You are on page 1of 13

Ekosistem

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ekosistem padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. [1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu
dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.[1] Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik
sebagai suatu sistem.[2] Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. [2] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia,
yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". [2] Hal ini mengarah pada
kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda
dengan planet lain dalam tata surya.[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang
dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. [3] Misalnya: Panda
memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya,
yaitu bambu.[1] Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. [1] Berbeda dengan makhluk hidup yang
lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.[2]

Subjek:Biologi/Materi:Ekosistem
Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia
< Subjek:Biologi

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari
ekosistem disebut ekologi. Untuk lebih jelasnya tentang ekologi, silahkan lihat artikel Ekologi.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Satuan makhluk hidup dalam ekosistem


2 Macam-macam ekosistem
o

2.1 Ekosistem alami

2.2 Ekosistem buatan


3 Komponen-komponen ekosistem
3.1 komponen abiotik

[sunting]Satuan

makhluk hidup dalam ekosistem

Ekosistem tersusun atas semua makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas.
Kita akan memberi penjelasan masing-masing tentang individu, populasi dan komunitas.

Individu adalah makhluk hidup tunggal. Contoh individu adalah kambing, burung, tikus, pohon
singkong, ikan dan pohon bunga matahari.

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh
populasi:

Di sebuah kolam, ada ikan, teratai, dll.

Di hutan hidup, ada harimau, kijang, dll.

Komunitas adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu. Contoh komunitas adalah
populasi ikan, populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya membentuk komunitas terumbu
karang.

[sunting]Macam-macam

ekosistem

Macam-macam ekosistem menurut proses terbentuknya yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.

[sunting]Ekosistem

alami

Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia.
Ekosistem alami dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan. Contoh ekosistem
darat adalah ekosistem hutan. Contoh ekosistem perairan adalah ekosistem danau, ekosistem rawa dan
lain sebagainya.

[sunting]Ekosistem

buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contoh ekosistem buatan adalah
ekosistem kolam, ekosistem akuarium, ekosistem kebun dan lain sebagainya. Ekosistem darat yang
mencakup daerah luas disebut bioma. Contohnya adalah bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput,
bioma padang pasir dan bioma tundra. Dapat dikatakan juga bahwa bioma terdiri dari ekosistemekosistem. Semua ekosistem yang ada di bumi beserta atmosfer yang melingkupinya saling berinteraksi
membentuk biosfer atau ekosistem dunia.

[sunting]Komponen-komponen

ekosistem

Ekosistem alami dan ekosistem buatan dibentuk oleh dua komponen, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik.

[sunting]komponen

abiotik

merupakan komponen ekosistem yang berupa benda mati yang didalamnya mencakup habitat,
tanah,air,suhu,musim,dan lain-lain.komponen abiotik menyediakan nice atau relung untuk komponen
abiotik sebagai habitanya./ sehingga dengan demikian akan terjadi interaksi antara komponen abiotik dan
biotik. sumber abiotik adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh makhluk hidup, termasuk sumber energi
yang berasal dari luar ekosistem atau sinar matahari dan zat-zat anorganik (Nitriogen, Karbondioksida, Air,
Fosfor, Kalium).

AMDAL Pertambangan

Berbicara

mengenai

sektor

pertambangan dan lingkungan serasa tidak ada habisnya, selalu menarik


untuk

dibahas,

saat

saya

berdiskusi

dengan

teman-teman

dari

pertambangan, mereka berpendapat bahwa pertambangan tidak sematamata memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, tidak sematamata menimbulkan limbah, lalu yang lebih membuat saya tertawa ketika
mereka berkata jika anda lebih memilih kelestarian lingkungan maka
biarkanlah bahan tambang tetap berada di dalam perut bumi, namun
tunggu saja kehancuran umat manusia, karena sesungguhnya banyak
kebutuhan umat manusia yang berasal dari bahan tambang, suatu
pernyataan yang benar adanya

. Komentar berbeda 180 derajat saya

dapatkan dari teman-teman yang konsen terhadap lingkungan, mereka


berkata sudah begitu banyak sektor pertambangan merusak lingkungan,
sementara kesejahteraan dari hasil tambang tersebut hanya dinikmati

oleh sebagian kecil dari golongan atas.


mengorbankan

anak

cucu

kita

kelak

Apakah kita masih mau

dengan

mewariskan

mereka

lingkungan yang rusak?. So.???


