Professional Documents
Culture Documents
SMK TAMANSISWA 2
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
ALAMAT : JL. GARUDA NO. 44 KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia saat ini masih
relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju
bahkan dengan sesama anggota ASEAN (HDI, 2003).
Faktor
Layanan
pendidikan
dan
pengembangan
yang
dan
kemajuan
teknologi
informasi
dan
yang
tantangan
ini
dan
ditunjukkan
permasalahan
oleh
adanya
yang
dihadapi.
indikator
bahwa
hasil
pendidikan
yang
diharapkan
berimplikasi
pada
kehidupan
yang
cerdas,
damai,
terbuka,
terus menerus
sebagai
representasi
dari
kemampuan
mensinergikan
merupakan
sinergi
antara
aspek
SDM
(humanware),
unlearning,
terbentuknya
hayat.
dan
relearning
yang
mengarah
pada
dalam
PP
19
Tahun
2005
maupun
standar
akan
kehilangan
relevansinya
dengan
tuntutan
Aspek
Manajemen
Kurikulum
a. Standar isi
Upaya Pencapaian
Ada perbedaan
persepsi dalam
menjabarkan
Permen Diknas no.
22 tentang Standar
Isi ke dalam silabus
Belum adanya
standar isi (SK dan
KD) yang tetap untuk
mata pelajaran
produktif (program
keahlian) SMK
Menyamakan
persepsi dalam
pengembangan
model-model silabus
melalui pelatihan
dan pendampingan
1) Penyusunan SK
dan KD mata
pelajaran
produktif
(program
keahlian) SMK
dengan
mengadaptasi
dari isi kurikulum
2004 yang relevan
2) Melakukan
No
Aspek
b. Standar
kelulusan
Upaya Pencapaian
sanctioning hasil
adaptasi SK dan
KD antar
kelompok
program keahlian
Penambahan materi
Melakukan analisis
pelajaran normatif & kesesuaian materi
adaptif pada struktur normatif & adaptif
kurikulum kurang
yang mendukung
mendukung materi
penguasaan materi
kejuruan
kejuruan melalui
sinkronisasi normatif,
adaptif dan produktif
Sulitnya menentukan Melakukan analisis
SK,KD untuk muatan kesesuaian materi
lokal
mulok dengan
program keahlian
yang ada
Tidak adanya
Perumusan standar
standar isi (SK & KD) isi (SK & KD) materi
untuk mata
dasar kejuruan oleh
pelajaran dasar
kelompok guru
kejuruan yang
program keahlian/
mendukung program BNSP atau direktorat
keahlian
pembinaan SMK
Beban belajar
Jam real praktik
Perbandingan alokasi disekolah dan
waktu tatap muka,
industri harus
praktik sekolah dan
dihitung
praktik industri
(1:2:4) berimplikasi
Penambahan jumlah
pada penyediaan
jam pelajaran lebih
waktu lebih banyak
dari 4 jam pelajaran
dari yang
untuk memenuhi
diamanatkan pada
pencapaian standar
standar isi
kompetensi lulusan
(mengakomodasi
jumlah jam
perminggu mak. 40
jam)
Terdapat standar
Sinkronisasi standar
kelulusan yang
kelulusan ujian
berbeda antara
nasional dan standar
standar kelulusan
kelulusan khususnya
ujian nasional dan
pada mata pelajaran
standar kelulusan
normatif dan adaptif
mata pelajaran
melalui peningkatan
normatif dan adaptif standar kelulusan
No
Aspek
c. Implementasi
Kurikulum
b. Bahan ajar
c. Buku referensi
Upaya Pencapaian
ujian secara
bertahap
Sebagian warga
Sosialisasi dan
sekolah belum
pendampingan yang
memahami
menyeluruh pada
mengenai standar
setiap jenjang dan
isi, substansinya dan diikuti dengan
implementasinya
pelatihan singkat
kedalam KTSP
menyusun KTSP,
Silabus dan RPP bagi
semua guru
Struktur kurikulum
1). Mengidentifikasi
dan beban belajar
