You are on page 1of 163

Im Sorry I Love You but I Lie

Prolog
Jaejoongs Love Story
Handphone itu terus bergetar di atas dashboard mobil, tapi tidak ada yang
menyadarinya. Si pemilik terlihat sibuk memilih bouquet di toko yang berada tepat di samping
tempat mobilnya terparkir.
Aku ambil yang ini. kata Jaejoong setelah lama mengamati karangan bunga mawar
merah yang masih terlihat baru. Seorang pelayan wanita yang sejak tadi menguntitnya sedikit
terkejut saat dia menyodorkan sejumlah uang untuk membayar bunga yang akan dia berikan
pada Hyori, pacarnya.
Pelayan itu segera kembali ke tempat kasir untuk mengambil uang kembalian, tapi
Jaejoong tidak punya waktu untuk menunggu lagi. Dengan sedikit terburu-buru Jaejoong
masuk ke mobilnya dan melesat pergi tanpa memasang sabuk pengamannya. Dia nyaris
mengabaikan ponselnya yang masih terus bergetar, tapi begitu melihat nama Hyori yang
muncul di layar ponselnya, cepat-cepat Jaejoong menjawab panggilan itu.
Iya, Sayangsebentar lagi aku sampai disana kok. Sabar, ya Jaejoong berbicara
dengan nada menenangkan.
Kamu tidak perlu menjemputku lagi. suara Hyori terdengar dongkol. Aku sudah lelah
menunggu kamu. Kamu selalu saja telat
Ya tapi aku punya alasan kenapa aku telat, Jaejoong berusaha menjelaskan. Dia
berbelok memasuki area parkir sebuah studio pemotretan, tempat Hyori bekerja, dan berhenti
di dekat pintu masuk studio.
Aku tau kenapa. Kamu lebih suka nge-band sama teman-teman kamu dari pada pergi
denganku, kan?
Tidak....aku Jaejoong berhenti. Pintu mobil sudah terbuka, tapi Jaejoong tidak
keluar, dan terus terpaku di dalam mobilnya. Dia nyaris tidak mempercayai matanya saat
melihat Hyori keluar dari studio itu dengan menggandeng seorang pria yang tidak dia kenal,
dan lebih panas lagi saat dia melihat pria itu mencium pipi Hyori dengan mesra saat Hyori akan
masuk ke mobilnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

Sudahlah, Sayang, kamu tidak perlu datang ke studio lagi. suara Hyori tedengar lagi,
tapi hanya samar-samar ditelinga Jaejoong. Aku pulang dengan Min Ah.
Hyori langusung mentup telfon tanpa menunggu jawaban dari Jaejoong.
Pulang dengan Min Ah pantatku. Memangnya sejak kapan Min Ah jadi laki-laki? Batin
Jaejoong kesal. Dia melempar ponselnya ke jok belakang dan mengenai bouquet mawar yang
sudah dia siapkan untuk Hyori. Lalu mengawasi kepergian pacarnya bersama pria lain dengan
marah.
Yoo Chuns Love Story
Sudah belum sich, beb? Masih jauh, ya? Joo Hyun mulai putus asa, sementara Yoo
Chun masih menutup matanya dengan tangan rapat-rapat, dan menuntunnya melewati jalan
setapak yang terasa asing baginya.
Belum, sebentar lagi kita sampai kok. kata Yoo Chun lembut disebelahnya.
Seberapa jauh lagi, sich? baru saja Joo Hyun melontarkan pertanyaannya, Yoo Chun
menyuruhnya berhenti, lalu melepas tangannya, dan JooHyun bisa melihat apa yang sudah
disiapkan oleh pacarnya.
Mereka berdiri di tengah lapangan baseball yang gelap, dikelilingi lilin-lilin kecil yang
membentuk hati sampai memenuhi lapangan itu. Sebuah meja telah disiapkan di depannya,
dihiasi lilin berbentuk hati dan bunga mawar merah di atasnya, lengkap dengan 2 kursi di
samping kanan-kiri meja. Sebuah lagu yang dimainkan dengan biola oleh dua orang yang
berdiri di belakang meja itu membuat suasana malam semakin indah.
Yoo Chun Joo Hyun menatap pacarnya dengan mata berkaca-kaca, dan kemudian
menghambur kepelukan cowoknya.
Ini untuk merayakan hari jadi kita yang kedua, beb. Yoo Chun membalas pelukan Joo
Hyun dengan sayang.
Apa ini artinya kamu akan melamar aku sekarang? tanya Joo Hyun antusias. Kita akan
segera menikah, kan?
Yoo Chun tidak langsung menjawab. Kalau sudah menyinggung soal pernikahan, Joo
Hyun biasanya selalu bersikap menyebalkan.
Kita bisa membahas pernikahan lain kali, kan, beb? kata Yoo Chun hati-hati.

Im Sorry I Love You but I Lie

Kenapa? Itu kan penting!


Aku tau, tapi
Tapi apa? Joo Hyun memotong dengan nada tinggi. Kenapa kamu selalu menghindar
kalau aku mau bicara soal pernikahan?
Kata teman-temanku, menikah itu tidak enak, beb, jadi lebih baik kita Yoo Chun
berhenti saat melihat air mata yang menggenang di mata Joo Hyun. Urghkenapa harus disaat
seperti ini sih?
Bilang saja kalau kamu tidak mau menikah denganku! Joo Hyun berkata sambil
menangis. Dia berbalik pergi tanpa pamit dan sempat menabrak seorang pelayan yang tengah
membawakan wine untuk mereka.
Hassht! Yoo Chun mengenyakkan diri di kursi dengan kesal. Semua rencana yang
sudah dia susun sejak kemarin benar-benar gagal. Dia bahkan belum sempat memberikan
cincin yang sudah dia siapkan untuk Joo Hyun malam ini.
Maaf. Apakah kami harus membersihkan tempat ini sekarang? tanya pelayan yang tadi
ditabrak oleh Joo Hyun.
Yoo Chun menatap pelayan itu dengan tidak senang, tapi melihat wajah wanita yang
lelah itu, dia tidak jadi meneriakinya. Toh pelayan itu tidak salah apa-apa. Ya, bereskan saja.
Tapi Anda akan tetap membayar kami, kan? tanya pelayan itu lagi, takut kalau Yoo
Chun tidak akan membayarnya karena makan malam yang gagal.
Ya. jawab Yoo Chun dengan muram. Dia mengamati bunga yang ada di atas meja
dengan kecewa.
Junsus Love Story
Junsu masih tidak berani mengangkat wajahnya. Berkali-kali dia harus membenarkan
kacamata minusnya yang merosot. Kalau dia bisa, rasanya dia ingin mengerutkan tubuhnya
yang tidak mau berhenti gemetar di atas sofa usang itu. Sementara laki-laki botak di depannya
itu terus menatapnya dengan sorot mata tajam yang penuh penilaian.
Jadi, apa kamu serius ingin menikah dengan putriku? tanya laki-laki itu dengan suara
kasar yang besar, mebuat nyali Junsu semakin ciut.

Im Sorry I Love You but I Lie

Ss s saya serius. jawab Junsu tergagap. Dia nyaris melompat karena terkejut saat
Hyo Woon menaruh gelas minuman di depannya.
Maaf. sesal Hyo Woon yang melihat keterkejutan Junsu. Dia kemudian duduk di
samping cowok yang sudah dia kencani selama kurang lebih setahun ini.
Kamu seorang mahasiswa, kan? tanya ayah Hyo Woon lagi.
I iya. jawab Junsu yang merasa kegugupannya sedikit berkurang saat Hyo Woon
menggenggam tangannya untuk memberi semangat. Setidaknya dia tidak terus tergagap
sepanjang tadi.
Lalu bagaimana kamu akan memberi makan putriku nanti? Itu lebih seperti gertakan
dari pada pertanyaan. Junsu merasa dirinya akan ditolak.
Dia juga bekerja di kampusnya, Ayah. Hyo Woon membantu menjawab.
Bekerja di kampus? Menjadi apa? Tukang parkir?
Bukan, Ayah. Dia bekerja menjadi penyiar radio di kampusnya. jawab Hyo Woon lagi.
Diamlah, Hyo Woon! Ayah tidak bertanya padamu!
Tapi Ayah membuatnya takut dengan memasang wajah seperti itu! Hyo Woon terus
membela.
Dia kan bukan anak kecil! Meskipun usianya lebuh muda dari kamu.
Orang tua pasti juga akan takut kalau melihat Ayah melotot seperti itu, balas Hyo
Woon dongkol. Dia paling tidak suka kalau ada yang mengingatkan bahwa Junsu 4 tahun lebih
muda darinya. Itu menyebalkan.

Im Sorry I Love You but I Lie

Cause I Love You


Joo Hyun menatap makan siangnya dengan tidak bersemangat. Dia berkali-kali menoleh
ke sekeliling cafeteria kampus, berharap Yoo Chun akan muncul, dan menyapanya dengan
kecupan sayang dipipinya. Tapi Yoo Chun tidak terlihat di cafeteria yang sedikit sepi pagi ini,
Joo Hyun juga belum melihatnya sejak dia berangkat tadi.
Ada apa? tanya Eun Soo, teman dekat Joo Hyun yang heran melihat sahabatnya terus
menekuk wajahnya. Soal Yoo Chun ? tebaknya.
Joo Hyun mengangguk. Dia kembali melihat ponsel, untuk mengecek kalau-kalau ada
pesan yang masuk dari Yoo Chun, tapi ternyata tidak ada.
Apa kalian bertengkar?
Bukan bertengkar sichtapiem pokoknya ada masalah. jawab Joo Hyun murung.
Padahal semalam hari jadi kami yang kedua.
Pasti kamu yang membuat masalah, kan?
Tidak! Enak saja salah satu alis Eun Soo naik, itu artinya dia tidak percaya, dan itu
membuat Joo Hyun jengkel. Aku tidak membuat masalah! Semalam aku hanya bertanya
kapan dia akan menikahiku, dan apa kamu tau bagaimana jawabannya? Dia bilang kalau kata
teman-temannya menikah itu tidak enak, itu kan membuatku marah, jadi aku langsung pergi
begitu saja
Dan sekarang dia mengabaikanmu? Eun Soo menyelesaikan. Dia menatap Joo Hyun
dengan kasihan.
Aa bagaimana ini? Joo Hyun menghentakkan kakinya yang ada di bawah meja
dengan kesal, dan membuat meja itu bergetar. Eh tunggu! Joo Hyun berhenti saat melihat
cowok yang baru saja masuk ke cafeteria. Dengan bersemangat dia menghampiri cowok itu.
Hei, J!
Jaejoong yang sedikit terkejut mendengar panggilan itu kemudian menoleh dan
mendapati Joo Hyun sudah berdiri di belakangnya. O hai, balasnya, sebisa mungkin
mencoba untuk tersenyum, meskipun itu sulit karena mood-nya sudah hilang sejak kemarin.
Ada apa? tanyanya sambil membuka tutup kaleng minuman yang baru saja dia beli.
Apa kamu tau dimana Yoo Chun sekarang?

Im Sorry I Love You but I Lie

Tidak. Aku baru akan mencarinya. Kenapa? Apa ada masalah?


Aku belum melihatnya lagi setelah semalam. Tadi dia juga tidak menjemputku, tidak
mengangkat telfonku atau membalas pesanku.
Kalian bertengkar? tanya Jaejoong tertarik, karena tidak biasanya pasangan itu
bertengkar sampai mengadakan acara diam-diaman segala, apalagi yang mendiamkan itu Yoo
Chun, bukannya Joo Hyun.
Tidak. Pokoknya kalau nanti kamu bertemu Yoo Chun, tolong tanyakan kenapa dia
seperti itu. Oke ? Joo Hyun berhati-hati agar tidak menyebutkan kata masalah saat
menjawab, karena takut itu akan memancing pemikiran Jaejoong kalau dialah yang membuat
masalah lebih dulu, seperti Eun Soo tadi.
Jaejoong hampir sama seperti Eun Soo dalam membaca mimik dan gerak-gerik Joo Hyun.
Itu karena dari dulu mereka hampir selalu bersama, dan Jaejoong juga pernah menjadi cinta
pertama Joo Hyun saat di SMA dulu. Mereka pernah berpacaran selama kurang lebih 4 bulan
sebelum kelulusan, dan berpisah secara baik-baik karena alasan ketidak cocokan (Joo Hyun
terlalu serius memikirkan hubungan mereka sampai kepernikahan, sementara Jaejoong yang
basis kemampuannya sejak SD adalah menjadi playboy hampir tidak pernah serius).Tapi
hubungan diantara mereka masih baik-baik saja sampai sekarang, bahkan dulu Jaejoong lah
yang menjodohkan Joo Hyun dengan Yoo Chun, sahabatnya, sampai keduanya bisa
berpacaran.
Ya, aku akan bertanya kalau ingat.
Harus ingat dong!
Berarti harus ada imbalannya. kata Jaejoong sambil menunjukkan senyum khasnya,
kali ini tanpa keterpaksaan.
Imbalan apa? tanya Joo Hyun sedikit takut saat melihat senyum khas Jaejoong berubah
menjadi senyum ala playboy.
Kencan satu hari denganku. Bagaimana?
Joo Hyun terkejut mendengar tawaran itu. Bagaimana bisa Jaejoong mengajaknya
kencan padahal dia tau Joo Hyu masih berpacaran dengan Yoo Chun? Joo Hyun tau kalau dari
dulu Jaejoong memang senang dikelilingi cewek, tapi mendekati mantan pacar yang sudah
menjadi pacar sahabatnya itu sama sekali bukan gaya Jaejoong. Meskipun cowok itu sedikit

Im Sorry I Love You but I Lie

brengsek, tapi Jaejoong bukan tipe orang yang akan menghianati teman-temannya. Lagi pula,
bukankah Jaejoong sudah memiliki Hyori? Dari apa yang Joo Hyun lihat selama ini, Jaejoong
sangat mencintai kekasihnya itu, bahkan perasaan itu terlihat lebih nyata dan lebih besar dari
pada perasaan Jaejoong pada Joo Hyun dulu. Joo Hyun tidak tau kenapa Jaejoong bersikap
seperti itu.
Apa hubunganmu dengan Hyori baik-baik saja? tanya Joo Hyun alih-alih menjawab
pertanyaan Jaejoong tadi.
Jaejoong tidak bisa menutupi kesedihan yang mendadak mendominasi wajahnya,
sehingga Joo Hyun bisa melihatnya dengan jelas. Dia meneguk minumannya banyak-banyak
sebelum menjawab. Hubungan kami baik-baik saja. Jaejoong berbohong. Hyori sedikit sibuk
dengan pekerjaannya, jadi aku merasa kesepian. Melihat Joo Hyun tidak percaya sepenuhnya,
Jaejoong mencoba mengalihkan pembicaraan. Apa semalam kencan kalian lancar?
Ya e lancar. Kalau ada masalah dengan Hyori kamu akan menceritakannya padaku,
kan? Joo Hyun kembali ke topik sebelumnya.
Iya, iya. Kalau begitu aku pergi dulu,
Jangan lupa untuk menanyakannya pada Yoo Chun soal tadi! Joo Hyun mengingatkan
saat Jaejoong sudah hampir tiba di pintu keluar
Apa maksudnya itu? tanya EunSoo yang sudah berdiri di samping Joo Hyun. Apa dia
mengajakmu kencan?
Joo Hyu tidak menjawab dan hanya mengangkat bahunya, lalu kembali ke meja.
Gila! Eun Soo heboh sendiri. Pacar sahabatnya sendiri juga jadi sasaran? Apa dia lupa
kalau kamu adalah pacar Yoo Chun?
Joo Hyun tidak menanggapi. Nafsu makannya telah kembali, jadi dia lebih memilih untuk
menghabiskan makan siangnya cepat-cepat dari pada menanggapi Eun Soo yang masih saja
mengoceh.
Kenapa dia tidak mengajakku saja sih? Jelas-jelas aku yang masih single...
Bukannya kamu tidak menyukai Jaejoong? Katanya kamu tidak suka cowok playboy?
tanya Joo Hyun tanpa menatap temannya.

Im Sorry I Love You but I Lie

Yach...kalau dia mengejakku kan sayang kalau di tolak. Eun Soo tersenyum tanpa dosa.
Tapi apa Yoo Chun tidak akan marah kalau tau kalian berkencan?
Berarti dia tidak boleh tau. jawab Joo Hyun enteng. Lagipula kami berkencan bukan
karena kami saling mencintai,
Tapi...?
Aku meminta bantuan Jaejoong, jadi dia meminta kencan 1 hari denganku sebagai
imbalannya.
Tapi kenapa dia harus meminta kencan sebagai imbalannya, coba?
Aku tidak tau.
Mungkin dia masih menyukaimu.
Joo Hyun sampai tersedak minumannya karena menahan tawa. Dia kembali meneguk
minumannya banyak banyak untuk menghilangkan perih di tenggorokannya.
Mana mungkin! Dia kan sudah punya Hyori. Ceweknya super model lagi. sanggah Joo
Hyun setelah berhenti batuk.
Model kan sibuk, siapa tau dia butuh pelarian, Eun Soo tetap bertahan dengan
pendapatnya.
Dia bisa mendapatkan banyak wanita lain diluar, kenapa aku?
Tentu saja karena dia masih menyukaimu!
Ah terserah! Joo Hyun menggerutu. Berdebat dengan Eun Soo memang selalu
membuatnya kesal, dan sekarang moodnya hilang lagi.
.....
Di dalam perpustakaan yang tenang...
Yoo Chun membolak-balik majalahnya dengan asal, tidak tau kenapa tidak ada artikel
yang bisa mengalihkan pikirannya dari Joo Hyun. Duduk di hadapannya, wajah Junsu benarbenar tenggelam dibalik buku-buku tebalnya, tapi sebenarnya dia tidak sedang belajar, hanya
memikirkan bagaimana cara meluluhkan hati ayah Hyo Woon agar menyetujui hubungan
mereka.

Im Sorry I Love You but I Lie

Eh, Junsu akhirnya menyerah dengan kepura-puraanya. Dia menyingkirkan bukubukunya agar bisa melihat Yoo Chun.
Apa? Yoo Chun tidak menoleh untuk menatap sahabatnya.
Bagaimana caramu meluluhkan hati orang tua Joo Hyun?
Tentu saja dengan uang. jawab Yoo Chun pendek. Kenapa kau tiba-tiba menanyakan
hal itu? tanyanya heran.
Tidak pa-pa. Aku hanya ingin tau saja. Junsu kembali menarik salah satu bukunya, dan
berpura-pura serius membaca lagi.
Baru beberapa menit berlalu, ganti Yoo Chun yang menutup majalahnya dengan kesal.
Ini sama sekali tidak membantu! gerutunya. Junsu mengitip sedikit dari balik bukunya.
Aku ingin sekali menemuinya...
Kalau begitu temui saja. sahut Junsu. Joo Hyun, kan?
Yoo Chun mengangguk. Tidak bisa...
Kenapa? Junsu menaruh bukunya lagi, dan kali ini benar-benar memperhatikan lawan
bicaranya.
Aku sedang dalam misi mengasingkan Joo Hyun. jawab Yoo Chun dengan lesu.
Junsu tertawa, Misi apa? segalanya geli. Melihat Yoo Chun siap melempar kursi ke
arahnya, Junsu langsung berhenti. Tapi binar tawa masih terlihat di matanya. Mana ada
Romeo yang mengasingkan Juliet-nya?
Ada saja, kalau Juliet-nya seperti Joo Hyun. balas Yoo Chun. Bayangkan saja... Dia
tidak pernah berhenti berbicara soal rencana pernikahan, dan setiap kali aku mencoba
mengalihkan pembicaraan, dia selalu marah. Dia bilang aku pembohong...tidak bertanggung
jawab...tidak serius...Apa menurutmu itu masuk akal?
Tidak sih. Tapi coba tanya Jaejoong apa sejak dulu Joo Hyun memang seperti itu,
Seperti itu apa? tanya Yoo Chun. Dari raut wajahnya sekarang, terlihat jelas bahwa dia
tidak setuju dengan saran Junsu itu. Meskipun dia tau Jaejoong & Joo Hyun sudah tidak
berpacaran, tapi keduanya masih dekat dan Yoo Chun yang sangat mengenal Jaejoong dengan
baik, sedikit cemas dengan hal itu.

Im Sorry I Love You but I Lie

10

Mungkin saat bersama Jaejoong dulu Joo Hyun juga selalu berbicara soal menikah.
Junsu mengira-ngira. Sepertinya Jaejoong pernah cerita soal itu.
Cerita apa? sela suara lain. Detik berikutnya, kursi diantara Yoo Chun & Junsu yang
tadinya kosong kini diisi oleh Jaejoong. Oh, iya. Jaejoong kembali berbicara sebelum ada
temannya yang menjawab. Joo Hyun titip pesan, katanya pada Yoo Chun.
Kalian bertemu dimana? Yoo Chun berusaha membuat suasana terdengar biasa, bukan
suara orang yang sedang cemburu.
Di cafetaria.
Apa pesannya?
Kenapa kau tidak menjemputnya? Kenapa tidak menjawab telfonnya? Kenapa tidak
membalas pesannya? Dan pertanyaan dari-ku...kenapa kau bersikap seperti itu padanya?
Jaejoong menyebutkan pertanyaan-pertanyaan Joo Hyun tadi seperti seorang penuntut.
Waw, itu pertanyaan atau jalan tol? Panjang sekali... gumam Junsu dengan
gurauannya. Yoo Chun melempar pandangan sebal ke arahnya, alih-alih Jaejoong.
Apa kau mau menjawabnya langsung pada Joo Hyun? Mungkin dia masih ada di
cafetaria... Jaejoong menyarankan.
Oke. Aku akan kesana, Yoo Chun bangkit, kemudian meninggalkan Junsu & Jaejoong
berdua.
Jaejoong mengambil majalah yang tadi dibaca Yoo Chun, dan mengamati wajah cantik
Hyori yang tersenyum disampul majalah itu.
Junsu yang baru saja melihat wajah di sampul majalah itu menunjuk wajah Hyori dengan
semangat. Hyori memasang tindikan di hidungnya ya? Wah...dia benar-benar cantik.
Jaejoong membuka halaman pertama dengan kasar, sampai membuat ujung halaman itu
robek karenanya, tapi dia tidak peduli. Junsu mengamati wajah suram temannya itu dengan
teliti.
Apa kau juga sedang ada masalah dengan Hyori? tanya Junsu hati-hati.
Tidak. Jaejoong membuka-buka halaman dengan cepat sehingga menimbulkan suara
gaduh.

Im Sorry I Love You but I Lie

11

Lalu kenapa kau terlihat kesal begitu?


Aku tidak, Jaejoong tersenyum dibuat-buat, tapi itu tidak bertahan lama.
Memangnya Yoo Chun ada masalah apa dengan Joo Hyun? tanyanya, sengaja mengalihkan
pembicaraan. Dia menutup majalahnya.
Dia cuma kesal, karena Joo Hyun selalu berbicara soal menikah. Apa dulu dia juga
seperti itu?
Iya. Dia bahkan sudah memintaku untuk mencoba baju pernikahan yang dia pilih.
Uuah... Dia benar-benar mengerikan!
Tapi dia sangat manis. Sebuah kenangan kecil yang indah saat dia & Joo Hyun masih
berpacaran dulu muncul dipikirannya, menggelitik benaknya.
Ponsel Jaejoong bergetar, sebuah pesan dari Hyori masuk
Kamu dimana? Aku ingin makan siang bersama.
Jaejoong membaca pesan itu dengan cepat, tapi tidak membalasnya. Aku pergi dulu,
pamitnya pada Junsu.
Kemana?
Hyori. jawab Jaejoong pendek, dan langsung berbalik pergi.
Jangan lupa nanti malam!
Jaejoong membuat isyarat Ok, dengan tangannya tanpa berhenti atau menoleh.
Bukan apa-apa. Junsu, Jaejoong, & Yoo Chun memang selalu punya jam nongkrong
bareng diakhir pekan, dan mereka biasanya berkumpul di malam hari. Itu sudah berlangsung
selama 6 tahun, sejak persahabatan mereka di SMA di mulai. Kalau pacar mereka sedang tidak
mau ditinggal, mereka akan mengajak pasangannya untuk join. Yoo Chun-lah yang paling
sering mengajak pasangannya, karena itu Joo Hyun sangat tahu seperti apa hubungan 3 sejoli
itu. Sementara Junsu sejak 2 tahun dia berpacaran dengan Hyo Woon belum pernah
mengajak pasangannya untuk ikut berkumpul dengan teman-temannya, bukan karena malu
kalau teman-temannya tau dia berpacaran dengan wanita yang lebih tua, tapi dia takut Hyo
Woon tidak akan suka. Hyo Woon bukanlah tipe cewek modern seperti Hyori ataupun Joo
Hyun, tapi dia tipe pekerja keras yang dewasa & mandiri. Jaejoong sendiri baru 2 kali mengajak
Hyori berkumpul bersama teman-temannya, karena Hyori selalu sibuk dengan kegiatan
modeling-nya.
..

Im Sorry I Love You but I Lie

12

Dimana dia? Apakah dia sudah pergi? Yoo Chun terus bertanya-tanya saat mencari Joo
Hyun di kantin. Tapi sepertinya Joo Hyun memang sudah pergi, jadi dia memutuskan untuk
mencari Joo Hyun di tempat lain.
Setelah mengelilingi separuh kampus-nya, Yoo Chun akhirnya berhasil mememukan Joo
Hyun. Cewek itu tengah duduk di pinggir lapangan basket yang sedang dibersihkan, bersama
Eun Soo yang terlihat asik bercerita.
Eun Soo-lah yang pertama menyadari kemunculan Yoo Chun. Dia langsung memberi tau
Joo Hyun yang duduk deselahnya. Itu Yoo Chun!
Mana? Mana? Joo Hyun mencari-cari dengan bersemangat, dan saat dia melihat
cowoknya yang tengah berjalan ke arah mereka, dia menjerit kegirangan. Kemudian, dengan
nekat dia melompati kursi-kursi penonton dihadapannya, dan berlari ke arah Yoo Chun.
Eh awas! Yoo Chun ingin mengingatkan Joo Hyun kalau lantai basket yang tengah
dipel itu licin, tapi terlambat.
Bunyi debam yang keras, diikuti rintih kesakitan Joo Hyun saat terpeleset jatuh
menggema di gedung olahraga itu. Yoo Chun mempercepat langkahnya, dan tetap menahan
diri agar tidak tertawa disituasi seperti ini.
Apa kamu baik-baik saja? Yoo Chun bertanya sambil menahan geli.
Joo Hyun yang tau kalau Yoo Chun ingin menertawainya hanya cemberut. Tertawa saja
kalau mau tertawa! gerutunya seraya berusaha bangkit, tapi karena pantatnya terlalu sakit,
dia tidak bisa berdiri.
Maaf. Yoo Chun tersenyum tanpa penyesalan. Mau aku gendong?tawarnya.
Dengan anggukan kaku dan wajah yang masih cemberut, Joo Hyun menjawab tawaran
itu. Yoo Chun kemudian mengangkat tubuhnya dengan mudah, dan membawanya ke UKS. Dia
tidak malu saat orang-orang yang melihat mengritik atau menertawai mereka.Toh mereka
sudah tau kalau Joo Hyun & Yoo Chun memang berpacaran, karena pasanganitulah yang
selalu pamer kemesraan di kampus.
Aku berharap UKS-nya lebih jauh lagi.Joo Hyun bergumam saat Yoo Chun
menurunkannya di atas tempat tidur yang ada di ruang kesehatan itu. Dia tersenyum saat Yoo
Chun mengambilkan kotak obat untuknya. Tapi senyumnya langsung lenyap saat Yoo Chun
mulai mengobati lukanya. Auch Oh! Hati-hati aw pelan-pelan ach
Ini sudah paling pelan.
Tapi masih sakit.
Makanya lain kali hati-hati, jangan ceroboh !

Im Sorry I Love You but I Lie

13

Tadi aku begitu senang karena melihatmu... Joo Hyun mengungkapkan alasannya. Dia
terus mengawasi Yoo Chun yang tengah menutup luka di kakinya dengan perban. Aku
mencintaimu. ujarnya tulus, berharap Yoo Chun akan mengungkapkan hal yang sama
padanya.
Aku tau.Yoo Chun berujar seraya merekatkan plaster di perban kekasihnya. Aku juga
mencintaimu.
Joo Hyun menutup matanya dengan senang, dan merasakan bibir Yoo Chun menyapu
bibirnya dengan lembut.
Eurgh....! Eun Soo Menyela dengan risih. Bisa tidak sih kalau kalian tidak pamer
ciuman di depanku? Aku mengikuti kalian kesini bukan untuk melihat itu... tapi tidak ada yang
mendengarkan EunSoo, jadi dia kembali keluar. Di depan pintu dia nyaris bertabrakan dengan
Jaejoong yang berjalan dengan sedikit tergesa-tega.
Sorry.Jaejoong hanya melirik Eun Soo sekilas dan langsung meneruskan langkahnya,
tapi detik berikutnya dia berhenti, lalu berbalik.
Ada apa?Eun Soo bertanya dengan heran saat Jaejoong mendekatinya.
Em...Jaejoong melihat ke dalam ruang UKS, disana Yoo Chun dan Joo Hyun masih
berciuman, tapi dia cepat-cepat berpaling pada Eun Soo lagi. Apa kamu sedang sibuk?
tanyanya langsung to the point.
Tidak.
Bagus.Ayo!Jaejoong langsung meraih tangan EunSoo, dan mengajaknya pergi tanpa
menjelaskan alasannya pada Eun Soo.
Ada apa?tanya Yoo Chun saat Joo Hyun sedikit menjauh darinya.
Tadi Jaejoong melihat kita... Joo Hyun melihat ke arah pintu untuk mengecek apakah
Jaejoong masih ada di sana atau tidak, tapi tidak ada satu orang pun yang berdiri di luar pintu.
Lalu kenapa? dahi Yoo Chun berkerut keheranan. Dia tau kita berpacaran.
Tapi... Yoo Chun menunggu Joo Hyun menyelesaikan kalimatnya, tapi Joo Hyun tidak
melakukannya, dan itu membuatnya semakin curiga.
Oh, iyaJoo Hyun kembali pada Yoo Chun. Kenapa tadi pagi kamu tidak
menjemputku?
Mobilku mogok.
Kenapa kamu tidak membalas pesanku?
Ponselku rusak. Ya, aku membantingnya karena marah, batin Yoo Chun yang sekarang
merasa menyesal karena telah melakukannya.
Dan kenapa kamu tidak menjawab telfonku?

Im Sorry I Love You but I Lie

14

Aku meninggalkan ponselku di rumah. Buat apa membawa ponsel yang bahkan tidak
bisa hidup?
Joo Hyun kembali cemberut mendengar jawaban-jawaban Yoo Chun.
Ayolah, beb...aku minta maaf, ok?Aku tidak akan mengulanginya lagi.
...
Oh - !Yoo Chun teringat sesuatu. Dia merogoh sakunya dengan bersemangat, dan
mengeluarkan cincin yang sudah dia siapkan untuk Joo Hyun semalam. Aku berniat
memberikan hadiah ini tadi malam, tapi kamu malah kabur duluan.
Joo Hyun tidak bisa berpura-pura marah lagisaat melihat hadiah itu, dan langsung
memeluk Yoo Chun dengan sayang.
.....
Hyori masih menunggu sendirian di retoran. Berkali-kali dia mengecek ponselnya unutk
melihat apakah ada pesan dari Jaejoong yang masuk atau tidak. Dia mencoba menelfon
kembali, tapi nomor Jaejoong sekarang malah tidak aktif.
Apakah Anda ingin memesan sesuatu? Hyo Woon menanyai tamu yang yang tak lain
adalah Hyori, yang sejak tadi hanya duduk tanpa memesan apapun.
Tidak, terimakasih Hyori mengambil tasnya dan beranjak pergi, tapi langkahnya
terhenti saat dia melihat Jaejoong yang masuk ke restoran bersama Eun Soo.
Pelayan! Jaejoong memanggil Hyo Woon yang baru saja mengantar pesanan di meja
sebelahnya. Dia tahu Hyori sedang mengawasinya, tapi Jaejoong akan berpura-pura tidak
melihatnya sekarang.
Sayang, kamu mau pesan apa ? tanya Jaejoong. Karena terlalu shock mendengar
panggilan sayang dari Jaejoong, Eun Soo tidak bisa berkata apa-apa. Jadi Jaejoong
memesankan steak dan samgyupsal untuknya.
Tolong tunggu sebentar! kata Hyo Woon setelah mencatat pesanan Jaejoong,
kemudian dia kembali ke dapur, Yunho, tolong gantikan aku melayani meja no. 12, ya!
pintanya pada Yunho yang tengah mencuci piring-piring kotor.
Kenapa? Apa jam kerjamu sudah habis tanya Yunho heran.
Belum sih, masih 10 menit lagi, tapi aku harus pergi ke suatu tempat, jawab Hyo
Woon tergesa-gesa, Ini pesananya.

Im Sorry I Love You but I Lie

15

Ohoke. jawab Yunho.


Jaejoong menarik kursinya agar lebih dekat dengan Eun soo dan dengan sengaja
memunggungi Hyori, Apa kamu pernah kesini sebelumnya? Ini adalah restoran favoritku,
bukan restoran mewah sih... Tapi hanya orang spesial yang aku ajak kesini
Benarkah? wajah Eun Soo sekarang sudah bersemu merah, Aku spesial? Jaejoong
tersenyum mengiyakan. Apa kamu suka film romantis?
Suka jawab Eun Soo, terlalu bersemangat menunggu ucapan Jaejoong selanjutnya.
Bagaimana kalau setelah ini kita pergi ke bioskop? ajak Jaejoong. Eun Soo mengangguk
tanpa berfikir lebih jauh. Jaejoong merasa puas dengan pilihannya. Dari awal dia sudah tahu
kalau Eun Soo adalah tipe gadis yang mudah didekati.
Tapi kenapa kamu tiba-tiba bersikap seperti ini padaku? tanya Eun Soo heran. Aku
kira kamu masih menyukai Joo Hyun?
Tidak. Dia hanya masa lalu Jaejoong sudah memikirkan jawaban itu matang-matang.
Dia sudah memikirkannya sejak lama, untuk mengantisipasi kalau ada yang menanyakan hal
yang sama tentang perasaanya pada Joo Hyun, seperti sekarang dan jawabannya tidak akan
berubah.
Tapi kenapa kamu selalu mendekatinya? Eun Soo masih menyelidiki.
Itu karena aku ingin berada sedekat mungkin denganmu,
Dasar playboy kacangan. Hyori memaki dalam hati sambil terus memperhatikan
Jaejoong dan Eun Soo.
Lalu bagaimana dengan Hyori? tanya Eun Soo.
Hyori menunggu jawaban Jaejoong dengan napas tertahan, tapi apa yang dikatakan
Jaejoong tidak seperti yang dia harapkan Hyori? Untuk apa memikirkan orang yang tidak ada
disini sekarang? Jaejoong sengaja mengeraskan suaranya, sehingga Hyori bisa mendengarnya
dengan jelas, Aku yakin dia sedang bersenang-senang sekarang! Hyori tidak bisa menahan
diri lagi. Dia menghampir meja Jaejoong dan melabrak 2 orang itu. Bahkan sebelum Jaejoong
menoleh atau menyadari keberadaanya, dia langsung menampar wajah cowoknya dengan
keras. Sontak Jaejoong langsung berdiri, dan menatap Hyori dengan tatapan yang sama-sama
marah. Eun Soo diam-diam juga berjalan sedikit menjauh.

