You are on page 1of 10

MAKALAH LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT MODERN DAN


SEDERHANA

OLEH:
Kelompok 7
ERFINA FEBRI
FADHILATUL HURYAH

NIM. 14177016
NIM. 14177818

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Azwar Ananda. M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu dalam masyarakat merupakan potensi yang harus
dikembangkan untuk mendukung dan melancarkan kegiatan pembangunan
dalam masyarakat tersebut. Manusia sebagai individu, sebagaimana kodratnya
memiliki sifat baik maupun buruk. Sifat-sifat yang kurang baik inilah perlu
dibina dan dirubah sehingga melahirkan sifat-sifat yang baik lalu dibina dan
dikembangkan. Proses perubahan dan pembinaan tersebut disebut dengan
pendidikan.
Melalui pendidikan, manusia diharapkan menjadi individu yang
mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan
taraf hiudupnya baik lahir maupun bathin serta meningkatkan peranannya
sebagai individu atau pribadi, warga masyarakat, dan warga negara .
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan dalam
makalah mengenai Pendidikan dalam Masyarakat Modern dan Sederhana.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui karakter umum pendidikan dalam kebudayaan
2. Mengetahui pendidikan masyarakat modern
3. Mengetahui pendidikan masyarakat sederhana

BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Dalam Masyarakat Modern dan Sederhana
A. Karakteristik Umum pendidikan dalam kebudayaan

Hampir semua kegiatan belajar yang sadar dari manusia mengandung


tiga proses yaitu mendengarkan, memperhatikan dan melakukan. Setiap
kebudayaan-kebudayaan tertentu memberikan penekanan yang berlainan
terhadap satu atau terhadap yang lain dari ketiga proses ini dan memberikan
tekanan yang begitu besar pada salah satu ketiga proses ini dalam mempelajari
hal-hal tertentu, sebagai contoh pendidikan dibarat masa kini,anak-anak disana
lebih banyak membaca dari pada memperhatikan dan mendengar meskipun kita
ketahui keseimbangan bergeser sedikit karena pemakaian media dan banyaknya
pendidikan yang terdiri dari belajar melalui bekerja.
Semua kebudayaan menggunakan upah dan hukuman untuk mendorong
belajar dan membetulkan perilaku yang salah. Upah itu bermacam mulai dari
memuji dan menghargai sampai pada pemberian hadiah, hukuman mulai dari
tidak membenarkan dan menawarkan sampai pada pengurungan dan pemukulan.
B. Masyarakat Modern dan sederhana
Menurut Robert Redflied bahwa masyarakat sederhana adalah kecil,
terasing, tidak atau setengah melek huruf, sangat terintegrasi, bersifat konsensus
dengan solodaritas kelompok yang tinggi dan pembagian kerja yang sederhana.
Menurut philosof zaman pencerahan, mengatakan bahwa masyarakat
sederhana merupakan cermin dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya
pemerintah tipe awal dari institusi masa kini. Masyarakat modern adalah
masyarakat yang menempatkan mesin dan teknologi pada posisi yang sangat
penting dalam kehidupannya sehingga mempengaruhi ritme kehidupan dan
norma-norma. Sikap berpikir subjektif yang menyatukan dirinya dalam
memahami gejala yang timbul merupakan salah satu ciri masyarakat yang hidup
dalam lingkungan yang sederhana. Masyarakat sederhana (tradisional) masih
bersikap untuk berpikir dengan pola pikir yang tidak objektif dan rasional untuk
menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang lain.
Para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau
model manapun dari suatu masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang
tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian
terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif

(impersonal) dan efektif (utilitarian), ketimbang yang sifatnya primordial,


seremonial atau tradisional.
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban
masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan,
sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak
dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke
masa kini, misalnya gelandangan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengakibatkan munculnya perubahan dalam masyarakat Masyarakat
modern dalam lingkungan kebudayan ditandai dengan perkembangan kemajuan
ilmu dan teknologi untuk menghadapi keadaan sekitarnya.
Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau dikerjakan
dengan sungguh-sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul
pertanyaan dalam masyarakat apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai
lingkungan sekitarnya. Akibat dari kehidupan tersebut, maka akan timbul sikap
dalam masyarakat modern, diantaranya :
1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara
mekanis sebagai satu hasil pemikiran manusia (Ilmu
pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam paham
positivism.
2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci
sehingga tidak jarang manusia dikendalikan oleh rencana yang
disusunnya.
3. Timbul rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat
melemahkan kehidupan bathin dan keagamaan.
Tanpa disadari masyarakat modern semakin tergantung pada alat dan
teknologi yang diciptakan untuk menguasai dunia sekitarnya. Tidak jarang
mereka kehilangan identitas karena sudah dikuasai oleh mekanisme yang mereka
ciptakan sehingga mereka hidup tanpa jiwa dan tanpa kekuasaan. Dalam
masyarakat modern (komplek penduduk rapat) kompleksitas dan kerapatan