Menurut hemat saya, sebenarnya setiap kegiatan pasti akan menimbulkan
sisa, karena efisiensi proses yang sempurna hampir tidak mungkin
dicapai, karena kesempurnaan itu hanyalah milik allah. sehingga wajar
jika ada dampak terhadap lingkungan, akan tetapi tidak lebih bijak jika
kita hanya mempertahankan ego sektoral kita masing-masing.
Bagaimana solusinya??, disinilah letak dari keterkaitan antara ilmu
lingkungan dengan pertambangan, didalam ilmu lingkungan ada yang
dinamakan dengan AMDAL, yaitu suatu analisis mengenai dampak yang
ditimbulkan dari suatu kegiatan terhadap lingkungan. mengenai dasardasar amdal anda dapat melihat tulisan saya terdahulu . kali ini saya akan
membahas

dampak

lingkungan

yang

diakibatkan

oleh

kegiatan

pertambangan, yang nantinya dampak ini lah yang akan dianalisis


didalam AMDAL untuk menentukan apakah kegiatan pertambangan
tersebut layak lingkungan atau tidak.
mengapa pertambangan perlu AMDAL?
Kegiatan pertambangan yaitu suat kegiatan untuk mengambil bahan
galian berharga dari lapisan bumi, Selama kurun waktu 50 tahun, konsep
dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala
kegiatannya. Mekanisasi peralatan dan teknologi pertambangan telah
menyebabkan skala pertambangan semakin besar dan ekstraksi kadar
rendah pun menjadi ekonomis sehingga semakin luas dan dalam lapisan
bumi yang harus digali. Ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan
dampak lingkungan yang besar dan penting. Dampak besar dan penting
itulah yang selanjutnya dikaji didalam AMDAL

Kegiatan pertambangan selain menimbulkan dampak lingkungan, juga


menimbulkan dampak sosial kompleks. Oleh sebab itu, AMDAL suatu
kegiatan pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok (World
Bank, 1998):
1.

Memastikan

bahwa

biaya

lingkungan,

sosial

dan

kesehatan

dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan


alternatif kegiatan yang akan dipilih.
2. Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan, pemantauan serta

langkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain dan


implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.

untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDAl
dapat dilihat pada Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
isu-isu lingkungan akibat kegiatan pertambangan
beberapa saat yang lalu di media massa

diberitakan mengenai kasus

pencemaran limbah tailing di sekitar teluk buyat, hal tersebut adalah


salah satu contoh isu lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan. United Nations Environment Programme (UNEP, 1999)
menggolongkan

dampak-dampak

yang

timbul

dari

kegiatan

pertambangan sebagai berikut:

Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan,

Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi


pertambangan,

Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan,

Stabilisasi site dan rehabilitas,

Tailing tambang dan pembuangan tailing,

Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing,

Peralatan yang tidak digunakan , tailing padat, tailing rumah tangga,

Emisi Udara dan Debu,

Perubahan Iklim,

Konsumsi Energi,

Pelumpuran dan perubahan aliran,

Sungai buangan air tailing dan air asam terkontaminasi dan pemaparan
bahan kimia di tempat kerja, masyarakat dan pemukiman tambang,

Perubahan air tanah dan kontaminasi,

Tailing B3 dan bahan kimia

Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pekerja,

Kebisingan,

Radiasi,

Keselamatan dan kesehata,

Toksisitas logam berat,

Peninggalan budaya dan situs arkeologi Kesehatan masyarakat di sekitar


tambang

(Sumber : Balkau F. dan Parsons A. , 1999)


ruang lingkup kegiatan pertambangan

di dalam AMDAL akan dikaji dampak yang ditimbulkan dari sutau kegiatan
pada setiap tahapan, tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Didalam pertambangan
tahapan-tahapan tersebut adalah:
Kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatan
sebagai berikut:
1.

