Professional Documents
Culture Documents
1.
Inspeksi, memperhatikan apakah pasien berespon secara wajar terhdapa stimulus visual, auditoar,
dan taktil yang ada disekitarnya
2.
Konversasi, memperhatikan apakah pasien memberi reaksi wajar terhadap suara konversasi, atau
dapat dibangunkan dengan suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dnegan suara yang kuat
3.
Nyeri.
Dalam menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu:
1. Kompos mentis
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness
3. Stupor / Sopor
4. Soporokoma / Semikoma
5. Koma
Sinkop
Terminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata syn dan koptein yang berarti
memutuskan. Secara medis, definisi dari sinkop adalah kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta
kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Prognosis dari sinkop sangat bervariasi
bergantung dari diagnosis dan etiologinya. Individu yang mengalami sinkop termasuk sinkop yang tidak diketahui
penyebabnya memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak pernah sinkop.
ANS (sistem saraf autonom) secara otomatis mengontrol banyak fungsi tubuh, seperti pernapasan, tekanan
darah, denyut jantung, dan kandung kemih. Ada berbagai macam penyebab syncope salah satunya jika darah
tidak bersirkulasi dengan seharusnya, atau sistem saraf otonom tidak bekerja sebagaimana mestinya. Penyebab
sinkop dapat diklasifikasikan dalam enam kelompok yaitu vaskular, kardiak, neurologik-serebrovaskular,
psikogenik, metabolik dan sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Kelompok vaskular merupakan penyebab
sinkop terbanyak kemudian diikuti oleh kelompok kardiak.
1.
penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis
volume darah yang signifikan;
2.
3.
penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral.
Terlepas dari penyebabnya, semua kategori ini berbagi faktor umum, yaitu, gangguan oksigenasi otak yang
memadai mengakibatkan perubahan sementara kesadaran.
Penyebab Vaskular (Kelainan Tonus Vascular atau Volume Darah)
Hipotensi Orthostatik
Definisi Hipotensi Orthostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20mmHg atau tekanna
darah diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. Pada saat seseorang dalam posisi berdiri sejumlah
darah 500-800 ml darah akan berpindah ke abdomen dan eksremitas bawah sehingga terjadi penurunan besar
volume darah balik vena secara tiba-tiba ke jantung. Penurunan ini mencetuskan peningkatan refleks simpatis.
Kondisi ini dapat asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala seperti kepala terasa ringan, pusing,
gangguan penglihatan, lemah, berbedebar-debar, hingga sinkop. Sinkop yang terjadi setelah makan terutama
pada usia lanjut disebabkan oleh retribusi darah ke usus.
Penyebab lain hipotensi orthostatik adalah obat-obatan yang menyebabkan deplesi volume atau vasodilatasi.
Obat-obat yang sering menyebabkan hipotensi orthostatik adalah:
diuretika
penghambat adrenergik alfa: terazosin
Penghambat saraf adrenergik: guanetidin
Penghambat ACE
Antidepresan: MAO Inhibitor
Alkohol
Penghambat ganglion
Vasodilator
Obat-obatan hipotensif yang bekerja sentral: metildopa, clonidin
Sinkop Hipersensitivitas Sinus Carotid
Sinkop karena hipersensitivitas dari sinus karotid diinduksi oleh tekanan pada baroreseptor di sinus karotis.
Umumnya terjadi pada tight collar atau membelokan kepala ke satu sisi. Hal ini umum terjadi pada pria dengan
usia lebih dari 50 tahun. Aktivasi dari baroreseptor sinus karotis meningkatan impuls yang dibawa ke badan
Hering menuju medulla oblongata. Impuls afferen ini mengaktivkan saraf simpatik efferen ke jantung dan
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sinus arrest atau Atrioventricular block, vasodilatasi.
Penyebab Sinkop Neurogenik
Terminologi ini merupakan bentuk dari seluruh sinkop yang berasal dari sinyal saraf SSP yang berefek pada
vaskular, khususnya pada Nucleus Tractus Solitarius (NTS). Sejumlah stimulus, yang terbanyak bersala dari
viseral, dapat menghilangkan respon yang berakibat pengurangan atau hilang tonus simpatis dan diikuti dengan
peningkatan aktivitas vagal. NTS pada medula mengintegrasikan stimulus afferen dan sinyal baroreceptor
dengan simpatis efferen yang mempertahankan tonus vaskular. Beberapa studi mengatakan terdapat gangguan
3. Rasjidi K, Nasution SA. Sinkop. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S, editor. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009. h.
210-212
4. Brown HB, Ropper AH. Adams & Victors Principles of Neurology. Edisi ke-8. Mc-Graw Hill. 2006. p.321-328
5. Morag R. Syncope. Oktober 2010. http://emedicine.medscape.com/article/811669-overview Diunduh pada 2
Desember 2010. 6. Darrof RB. Carlson MD. Dizziness, Syncope, And Vertigo. In Harrisons Neurology in Clinical
Medicine. McGraw-Hill. 2006. p.115-119