Professional Documents
Culture Documents
POWER SUPPLY
Oleh :
Nama :
NRP :
Fajar Sunariyadi
2414031036
Rectifier
Filter
Voltage
Regultor
Output
DC
Pada bahasan kali ini, komponen yang digunakan pada pembuatan power supply 5
VDC yaitu sebagai berikut :
1. Transformator CT step down
2. Dioda bridge
3. Kapasitor 1000 f
4. Resistor 330 ohm
5. Dioda LED
6. IC Regulator 7805
7. IC Regulator 7905
Transformator CT StepDown
a. Pengertian Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah
suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf
yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti
menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada
tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang
peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN
hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada
umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan )
dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan
listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada
lilitan sekunder.
2. Trafo IF
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya
terdapat pada radio penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat
elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja trafo ini adalah
menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar
kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan
dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur
sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk
memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar.
3. Trafo Step UP/Down
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan
tegangan sesuai dengan alat elektronika yang digunakan. Artinya
benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini karena pada
umunya PLN bertegangan 220 volt.
4. Trafo Output (OP)
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini banyak
digunakan pada rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan
seperangkat elektronika yang menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk
fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran yang
berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya
arus masuk tergantung dari lilitan tersebut.
d. Trafo CT (Center Tap)
Yang membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah adanya
titik center tap yang bersifat sebagai ground pada lilitan sekunder trafo CT.
Untuk lebih mudahnya, jika pada trafo biasa yang mempunyai spesifikasi
tegangan primer 220VAC dan rasio lilitan 10:1 maka akan menghasilkan
tegangan sekunder sebesar 22VAC pada kedua ujung lilitan sekundernya.
pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan ke-6 dihubungkan
pada sebuah kawat yang terhubung keluar lilitan.
Tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini ada 2 macam,
mempunyai amplitudo yang sama namun saling berlawanan fasa, masing2
sebesar 11VAC atau setengah dari tegangan sekunder pada trafo biasa
seperti contoh diatas. Tegangan sekunder trafo CT ini diukur dari salah
satu ujung lilitan terhadap titik center tap-nya.
Dioda Bridge/Rectifier
a. Pengertian Dioda Bridge/Rectifier (Penyearah Gelombang)
Rectifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah
Gelombang adalah suatu bagian dari Rangkaian Catu Daya atau Power
Supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current)
menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian Rectifier atau Penyearah
Gelombang ini pada umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen
Utamanya. Hal ini dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang hanya
melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda
tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah
gelombangnya lagi diblokir.
Macam Dioda
o Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
o Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan
juga sebagai penstabil tegangan.
o Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun
lampu penerangan
o Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Pada prinsipnya, arus AC terdiri dari 2 sisi gelombang yakni sisi positif
dan sisi negatif yang bolak-balik. Sisi Positif gelombang dari arus AC
yang masuk ke Dioda akan menyebabkan Dioda menjadi bias maju
(Forward Bias) sehingga melewatkannya, sedangkan sisi Negatif
gelombang arus AC yang masuk akan menjadikan Dioda dalam posisi
Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat sinyal negatif
tersebut.
2. Full Wave Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh)
Terdapat 2 cara untuk membentuk Full Wave Rectifier atau Penyearah
Gelombang Penuh. Kedua cara tersebut tetap menggunakan Dioda
sebagai Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang berbeda yaitu
dengan menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang
Penuh dengan 2 Dioda harus menggunakan Transformer CT sedangkan
Penyearah 4 Dioda tidak perlu menggunakan Transformer CT,
Penyearah 4 Dioda sering disebut juga dengan Full Wave Bridge
Rectifier
2.1 Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda
Seperti yang dikatakan diatas, Penyearah Gelombong Penuh 2
Dioda memerlukan Transformer khusus yang dinamakan dengan
Transformer CT (Centre Tapped). Transformer CT memberikan Output
Kapasitor
a. Pengertian Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan
muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya
adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya
yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun
Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya
Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan
Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000F (mikro Farad)
1F = 1.000nF (nano Farad)
1F = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2
pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah
Isolator diantaranya sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika,
Kapasitor disingkat dengan huruf C.
sampai 4F. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat
dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
1.4 Kapasitor Mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara
50pF sampai 0.02F. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik
karena tidak memiliki polaritas arah.