Im Sorry I Love You but I Lie

16

Aku benar-benar tidak percaya kamu melakukan itu. kata Hyori sakit hati.
Melakukan apa? balas Jaejoong, pipinya masih terasa perih karena tamparan Hyori
barusan, tapi dia berusaha mengabaikannya.
Berselingkuh. Hyori membuang muka dan menatap Eun Soo dengan tatapan yang
merendahkan. Kenapa kamu melakukannya? Dia kembali menatap Jaejoong yang baru saja
mengelus pipinya yang sedikit bengkak.
Bukankah kamu juga melakukannya balas Jaejoong sengit.
Aku tidak..... Hyori mengelak.
Oh, berarti kemarin aku salah mengenali pacarku sendiri?dia bergumam pedas.
Hyori berfikir sejenak. Apa kemarin Jaejoong melihat saat dia pergi dengan bosnya? Tapi
sebelum Hyori mengungkapkan pertanyaan itu, Jaejoong sudah berlalu pergi, bahkan tanpa
memperdulikan Eun Soo.
Hyo Woon masuk ke sebuah toko usang sendirian. Biasanya dia datang ketempat itu
bersama Junsu, tapi tadi Junsu bilang dia akan sedikit terlambat .
Selamat siang, Pak! sapanya pada penjaga sekaligus pemilik toko buku itu.
Selamat siang. Tuan Han, pemilik toko itu langsung mengenali Hyo Woon yang sudah
menjadi pelanggan tetapnya sejak lama. Datang kesini untuk mengambil pesanan, ya?
Iya Pak.
Tunggu sebentar, ya! Tuan Han masuk ke ruangan penyimpanan, dan mengambil
setumuk besar buku paket yang sudah dia siapkan untuk Hyo Woon .
Wah... bukunya banyak sekali, Hyo Woon yang merasa kesulitan saat menerima
tumpukan buku besar itu, kemudian menaruhnya di atas meja sebelum dia membuat bukubuku itu berceceran di lantai. Lalu dia merogoh tasnya untuk mengambil uang. Aku takut
uangku tidak akan cukup untuk membayar semua buku ini, ujar Hyo Woon yang masih
mencari-cari uang di tasnya.
Tidak apa-apa. Ambil saja kata Tuan Han Dia tahu Hyo Woon membeli buku-buku itu
untuk mengajar anak-anak jalanan yang ada di daerah pinggiran Seoul, dan itu yang
membuatnya kagum pada Hyo Woon. Karena meskipun dia sendiri berasal dari keluarga yang

Im Sorry I Love You but I Lie

17

tergolong kurang mampu, Hyo Woon tetap meluangkan waktu untuk mengajar anak-anak
jalanan.
Benarkah? Wah Anda benar-benar baik, Tuan Han. Terimakasih banyak! Hyo Woon
membungkuk sampai 90 dengan penuh semangat.
Kamu juga anak yang baik. balas Tuan Han, tersenyum Dimana calon suamimu itu?
Biasanya kalian selalu datang berdua.
Dia....
Maaf, aku terlambat. Kemunculan Junsu mengalihkan perhatian Hyo Woon Apa
kabar, Tuan Han? sapa Junsu yang masih sedikit terengah karena berlari dari halte bus. Dia
membenarkan kacamatanya yang merosot saat dia membungkuk untuk memberi salam.
Baik. Aku baru saja menanyakanmu pada Hyo Woon. kata Tuan Han.
Kau terlihat lelah. Apakah kau mau beristirahat di kursiku dan meminum teh?
tawarnya.
Tidak, terima kasih. Junsu menolak dengan halus. Dia member isyarat mata pada Hyo
Woon untuk segera pergi.
Karena Junsu sudah datang, kami harus segera pergi sekarang. pamit Hyo Woon.
Sekali lagi terima kasih atas bukunya, Tuan Han!
Iya. Terima kasih, Tuan Han! Junsu ikut-ikutan. Dia membantu membawakan
sebagian besar buku yang diberikan Tuan Han.
Mereka menaiki bus seperti biasa, dan duduk di bangku pojok paling belakang.
Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa menemanimu pergi mengajar. kata Junsu
ditengah perjalanan mereka menuju tempat biasa Hyo Woon mengajar.
Kenapa? tanya Hyo Woon terkejut.
Mulai besok pagi aku sudah akan bekerja part time di bengkel tempat kakakku
bekerja, dan aku juga sudah mengubah jam kuliahku ke jam siang. Jadi kemungkinan waktu
kita untuk bertemu hanya sedikit, karena malamnya aku masih ada siaran. Junsu menjelaskan.

Im Sorry I Love You but I Lie

18

Hyo Woon terdiam selama beberapa saat, dan hanya menatap tumpukan buku yang
ada di pangkuannya dengan tatapan kosong. Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan seperti
itu? tanyanya, kemudian memandang wajah polos Junsu yang terlihat lelah.
Aku ingin membuktikan pada ayahmu kalau aku bisa mencari uang untuk
menghidupimu nanti, jadi dia bisa merestui hubungan kita.
Tapi tidak harus dengan seperti itu! Aku bisa membujuk ayah lagi.
Tidak pa-pa. Aku akan tetap melakukannya. Aku akan bekerja keras agar bisa
membahagiakan kamu setelah kita menikah nanti. Ok?
Tapi kalau kita tidak bisa sering bertemu
Tenang saja, aku akan sering menelfon kamu ya?
Hyo Woon akhirnya mengangguk. Bus berhenti lima menit kemudian, dan mereka
turun bersama, lalu menapaki jalan berdua, melewati rumah-rumah kecil yang ada di muara
sungai dan berhenti di sebuah rumah kosong yang begitu kotor. Disana ada selusin anak-anak
kecil yang terlihat lusuh menyambut kedatangan mereka.
..
Jaejoong merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di studio pribadinya, tempat
dia berlatih dengan band-nya, dan juga berkumpul dengan Yoo Chun & Junsu.
Jaejoong menatap langit-langit yang berwarna gelap sambil mengelus pipinya yang
masih sedikit perih karena tamparan Hyori tadi, dan dia mulai berpikir dengan serius sekarang.
Aku mau lagu Nothing Better nya Jong Yeop! suara Joo Hyun dari kejauhan
membuyarkan lamunan Jaejoong, lalu disusul Yoo Chun dan Joo Hyun yang masuk ke studio
itu. Oh-Jaejoong! Joo Hyun seperti terkejut melihat Jaejoong yang duduk sendirian di studio.
Kenapa kau ada disini? tanya Yoo Chun heran.
Memangnya aku tidak boleh berada disini? balas Jaejoong dengan sedikit sewot.
Kalian sendiri kenapa kesini?
Joo Hyun meminta diajari bermain piano. jawab Yoo Chun, tangannya sekarang
merangkul bahu Joo Hyun.
Apa kamu sedang ada masalah? tanya Joo Hyun.

Im Sorry I Love You but I Lie

19

Tidak. Kenapa sejak bertemu tadi kamu selalu bertanya apa aku ada masalah ?tanya
Jaejoong yang sebenarnya tidak senang kalau Joo Hyun mencampuri masalahnya dengan
Hyori.
Karena kamu terlihat seperti orang yang sedang ada masalah.
Eghm-em! Yoo Chun sengaja berdehem dengan sangat keras. Ayo kita mulai, beb!
Apa tidak pa-pa? Joo Hyun melempar pandangan ke arah Jaejoong dengan tidak
enak.
Tidak pa-pa, kan ? Yoo Chun menimpali.
Silahkan saja. Aku akan tidur disini. Jaejoong menjawab, kemudian dia kembali
berbaring, dan berpura-pura tidur.
Yoo Chun dan Joo Hyun duduk berhimpitan di belakang piano, dan Yoo Chun
mengambil kesempatan untuk memegang tangan ceweknya secara bebas saat memberitahu
Joo Hyun not-not dasarnya.
Ternyata tidak mudah. keluh Joo Hyun putus asa.
Mudah kok, Yoo Chun memainkan sedikit bagian reff -nya sendiri.
Iya, untuk kamu. Coba mainkan dari awal sampai akhir! tantang Joo Hyun
Ok.
Bagaimana kalau aku mengiringnya dengan gitar? sela Jaejoong dari atas sofa, dia
mengangkat kepalanya dengan penuh minat.
Tidak perlu. Tidur saja, sana! sahut Yoo Chun, tapi Joo Hyun tidak setuju dengannya.
Kedengarannya itu hebat! Joo Hyun bersemangat. Waktu SMA dulu kamu sering
menyanyikan lagu untukku, kan? kenangnya, membuat Yoo Chun semakin panas.
Aku akan menyanyikan lagu untukmu lebih sering dari dia. kata Yoo Chun cemburu,
tapi sepertinya Joo Hyun tidak mendengarkannya karena cewek itu malah sibuk memberi
aplaus saat Jaejoong dengan gaya sok cool-nya menempati sofa, dan mengambil salah satu
gitar koleksinya.
Siap? tanya Jaejoong pada rekannya, dan Yoo Chun mengangguk dengan setengah
hati.

Im Sorry I Love You but I Lie


Nega onjen-ga watdon noye olgureul giokhe
Momcwo itdon nemameul, mipgedo gojangnan ne gaseumeul
Noye hwanhan misoga swipgedo yon-goya
Geure geurotge nega noye sarami dwen-goya
Motnatdon nechuok deuri ijen giokjocha anna
Nareul kkokjapeun soni bomchorom ttatteuthaeso
Ije kkumchorom nemameun
Geude gyote gamanhi momcwosoyo
Hansun-gan do kkeji anneun kket opneun kkumeul kkwoyo
Ije sumchorom ne gyote
Hangsang swimyo geurotge issojumyon
nothing better nothing better than you
nothing better nothing better than you
Ije kkumchorom ne mameun
Geude pume gamanhi an-gyo itjyo
Hansun-gan do kkeji anneun kket opneun kkumeul kkujyo
Ije sumchorom ne gyote
Hangsang swimyo geurotge issojumyon
nothing better nothing better than you
nothing better nothing better than you
nothing better nothing better than you
Satu hari kamu muncul dalam hidupku
Dan aku masih ingat wajahmu di hari itu
Jantungku berhenti seketika
Kamu mengambil hatiku yang tak berfungsi
Dan dengan senyum cerahmu
Itulah caramu dapat dengan mudah membuka hatiku
Memang benar, bahwa itu adalah bagaimana aku menjadi (laki-laki) mu
Semua kenangan yang tidak menyenangkan, tidak lagi ku ingat
Karena tangan yang memegang erat-erat
yang hangat seperti musim semi
Dan sekarang seperti mimpi di hatiku
Hatiku diam-diam pindah ke sisimu
Tanpa kebangkitan untuk satu moment,
Aku bermimpi mimpi yang tak berujung
Dan sekarang seperti bernapas,
Jika kamu selalu beristirahat di sisiku
Jika kamu selalu tetap dengan cara ini
Tidak ada yang lebih baik tidak ada ada yang lebih baik dari kamu
Tidak ada yang lebih baik tidak ada ada yang lebih baik dari kamu

20

Im Sorry I Love You but I Lie

Dan sekarang seperti mimpi,


Hatiku masih di pegang dalam pelukanmu
Tanpa kebangkitan untuk satu moment,
Aku bermimpi mimpi yang tak berujung
Dan sekarang seperti bernapas,
Jika kamu selalu beristirahat di sisiku
Jika kamu adalah untuk selalu tetap dengan cara ini
Tidak ada yang lebih baik tidak ada ada yang lebih baik dari kamu
Tidak ada yang lebih baik tidak ada ada yang lebih baik dari kamu
Tidak ada yang lebih baik tidak ada ada yang lebih baik dari kamu

21

Im Sorry I Love You but I Lie

22

The Game Will Start Now


Salju mulai turun dimalam hari. Kota Seoul yang tadinya hangat kini membeku ditengah
musim dingin yang baru saja tiba diawal Desember ini.
Ditengah cuaca dingin itu, Jaejoong, Yoo Chun dan Junsu berkumpul di dalam studio
Jaejoong sambil menghangatkan diri dengan suju dan beer yang selalu tersedia di lemari
pendingin yang ada disudut ruang latihan.
Suasana ditengah mereka begitu sunyi, karena tidak ada satupun dari mereka yang
berbicara. Hanya terdengar bunyi dug pelan dari gelas yang mereka taruh kembali setelah
mereka meneguk habis isinya, dan bunyi kertas yang dibolak balik oleh Junsu dari buku
bacaannya. Yoo Chun sedang asik chatting dengan Joo Hyun, meskipun belum ada satu jam
yang lalu dia mengantar Joo Hyun pulang. Sementara Jaejoong hanya duduk diam tanpa
melakukan apapun, tapi sebenarnya dia sedang memikirkan sesuatu. Suasana itu berlangsung
hingga setengah jam kemudian, dan Jaejoonglah yang pertama kali memulai pembicaraan.
Aku punya ide. kata Jaejoong sumringah.
Ide apa? tanya Yoo Chun yang hanya menoleh sedikit, tapi jari-jari tangannya masih
bergerak dengan cepat untuk membalas pesan dari Joo Hyun. Memangnya kita akan
melakukan apa?
Kita buat sebuah permainan.
Junsu sedikit menurunkan buku yang menutupi wajahnya, sehingga dia bisa melihat
Jaejoong. Dia punya firasat buruk tentang permainan apa yang akan diusulkan Jaejoong,
karena ide apapun yang diusulkan Jaejoong itu pasti bukan ide bagus. Tapi dia penasaran juga,
jadi dia ikut mendengarkan.
Permainan apa? tanya Yoo Chun tertarik.
M Y F G L Y Jaejoong mengeja dalam bahasa inggris dengan sangat cepat,
membuat Yoo Chun dan Junsu ternganga.
Heol. Apa itu alamat rumah Anggelina Joeli? tanya Yoo Chun sambil nyengir.
Jelas bukanlah! sahut Junsu. Tapi ngomong-ngomong itu tadi apa?
Make Your Friends Girlfriend Loving You.

Im Sorry I Love You but I Lie

23

Eh....? Buat pacar temanmu...mencintaimu? ulang Yoo Chun tidak percaya. Berpikir
mungkin dia salah menerjemahkan ucapan Jaejoong, atau mungkin Jaejoong yang salah
berbicara. Tapi Jaejoong mengiyakannya.
Entah permainan apa itu. Itu pasti gila! komentar Junsu, kemudian dia kembali
mengangkat bukunya lebih tinggi.
Siapa bilang? sanggah Jaejoong. Aku pernah memainkannya saat SD dulu bersama
seorang temanku. Dari situ aku tahu kalau ternyata pacarku yang dulu masih menyukai mantan
pacarnya, yang tidak lain adalah temanku itu. Jaejoong menjelaskan.
Benarkah? Yoo Chun benar-benar tertarik dan penasaran sekarang. Dia bahkan
mengabaikan pesan Joo Hyun yang terakhir masuk ke inboxnya, dan memperhatikan Jaejoong
dengan serius. Bagaimana permainannya?
Mudah. Kau hanya harus mendekati pacar temanmu sampai batas waktu yang
ditentukan, dengan syarat :
1. Yang ikut permainan harus punya pacar, dan ikhlas kalau pacarnya didekati
temannya.
2.Meskipun tau pacarnya sedang didekati, tapi tetap harus berpura-pura tidak
tahu.
3.Selama permainan berlangsung, tidak boleh putus dengan sang pacar.
Yang menang adalah yang bisa menaklukkan hati pacar temannya terlebih dulu
Kedengarannya itu memang gila. kata Junsu yang sebenarnya sejak tadi ikut
mendengarkan. Dan kekanak-kanakkan.
Biar saja. balas Jaejoong dengan tenang. Dia tau kalau Yoo Chun akan setuju.
Bagaimana? Apa kita akan bermain?
Yoo Chun masih berpikir. Apa dia bisa ikhlas melihat Joo Hyun didekati cowok lain?
Lebih-lebih kalau cowok itu adalah salah satu sahabatnya? Atau yang lebih parah lagi kalau
yang mendekati Joo Hyun itu Jaejoong? Tapi dia ingin tahu apakah Joo Hyun benar-benar
menyukainya atau tidak, atau sebenarnya Joo Hyun masih menyukai Jaejoong.
Oke. Aku setuju. kata Yoo Chun akhirnya.
Karena kita bertiga sudah setuju...

Im Sorry I Love You but I Lie

24

Tunggu dulu! potong Junsu dengan cepat. Aku tidak pernah bilang kalau aku akan ikut
dalam permainan konyol itu, kan?
Kenapa tidak?
Bagaiman kalau pacar kita tahu? Itu kan berbahaya!
Maka dari itu, kita harus melakukan permainan itu secara diam-diam . jawab Jaejoong
tenang. Baginya, Hyori tau atau tidak itu tidak penting.
Pokoknya aku tidak mau ikut! Junsu memantapkan diri.
Kalau kita pasang ulang taruhan, pasti Junsu mau ikut. Yoo Chun berbisik pada
Jaejoong. Dia sedang butuh uang untuk lamaran. imbuhnya sambil terkikik.
Biar tambah seru, kita pasang taruhan juga. Jaejoong mengangguk- anggukkan
dagunya saat memikirkan berapa banyak jumlah taruhannya. Berapa? dia meminta
pendapat Yoo Chun.10 juta? Ah...tidak, itu terlalu sedikit. Hem... berapa ya?
Apa?! pekik Junsu tidak percaya. 10 juta? Apa kalian gila?
Tidak. Kami sangat waras. Kata Yoo Chun dengan polosnya.
Tapi 10 juta....?
Aku kan belum memutuskan taruhannya berapa. kata Jaejoong. 20 juta bagaimana?
Uangku sedang krisis bulan ini...dia meminta pendapat Yoo Chun.
Aku juga. Oke deh, 20 juta.
Mereka sekarang menatap Junsu yang mendadak jadi gagu.
Mau tidak?
Kalau aku kalah bagaimana? Untuk kalian uang sebanyak itu sih sedikit... tapi kalau
untukku...Junsu tidak percaya diri.
Karena itu...kau harus berusaha keras untuk menang. Jaejoong menepuk bahu
temannya untuk memberi semangat. Tenang saja, tapi kalau kamu yang kalah, kamu tidak
perlu membayar 20 juta. Kita hanya akan bersenang-senang, kan? Jaejoong tersenyum kearah
Yoo Chun. Kami juga ingin membantumu.
Iya. dukung Yoo Chun. Biar bisa cepat menikah!

Im Sorry I Love You but I Lie

25

Junsu terlalu lemas untuk berpikir rasional. Tawaran itu memang menggiurkan, dan dia
memang sedang membutuhkan uang. Tapi kalau Hyo Woon tahu dia menjadikannya sebagai
objek taruhan, bisa-bisa dia gagal menikah. But...
Oke dech, aku ikut. Junsu akhirnya memutuskan. Tapi kalau aku gagal menikah
gara-gara Hyo Woon tau, kalian harus bertanggung jawab! imbuhnya cepat-cepat.
Siii....p!
Sekarang, kita tentukan target kita dulu... Jaejoong merebut buku Junsu dan tanpa
seijin pemiliknya, dia menyobek ujung kertas yang kosong menjadi 3 bagian. Bolpenmu ! dia
meminta pada Junsu yang memasang wajah kesal karena merobek bukunya tanpa ijin.
Tenang saja, nanti bukumu akan kuganti, sekarang berikan bolpenmu!
Huh, mentang-mentang kaya. Junsu menggerutu dalam hati saat mengeluarkan
bolpen, lalu menyerahkannya pada Jaejoong.
Apa sekarang kita akan bermain arisan? canda Yoo Chun saat Jaejoong menulis nama
pacar mereka di masing-masing kertas, lalu menggulungnya.
Jaejoong menaruh ketiga kertas yang sudah dia tulisi nama Hyori, Joo Hyun & Hyo Woon
di atas meja di depan mereka.
Yang dapat nama pacar sendiri harus mengulang, katanya. Junsu, kau dulu!
Justru menurut. Dia mengambil satu kelas dengan asal, dan melihat isinya. Hyori?
gumamnya tidak yakin. Aku harus mendekati Hyori, dan membuat dia menyukaiku?
Iya. Begitulah permainannya. jawab Jaejoong. Dia mengambil kertas terakhir dan
membukanya. Nama Joo Hyun tertulis di sana. Jaejoong melihat ke arah Yoo Chun, dan
menyadari kalau Yoo Chun baru saja meliriknya. Aku dapat Joo Hyun, ujarnya, bersikap
seolah-olah dia tidak begitu peduli.
Aku dapat Hyo Woon. Yoo Chun menoleh ke Junsu. Aku bahkan tidak tau dia cewek
seperti apa. keluhnya. Apa dia cantik?
Tentu saja! Justru membela.
Dia tidak memakai kacamata, kan?
Tidak. Junsu sedikit tersindir.

Im Sorry I Love You but I Lie

26

Dia tidak membawa buku kemana-mana, kan?


Kadang.
Yoo Chun berpaling pada Jaejoong. Apa kau pernah bertemu si Hyo Woon ini?
Belum. jawab Jaejoong. Tapi kalau si Hyo Woon ini bisa membuat Junsu kita jatuh
cinta, dia pasti baik.
Jangan memanggil dengan si Hyo Woon seperti itu! Dia lebih tua dari kalian, tau! sela
Junsu jengkel.
Apa? Jaejoong & Yoo Chun saling bertukar pandang, dan wajah Yoo Chun berubah
merana.
Aku benar-benar tidak menyukai permainan ini, ujar Yoo Chun.
..
Hari pertama

Joo Hyun
Aku ada di tempat latihan renang sekarang. Apa kamu bisa datang?

Yoo Chun
Maaf, beb. Pagi ini aku harus pergi ke Busan untuk menjemput nenekku. Aku
akan

menjemputmu saat makan siang nanti. I love you.

Joo Hyun membaca pesan itu dua kali. merasa ada yang janggal dari pesan Yoo Chun.
Dulu dia pernah bilang kalau neneknya tinggal di Daegu, sekarang bilang di Busan, sebenarnya
rumah neneknya ada dimana sih?
Kedatangan Eun Soo mengalihkan perhatian Joo Hyun. Sudah ganti baju, ya? gumam
Eun Soo yang melihat Joo Hyun sudah memakai baju renang, sementara dia sendiri sudah
bersiap-siap.
Aku sedang tidak ingin latihan. ungkapnya.
Yah, kenapa? Masa aku berlatih sendirian? tanya Joo Hyun

Im Sorry I Love You but I Lie

27

Aku merasa tidak enak badan. Eun Soo duduk di sebelah Joo Hyun, melemaskan
kakinya yang pegal. Aku tidak akan pernah mau pergi dengan Jaejoong lagi! Eun Soo
mengeluarkan uneg-unegnya.
Memangnya kapan kalian pergi? Joo Hyun urung membalas pesan Yoo Chun.
Kemarin.
Kemana?
Restoran, jawab Eun Soo pendek.
Kalian berkencan? Joo Hyun bertanya dengan histerisnya.
Em.... Eun Soo tidak yakin untuk menjawab iya, jadi dia hanya menggeleng. Cuma
makan siang, itu pun gagal!
Kenapa? Joo Hyun mendesak .
Hyori tiba-tiba datang dan langsung menampar Jaejoong.
Serius?
Banget. Mereka kemudian bertengkar, dan Jaejoong dengan wajah tanpa dosanya pergi
begitu saja tanpa mempedulikan aku. Eun Soo bercerita dengan sedikit kesal . Bukankah dia
menyebalkan ?
Joo Hyun tidak menjawab. Dia hanya merasa sikap Jaejoong kemarin aneh, tapi dia tidak
menyangka kalau Jaejoong sedang memiliki masalah seperti itu.
...maksudku aku tau dia memang tampan. Tapi sikapnya kemarin benar-benar
menyebalkan. Eun Soo masih mengoceh. Aku akan menghapusnya dari daftar cowok
idamanku. ujarnya mantap. Baru saja Eun Soo mengucapkan kata-kata itu, Jaejoong muncul
dari arah ruang ganti cowok, siap dengan pakaian renangnya.
Hay, ladies!sapa Jaejoong cerah. Joo Hyun langsung mengangkat kepalanya untuk
melihat. Bagaimana kalau hari ini aku yang mengajari kalian berenang?
Kalau dia datang untuk minta maaf... Eun Soo berbisik pada Joo Hyun. ..aku tidak jadi
menghapus namanya dari daf Eun Soo terkejut saat Joo Hyun tiba-tiba berdiri dan berjalan
ke arah Jaejoong dengan cepat.

Im Sorry I Love You but I Lie

28

Hai Jaejoong ingin menyapa lagi, tapi Joo Hyun malah menyeretnya kembali ke
ruang ganti cowok. Beruntung, ruagan itu sedang kosong. Ada apa? tanyanya bingung.
Kita perlu bicara.
Disini?
Joo Hyun memandang ruang ganti cowok itu dengan risih. Tidak. Cepat ganti bajumu!
Apa kau mau melihat?
Joo Hyun melayangkan pukulannya ke lengan Jaejoong, kemudian berlari keluar dengan
malu, sementara Jaejoong mengawasinya dengan geli.
Jaejoong tidak membutuhkan waktu lama untuk mengganti pakaiannya. Setelah dia
selesai ganti baju, dia pun keluar, dan mendapati Joo Hyun sudah menunggunya di dekat pintu
keluar. Joo Hyun juga sudah mengganti pakaian renangnya dengan jeans panjang, baju hangat
berwarna biru dengan bulu dimana-mana dan syal putih yang melilit lehernya. Joo Hyun juga
mengurai rambutnya yang panjang, sehingga membuatnya terlihat anggun, bahkan tanpa
make-up yang biasa dia gunakan.
Kami pergi, Eun Soo! Joo Hyun berpamit, tapi Eun Soo tidak mengabaikannya, dan
terus memasang wajah cemberut saat melihat dia dan Jaejoong keluar bersama.
Langit begitu cerah di luar, tapi udara begitu dingin. Dengan salju putih yang menumpuk
dimana-mana, kota Seoul terlihat seperti negeri dongeng yang indah.
Kita akan kemana? tanya Jaejoong saat dia dan Joo Hyun terus berjalan melewati
trotoar yang diselimuti salju.
Aku ingin makan ramen.
Kenapa tidak pakai mobilku saja sich? Berjalan kaki seperti ini kan dingin.
Tapi sehat, kan?
Jaejoong akhirnya memilih diam saja daripada berdebat dengan Joo Hyun, yang pasti
tidak ada gunanya. Jaejoong sengaja menghentikan langkahnya saat melewati butik yang tidak
asing untuknya.

Im Sorry I Love You but I Lie

29

Kenapa berhenti? tanya Joo Hyun yang mau tidak mau juga ikut berhenti. Dia heran
melihat Jaejoong seolah terpesona melihat sepasang baju pengantin yang sengaja dipajang di
depan butik itu.
Apa kamu ingat? Dulu kamu memaksaku untuk mencoba baju pernikahaan disini.
Joo Hyun tertawa mengingat kenangan itu. Yaaku ingat kekehnya. Kamu benarbenar terlihat tampan saat memakai baju itu.
Tapi sebenarnya waktu itu aku merasa ketakutan. Jaejoong mengaku. Itu sesuatu yang
belum pernah dia ungkapkan sebelumnya. Karena umurku masih terlalu muda untuk
menikah.
Bukan karena kamu ingin mempermainkan aku seperti yang biasa kamu lakukan pada
cewek lain, kan?
Tentu saja. Mana mungkin aku tega mempermainkan cewek semanis kamu
Uh.. menggombal lagi. Joo Hyun memalingkan wajahnya yang pasti memerah
sekarang. Tapi semua itu hanya masa lalu. ujarnya kemudian. Di masa depan nanti Yoo
Chun-lah yang akan menjadi suamiku.
Bagaimana jika aku membuatmu mencintaiku lagi ? Pertanyaan Jaejoong yang tibatiba itu membuat Joo Hyun terkejut, tapi kemudian dia hanya tertawa. Kenapa? tanyanya
Jaejoong bingung.
Jelas-jelas Hyori lebih cantik.oh Joo Hyun menutup mulutnya sendiri saat
menyadari kesalahannya. Sorry sesalnya sungguh-sungguh, menatap Jaejoong dengan tidak
enak. Tapi Jaejoong terlihat biasa-biasa saja.
Kenapa minta maaf ?
Eun Soo bilang kalau kemarin Hyori & kamu bertengkar, bahkan Hyori sampai
menamparmu. Apa itu benar ?
Sebenarnya perubahan raut wajah Jaejoong yang terlihat jelas itu sudah memberi Joo
Hyun jawaban, tapi Jaejoong berkata lain. Oh-itu, kemarin cuma bertengkar kecil. Itu juga
salahku. Tapi pagi ini kami sudah baikan, bahkan nanti siang kami akan pergi ke Busan untuk
berlibur bersama di sana. Jaejoong berbohong.

Im Sorry I Love You but I Lie

30

Benarkah ? Ohaku juga ingin pergi ke pantai Busan.Yoo Chun sekarang malah pergi
sendirian ke sana.
Jangan-jangan kamu menyeretku pergi karena kamu ingin menanyakan masalahku
dengan Hyori?
Iya sich Joo Hyun menatap kakinya untuk menutupi perasaan malunya. Tapi aku
benar-benar ingin makan ramen. imbuhnya cepat-cepat. Dia serius.
..
Yoo Chun memarkir mobilnya di depan Ga In Resto setelah menerima SMS dari Junsu
yang memberitahu dimana Hyo Woon bekerja.
Ga In Resto bukanlah restoran yang besar dan mewah. Dari luar hanya terlihat seperti
rumah biasa yang asri dan bernuansa tradisional, tapi desain dalamnya tertata dengan rapi dan
indah dan 80% barang-barang yang ada disana terbuat dari bahan kayu.
Yoo Chun tidak memilih meja untuk duduk, tapi dia langsung masuk ke dapur restoran
itu, dan membaca name tag dari setiap pelayan wanita yang dia temui.
Lee Hyo Woon.Lee Hyo Woon..Lee Hyo Woon.Yoo Chun belum juga menemukan
wanita yang dia cari.
Maaf. Apa yang Anda lakukan disini ? Yunho yang melihat Yoo Chun berputar-putar di
dapur sambil melihat name tag dari setiap pelayan, bertanya dengan curiga Tamu tidak
diijinkan masuk ke sini.
Aku sedang mencari Lee Hyo Woon, Yoo Chun menjelaskan.
Ya ? Hyo Woon yang mendengar namanya disebut, menoleh dari tempat cuci piring
dan menatap orang yang mencarinya dengan ingin tahu.
Yoo Chun merasa tidak asing melihat wajah Hyo Woon yang penasaran,dan wanita itu
juga sepertinya mengenal dia. Dia mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah bertemu Hyo
Woon sebelumnya.
Oh, Godaku benar-benar tidak beruntung di permainan ini. Yoo Chun membatin
dengan merana setelah dia ingat dimana dia & Hyo Woon bertemu sebelumnya. Yoo Chun
ingat, Hyo Woon adalah salah satu pelayan yang dia bayar saat dia membuat kejutan yang
gagal untuk Joo Hyun, dan Hyo Woon-lah yang di tabrak oleh Joo Hyun malam itu. Shit!

Im Sorry I Love You but I Lie

31

Anda.? Hyo Woon berusaha mengingat nama Yoo Chun, tapi tidak berhasil. Anda
yang membayar saya beberapa waktu lalukan?
Iya Yoo Chun gugup. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Hyo Woon jelas tahu kalau
dia sudah punya pacar, dan pasti akan sulit untuk mendekatinya sekarang.
Apakah hubungan Anda dengan pacar Anda baik? Hyo Woon bertanya sekedar basabasi dan sedikit ingin tahu.
Em yeah, a. Yoo Chun melirik Yunho yang mengawasinya dengan tidak nyaman.
Ada yang ingin aku bicarakan. Bisakah kita bicara di luar sebentar?
Tentu. Yunho, tolong
Ya, ya. Aku akan menggantikanmu. potong Yunho yang tidak suka melihat Yoo Chun
tiba-tiba menyelonong masuk ke dapur dan mengajak keluar Hyo Woon.
Yoo Chun terus memikirkan apa planning-nya saat dia berjalan bersama Hyo Woon, dan
mereka berhenti di meja nomer 26.
Aku butuh bantuan. kata Yoo Chun langsung.
Bantuan saya?
Iya.Emaku ingin membuat kejutan makan malam lagi untuk pacarku dan aku butuh
bantuanmu.
Hyo Woon tersenyum mendengar permintaan itu. Senang? Jelas! Kalau dia sering
mendapat tawaran seperti itu, dia bisa membuat kelas khusus yang layak untuk anak-anak
didiknya.
Baik jawabnya tanpa berpikir lama. Berapa teman yang harus saya ajak?
Tidak ada. Hanya kamu
Memangnya kapan Anda akan memberi kejutan itu ?
Besok malam jawab Yoo Chun spontan. Aku akan memberi tahu dimana tempatnya
nanti. Jadi, berapa nomor telefonmu ?
Nomor telefon? Hyo Woon terkejut.

Im Sorry I Love You but I Lie

32

Iya, nomor telefonmu.Aku akan memberi tahu di mana tempatnya lewat SMS, karena
aku terlalu sibuk untuk bolak-balik ke tempat ini.
Hyo Woon mengangkat sebelah alisnya karena heran.Kenapa Anda tidak memberi tahu
sekarang saja?
Aku baru akan mencari tempatnya dimana setelah ini. Jadi, berapa nomormu?
..
Masuktidak.masuktidak.masuktidak.masukJustru

menghitung

dengan

kancing bajunya untuk memutuskan apakah dia akan masuk atau sampai nanti dia hanya akan
berdiri saja di depan studio tempat Hyori berada sekarang.
...masuk. Junsu menelan ludah saat mendapati keputusan terakhir yang harus dia
ambil adalah masuk. Meskipun tidak yakin, Junsu akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke
studio itu.
Sebenarnya, Junsu baru bertemu Hyori 2 kali saat Jaejoong mengajaknya berkumpul
bersama, menurut pendapatnya, Hyori cewek yang baik. Tapi Junsu ragu apa Hyori masih
mengenalinya atau tidak, karena terakhir kali mereka bertemu itu tiga bulan yang lalu, saat
Hyori ikut datang bersama Jaejoong ke perkumpulan mereka. Yang lebih Junsu cemaskan lagi,
dari 2 kali pertemuannya, dia belum pernah sekalipun berbicara 4 mata dengan Hyori.
...lampunya tolong pindahkan kesana, ya!
...kurasa akan lebih baik kalau kita ambil konsep yang berbeda untuk pemotretan
besok...
...baju harus diletakkan kemana?
Semua orang terlihat sibuk di studio itu, sehingga tidak memungkinkan bagi Junsu untuk
bertanya dimana Hyori pada salah satu dari orang-orang itu. Alhasil, Junsu berjalan
sembarangan sambil celingukan untuk mencari Hyori, sampai akhirnya dia melihat Hyori.
Cewek itu tengah membersihkan make-up di wajahnya, dibantu beberapa asistennya.
Hyori, Junsu memanggil dengan sedikit takut. Tidak hanya Hyori yang menoleh, tapi
orang-orang yang berada disekitarnya juga menoleh.

Im Sorry I Love You but I Lie

33

Ya? Hyori memandangnya dengan keheranan, tapi kemudian matanya membesar, dan
mulutnya terbuka dengan tergagap saat dia berusaha mengingat nama Junsu. Junsu? Kamu
Junsu, kan?
Huft...! Junsu sedikit lega karena dia tidak harus memperkenalkan diri lagi. Iya, ini
aku. Junsu membenarkan kacamatanya yang merosot. Wajahnya pasti berkeringat sekarang.
Apa kamu datang bersama Jaejoong? tanya Hyori sambil mencari-cari sosok Jaejoong
di ruangan itu.
Tidak. Aku sendirian.
O, wajah Hyori terlihat benar-benar kecewa. Dia kemudian melanjutkan kegiatannya
tadi, membersihkan wajahnya yang penuh make-up, dan Junsu memperhatikannya dengan
terpesona.
Kamu terlihat lebih cantik tanpa make-up. celetuk Junsu, yang kemudian takjub
dengan keberaniannya sendiri mengucapkan kata-kata itu.
Hyori tertawa mendengar pujian itu, dan Junsu merasa jantungnya berpacu liar saat
mendengarnya, meskipun tawa itu hanya sebentar. Benarkah? Terimakasih.
Ya...
Tapi Jaejoong tidak suka kalau aku membiarkan wajahku polos tanpa make-up. ujar
Hyori kemudian. Tapi kalau terlalu banyak make-up juga dia tidak suka.
Jaejoong seharusnya bersyukur bisa memiliki kamu. Kamu baik. Sekali lagi, Junsu tidak
tau darimana dia mendapatkan keberanian untuk mengucapkan kata-kata itu. Padahal kalau
sedang bersama Hyo Woon dia tidak bisa berbicara lebay seperti itu. Mungkin itu efek dekat
dengan Hyori, jadi inginnya merayu terus. Tapi kali ini tanggapan Hyori hanya berupa
senyuman.
Ngomong-ngomong, untuk apa kamu kesini? tanya Hyori penasaran. Bukan karena
kebetulan, kan?
Em...a...aku mencarimu. Junsu tidak tahu apa yang harus dia bicarakan, jadi di hanya
akan menunggu Hyori bertanya, dan dia akan menjawab dengan asal.
Untuk apa?

