dan
GAKY.

DIABETES MELLITUS
Sistem Kesehatan Nasional :
segala upaya pembangunan
kesehatan bertujuan mencapai
derajat kesehatan yang lebih tinggi
untuk hidup lebih produktif.

Epidemiologi DM
Ada 3 periode :
1. periode I : periode Pestilence dan
kelaparan : pada abad 15 muncul
penyakit menular
(pes,kolera,tbc,influensa dan
IMS),Angka kematian tinggi,harapan
hidup rendah.
2. periode II : ada perbaikan
gizi,Hygiens dan sanitasi,kejadian
penyakit menular menurun, jumlah

3. Periode III : muncul penyakit degeneratif


dan pencernaan (Hypertensi,Cardio
Vasculer,Diabetes Mellitus dsbnya).
Khusus Diabetes Mellitus sudah dibahas sejak
th 1973 oleh IDF (international Diabetes
Federation) di Brussel dan pada th 1976 di
New Delhi: disimpulkan bahwa beberapa etnis
tertentu dg gaya hidup tradisional jarang
terkena DM dibanding yg bergaya hidup
modern.

Di Ind onesia : angka kejadian DM


semakin meningkat, di karenakan
pola makan yg sedikit mengandung
serat dan karbo hidrat dari sayuran,
tetapi berlebihan mengandung
protein,lemak dan gula yang berasal
dari makanan siap santap.

Peningkatan sosial ekonomi- berefek pada


pola hidup, Pola hidup mempengaruhi pola
penyakit. Pola penyakit berdampak pada
pembiayaan kesehatan yang tinggi (mahal ).
Biaya tinggi dapat dihindari dengan pola
hidup sehat dan menjauhi faktor resiko.
Dimasa mendatang penyakit
degeneratif/penyakit tidak menular akan
meningkat angka kejadiannya

Penyakit tersebut salah satunya


adalah DM (Diabetes Mellitus).
Di golongkan : DM Tergantung Insulin
dan DM Tidak Tergantung Insulin.

1. DM Tergantung Insulin
Merupakan 10 % dari seluruh
populasi DM
Di negara tropis angka kejadiannya
lebih kecil
Semakin dekat dari katulistiwa
semakin kecil kejadiannya.
Di negara negara scandinavia paling
tinggi angka kejadiannya.
Paling rendah di negara selatan
Eropa di Eropa utara kejadiannya

Sebagai penyebab : faktor


genetika yg menjadikan rentan. Dan
faktor geografi.
Di Indonesia DMTI ; jarang, karena
dekat katulistiwa dan Genetikanya
memang tidak mendukung terjadinya
DMTI.

DM Tidak Tergantung Insulin


90 % dari seluruh populasi DM.
Ditentukan oleh faktor lingkungan/gaya
hidup.
Banyak pada ras kulit putih
Di Indonesia : banyak dialami oleh mereka
yg melakukan perkawinan antar kerabat.
Lingkungan daerah urban lebih banyak drpd
daerah rural.
diprediksi pd th 2020 akan terjadi booming
penderita DMTTI terutama pada usia lanjut.

Penyebab :
1. demografi : jumlah penduduk
meningkat disamping urbanisasi.
2. pola hidup : pendapatan
meningkat dan merebaknya restoran
siap santap.
3. menurun : Penyakit Infeksi dan
kurang gizi.

DM dalam kaitannya dg yg
lain :
1. DM terkait dg Malnutrisi :
ditemukan didaerah tropik dan
negara berkembang.
2. DM Gestasi : timbul selama
kehamilan, 5 % dari seluruh
penderita DM, berakibat buruk pada
janin. Dan 2,6 % dari wanita hamil.

Langkah
pencegahan.untuk
menghindari komplikasi
1. Primer : semua
upaya untuk
(WHO)

menghindari hyperglikemia.
Sulit : karena tertuju pada orang orang
yg tidak sakit dan cakupannya luas.
Tanggung jawab : masyarakat.
Menghindari kegemukan.
Kegiatannya : mengolah ragakan
masyarakat dan memasyarakatkan
olah raga.