Eksplorasi

2. Ekstrasi dan pembuangan tailing batuan


3. Pengolahan bijih dan operasional
4. Penampungan tailing, pengolahan dan pembuangannya
5. Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energi
6. Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
7. penutupan tambang

adapun penjelasan dari masing masing tahapan adalah sebagai berikut:


Kegiatan eksplorasi tidak termasuk kedalam kajian studi AMDAL karena
merupakan rangkaian kegiatan survey dan studi pendahuluan yang
dilakukan sebelum berbagai kajian kelayakan dilakukan. Yang termasuk
sebagai kegiatan adalah pengamatan udara, survey geofisika, studi
sedimen sungai dan geokimia lain, pembangunan akses, pembukaan
lokasi pengeboran, pembuatan landasan dan pembangunan anjungan
pengeboran
Ekstraksi dan Pembuangan Tailing Batuan. Lebih dari 2/3 kegiatan
ekstraksi bahan mineral dengan pertambangan terbuka dengan teknik
open-pit, strip mining, dan quarrying, tergantung bentuk geometris
tambang dan mineralnya. Ekstrasi mineral dengan tambang terbuka

menyebabkan terpotongnya puncak gunung dan menimbulkan lubang


yang besar. Salah satu teknik tambang terbuka adalah metode strip
mining (tambang bidang) menggunakan alat pengeruk, dilakukan pada
bidang galian yang sempit. Setelah mineral diambil, dibuat bidang galian
baru di dekat lokasi galian yang lama. Batuan tailing digunakan untuk
menutup lubang yang dihasilkan oleh galian sebelumnya. Teknik tambang
seperti ini biasanya digunakan untuk menggali deposit batubara yang tipis
dan datar yang terletak didekat permukaan tanah. Tambang bawah tanah
digunakan jika zona mineralisasi terletak jauh di dalam tanah sehingga
jika digunakan teknik pertambangan terbuka jumlah batuan penutup yang
harus dipindahkan sangat besar. Produktifitas tambang tertutup 5 sampai
50 kali lebih rendah dibanding tambang terbuka, karena ukuran alat yang
digunakan lebih kecil dan akses ke dalam lubang tambang lebih terbatas.
Ekstraksi menghasilkan tailing dan produk samping sangat banyak
dengan total limbah yang diproduksi bervariasi 10 % sampai sekitar
99,99 % dari total bahan yang ditambang. Limbah utama yang dihasilkan
adalah batuan penutup dan tailing batuan. Batuan penutup (overburden)
dan tailing batuan adalah lapisan batuan yang tidak mengandung mineral
atau mengandung mineral dengan kadar rendah sehingga tidak ekonomis
untuk diolah.
Hal-hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan
besar dan pentingnya dampak lingkungan pada kegiatan ekstraksi dan
pembuangan tailing adalah:
Luas dan kedalaman zona mineralisasi, Jumlah batuan yang akan
ditambang dan dibuang akan menentukan lokasi dan desain penempatan
tailing, Kemungkinan toksisitas tailing, Potensi terjadinya air asam
tambang, Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan yang berkaitan
dengan kegiatan transportasi, penyimpanan dan penggunaan bahan
peledak

dan

bahan

kimia

racun,

bahan

radio

aktif

di

kawasan

penambangan dan gangguan pernapasan akibat pengaruh debu, Sifatsifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk penggunaannya untuk

konstruksi sipil (seperti untuk landscaping, tailing dam), Pengelolaan


(penampungan,

pengendalian

dan

pembuangan)

lumpur

(untuk

pembuangan overburden berasal dari penambangan dredging dan placer),


Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat penambangan bawah
tanah, Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.
Pengolahan Bijih dan Pabrik Pengolahan ini tergantung pada jenis
mineral yang diambil, umumnya adalah proses benefication bijih
diproses menjadi konsentrat bijih- atau selanjutnya diikuti dengan
pengolahan metalurgi dan refining. Proses benefication umumnya terdiri
dari

kegiatan

persiapan,

penghancuran

dan

atau

penggilingan,

peningkatan konsentrasi dengan gravitasi, magnetis atau flotasi, diikuti


dengan dewatering dan penyaringan. Hasil dari proses ini adalah
konsentrat bijih dan tailing dan emisi debu. Tailing biasanya mengandung
bahan kimia sisa proses dan logam berat. Pengolahan metalurgi bertujuan
untuk

mengisolasi

pyrometallurgi,

logam

dari

hidrometalurgi

konsentrat

atau

bijih

dengan

elektrometalurgi.