Im Sorry I Love You but I Lie

34

A...em... Jaejoong memintaku untuk...e...menyampaikan pesan padamu.... Junsu


menatap ke arah lain asal tidak ke arah Hyori yang sedang memandangnya dengan dahi
berkerut.
Kenapa dia tidak bilang langsung?
Em...aku tidak tahu.
...
Oh, jangan tanya kenapa... jangan tanya kenapa... Junsu terus membatin saat
menunggu reaksi Hyori.
Oke. Apa pesannya? tanya Hyori, mengabaikan rasa penasarannya.
Dia... ingin kamu datang ke studionya nanti malam. Junsu menyelesaikan kalimatnya
dengan lancar.
Em, Hyori tidak berniat menanggapi.
Hyori, apa setelah ini kamu ada waktu? Junsu nekat bertanya. Kalau tidak begitu, dia
tidak akan mendapat kesempatan, dan kalau dia tidak mendapat kesempatan, dia tidak akan
menang.
Setelah ini aku harus pergi ke salon. Hyori menunjukkan raut wajah menyesalnya.
Ke salon?
Iya. Kenapa?
Boleh aku ikut?
Kamu sering ke salon juga?
Eh-he...
..
Jaejoong benar-benar tidak bisa berkata apa-apa melihat Joo Hyun menghabiskan ramen
ke.8-nya, sementara dia sendiri baru memakan separuh isi mangkuknya.
Aku baru tahu kalau kamu bisa makan ramen sebanyak itu. kata Jaejoong takjub, saat
itu Joo Hyun meneguk habis minumannya setelah puas makan.

Im Sorry I Love You but I Lie

35

Kalau sedang marah, aku bisa menghabiskan 15 mangkuk. ujar Joo Hyun, tersenyum
melihat raut wajah Jaejoong yang tidak percaya.
Apa kamu tidak takut gemuk?
Tidak.
Tapi Yoo Chun tidak suka cewek gendut, kan?
Oh-iya! Joo Hyun baru mengingat sesuatu saat mendengar nama Yoo Chun disebut.
Apa? Ada apa? tanya Jaejoong bingung melihat Joo Hyun gelagapan merapikan
barangnya setelah mengecek jam.
Yoo Chun akan menjemputku siang ini. Jadi aku harus pergi, dag! Joo Hyun langsung
meninggalkan Jaejoong sendirian di meja yang penuh dengan mangkuk-mangkuk kosongnya.
Jaejoong sebenarnya berniat mengejar Joo Hyun, tapi tertahan oleh telfon yang masuk
ke ponselnya. Dari Junsu.
Ya? Ada apa? tanyanya langsung setelah menjawab panggilan itu.
Bisakah kau menjemputku? Aku tidak punya uang untuk naik bus. Kau tidak akan tega
membiarkan aku berjalan pulang di tengah salju seperti ini, kan? bujuk Junsu sedikit
mendesak.
Iya, iya. Kau ada dimana sekarang? tanya Jaejoong. Dia meninggalkan uang untuk
membayar ramennya di atas meja sebelum berjalan keluar.
Salon.
Ha-? Salon?
Iya. Aku tidak tahu nama salonnya apa, tapi Hyori bilang ini salon langganannya,
terang Junsu. Kau tau tempatnya, kan?
Jaejoong berhenti sebentar. Mmm...tunggu saja di depan. Aku akan kesana, dia
kemudian menutup telfon dan mempercepat langkahnya diatas salju yang menyelimuti
jantung Kota Seoul.
Junsu menunggu didepan dengan langkah gelisah. Bagaimana tidak? Dia tidak akan kuat
kalau harus berjalan kaki untuk pulang ditengah musim dingin seperti ini, sedangkan uang
sepeserpun dia tidak punya. Gajinya sebagai penyiar radio yang baru dia terima kemarin
langsung lenyap begitu masuk ke salon bersam Hyori. Sementara Hyori tadi sudah dijemput
managernya karena ada urusan penting.

Im Sorry I Love You but I Lie

36

Setelah seperempat jam menunggu, Junsu melihat mobil Jaejoong melaju dari kejauhan,
lalu berhenti tepat di depannya. Sebelum menunggu tubuhnya menjadi semakin beku, Junsu
langsung masuk ke mobil Jaejoong yang terasa hangat.
Kalian pergi bersama, ya? tanya Jaejoong langsung, dia menginjak pedal gas sebelum
Junsu memasang sabuk pengamannya.
Iya.
Ke salon? Junsu mengangguk. Apa kau juga ikut melakukan perawatan?
Tidak. dusta Junsu. Dia tau Jaejoong pasti akan mengejeknya kalau tau dia juga
melakukan perawatan wajah di salon tadi.
Jaejoong yang tidak percaya kemudian menepikan mobilnya dan berhenti, lalu melihat
wajah Junsu lebih dekat sampai membuat Junsu merapat ke kaca pintu mobilnya. Ternyata
benar.... kelahnya geli setelah meneliti wajah Junsu yang seketika memerah.
Aku tidak...jangan mengejekku! Junsu mendorong Jaejoong mundur dan memalingkan
wajahnya karena malu. Kalau kau membocorkannya pada orang lain, aku akan bilang pada
Yoo Chun dan semua orang kalau kau masih menyimpan foto-foto Joo Hyun di ponselmu.
Apa? tawa Jaejoong berhenti dan sekarang raut wajahnya didominasi oleh
keterkejutan dan kemudian berubah marah. Bagaimana....?
Sekarang wajah Junsu yang terlihat puas. Jangan bocorkan pada orang lain!
Jaejoong kembali menyetir tapi kali ini sambil menekuk wajahnya.
Nanti malam Hyori akan datang ke studiomu. Junsu memberitahu sebelum dia lupa.
Untuk apa? tanya Jaejoong dengan acuh.
Kenapa pertanyaanmu begitu? tanya Junsu heran. Pacarmu datang seharusnya kau
senang, kan?
Aku hanya heran saja. elak Jaejoong. Kenapa dia harus mengatakan itu padamu?
Mungkin karena dia sudah meras nyaman denganku, dan merasa aku bisa dipercaya.
Junsu tidak mengatakan alasan yang sebenarnya karena dia takut Jaejoong akan marah.
Jaejoong tidak bertanya-tanya lagi, tapi wajahnya masih cemberut saat Junsu turun dari
mobilnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

37

..
Dimana Yoo Chun? tanya Joo Hyun pada Eun Soo begitu dia kembali ke kampus. Tapi
yang ditanya hanya mengangkat bahu. Jadi dia belum ke sini? Joo Hyun bertanya lagi, tapi
jawaban yang dia terima sama seperti sebelumya.
Merasa kesal, akhirnya Joo Hyun memutuskan untuk menelfon Yoo Chun langsung.
Ponselnya berdering, tapi Yoo Chun tidak mengabaikannya. Semua perhatiannya tengah
terpusat pada Hyo Woon yang sedang mengajari anak-anak jalanan sambil memikirkan cara
apa yang harus dia gunakan untuk meluluhkan hati cewek seperti Hyo Woon. Karena dengan
melihat sekilas saja, dia tau Hyo Woon bukan tipe cewek seperti Joo Hyun. Ya, sejak tadi dia
memang mengikuti Hyo Woon diam-diam.
Sampai panggilan ke-3, Yoo Chun baru sadar kalau ponselnya sejak tadi berdering. Dia
cepat-cepat mengangkat telfon setelah tau kalau Joo Hyun-lah yang menelfon.
Halo, beb? Ada apa?
Kamu dimana? tanya Joo Hyun.
Aku...emm..aku sedang berada di Chungcheongnando.
Tadi ke Busan, sekarang ke Chungcheongnando. Sebenarnya kamu sedang dimana
sich?
Aku di Chung....
Kamu bilang siang ini akan menjemputku. Apa kamu lupa?
O...iya...ya...emm. Bagaimana kalau nanti sore? Aku sedang sib....
Joo Hyun sudah menutup telfon sebelum Yoo Chun selesai berbicara.
Huh, tau begini aku pergi dengan Jaejoong saja. gerutu Joo Hyun. Eun Soo diam-diam
memperhatikannya, tapi tidak mengatakan apa-apa. Joo Hyun kemudian menghubungi nomor
Jaejoong. Jaejoong, kamu dimana? tanyanya begitu telfon tersambung.
Aku baru saja mengantar Junsu pulang, dan sekarang masih di perjalanan. Memangnya
ada apa?
Aku ke studiomu sekarang, ya?

Im Sorry I Love You but I Lie

38

Bukanya tadi kamu bilang akan pergi dengan Yoo Chun?


Iya sich, tapi tidak jadi. Boleh, kan?
Oke.
Jaejoong menambah kecepatan mobilnya di daerah Gangnam, sehingga sepuluh menit
kemudian dia bisa tiba di studionya, dan melihat Joo Hyun sudah menunggu di depan pintu.
Hai, sapa Joo Hyun lemas. Gara-gara tadi kebanyakan makan, sekarang dia mengantuk.
Hai. Apa kamu menunggu, lama? tanya Jaejoong sambil membukakan pintu studionya
untuk Joo Hyun, dan membiarkan gadis itu masuk lebih dulu.
Tidak. Aku juga baru saja tiba. jawab Joo Hyun, kemudian mengenyakkan diri di sofa
panjang.
Ingin minum? Jaejoong menawarkan.
Tidak, terimakasih. Aku ingin tidur di sofa saja.
Jadi kamu ke sini cuma ingin menumpang tidur? tanya Jaejoong yang sekarang duduk
di sofa di depan Joo Hyun.
Em, tidak sich. Aku ingin dengar lagumu,
Lagu apa?
Lagu yang dulu sering kamu nyanyikan...
Oh. Jaejoong mengambil gitarnya, lalu kembali ke posisi lagi. Tapi jangan ditinggal
tidur!
Iya. Ayo cepat nyangyikan!
Ehm.....
Nuntteugodo neol baraboji mothae jichin chueoge heuryeojin
neoui mameul nun chatji mothae
Manhi ulgo jicyheo deo isang mothae
Saenggakhaedo noreul bomyeongwaenchaneul geot gatha
Jikhyeo jugo sipheo...

Im Sorry I Love You but I Lie


Neoui

jal

motdwaen

nappeun

beoreutdeulkkajido

himdeun

nal

39

utge

mendeuneungeoya
Jom himdeulgetjiman neol saranghae rago maldo halgeoya meonjeo

nae

phume oneun nal kkaji


Aku tidak bisa melihatmu bahkan ketika mataku terbuka
Aku tidak bisa menemukan hatimu yang telah berawan karena kenangan usang
Aku tidak bisa melakukan lebih karena aku terikat dan menangis terlalu banyak
Tidak peduli berapa banyak aku berpikir,
Aku pikir aku akan baik-baik saja jika aku melihatmu
Aku ingin melindungimu...
Bahkan kebiasaan burukmu membuatku tersenyum ketika aku lelah
Meskipun mungkin sulit, aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu
Sampai hari pertama kau datang kepelukanku
Jaejoong berhenti menyanyi saat menyadari Joo Hyun ternyata sudah tertidur lelap. Dia
kemudian melepas baju hangatnya, dan menggunakannya untuk menyelimuti Joo Hyun.
Lama, Jaejoong menatap wajah Joo Hyun yang terlelap. Wajah cantik itu terlihat bahagia,
seperti sedang bermimpi indah. Dengan hati-hati Jaejoong membelai wajah Joo Hyun. Rasanya
seperti baru kemarin, dia melewati masa-masa indah berpacaran dengan Joo Hyun.Dia bisa
membelai wajah Joo Hyun dan menggenggam tangannya tanpa takut membuat sahabatnya
cemburu. Tapi sekarang dia harus merelakan Yoo Chun memiliki Joo Hyun. Dia harus diam saja
melihat Yoo Chun memeluk Joo Hyun, bahkan menciumnya.
Ya menciumnya. Kapan terakhir kali Jaejoong mencium Joo Hyun? Jaejoong tidak
ingat, tapi sekarang dia mendekatkan wajahnya ke wajah Joo Hyun, dan memejamkan
matanya saat bibirnya menyentuh bibir Joo Hyun yang lembut. Itu hanya beberapa detik,
sebelum ada tangan yang menariknya berdiri dengan kasar, lalu sebuah pukulan mendarat
dipipinya.

Im Sorry I Love You but I Lie

40

Perih, bercampur amis dari darah yang keluar karena pukulan itu membuat Jaejoong
pusing. Tapi dia mencoba menfokuskan pandangannya, dan melihat Yoo Chun berdiri di
hadapannya dengan marah.
Apa aku juga harus diam saja melihatmu mencium Joo Hyun-ku? tanya Yoo Chun
marah. Tangannya masih gatal ingin memukul Jaejoong lagi, tapi melihat temannya terduduk
di atas karpet dengan lebam merah karena pukulannya barusan itu membuat dia enggan. Apa
maksudmu mencium Joo Hyun barusan? Apa mencium pacar teman itu juga diperbolehkan
dipermainan ini?
Ya. jawab Jaejoong, mencoba setenang mungkin. Kau juga bisa menidurinya kalau
mau
Yoo Chun melayangkan pukulannya ke wajah Jaejoong lagi, dan kali ini lebih keras dari
sebelumnya, sampai Jaejoong merasa tidak kuat untuk duduk, dan akhirnya dia berbaring di
lantai.
Apa kau masih menyukai Joo Hyun? Jawab dengan jujur! Yoo Chun mencoba untuk
tidak berteriak atau membuat Joo Hyun terbangun.
Tidak. Aku hanya ingin tau aku lupa seperti apa rasanya mencium Joo Hyun .
Yoo Chun hanya melotot ke arah Jaejoong, tapi tidak memukul temannya lagi.
Maaf. kata Jaejoong kemudian. Dia benar-benar tulus mengucapkannya.
Lain kali, kalau kau melakukannya lagi, aku akan menggantungmu di menara Namsang.
Jaejoong tertawa mendengar ancaman Yoo Chun itu, tapi segera berhenti karena sakit
yang menyerang pipinya. Bisakah kau membantuku berdiri? pintanya. Joo Hyun pasti
terkejut melihat wajahku tiba-tiba babak belur seperti ini.
Yoo Chun mengulurkan tangannya dengan kaku, masih memalingkan wajahnya. Jaejoong
menerima uluran tangannya, kemudian berdiri.
Ajak saja Joo Hyun pulang. Aku akan ke belakang. kata Jaejoong, kemudian dia pergi.
Yoo Chun menatap temannya sampai menghilang di balik pintu. Sedikit perasaan
menyesal karena telah menghajar Jaejoong terbesit di benaknya.
Joo Hyun, Yoo Chun mencoba membangunkan Joo Hyun, tapi Joo Hyun hanya
bergerak sedikit, dan matanya masih terpejam rapat. Beb? Yoo Chun menarik tangan Joo

Im Sorry I Love You but I Lie

41

Hyun, tapi Joo Hyun masih tidak mau bangun. Akhirnya, dengan terpaksa, dia menggendong
Joo Hyun keluar.
Jaejoong diam-diam mengawasi dari balik pintu, tapi dia baru keluar dari kamar kecil
setelah Yoo Chun & Joo Hyun yang masih tidak sadar pergi.
..
08.15a.m.
Hyori merasa tidak yakin saat melangkah masuk ke studio Jaejoong, tapi dia juga
penasaran untuk apa Jaejoong memintanya datang ke studio. Apakah Jaejoong sudah tidak
marah lagi padanya ? Pertanyaan itulah yang mendorong Hyori untuk masuk dan mencari tau.
Pintu studio itu sedikit terbuka, berarti Jaejoong ada di dalam. Tapi setelah masuk, Hyori
tidak melihat ada orang lain yang berada di studio itu.
Apa Junsu berbohong? Hyori bertanya-tanya, dan saat dia melewati sofa, dia melihat
Jaejoong tertidur di sana, dengan kaki terlentang & salah satu tangannya terkulai ke bawah.
Huh, dasar preman. Hyori membatin saat melihat luka memar di pipi Jaejoong yang dibiarkan
saja. Dia membungkuk diatas wajah Jaejoong untuk melihat lebih jelas seberapa parah luka di
wajah cowoknya itu.
Hyori harus pergi keluar sebentar untuk membeli satu set kotak obat, karena dia tidak
menemukan apapun yang bisa dia gunakan untuk mengobati Jaejoong di studio itu. Dengan
sangat hati-hati, & terus berdoa agar Jaejoong tetap terjaga dalam tidurnya, Hyori mengobati
luka di wajah Jaejoong.
Jaejoong berkali-kali mengerang, tapi cowok itu masih tidur. Dia terlihat begitu lelah,
sehingga Hyori tidak tega untuk membangunkannya. Jadi, Hyori hanya menunggu sambil
merapikan tempat itu. Saat dia sedang merapikan buku lagu yang tersebar di atas meja, pintu
studio itu terbuka, & lima orang cowok yang dia kenal sebagai teman nge-band Jaejoong
masuk begerombol.
Ow-! Changmin yang terkejut melihat Hyori ada di tempat itu berhenti mendadak.
Kamu Hyori, kan? Model terkenal itu? tanyanya terpesona. Dibelakangnya, Kai, Kyuhyun,
Eunhyuk, & Donghae juga menatap Hyori dengan kagum.
Pacarnya Jaejoong Hyung, kan? tanya Kai.

Im Sorry I Love You but I Lie

42

Hyori mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu dan berdiri dengan menyilangkan kedua


tangannya di depan. Untuk apa kalian datang ke sini?
Untuk apa ? ulang Changmin geli. Tentu saja untuk latihan, iya kan teman-teman?
yang lainnya menjawab dengan anggukan.
Dimana Jaejoong Hyung? tanya Eunhyuk sambil celingukan.
Dia sedang sakit. jawab Hyori dengan nada dingin. Dan sebaiknya kalian tidak
mengganggu dia sekarang. Jadi, pergi sana ! usirnya.
Kalima cowok itu terlihat ingin protes, tapi Hyori tidak perduli. Dia menggiring mereka
keluar dengan paksa, dan menutup pintu dari dalam. Saat berbalik, dia tercekat melihat
Jaejoong yang kepalanya nongol dari balik sofa.
Hai, sapanya dengan sedikit kikuk.
Apa yang kamu lakukan disini? tanya Jaejoong. Dia membenarkan posisi tubuhnya
agar nyaman. Dan kenapa kamu mengusir teman-temanku ?
Aku pikir kamu sedang tidak ingin diganggu, jadi aku mengusir mereka. Hyori tidak
menunjukkan raut wajah menyesal. Dan bukankah kamu yang memintaku untuk datang
kesini? Junsu yang bilang padaku.
O, Jaejoong lupa. Dia memegang kepalanya yang masih sedikit merasakan pusing.
Awkwkwkwk.
Lima menit selanjutnya kosong. Hyori duduk di depan Jaejoong dengan tidak nyaman,
sementara Jaejoong malah berpura-pura tertarik melihat gitar yang ada di samping Hyori, dan
sesekali menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Kamu yang membersihkan tempat ini, ya ? tanya Jaejoong basa-basi, setelah melihat
tempatnya yang sekarang bersih.
Em,
Hening lagi. Hyori merapikan rambutnya yang sebenarnya itu tidak perlu. Dia benarbenar merasa tidak nyaman dengan suasana itu, dan heran melihat Jaejoong bisa bertahan
untuk tidak bicara disituasi seperti itu.

Im Sorry I Love You but I Lie

43

Apa kamu sudah tidak marah lagi padaku ? tanya Hyori, membuka percakapan dengan
topik yang sebenarnya tidak ingin dia bahas.
Jaejoong terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu, tapi dia segera menguasai
diri lagi. Aku marah? Bukankah kamu yang marah ?
Hyori menggeleng. Soal tamparanku yang kemarin itu, apakah kamu tidak marah ?
Em Jaejoong memikirkan jawaban terbaiknya. Tidak. Aku tahu kalau kemarin aku
memang keterlaluan. Tapi kamu yang memulai lebih dulu, kan ? Untuk pertama kalinya,
Jaejoong melihat Hyori dengan sungguh-sungguh, menunggu reaksi ceweknya setelah ini.
MengakulahCukup dengan kata maaf aku akan melupakan kesalahanmu.
Ya, kemarin kamu memang keterlaluan. kata Hyori. Jaejoong menghela nafas panjang,
dan menyangdarkan punggungnya ke sofa. Aku tau dulu kamu playboy, tapi aku pikir kamu
benar-benar mencintaiku.
Memang. potong Jaejoong, nyaris terdengar acuh.
Lalu kenapa kamu berselingkuh?
Kamu yang memulai lebih dulu, kan? Jaejoong sedikit beremosi. Apa aku salah?
Ya. Kamu salah.
Oo, berarti cewek yang aku lihat pergi dengan pria lain itu bukan kamu ?
Apa kamu menuduh aku berselingkuh hanya karena kamu melihatku pergi dengan pria
lain ?
Kalau kamu tidak berselingkuh, kenapa kamu harus berbohong dengan mengaku pergi
bersama Min Ah ? Dan kenapa kamu terlihat mesra dengan pria itu ?
Aku Hyori tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dan hanya menunduk untuk
menghindari tatapan cemburu Jaejoong yang terasa menghujam jantungnya. Detak jantungnya
terasa semakin cepat saat

Jaejoong menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya, dan

memaksa Hyori untuk menatap matanya.


Tidak cukupkah kamu memiliki aku yang mencintaimu ? kata Jaejoong, kemudian dia
mencium bibir Hyori yang basah.

Im Sorry I Love You but I Lie

44

Hyori tidak mengelak, tapi dia juga tidak bisa menahan air matanya. Dia hanya terus
memejamkan matanya sampai Jaejoong akhirnya melepaskannya, kemudian memeluknya.
Oh-ow ! Joo Hyun yang baru saja masuk ke studio mendadak berhenti, begitu pula
dengan Yoo Chun yang masuk bersamanya.
Jaejoong yang merasa dipergoki langsung melepaskan pelukannya. Sementara Hyori
buru-buru menghapus air mata yang membasahi pipinya. Mereka terlihat salah tingkah.
Tidak pa-pa. Kalian lanjutkan saja ! kata Yoo Chun, merasa tidak enak mengganggu
acara Jaejoong dan Hyori. Kami hanya ingin mengembalikan ini. Yoo Chun melempar baju
hangat Jaejoong kepemiliknya yang tadi terbawa tanpa sengaja saat dia menggendong Joo
Hyun pulang.
Kau bisa mengembalikan ini besok. kata Jaejoong. Dia melempar baju hangatnya ke
meja. Matanya sempat bertautan dengan mata Joo Hyun, tapi Joo Hyun dengan cepat
menghindar dan beralih pada Hyori.
Halo, apa kabar? Lama tidak bertemu. sapa Joo Hyun pada Hyori. Sebenarnya itu
terlalu formal, karena dia seumuran dengan Hyori, jadi terlihat aneh.
Baik. jawab Hyori pendek. Dia merasa sulit untuk berbicar nonformal dengan Joo
Hyun, karena pada kenyataannya dia memang jarang berbicara dengan teman-teman
Jaejoong.
Kami berniat pergi makan malam. Apa kalian ingin bergabung ? tanya Yoo Chun
menawari.
Bagaimana ? Jaejoong menanyai Hyori, tangannya sekarang merangkul pundak Hyori
dan berusaha terlihat santai.
Ide bagus. jawab Hyori, tersenyum. Tapi aku harus ke belakang dulu. katanya,
kemudian melepaskan diri dari rangkulan Jaejoong, dan pergi ke belakang untuk mencuci
wajahnya.
Jaejoong, Joo Hyun menunjuk memar di wajah Jaejoong, dan berbicara dengan lirih
agar Hyori tidak mendengar. Apa Hyori yang membuatmu babak belur begitu ? tanyanya
ingin tahu. Dia ingin mendekat, tapi Yoo Chun sedang merangkulnya, jadi dia tidak bisa.

Im Sorry I Love You but I Lie

45

Tidak. Jaejoong menyentuh lukanya, dan baru sadar kalau Hyori sudah mengobati
lukanya. Tadi ada orang gila yang menyerbu masuk ke sini dan langsung menghajarku.
Jaejoong melirik ke arah Yoo Chun sambil tersenyum minta maaf. Yoo Chun hanya menghindar
dan berdehem kasar.
Orang gila ? tanya Joo Hyun histeris, percaya begitu saja. Makanya kamu jangan suka
membiarkan pintu terbuka begitu saja! Untung hanya orang gila yang masuk, bagaimana kalau
perampok ?
Jaejoong hanya tertawa sedikit.
Apa itu masih sakit ? tanya Joo Hyun cemas. Tangannya menyentuh wajah Jaejoong
untuk memeriksa. Yoo Chun yang melihat itu hanya bisa membuka mulut tanpa mengeluarkan
kecemburuannya.
Sudah lebih baik, setelah Hyori mengobatinya. jawab Jaejoong, menepis tangan Joo
Hyun sebelum ada tinju lain yang melayang ke wajahnya lagi, dan lagi, Hyori baru saja kembali
dari belakang.
Aku sudah siap. Hyori mengambil tasnya yang ia taruh di atas meja, sekalian
mengambil jaket Jaejoong. Ini! katanya seraya memberikan baju hangat Jaejoong. Aku tidak
mau kamu membeku di luar sana. guraunya.
Sebenarnya Jaejoong menanggulkan baju hangatnya ke pundak. Dan merangkul
Hyori dengan erat. Aku merasa lebih hangat dengan seperti ini. ujarnya, kemudian berjalan
keluar bersama Hyori yang masih dirangkulnya.
Tanpa sadar Joo Hyun memperhatkan pasangan itu dengan iri. Dia kemudian
mengalihkan pandngannya pada Yoo Chun yang ternyata sejak tadi mengawasinya.
Jadi?
Apa? tanya Yoo Chun bingung.
Kamu tau aku iri, kan?
Oo Yoo Chun tersenyum jail.
Joo Hyun terkejut saat Yoo Chun menggendongnya tiba-tiba, dan membawanya keluar
menyusul Jaejoong dan Hyori.
Lain kali jangan makan banyak-banyak, ya! sindir Yoo Chun. Biar gak berat, Ok, beb?

Im Sorry I Love You but I Lie

46

Joo Hyun mengerucutkan bibirnya. Aku kan tidak minta digendong.


Tapi begini lebih romantis, kan?
Hyo Woon masih menunggu di depan pagar rumahnya. Sudah seperempat jam dia
berdiri di sana , dan dia mulai merasa tangan dan wajahnya membeku karena kedinginan. Tapi
Hyo Woon belum melihat tanda-tanda akan kedatangan Junsu. Hyo Woon merasa sedikit
resah sekarang, karena tidak biasanya Junsu datang terlambat tanpa memberi kabar lebih
dulu.
Menyerah dengan harapannya akan kedatanagan Junsu, Hyo Woon akhirnya
memutuskan untuk masuk ke rumahnya karena ayahnya juga sudah mengingatkannya untuk
masuk.Tapi saat dia akan berbalik, dia melihat Junsu munncul dari tikungan jalan yang ada di
dekat rumahnya dengan berlari.
Maaf,

engah

Junsu

setelah

dia

tiba

di

depan

Hyo

Woon.

Aku

harusberlaridaristasiun bawah tanah jelasnya masih terengah-engah. Lututnya terasa


lemas karena lelah, jadi dia bersandar pada pagar tembok rumah Hyo Woon .
Tidak pa-pa. kata Hyo Woon. Apa kau mau beristirahat dulu di rumah?
Junsu menggeleng. Masih mencoba mengatur nafasnya yang terasa berat. Lebih baik
kita pergi sekarang. Ayo! ajaknya. Tanpa diminta Hyo Woon merangkul lengan Junsu saat
mereka berjalan bersama di tengah salju yang masih turun. Itu memberi Junsu semacam
suplement dan juga kehangatan tersendiri.
Kita jadi ke bioskop, kan? tanya Hyo Woon di tengah perjalanan mereka menuju halte
bus terdekat, itu kira-kira 2 km dari rumah Hyo Woon.
Eh em aku Junsu merasa tidak enak. Dia memang sudah berjanji akan mengajak
Hyo Woon ke bioskop setelah dia menerima gaji bulan ini. Tapi gara-gara pergi ke salon tadi,
sekarang gajinya sudah lenyap tanpa tersisa sepeserpun, malah sebenarnya uangnya kurang
untuk membayar perawatan wajahnya, tapi untungnya pelayan yang menjaga kasir mau
memberinya diskon.
Kenapa? Gaji kamu belum diberikan?
Junsu terpaksa mengengguk, karena tidak mungkin dia mengaku pada Hyo Woon kalau
gajinya habis untuk melakukan perawatan wajah di salon dengan seorang model terkenal,
bisa-bisa Hyo Woon langsung memutuskannya.

Im Sorry I Love You but I Lie

47

Maaf, ya. Mungkin minggu depan. Tidak pa-pa, kan? tanya Junsu, benar-benar
menyesal. Dia benar-benar lega saat melihat Hyo Woon mengangguk.
Jadi kemana kita akan pergi sekarang?
Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di sekitar Han Gang? usul Junsu.
Bukan ide buruk.

Im Sorry I Love You but I Lie

48

Love You, Love You


Pagi ini Yoo Chun sarapan bersama Joo Hyun dan orang tuanya di rumah pacarnya.
Karena ini bukan perkama kalinya dia makan bersama calon mertuanya, Yoo Chun tidak
merasa canggung sedikitpun. Jujur, sebenarnya dia tidak suka terjebak di suasana formal
seperti itu, dengan orang tua Joo Hyun yang pasti akan mengintimidasinya dengan pertanyaan
seputar peernikahannya dengan Joo Hyun. Joo Hyun tidak ikut campur itu sudah mendingan.
Yoo Chun tidak tau kenapa keluarga Joo Hyun sangat terobsesi dengan yang namanya
pernikahan.
Apa kalian sudah memilih baju pernikahannya? tanya Ibu Joo Hyun , membuat Yoo
Chun tersedak sosisnya, dan cepat-cepat meminum air putih. Atau kalian berniat
merancangnya sendiri?
Lalu bagaimana dengan gedung pernikahannya? Ayah Joo Hyun ikut-ikutan. Kalau
tidak memesan sekarang kalian tidak akan mendapat tempat yang bagus.
Kami masih mempertimbangkan konsep pernikahannya akan seperti apa, jadi belum
sempat memesan gedung. jawabnya, benar-benar asal. Masalah baju, Joo Hyun masih
memilih-milih. Iya, kan, beb?
Joo Hyun tersentak kaget saat Yoo Chun menyenggol kakinya dari bawah meja, dan
mengengguk dengan bingung karena tidak tau apa-apa.
5 menit setelahnya terasa menyiksa bagi Yoo Chun, karena pertanyaan-pertanyaan
orang tua Joo Hyun semakin aneh, dan Jooo Hyun sama sekali tidak membantu. Yoo Chun
nyaris ingin berteriak begitu dia keluar dari rumah Joo Hyun tapi untungnya dia bisa menahan
diri.
Kenapa orang tuamu selalu ingin tau soal rencana pernikahan kita, sih? gerutunya saat
masuk ke mobil, dan Joo Hyun duduk di sebelahnya. Joo Hyun tidak menanggapinya. Padahal
punya rencara menikah saja tidak.

Im Sorry I Love You but I Lie

49

Kalimat itu seolah menghempaskan Joo Hyun ke dasar laut yang paling dalam. Jadi
kamu tidak mau menikah denganku? tanyanya, matanya sudah berkaca-kaca saat menatap
Yoo Chun, sehingga membuat cowok itu salah tingkah.
Aku tidak bilang tidak mau menikah denganmu kata Yoo Chun. Apa aku tadi salah
menyusun kata-kata? Aku hanya belum mau menikah
Tadi jelas-jelas kamu bilang tidak punya rencana menikah! Joo Hyun sekarang terisak.
Harusnya aku tau kalau kamu tidak pernah serius mencintaiku. ujarnya perih.
Aku serius Lagi! Joo Hyun sudah melesat pergi tanpa membiarkan Yoo Chun
menyelesaikan kalimatnya. Apa dia harus seperti itu setiap 2 hari sekali?! teriak Yoo Chun
jengkel saat melihat Joo Hyun masuk kembali ke rumah.
..
Hyori baru saja menyelesaikan pemotretannya pagi ini saat dia menerima telfon dari
Jaejoong.
Halo, beb? Kita jadi pergi, kan? tanya Hyori bersemangat. Aku sudah menyelesaikan
pemotretanku hari ini.
Sorry, beb. Pagi ini aku ada sibuk, bagaimana kalau nanti siang? kata Jaejoong,
terdengar benar-benar menyesal.
Kalau nanti siang aku tidak bisa. Memangnya kamu sibuk apa sih? Jangan bilang
Bukan sibuk nge-band. sela Jaejoong yang tau kemana arah pikiran Hyori.
Lalu?
Ada dech pokoknya.
Kok jawaban kamu begitu?
Nanti aku kasih tau, ok? Kalau begitu aku akan menjemputmu nanti malam. Dag!
Telfon teputus begitu saja. Hyori menatap fotonya bersama Jaejoong yang dia jadikan
wallpaper di ponselnya dengan kesal.
Awas kalau aku sampai memergoki kamu selingkuh dengan cewek lain lagi. omelnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

50

Hyori, Tuan Kwon datang mencarimu! Hyori mendengar suara managernya berteriak,
entah dari arah mana.
Sedikit panik, Hyori merapikan penampilannya agar terlihat menarik. Dalam hati dia
bersyukur Jaejoong menunda kencan mereka, jadi dia tidak akan melewatkan pertemuannya
dengan designer sekaligus pemilik majalah fashion terkenal di Korea itu.
Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja, Hyori segera beranjak pergi, tapi
dibelakangnya, seorang pria yang membawa karangan bunga besar sampai menutupi
wajahnya menghalangi jalan Hyori.
Ada kiriman bunga untuk Nona Hyori. kata suara di balik karangan bunga indah itu.
Taruh saja disitu! kata Hyori tidak sabar. Dia melangkah ke samping tapi orang itu
kembali menghalanginya. Apa lagi?
Anda harus tanda tangan lebih dulu. Orang itu mengulurkan sebuah note kecil pada
Hyori.
Ok. Hyori menyibakkan rambutnya dengan sedikit kesal. Mana bolpennya?
Maaf , saya lupa membawanya.
Dengan mendesah tidak sabar, Hyori menyambar lipstick dari atas meja rias di
dekatnya. Dimana aku harus tanda tangan ? tanyanya, dengan bingung membuka-buka note
itu. Hyori berhenti saat melihat tulisan tangan di halaman tengah yang dia kenal.
Pergi kencan denganku
Jaejoong ? Hyori menatap pria di hadapannya dan melihat wajah Jaejoong muncul dari
balik karangan bunga itu sambil tersenyum.
Kejutan ! seru Jaejoong senang karena berhasil meengecoh Hyori.
Kamu bilang kamu
Aku berbohong! Maaf . potong Jaejoong. Apa kamu suka bunganya?
Hyori mengangguk. Tapi dia menoleh ke belakang punggung Jaejoong dan melihat Tuan
Kwon tengah mencarinya.
Ayo kita jalan sekarang! ajak Jaejoong .

Im Sorry I Love You but I Lie

51

Sebentar -- aku ada --


Hyori ! Managernya kembali memanggil. Dia berdiri bersama Tuan Kwon sekarang.
Jaejoong juga ikut menoleh. Kepanikan Hyori melanda saat Managernya datang bersama
Tuan Kwon, dan wajah Jaejoong seketika berubah tegang.
Yang bersama managermu ituDia pria yang kemarin pergi denganmu, kan ? tanya
Jaejoong dengan nada dingin yang membuat Hyori semakin takut untuk memandangnya.
Untuk apa dia disini ? Jaejoong menatap Hyori dengan penuh selidik. Jangan bilang kalau
kamu masih menjalin hubungan dengan pria itu !
Tidak ! elak Hyori. Aku harus berbicara dengannya sebentar. dia bermaksud pergi
menemui Tuan Kwon yang tengah berjalan ke arahnya, tapi Jaejoong malah menahannya.
Kalian bisa berbicara disini, kan ?
Hyori bimbang. Kalau Jaejoong ikut campur, maka habislah dia. Oke, tapi kamu jangan
membuat keributan dengannya, ya ? pintanya sungguh-sungguh. Dia penting bagiku.
Apa lebih penting dariku ?
Hyori tidak sempat menjawab pertanyaan Jaejoong, karena Tuan Kwon sudah sampai di
tempat mereka berdiri sekarang. Dia mencoba menunjukkan senyumnya, tapi kali ini tidak
bisa selepas biasanya.
Tuan Kwon, kenapa Anda tidak memberitahu saya kalau Anda akan datang lebih awal?
tanya Hyori.
Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu, jadi aku ke sini.
Jaejoong bergerak dengan gusar disamping Hyori, tapi dia tidak berbicara, dia tau
maksud Hyori menggenggam tangannya erat-erat adalah untuk menyuruhnya diam.
Benarkah? Memangnya ada apa?
Aku sudah menyiapkan semua design terbaik untukmu, termasuk gaun pernikahannya.
Jadi
Gaun pernikahan ? potong Jaejoong yang tidak yang tidak bisa menahan diri lagi. Dia
menatap Hyori, meminta penjelasan. Tapi Hyori menatapnya dengan tatapan memohon.