penduduk yang tinggi membuat mereka kurang sensitif terhadap emosional


mereka apalagi masalah keagamaan mereka.
Mereka cenderung ragu-ragu dalam memilih kepercayaan, yang paling
fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan ilmu
pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya bahwa
kondisi kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki dengan penggunaan sain
dan teknologi. Beberapa akibat dari kehidupan masyarakat modern adalah
mereka terasing secara kehidupan sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan
urbanisme yang mendorong mobilitas dan melemahkan ikatan-ikatan
kekeluargaan.
Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembanganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi seringkali disebut sebagai kekuatan pendorong
(driving force) bagi proses modernisasi. Dengan derajat rasionalitas yang tinggi
itu, maka berkembang antara lain ciri-ciri yang kurang lebih berlaku umum,
seperti:
1. Tindakan-tindakan sosial, Dalam masyarakat tradisional, tindakantindakan sosial (social action) lebih bersandar pada kebiasaan atau
tradisi, atau prescribed action. Dalam masyarakat modern,
tindakantindakan sosial akan lebih banyak bersifat pilihan. Oleh karena
itu, salah satu ciri yang terpenting dari masyarakat modern adalah
kemampuan dan hak masyarakat untuk mengembangkan pilihan-pilihan
dan mengambil tindakan berdasarkan pilihannya sendiri.
2. Orientasi terhadap perubahan, Dalam masyarakat pramodern, perubahan
berjalan lambat. Dalam masyarakat praagraris perubahan bahkan hampir
tidak terjadi selama ribuan tahun. Makin maju masyarakat makin cepat
perubahannya. Masyarakat modern adalah masya rakat yang senantiasa
berubah cepat, bahkan perubahan itu melembaga. Seperti sering
dikatakan orang modern: satu-satunya yang tidak berubah adalah
perubahan itu sendiri. Perubahan ini merupa kan ciri tetapi sekaligus
masalah yang senantiasa dihadapi masyarakat modern, karena

frekuensinya yang makin cepat, sehingga acapkali tidak bisa diikuti oleh
seluruh lapisan masya rakat. Akibatnya, maka terjadi keteganganketegangan dan bahkan disintegrasi dalam masyarakat yang lebih berat
bebannya dan lebih traumatis akibatnya dibandingkan dengan pada
masyarakat tradisional yang langka perubahan. Perubahan itu sendiri
didorong dan dipercepat oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang sepertinya roda percepatannya bergerak dengan intensitas
yang makin tinggi.
3. Berkembangnya organisasi dan diferensiasi, Masyarakat tradisional
membutuhkan organisasi yang sangat sederhana, cakupannya terbatas,
tugasnya juga terba tas. Diferensiasi dalam organisasi dan pekerjaan
kalau pun ada sedikit sekali dan masih bersifat umum. Dalam masyarakat
modern, organisasi berkembang, cakupannya makin luas dan makin
rumit. Bersamaan dengan itu, berkembang spesialisasi. Makin maju suatu
masyarakat makin tajam spesialisasi yang diperlukan. Berkembangnya
spesialisasi atau diferensiasi baik dalam kelembagaan maupun pekerjaan
juga didorong oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menyebabkan tidak bisa seseorang atau lembaga menguasai atau
menangani semua hal atau terlalu banyak hal. Oleh karena itu ada yang
mengatakan bahwa orang modern adalah orang organisasi
(organization man).
Selanjutnya, modernitas dengan beberapa ciri yang dikemukakan di atas,
mencakup semua aspek kehidupan, yang masing-masing juga memiliki ciri-ciri
sendiri. Suatu masyarakat modern, dalam pengertian yang dewasa ini banyak
dianut harus tercermin dalam berbagai aspek itu.

Perbandingan masyarakat modern dan sederhana


1. Masyarakat sederhana sangat homogen; sebagian besar anggotaanggotanya memliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan biasa
dengan pemikiran,sikap-sikap dan aktivitas dari seluruh anggota

masyarakat sedangkan masyarakat modern industri


kompleks,terspesialisasi dan rapat penduduknya dan banyak inforamsi
yang terkumpul.
2. Dalam masyarakat modern unit keluarga yang tipikal adalah keluarga
batin, yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak sedangkan dalam
masyarakat sederhana unit keluargnya adalah keluarga luas,atau
kelompok kekerabatan yang terdiri dari generasi yang diikat bersama
melalui garis laki-laki
3. Dalam masyarakat modern meyakini akan kemajuan dan bersifat
terbuka,ia berpendapat bahwa kondisi kemanusiaan,fisik dan spritual
dapat diperbaiki sedangkan pada masyarkat sederhana semuanya itu
tidak bisa dirobah,manusia dan lingkungannya membentuk satu kesatuan
yang tidak bisa dibagi.
4. Masyarakat sederhana dalam memenuhi kebutuhannya relatif tetap dan
dikenal semua sedangkan masyarakat modern mesti harus terus menerus
menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk mengerakkan roda
ekonomi.
C. Pendidikan Modern dan Sederhana
Anak-anak masyarakat sederhana turut serta secara aktif dalam
kehidupan masyarakat. Dari umur muda sekali dia diharapkan memiliki
tanggung jawab sesuai dengan kekuatannya dan pengalamannya, terutama untuk
menolong keluarganya untuk memperoleh kehidupan. Masyarakat sederhana
mempunyai pengetahuan yang kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan
yang akan diajarkan, dan karena cara hidup dikerjakan di muka semua orang,
tidak ada keperluan untuk menciptakan institusi yang terpisah bagi pendidikan
seperti sekolah.
Secara umum dalam kebudayaan masyarakat sederhana agen pendidikan
formalnya adalah termasuk kelurga, kerabat dan upacara inisiasi. Beberapa
faktor sehingga munculnya sekolah:
1. Perkembangan agama yamg melembaga
2. Pertumbuhan dari dalam maupun luar
3. Pembagian kerja
4. Konflik dalam masyarakat
Perbedaan yang sangat besar antara pendidikan dalam masyarakat
sederhana dan masyarakat modern adalah pergeseran dari kebutuhan individu