2. Sekunder : semua kegiatan untuk


menenmukan DM secara dini,dengan
pemeriksaan Laboratorium klinis.
Mencegah komplikasi, populasi kecil.
Kegiatannya : penyuluhan, diet, olah raga,
jauhi rokok. Obat bila perlu.
Cakupan : penderita yg sudah berobat,
belum berobat dan yg belum terdiagnosa
Tanggung jawab : profesi dan masyarakat.

3. Tersier : semua kegiatan untuk


mencegah komplikasi atau
kecacatan
Mencegah timbulnya komplikasi,
komplikasi jangan sampai
menimbulkan kegagalan organ.
Ataupun kecacatan tubuh.
Tanggung jawab : harus ada kerja
sama antara dokter dan pasien

Strategi Pencegahan
1, untuk seluruh masyarakat :
Upaya mengubah prilaku
Populasi nya luas.
Tidak hanya untuk penderita DM.
Dilakukan oleh semua unsur
masyarakat.

2. Untuk Resiko Tinggi, yaitu


mereka :
Umur > 40 tahun.
Gemuk.
Hypertensi.
Ada riwayat/faktor keluarga.
Persalinan dengan BBL > 4 kg.
DM Gestasi.

KESIMPULAN.
Penderita DM akan terus meningkat
jumlahnya.seiring dengan kemakmuran.
Pola Demografi dan Urbanisasi ikut
berperan.
Perbaikan pola hidup sebagai langkah
pencegahan
Melibatkan semua unsur yang ada di
masyarakat.
Penyuluh DM perlu meningkatkan kapasitas
dan ketrampilannya.

2. OBESITAS.
Paling sering di derita.
Paling lama tercatat dalam sejarah
kesehatan.
Dianggap bukan sebagi penyakit
Berkaitan dg penyakit serius
(hypertensi,Penyakit jantung
koroner,DM dan gangguan
pernafasan.

Resiko Obesitas
1. resiko sosial

: sulit beraktifitas.
: Biaya Tinggi.
: lapangan kerja sempit.2.
2. resiko medis : Sering sakit
: Berkaitan dengan :
( Resistensi terhadap insulin, Hyperglikemi,
penurunan produksi growth hormon, timbunan
jaringan lemak, lipogenesis menurun,
hypertriglyseridemia,kadar kolesterol darah
meningkat,aterosklerosis.)

Angka kematian
Lebih tinggi dibanding yg BB normal.
Laki laki dg obesitas dibanding dg BB
normal pd umur (35 44 th ) 12 kali.
(45 - 54 th) 3 kali.
Dengan menurunkan BB dapat
memperpanjang umur

Obesitas dengan
resikonya;
1. Obesitas dg DM : obesitas
berresiko kena DM. Pd orang dewasa
dg Obesitas; 4 kali berresiko
dibanding dg BB normal.
2. Obesitas dg Hypertensi: resiko
hypertensi 10 kali dibanding dg BB
normal lebih nyata pd tekanan
sistolik. Penurunan 1 kg BB akan
menurunkan tekanan darah 2,5
mmhg sistole dan 1, 5 mmhg

3. Obesitas .dg Penyakit Jantung


Koroner : kenaikan BB sangat erat
hubungannya dengan kejadian
kematian mendadak ataupun angina
pectoris.
4. Obesitas dg Gangguan
Pernafasan : timbul syndroma Dick
Wickian ( obesitas
berat,somnolensia,edema, kelainan
pernafasan (apnea s/d sianosis)

5. Obesitas dg Batu Empedu : batu


empedu banyak di temukan pada org dg
obesitas,pada wanita dibawah 60 th dg
obesitas 12 kali beresiko ken batu empedu
dibanding yg memiliki BB normal.
6. Obesitas dg kehamilan : resiko
melahirkan anak dg BBL >.4 kg. Persalinan
lama, haemorragia post partum, asfiksia
neonatal dan sectio Caesarea

7. Resiko lain : perlemakan hati


(SGPT ,SGiOT dan LDH meningkat )
normal kembali bila BB diturunkan.
Lipatan kulit menimbulkan
kelembaban berakibat infestasi
jamur, Osteoartritis, Ca Endometrium

PENGELOLAAN
1. Non Farmakologi :
pertahankan BB normal; dengan pola
makan seimbang dan perbanyak yg
mengandung serat,hindari yg banyak
mengandung lemak ataupun karbohidrat.
Aktifitas fisik/olah raga sesuai kemampuan.
2. Farmakologi : obat obat anorexia
mengurangi nafsu makan, rencana
pengobatan jangka panjang.