Im Sorry I Love You but I Lie

52

Siapa laki-laki ini ? tanya Tuan Kwon seolah baru menyadari keberadaan Jajoong di
tempat itu.
Dia kakak saya.
Bukan. Aku pacarnya. Kenapa? Ada masalah ?
Pacar?
Iya, kata Jaejoong .
Bukan ! sahut Hyori. Dia tidak mau melihat seperti apa ekspresi Jaejoong sekarang,
karena dia tidak akan sanggup, dan saat ini Tuan Kwon lebih penting baginya. Dia bukan pacar
saya !
Apa maksudmu aku bukan pacarmu ? Jaejoong menuntut. Apa itu berarti jawaban
kalau kamu lebih memilih orang ini daripada aku ?
Hyori berusaha menulikan telinganya, dan terus memandang Tuan Kwon yang
menunggu penjelasannya. Kakak saya ini memang sedikit gila sejak ditinggal oleh pacarnya,
dan dia selalu menganggap saya pacarnya.
Jaejoong tertawa kasar mendengar kebohongan itu. Sialnya, itu malah membuat Tuan
Kwon percaya dengan ucapan Hyori.
Kak Lee, tolong bawa kakakku pulang ! pintanya pada managernya.
Jaejoong memberontak saat Lee menyeretnya keluar. Jangan pernah menemui aku
lagi, dasar brengsek ! umpatnya marah.
Air mata Hyori menetes tanpa bisa ia cegah. Mungkin inilah akhir kisah cintanya dengan
Jaejoong.
Tidak pa- pa, jangan menangis ! Tuan Kwon menarik Hyori kedalam pelukannya, dan
membelai punggungnya. Lebih baik kita pergi sekarang, ayo !
Lepaskan aku !Jaejoong melepaskan lengannya yang diseret oleh Lee & dan tanpa
basa-basi, dia langsung memukul wajah manager Hyori itu. Tidak puas sekali, dia menghajar
Lee sampai orang itu terkapar tanpa daya.

Im Sorry I Love You but I Lie

53

Bilang pada Hyori, kalau dia tidak mau aku melukainya, sebaiknya jangan pernah datang
menemuiku, mengerti ?!

Jaejoong melayangkan pukulan terakhirnya sebelum akhirnya

melepaskan Lee yang nyaris tidak sadarkan diri.


Kamu salah... suara lemah Lee menghentikan niat Jaejoong untuk pergi. Hyori
bersikap seperti itu bukan karena dia tidak mencintaimu. Tapi dia sedang berusaha
mempertahankan karier-nya sebagai model, karena dia terancam akan dikeluarkan dari
agensi.
Lalu kenapa? Apa aku harus peduli ? balas Jaejoong acuh. Dia melangkah pergi tanpa
menoleh lagi.
..
Pagi ini seperti biasa, Junsu mengantar Hyo Woon ke tempat kerjanya dengan naik bus
kota, lalu berjalan bersama dari halte sampai di depan Ga In Resto.
Nanti aku pulang lebih awal. kata Hyo Woon, sesaat sebelum mereka tiba di pintu
masuk restoran. Aku ingin datang ke tempat kerjamu, boleh kan ?
Kerja .?
Iya, kamu bilang sekarang kamu bekerja sambilan di pagi hari, kan ?
Emmmiya.
Aku ingin tau, apakah orang-orang disana bersikap baik padamu atau tidak.
Mereka bersikap baik. Jadi tidak perlu khawatir.
Tapi tetap saja, aku ingin datang ke sana
Junsu tertegun tidak bisa menahan keinginan Hyo Woon. Jadi dia terpaksa harus
membuat sandiwara kecil nanti.
Nona Hyo Woon, Anda terlambat 3 menit. kata suara di belakang Hyo Woon. Hyo
Woon yang mengira itu suara bosnya, berbalik dengan takut, tapi ternyata yang dia lihat
adalah Yoo Chun yang sedang berdiri sambil bersandar pada pintu.
Tuan ! pekiknya lega, karena bukan bosnya yang memergokinya terlambat. Kenapa
Anda datang sepagi ini? tanya Hyo Woon heran. Junsu juga heran melihat Yoo Chun sudah

Im Sorry I Love You but I Lie

54

apel sepagi ini. Junsu hampir saja kelepasan untuk bertanya kepada Yoo Chun, tapi dia segera
ingat kalau dia harus berpura-pura tidak mengenal Yoo Chun sekarang.
Aku baru menemui Bos mu dan memintanya untuk memberimu libur hari ini
Apa? pekik Junsu dan Hyo Woon bersamaan.
Tapi untuk apa? tanya Hyo Woon bingung.
Aku ingin meminta bantuanmu untuk mempersiapkan kejutan nanti malam, dan Bosmu
sudah mengizinkan. kata Yoo Chun.
Dia kemudian berpaling pada Junsu yang sejak tadi meneekuk wajah. Ngomongngomong siapa dia? Yoo Chun bertanya pada Hyo Woon.
Ooh ini Junsu. Hyo Woon menggantungkan tangannya di lengan Junsu. Dia calon
suami saya.
Ow, calon suami. Yoo Chun mengangguk tanta arti. Dia hampir tidak bisa menahan
cengiran di wajahnya, dan Junsu tau itu. Yoo Chun kemudian mengulurkan tangannya pada
Junsu. Yoo Chun. katanya memperkenalkan diri.
Junsu membalas dengan sedikit kaku , Junsu.
Awas kalau kamu macam-macam dengan pacarku! Itulah yang Yoo Chun tangkap dari
tatapan sahabatnya saat mereka berjabat tangan. Tapi Yoo Chun hanya membalasnya dengan
tersenyu nakal.
Maaf ya, Junsu. Aku pinjam calon istrimu sebentar. Yoo Chun meraih tangan Hyo
Woon dan menuntunnya ke mobil yang ia parkir, tapi Hyo Woon dengan tidak enak menepis
tangannya.
Aku akan menemuimu nanti. kata Hyo Woon sebelum masuk ke mobil yang pintunya
sudah dibukakan oleh Yoo Chun.
Junsu mengangguk dengan berat.
Cup-cup-cup!! Tidak perlu menangis! Aku hanya akan jalan-jalan dengan pacarmu,
Dagg! goda Yoo Chun saat melewati Junsu lalu masuk ke mobilnya sebelum tendangan Junsu
melukai betisnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

55

..
Di kantin sekolah.
Joo Hyun meletakkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya selama
beberapa saat. Disampingnya Jaejoong juga melakukan hal serupa, hanya saja cowok itu
sepertinnya benar-benar tertidur karena Jaejoong tidak bergerak sama sekali.
Apa kamu juga sedang ada masalah? tanya Joo Hyun. Dia kembali membuka matanya
untuk melihat wajah Jaejoong yang hanya terpaut 2 jengkal dari wajahnya dan dia juga masih
bisa melihat bekas memar di pipi cowok itu.
Mmmm.. Jaejoong tidak berusaha untuk membuka matanya.
Apa kamu dan Hyori bertengkar lagi?
Mmmm..
Jaejoong?
Apa? kali ini Jaejoong memaksakan diri untuk membuka matanya yang mengantuk.
Aku sedang tidak mau membicarakan Hyori.
Baik. Aku tidak akan membicarakan Hyori, tapi kamu juga jangan memmbicarakan soal
Yoo Chun, ok??
Memangnya siapa yang membicarakan Yoo Chun? Jaejoong tersenyum. Rasanya
beban yang memberati pikirannya kini terasa lebih ringan. Apa kalian bertengkar soal
menikah lagi?
Tuh, kan? Aku kan sudah bilang tidak mau membicarakan Yoo Chun sekarang.
Iya, iya. Aku juga tidak ingin tau. Aku sudah pasti benarkan? kata Jaejoong yakin. Joo
Hyun langsung memanyunkan bibirnya dan itu membuat Jaejoong gemas melihatnya.
Bagaimana kalau kita pergi berdua saja? usul Jaejoong, sekarangmenegakkan tubuhnya ke
posisi duduk.
Kemana? tanya Joo Hyun yang ikut duduk.
Kalau berenang saja bagaimana?
Tidak ahh. Dingin.

Im Sorry I Love You but I Lie

56

Mm..bermain Baseball?
Kamu tau dari dulu aku tidak bisa bermain Baseball , kan? protes Joo Hyun.
Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja?
Bukankah itu lebih dingin dari pada berenang?
Ahh.. tapi aku kan bisa melihat pemandangan yang bagus, kalau berenang kan cuma
bisa melihat kamu memakai boxer, ugghh!
Memangnya kamu tdak tertarik melihat aku hanya memakai boxer? goda Jaejoong
iseng.
Tidak! S-A-M-A-S-E-K-A-L-I. Joo Hyun mengeja dengan sangat jelas. Ayo pergi!
Jaejoong last story
Aku sudah bilang, kan? Aku tidak mau mencoba lagi ! kata Jaejoong hampir putus asa.
Tapi Joo Hyun terus memaksanya masuk ke ruang ganti dan memberinya jas baru yang Joo
Hyun siapkan untuknya.
Ayolah, Sayang. Aku kan hanya menyuruhmu untuk mencobanya. Joo Hyun memaksa.
Untuk apa sih? Kita kan tidak menikah besok.
IihAku kan ingin tau jas ini cocok untuk kamu atau tidak. Joo Hyun ngeyel. Udah
sana, cepat coba! Atau mau aku bantu?
Tidak perlu! Jaejoong mengamil jas putih yang sejak tadi disodorkan Joo Hyun ke
rusuknya, lalu masuk ke ruang ganti dengan terpaksa dan menuttup pintunganya dari dalam.
Jangan lama-lama, ya, Sayang! kata Joo Hyun dari luar.
Iya.
Tapi sepuluh menit kemudian Jaejoong belum juga keluar.
Sayang, kamu lama banget sih? tanya Joo Hyun yang sudah bosan menunggu di depan
pintu. Tapi tidak ada sahutan. Aku masuk ya, sayang.. tidak ada jawaban lagi. Joo Hyun lalu
menyelonong masuk karena tau pintu tidak dikunci.Sayang?
Tidak ada siapapun diruangan itu dan jendela di ruang ganti itu terbuka lebar.
JAEJOONG!!!

Im Sorry I Love You but I Lie

57

Jaejoong tidak tau kemana harus bersembunyi sekarang. Jadi dia terus berjalan melewati
jalan-jalan kecil yang kira-kira tidak akan berani dilewati Joo Hyun sendirian di malam yang
gelap dan sepi seperti ini.
Sebenarnya dia paling sebal kalau Joo Hyun mulai bertingkah berlebihan memikirkan
masa depan mereka. Dia baru 18 tahun!. Dan Joo Hyun sudah merengek-rengek terus agar
Jaejoong segera melamarnya sebelum kelulusan sekolah. Ponselnya berbunyi, terdengar keras
sekali karena tidak ada suara lain selain langkah kakinya sendiri. Karena tau kalau telfon itu
dari Joo Hyun , Jaejoong langsung mematikan ponselnya. Lebih baik menjauhi Joo Hyun untuk
sekarang, karena kalau Joo Hyun melihatnya bisa-bisa dia langsung diseret kehadapan
penghulu.
TOLONG - !! suara teriakan permpuan menghentikan langkah Jaejoong. TOLONG !
Diam! Berengsek!! raung suara laki-laki dari arah yang sama.
Jaejoong mendekat ke sebuah rumah tua yang kecil, tempat suara ribut itu berasal.
Lepaskan aku!! Jangan-sentuh-aku!! Hyori berusaha mendorong pria yang mencoba
memperkosanya dengan sekuat tenaga, tapi usahanya itu sia-sia. Pria-yang entah-siapa-itu
malah semakin kuat menahan tubuhnya yang meronta di lantai yang kasar dan dingin, lalu
dengan liar merobek baju yang dikenakan Hyori.
Hyori mencoba melawan lagi, tapi usahanya itu sama sekali tidak berguna. Dia mulai
menangis dan berteriak meminta pertolongan. Lalu seorang datang.
Jaejoong menarik pria yang mencoba memperkoa Hyori menjauh dari gadis itu, lalu
tanpa segan-segan menghajarnya. Itu bukan hal yang sulit bagi Jaejoong, karena dia sudah
memegang sabuk hitam untuk Taekwondo sejak kelas 6 SD.
Jaejoong membanting tubuh pria itu ke lantai lalu menarik kerah bajunya untuk
memaksaya berdiri dan mendorongnya ke tembok yang kasar.
Apa kau bajingan amatir? tanya Jaejoong sambil mengawasi orang didepannya yang
sudah ia buat babak belur dengan sinis. Orang itu mungkin berusia 25 tahunan, tidak mungkin
lebih dari itu. Dengan tubuh lembek seperti ini mau mencoba memperkosa cewek itu?
katanya menghina. Lebih baik kau pulang, cuci kaki, lalu tidur, sana! ejeknya.
Jaejoong tau pria itu diam-diam mengeluarkan belati, tapi dia berhasil menghindar
sebelum belati itu menyobek perutnya. Sebelum orang itu mencoba menyerangnya lagi,

Im Sorry I Love You but I Lie

58

Jaejoong lebih dulu bertindak. Dia melayangkan tendangan tepat ke dada lawannya dengan
kuat dan menangkap belati yang terlepas dari tangan pemiliknya.
Jaejoong

berjongkok disamping pria yang masih terkapar dilantai. Mencoba

membunuhku ya?tanyanya, sedikit

geli saat melihat belati yang a pegang itu ternyata

berkarat. Dia kemudian menusukkan belati itu kebahu pemiliknya dan langsung membuuat
orang itu merintih kesakitan, meskipun Jaejoong telah menusuk telalu dalam Lain kali
gunakan pisau yang lebih steril, ok? saran Jaejoong, iseng Cepat pergi sana! Atau kau lebih
suka aku memanggil polisi ?
Dengan penuh perjuangan, orang itu bangkit, dan berjalan terseok-seok meninggalkan
tempat itu.
Jaejoong kemudian beralih pada Hyori yang sejak saat tadi meringkuk dengan wajah
pucat dipojokan dan menangis.
Sudah tidak pa-pa. Kamu aman sekarang. hibur Jaejoong yang sudah berdiri didepan
Hyori.
Hyori tidak berbicara ataupun memandangnya, tapi malah terus menangis. Jaejoong
kemudian membungkuk dan memaksa Hyori mengangkat wajahnya.
Kamu tidak terluka, kan ? tanyanya
Hyori menggeleng dan berusaha menghentikan segukannya. Tangannya berusaha
menutupi bagian tubuhnya yang terbuka karena bajunya yang robek. Dan kenapa cowok
dihadapannya itu malah tersenyum seperti itu? Apa dia terlihat lucu sehingga membuat cowok
itu tersenyum ? Tapi senyum itu indah juga ..
Ayo berdiri ! Aku akan mengantarmu pulang. Jaejoong mengulurkan lengannya, tapi
Hyori tidak merespon. Jaejoong baru menyadari apa yang membuat cewek itu terus
mendekapakan lengannya ke depan. Oh, gumam Jaejoong, lalu melepas seragam sekolah
yang masih dia pakai dan memberikannya pada Hyori. Pakai saja, daripada kamu yang
bertelanjang dada. kata Jaejoong, nyengir. Angin yang berhembus masuk langsung
membuatnya meriding. Tapi maaf, ya, ini sedikit kotor. imbuhnya.
Hyori sedikit ragu saat menerima baju Jaejoong dengan tidak yakin, dan benar-benar
ragu saat memakainya.

Im Sorry I Love You but I Lie

59

Terlihat bagus, kok. komentar Jaejoong, berusaha untuk tidak tertawa. Dengan make
up dan rambut yang berantakan , serta baju seragam yang ternodai oleh titik darah, cewek itu
terlihat mengerikan. Ayo! Jaejoong mengulurkan tangannya lagi, dan kali ini Hyori
menolaknya. Masih bisa berjalan, kan? Hyori menganguk.
Perfect! Satu cowok berjalan tanpa mengunakan baju dan hanya memakai celana
panjang berwarna hitam, dan satu lagi cewek yang memakai rok pendek dengan atasan
seragam sekolah yang kotor oleh darah dan makeup serta rambut yang berantakan. Kalau ada
orang yang melihat Jaejoong dan Hyori seperti itu, orang-orang pasti akan mengangap mereka
gila, tapi untunglah jalan yang mereka lewati itu sudah sangat sepi.
Rumah kamu masih jauh? tanya Jaejoong yang sejak tadi bergidik karena kedinginan.
Tidak, Hyori menjawab dengan suara serak.
Mereka berbelok ditikungan jalan yang menanjak, dan berhenti di depan rumah
berlantai dua yang bercat putih.
Terimakasih. kata Hyori dengan tulus.
Em tidak masalah.
Jaejoong
Eh-? Bagaimana kamu tau namaku? Jaejoong tersentak.
Ada diseragammu. Hyori menunjuk nametag yang terpasang di sisi kiri baju Jaejoong.
Sekali lagi terima kasih.
Iya Jaejoong sebenarnya ingin menanyakan nama Hyori, tapi urung melakukannya.
Cepat masuk sana!
Kamu mau pulang dengan seperti itu?
Yaterpaksa.
Tunggu di sini sebentar, ya! Hyori masuk kedalam rumahnya dan tak lama kemudian
dia keluar dengan membawa baju milik ayahnya, lalu memberikannya pada Jaejoong.
Terimakasih.
Sama-sama.

Im Sorry I Love You but I Lie

60

Keesokan harinya disekolah


Jaejoong!! teriakan joohyun itu membangunkan Jaejoongng yang tengah tidur di
kelasnya.
Apa sich, beb? tanya Jaejoong malas.
Kenapa semalam kamu kabur?
Aku kan sudah bilang, aku tidak mau pergi ke butik itu. Apa lagi untuk mencoba baju
pernikahan.
Tapi itu kan penting !
Tapi aku belum mau menikah ! Memikirkannya saja aku tidak mau. kata Jaejoong.
Joo Hyun terdiam selama beberapa saat, kemudian dia kembali menatap cowoknya.
Kamu tidak pernah mengangap serius hubungan kita, ya?
Jaejoong tidak menjawab, dan malah berbalik bertanya. Kamu yang terlalu serius
memikirkan hubungan kita. Kamu bahkan belum genap 17 tahun, tapi sudah ribut ingin
menikah.
Melihat Joo Hyun tertunduk, Jaejoong tau kalau Joo Hyun pasti sedang berusaha untuk
tidak menangis dan itu membuatnya tidak enak.
Jaejoong kemudian berdiri, dan menarik Joo Hyun kedalam pelukannya. Saat itulah, Joo
Hyun membiarkan tangisnya pecah. Melihat adegan itu, anak-anak yang sejak tadi mengawasi
pasangan itu memutusan untuk keluar, dan membiarkan Jaejoong berdua dengan Joo Hyun .
Aku mengatakan itu bukan karena aku tidak mencintaimu, tapi Joo Hyun terisak
semakin keras dalam pelukan Jaejoong. Tapi Jaejoong tetap meneruskan pengakuannya. Aku
merasa ini sia-sia saja kalau kita terus melanjutkan hubungan kita, karena aku dan kamu sudah
tidak cocok lagi, jadi.
Cukup! potong Joo Hyun. Dia melepaskan diri dari pelukan Jaejoong, dan menatap
cowoknya lekat-lekat. Biar aku saja yang bicara. Aku tidak mau di putuskan oleh cowok.
Jaejoong tersenyum mendengar itu. Dia pikir Joo Hyun akan marah, menamparnya, atau
apalah, tapi Joo Hyun ternyata mengerti perasaannya.
Silahkan

Im Sorry I Love You but I Lie

61

Joo Hyun memejamkan matanya sejenak. Jaejoong, aku mau kita putus.
Oke! Jaejoong kembali memeluk Joo Hyun sampai membuat gadis itu terangkat.
Kamu kok seneng banget sich? protes Joo Hyun. Atau sudah lama kamu pengen
bilang putus, ya?
Tidak sich, baru kepikiran semalam. Tapi aku sayang banget sama kamu, muach!
Jaejoong mencium pipi Joo Hyun.
Kamu bukan pacar aku lagi, jadi jangan menciumku! teriak Joo Hyun saat Jaejoong
berlari keluar, dan meninggalkannya sendiri. Joo Hyun kemudian duduk dengan lemas, dan
membiarkan air matanya menetes lagi.
..
Bola basket itu melayang dengan indah, dan masuk ke dalam ring. Satu nilai lagi untuk
Jaejoong.
Woy, Jaejoong!! teriak salah satu temannya, menghentikan aksi Jaejoong yang tengah
mendriblebola. Ada yang mencarimu!
Siapa? Jaejoong menoleh kesisi lapangan, dan melihat Hyori berjalan ke arahnya
dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia membalas saat cewek itu tersenyum padanya.
Ternyata dalam keadaan normal, Hyori terlihat sangat cantik, apalagi dengan rambut terurai
indah seperti sekarang.
Hai, sapa Hyori setelah tiba di hadapan Jaejoong.
Hai.
Ciye-ciye! suara kaor teman-teman Jaejoong membuat rona merah di wajah Hyori
semakin jelas.
Dasar Playboy, batin Joo Hyun yang sejak tadi duduk di bangku penonton.
Dari mana kamu tau aku murid di sini? tanya Jaejoong.
Aku sudah mencari di semua SMA di daerah ini.
Benarkah?
Hyori menganguk dia kemudian mengulurkan tas yang dia bawa. Terimakasih.

Im Sorry I Love You but I Lie

62

Jangan berterima kasih lagi. Itu terlalu berlebihan. kata Jaejoong, mengambil
seragamnya kembali.
Tapi kalau tidak ada kamu, aku Hyori tidak menyelesaikan kalimatnya. Kalau begitu
aku pergi dulu. Sampai jumpa!
Ya, kita pasti akan segera bertemu lagi, Hyori. Jaejoong membaca nametag di seragam
Hyori, dan mengingat-ingat seragam sekolah mana yang Hyori pakai. Aku belum
mengembalikan baju yang kamu pinjamkan.
Hyori tersenyum
..
Joo Hyun berusaha untuk fokus. Tangannya yang memegang tongkat baseball mulai
terasa kebas. Dia menunggu mesin dihadapannya melontarkan bola ke arahnya. Sementara
Jaejoong yang berdiri dibelakangnya berusaha untuk diam bukannya mengejek atau
menertawakan Joo Hyun yang sangat payah dalam memukul bola dengan mengigit jari
tangannya.
Dan kemudian bola itu datang, keluar dari mesin itu dengan sangat cepat. Joo Hyun
mengayunkan tongkatnya dengan sekuat tenaga. Bahkan ia sampai berteriak. Tapi untuk ke 34
kalinya, dia gagal memukul bola. Begitu juga dengan Jaejoong yang gagal menahan tawa.
Sudah cukup! Aku tidak mau mencoba lagi. gerutu Joo Hyun sebal. Dia melempar
tongkat baseballnya ke lantai.
Jangan seperti itu Jaejoong mencoba berhenti tertawa , tapi sulit.
Terus saja tertawa , sana ! Joo Hyun ngambek.
Tunggu, tunggu !Jaejoong menahan Joo Hyun untuk keluar. Dan memungut tongkat
yang dibuang Joo Hyun. Sini aku ajari!
Joo Hyun sebenarnya tidak mau, tapi Jaejoong memaksanya untuk memegang tonkat
lagi. Dengan Jaejoong yang berdiri di belakangnya, berada sangat dekat dengannya dan
memegang tangannya , Joo Hyun merasa ada getaaran yang dulu pernah dia rasakan setiap
kali Jaejoong menyentuhnya. Joo Hyun bahkan tidak melihat bola yang melayang ke arahnya.
Tapi tangannya yang menyatu dengan lengan Jaejoong itu menganyunkan tongkat dengan
ringan dan berhasil memukul bola keluar .

Im Sorry I Love You but I Lie

63

Mudah, kan? kata Jaejoong, menatap Joo Hyun yang malah terdiam.
Kamu tidak sedang mencari kesempatan, kan? tanya Joo Hyun dengan pelan. Dia tidak
berani menoleh dengan jarak yang sedekat ini, karena takut perasaannya akan kembali
tergoyah, dan Joo Hyun tidak mau menghianati Yoo Chun.
Kesempatan apa ? Jaejoong merintih saat Joo Hyun memukulkan tongkat baseballnya
kekepala dengan sedikit keras.
Aku tidak mau bermain baseball lagi. Ayo pergi !
..
Em Yoo Chun terus berkeling di toko bunga itu sambil mencari cari bunga bagus.
Hyo Woon yang mengikuti dibelakang juga ikut mencari, tapi rasannya tidak perlu, karena
menurut Hyo Woon semua bunga di toko itu bagus.
Uw maaf. kata Hyo Woon saat dia tanpa sengaja menabrak Yoo Chun yang berhenti
tanpa memberitahunya.
Tidak pa-pa. Yoo Chun mengambil bunga lily putih yang ada di dekat Hyo Woon.
Menurutmu itu bagaimana?
Bagus
Setiap kali aku tanya kamu selalu mencawab bagus. Kalau seperti itu terus kita bisa
seharian disini.
Hyo Woon tersenyum mendengar gurauan itu. Baik maaf ... tapi menurut saya bungabunga itu memang bagus. Memangnya apa bunga kesukaaan pacar Tuan?
Dia suka mawar, kalau kamu?
Untuk apa tuan menanyakan itu? Hyo Woon balas tanya
Aku hanya ingin tahu.
Saya tidak suka bunga.
??
Apa Tuan akan mengambil bunga yang itu? Atau yang tadi ? tanya Hyo Woon
kemudian.

Im Sorry I Love You but I Lie

64

Ehmm.. yang tadi saja . Yoo Chun masih tidak percaya ada cewek yang tidak suka
bunga. Jadi sia-sia saja dia menganjak Hyo Woon kesini. Kamu pernah melihat pacarku, kan?
tanya Yoo Chun setelah membayar bouguet yang dia ambil, lalu meletakannya begitu saja dijok
belakang. Menurutmu, cewek seperti dia itu suka hadiah apa?
Seharusnya Tuan yang lebih tau, kan? Dia kan pacar Anda.
Kenapa cewek ini susah dipancing sich? Yoo Chun kalah. Tidak tau harus mengisi
kekosongan dengan apa.
Kita sudah selesai, kan, Tuan? tanya Hyo Woon. Memeriksa barang- barang yang telah
dia beli bersamanya Yoo Chun dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal.
Iya.. Tapi eemmm bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu?
Maaf, tapi saya msaih ada urusan lain.
Urusan apa? Yoo Chun sadar dia sudah kelewat ingin tau jadi dia segera minta maaf.
Bagaiman kalau aku mengantarmu?
Tidak perlu. Itu akan merepotkan Anda.
Tidak pa-pa. Yoo Chun segera menyalakan mobilnya. Jadi, kemana aku harus
mengantarmu?
Emm.. Hyo Woon tidak tau apa nama bengkel tempat Junsu bekerja, tapi dia tahu
jalannya karena Junsu pernah mengajak Hyowoon kesana saat menemui kakaknya Junsu, jadi
dia hanya menunjukkan arah pada Yoo Chun.
Ditempat lain, Junsu sedang membujuk kakaknya agar dia dipinjami seragam kerjanya.
Ayo lah, Kak Cuma seperempat jam. Kakak tidak ingin melihat adikmu ini gagal
menikah, kan?
Memangnya ada apa sich? Pakai acara pinjam seragam kerja segala? Apa kau tidak lihat
kalau aku sedang sibuk? Tae sung , kakak Junsu, mulai sebal mendengar ocehan adiknya.
Aku tidak bisa cerita sekarang. Pokoknya ini darurat!
Tae Sung akhirnya menyerah dan mengalah untuk meminjamkan seragam kerjanya pada
Junsu. Jangan lama-lama, ya!

Im Sorry I Love You but I Lie

65

Iya. Junsu mengganti pakaian dengan seragam biru Tae Sung lalu mengotorinya
dengan oli yang dia dapatkan dari mesin mobil yang kotor yang tadinya tengah diperbaiki
kakaknya.
Harus berlebihan seperti itu, ya ? tanya Tae Sung , mengernyit melihat tingkah aneh
Junsu.
Biar maximal. Sudah, sana! Kakak sembunyi saja dari pada bikin kacau.
Urrgghh, dasar! Tae Sung berlalu sambil menggerutu.
Junsu tinggal menunggu kedatangan Hyo Woon dan memulai sandiwaranya. Kalau
mengingat kebohongannya itu, dia merasa bersalah pada Hyo Woon yang sudah percaya
kepadanya.
Junsu tidak mencemaskan pengawai-pengawai lain yang ada di bengkel itu, karena yang
mereka tau Junsu memang bekerja di bengkel itu sejak Tae Sung mengenalkannya pada
teman-teman seprofesinya kalau Junsu akan menjadi montir baru disana.
Belum ada lima menit kemudian Junsu melihat mobil Yoo Chun berhenti di depan
bengkel. Tadinya dia ingin menyambut dengan senyuman tapi melihat Yoo Chun bersikap sok
dengan membukakan pintu mobil untuk Hyo Woon , wajahnya jadi terlalu kaku untuk
tersenyum.
Wuuuah kamu terlihat keren seperti itu. kata Hyo Woon setelah melihat Junsu yang
datang menghampirinya. Di belakang punggungnya, Yoo Chun terpingkal-pingkal tanpa suara,
tapi Junsu tidak peduli.
Benarkah? Kalau begitu aku akan memakai oli di wajah terus saat menemuimu. Junsu
bergurau dan berhasil membuat Hyo Woon tertawa singkat.
Apa kamu lelah? tanya Hyo Woon. Dia mengeluarkan sapu tangannya dan mencoba
membersihkan oli diwajah Junsu.
Sedikit. Junsu melirik sedkit ke arah Yoo Chun yang terlihat seperti sedang cemburu
Cemburu? Yoo Chun tidak yakin kalau dia sedang cemburu. Memang ada bagian kecil
didalam dirinya yang memprotes pada Hyo Woon. Kenapa Hyo Woon bisa tertawa saat
bersama Junsu dan kenapa saat bersamanya tidak? Padahal Yoo Chun sudah banyak
mengeluarkan gurauan saat mereka bersama-sama tadi dan tanggapan maksimal Hyo Woon

Im Sorry I Love You but I Lie

66

hanya sebuah senyuman. Jawabannya jelas, karena Hyo Woon mencintai Junsu, karena dia
bahagia bersama Junsu dan bahkan sebelum mereka sampai di bengkel. Yoo Chun, sudah
melihat kebahagiaan dan kegairahan terpancar dari mata Hyo Woon, padahal selama
bersamanya tadi Hyo Woon tidak terlihat bersemangat.
Mendadak kerinduan menyelimuti hati Yoo Chun. Joo Hyun. Yoo Chun.merindukan
tatapan penuh cinta dari kekasihnya. Rindu dengan ocehan dan rengekan Joo Hyun.
Sempat terbesit dalam pikiran Yoo Chun untuk segera pergi dan menemui Joo Hyun, tapi
kemudian dia ingat kalau Joo Hyun sedang marah padanya. Haruskah dia menemui Joo Hyun
sekarang? Atau menunggu sampai kemarahan Joo Hyun mereda? Tapi kalau kemarahan Joo
Hyun terus berlanjut
Tuan, terimakasih atas tumpangannya.kata Hyo Woon , menghancurkan lamunan Yoo
Chun.
Eh em sama-sama.
Apa Anda akan terus disini?
Tidak.Aku harus pergi sekarang. Yoo Chun pamit. Sampai jumpa nanti malam!

Im Sorry I Love You but I Lie

67

I Think I Love You


Yoo Chun sudah memutuskan untuk tidak menemui Joo Hyun hari ini dan akan
menunggu sampai Joo Hyun menelfonya karena dia yakin cepat atau lambat Joo Hyun akan
menelfonya dan menyuruhnya datang karena merindukanya.
Malas datang ke kampusya, Yoo Chun memilih pergi ke studio Jeejoong untuk
menenangkan diri. Tapi di depan studio Jaejoong....
Hyori ? Yoo Chun bertanya dengan ragu-ragu saat melihat Hyori yang berdiri sendirian
di depan pintu studio.
Hai.. sapa Hyori lemas.
Hai. Apa yang kamu lakukan disini ? tanya Yoo Chun heran.
Aku menunggu Jaejoong. Aku tidak tau password pintunya apa, jadi terpaksa menunggu
disini. Hyori tersenyum terpaksa.
Ooo.. Yoo Chun yang tau kode pintu studio itu kemudian membuka pintu dan
mempersilahkan Hyori masuk.
Kamu sudah menunggu lama
Tidak. Baru 2 jam.
2 jam ?? Yoo Chun memekik karena terkejut. Kenapa kamu tidak menelfon Jaejoong
saja?

Im Sorry I Love You but I Lie

68

Hyori hanya tersenyum. Dia bukanya tidak menelfon Jaejoong, tapi Jaejoong yang tidak
mau menerima telfonya. Apa Jaejoong masih kuliah ?
Aku tidak tau, mungkin iya.
Hyori duduk di sofa dan melemaskan kakinya yang kesemutan. Dia berterimakasih saat
Yoo Chun mengambilkan air minum.
Bagaimana kabar hubungan kalian? tanya Yoo Chun basa-basi.
Baik. Kamu? Apa kamu dan pacarmu masih sering ribut soal menikah?
Bagaimana ? Apa Jaejoong yang menceritakan ....? tanya Yoo Chun merasa benarbenar malu karena ternyata Hyori tau kebiasaan rutinya dengan Joo Hyun, yaitu bertengkar
soal menikah.
Iya. Dia sering bercerita tentang kalian.
Jangan-jangan dia juga menceritakannya pada anak-anak di kampus. Awas saja kalau
iya. Dasar mulut ember! batin Yoo Chun kesal.
Jangan disini! Didalam saja! Tadi kan perjanjiannya begitu! suara Joo Hyun terdengar
dari luar, membuat perhatian Yoo Chun dan Hyor teralih.
Memangnya kamu pikir kamu tidak berat? suara Jaejoong menyahut. Lagi pula kan
tadi aku tidak bilang akan menggendongmu sampai dalam.
Iya saja!
Tidak!
Iya!
Sedetik kemudian Jaejoong dan Joo Hyun muncul, dan keduanya langsung terdiam saat
melihan Yoo Chun dan Hyori berdiri menatap mereka. Sadar kalau pose mereka sedang tidak
enak, Joo Hyun segera melompat turun dari atas punggung Jaejoong, dan merapikan
rambutnya dengan salah tingkah.
Kami baru saja taruhan makan, dan Jaejoong kalah, jadi... Joo Hyun hanya meringis
karena tidak tau bagaimana harus menjelaskan pada Yoo Chun dan Hyori yang memasang
tampang masam, sementara Jaejoong yang masih berdiri disampingnya malah memasang
wajah kaku.

Im Sorry I Love You but I Lie

69

Sangat kekanak-kanakan. kata Hyori, terdengar sinis.