untuk mempelajari sesuatu yang disetujui oleh setiap orang yang mereka setujui
untuk mereka ketahui ke arah apa yang dikatakan Margaret Mead kemauan
beberapa indivdu unutk mengajarkan sesuatu yang tidak sepakati bahwa
siapapun mempunyai keinginan untuk tahu.
Anak -anak dalam masyarakat modern terhadap pendidikan mempunyai
sebab-sebab berlawanan, ketidak mampuannya menghubungkan informasi yang
diperolehnya disekolah dengan apa yang mesti dia ketahui supaya bekerja
produktif dan menikmatinya dalam kehidupannya. Sementara anak-anak
masyarakat sederhana selalu dalam hubungan yang intim dengan visi orang
dewasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajarinya,sebaliknya anak-anak
masyarakat modern pada umumnya terpisah secara fisik dan psikologi dari
pekerjaan-pekerjaan yang akan menggunakan pengetahuanya.
Perbandingan Pendidikan Masyarakat Modern dan sederhana
1. Dalam masyarakat sederhana guru-guru mempraktekkan apa yang
mereka ajarkan sedangkan dalam masyarakat modern guru-guru tidak
bisa sekalian menjadi eksekutif karena tidak mempunyai lagi yang di
ajarkan.
2. Guru-guru dalam masyarakat sederhana sangat terikat pada muridmuridnya, anggota kerabatnya dan juga pada apa yang diajarkannya
sedangkan pada masyarakat modern tidak terlibat secara langsung
dengan sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif hidup
atau mati untuk mengajar secara efektif.
3. Dalam masyarakat sederhana mengajarkan dan belajar menjadi lebih
mudah sebab objek pengajaran selalu dapat diperoleh sedangkan
masyarakat modern pada umumnya sulit didapatkan.
4. Masyarakat modern mengajarkan anak-anak mereka lebih banyak
pengetahuan daripada masyarakat sederhana, masyarakat modern lebih
banyak metode mengajar dan menggunakan waktu lebih banyak dalam
pengajaran formal.

BAB III
PENUTUP
Satu perbedaan yang sangat mendasar antara pendidikan dalam masyarakat
sederhana dengan masyarakat modern adalah pergeseran dari kebutuhan individu untuk
mempelajari sesuatu yang disetujui oleh setiap orang untuk kelangsungan hidupnya baik
masa sekarang maupun masa akan datang. Semakin besar pengetahuan dan kompleks
keterampilan yang akan dipelajari maka semakin lama waktu diperlukan untuk
kelangsungan kehidupan bermasyarakat.
Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah membangkitkan rasa ingin tahu
intelektual, yaitu perhatian terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya.
Hal ini sangatlah tidah mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang
tidak bersifat pragmatis, instant dan serba cepat. Dengan adanya perbandingan
pendidikan dalam masyarakat ini dieperolah perbandingan yang lebih seimbang kritis
mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas, bahwa dalam pendidikan tidak bias

memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam kebudayaan yang lebih komplek


dan besar dan mengharapkan akan hasil.
Sebaliknya sukses masyarakat sederhana dalam mengurus aspek-aspek tertentu
dalam mendorong pendidikannya, akan mendorong kita untuk mengatasi masalahmasalah pendidikan kita seperti masalah mengintegrasikan anak-anak kedalam
komunitas kedalam lingkungannya dan membangkitkan minat, motivasi serta perhatian
siswa selama masa pendidikan merupakan permasalahan-permasalahan yang perlu
dicarai solusinya dengan prespektif dan optimisme yang lebih besar.

DAFTAR RUJUKAN
Manan, Imran. 1989. Anthropologi Pendidikan (Suatu Pengantar). Depdikbud Dirjen
Dikti, PP-LPTK: Jakarta
___________. 1989. Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Depdikbud Dirjen Dikti,
PP-LPTK: Jakarta
Muzaini. 2014. Perkembangan Teknologi dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat
Modern. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol.2 (1): 57.

You might also like