metode

Pyrometalurgi

seperti roasting dan smelting menyebabkan gas buang (sulfur dioksida,


partikulat dan logam berat) dan slag. Hidrometalurgi menghasilkan
pencemar cair yang akan terbuang ke kolam penampung tailing jika tidak
digunakan kembali (recycle).
Bahan-bahan

kimia

pengolahan (sianida,
Pengangkutan,

yang
merkuri,

penyimpanan,

digunakan
dan

asam

penggunaan

di

dalam

proses

kuat)

bersifat

hazard.

dan

pembuangannya

memerlukan pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya gangguan


terhadap kesehatan dan keselamatan serta mencegah pencemaran ke
lingkungan.
Penampungan Pengolahan dan Pembuangan Tailing. Pengelolaan
tailing

merupakan

salah

satu

aspek

kegiatan

pertambangan

yang

menimbulkan dampak lingkungan sangat penting. Tailing berbentuk


lumpur berkomposisi 40-70% cairan. Penampungan, pengolahan dan
pembuangan tailing memerlukan pertimbangan yang teliti terutama untuk

kawasan yang rawan gempa. Kegagalan desain dari sistem penampungan


tailing akan menimbulkan dampak yang sangat besar. Pengendalian
pembuangan

tailing

harus

memperhatikan

pencegahan

timbulnya

rembesan, pencegahan erosi oleh angin, dan mencegah pengaruhnya


terhadap fauna. Isu-isu penting yang perlu dipertimbangkan dalam
evaluasi alternatif pembuangan tailing meliputi:

Karakteristik geokimia area dan potensi migrasi lindian dari tailing.

Kerawanan bencana alam yang mempengaruhi keamanan lokasi dan


desain teknis.

Konflik penggunaan lahan terhadap perlindungan ekologi peninggalan


budaya, pertanian serta kepentingan lain. -

Karakteristik kimia pasir, lumpur, genangan air pengolahannya.

Reklamasi setelah pasca tambang.

Pembangunan

infrastruktur

jalan

akses

dan

pembangkit

energi. Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses


di

dalam

daerah

tambang,

pembangunan

fasilitas

penunjang

pertambangan, akomodasi tenaga kerja, pembangkit energi baik untuk


kegiatan

konstruksi

maupun

kegiatan

operasi

dan

pembangunan

pelabuhan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pembangunan sistem


pengangkutan di kawasan tambang (crusher, belt conveyor, rel kereta,
kabel gantung, pipa pengangkut tailing).
Pembangunan

Pemukiman

Karyawan

Dan

Base

Camp

Pekerja. Kebutuhan tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk


kegiatan pertambangan seringkali tidak dapat dipenuhi dari penduduk
setempat. Tenaga kerja trampil perlu didatangkan dari luar, dengan
demikian diperlukan pembangunan infrastruktur yang sangat besar. Jika
jumlah sumberdaya alam dan komponen-komponen lingkungan lainnya
sangat terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pendatang,

sumberdaya alam akan mengalami degradasi secara cepat. Akibatnya


akan terjadi konflik sosial karena persaingan pemanfaatan sumber daya
alam.

Sebagai contoh,

kegiatan

pertambangan seringkali dikaitkan

dengan kerusakan hutan, kontaminasi dan penurunan penyediaan air


bersih, musnahnya hewan liar dan perdagangan hewan langka, serta
penyebaran penyakit menular.
Decomisioning dan Mining Closure. Setelah ditambang dan cadangan
bijih dianggap tidak ekonomis lagi, tambang harus ditutup. Penutupa
tambang ini banyak yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan
sehingga tambang ditelantarkan dan tidak ada usaha untuk rehabilitasi.
Pada prinsipnya kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh
kegiatan pertambangan harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan
produktif melalui rehabilitasi. Kondisi akhir rehabilitasi dapat diarahkan
untuk mencapai kondisi seperti sebelum ditambang atau kondisi lain yang
telah disepakati.. Reklamasi seharusnya merupakan kegiatan yang terus
menerus dan berlanjut sepanjang umur pertambangan. Tujuan jangka
pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam (landscape) yang
stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk
mengembalikan lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk
digunakan sebagai lahan produktif. Yang tergantung pada berbagai faktor
antara lain potensi ekologis lokasi tambang dan keinginan masyarakat
serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus
dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam
sekitarnya
credit to:
www.google.com (for picture)
prof. Rudi Sayoga Gautama ( dosen AMDAL pertambanganT.Pertambangan- ITB)

Teman-teman kelompok AMDAL pertambangan,Joint Program Master


Degree UGM-ITB

You might also like