Yoo Chun berjalan melewati Jaejoong, dan langsung menarik lengan Joo Hyun untuk
mengajak pergi, tapi Joo Hyun mengelak.
Ayo! bujuk Yoo Chun lagi, nyaris terdengar kasar.
Tidak mau!
Jaejoong tidak menghiraukan pertengkaran Yoo Chun dan Joo Hyun yang berlangsung di
belakangnya, tapi dia terus menatap Hyori yang terlihat gugup melihatnya.
Jaejoong, aku... Hyori menunduk karena merasa bersalah. Dia tau Jaejoong pasti
sangat marah padanya. Tapi dia harus menjelaskan semuanya sekarang, sebelum dia benarbenar kehilangan Jaejoong. Aku ... Hyori mencoba berbicara, tapi kenapa lidahnya jadi terasa
kaku begini? Aku....
Mati saja sana! potong Jaejoong dengan nada dingin yang menyakitkan.
Hyori tersentak mendengar ucapan Jaejoong itu. Dengan mata yang berkaca-kaca karena
menahan tangis, dia mendongak dan melihat Jaejoong yang masih menatapnya dengan dingin.
Yoo Chun dan Joo Hyun yang mendengar ucapan Jaejoong tadi juga tercengang, keduanya
langsung terdiam.
Jaejoong...
Pelan, tanpa bisa Hyori cegah, air matanya jatuh membasahi pipinya.
Kenapa? suara Jaejoong terdengar sinis. Masih heran kenapa aku berkata seperti
itu?
Hyori memeluk Jaejoong, berharap itu bisa menghilangkan kemarahan cowok itu, tapi
Jaejoong tidak memberi tanggapan sama sekali. Maafkan aku.... Hyori memeluk Jaejoong
lebih erat. Biar aku jelaskan semuanya....
Pergi. kata Jaejoong pelan, meski sebenarnya bukan itu yang dia inginkan.
Tidak, aku tidak ingin pergi sebelum kamu memaafkanku. Hyori bertahan, masih
memeluk Jaejoong.
Aku sebenarnya tidak ingin melakukan ini, tapi... Jaejoong melepas pelukan Hyori, dan
tanpa mempedulikan air mata Hyori, dia menyeret Hyori keluar dari studionya, lalu

Im Sorry I Love You but I Lie

70

membanting pintu keras-keras sebelum perasaan benci yang sudah ia tanam dalam hatinya
goyah.
Jaejoong.... Joo Hyun ingin bertanya tapi ragu untuk melakukannya. Jejoong pasti
sedang tidak baik-baik saja sekarang.
Jangan bertanya sekarang! kata Jaejoong lemas. Dia berjalan ke sofa, dan merebahkan
diri disana. Tutup pintunya kalau kalian keluar. imbuhnya.
Aku tidak ingin ada orang lain yang masuk.
Baik. Yoo Chun kembali meraih lengan Joo Hyun dan kali ini Joo Hyun tidak menolak
saat dia mengajaknya keluar, karena Joo Hyun tahu yang dibutuhkan Jaejoong saat ini adalah
sendiri.
Hyori tidak ada diluar saat Yoo Chun dan Joo Hyun keluar. Joo Hyun penasaran kemana
Hyori pergi sekarang.
Cepat masuk! kata Yoo Chun setelah dia membuka kunci mobilnya untuk Joo Hyun.
Tidak mau! Joo Hyun ketus.
Jangan keras kepala! Yoo Chun mulai putus asa. Sampai kapan kamu akan marah?
Joo Hyun memalingkan wajahnya dengan acuh.
Apa kamu mau kita berakhir seperti Jaejoong dan Hyori tadi?
Joo Hyun menatap Yoo Chun dengan ngeri. Tidak, dia tidak mau kehilangan Yoo Chun,
dia tidak bisa Tapi
Dengar, Yoo Chun menyentuh dagu Joo Hyun. Harus berapa kali aku
mengatakannya? Aku bukannya tidak mau menikah dengan mu, tapi aku belum mau menikah.
Aku ingin mempersiapkan semua dengan matang, karena aku tidak mau mengecewakan kamu
setelah kita menikah nanti. Tapi, aku ingin membuatmu bahagia karena menikah denganku.
Mengerti?
Joo Hyun mengangguk dengan mata berkaca-kaca karena dia terharu. Lalu setetes air
mata keluar dari matanya saat dia memejamkannya dan menikmati ciuman yang Yoo Chun
berikan.

Im Sorry I Love You but I Lie

71

Jaejoong.. Joo Hyun teringat setelah Yoo Chun mengakhiri ciumannya. Kamu
sebaiknya menemani Jaejoong sekarang.
Aku akan kesini lagi setelah mengantarkanmu pulang.
..
Yoo Chun sempat ragu saat menelpon Junsu untuk datang ke studio Jaejoong sekarang,
karena dia tahu kalau Junsu pasti sedang bersama Hyo Woon. Tapi setelah Yoo Chun
menceritakan seperti apa keadaan Jaejoong, Junsu tidak menolak ajakannya.
Aku sudah bilang, kan? Aku tidak mau ada orang lain masuk kesini! Suara Jaejoong
yang terdengar tidak senang menyambut ke datangan Yoo Chun dan Junsu.
Kami bukan orang lain. kata Junsu, tersenyum melihat kepala Jaejoong yang
menyembul dari balik sofa, terlihat berantakan.
Ya. Kalau kamu masih menganggap kami sahabatmu. imbuh Yoo Chun
Jaejoong bangun keposisi duduk, dan dengan muram memandang wajah sahabatsahabatnya.
Sebenarnya ada masalah apa? tanya Yoo Chun yang sudah duduk di sebelah Jaejoong,
dan Junsu disisi yang lain.
Selama ini aku kira hubunganmu dengan Hyori baik-baik saja. kata Junsu.
Tadinya iya. Jaejoong tersenyum getir. Aku bahkan sudah berencana akan melamar
Hyori kalau semua bisnisku berjalan lancar, tapi sekarang
Hyori berselingkuh? tanya Junsu tidak percaya.
Jaejoong mengangguk. Aku tidak mau membahas itu. Dia bersikukuh. Kalau kalian
datang kesini hanya untuk bertanya soal itu, lebih baik kalian pergi saja.
Iya, iya. Kami tidak akan menyinggung soal hal iitu . Itu kan masalahmu. Yoo Chun tidak
mau repot-repot membujuk Jaejoong untuk menceritakan masalahnya. Karena hubunganmu
dengan Hyori sudah berakhir, berarti permainan ini berakhir juga kan? tanyanya penuh harap.
Kata siapa?
Kan syaratnya semua yang ikut harus punya pacar, tapi kau sekarang sudah tidak...

Im Sorry I Love You but I Lie

72

Siapa bilang aku tidak punya pacar? Aku dan Hyori belum putus.
Masa sih?
Jaejoong tersenyum meledek. Dia tau Yoo Chun sudah tidak tahan melihat dia dekat
dengan Joo Hyun, tapi Jaejoong masih penasaran apakah Joo Hyun benar-benar mencintai Yoo
Chun seperti yang selama ini dia kira atau sebenarnya Joo Hyun masih menyukainya ?
Bagaimana denganmu dan Hyo Woon? Jaejoong mengalihkan pembicaraan.
Mendengar pertanyaan itu, pundak Yoo Chun langsung lemas. Dia benar-benar sulit
didekati. NG.
Apa maksudmu dengan NG??? tanya Junsu emosi.
Ya NG. Not Good. Aku yang bodoh atau memang dia tidak bisa menangkap sinyal
kejantananku? Yoo Chun menjelaskan. Junsu terlihat semakin gusar tapi dia tidak peduli.
Dia wanita yang cerdas, tau! omel Junsu. Dia kelewat emosi saat membenarkan kaca
matanya yang merosot sampai membuat hidungnya sakit. Dan itu bagus kalau dia tidak bisa
menangkap sinyal kejantananmu. imbuhnya sewot.
Memangnya dia bisa menangkap sinyal kejantananmu?
Jaejoong berhasil menahan Junsu sebelum Junsu membenturkan kepala Yoo Chun ke
meja.
Bagaimana denganmu? Jaejoong ganti bertanya pada Junsu sebelum pertengkaran
Junsu dan Yoo Chun berlanjut.
Aku baru bertemu Hyori sekali. Saat aku ke tempat kerjanya. Tapi Hyori tidak ada.
jawab Junsu, masih terdengar sedikit kaku. Tadi aku melihat managernya babak belur. Kenapa
ya? Apa dia ketahuan korupsi?
Jaejoong tidak berkata apa-apa.
..
Ini dia tempatnya, Yoo Chun mempersilahkan Hyo Woon turun dari mobilnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

73

Uach Hyo Woon terpukau melihat tempat kencan palsu Yoo Chun & Joo Hyun yang
begitu indah.
Sebuah kolam yang melatar belakangi tempat itu terlihat begitu memukau, dipagari oleh
pohon sakura yang dihiasi lampu berbentuk bintang yang begitu indah, dan ada meja yang
dihiasi lilin dan bunga lily putih, tempat itu benar-benar sempurna untuk makan malam
sepasang kekasih.
Bagaimana menurutmu?Yoo Chun membuyarkan lamunan Hyo Woon dan
khayalannya.
Indah. jawab Hyo Woon, sedikit terkejut. Tadinya dia sedang membayangkan Junsu
dan dia makan malam di meja di ujung sana. Dimana aku harus mempersiapkan
makanannya? dia bertanya sambil mengangkat makan malam yang sudah dia siapkan dari
rumah. Masih panas.
Disana! Yoo Chun mengantar Hyo Woon ke paviliun yang ada di dekat kolam itu, lalu
dia menunggu di meja sendirian.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Cewek seperti dia pasti tidak suka dengan cowok
yang banyak basa-basi. Yoo Chun melihat Hyo Woon tengah bersiap-siap dari kejauhan. Kalau
aku langsung melakukannya sekarang kira-kira bagaimana reaksinya?
Pacar Tuan belum datang? tanya Hyo Woon lima menit kemudian.
Dia tidak akan datang. suara Yoo Chun terdengar tidak meyakinkan.
Maksud Anda? Hyo Woon heran.
Duduklah!
Di? Hyo Woon menunjuk kursi di depan Yoo Chun dengan tidak yakin.
Iya. Yoo Chun menunggu sampai Hyo Woon yakin untuk duduk dihadapannya.
Maafkan aku Yoo Chun memulai. Entah kenapa dia merasa jantungnya berdebar-debar
sekarang.

Im Sorry I Love You but I Lie

74

..?
Sebenarnya aku sudah berbohong.
Berbohong tentang apa? Hyo Woon tidak mengerti.
Sebenarnya aku sedah putus dengan pacarku. lidah Yoo Chun terasa pahit saat
mengatakannya. Mungkin dia harus minum air kolam itu.
Lalu untuk apa Anda menyiapkan semua ini?
Aku menyiapkannya untukmu.
Untuk saya? Hyo Woon terkejut.
Sekarang! Yoo Chun menatap langsung ke mata Hyo Woon. Aku menyukaimu. Yoo
Chun, kau benar-benar gila. Yoo Chun mengutuk dirinya sendiri. Kalau Joo Hyun tau apa yang
kau lakukan, dia pasti akan membunuhmu!. Maaf, aku tidak tau kenapa aku tidak bisa
menahan perasaanku ini. Hyo Woon terlihat tidak percaya. Aku tau kamu sudah punya calon
suami, tapitapi aku bisa lebih membahagiakanmu dari pada calon suamimu
PLAK!! Sebuah tamparan yang keras mendarat dipipi Yoo Chun, dan menyisakan perih
disana. Sekarang gantian Yoo Chun yang terkejut melihat reaksi Hyo Woon.
Gila. umpat Hyo Woon sebelum akhirnya berbalik pergi, bahkan tanpa membawa
tasnya.
..
Hyo Woon tidak ada di rumah, Om? Junsu bertanya untuk ketiga kalinya pada ayah Hyo
Woon, tapi jawaban yang dia terima selalu sama, hanya Hm yang tidak jelas yang dia
terima, sementara orang tua itu malah asik memberi makan anjing peliharaannya.
Tapi kemana dia sebelum Junsu menyelesaikan pertanyaannya, suara anjing yang
menyalak langsung membuatnya bungkam.
Kalau kamu bertanya sekali lagi, aku akan membiarkan Kimi menggigitmu. geram ayah
Hyo Woon. Dia bahkan sudah bosan mendengar suaramu.

Im Sorry I Love You but I Lie

75

Sebenarnya tanpa diancam seperti itu pun Junsu sudah siap untuk berlari. Dia tidak bisa
membayangkan dan tidak mau merasakan taring-taring besar anjing tu menyoyak dagingnya.
Permisi, Om. Pamitnya, lalu buru-buru pergi. Tapi baru sampai di depan pagar rumah
Hyo Woon, dia bertemu dengan orang yang dia cari. Eh oh hei sapa Junsu begitu Hyo
Woon menatapnya. Bukannya membalas sapaan Junsu, Hyo Woon malah langsung memeluk
cowoknya, dan merasakan tangan Junsu membelai punggungnya. Ada apa? Apa ada
masalah?
Tidak. Aku hanya lelah. jawab Hyo Woon, masih memeluk Junsu.
Pasti ada sesuatu yang terjadi, kan? Tidak biasanya kamu mengeluh lelah seperti itu.
Barusan ada orang gila yang menembakku. Hyo Woon akhirnya bercerita.
Yoo maksudku si Yoo Chun tadi? Junsu sedikit terkejut.
Hyo Woon menjawab dengan anggukan. Dia masih menikmati setiap kehangatan dan
kenyamanan dari pelukan Junsu.
Tapi kamu tolak, kan?
Tentu saja. Aku bahkan langsung menamparnya.
Kamu menamparnya? Junsu sampai ingin tertawa saat membayangkan bagaimana Hyo
Woon menampar Yoo Chun.
Aku kira dia orang baik. Ternyata tidak.
Suara ponsel Junsu yang berdering memotong scene indah itu. Junsu buru-buru
menjawab telfon yang ternyata dari Jaejoong.
Halo ada apa?
Cepat datang ke Heaven Club. Hyori mabuk berat dan tidak sadarkan diri, suara
ketus Jaejoong terdengar dari seberang. Tadi pelayan disana yang memberitahuku.
Kenapa bukan kau saja? Dia kan pacarmu!

Im Sorry I Love You but I Lie

76

Aku tidak bisa pergi sekarang. Lagi pula, ini kan kesempatanmu untuk mendekati
Hyori. Cepat datang! Jaejoong langsung menutup telfon tanpa menunggu jawaban Junsu.
Sebenarnya saat ini Jaejoong sudah berada di Heaven Club. Dia langsung melesat pergi begitu
seorang pelayan yang menelfon lewat ponsel Hyori memberitahunya kalau Hyori mabuk
sampai tidak sadarkan diri. Tapi dia tidak mendekati Hyori .Dia hanya berdiri mengawasi dari
kejauhan, dan memastikan agar Hyori tetap aman sampai Junsu datang.
Ada apa? tanya Hyo Woon begitu Junsu melepaskannya. Ada yang memanggil?
Iya, temanku mabuk berat dan tidak ada yang mengantarnya pulang.
Ya sudah, kamu pergi saja.
Tidak pa-pa?
Tidak pa-pa.
Junsu memberi kecupan singkat sebelum pergi.
Jaejoong..... Jaejoong melihat Hyori terus bergumam, tapi dia tidak mendekat. Hyori
sempat menangis kesakitan saat kepalanya terantuk ke meja. Karena tidak kuat menahan
kepalanya yang terasa berat untuk tetap mengangkat, akhirnya Hyori membiarkan kepalanya
tergeletak diatas meja lagi.
Bukankah itu Lee Hyori? Jaejoong mendengar dua orang pria yang melintasinya
berbicara sambil lalu.
Asyik juga kalau kita ranjangi dia ...salah satu pria itu berbicara dengan penuh
semangat. Sontak tubuh Jaejoong menegang.
Ide bagus. Ayo kita bawa dia!
Kedua pria itu terlihat berjalan mendekati Hyori yang nyaris kehilangan kesadarannya.
Tanpa benar-benar sadar dengan apa yang ingin dilakukannya, Jaejoong berjalan mengikuti
dua orang itu dengan botol minuman penuh ditangannya dan memukul kapala salah satu pria
yang tengah berusaha menarik Hyori berdiri dengan botol itu.
Musik langsung terhenti, dan semua orang di Club itu kini memandang Jaejoong yang
sekarang mengacungkan pecahan botol yang masih di tangannya ke depan wajah pria yang
satunya tadi.

Im Sorry I Love You but I Lie

77

Kalau mau pergi sekarang atau aku akan melaporkan kalian ke polisi dengan tuduhan
pelecehan terhadap Lee Hyori?ancamnya dingin.
B-baik-baik kami akan pergi. Orang itu membantu temannya yang tadi di pukul oleh
Jaejoong berdiri, lalu keduanya bergegas pergi .
Jaejoong membuang pecahan kaca di tangannya, lalu membantu Hyori berdiri dan
memapahnya keluar sebelum ada lebih banyak orang yang mengambil gambar mereka. Dia
tidak tahu berita seperti apa yang akan dibuat paparazi tentang Hyori dengan adanya kejadian
ini. Mungkin Hyori benar-benar akan kehilangan karirnya, dan itu adalah kesalahan Jaejoong.
Di depan Club, mereka berpapasan dengan Junsu yang baru saja tiba.
Kenapa lama sekali sih? Jaejoong sedikit emosi saat melepaskan Hyori dan
membiarkan Junsu yang merangkul Hyori.
Maaf, aku kehabisan bus. Junsu benar-benar menyesal Bagaimana aku bisa
mengantar Hyori pulang sekarang?
Hyori membawa mobil.
Lalu kemana aku harus mengantarnya? tanya Junsu lagi, padahal Jaejoong sudah
akan beranjak pergi . Apa aku boleh membawanya ke rumahku?
Jaejoong memukul kepala Junsu pelan. Ya sudah aku akan mengantar kalian.ujarnya
kesal.
Yes! Junsu memekik girang.
Jaejoong masuk ke mobilnya lebih dulu, dan duduk dengan nyaman di belakan stir
mobil. Sementara itu, butuh perjuangan yang lama untuk Junsu bisa membawa Hyori ke mobil
yang terparkir sedikit jauh. Junsu & Hyori berkali-lkali ambruk ke jalan karena Hyori tidak bisa
berjalan lurus dan Junsu sendiri tidak kuat menahan tubuh cewek itu.
Kenapa lama sekali sich? protes Jaejoong begitu Junsu & Hyori masuk ke mobil.
Kau kira Hyori tidak berat apa? balas Junsu. Wajahnya sampai berkeringat.
Tidak mau melanjutkan perdebatan, Jaejoong langsung menjalankan mobil dan
menyetir dalam diam. Suasana benar-benar sunyi selama perjalanan, karena tidak ada yang
berbica kecuali Hyori yang bergumam tidak jelas tentang Jaejoong dan maaf.

Im Sorry I Love You but I Lie

78

Hyori tinggal di apartement nomor 126. Jaejoong memberitau begitu mereka tiba di
apartemen Hyori.
Yakin tidak mau membantu? tanya Junsu yang sudah membuka pintu mobil. Nanti
kalau Hyori aku apa-apakan bagaimana? godanya.
Memangnya kau bisa apa? Jaejoong mencibir.
Karena begitu kesal Junsu membanting pintu mobil keras-keras setelah berhasil keluar
bersama Hyori yang masih tidak sadarkan diri.

Im Sorry I Love You but I Lie

79

Im Sorry Baby
Kenapa baru datang sekarang? tanya Jaejoong keesokan harinya, saat melihat Junsu
masuk ke kelas dengan wajah kusam dan tidak bersemangat.
Aku ketiduran di apartement Hyori. Junsu mengulat dengan bebasnya. Aku
menunggu sampai Hyori sadar tapi malah ketiduran rasanya
Kalian tidur bersama?
Tidak. Aku tidur di lantai. Rasanya seluruh tubuhku remuk sekarang dia mengeluh.
Tolong pijati dong tapi yang dia dapat malah tinju Jaejoong.
JAEJOONG! JAEJOONG! teriakan Joo Hyun terdengar dari kejauhan, berlari melewati
anak-anak yang ada di koridor, akhirnya Joo Hyun berhasil sampai di tempat Jaejoong dan
Junsu duduk.
Oh Junsu! Aku dengar kamu mengambil jam siang, lalu kenapa pagi-pagi kamu sudah
kesini? dia bertanya penasaran, lupa untuk apa dia mencari Jaejoong sepagi ini.
Tadinya sich iya. Tapi tidak jadi. jawab Junsu.
Ada apa? tanya Jaejoong, mengalihkan perhatian Joo Hyun.
Eh ini! Joo Hyun meletakkan majalah yang dia bawa ke atas meja, dan membuka
halaman tengahnya. Model terkenal, Lee Hyori, nyaris diperkosa di sebuah club saat dirinya
mabuk?
Apa? Junsu terlonjak saat mendengar Joo Hyun membacakan judul beritanya. Dia
kemudia mendekat untuk melihat.
Jaejoong, kamu tidak terkejut? Joo Hyun menatap Jaejoong yang hanya diam saja, dan
ekspresinya netral.

Im Sorry I Love You but I Lie

80

Tidak.
Ow Joo Hyun membaca berita itu sekali lagi dengan sangat cepat dan berhenti
setelah

menemukan

bagian

yang

dia

cari.

Beruntung

seorang

pria

misterius

menyelamatkannyayang di maksud itu pasti kamu, kan? tanyanya seolah menuntut. Tapi
Jaejoong hanya mengangkat alis.
Kenapa aku bisa tidak tau, sich? Junsu protes pada Jaejoong. Padahal kan semalam
aku ada di sana!
Siapa suruh kamu datang terlambat?
JAEJOONG! Joo Hyun nyaris ingin menjerit.
Apa?
Apa ini tidak membuatmu cemas?
Apa yang perlu di cemaskan? Semuanya baik-baik saja
Apanya yang baik? Joo Hyun teringat pertengkaran Jaejoong dengan Hyori kemarin.
Hyori membutuhkanmu Aneh. Kenapa hati Joo Hyun terasa berat untuk mengucapkan
kata-kata itu? Tidak bisakah kalian berbaikan?
Kenapa kamu meminta hal aneh seperti itu? tanya Jaejoong.
Karena aku tau perasaan Hyori. Saat ini yang dia butuhkan itu kamu.
Memangnya kamu tidak membutuhkanku? Jaejoong bermaksud bergurau, tapi Joo
Hyun malah menangis, dan itu membuatnya bingung. Dengan tidak yakin dia menarik kursinya
agar lebih dekat dengan Joo Hyun, lalu menarik Joo Hyun dalam pelukannya. Jaejoong
menatap Junsu, meminta bantuan, tapi Junsu hanya mengangkat bahu.
Aku tidak tau, Joo Hyun mengelak dan menarik diri sebelum perasaannya bertambah
kacau. Aku memang cengeng, kan?
Iya, sich. Tapi kan aneh juga kalau kamu menangis tanpa alasan.
Aku tidak pa-pa. Joo Hyun berusaha meyakinkan. Dia buru-buru menghapus air
matanya.
Nanti siang kita pergi, ya! ajak Jaejoong

Im Sorry I Love You but I Lie

81

Kemana?
Nanti, surprise.
Ngomong-ngomong, Junsu menyela. Yoo Chun dimana?
Tadi dia ke toilet. Joo Hyun bangkit. Aku akan coba mencarinya.
Joo Hyun keluar dengan sedikit tergesa-gesa, tapi tak lama kemudian Yoo Chun muncul
dari arah yang berlawanan dengan wajah memelas yang langsung ditertawakan Junsu.
Apa? tanya Yoo Chun dengan sedikit menyentak. Ada yang lucu ? Junsu masih tidak
berhenti tertawa, dan itu membuat Yoo Chun kesal. Jangan-jangan Hyo Woon sudah bercerita
padamu?
Cerita apa sih? tanya Jaejoong penasaran, sementara Junsu malah tertawa semakin
keras.
Semalam benar-benar buruk. Yoo Chun mengenang dengan sakit hati, dia berusah
mengabaikan Junsu.
Buruk kenapa?
Semalam aku langsung menembak Hyo Woon, tapi dia malah menamparku dan
mengataiku gila.
Junsu sampai menggebrak-gebrak meja dengan hebohnya, sehingga membuat anakanak lain di kelas itu merasa terganggu. Jaejoong hanya nyengir karena tidak tega untuk
menertawakan Yoo Chun.
Ibuku saja belum pernah menamparku. Yoo Chun mengelus pipinya dengan sayang.
Junsu sudah tidak kuat untuk terus tertawa, jadi dia berhenti meskipun masih ada binar
tawa di wajahnya. Jadi kau menyerah?
Aku tidak bilang kalau aku akn menyerah, kan? Lihat saja, akan kubuktikan kalau aku
bisa. Yoo Chun percaya diri. Aku belum pernah di tolak cewek sebelumnya.
Jessica dulu menolakmu. Jaejoong mengingat-ingat. Membuat kepercayaan diri Yoo
Chun sedikit runtuh.
..

Im Sorry I Love You but I Lie

82

Pukul 11.45
Sebenarnya kita akan kemana sich? Joo Hyun bertanya untuk kesepuluh kalinya sejak
Jaejoong mengajaknya pergi dari kampus.
Aku ingin menunjukkan sesuatu.
Iya, apa? Joo Hyun terus mendesak.
Pokoknya sesuatu. Kejutan. Setidaknya kali ini Jaejoong menjawab, karena sejak tadi
dia hanya tersenyum setiap kali Joo Hyun menyakan hal yang sama, dan itu membuat Joo
Hyun penasaran.
Jaejoong menghentikan mobilnya di depan sebuah kafe baru yang bahkan belum di
resmikan oleh pemiliknya.
Coffee Cojjee? Joo Hyun membaca nama yang ada di bagian kafe itu. Dia kemudian
mengikuti Jaejoong yang sudaah turun lebih dulu. Kafenya kan belum di buka.
Memang belum. Jaejoong berkata dengan santai .
Lalu?
Jaejoong mengeluarkan kunci dari saku celananya dan memamerkannya pada Joo Hyun
sambil tersenyum.
Apa Joo Hyun mendadak sadar maksud Jaejoong. Dia kemudian menjerit
kegirangan, membuat Jaejoong terkejut dan langsung menutup telinganya. Ini kafe baru
kamu? Serius?
Jaejoong tidak bisa menjawab karena sekarang Joo Hyun merangkul lehernya dengan
erat dan melompat-lompat kegirangan.
Joo Hyun Jaejoong berusaha menenangkan Joo Hyun yang terlalu bersemangat
merangkul lehernya, sampai membuatnya kesulitan bernafas.
Ups, maaf. Joo Hyun tidak benar-benar menyesal. Cepat buka! Ayo cepat! Aku ingin
melihat-lihat isinya...Ayo!
Iya, sabar. Jaejoong mengacak-ngacak rambut Joo Hyun dengan gemas, lalu
membukakan pintu tanpa menghiraukan wajah cemberut Joo Hyun yang sekarang rambutnya
berantakan.

Im Sorry I Love You but I Lie

83

Wah... ini keren...!Joo Hyun yang baru saja masuk lansung terkagum-kagum melihat
design interior yang sederhana tapi mewah di kafe Jaejoong yang besar itu. Aku tidak pernah
tau kalau kamu akan membuka bisnis seperti ini. Joo Hyun sedikit protes karena Jaejoong
tidak sepenuhnya terbuka dengannya.
Ini Top secret. Jaejoong tersenyum tanpa dosa.
Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggu lama di tempat parkir. sebuah suara asing
yang terdengar familiar di telinga Joo Hyun mengalihkan perhatian cewek itu. Joo Hyun
menuleh ke arah pintu dan melihat siapa yang baru saja masuk, lalu dia menjerit keras.
KAK TOP!!
Bahkan sebelum Joo Hyun berlari menghampirinya, Top sudah berlindung di balik
punggung Jaejoong yang menutup telinganya karena tidak tahan mendengar teriakan Joo
Hyun. Dia lega saat Jaejoong menghalangi Joo Hyun untuk memeluknya.
Jaejoong, dia Top! Top Bing Bang! Joo Hyun berusaha menyingkirkan tangan Jaejoong
yang menahannya.
Ya, aku tau dia Top. Kata Jaejoong. Tapi kamu jangan membuat Top kabur sekarang,
Ok?
Joo Hyun mengangguk, sedikit terlalu bersemangat. Jaejoong senang akhirnya Joo Hyun
bisa diam. Harusnya dari awal dia menyuruh Top datang degan menyamar. Jaejoong lupa kalau
Joo Hyun juga penggemar Big Bang.
Aku kira kau tidak jadi datang, Jaejoong beralih pada Top yang sedikit lebih tenang
dan percaya diri, meskipun agak takut kalau Joo Hyun tiba-tiba melompat dan mengejarnya.
Ya...em-aku tidak mungkin tidak datang kan, Hyung. Top tersenyum, membuat Joo
Hyun meleleh karenanya. Tapi kemudian Joo Hyun tersadar.
Hyung? Joo Hyun menatap Jaejoong dan Top bergantian, lalu berhenti pada Jaejoong.
Kak Top memanggilmu Hyung?
Iya, memangnya kenapa? Aku kan memang lebih tua. jawab Jaejoong polos.
Kalian sudah saling kenal? tanya Joo Hyun tidak percaya.
Iya. Top mendukung dengan anggukan. Kami sudah bersahabat sejak ...em...sejak
kapan, ya, Top?

Im Sorry I Love You but I Lie

84

Aku lupa. Top tersenyum lagi, dan lagi, itu membuat Joo Hyun meleleh. Yang jelas
sudah bertahun-tahun.
Jaejoong terkejut saat Joo Hyun tiba-tiba memukul bahunya dengan keras. Tidak hanya
sekali, tapi bertubi-tubi.
Kenapa tidak bilang kalau kamu berteman dengan Kak Top, ha? Kamu tau kalau aku
fans_nya , kan? Joo Hyun terus memukuli Jaejoong yang berusaha menghindar. Top juga
diam-diam menjauh.
Apa Yoo Chun juga tau?
Ya aw! Aku , Yoo Chun aw Junsu urghdan Top sering berkumpul di studioku
aw! Jaejoong menjawab dengan sedikit terbata-bata.
LALU KENAPA TIDAK ADA YANG MEMBERITAHUKU?! Joo Hyun berteriak kesal.
Memangnya penting? Lagipula aku tau kamu akan jadi gila seperti ini kalau bertemu
Top...
Ya wajar, kan? Aku kan fans-nya! Joo Hyun ngotot.
Kalau begitu kita berteman saja. Top menengahi. Kamu jadi temanku, ok ? Jadi
bersikap biasa saja, ya ?
Joo Hyun tercengang. Kita...berteman ?
Kamu yakin ? Jaejoong menanyai Top. Dia tipe spesies yang berbahaya lho...
candanya yang langsung mendapat hadiah pukulan lagi dari Joo Hyun.
Tidak kok. Aku mau. Joo Hyun tersenyum. Lalu mengulurkan lengannya. Namaku Han
Joo Hyun.
O, kamu pacarnya Micky itu ? Top sekarang tersenyum lebih ringan. Tadinya dia
mengira Joo Hyun itu salah satu dari cewek mainan Jaejoong.
Micky? Oh-iya. Joo Hyun hampir lupa kalau nickname Yoo Chun itu Micky.
Jadi. Jaejoong merangkul pundak Top.Ayo kita duduk! ajaknya.
Joo Hyun berjalan mengikuti dua cowok itu di belakang, lalu cepat-cepat mengambil
posisi duduk di samping Top sebelum Jaejoong.

Im Sorry I Love You but I Lie

85

Kak Top, bolehkah aku minta foto bersama ? pinta Joo Hyun yang matanya selalu
bersinar-sinar setiap kali menatap Top.
Em....tentu. Top sebenarnya merasa tidak nyaman saat Joo Hyun merangkul
lengannya, tapi dia juga tiak mungkin mengusir Joo Hyun agar menjauh. Jadi Top pasrah saja.
Dasar cewek... Jaejoong bergumam sebal, tapi Joo Hyun tidak menghiraukannya. Dia
kemudian pergi untuk mengambil beberapa botol soju.
Aku akan menjadikan ini wallpaper. ujar Joo Hyun senang.
Apa Micky tidak akan marah ?
Dia tidak akan peduli. Joo Hyun menyimpan ponselnya dengan hati-hati.
Jadi kapan Kak Top akan mengeluarkan lagu baru lagi ?
Aku belum tahu pasti. Hyung masih menggarap lagu untukku.
Jaejoong? Joo Hyun melirik Jaejoong yang baru saja kembali dengan 4 botol soju
dengan tidak yakin.
Kenapa? tanya Jaejoong yang merasa diliriki oleh Joo Hyun.
Orang seperti dia membuat lagu untuk kak Top? Joo Hyun tidak mengindahkan
pertanyaan Jaejoong.
Iya. Dia benar-benar hebat dalam hal itu. Top memuji.
Masa ? Joo Hyun masih tidak yakin.
Kalau suaranya bagus sih iya...tapi.... Joo Hyun tidak berniat menyelesaikan kalimatnya
Jaejoong juga tidak ingin mendengarkan.
A...Hyung, Hyori tidah ikut ? tanya Top kemudian.
Tidak. Dia sibuk.
Aku sudah melihat beritanya di internet, tentang apa yang terjadi di club malam
itu...Apa dia baik-baik saja?
Ya, dia baik-baik saja. jawab Jaejoong pendek. Jaejoong sebenarnya tidak suka kalau
Top selalu ingin tau soal Hyori, meskipun maksud Top itu baik. Itu karena dia selalu cemburu

Im Sorry I Love You but I Lie

86

setiap kali mengingat waktu dulu Top mencium Hyori di atas panggung, di depan umum
dengan kamera yang disiarkan langsung, meskipun saat itu Hyori belum menjadi pacarnya.
Aku bermaksud mengajaknya untuk menjadi model lagu baru BigBang. GD & Seung Ri
juga memilih Hyori.
Kenapa mengatakannya padaku? Bilang saja pada Hyori langsung. suara Jaejoong
terdengar jelas sekali kalau dia sedang cemburu, dan itu membuat Top geli.
Tenang saja, Hyung. Aku tidak akan mencium Hyori lagi. kata Top, sama sekali tidak
merubah usasana hati Jaejoong. Kalau Hyung tidak mengijinkan, imbuhnya dengan kedipan
mata.
Aku juga mau! sahut Joo Hyun percaya diri.
Memangnya siapa yang mengajakmu? balas Jaejoong sengit. Tidak tahu kenapa, dia
tidak suka melihat sikap Joo Hyun yang terlalu kekanakan sekarang, dan menyesal kenapa Joo
Hyun bertemu Top sekarang.
Kenapa kamu sewot sih? Aku kan tidak berbicara padamu.
Kak Top? Jaejoong semakin geregetan pada Joo Hyun.memanganya kamu merasa
lebih muda dari Top?
Tidak apa-apa. Top menjawab bersamaan dengan Jaejoong yang berkatatidak boleh
Wuach... suara kak Top benar-benar keren, ... jyo hyun membuat mimik wajah
terpesona yang terlihat lucu.
Benarkah? Terimakasih.Top sedikit tersipu.
Dengan wajah kesal Jaejoong membuka botol soju pertama dan langsung meneguk
setengahnya. Yang kalah harus menyangyi di tengah jalan sambil telanjang.dia menantang
Top sambil botol soju yang baru untuk Top.
Oke. Top mengambil botol itu yang diulurkan Jaejoong tanpa ragu sedikitpun. Dia tau
Jaejoong tidak akan kuat minum banyak kalau moodnya sedang tidak baik seperti saat ini.Jadi
dia tidak takut akan kalah.
Aku ikut! Joo Hyun ikut mengambil satu botol soju.
Memangnya kamu kuat? tanya Top dengan nada meragukan.

Im Sorry I Love You but I Lie

87

Tentu saja. Aku bisa mengalahkan Jaejoong dengan mudah.


Coba saja. balas Jaejoong enteng. Baru 2 tegukan pasti langsung pingsan. dia
meneguk minumannya lagi, kali ini sampai habis, lalu membuka botol yang baru.
Lihat saja nanti. Joo Hyun terlalu bersemangat membuka tutup botolnya sampai
membuat isinya tupah ke bajunya, tapi dia tidak peduli.
Wah, aku benar-benar tidak sabar melilhatmu telanjang. Jaejoong nyengir, mengejek.
Joo Hyun hanya membalas dengan melotot.
Jaejoong tau betul kalau Joo Hyun hanya kuat makan banyak tapi tidak kuat minum.Tapi
kali ini dia tidak akan menahan Joo Hyun, untuk alasan tertentu, bukan untuk melihat Joo Hyun
telanjang di depan umum.
Yang pertama itu tidak di hitung, kan? Joo Hyun menunjuk botol kosong Jaejoong.
Iya.
Mereka bersulang, lalu mulai minum bersama.
.....
Meja nomor 6 memesan 4 kerang dan 3 pasta. Hyo Woon memberitahu salah satu
rekannya di dapur.
Ini pesanan untuk meja nomor 16. Yunho memberikan nampan penuh berisi
makananpada Hyo Woon.
Ok. Hyo Woon menerima nampan itu dan kemudian kembali keluar. Tapi di depan
pintu, dia dihadang oleh Yoo Chun yang sengaja menutup jalannya. Anda lagi... gumam Hyo
Woon sebal. Untuk apa Anda kesini?
Aku mengantarkan hadiah ini.Yoo Chun menunjukkan tas kecil berisi tiara yang
sengaja dia beli untuk Hyo Woon , tapi Hyo Woon terlihta tidak tertarik dengan hadiah yang
dia bawa.
Apa tamaran saya semalam belum jelas untuk Anda? tanya Hyo Woon marah.Anda
lupa kalau hanya pura-pura tidak tau kalau saya sudah punya calon suami?
Semua yang ada di dapur kecil itu berhenti untuk melihat Hyo Woon & Yoo Chun. Yunho
yang sedang memasak sup iga sapinya kemudian mendekati dua orang itu.