subtansi materi
sbg penjabaran
pelajaran adaptif,
Permen Diknas 22
normatif dan
dianggap masih
produktif yang
terlalu sarat beban
benar-benar
yang berdampak
dibutuhkan
pada penambahan
2). Mengintegrasikan
jam pelajaran untuk
subtansi materi
ruang lingkup adaptif
mata pelajaran
dan normatif
normatif, adaptif
dan produktif
yang tumpang
tindih
Belum tercukupinya
Optimalisasi dan
bahan ajar yang
pengadaan bahan
dapat memenuhi
ajar yang dapat
standar kompetensi
memenuhi standar
lulusan baik secara
kompetensi lulusan
kunatitatif, kualitatif
melalui
dan relevansi
1) pelatihan
penyusunan
bahan ajar
2).menyusun,
memodi -fikasi
bahan ajar oleh
kelompok guru
mata pelajaran
masing-masing
Masih terbatasnya
Pengadaan referensi
referensi
dan perluas akses
informasi
d. Administrasi dan
proses
pembelajaran
- Silabus & RPP
Belum tersusun
berdasarkan analisis
Melakukan analisis
kebutuhan sekolah
No
Aspek
Kalender
akademik
Proses
Pembelajaran
- Assesment
/penilaian
II
Organisasi dan
Manajemen
sekolah
a. Organisasi
b. Manajemen
c. Keuangan
d. Peningkatan
mutu
e. Teknologi
Informasi
Belum seluruh
sekolah dalam
menyusun visi, misi,
tujuan dan RENSTRA
melibatkan seluruh
komponen sekolah
Belum menerapkan
sistem manajemen
mutu atau Quality
ansurance
Keterbatasan dana
untuk melakukan
penyusunan KTSP,
Silabus, RPP
Belum memiliki
program
peningkatan mutu
Keterbatasan
penguasaan IT dan
Penyunan RENSTRA
visi, misi, dan tujuan
yang melibatkan
seluruh komponen
sekolah melalui rapat
kerja sekolah
Membentuk tim
kendali mutu dan
merancang sistem
manajemen mutu
Menggali berbagai
sumber dana yang
mungkin untuk
diakses
Menyusun program
peningkatan mutu
Pelatihan IT dan
pengadaan alat
No
III
Aspek
Ketenagaan
a. Kepala Sekolah
b. Guru
c. Tenaga
Kependidikan
IV.
Sarana
Prasarana
a. Ruang Belajar
Upaya Pencapaian
Optimalisasi dan
pembangunan ruang
kelas baru
No
V.
Aspek
b. Ruang
Praktik/lab
c. Peralatan Praktik
Keterbatasan
fasilitas peralatan
untuk memenuhi
standar isi dan
ketinggalan zaman
Keterbatasan bahan
ajar dan bahan
praktik sesuai
dengan standar isi
e. Peralatan Media
Keterbatasan
peralatan media
f. Perpustakaan
Keterbatasan jumlah
judul, banyak buku,
dan akses ke
perpustakaan maya
Pembiayaan
a. Sumber
b. Alokasi
Upaya Pencapaian
Optimalisasi dan
pembangunan ruang
praktik/lab baru
untuk mendukung
pencapaian standar
kompetensi lulusan
1). Optimalisasi,
revitalisasi dan
penambahan
peralatan praktik
2). Melakukan out
sourcing dalam
optimalisasi
penggunaan
peralatan
Pemenuhan bahan
ajar dan bahan
praktik serta
penyediaan akses
informasi/internet
Optimalisasi,
revitalisasi dan
penambahan
peralatan media
Pengadaan buku,
digital library dan
akses internet untuk
mengakses
perpustakaan di luar
negeri
Alokasi dana
anggran pusat dan
daerah terbatas
Realisasi amanat UU
No. 20 th 2003 ttg
Sisdiknas yang
mengalokasikan
dana sebesar 20 %
APBN dan APBD
untuk pendidikan
diluar gaji
pegawai
Ketidak sesuaian
alokasi anggaran
dengan kebutuhan
Pengalokasian
anggaran
disesuaikan dengan
No
VI.
Aspek
Peserta Didik
a. Input
b. Attitude
VII.
Peran serta
Masyarakat
a. Komite Sekolah
Upaya Pencapaian
tuntutan standar isi,
proses dan kelulusan
Melakukan
matrikulasi mata
pelajaran
B.