3.

GANGGUAN AKIBAT
KEKURANGAN YODIUM
Merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
Pada semua umur (foetus s/d dewasa
).
Pada Foetus :(abortus, stillbirth,
anomali kongenithal, kematian
perinatal, kematian anak, kretin
endemik, kretin miksedmatosa).
Pada Neonatus : (defek psikomotor,
gondok neonatus, hipotyroidisme

Pada anak / remaja : (gondok,


hypotyroidisme juvenil, gangguan
fungsi mental ,.gangguan
perkembangan fisik.)
Pada dewasa : gondok dg segala
akibatnya, hypotyroidisme,gangguan
fungsi mental

Epidemiologi
Banyak ditemukan didaerah
pegunungan.
Klasifikasi untuk keperluan endemik :
Grade O : tidak teraba.
Grade 1 : teraba,terlihat dg kepala
tengadah.
Grade 2 : mudah dilihat.
Grade 3 : terlihat pada jarak tertentu.

Digolongkan Enmdemik bila : > 5 %


dari jumlah penduduk remajanya
kelenjar tyroidnya teraba dan
membesar dan tidak terlihat meski
kepala di tengadahkan.
Atau lebih dari 30 % dari jumlah
penduduk remajanya kelenjar
tyroidnya tidak teraba.

Dengan menilai kandungan Yodium dalam


Urine, :
1. Endemik Grade 1( ringan) bila ; 5 % s/d 20 %
dari seluruh anak sekolah urine nya
mengandung Yodium.
2. Endemik Grade 2 (sedang) bila kurang dari
30% dari seluruh anak sekolah urine nya
mengandung Yodium
3. Endemik Grade 3. (berat) bila lebih dari 30%
dari seluruh anak sekolah urine nya
mengandung Yodium

Mendesak untuk dilakukan intervensi


adalah grade 2 dan 3 untuk
menghindari kecacatan tetap,
Kretin Endemik merupakan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan manusia.

Patofisiologi :
Epidemiologis : kekurangan yodium
berat.
Klinis : defisiensi mental dg gejala
neurologis dan gangguan
pertumbuhan fisik.
Pencegahan : konsumsi Yodium yang
cukup.

Etiologi Gondok Endemik :


1. Faktor defisiensi Yodium sebagai
penyebab utama.
2. Faktor Goiterogen : zat zat yang
mengganggu hormonogenesis
kelenjar tyroid.
3. Faktor Yodium yg berlebihan,lebih
dari yang dibutuhkan, akan terjadi
penghambatan hormogenesis.

Dampak defisiensi
Yodium
1. gondok :mengganggu
kosmetika,mengganggu pernafasan
krn menekan trakhea.
2. gondok endemik : didaerah
endemik banyak dijumpai Ca Tyroid
(anaplastik dan Folikulair.)
3. Defisiensi Tyroid : mengganggu
kesuburan.

4. hypotyroidisme :terjadi pada


Batita akan menghambat
perkembangan somatik.
5. kretin Endemik : mempermudah
terjadinya kelainan syaraf pusat dan
bersifat irreversible.

Pencegahan.
Pemberian Yodium ( air
minum,roti,coklat);
Pemberian Garam beryodium
sebagai bumbu dimasakan yg di
konsumsi Rumah tangga

Evaluasi
1.ada penurunan prevalensi
terutama pada anak sekolah
2. tidak ada lagi muncul
tyrotoksikosis.
3. tidak ada lagi bayi lahir dg
stigmata kretin endemik.
4. tidak ada lagi kasus kematian
perinatal, kematian anak ataupun
abortus.

Sekian.
@201210.

You might also like