Im Sorry I Love You but I Lie

88

Ada apa?tanyanya pada Hyo Woon. Apa dia mengganggumu?


Ya, dia sangat menganggu.gerutu Hyo Woon sambil berlalu pergi, melewati Yoo Chun
begitu saja sambil tetap menjaga agar nampannya tidak jatuh.
Yoo Chun berniat mengejar, seperti yang dia pelajari dari buku Mengejar Cinta Cewek
Cuek :Kejarlah terus, dan jangan pernah berhenti sampai kamu bisa menyisakan kenangan
yang cukup dihatinya. Buat dia mengakui keberadaanmu.
Tapi saat Yoo Chun akan pergi, Yunho dengan sengaja menghalangi bajunya, dan
menodongnya dengan irus yang masih dia bawa ke depan wajah Yoo Chun.
Tuan, apakah Anda tau kalau keberadaan Anda disini sudah mengganggu kenyamanan
kerja kami? tanya Yunho, masih menodongkan irusnya.
Aku kan tidak mengganggumu, aku hanya ingin bertemu Hyo Woon. Jawab Yoo Chun
jujur.
Ada apa ribut-ribut?tanya suara serak dari belakang Yoo Chun. Tau kalau bosnya
datang, Yunho segera melepaskan kerah baju Yoo Chun yang dia tari, dan menyembunyikan
irusnya dibalik punggung.
Kami tidak ribu-ribut kok, Psk, Yunho berdalih. Saya hanya memberitahu tamu ini
agar tidak masuk ke dapur.
Tuan Yeon sekarang menatap Yoo Chun yang baru saja merapikan bajunya, meskipun
sebenarnya tidak perlu. Dia langsung mengenali Yoo Chun begitu melihat wajah kesal pemuda
yang melotot ke arah Yunho.
Ow, ternyata kamu, Yoo Chun... Tuan Yeon sesikit terkekeh. Apa kamu kesini untuk
menculik pekerjaku lagi? tebak Tuan Yeon . Dia ingat bagaimana Yoo Chun memohon-mohon
padanya agar meliburkan Hyo Woon kemarin, dan dia terpaksa mengabulkannya karena ayah
Yoo Chun adalah rekan bisnisnya.
Iya. Boleh, kan, Om?
Boleh, kamu bawa saja dia! Tuan Yeon mengangguk ke arah Hyo Woon yang tengah
menanyakan pesanan di meja nomer 3.
Yes! Makasih Om! Yoo Chun langsung meluncur ke tempat Hyo Woon berdiri, &
membuat Hoo Woon terkejut saat dia tiba-tiba merangkul bahunya dan menariknya pergi.

Im Sorry I Love You but I Lie

89

Eh apa-apaan ini? Hyo Woon mendorong Yoo Chun menjauh, tapi Yoo Chun kembali
merangkul bahunya, dan itu membuatnya risih.
Aku sudah mendapat ijin dari bos-mu. Jadi, ayo kita kencan! Yoo Chun tersenyum
menang. Sudah dia putuskan, dia tidak akan berhenti mengejar Hyo Woon hanya karena
sebuah tamparan.
Apa? Hyo Woon menoleh ke tempat bosnya berdiri dengan memohon. Bos...
Pergi saja.kata TuanYeon. Kalau kamu tidak mau, aku akan memecatmu. Tuan Yeon
sempat mengedip pada Yoo Chun yang langsung tertawa.
Bos! Yunho yang sejak tadi masih berdiri di belakang Tuan Yeon sambil terus menggigit
irusnya sekarang protes. Masa karena hal sepele seperti itu Anda memecat Hyo Woon?
Dimana kebijakan Anda? Hyo Woon mendukung dengan mengangguk keras.
Alah, kamu tidak usah ikut campur! Kembali saja sana!perintah Tuan Yeon. Dan
jangan lupa ganti irusnya! Aku tidak maupelangganku terkena rabiesmu.
Beberapa tamu yang sejak tadi memperhatikan perdebatan kecil itu tertawa, tapi Hyo
Woon malah nyaris ingin menangis. Dengan marah Hyo Woon melepaskan diri dari rangkulan
Yoo Chun dan berbalik pergi dengan cepat.
Kamu mau kemana? Yoo Chun bertanya sambil mengejar Hyo Woon, dan ikut berhenti
saat Hyo Woon juga berhenti.
Aku ingin ganti baju. Kenapa? Hyo Woon nyolot. Kamu ingin minta ijin pada bos-ku
agar boleh melihatku ganti baju? Begitu?sindirnya marah. Dia kembali berjalan ke ruang
istirahat setelah memastikan Yoo Chun tidak akan mengikutinya lagi.
Benar-benar wanita yang menarik.gumam Yoo Chun senang. Dia duduk disalah satu
kursi yang kosong, dan menunggu. Saat mengecek ponselnya, dia berharap akan ada pesan
dari Joo Hyun, tapi ternyata tidak ada satupun pesan yang masuk. Mungkin Joo Hyun sedang
bersenang-senang dengan Jaejoong. Mendadak perasaan takut mencekam Yoo Chun saat dia
membayangkan kebersamaan Jaejoong dengan pacarnya.
Hyo Woon muncul 5 menit kemudian, dengan jeans panjang yang dipadu jaket bulu
berwana coklat usang dan syal. Tapi dia terlihat cantik dengan rambut terurainya. Tanpa
menoleh pada Yoo Chun, Hyo Woon lewat begitu saja. Karena dia tau Yoo Chun pasti akan
mengikutinya.

Im Sorry I Love You but I Lie

90

Kamu selalu berjalan secepat ini, ya? tanya Yoo Chun sambil berusaha mengimbangi
langkah cepat Hyo Woon.
Memang selalu seperti ini, Hyo Woon cuek.
Ehm mobilku disana, Yoo Chun menunjuk tempat parkir, tapi Hyo Woon tidak
mengindahkanya.
Aku tau. jawab Hyo Woon pendek.
Lalu?
Aku tidak mau naik mobil! Kalau anda ingin naik mobil silahkan saja, saya tidak tertarik
.
Jadi, kita kencan dengan naik bus? Hyo Woon berhenti mendadak, itu membuat Hyo
Woon tanpa sengaja menabraknya. Dia hampir saja terjengkang jatuh, tapi untungnnya Yoo
Chun dengan sigap meraih pinggulnya, dan Hyo Woon secara reflek merangkul tanganya
disekeliling leher Yoo Chun. Keduanya sama-sama terperangah, kemudian Hyo Woon
tersenyum.
Kenapa tubuhmu bau ikan asin? tanya Yoo Chun geli.
Hyo Woon menjauh dengan cepat, dan menaikkan syalnya. Berusaha agar terlihat biasa
saja. Dia lalu melipat kedua tanganya ke depan, dan menatap Yoo Chun dengan galak. Tuan,
sebenarnya saya tidak mau pergi untuk alasan apapun dengan Anda. Tapi berhubung saya
tidak mau kehilangan pekerjaan .. saya terpaksa melakukanya. dia menjelaskan dengan detail.
Yoo Chun mendengarnya dengan sabar, dan mengangguk kecil. Kedua tangannya juga
terlipat di depan seperti Hyo Woon. Aku tau. katanya. Ekspresi wajah Yoo Chun terlihat
seperti seorang bapak yang mencoba memahami anaknya yang berceloteh ria soal badut di
taman mini. Tidak penting.
Jadi, jangan menganggap ini sebagai kencan! pungkas Hyo Woon.
Iya-iya. balas Yoo Chun santai. Tapi, bisakah kita naik mobilku saja? Aku belum
pernah naik bus sebelumnya.
Hyo Woon tidak mempedulikan keluhan Yoo Chun dan kembali berjalan tapa mengecek
apakah Yoo Chun masih dibelakangnya atau cowok itu kembali ke mobli. Tapi, saat di halte
bus.....

Im Sorry I Love You but I Lie

91

Kita naik bus yang mana? tany aYoo Chun yang sudah berdiri di samping Hyo Woon.
Yoo Chun merasa sedikit kedinginan, karena baju hangatnya tidak terlalu tebal. Kalau saja dia
pergi dengan mobil, kulitnya tidak akan membeku seperti sekaramg.
Saya kira Anda tidak mau naik bus, ujar Hyo Woon. Tidak menjawab pertanyaan Yoo
Chun.
Kalau naik bus bisa membuatku lebih dekat denganmu, kenapa tidak mencoba?
Dasar orang gila. Hyo Woon membatin.
Jadi, kemana kita akan pergi? tanya Yoo Chun. Tapi pertanyaannya kembali diabaikan
oleh Hyo Woon. Lalu sebuah bus berhenti di depan mereka. Yoo Chun hanya ikut-ikutan saja
saat Hyo Woon naik ke bus itu.
Hyo Woon langsung mencari tempat duduk paling pojok belakang tempat favoritnya
dengan Junsu.tapi saat Yoo Chun duduk mengapitnya, Hyo Woon buru-buru pindah ke bangku
depan. Dia lega karena Yoo Chun tidak berpindah dari kursi belakang, meskipun Hyo Woon
tahu Yoo Chun masih terus memandangnya.
Selama perjalanan, Hyo Woon sibuk menghubungi nomer Junsu, tapi tidak pernah ada
jawaban. Sementara di belakangnya Yoo Chun sudah tidak berpura-pura.
Tertarik memandangnnya lagi, tapi sibuk menahan diri agar tidak muntah dalam bus.
Hyo Woon... Yoo Chun berbicara dengan menutup mulutnya.
Apa? Hyo Woon menoleh karena sibuk mengetik pesan untuk Junsu.
Bisakah kita turun sekarang tanyanya, terdengar tidak jelas.
Apa?
Turun sekarang
Oh. Hyo Woon menoleh keluar. Sudah hampir sampai. dia berdiri dan berjalan
keluar berjalan lebih dulu.
Huach....! Legannya, Yoo Chun akhirnya bisa bernafas lega dan menghirup udara
dalam-dalam. Eh ini dimana? tanyanya bingung. Masih di Seoul, kan?
Hyo Woon yang sudah berjalan lebih dulu menjawab, Masih.

Im Sorry I Love You but I Lie

92

Yoo Chun menatap sekeliling dengan seksama, mencoba mengingat-ingat. Tempat


kumuh itu ... Yoo Chun sekarang ingat, Hyo Woon ternyata membawanya ke tempat dimana
dia mengejar anak-anak jalanan. Tiba-tiba saja sebuah ide muncul dibenak Yoo Chun.
Eh-tuan Anda mau kemana? tanya Hyo Woon heran saat meihat Yoo Chun berlari ke
belakang.
Aku ingin mencari sesuatu. Kamu pergi dulu saja! teriak Yoo Chun. Aku tau jalanya.
Apa benar kamu tau jalanya? Hyo Woon tidak yakin.
Memangnya dia tau aku akan kemana? Hyo Woon bertanya-tanya sendiri. Yoo Chun
sudah tidak terlihat lagi.
.......
Junsu mengendap-endap masuk keruag artis dengan nekat. Agar aman, dia berpurapura ikut mengangkut kostum yang akan dipakai para model di fashion show itu, sambil
celingukan mencari Hyori, tapi dia tidak melihat Hyori di semua ruangan yang sudah dimasuki.
Maaf. Junsu akhirya memberanikan diri untuk bertanya pada seorang kru. Lee Hyori
ada di ruang berapa, ya?
Kamu kru baru, ya? Orang itu malah balik bertanya.
Eh-hem-iya. Junsu tersenyum malu-malu.
Pantas. Orang itu balas tersenyum. Lee Hyori ada di ruang VIP. Dia memberi tahu.
Ruang VIP?
Iya, dia kan model utamanya.
Em ... ruang VIP itu dimana ya?
Lurus, belok kanan, lurus, pintu disebelah kiri .... Junsu terus mengingat-ingat arah jalan
yang ditunjukkan kru tadi sambil berjalan.
Junsu berhenti di depan pintu yang depannya tertulis ruang VIP dan nama Lee Hyori
ada di awahnya. Dengan mantap Junsu memasuki ruangan itu.

Im Sorry I Love You but I Lie

93

..... Aku sudah mengingatkan kamu untuk tidak menangis, kan? Sekarang lihat
matamu.. Kak Lee memeriksa mata Hyori yang lebam. Hyori cuek saja. Keduanya langsung
menoleh begitu Junsu masuk.
Oh Junsu? Hyori langsung berdiri. Kenapakamu bisa ada disini?
Aku mencarimu. Jawab Junsu.
Kebetulan sekali! kata Hyori bersemangat. Aku sedang ingin keluar, ayo! Hyori
menarik lengan Junsu untuk pergi.
Tapi fashion-shownya dua jam lagi. Kak Lee berusaha menahan Hyori, tapi Hyori sudah
berlalu pergi bersama Junsuyang kebingungan karena tiba-tiba diseret Hyori keluar. Tapi
melihat keadaan Hyori sekarang, kak Lee merasa kalau Hyori memang butuh jalan-jalan.
Apa aku masih terlihat seperti Lee Hyori? Hyori bertanya pada Junsu setelah dia
memakai Topinya dan menaikkan syalnya.
Tidak, kamu malah terlihat seperti ibuku. Junsu bercanda tapi dia senang bisa
membuat Hyori tertawa karenanya. Kita mau pergi kemana?
Kemana aja. Asal tidak terlalu jauh.
Kamu tidak pa-pa kalau harus berjalan kaki?
Tidak pa-pa. Memangnya kenapa?
Tidak malu?
Untuk apa malu? Sudahlah, ayo pergi!
Keduanya berjalan beriringan melewati trotoar jalan yang tertutup salju.
Kak Lee baru saja menutup pintu ruang VIP, tapi tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan
tuan Kwon Sang Won masuk bersama dua antek-nya.
Dimana Hyori? tanya tuan Kwon langsung pada kak Lee.
E ... dia baru saja pergi.
Pergi? Fashion show akan dimulai dua jam lagi, dan kamu masih membiarkan dia
pergi? nada bicara tuan Kwon meninggi.

Im Sorry I Love You but I Lie

94

Dia butuh menenangkan diri, Tuan. Kak Lee berusaha mencari alasan.Hyori tau kapan
dia harus kembali, karena dia tidak ingin mengecewakan anda, Tuan.
Tuan Kwon terdiam selama beberapa saat. Dengan siapa dia pergi? tanyanya penuh
selidik.
Dia pergi bersama temannya.
Kenapa kamu tidak mengawasinya? Bagaimana kalau kejadian seperti semalam
terulang lagi?
Maaf Tuan, lain kali saya tidak akan membiarkan Hyori pergi tanpa pengawasan.
Ya sudah. Tuan Kwon sedikit tidak sabar. Pastikan bahwa Hyori tidak datang
terlambat. Mengerti?
Baik Tuan. Kak Lee membungkuk sampai Tuan Kwon keluar.
Junsu hampir tidak bisa bernafas saat Hyori mengajaknya masuk ke sebuah butik.
Harusnya dia tau, untuk pergi bersama Hyori dia harus selalu sedia uang.
Kamu suka berbelanja, ya? tanya Junsu basa-basi.
Biasanya shooping bisa menghilangkan stres. Hyori berjalan ke bagian pakaian cowok,
diikuti Junsu dengan enggan.
Kalau untukku, itu malah menambah stres. Junsu bergumam lirih, menyentuh dompet
tipisnya dengan sayang. Hyori yang mendengar ucapannya hanya tersenyum.
Tenang saja. Aku tidak akan menyuruhmu mengeluarkan uang. kata Hyori. Dia
mengambil kemeja berwarna putih dan menempelkannya ditubuh Junsu. Kamu harus terlihat
seperti direktur agar bisa duduk di kursi depan. Dia bergumam.
Ha -? Apa?
Aku ingin mengundangmu di acara fashion show nanti.
Hyori mengambil warna merah dan jas hitam serta celana hitam. Jadi kamu harus
terlihat rapi. Sekarang pakai ini!
Ragu, Junsu mengambil baju yang dipilihkan Hyori, kemudian masuk ke ruang ganti.
Ukurannya cocok, kan? Hyori bertanya dari luar.

Im Sorry I Love You but I Lie

95

Cocok sih .... tapi aku merasa tidak nyaman. sahut Junsu dari balik tirai tinggi. Dia
kemudian keluar dengan wajah merah padam karena malu kalau terlihat lucu.
Wow ... ternyata kamu keren juga, Hyori memuji.
Masa...? Junsu melonggarkan dasinya dengan sedikit percaya diri.
Tapi, hem ... Hyori melepas kaca mata Junsu tanpa izin. Begini lebih bagus. Ujarnya
lagi.
Bagus. Tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas.
Softlense. Junsu nyaris menangis saat Hyori memasangkan softlense ke matanya, itu
membuatnya merinding.
Perfect ..! Hyori puas saat memandang Junsu dari atas ke bawah.
Oke. Kalau begitu aku ganti baju lagi ... Junsu pamit, tapi Hyori menahan langkahnya.
Jangan sekarang! Tapi nanti setelah acara fashion shownya selesai.
Kamu tidak serius mengundangku datang ke fashion show itu, kan?
Tentu saja aku serius! Aku ingin berterima kasih karena semalam kaamu sudah
menolongku.
Semalam aku tidak melakukan apa-apa, aku hanya mengantarmu pulang dan
menemanimu sampai pagi. Junsu menjelaskan. Jaejoong lah yang menolongmu.
Hyori sekarang terdiam. Tanpa sdar matanya sudah terasa panas, tapi sebelum air
mtanya jatuh, Hyori menyeka matanya yang basah.
Hyori, kamu baik-baik saja, kan? tanya Junsu cemas melihat Hyori menahan tangisnya.
Aku tidak pa-pa. Hyori berusaha tersenyum, meskipun itu tidak berhasil. Tapi
bagaimanapun juga ...kamu telah membantuku, dan aku ingin berterima kasih.
O, em ...ya! Junsu sedikit salah tingkah.
Ayo pergi! ajak Hyori lagi.
Kita akan kemana lagi?
Tentu saja kembali. Acaranya setengah jam lagi. kata Hyori. Tapi di tengah jalan dia
berhenti saat melihat Jaejoong yang berjalan bersama Joo Hyun dan seorang cowok asing-

Im Sorry I Love You but I Lie

96

memakai Topi dan kaca mata hitam yang menutupi hampir seluruh wajahnya- yang Hyori tau
adalah Top.
Di sini, ya? Joo Hyun menatap orang-orang yang lalu lalang dihadapannya dengan
sedikit bingung karena pengaruh soju yang dia minum.
Iya. Jawab Jaejoong yang berdiri di sebelahnya.
Hyung, apa tidak sebaiknya kita ganti taruhannya saja? Top menyarankan dengan
berbisik.
Tidak perlu! Joo Hyun yang menyahut, Jaejoong hanya tersenyum. Aku bisa
melakukannya, ini mudah. Joo Hyun menarik lepas ikat rambutnya.
Dia sudah sangat mabuk, Hyung ... Top semakin tidak tega saat meliha Joo Hyun akan
membuka kancing bajunya.
Apa aku harus menari seperti SNSD juga? tanya Joo Hyun, tertawa geli. Dia sudah
membuka dua kancing bajunya dan sekarang orang-orang sudah mulai mengamatinya.
Hyung!
Jaejoong memeluk Joo Hyun sebelum gadis itu benar-benar melepas bajunya.
Jaejoong ....! bisik Joo Hyun pelan, tersentak dengan apa yang Jaejoong lakukan.
Bukannya melepaskan Joo Hyun, Jaejoong malah semakin erat memeluk Joo Hyun. Jaejoong-
Aku mencintaimu. Kata Jaejoong, pelan tapi jelas. Top yang berdiri di belakangnya juga
terkejut mendengar apa yang dia katakan, sama seperti Joo Hyun yang tidak bergerak dalam
pelukan Jaejoong. Aku mencintaimu. Ulang Jaejoong dengan lebih keras. Selama ini aku
berusaha untuk membohongi perasaanku sendiri, tapi sekarang aku tidak bisa menahannya
lagi.
Hyung ... Top ragu untuk memanggil Jaejoong tapi dia baru saja melihat Hyori yang
berdiri tidak jauh dari mereka dan Hyori menangis. Sementara Junsu yang berada di sebelah
Hyori hanya terlihat tercengang.
Aku mohon, Joo Hyun ... Jaejoong memulai lagi, dia masih belum melepaskan
pelukannya. Jangan abaikan perasaanku lagi ... aku tidak sanggup melihatmu terus bersama
Yoo Chun.

Im Sorry I Love You but I Lie

97

Joo Hyunn tidak bergeming. Perasaannya kacau. Tapi kenyataan yang selama ini dia
simpan di lubuk hatinya yang paling dalam kini menyentakkan pikirannya. Aku juga masih
mencintaimu. Joo Hyun ingi mengucapkan kata-kata itu, tapi kemudian dia teringat Yoo Chun.
Dia tidak bisa menghianati Yoo Chun seperti ini, tapi Joo Hyun juga tidak bisa...
Segala pikiran Joo Hyun menghilang saat Jaejoong tiba-tiba mencium bibirnya. Joo Hyun
tidak bisa merasakan apa-apa lagi kecuali Jaejoong, bahkan semua ingatan tentang Yoo Chun
menghilang dari memorinya.
Top tidak tau apa yang Jaejoong pikirkan atau apa yang sedang direncanakan
sahabatnya itu. Tapi menurutnya Jaejoong sudah keterlaluan. Top yakin, Jaejoong pasti
melihat Hyori yang jelas-jelas berdiri dihadapannya- terlihat shock dengan aapa yang dilakukan
pacarnya.
Hyori- Junsu berputar untuk mengejar Hyori yang berlari melewatinya begitu saja, tapi
Top mendahuluinya.
Hyori, tunggu! Top akhirnya berhasil meraih tangan Hyori dan memaksanya untuk
berhenti. Kamu baik-baik saja, kan?
Tangis Hyori sudah pecah saat dia berbalik untuk menghadap Top. Apa menurutmu aku
masih baik-baik saja setelah melihat apa yang Jaejoong lakukan tadi? isaknya. Aku tau aku
salah, tapi haruskah dia memperlakukanku seperti ini?.
Hyori ... Top menarik Hyori kedalam pelukannya, dan membelai punggungnya tanpa
rasa canggung. Dia berharap bisa menghilangkan kesedihan Hyori sekarang. Aku pernah
dengar, yang dibutuhkan wanita saat sedang sedih adalah tempat bersandar. Kata Top yang
menahan Hyori agar tidak menarik diri dari pelukannya.
Hyori akhirnya diam , dan mencoba menikmati kenyamanan yang Top berikan meskipun
itu bertentangan dengan hatinya. Butuh waktu sedikit lama sampai Hyori akhirnya berhenti
menangis , dan Top dengan sabar terus memeluk dan membelainya.
Junsu berdiri tak bergeming dibelkang Top, menyaksikan adegan itu dengan muram.
Kemudian, tanpa berkata apapun, dia berbalik pergi dengan wajah lesu.
Sudah merasa lebih baik?tanya Top pada Hyori . orang-orang mulai memperhatikan
kita.

Im Sorry I Love You but I Lie

98

O, Hyori segera menarik diri dan langsung menghapus air mata yang membasahi
wajahnya, dan mengusap air matanya. Lalu Top menarik syal-nya lebih tinggi untuk menutupi
wajahnya.
Jangan sampai orang-orang melihat lee Hyori menangis di tengah jalan seperti ini, ok?
Hyori menjawab dengan senyum yang terkesan dipaksakan. Kak Lee pasti akan
mengomeliku karena mataku bengkak. Hyori tiba-tiba panik, mengipasi matanya dengan
tangan.
Mata bengkak itu seksi.gurau Top yang berhasil memancing senyum Hyori , kali ini
tanpa ada keterpaksaan.
Ini gara-gara Jaejoong...perasaan marah dan keinginan untuk memaki Jaejoong tia-tiba
muncul dalam benak Hyori, dan langsung Hyori luapkan begitu saja. Cowok jelek,
menyebalkan, playboy! Top mengompori dengan berseru Ya!Ya!

sambil mengangguk-

angguk penuh semangat. Memangnya dia pikir aku tidak bisa melakukan hal yang sama? Lihat
saja, akan ku buktikan padanya kalau aku bisa mendapatkan cowok yang lebih keren dari dia.
Kalau soal itu...aku bisa membantu tidak?Top menaikkan sedikit Topinya agar Hyori
bisa melihat wajahnya lebih jelas, lalu dia menirukan pose cantik Jaejoong yang dia hafal.
Bagaimana? Apa aku lolos audisi?
Hyori melengos pergi sambil menertawakan Top. Ya, wajah Top yang macho itu
terlihat lucu saat menirukan pose cantik Jaejoong.
Hyo Woon
Aku mencoba menelfonmu, tapi kamu tidak menjawab. Apa kamu begitu sibuk?
Kamu baik-baik saja, kan? Aku pergi ke tempat anak-anak, kamu bisa menyusulku, kan?
Aku merindukanmu.
Junsu terus membaca pesan singkat itu berkali-kali selama duduk di bus. Perasaan takut
dan rasa bersalah kini membayang-bayanginya.
Apa aku begitu payah soal wanita? Junsu bertanya pada bayangannya yang terpantul di
kaca. Wajah yang menurutnya asing itu balas menatapnya tanpa bersemangat. Semangatnya
itu menjadi semakin surut saat dia membayangkan Jaejoong & Yoo Chun yang dengan
mudahnya pasti bisa menaklukkan hati wanita. Hyo Woon. Saat teringat Jaejoong yang
mencium Joo Hyun tadi, Junsu mendadak cemas kalau Yoo Chun juga melakukan hal yang

Im Sorry I Love You but I Lie

99

sama pada Hyo Woon. Bayangan itu terus menari-nari di pikiran Junsu, seolah mengejeknya,
dan tak mau hilang.
Sampai di halte terakhir, Junsu langsung melesat turun, dan langsung berlari melewati
jalan setapak secepat ia mampu. Hingga akhirnya Junsu berhasil sampai di tempat Hyo Woon
mengajar anak-anak terlantar dengan terengah-engah. Tapi apa yang dia lihat di tempat itu
langsung membuat semangatnya lenyap, meskipun ada sedikit kelegaan karena Yoo Chun
ternyata tidak- dan semoga tidak akan pernah- mencium Hyo Woon.
Hyo Woon terlihat asyik mengawasi anak-anak didiknya yang bermain dengan mainanmainan baru, dan Yoo Chun berada tidak jauh darinya- dia terlihat sedikit kesal saat mengajari
seoarang anak laki-laki bernama Jun Goo tentang cara menggunakan remote control pesawat
terbang.
Begini ... ini- seperti- perhatikan aku dulu, ok? Yoo Chun nyaris ingin memakan anak
kecil di hadapannya itu karena begitu jengkel. Dia heran kenapa Hyo Woon bisa begitu sabar
menghadapi anak-anak yang selalu banyak betanya soal hal-hal yang menurutnya sepele.
Seperti ini ... bisa, kan? tanya Yoo Chun setelah mencontohkan cara menggunakan remote
control untuk yang ke 65 kalinya pada Jun Goo, dan diam-diam Hyo Woon menrtawakannya.
Dia telihat sangat bahagia, batin Junsu yang terus mengawasi Hyo Woon secara diamdiam.
Yoo Chun shi. Hyo Woon berjalan menghampiri Yoo Chun. Terima kasih, ucap Hyo
Woon tulus.
Untuk apa?
Untuk mainan-mainan baru ini. Mereka terlihat sangat bahagia, kata Hyo Woon.
Tidak masalah.
Tapi bukan berarti aku berhenti marah karena kejadian semalam. Hyo Woon
mempertegas, bkan hanya untuk Yoo Chun, tapi untuk dirinya sendiri juga, untuk menjaga
dirinya agar tidak terjerumus kedalam perasaan yang tidak dia inginkan.
Yah... Yoo Chun pura-pura mengeluh kecewa, dan saat dia berpaling ke arah lain, dia
memergoki Junsu yang tengah mengintip dari balik bak sampah. Aku tau tidak akan mudah
membuatmu memaafkanku. Yoo Chun melanjutkan tanpa mengabaikan Junsu.

Im Sorry I Love You but I Lie

100

Lalu sebuah pikiran jail muncul di benak Yoo Chun untuk memanas-manasi Junsu. Eh Hyo Woon, Yoo Chun meraih pinggul Hyo Woon dan menyeretnya lebih dekat. Tapi Hyo
Woon yang begitu terkejut dengan aksinya itu secara refleks langsung menampar Yoo Chun
dengan pukulan telak.
Apa yang kau lakukan? Hyo Woon menjadi begitu marah sampai tubuhnya menjadi
gemetar.
Aku hanya menarikmu mendekat, kenapa kamu menamparku? Yoo Chun tidak kalah
kesalnya mendapat tamparan Hyo Woon lagi selama 2 hari berturut-turut.
Kenapa juga Anda harus merangkul pinggul saya? balas Hyo Woon tidak terima.
Aku----- Yoo Chun memilih untuk tidak menjawab saja daripada meneruskan
pertengkaran. Dia melirik tempat Junsu tadi dengan mata memicing, dan melihat ujung kepala
Junsu yang sedikit terlihat bergetar dengan hebatnya. Sial! Junsu pasti sedang
menertawakanku. batinnya geram.
Junsu nyaris tidak bisa menahan diri agar tidak tertawa terbahak-bahak. Itu bukan hal
yang mudah untuknya. Perutnya sampai terasa melilit karena menahan tawa. Lalu pada saat
yang tidak dia duga, pesawat yang dimainkan Jun Goo melayang dengan cepat ke arahnya &
menabrak punggungnya dengan keras.
Kenapa Kakak menabrakkan pesawatnya ke tempat sampah? tanya Jun Goo yang
kembali merebut remote control pesawat mainannya yang diambil oleh Yoo Chun barusan.
Tidak pa-pa. Itu pesawat bagus kok. Kamu bakar juga tidak akan rusak. Yoo Chun
tersenyum senang karena akhirnya bisa membalas Junsu.
Sepertinya ada orang disana. Hyo Woon ingin memastikan karena tadi dia sempat
mendengar pekik kesakitan dari arah tempat sampah.
Biar aku periksa, Yoo Chun menambil alih. Dia tidak mau Junsu mengganggunya
sekarang. Sekalian mengambil pesawatnya, Yoo Chun sampai di belakang tempat sampah dan
mendapati Junsu tengah berjongkok disana sambil mengelus-elus punggungnya yang
kesakitan, dan matanya terlihat berair.
Kau sengaja, kan? Junsu bertanay dengan suara lirih yang hampir terderngar seperti
geraman.

Im Sorry I Love You but I Lie

101

Makanya jangan suka mengganggu kencan orang, balas Yoo Chun. Dia memungut
pesawat yang tergeletak didekat kaki Junsu. Pulang saja sana! Dan awas kalau Jaejoong
sampai au aku ditampar lagi! ancamnya dengan berbisik.
Tanpa menunggu jawaban Junsu dan mengabaikan wajah kesal sahabatnya itu, Yoo
Chun kembali ke tampat Hyo Woon menunggunya. Tidak ada siapa-siapa, hanya kucing.
Junsu mendukung jawaban asal Yoo Chun dengan mengeong kasar.
Oh.
Coba terbangkan lagi pesawatnya, Jun Goo! kata Yoo Chun, kembali bersemangat
meskipun angin dingin membekukan pipinya yang memerah karena tamparan Hyo Woon tadi.
Jun Goo menurut.
Hyo Woon sebenarnya masih ragu dengan jawaban Yo Chun karena rasanya dia
mengenali suara pekikan tadi. Tapi saat dia ingin memeriksanya sendiri, Yoo Chun dengan
sengaja mengalihkan perhatiannya.
Kenapa anak itu malah memakan mainannya? seru Yoo Chun sambil memutar langkah
Hyo Woon. Hyo Woon pun segera mendekati Eun Seok yang sednag mencoba memakan kaki
bonekanya.
Saat itulah Junsu menggunakan kesempatan itu untuk lari, dan 5 menit kemudian dia
sudah tiba di halte. Lelah, Junsu melemaskan otot kakinya dengan duduk, dan mencoba untuk
tidur sambil menunggu bus yang mungkin akan datan setengah jam lagi.Tapi ketenangannyaitu
tiba-tiba terganggu saat dia melihat pasangan yang tengah ribut di dekatnya.
Kamu tidak harus melakukan ini kan, Seohyun ...si pria bertubuh pendek itu memohon
pada sang gadis.
Jadi menurutmu aku harus menunggumu lagi?Untuk berapa lama?cewek itu
membalas dengan kasar.
Sebentar lagi. Hanya satu tahun, dna aku akan mendapatkan uang untuk menikahimu.
Aku mohon.... cowok itu memohon dengan sungguh-sungguh. Matanya terlihat seperti dia
hampir menangis.
Ayahku sudah memilihkan jodoh untukku. Yang jelas orang itu lebih kaya darimu, dan
kami akan menikah bulan depan, kata cewek itu, kemudian dia pergi meninggalkan
cowoknya begitu saja.

Im Sorry I Love You but I Lie

102

Junsu menyadari dirinya ikut tegang mendengar ucapan cewk tadi. Bagaiman kalau
Hyo Woon juga mengatakan hal yang sama dengan cewek itu pada Junsu ? Junsu tidak bisa
membayangkannya, dan dia tidak akan membiarkan Hyo Woon menunggu terlalu lama.
Semangat untuk mengalahkan Jaejoong dan Yoo Chun di permainan mereka tiba-tiba
membar di dalam diri Junsu. Dia harus bisa mendapatkan hati Hyori lebih cepat sebelum
Jaejoong bener-benar mendapatkan Soo Hyun, bahkan kalau dia harus berenang dengan Top,
dia tidak akan menyerah, untuk Hyo Woon.
Jaejoong mambaringkan Joo Hyun di tempat tidurnya dengan hati-hati setelah dia
menggendong cewek itu dari bawah. Dia langsung mengantarkan Joo Hyun pulang karena
khawatir ibu Joo Hyun akan mengamuk melihat putrinya mabuk bersama mantan pacar yang
dulu pernah mengabaikan anaknya untuk perempuan lain meskipun pada kenyataanya mereka
putus dengan baik-baik. Ibu Joo Hyun selalu berpikiran kalau Jaejoonglah yang menghianati
Joo Hyun. Ya...ayo kita menikah...aku ehm...hanya ingin menikah denganmu... Joo Hyun
terus mengoceh didalam tidurnya.
Dasar, desis Jaejoong dari ujung bibirnya. Dia menarik selimut untuk Joo Hyun lebh
tinggi, lalu dia turun ke bawah unutk mengambil air putih.
Oppa! seruan adiknya, Ri An, menahan langkah Jaejoong di tangga.
Ada apa? Aku kan sufah bilang kalau Joo Hyun dan aku tidk akan melakukan apapun
dikamar. Jaejoong menjelaskan untuk yang kedua kalinya pada Ri An sejak dia pulang tadi.
Memangnya aku peduli dengan apa yang akan Oppa lakukan dengan Kak Joo Hyun,
balas Ri An acuh.
Lalu?
Aku hanya ingin tau apakah Oppa dan kak Hyori sudah putus.
Tidak. Memangnya kenapa?
Lihat saja sendiri ! Ri An mengangguk ke arah TV yang menyala di ruang keluarga.
Jaejoong harus memicingkan mata agar bisa melihat apa yangag Ri An ingin dia lihat.
Itu acara J-Kwon Show Models, acara yang rutin diadakan Kwon Sang Woon setiap bulan untuk
memamerkan designnya. Lalu Jaejoong melihatnya.