Indonesia dan
B. Inggris,
Matematika, dan
Komputer
Tingkat kedisiplinan
1) Aplikasi mata
siswa rendah, tingkat
pelajaran akhlak
kenakalan tinggi dan
mulia,
penyalahgunaan
kewarganegaraan
narkoba
dan kepibadian
dalam kehidupan
sehari-hari
2). Keteladanan dan
penerapan aturan
disiplin serta
konsekuensi
pelanggaran
disiplin
Peran Komite masih
terbatas
b. Institusi
Pasangan
Peran institusi
pasangan masih
terbatas
VIII
.
Lingkungan dan
Kultur Sekolah
Mentalitas warga
sekolah yang
terbiasa menunggu
instruksi untuk
melaksanakan
sesuatu, terbiasa
dengan pola
seragam dan
kurangnya kreatifitas
IX.
Unit Produksi
Belum berfungsi
sebagai pendukung
pencapaian
Peningkatan peran
komite dalam
penyusunan
kurikulum sekolah
Memberdayakan
institusi pasangan
melalui jaringan
kerjasama
Mendorong warga
sekolah untuk
terbiasa proaktif,
melalui pelatihan
motivasional,
peningkatan
kreativitas,
pemberian targettarget tertentu dan
pemanfaatan
teknologi informasi
Menyusun pola
kegiatan unit
produksi yang
No
Aspek
Upaya Pencapaian
mendukung
pencapaian
kompetensi lulusan
C. Kesimpulan
Kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan
merupakan
kurikulum
kebijakan
baru
dari
pemerintah
dalam
rangka
potensi
masyarakat.
Namun
dalam
antara
lain
manajemen
kurikulum,
organisasi
dan
d. Belum
tersusun
KTSP
yang
berdasarkan
hasil
analisis
Belum
memadainya
wawasan
tentang
manajemen
program-program
secara komprehensif
b. Masih terbatasnya
sarana
prasana
dan
penguasaan
mata
pelajaran
baru
antara
lain
Ilmu
Adanya
keterbatasan
jumlah,
kualitas
dan
relevansi
akses
dalam
penggunaan
virtual
library
(perpustakaan maya)
c. Adanya keterbatasan jumlah ruang kelas bila dibandingkan
dengan
jumlah
rombongan
belajar
dan
tuntutan
dan
penyalahgunaan narkoba.
6. Aspek pembiayaan
a. Besarnya alokasi anggaran untuk operasional sekolah sesuai
dengan tuntutan KTSP baik dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah masih relatif terbatas.
b. Relevansi alokasi anggaran baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah masih relatif rendah bila dikaitkan
dengan tuntutan pelaksanaan
Kepedulian
dan
kemampuan
standar
isi,
standar
proses
dan
standar
kelulusan.
b. Jaringan kerjasama antara sekolah dan institusi pasangan
(dunia usaha dan dunia industri) dalam upaya untuk
optimalisasi pemanfaatan sumber belajar sesuai dengan
tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar
kelulusan masih relatif rendah.
yang
kemandirian/otoritas
masih
relatif
profesional
perannnya melaksanakan
belum
dalam
memiliki
menjalankan
standar
isi,
standar
proses
dan
standar
kelulusan.
b. Belum optimalnya pengelolaan unit produksi di sekolah bila
dikaitkan
dengan
berorientasi
industry
prinsip-prinsip
pada
dan
kemandirian,
memberikan
wirausaha
yang
pelaksanaan
income
lebih
teaching
generating
bagi
Rekomendasi:
Sebagai
upaya
pemahaman,
satuan
memfasilitasi
wawasan
pendidikan
dan
perlu
percepatan
penguatan
tingkat
implementasi
kurikulum
tingkat
diberikan
beberapa
rekomendasi.
masalah
yang
telah
di
berikan
dalam
tabel
(pendidik
kebijakan
dan
implementasi
tenaga
KTSP
kependidikan)
dalam
bentuk
terhadap
workshop
program
pendampingan
yang
difasilitasi
baik
kependidikan
sesuai
dengan
tuntutan
kemajuan
(ketertiban,
kerindangan,
keamanan
kenyamanan
dan
kebersihan,
keindahan,
kekeluargaan)
dan
(2)