1.5 Kapasitor Elektrolit
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat
dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor
Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada
Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance)
yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif
(-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai
pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada
umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47F hingga ribuan
microfarad (F). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan
tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatifnya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak
jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas
kamampuan tegangannya.
1.6 Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan
Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya
juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena
Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal
Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang
lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan
juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam
ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor
Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada
umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil
seperti di Handphone dan Laptop.
2. Kapasitor Variable
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat
diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri
dari 2 jenis yaitu :
Resistor
a. Pengertian Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan
dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika
menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika
Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf R. Satuan
Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (). Sebutan OHM ini
diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.
2. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable
Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya
melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai
Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka.
Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi
pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan
kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan
penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Trimpot
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer
Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak
memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat
bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
3. Thermistor
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan
Singkatan dari Thermal Resistor. Terdapat dua jenis Thermistor
yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
4. LDR
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
c. Fungsi Resistor
Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah
sebagai berikut :
-
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah
seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas
kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat
masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda)
ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki
katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar
diatas. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala
adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan
tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.
b. Cara Kerja LED
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari
Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama
dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub
Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri
tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat
mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
c. Cara Mengetahui Polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED.
Kita dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri
Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead
Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki
yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi
yang Flat.
d. Warna-warna LED
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti
warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah.
Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength
(panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya.
Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk
menghasilkan variasi warna pada LED :
Bahan Semikonduktor
Gallium Arsenide (GaAs)
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)
Silicon Carbide (SiC)
Gallium Indium Nitride (GaInN)
Wavelength
850-940nm
630-660nm
605-620nm
585-595nm
550-570nm
430-505nm
450nm
Warna
Infra Merah
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Putih
Dimana :
R = resistor pembatas arus (Ohm)
Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED
(volt)
2 volt = tegangan LED (volt)
0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)
g. Kegunaan LED
Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan
panas, tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri,
dan hemat listrik serta bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam
bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya
pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini
beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
1. Lampu Penerangan Rumah
2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)
IC Regulator
a. Pengertian IC Regulator
IC Regulator atau Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang
sering dipakai dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator
adalah untuk mempertahankan atau memastikan Tegangan pada level
tertentu secara otomatis. Artinya, Tegangan Output (Keluaran) DC pada IC
Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan Tegangan Input (Masukan),
Beban pada Output dan juga Suhu. Tegangan Stabil yang bebas dari segala
gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun) sangat dibutuhkan
untuk mengoperasikan peralatan Elektronika terutama pada peralatan
elektronika yang sifatnya digital seperti Mikro Controller ataupun Mikro
Prosesor
.
Rangkaian Voltage Regulator ini banyak ditemukan pada Adaptor yang
bertugas untuk memberikan Tegangan DC untuk Laptop, Handphone,
Konsol Game dan lain sebagainya. Pada Peralatan Elektronika yang Power
Supply atau Catu Dayanya diintegrasi ke dalam unitnya seperti TV, DVD
Player dan Komputer Desktop, Rangkaian Voltage Regulator (Pengatur
Tegangan) juga merupakan suatu keharusan agar Tegangan yang diberikan
kepada Rangkaian lainnya Stabil dan bebas dari fluktuasi.
Terdapat berbagai jenis Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan, salah
satunya adalah Voltage Regulator dengan Menggunakan IC Voltage
Regulator. Salah satu tipe IC Voltage Regulator yang paling sering
ditemukan adalah tipe 7805 yaitu IC Voltage Regulator yang mengatur
Tegangan Output stabil pada Tegangan 5 Volt DC.
b. Jenis Jenis IC Regulator
Terdapat beberapa cara pengelompokan Pengatur Tegangan yang
berbentuk IC (Integrated Circuit), diantaranya adalah berdasarkan Jumlah
Terminal (3 Terminal dan 5 Terminal), berdasarkan Linear Voltage
Regular dan Switching Voltage Regulator. Sedangkan cara pengelompokan
yang ketiga adalah dengan menggolongkannya menjadi 3 jenis yakni
Fixed Voltage Regulator, Adjustable Voltage Regulator dan Switching
Voltage Regulator.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 3 Jenis IC Pengatur
Tegangan DC (DC Voltage Regulator) :