Im Sorry I Love You but I Lie

103

Hyori berjalan diatas catwalk dengan balutan gaun pengantin putih yang mewah dan
indah. Hyori terlihat luar biasa cantik, dan di sebelah Hyori, Top mendampinginya sebagai
pasangannya. Mereka berdua terlihat serasi dan indah.
Sepertinya mereka mencoba membuat sensasi lagi, komentar Ri An.Pasti sebentar
lagi Top akan mencium Kak Hyori, Ri An melirik ke arah kakaknya yang terlihat begitu
kaku.Apa kak Hyori benar-benar mencintai Oppa? Kalau iya kenapa dia tidak memberitau
semua orang kalau Oppa pacarnya dan berhenti membuat sensasi dengan Top? Tidakkah Oppa
cemburu?
Aku tidak tau, suara Jaejoong nyaris terdengar dingin.Jangan campuri urusanku,
ok? dia mengacak-acak rambut Ri An sebelum kembali menaiki tangga.
Hyori dan Top kembali ke ruang make up begitu mereka turun dari panggung. Hyori
begitu lega karena akhirnya dia bisa menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik, karena pada
awalnya dia merasa takut akan mengecewakan Tuan Kwon, mengingat apa yang dialaminya
tadi sebelum acara dimulai.
Tadi itu berjalan dengan baik, kan? ujar Top sambil tersenyum.Terima kasih.
Tidak masalah. Aku senang bisa membantu.
Pintu di belakang Top terbuka, dan Junsu melangkah masuk dengan membawa seikat
bunga di tangannya.
Junsu! Hyori sedikit terkejut melihat kedatangan Junsu.Kamu disini! Tapi kenapa
tadi menghilang?
Tadi aku hanya pergi sebentar, jawab Junsu.
Junsu? Top memandang Junsu dari atas ke bawah.Kenapa Xiah Junsu yang kukenal
terlihat berbeda?
Hanya sedikit.
Apa kau melihatv penampilan kami?
Ya. Kalian luar biasa.
Bunga ini untukku, ya? tanya Top sambil mengambil bunga ditangan Junsu, tapi
Junsu dengan cepat merebutnya kembali.

Im Sorry I Love You but I Lie

104

Tentu saja bukan! Junsu sedikit sewot meskipun dia tau maksud Top hanya
bercanda. Dia kemudian memandang Hyori yang tertawa kecil, lalu Junsu memberikan
bunganya. Ini untuk pengantin yang paling cantik dan yang terbaik di Korea. 127
Itu berlebihan. Top menyahut dari belakang.
Tapi Hyori begitu tersanjung melihat perlakuan Junsu .Terimakas--- Hyori belum
selesai berbicara saat Junsu dengan tiba-tiba mencium bibirnya. Membuat Hyori membeku
karenanya.
Apa yang ---- Top nyaris tidak bisa mengatakan apapun karena dia juga terkejut
melihat tindakan nekat Junsu. Ada apa dengan sahabat-sahabatnya sekarang? Top bertanyatanya dengan bingung. Tadi Jaejoong mencium Joo Hyun- pacar Yoo Chun, dan Junsu mencium
Hyori- pacar Jaejoong. Jangan-jangan diluar sana Yoo Chun juga sedang mencium pacar Junsu yang entah siapa, pikir Top merasa aneh.
Junsu -- apa - yang-- Hyori mencoba meminta penjelasan. Ini semua terlalu
mengejutkan untuknya. Kenapa Junsu menciumnya? Hyori ingin tau jawabannya sekarang.
Aku hanya mengekspresikan perasaanku. Itu saja. Junsu mencoba tersenyum seperti
biasa, tidak menunjukkan kegugupannya. Dia merasa kotor karena telah mengkhianati Hyo
Woon seperti ini. Tapi apa boleh buat. Kalau tidak nekat, dia tidak akan maj, kalau dia tidak
maju dia akan kalah, kalau dia kalah dia tidak akan bisa menikahi Hyo Woon. Kadang berbuat
gila tiu berguna.
Mengekspresikan perasaan apa? tanya Top menuntut. Tapi Hyori sudah tau
jawabannya, dan sekarang dia menatap Junsu dengan serius.Junsu, kau tau siapa Hyori, kan?
Aku tau dia siapa. Dia pacar Jaejoong. Junsu berbicara sambil terus menatap ujung
gaun Hyori karena takut melihat mata Top. Dari dulu dia memang takut melihat mata hitam
yang tajam itu, meskipun kepribadian Top berlawanan dengan penampilannya.Tapi Jaejoong
sudah mencampakkannya, dan aku.... Junsu ragu saat membalas tatapan Hyori.Aku ingin
menjadi tempat bersandar unutk Hyori, aku ingin menjadi orang yang selalu berada di
sampingnya, aku ingin selalu menemaninya, membuatnya tersenyum, dan selalu menjaganya.
Junsu dengan lancar mengucapkan kata-kata yang dia kutip dari novel yang pernah dia baca.
Dia cukup yakin kalau Top tidak tau dia mengutip kata-kata itu dari buku. Hyori, apa kamu
mau menjadi pacarku? tanya Junsu kamudian, dia tidak mengacuhkan Top yang mengatainya
gila.

Im Sorry I Love You but I Lie

105

Sebenarnya ini terlalu mengejutkan untukku. Hyori tidak langsung menjawab, karena
dia suka pilih-pilih, dan Junsu jelas tidak masuk kriterianya, meskipun tidak bisa dipungkiri
kalau dia selalu merasa nyaman saat bersama Junsu, dan Hyori ingin tau keseriusan Junsu.
Tapi untuk menjadi pacarku, kamu harus bisa memenuhi 3 syarat.
Syarat apa? Junsu mulai merasa tidak percaya diri, dan jujur, dia sedikit takut.
Besok kamu akan tau. Besok pagi datang saja ke apartemanku. Kamu tau, kan? tanya
Hyori.
I-ya, jawab Junsu gugup.
Hati-hati saja, ok? Biasanya persyaratan dari Hyori itu aneh-aneh dan .....berbahaya.
Top sengaja berbisik untuk menakut-nakuti Junsu saat Hyori keluar untuk menemui Tuan
Kwon. Sebenarnya mendengar suara renda Top saja sudah membuat Junsu takut.Lebih baik
kamu urungkan saja niatmu untuk berpacaran dengan Hyori
Dan mengalah untukmu, begitu? potong Junsu mendadak tau apa tujuan Top
menakut-nakutinya. Aku tidak akan takut!
Ya sudah kalau begitu. Yang jelas sebagai teman aku sudah mengingatkanmu.kata Top.
Diaa kemudian berjalan keluar , meninggalkan Junsu sendiri dengan perasaan tidak yakin.
Lalu sebuah telfon dari Hyo Woon mengejutkan Junsu dari lamunannya.
Hallo?
Junsu, apa kamu masih sibuk?suara Hyo Woon yang ringan langsung menenangkan
batin Junsu.
Tidak. A aku minta maaf karena tadi tidak menjawab telfonmu.
Tidak pa-pa. Junsu, bisakah kamu datang ke rumahku sekarang? Aku benar-benar ingin
bertemu dengan mu.
Tentu, aku akan ke sana sekarang.
Aku mencintaimu. Hyo Woon tidak biasanya mengucapkan kata-kata itu lewat telfon,
dan itu sedikit membuat Junsu merasa aneh, tapi dia senang mendengarnya.
Aku juga mencintaimu.balas Junsu. Lalu dia menutup telfon. Saat berbalik, Junsu
dikejutkn oleh Top yang ternyata sudah berdiri di depan pintu entah sejak kapan, dan

Im Sorry I Love You but I Lie

106

memandangnya tanpa mengatakan septah katapun. A...emini telfon dari Jaejoong. Junsu
berbohong.
O, aku baru tau kalau kamu dan Jaejoong saling mengungkapkan cinta saat berbicara di
telfon. Top berbicara seolah tidak peduli.
Er...ya. Aku pergi dulu. Junsu berjalan melewati Top begitu saja sebelumdi
mendapatkan pertanyaan-pertanyaan aneh dari Top yang mungkin akan memojokkannya.
........
Mobil Yoo Chun berhenti di depan pagar rumah Hyo Woon yang terlihat sepi. Dari balik stir
mobil, Yoo Chun melincur keluar agar bisa membukakan pintu untuk Hyo Woon, tapi ternyata
Hyo Woon malah sudah keluar mendahuluinya.
Apa aku boleh masuk kedalam? tanya Yoo Chun.
Tidak boleh, Hyo Woon memang tidak berniat memperhalus kata-katanya. Dan
mohon besok jangan menemui saya lagi, ok? Hyo Woon berkata sungguh-sungguh.
Ya, baiklah.... Yoo Chun erlihat benar-benar kecewa. Meskipun sebenarnya kata-kata
itu tidak mempan untuknya. Yoo Chun meras aneh sendiri mendapati dirinya sudah tidak sabar
untuk menemui Hyo Woon lagi besok.
Dan sekali lagi terimakasih karena Anda sudah mau peduli dengan anak-anak saya.
Anak-eh?
Iya. Mereka adlah anak asuh saya dan Junsu. HyoWoon memberi tahu agar Yoo Chun
tahu sudah sejauh apa hubungannya dengan Junsu.
Oh-ya. Yoo Chun berhasil untuk tidak tertawa saat membayangkan Junsu yang
menurutnya masih kekanakan meskipun punya otak yang briliant di pelajaran mengasuh
anak-anak yang mungkin akan membuat kepalanya botak. Kalau begitu aku pergi. Yoo Chun
pamit.
Jangan kembali lagi, ya! seru Hyo Woon sebelum mobil Yoo Chun melesat pergi.
Dia siapa? suara ayahnya mengejutkan Hyo Woon. Pacar barumu, ya?
Dia bukan siapa-siapa, Ayah. Hyo Woon menegaskan sebelum ayahnya berpikir
macam-macam. Tapi ayahnya terlihat tidak percaya.

Im Sorry I Love You but I Lie

107

Dia anak orang kaya, kan?


Iya. Lalu kenapa, ayah? Aku bahkan tidak akan bertemu dengannya lagi. Kata Hyo
Woon. Apa yang Ayah lakukan di luar? tanyanya, mencoba mengalihkan pembicaraan.
Kamu pikir ayah mau duduk berdua dengan pacarmu itu? raut wajah Ayahnya tibatiba berubah jadi sebal.
Junsu? Dia sudah disini? Hyo Woon bergegas masuk ke rumahnya, dan melihat Junsu
sudah berdiri di ruang tamu rumahnya, menunggunya. Junsu, kamu trlhat berbeda. Hyo
Woon berjalan lebih dekat, hampir dengan tidak berkedip melihat penampilan Junsu yang
sekarang.
O ini ... Junsu hampir melupakan bagaimana panampilannya sekarang karena sibuk
menghibur diri saat melihat Yoo Chun mengantar pacarnya pulang. Aku hanya mengubah
gaya sedikit. Tidak pa pa, kan? Tapi kalau kamu tidak suka ya aku akan mengemblikannya
lagi.
Aku suka kok. Hyo Woon sungguh-sungguh. Tapi kalau sekaranga kita jalan berdua,
akan terlihat jelas kalau aku lebih tua darimu.
Memangnya kita hatus peduli dengan hal itu? Hyo Woon, bukankah kita sudah
sepakat untuk....
ya, ya..... Aku ingat Hyo Woon tersenyum melihat ketakutan Junsu. Dia melangkah
maju lagi, kemudian merapikan kerah kemeja Junsu yang sedikit berantakan.
Aku tidak akan peduli walupun orang lain bilang aku terlalu tua untukmu Hyo Woon
melnjutkan. Sekarang dia menatap mata Junsu dan tersenyum. Tapi sekarang aku tidak akan
bisa tenang saat bekerja.
Kenapa?
Karena sekarang pasti akan ada banyak wanita yang mengejarmu, dan aku tidak bisa
selalu ada didekatmu.
Junsu menarik Hyo Woon lebih dekat dengannya, hingga tidak ada jarak sesentipun
diantara mereka, kemudian dia memeluk Hyo Woon dengan erat. Kamu tidak harus selalu ada
didekatku, karena tanpa kamu mintapun aku akan selalu menjaga hati ini untukmu.
Itu kata-kata dari novel apa? tanya Hyo Woon yang masih menikmati pelukan Junsu.

Im Sorry I Love You but I Lie

108

Aku lupa. Tapi yang jelas aku serius. Jawab Junsu. Hyo Woon.
Hm - ?
Kamu akan menungguku, kan?
Tentu. Jawab Hyo Woon langsung.
Sampai aku mendapatkan uang untuk menikahimu, kamu akan terus percaya padaku,
kan?
Pasti. Aku selalu percaya padamu.
Itu benar-benar melegakan. Junsu memeluk Hyo Woon lebih erat.
.....
Joo Hyun perlahan membuka matanya dengan enggan. Ditambah lagi, seluruh
tubuhnya terasa pegal, dan itu membuat Joo Hyun semakin enggan untuk bangun. Jadi, dia
memutuskan unuk tudur lagi.
Tapi saat akan menarik selimutnya yang merosot, tangannya tanpa sengaja menyentuh
tangan lain yang sepertinya milik Jaejoong. Dengan takut & was-was Joo Hyun membuka
matanya lebar-lebar, & melihat Jaejoong tidur disebelahnya. Panik Joo Hyun kemidian
membuka selimutnya, & lega melihat tubuhnya masih berpakaian lengkap.
Dia tidak mungkin melakukannya, batin Joo Hyun sambil menertawai dirinya sendiri.
Jaejoong bergerak sedikit dalam tidurnya, dan berbalik menghadap Joo Hyun yang
masih bertahan dengan posisi setengah duduk sambil terus menatapnya. Jaejoong terlihat
tenang dan kalem saat tidur, bukannya usil atau banyak tingkah seperti kenyataannya. Orang
yang melihat Jaejoong sekarang pasti tidak akan percaya kalau Jaejoong bukan anak yang baik,
penurut, & penyayang seperti yang digambarkan wajah tampan itu sekarang.
Sadar setelah dirinya dibuat terpesona oleh wajah Jaejoong yang tengah tidur, Joo
Hyun segera mengalihkan matanya ketempat lain. Hanya dengan melihat poster-poster band
rock yang mendominasi dinding kamar Jaejoong, Joo Hyun tahu kalau dia sedang berada di
kamar Jaejoong.
Apa aku mabuk, ya? Joo Hyun mencoba mengingat-ingat. Dia ingat kalau dia tadi
bertemu Top meskipun sampai sekarang dia masih merasa itu seperti mimpi lalu minum
bersama Jaejoong dan Top. Tapi setelah itu apa, ya? Joo Hyun mengorek ingatannya.

Im Sorry I Love You but I Lie

109

Aku mencintaimu,
Joo Hyun merasa perutnya bergolak saat teringat apa yang Jaejoong katakan padanya
di tengah jalan tadi. Dan sakit di perutnya menjadi lebih berlipat saat dia ingat kalau Jaejoong
tadi juga menciumnya.
Aarght...!! Joo Hyun menjerit karena stres.
Jaejoong kemudian terbangun, dan menatap kesekeliling dengan was-was. Tapi tidak
ada apapun yang dia temukan. Ada apa sich? dia bertanya pada Joo Hyun yang malah
menangis disebelahnya.
Apa yang kamu lakukan...? Joo Hyun menutup wajahnya dengan kedua tangan
sambil terus menangis.
Apa? Aku tidak melakukan apapun! Jaejoong bingung.
Oppa. Ri An yang datang ke kamar Jaejoong karena mendengar teriakan Joo Hyun &
kakaknya secara bergantian. Oppa benar-nebar melakukannya, ya?
Apa aku tidak melakukan apa-apa! Jaejoong hampir berteriak agar suaranya tidak
kalah dengan suara tangis Joo Hyun yang semakin menjadi-jadi.
Kak Joo Hyun yang malang. Ri An bergumam sambil berlalu pergi tanpa
mengindahkan penjelasan Jaejoong.
Joo Hyun, aku bersumpah aku tidak melakukan apapun padamu, aku hanya tidur
disebelahmu, itu saja. Jaejoong mencoba menjelaskan dengan hati-hati. Siapa tahu menjadi
salah paham.
Kamu tadi menciumku ditengah jalan dan kamu bilang kamu tidak melakukan apaapa? jerit Joo Hyun. Jaejoong sedikit terkejut mendengarnya, tapi kemudian dia tersenyum.
Oo...itu... ujarnya, merasa reaksi Joo Hyun itu lucu. Apa kamu mau aku
melakukannya lagi disisni?
Jaejoong melompat mundur saat Joo Hyun kembali berteriak. Dia kemudian
membungkan mulut Joo Hyun dengan tangannya, lalu memaksa Joo Hyun berbaring agar
tenang.
Apa kamu gila? Joo Hyun bertanya, masih dengan nada tinggi yang melengkung.

Im Sorry I Love You but I Lie

110

Tidak. Tadi itu aku serius.


Kamu benar-benar dibuat gila karena Hyori, ya?! omel Joo Hyun lagi.
Tidak. Aku hanya mencintaimu. Apa kamu pikir aku gila?
Iya!
Kedua tangan Joo Hyun sekarang ditahan oleh Jaejoong, dan Jaejoong dengan jarak
2cm sekarang menatap wajah Joo Hyun lekat-lekat. Membuat Joo Hyun bungkam.
Jaejoong jangan ... Jaejoong nyaris terisak lagi.
Jangan apa? Memangnya kamu tau apa yang akan kulakukan?
Aku pacar Yoo Chun.
Aku tau.
Dia sahabatmu.
Aku tau.
Lalu kenapa kamu lakukan ini padaku?
Aku hanya ingin tau sesuatu. Jaejoong tersenyum, kemudian melepaskan Joo Hyun
dan menegakkan diri lagi. Dan sekarang aku sudah tau.
Apa?
Kamu masih menyukaiku.
Tidak mungkin terlihat jelas diwajahku, kan? Joo Hyun merasa wajahnya memerah.
Tidak. elaknya.
Akui saja. Aku tahu kalau kamu masih mencintaiku.
Sok tau.
Aku memang tau. Jaejoong ingin terus memojokkan Joo Hyun.
Aku tidak aku hanya mencintai Yoo Chun, dan akan terus begitu sampai kapanpun!
Joo Hyun beranjak pergi sambil mengambil tas yang ia lihat di dekat meja komputer. Tasnya.
Kemudian dia keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Im Sorry I Love You but I Lie

111

Jaejoong menatap Joo Hyun yang pergi dengan tergesa-gesa, sampai Joo Hyun
menghilang dari pandangannya. Kemudian dia kembali berbaring untuk melihat langi-langit
kamarnya yang terang. Saat dia mencoba memejamkan matanya untuk tidur lagi, dia diganggu
oleh Ri An yang baru saja masuk kedalam kamarnya, dan ikut berbaring disebelahnya.
Aku tidak bisa memahami Oppa.kata Ri An sambil menatap kakaknya.
Apa tadi kamu menguping? tanya Jaejoong.
Iya. Ri An memang selalu blak-blakan saat bersama Jaejoong. Oppa benar-benar
masih menyukai Kak Joo Hyun?
Memangnya kenapa kamu ingin tau? Jaejoong balas bertanya.
Aku hanya ingin tau saja. Sebenarnya dirumah itu hanya Ri An yang memiliki sifat
yang sama seperti Jaejoong. Terlihat acuh tapi sebenarnya peduli. Ri An meniru sikap itu dari
kakaknya. Sebenarnya aku lebih suka kalau Kak Joo Hyun jadi kakak iparju, dari pada Kak
Hyori.
Kenapa? Apa karena kamu & Joo Hyun sama-sama penggemar Big Bang? Jadi kalian
bisa sering-sering pergi menonton konser bersama, begitu?
Itu salah satu alasannya sich. Ri An tersenyum seperti Jaejoong. Tapi menurutku Kak
Hyori itu tidak benar-benar mencintai Oppa. Buktinya dia tidak malu saat berciuman dengan
Top di atas panggung meskipun Top bukan siapa-siapanya, tapi kenapa dia harus malu untuk
memberi tau kalau Oppa pacarnya?
Jaejoong bukannya tidak memperdulikan hal itu. Dia pernah menanyakan hal yang
sama pada Hyori, tapi Hyori belum pernah memberikan alasan yang jelas tentang kenapa dia
tidak memberi tahu ke semua orang kalau Jaejoong pacarnya.
Mungkin dia beranggapan kalau aku hanya akan mengganggu karirnya saja. jawab
Jaejoong. Dia nyaris tidak bisa menutupi senyum sedihnya.
Pasti iya. Oppa kan suka membuat masalah. ledek Ri An yang langsung mendapat
lemparan bantal tepat diwajahnya.
Coba katakan lagi! Jaejoong berganti ke posisi miring dan dengan usil menggelitiki
perut Ri An sampai membuat adik perempuannya itu terpingkal-pingkal.

Im Sorry I Love You but I Lie

112

Oppa jelek! Pembuat masalah! Galak! Ri An terus meledek ditengah usahanya untuk
menghalangi Jaejoong menggelitiki perutnya. Setelah kurang lebih 2 menit yang menyiksa
terlewati oleh Ri An, mereka akhirnya berhenti saling menyerang.
Jaejoong meletakkan salah satu tangannya diatas tubuh kurus Ri An untuk
memeluknya. Ri An juga melakukan hal yang sama.
Tapi aku menyayangi Oppa. ujar Ri An yang masih sedikit terengah karena terlalu
banyak tertawa.
Sayangnya aku tidak menyayangimu. gurau Jaejoong yang membuat Ri An langsung
mengerucutkan bibirnya. Aku bercanda Oppa juga menyayangimu. kata Jaejoong kemudian,
memeluk adik satu-satunya dengan lebih erat.
Oppa? suara Jaejoong semakin tidak jelas. Dia benar-benar mengantuk sekarang.
Apa Oppa masih menyukai kak Joong Hyun?
Aku tidak tau.
Apa Oppa akan mengkhianati kak Yoo Chun?
Aku tidak tau.
Lalu apa yang Oppa tau?
Aku tidak tau.... suara Jaejoong benar-benar menghilang sekarang, dan dia hanyut
dalam tidurnya dengan perasaan tidak tenang. Kemudian mimpi itu datang.

Im Sorry I Love You but I Lie

113

Just love you


No more...
Ada apa dengan wajahmu? tanya Junsu saat melihat wajah kusut Jaejoong yang baru
saja datang ke studio.
Tidak pa-pa hanya mimpi buruk. Jaejoong menjawab tanpa semangat. Dia
mengnambil tempat di sebelah Yoo Chun yang tengah sibuk chatingan, entah dengan siapa
dan merebahakan diri di sofa yang nyaman itu.
Apa mimpi dikejar babi hutan lagi? Yoo Chun ikut nimbrung meskipun matanya
masih terpaku layar ponselnya.
Ya, aku bermimpi babi hutan itu berubah menjadi Micky Yoo Chun.
Tinju ringan Yoo Chun melayang dibahu Jaejoong. Lalu bagaimana? Apa aku berhasil
meggigit pantatmu? balasnya ngaco.
Tidak, kamu bilang kamu mengejarku karena kamu menyukaiku. Jaejoong membalas
dengan asal, keduanya tertawa bersama.
Aku sudah selesai! Junsu menutup laptopnya setelah menyelesaikan tugas mereka
bertiga.
Sudah semuanya? Yoo Chun bertanya dengan kagum.
Aku akan dapat nilai A+ , kan? tanya Jaejoong menuntut.
Tidak tau. Junsu melepas lelah dengan mengulat sambil berdiri. Aku lelah sekali.
Eh-Junsu, aku baru sadar kalau kau sudah tidak memakai kaca mata lagi. Jaejoong
memperhatikan penampilan Junsu dengan lebih teliti lagi.Apa yang terjdi denganmu?
tanyanya ingin tau.
Hyori yang melakukya. jawab Junsu dengan sedikit malu.
Tentu saja, Yoo Chun menyahut. Sekarang dia tidak lagi terpaku pada ponselnya.
Hyori memang punya selera yang bagus soal style. Lihat saja Junsu kita! Yoo Chun
mengawasi Junsu dari ujung rambut sampai ke ujung sepatunya. Coba aku yang dapat jatah
Hyori, pasti menyenangkan.

Im Sorry I Love You but I Lie

114

Apa kau mendapat tamparan dari pacar Junsu lagi? Jaejoong dengan cepat
mengalihkan Topik tentang Hyori.
Apa tidak! Yoo Chun mengelak sambil menjauh saat Jaejoong ingin melihat pipinya
lebih dekat.
Lalu kenapa masih ada bekas tamparan lagi disitu? Jaejoong ingin tau. Wajahnya
sudah menggambarkan kalau dia ingin menertawai Yoo Chun sekarang, sementara Junsu
sudah terang-terangan tertawa di belakangnya.
Tidak! Ini bekas tamparan yang semalam....
Tidak mungkin. Tadi pagi saja tidak semerah itu. kata Jaejoong. Iya, kan, Junsu?
Junsu mengangguk dengan keras. Itu pasti masih sakit. Hyo Woon-ku memang punya
kekuatan tangan yang super.
Jaejoong tertawa bersama Junsu dengan hebohnya, membuat wajah Yoo Chun
semakin merah karena malu & kesal. Keduanya masih tertawa saat pintu studio kembali
terbuka, & Top masuk dengan wajah sumringah.
Hai semuanya! Apa aku mengganggu? sapa maknae yang baru saja tiba itu.
Top! Yoo Chun berdiri untuk menyambut teman yang dia kenal lewat Jaejoong itu.
Aku dengar kamu sedang sibuk dengan tour Big Bang?
Ya. Tapi aku juga merindukan tempat ini. Jadi aku mampir sebentar. Top duduk
disebelah Yoo Chun.
Kalian tidak menyapanya? Yoo Chun bertanya pada dua sohibnya.
Kami sudah bertemu tadi. jawab Jaejoong. Junsu ikut mengangguk. Kau juga?
Jaejoong tidak tahu kalau kalau Junsu sudah bertemu Top juga, jadi dia heran.
Iya. Di tempat fashion show Hyori tadi. Junsu menjelaskan.
O, Jaejoong tidak menunjukkan keterkejutannya. Kenapa kau tadi tiba-tiba pergi?
dia bertanya pada Top.
Aku mengejar Hyori. Top menunggu reaksi Jaejoong selanjutnya. Dia benar-benar
akan mencari tahu kebenarannya sekarang, karena dia sudah sangat penasaran, dan mulai
sekarang dia akan terus mangawasi.

Im Sorry I Love You but I Lie


Hyori ada di sana? Jaejoong berpura-pura terkejut

115

dengan baik. Padahal dia

memang melihat Hyori tadi ada disana, hanya saja dia tidak mengenali kalau cowok disebelah
Hyori tadi Junsu. Aneh, kenapa aku tidak melihatnya?
Mungkin karena Hyung sedang sibuk dengan Joo Hyun.
Sibuk apa? tanya Yoo Chun ingin tahu.
Disebelah Jaejoong, Junsu pura-pura sibuk membuka laptopnya lagi. Dia punya firasat
kalau Top sedang berusaha menyelidiki mereka.
Kami hanya bermain. Jaejoong menjawab tanpa membalas tatapan Yoo Chun.
Jadi Joo Hyun sudah bertemu Top? Yoo Chun bertanya lagi, tapi kali ini dia tidak
membutuhkan jawaban. Dia pasti akan jadi menyebalkan besok. keluhnya. Kalian bermain
apa sich?
Kami hanya taruhan minum, dan yang kalah harus menyangyi sambil telanjang
ditengah jalan.Top menjawab, mewakili Jaejoong yang sebenarnya tak ingin menjawab.
Joo Hyun ikut minum? Yoo Chun tidak bisa mempercayai apa yang akan dijawab Top.
Ya, dia ikut.
Dan dia kalah? Yoo Chun nyaris ingin menarik kerah baju Top.
Iya, dia kalah.
Dan dia bernyangyi ditengah jalan sambil telanjang ? tangan Yoo Chun sudah menarik
jaket Top.
Tidak. aku tidak mungkin membiarkannya, kan? sahut Jaejoong yang langsung
mengendorkan otot-otot Yoo Chun yang sudah menegang.
Astaga...kalau dia benar-benar melakukannya... Yoo Chun hampir tidak bisa
melanjutkan kata-katanya.Kenapa kalian tidak melarangnya untuk tidak minum sich?
tuntutnya pada Jaejoong dan Top.
Kan asyik kalau melihat Joo Hyun mabuk. Jaejoong mencoba bercanda, tapi Yoo Chun
menganggapnya lain.
Asyik apa? Supaya kau bisa menciumnya? tanya Yoo Chun yang ingat saat Jaejoong
mencium Joo Hyun beberapa hari yang lalu. Pokoknya kalau kau sampai mencium Joo Hyun

Im Sorry I Love You but I Lie

116

lagi, aku tidak peduli dengan peraturan sialan itu aku tidak akan berpura-pura tidak tau, aku
akan
Peraturan apa sich? Potong Top yang sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak
bertanya langsung. Sebenarnya apa yang sedang kalian mainkan sich?
Jaejoong, Yoo Chun, dan Junsu sekarang saling menatap satu sama lain.
Ini salahmu, dasar bawel! Jaejoong mengirimkan pesan itu lewat tatapannya.
Maaf, Yoo Chun menunjukkan wajah penuh penyesalan pada kedua sahabatnya.
Sekarang bagaimana? Wajah bertanya-tanya Junsu sama sekali tidak membantu.
Jaejoong akhirnya bersuara. Tidak ada pilihan lain. dia mengambil nafas dalam-dalam.
Ini sebenarnya rahasia, jadi kalau kami beritahu, kau akan tutup mulutkan?
Aku akan tutup mulut. Top berjanji.
Kami sedang bertaruh, Jaejoong memberitahu dengan ragu.
Bertaruh untuk apa?
Make your friends girlfriend lovin you. jawab Jaejoong yang sudah bisa menebak akan
seperti apa reaksi Top.
Gila! Top memukul paha Yoo Chun tanpa sadar, membuat Yoo Chun meringis
kesakitan karenanya. Hyung mengajak Yoo Chun dan Junsu bertaruh untuk permainan gila
itu? tanyanya masih histeris.
Memangnya kau tahu itu permainan apa? tanya Yoo Chun yang masih sakit hati
karena Top memukulnya tanpa alasan, meskipun dia tahu Top melakukannya tanpa sengaja.
Dia hanya berada ditempat yang salah saat Top tidak benar-benar bisa menahan tangannya
karena terkejut.
Tentu saja! Hyung pernah mengajakku bermain itu waktu aku masih di trainee. Iya, kan,
Hyung?
Jaejoong hanya memberikan jawaban dengan mengangguk singkat.
Tapi aku menolaknya karena waktu itu aku tau Hyung
melanjutkan. Bayangkan saja....

menyukai pacarku. Top

Im Sorry I Love You but I Lie

117

Cih! Dasar bawel, gumam Jaejoong yang melompat ke belakang sofa, dan pergi untuk
mengambil beberapa soda, sementara Junsu dan Yoo Chun dengan serius mendengarkan Top
yang berceloteh tentang Jaejoong dulu. Ya, salah satu sikap Top yang menurut Jaejoong
menyebalkan adalah saat Top sudah asyik berbicara, dia akan mulai membeberkan hal-hal lain
yang sebenarnya rahasia.
Saat dia kembali ke sofa, dia mendapati ketiga sahabatnya kini menatapnya dengan
tatapan menuduh.
Apa?tanya Jaejoong binggung, tapi dia tidak terlalu memperdulikannya. Dia
meletakkan soda dan kripik kesayangannya di atas meja dan mulai memakannya sendiri. Tapi
kemudian dia berhenti saat menyadari Top, Yoo Chun dan Junsu ternyata masih terus
menatapnya. Ada apa sich?tanyanya menuntut. Dia merasa tidak nyaman diawasi seperti itu.
Kau masih menyukai Joo Hyun kan? tanya Yoo Chun langsung memojokkan.
Tidak.
Kau sengaja membujuk kami untuk ikut permainan gilamu itu agar kau bisa membuat
Joo Hyun menyukaimu lagi. Iya, kan?
Tidak!
Top bilang tadi kau mencium Joo Hyun-ku lagi. Yoo Chun merasakan tangannya
mengepal semakin kuat. Apa kau selalu memberikan ciuman untuk bisa mendekati wanita?
Tidak! elak Jaejoong. Tiba-tiba saja merasa marah. Memangnya Yoo Chun pikir dia
pecandu ciuman.
Benar. Berarti kau memang masih menyukai Joo Hyun...
Jaejoong merasa dirinya benar-benar bisa meledak sekarang. Dia membalas tatapan
marah dan kecewa Yoo Chun dengan penuh kekesalan. Tapi sebelum dia menyangkal, Top
sudah mendahuluinya.
Hyung selama ini aku selalu diam saja melihatmu mempermainkan banyak wanita, tapi
kalau wanita itu pacar sahabatmu-aku-
Apa? potong Jaejoong marah. Kemarahannya sudah meledak sekarang. Kau tidak
tahu apa-apa, jadi tutup mulut saja!semburnya.
Jadi aku salah? Yoo Chun menuntut jawaban.

Im Sorry I Love You but I Lie

118

Ya, kalian salah! Jaejoong balas berteriak. Kalau aku masih menyuakinya, aku akan
bertindak lebih jauh dari ini, bodoh! dia mengkhususkan kata terakhirnya untuk Yoo Chun
yang terlihat masih belum percaya.
Tapi kau masih menyimpan foto Joo Hyun ...Junsu ikut bersuara. Sebenarnya dia yang
paling takut kalau menghadapi emosi Jaejoong yang naik turun itu.
Jaejoong mengeluarkan ponsel dan dompetnya, lalu melemparnya ke pangkuan Junsu.
Junsu mengambil ponselnya dan Top memeriksa dompetnya.
Aku tidak hanya menyimpan foto Joo Hyun saja tahu! kata Jaejoong , masih dengan
nada marahnya, tapi sudah tidak setinggi tadi.
Junsu membuka galeri foto sekali lagi, tapi yang dia lihat memang bukan foto Joo Hyun
saja, tapi ada foto mereka dan Hyori juga. Bahkan ada foto saat Joo Hyun dan Yoo Chun
berciuman. Tapi yang paling banyak adalah foto Hyori, dan Top merasa bersalah saat melihat
tidak ada foto lain di dompet Jaejoong kecuali foto saat Hyori dan Jaejoong bersama.
Coba aku lihat! Yoo Chun memeriksa sendiri koleksi foto Jaejoong dan setelah melihat
semua isinya, perasaan marahnya berubah menjadi malu.
Kalian sudah tau, kan? Jaejong berbicara dengan sewot. Sebenarnya dia juga malu
sudah berteriak-teriak seperti tadi, apalagi hanya karena salah paham yang sebenarnya bisa
dia selesaikan dengan baik-baik. Tapi salah satu sifat terburuknya itu memang gampang
meledak.
Jaejong meminum sodanya untuk mendinginkan dadanya yang terasa panas. Saat dia
menurunkan kaleng sodanya, dia melihat wajah tersenyum Yoo Chun yang masih menyebalkan
menurutnya, tapi itu melegakan.
Apa? Jaejong masih sewot. Minta maaf?
Yoo Chun meringis. Maaf. Aku terlalu marah waktu Top bilang kalau tadi kau
mencium Joo Hyun lagi.
Jaejong hanya mengerucutkan bibirnya.
Tapi bisa tidak kalau kau tidak mencium Joo Hyun lagi? pinta Yoo Chun. Aku dan
Junsu kan tidak bertindak sejauh itu...
Junsu iya! Top menyela.

Im Sorry I Love You but I Lie

119

Junsu langsung melotot padanya untuk memberi isyarat agar Top tidak membocorkan
apa yang tadi dia lakukan pada Hyori. Tapi Jaejong sekarang sudah beralih menatapnya.
Junsu tadi mencium Hyori. Top memberitahu yang lain.
Mencium bibirnya? Yoo Chun bertanya langsung dengan tidak percaya.
Hanya sedikit. Junsu menunduk. Dia tidak ingin tahu bagaimana reaksi Jaejoong
sekarang. Karena takut itu akan membuat niatnya untuk terus mendekati Hyori agar menang
jadi urung.
Kenapa hanya aku sich yang paling tidak beruntung di permainan ini? Yoo Chun
mengeluh pada lampu di atasnya.
Apa Hyo Woon benar-benar sulit untuk dicium? tanya Jaejoong yang merasa sedikit
kasian pada Yoo Chun.
Tidak tau sich, aku belum mencoba...
Jangan! Junsu mendadak histeris, membuat Yoo Chun yang duduk di sebelahnya
terkejut. Jangan mencium Hyo Woon, ok?
Kenapa? Kau sudah mencium Hyori, lalu kenapa aku tidak boleh mencium Hyo Woon?
Kan tidak adil!
Oke, terserah! Junsu akhirnya menyerah untuk berargumentasi, toh dia juga malu
kalau Yoo Chun sampai tau rahasianya, bahwa selama 2 tahun berpacaran dengan Hyo Woon
dia belum pernah benar-benar berciuman dengannya, Tapi jangan lama-lama, ya!
Itu tergantung ... Yoo Chun mulai membayangkan hal-hal yang dilakukan Junsu, dan
itu terlihat jelas diraut wajahnya saat ini.
Lima menit kemudian langsung tanpa suara.
Jaejoong dan Yoo Chun duduk bersandar pada sofa sambil menatap langit-langit yang
berwarna merah gelap. Junsu masih bertahan menunduk, menatap sepatunya yang baru, dan
Top masih melihat-lihat foto di dompet Jaejoong.
Kalau ada kartu kredit yang hilang, awas. Jaejoong iseng mengancam Top saat Top
akan mengambil fotonya besama Hyori yang ada di dompet.

Im Sorry I Love You but I Lie

120

Hm, Top urung mengambil foto itu. Dia kemudian menutup dompet Jaejoong dan
mengembalikannya pada si pemilik. Lalu dia ikut bersandar seperti Jaejoong dan Yoo Chun.
Hyung.
Hm-?
Maaf soal tadi.
Aku juga. Junsu ikut menyahut, meskipun kepalanya masih tertuduk.
Tidak masalah.
Hyung , panggil Top lagi.
Apa?
Aku sudah mengajak Hyori untuk bekerja sama,
Lalu?
Hyori mau.
Lalu masalahnya apa?
Kalau Hyung tidak menyukainya, aku aku bisa mengambil model lain. kata Top
serius.
Aku memang tidak menyukainya, tapi aku mau Hyori mendapatkan job itu. Jaejoong
jujur. Kerja sama itu bagus untuk Hyori. Gadis jahat itu pasti akan baik-baik saja, pikir Jaejoong
tenang. Sudah dia putuskan akan memanggil Hyori gadis jahat, walaupun dia tau Hyori
sebenarnya baik.
Tidak pa-pa kalau ada adegan romantisnya disitu?
Terserah.
Junsu yang merasa Jaejoong baru saja melirik ke arahnya kini menunduk semakin
dalam.
Yoo Chun tersentak bangun saat ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah telfon dari
rumah. Iya, iya, iya, eomma.. aku akan kesana sekarang...iya, dag! Yoo Chun bangkit, lalu
memakai baju hangatnya dengan terburu-buru. Aku pergi dulu, bye! pamitnya pada yang
lain.

Im Sorry I Love You but I Lie

121

Dia mau kemana? tanya Top pada Jaejoong yang juga mengawasi kepergian Yoo
Chun yang kilat itu.
Tidak tau.
Aku juga pergi dulu! Junsu melesat menyusul Yoo Chun yang sudah tidak terlihat
lagi. Dia bahkan tidak langsung memakai mantelnya.
Mereka kenapa sich?
Pasti kencan. jawab Jaejoong mengira-ngira. Top menangkap nada iri dari suaranya,
dan Jaejoong menyadari hal itu karena sekarang Top menatapnya dengan penuh selidik. Mau
melihat lagu barumu? Aku baru saja mengarangsement ulang kemarin...
Hyong, Top mengabaikan tawaran Jaejoong. Apa kau mau menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi antara Hyung dan Hyori?
Tidak. Jaejong bangkit dengan malas. Aku tidak mau membahas masalah itu.
Tapi-
Kau mau mendengarkan lagunya atau tidak?

Jaejoong berusaha mengalihkan

pembicaraan lagi.
Siapa tau aku bisa membantu... Top masih bertahan
Kau tidak akan bisa...
Apa kalian sudah putus?
Tidak. Kami belum putus. Jaejoong menjawab tanpa minat. Ini terakhir kalinya aku
menawarkan, kau mau mendengarkan lagunya atau tidak?
Iya. Iya
.....
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Argh...! Aku bisa gila kalau begini terus! Joo Hyun mengeluh karena kesal, sementara
ingatan tentang ucapan Jaejoong tadi tidak mau pergi dari kepalanya. Semua ini terlihat
seperti lelucon untuknya. Kata-kata Jaejoong tadi, dan juga ciuman itu. Dia tudak tau kenapa

Im Sorry I Love You but I Lie

122

dia tidak mau mempercayai Jaejoong. Saat ini hanya satu hal yang dia yakini nyata. Dia masih
mencintai Jaejoong. Joo Hyun sadar perasaan itu terasa semakin nyata sekarang setelah dia
tau Jaejoong ternyata masih mencintainya juga. Tapi untuk meninggalkan Yoo Chun, dia tidak
bisa. Joo Hyun tidak mau.
Apa sebaiknya aku pindah ke luar negeri saja, ya? Joo Hyun menimbang-nimbang.
Pasti akan mudah bagiku untuk melupakan Jaejoong kalau aku tidak sering-sering bertemu
orang itu... dia bergumam sendiri sambil melihat ke cermin. Itu ide bagus. Tapi bagaimana
dengan Yoo Chun?
Joo Hyun, apa yang sedang kamu lakukan? tanya Ny.Shin, ibu Joo Hyun, yang baru
saja masuk ke kamar putri sulungnya. Keluarga Yoo Chun sudah menunggu di bawah, ayo
cepat turun!
Iya, eomma. Joo Hyun beranjak tanpa semangat.
Yoo Chun dan kedua orang tuanya sudah siap di ruang makan yang sekarang mejanya
penuh oleh makanan-makanan yang masih mengepul.
Yoo Chun segera berdiri dan menarik kursi disebelahnya agar Joo Hyun bisa duduk
disana.
Kamu terlihat lebih cantik. puji Ny.Park pada Joo Hyun yang baru saja mengenyakkan
diri.
Joo Hyun hanya menanggapi pujian itu dengan tersenyum. Tidak tau kenapa, mulutnya
tadi terasa kaku untuk berbicara. Dia mulai berfikir kalau itu mungkin efek samping dari
ciuman Jaejoong tadi, mungkin.
Karena semua sudah berkumpul di sini, ayo kita mulai makan malamnya! seru ayah
Joo Hyun bersemangat.
Yoo Chun sadar dia tidak menyentuh makanannya sama sekali, tapi dia terus
mengamati Joo Hyun yang tengah makan dengan lahapnya, atau lebih tepatnya bibir Joo Hyun.
Ada apa? tanya Joo Hyun yang merasa diawasi terus oleh Yoo Chun. Kamu tidak
makan?
Em- ada sesuatu di bibirmu.

Im Sorry I Love You but I Lie

123

Benarkah? tangan Joo Hyun bergerak untuk mengusap bibirnya yang mungkin
belepotan oleh makanan. Tapi tiba-tiba Yoo Chun menahan tangannya, dan Yoo Chun
menyodongkan wajahnya, kemudian mencium bibir Joo Hyun.
Ny.Park sampai tersedak sementara yang lainnya bengong melihat aksi Yoo Chun.
Joo Hyun membiarkan matanya terpejam, dan merasakan air matanya jatuh
membasahi pipinya. Yoo Chun pasti tau kalau tadi Jaejoong menciumnya, pikir Joo Hyun
merasa bersalah.
Y-Yoo Chun... Tuan Park menegur anaknya dengan perasaan malu. Ap-apa yang
kamu lakukan? K-Kita sedang makan...
Yoo Chun menarik dirinya sambil tersenyum pada Joo Hyun yang wajahnya sekarang
memerah.
Aku hanya mengekspresikan perasaanku. Yoo Chun tersenyum pada yang lain,
membuat semua orang di meja itu tertawa termasuk Joo Hyun yang dengan malu mengusap
air matanya.
Sepertinya kalian sudah siap untuk menikah kata Ny. Shin yang sebenarnya menyindir
Yoo Chun yang selama ini menolak untuk membicarakan masalah pernikahan.
Kelihatannya memang begitu Tuan Shin setuju.
Bagaimana kalau kalian menikah bulan depan?
Menikah? Joo Hyun bertanya dengan gugup. Menikah dengan Yoo Chun adalah
mimpinya sejak lama, tapi sekarang setelah dia tau Jaejoong masih menyukainya.....
Yoo Chun, kamu setuju, kan?
Yoo Chun menatap Joo Hyun dan melihat ketakutan yang sejak lama dia rasakan kini
terlihat nyata di wajah Joo Hyun. Tapi bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan Yoo
Chun jatuh karaena Jaejoong. Bukan karana dia takut akan kalah taruhan, tapi yang lebih dia
takutkan adalah reaksi Joo Hyun nanti kalau sampai Joo Hyun tau kalau dia hanya
dipermainkan.
Lebih cepat lebih baik. jawab Yoo Chun yang membuat Joo Hyun terkejut.
Bagus sekali!

Im Sorry I Love You but I Lie

124

Yoo Chun meraih tangan Joo Hyun dan menggenggamnya Kamu mau, kan?
Joo Hyun menelan ludah dengan susah payah. Tapi kemudian dia hanya menunduk.
Membuat Yoo Chun semakin takut.
Tidak perlu ditanya lagi, Joo Hyun jelas mau. Ny. Shin menjawab mewakili putrinya.
Bukankah selama ini dia yang terus meminta agar kalian cepat menikah?
Iya. Joo Hyun akhirnya menjawab. Dia membalas genggaman tangan Yoo Chun,
membuat Yoo Chun lega karenanya. Ayo kita menikah Dengan begitu akau bisa melupakan
Jaejoong. Joo Hyun membalas tatapan Yoo Chun sambil tersenyum. Karena Jaejoong hanya
masa lalu, dan tidak akan ada yang berubah dari masa lalu.
.....
Aku sudah mempersiapkan semuanya... Jaejoong berbicara pada Top lewat telepon
sambil memilih buku-buku di perpustakaan yang jelas bukan buku pelajaran karena
matanya hanya sanggup bertahan 2 menit saat berhadapan dengan buku pelajaran. Acara
nanti malam pasti akan sangat menyenangkan! ujarnya bersemangat.
Tapi Hyung... suara Top terdengar menyesal. Jadwalku hari ini benar-benar padat dan
sepertinya aku tidak bisa datang ke pestamu nanti malam.
Tidak apa-apa. Aku bisa mengerti.
Seorang cewek bertubuh kecil dan berambut pirang menarik perhatian Jaejoong.
Bukan tertarik karena cewek itu memiliki wajah bulat yang cantik, tapi cewek yang tingginya
tidak sampai bahu Jaejoong itu sedang berusaha memanjat lemari buku untuk mengambil
buku Republik of Korea yang ada di rak paling atas.
Apa Hyung memberikan nomorku pada Joo Hyun? tanya Top dari seberang.
Tidak Jaejoong menjawab sambil berjalan mendekati cewek itu. Mungkin dia
menodong Yoo Chun untuk membertahukan nomor poncelmu. Jaejoong menarik pinggang
cewek itu dan menariknya turun sebelum cewek itu berhasil naik rak ketiga.
Eh-eh apa-apaan ini? cewek itu ingin memberontak tapi Jaejoong berhasil
menurunkannya sebelum cewek itu membuat rak buku jatuh. Kenapa kamu menarikku
turun?!

Im Sorry I Love You but I Lie

125

Hyung, kau sedang bersama siapa? tanya Top yang mendengar ada suara cewek dari
tempat Jaejoong.
Tidak bersam siapa-siapa. Jaejoong mengambil buku Republic Of Korea dengan salah
satu tangannya, lalu menyerahkan buku itu pada cewek yang tengah menatapnya dengan
mata lebar yang indah. Ada cewek gila yang berusaha merobohkan rak buku sekolah.
Aku tidak berusaha merobohkan rak buku sekolah, dan aku juga tidak gila!cewek itu
sedikit tersinggung, tapi Jaejoong hanya mengabaikannya, dan berbalik pergi tanpa menoleh
lagi.
Apa Joo Hyun menerormu lewat telfon? Jaejoong sedikit tersenyum saat
membayangkan bagaimana wajah Top saat Joo Hyun menerornya.
Lebih menyebalkan dari meneror, Hyung.
Memangnya apa yang lebih mengerikan dari teror Joo Hyun? Jaejoong
membayangkan perasaannya dulu saat Joo Hyun terus meminta untuk segera menikahinya.
Baginya itu sudah seperti teror.
Bayangkan saja, saat aku bangun tadi pagi, aku sudah mendapat 70 pesan dari Joo
Hyun yang semua isinya puisi galau!
Eh? Dia mengirimimu puisi galau? Jaejoong hampir tidak percaya. Memangnya dia
bisa membuat puisi? Nilai bahasanya kan selalu 5.
Em... Bukan puisi sih...lebih ke curhatan anak SD kayanya.
Oke, aku akan bilang pada Joo Hyun untuk berhenti menerormu.
Joo Hyun sudah meneror Top, ya? Yoo Chun yang baru saja muncul di belakang
Jaejoong bertanya tanpa benar-benar penasaran. Dia menarik kursi didepan Jaejoong untuk
duduk. Melihat cara Jaejoong menatapnya sekarang, Yoo Chun tau kalau Jaejoong sudah bisa
menebak bahwa dialah yang memberi Joo Hyun nomor Top. Mau bagaimana lagi? Dia
meminta dengan mata yang berkaca-kaca, aku kan tidak tega. dia menjelaskan.
Aku sudah dengar sendiri, kan, Top? Jaejoong kembali berbicara lewat telfon.
Berarti Micky yang harus bertanggung jawab.
Tentu saja dia yang harus bertanggung jawab...Jaejoong meneruskan pada Yoo Chun.

Im Sorry I Love You but I Lie

126

Iya, iya....aku dengar. balas Yoo Chun keras-keras agar Top bisa mendengar. Dia selalu
saja memanggilku Micky, dia bergumam lirih, kesal. Kenapa hanya kau saja yang dipanggil
Hyung?Aku kan juga lebih tua dari dia! Yoo Chun memprotes pada Jaejoong yang hanya
nyengir.
Kau juga seharusnya memanggilku Hyung, kan? Jaejoong iseng mengingatkan.
Oh, ye, Hyung! balas Yoo Chun agak kasar.
Ngomong-omong, kapan Hyori akan mulai syuting bersama kalian? tanya Jaejoong
kemudian.
Lusa, mungkin. Aku tidak tau pasti, nanti akan kutanyakan.
Tidak usah. Aku juga tidak ingin tau.
Terdengar suara Top tertawa diseberang sana. Kalau tidak ingin tau kenapa Hyung
bertanya?
Ah...lupakan saja!
Ee tunggu! Jangan ditutup dulu, Hyung!
Ada apa lagi? Tadi kau bilang sedang sibuk, kan?
Memang. Tapi ada yang harus kuberitahukan.
Soal apa?
Kemarin saat Junsu menembak Hyori, Hyori mengajukan syarat.
Lalu apa?
Hyung, aku mengenal Hyori sejak lama, lebih lama darimu.
Apa kau sedang mencoba membuatku cemburu?
Tidak, Hyung. Aku hanya mengkhawatirkan Junsu. Dulu aku juga pernah menembak
Hyori, dan dia mengajukan syarat yang...ehm Top tidak menyelesaikan ucapannya, tapi
langsung mengalihkan ke Topik lain. Sebaiknya Hyung mengecek sendiri. Hyori menyuruh
Junsu datang ke apartement-nya pagi ini.
Apa mak telfon sudah ditutup sebelum Jaejoong selesai bertanya.
Ada apa? tanya Yoo Chun penasaran melihat wajah kesal Jaejoong.

Im Sorry I Love You but I Lie

127

Aku akan keluar sebentar.


Kemana?
Apartement Hyori,
O, tadinya Yoo Chun mengira Jaejoong akan pergi menemui Joo Hyun. Dia belum
berencana untuk memberitahu Jaejoong soal pernikahannya dengan dengan Joo Hyun, tapi
sampai saat itu tiba dia akan berusaha menghalangi Jaejoong agar tidak bertemu Joo Hyun,
meskipun itu artinya dia harus berbuat curang. Pergi saja, aku juga akan pergi setelah ini.
Memangnya kau pikir aku akan mengajakmu? Jaejoong beranjak bangun lebih dulu.
Jangan lupa datang nanti malam! Aku akan mengirimkan alamatnya nanti. dia mengingatkan
sebelum berbalik pergi.
.....
Junsu memencet bel apaertement Hyori dengan tidak percaya diri.
Hati-hati saja, ok?Biasanya persyaratan Hyori itu aneh-aneh, dan...berbahaya.
Junsu tidak bisa mengabaikan kata-kata Top itu begitu saja. Sejak semalam, dia sudah
merasa cemas membayangkan persyaratan apa yang akan Hyori berikan. Kalau Hyori
menyuruhnya menyelam di sungai Han, Junsu lebih memilih mundur saja.
Karena menunggu sambil melamun, Junsu sedikit terkejut saat Hyori membuka pintu
apartement-nya.
Oh ! Maaf mengejutkanmu. Hyori benar-benar mennyesal.
E em tidak pa-pa,
Ayo pergi! ajak Hyori langsung tanpa mempersilahkan Junsu masuk lebih dulu.
Kemana?
Sungai Han.
Eh ? Junsu menelan ludah dengan susah payah. Sepertinya Hyori memang akan
menyuruhnya menyelam di sungai Han . Sekarang ini kan musim dingin, kenapa malah ke
sungai? dia mencoba ngeles.
Justru karena ini musim dingin. Salju disana pasti sangat indah.

Im Sorry I Love You but I Lie

128

Dimana-mana salju kan sama, suma putih-putih itu aja. ujar Junsu, tapi tidak terdengar
oleh Hyori yang sedang mengambil kunci mobilnya di dalam.
Kamu yang menyetir, ya! Hyori memberikan kunci mobilnya pada Junsu.
......
Anak perawan bangun lebih dari jam 8, benar-benar memalukan! Apa kau keluyuran
setiap malam? Sapiku saja bisa bangun lebih awal...
Hyo Woon terus cemberut saat membut sarapan, sementara ayahnya terus berceramah
dibelakang punggungnya.
Kalau ibumu melihat kelakuanmu sekarang, dia pasti akan sangat kecewa...
Ayah! Hyo Woon menatap ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca, tapi dia tidak
menangis, meskipun dia selalu ingin menangis saat teringat almarhum ibunya. Aku kan baru
telat sekali...
Tetap saja itu tidak baik, mengerti? tegas Tuan Lee. Dan jangan menatapku denga
mata yang berair seperti itu lagi!
Iya.
Bel rumah berbunyi. Tuan Lee bergegas pergi ke depan untuk melihat siapa yang datang.
Siapa ? Tuan Lee menatap Yoo Chun dari ujung mantel sampai ujung sepatu yang
semuanya terlihat bermerek, lalu mengerling mobil mewah berwarna merah terang yang
terparkir di depan pagar rumahnya.
Anyeonghaseyo, abeoji! Yoo Chun menyapa dengan bersemangat, sampai-sampai
suaranya terdengar oleh Hyo Woon yang langsung mengintip dari dapur.
Kamu yang mengantar Hyo Woon pulang, kan? tanya Tuan lee yang hanya ingat mobil
Yoo Chun yang semalam mengantar putrinya pulang.
Ne, abeoji!
Abeoji? Tuan Lee tertawa membahana. Anak orang kaya memang selalu tau
bagaimana cara mengambil hati orang tua pacarnya, pikirnnya.
Yoo Chun ssi, saya sudah mengingatkan Anda untuk tidak datang lagi, kan? sembur
Hyo Woon dari dapur.

Im Sorry I Love You but I Lie

129

Itu kan kemarin. balas Yoo Chun. Lagipula, ayahmu pasti mengijinkan. Iya, kan,
Abeoji?
Tentu saja! Silahkan masuk! Tuan Lee minggir untuk mempersilahkan Yoo Chun
masuk. Kami baru saja akan sarapan...
Ayah!

Im Sorry I Love You but I Lie

130

Sorry, beby...
Mobil Hyun berkali-kali oleng, bahkan nyaris keluar dari jalur. Itu semua karena Junsu
yang tidak bisa berkonsentrasi saat menyetir mobil, bahkan kalau Junsu bisa berkonsentrasi,
Hyori tidak yakin kalau Junsu bisa menyetir dengan baik. Tangan Junsu terlalu kaku saat
memegang stir mobil, dan terlalu banyak keringat yang keluar dari dahinya sehingga kaca
matanya sering merosot, dan Junsu dengan gelagapan membenarkan kaca matanya dengan
salah satu tangannya.
Pinggirin aja mobilnya! perintah Hyori saat terakhir mobilnya nyaris terserempet truk
pengangkut barang.
Eh?
Sekarang!
Junsu menurut. Dia memutar stir terlalu cepat, bahkan lupa menyalakan lampu sehingga
mobil dibelakangnya nyaris menabrak. Tapi mereka berhasil sampai ke pinggir dengan selamat.
Sungai Han kan masih jauh. kata Junsu, menyeka wajahnya yang berkeringat dengan
gugup.
Biar aku saja yang menyetir. Hyori memutuskan. Menyesal karena tidak melakukan hal
itu dari awal.
Oh.
Mereka kemudian bertukar tempat duduk. Junsu sempat berpikiran untuk kabur
sekarang, tapi kalau dia melakukannya, dia harus berjalan 5 km untuk bisa sampai ke halte
bus. Jadi Junsu urung untuk melakukannya.
Baru 2 menit mereka meneruskan perjalanan, suasana yang hening antara Hyori dan
Junsu itu dipecahkan oleh bunyi dari ponsel Junsu.
Dari siapa? tanya Hyori yang heran melihat Junsu tidak yakin untuk mengangkat telfon
itu.
Dari Jaejoong
Tidak pa-pa. Angkat saja! Hyori tersenyum santai.

Im Sorry I Love You but I Lie

131

Eh-halo? Junsu menyapa dengan suara lirih, takut kalau pembicaraannya dengan
Jaejoong malah membuat Hyori tidak merasa nyaman dengannya meskipun Hyori sudah bilang
tidak pa-pa. Ada apa?
Kalian ada dimana? tanya Jaejoong yang baru saja mengecek apartement Hyori, tapi
tidak menemukan apapun yang bisa membantunya menemukan dimana keberadaan Junsu
dan Hyori.
Kenapa kau ingin tau? Apa kau berniat untuk datang? tanya Junsu curiga.
Katakan saja kemana kalian pergi! Aku hanya
Sorry, J! Junsu langsung menutup telfon sebelum Jaejoong sempat mengumpat.
Dia pasti sangat kesal sekarang. kata Hyori tersenyum.
Biarkan saja. Junsu cuek. Untuk sebentar, dia lupa untuk apa dia dan Hyori pergi ke
sungai Han. Kamu tidak mau dia datang mengganggu, kan?
Mm, Hyori mengangguk.
Taman bermain itu kelihatannya menyenangkan. Junsu mencoba mangalihkan
perhatian Hyori. Bagaimana kalau kita pergi ke sana saja?
Lebih cocok kalau kamu pergi kesana dengan anak TK. jawab Hyori geli. Kita suadah
sampai.
Sungai Han sudah terlihat. Sepertinya apa yang Hyori katakan tadi benar. Sungai Han
terlihat begitu menawan dengan salju-salju putih yang berserakan dimana-mana. Junsu
merasa seperti ada di negeri dongeng saja. Tapi mereka tidak turun untuk melihat indahnya
sungai yang selalu dikunjungi oleh pasangan-pasangan muda ataupun tua. Hyori baru
menghentikan mobilnya ketika mereka sudah melewati jembatan.
Kamu lihat rumah itu? Hyori menunjuk rumah yang berada terpisah dari rumah-rumah
kecil lain yang berada tidak jauh dari tempat parkir mobilnya.
Iya. Kenapa? Apa itu rumah saudaramu?
Bukan. nada bicara Hyori sekarang menjadi serius. Di rumah itu, dulu aku pernah
diperkosa.

Im Sorry I Love You but I Lie

132

HAH ?! Junsu benar-benar terkejut mendengar pengakuan Hyori itu, sampai dia lupa
bagaimana seharusnya dia berekspresi. K kamu serius?
Hyori mengangguk. Kemudian dia tersenyum tipis.
Apa Jaejoong tau?
Tidak. Aku terlalu takut untuk memberitahu dia. Aku takut dia akan jadi risih padaku.
Lalu kenapa kamu menceritakannya padaku?Junsu nyaris tidak berkedip melihat
tatapan Hyori sekarang.
Akrena ku tau kamu orang yang baik. Setidaknya kamu terlihat lebih baik dari pada
Jaejoong.
Junsu merasa akan tersedak saat dia menelan ludah.
Dan aku juga melihat keseriusan kamu.Jadi aku berani mengungkapkan rahasia ini.
Junsu kembali berkeringat sangat banyak sekarang. Ternyata Hyori menganggap
perasaankku ini seserius itu sampai dia berani mengungkapkan aib sebesar itu padaku. Ya
Tuhan...aku benar-benar merasa bersalah sekarang.
Jadi, kamu mau membantuku, kan?
Membantu apa?
Aku ingin melaporkan bajingan yang sudah memperkosaku itu ke polisi, tapi aku tidak
memiliki bukti, da kejadian itu juga sudah terlalu lama.Tapi aku melihat orang-orang itu
sempat mengambil gambar saat mereka memperkosaku waktu itu. Kalau kamu bisa
membantuku untuk mendapatkan bukti itu, aku mau menerima perasaanmu tanpa syarat
apapun lagi.
Junsu tertegun.Haruskah dia...?
Ini adalah kesempatan besar.Dia akan menang kalau bisa mendapatkan kamera itu
untuk Hyori, dengan begitu dia bisa menikahi Hyo Woon, dan juga membantu Hyori
melaporkan bajingan-bajingan yang sudah memperkosanya ke polisi.Tapi Junsu tidak tau apa
yang akan di hadapinya didalam rumah itu nanti, dan itulah yang membuatnya takut.
Tapi...

Im Sorry I Love You but I Lie

133

Baiklah.Aku akan masuk sekarang!Junsu memantapkan diri. Dia akan masuk, meskipun
itu berisiko.Untuk Hyori.Demi Hyo Woon.
Junsu turun dari mobil dan berjalan dengan cepat menuju rumah yang tadi di tunjuk
Hyori.Sekilas rumah itu terlihat kosong. Tapi ternyata ada banyak motor yang terparkir di
samping rumah tua itu.
Junsu membuka pintu dengan keras.Bukan karena sok berani, tapi karena tangannya
yang grogi itu terlalu ceroboh untuk membuka pintu dengan hati-hati.
Ada 12 aau 15 orang bertubuh sangar yang berada di ruang utama , dan semuanya
menoleh dengan sorot mata tajam saat Junsu masuk.
Junsu memandang sekeliling dengan napas tertahan.Tangannya masih memegang daun
pintu, dan langkahnya siap untuk membawanya lari keluar lagi.Tapi sebuah tangan besar tibatiba saja sudah menarik kerah baju Junsu sampai membuat kaki Junsu terangkat dari tanah.
Siapa kau?geram pria yang menarik Junsu itu. Dia berdiri paling dekat dengan pintu.
A aa a aku Junsu mencoba membebaskan diri, tapi dia tidak bisa.Dia melihat
pria-pria lain sudah mengambil tongkat kayu yang ada di bawah meja, dan sekarang
mengepungnya. Ak aku tidak bisa ber napas
Biarkan dia bicara dulu, Bok Gu! kata suara yang lebih kalem.Junsu kemudian
dilepaskan oleh pria yang dipanggil Bok Gu itu.Apa yang kau inginkan? tanya suara yang
sama.Junsu menatap pria yang kelihatannya paling kecil diantara yang lain, yang sekarang
sedang berbicara padanya.Dia kemudian menatap ke arah lain. Tidak ada apapun diruanga itu
kecuali bubuk putih yang terrlihat seperti sabu memnuhi meja yang ada di tengah ruangan.
Aku mencari kamera... Junsu mulai berbicara, yang sebenarnya malah terdengar
seperti dia sedang mencicit.
Tidak ada kamera disini! sahut suara berat yang kasar.
Pasti ada! Junsu bersikeras meskipun tubuhnya bergetar hebat dari ujung kepala
sampai ujung kaki. Kalian menggunakannya saat kalian memperkosa Hyori.
Apa? Bok Gu terlihat siap untuk menghancurkan kepala Junsu. Tapi pria kecil tadi
menahannya.

Im Sorry I Love You but I Lie

134

Pekerjaan kami memang kotor, tapi kami tidak pernah berpikiran untuk memperkosa
wanita. pria itu tersenyum kalem. Iya, kan teman-teman? yang lain mengangguk dengan
keras.
Apa aku bisa percaya? Junsu tidak yakin. Apa mungkin Hyori berbohong? Tapi itu lebih
tidak mungkin. Untuk apa Hyori mengarang cerita yang buruk tentang dirinya sendiri?
Anak kecil ini benar-benar minta dihajar. Bok Gu menggeram.
Ya. Hajar saja. Tidak ada gunanya berbicara dengan orang yang tidak mau
mendengarkan.
Et tungggu! Tunggu! Junsu melompat ke pintu, lalu mengeluarkan ponselnya dan
dengan cepat menghubungi Jaejoong. Tapi sebelum Jaejoong mengangkat telfonnya, sebuah
tangan yang berotot sudah menghajar wajahnya, lalu diikuti serrangan-serangan lain yang
tidak bisa Junsu hindari.
Jaejoong kembali ke mobilnya setelah membeli hamburger dan soda karena perutnya
sejak tadi sudah keroncongan. Sambil menyetir dia mulai menyantap hamburgernya. Jaejoong
hanya melirik sekilas nama yang muncul dilayar ponselnya yang terus bergetar.
Tadi menutup telfonku sebelum aku selesai bicara, sekarang malah gantian
menelfonku. gumamnya, masih kesal karena sikap Junsu tadi.
Poselnya terus bergetar. Jaejoong berusaha mengabaikan panggilan itu, tapi lama-lama
dia merasa tidak enak juga. Jadi dia menjawabnya.
Halo?
Tidak ada jawaban. Yang Jaejoong dengar malah suara rintihan yang tidak lain adalah
suara Junsu, dan sura ribut-ribut yang tidak jelas. Sontak Jaejoong langsung menghentikan
mobilnya, dia bahkan lupa untuk menelan hamburger terakhirnya, yang dia lakukan hanya
mendengarkan suara dari dari ponsel itu dengan seksama, dan satu hal yang bisa dia
simpulkan : Junsu sedang dalam kesulitan.
Khawatir akan nasib sahabatnya, Jaejoong pun segera melacak keberadaan Junsu lewat
GPS, dan setelah menemukan tempatnya dimana, Jaejoong langsung menginjak pedal gas
dalam-dalam, dan meleesat menuju daerah Han.
.....

Im Sorry I Love You but I Lie

135

Meja 6, 2 pasta dan 1 salad! Yoo Chun berteriak ditengah-tengah dapur. Yunho hanya
menoleh sebentar dan melempar pandangan sengit, sementara Hyo Woon yang sibuk
membuat pasta tidak menganggap keberadaan Yoo Chun sama sekali. Wuach...ini benarbenar melelahkan. Yoo Chun berujar pada Hyo Woon. Dia menaruh nampannya, dan
memperhatikan ekspresi wajah kaku Hyo Woon sambil tersenyum. Aku kira ini pekerjaan
yang mudah, tapi ternyata tidak...
Kalau begitu pulang saja, sana! kata Hyo Woon cuek.
Ini pesanan meja nomor 20! Yunho nyaris membanting nampan yang berisi makanan
baru di meja dekat Yoo Chun, lalu pergi begitu saja.
Tidak mau. Mood-ku sedang baik hari ini. balas Yoo Chun ceria.
Hyo Woon hanya mengerucutkan bibirnya. Kalau begitu antar makanannya ke depan,
sana!
Dari tadi kau hanya bialng sana! 'sana! sana! untuk mengusirku, kan? tanya Yoo
Chun.
Tadi kamu bilang mau membantu. Ya tugasmu kan mengantar makanan, jadi cepat
bergerak, sana!
Iya, iya. Yoo Chun mengalah. Tapi aku butuh penyemangat dulu.
Terserah. Hyo Woon masih cuek.
Hyo Woon ssi,
Hm ?
Hyo Woon akhirnya menoleh. Saat itulah Yoo Chun mengambil kesempatan. Dengan
cepat dan tidak terduga, Yoo Chun mencium bibir Hyo Woon.
Seisi dapur langsung berhenti bergerak. Hyo Woon yang terlalu terkejut juga tidak bisa
bergerak. Tapi setelah 3 detik lamanya, Hyo Woon mendorong Yoo Chun menjauh, lalu
menampar pipi Yoo Chun. Tidak hanya sekali, tapi 2 kali.
Anda pikir apa yang sudah Anda lakukan?! jerit Hyo Woon sebelum berlari keluar
sambil menangis, sementara Yoo Chun membeku ditempatnya berdiri sambil menyentuh
bekas tamparan Hyo Woon.

Im Sorry I Love You but I Lie

136

.....
Hyori benar-benar terkejut saat Jaejoong dengan sengaja menabrak bagian belakang
mobilnya ketika berhenti. Dia kemudian keluar untuk menghadang Jaejoong, tapi cowok itu
hanya melewatinya begitu saja, dan berlari masuk menuju ke tempat Junsu berada.
Jaejoong menendang pintu sampai terbuka dan membuat 2 orang yang berdiri di balik
pintu itu terdorong dan jatuh. Lalu dia mengambil tongkat kayu yang tergeletakdi dekat
kakinya, kemudian tanpa basa-basi dia menghajar orang-orang yang mengeroyok Junsu.
Junsu sendiri berusaha menjauh dari keroyokan agar tidak terinjak-injak oleh yang lain.
Tapi tubuhnya yang dipenuhi memar dan luka terlalu lemah untuk bergerak.
Jaejoong berhasil melumpuhkan orang terakhir dengan pukulan telak dan membuat
orang itu terkapar seperti yang lain. Dia kemudian menghampiri Junsu yang bersimbah darah
dan tergeletak tak berdaaya.
Junsu, kau tidak pa-pa, kan? tanyanya cemas melihat keadaan sahabatnya, tapi Junsu
sekarang sudah tidak sadarkan diri.
Apa dia terluka parah? tanya Hyori saat melihat Jaejoong membawa Junsu keluar. Tapi
Jaejoong bersikap seolah dia tidak ada. Kamu tidak terluka , kan?
Jaejoong menulikan telinganya. Dia membaringkan Junsu di kursi belakang dan bergegas
kembali ke kursi kemudi.
Hyori mengikuti mobil Jaejoong yang berhenti di rumah sakit, dan dia juga ikut
mengantar Junsu sampai ke ruang ICU.
Apa keadaannya separah itu? Hyori merasa bersalah. Sekarang hanya ada dia dan
Jaejoong yang berdiri di depan pintu ruang ICU. Aku benar-benar tidak bermaksud melukai
Junsu separah itu...
Jadi kamu memang berniat untuk membuat Junsu terluka? tanya Jaejoong marah, dan
perasaannya itu tergambar jelas dari sorot matanya sekarang. Membuat Hyori tertunduk.
Aku hanya ingin tau keseriusan Junsu
Dengan membuat dia babak belur seperti itu? Jaejoong nyaris berteriak karena begitu
marahnya. Ya Tuhan... Jaejoong menatap langit-langit koridor dengan frustasi, berharap
keinginannya untuk memukul Hyori segera pergi.

Im Sorry I Love You but I Lie

137

Kamu tau kalau Junsu sedang mendekatiku? Dan kamu hanya diam saja?
APA ITU PENTING SEKARANG?! Jaejoong berteriak. Dia tidak peduli Hyori menatapnya
dengan berlinang air mata.
Sepertinya kamu benar-benar sudah tidak mencintaikku lagi...
MEMANG! orang-orang yang ada di sekitar mereka menoleh dengan ingin tau, dan
ada yang mencela juga. Tapi Jaejoong tidak peduli. AKU SUDAH TIDAK MENCINTAIMU LAGI
SEKARANG. JADI ENYAHLAH SEBELUM AKU BENAR-BENAR MENGHAAJARMU!!
Oke!! Kalau begitu kita putus!! balas Hyori. Ditengah tangisnya, dia pergi secepat
kakinya bisa membawanya jauh dari Jaejoong.
Jaejoong menghempaskan diri di atas kursi, dan menunggu dengan perasaan bersalah.
Dialah yang memaksa Junsu ikut permainan konyolnya, dan sekarang Junsu terluka karena dia.
Jaejoong tidak akan memaafkan dirinya kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Junsu.
1 jam...... 2 jam.....
3 jam kemudian ruang ICU kembali terbuka. Jaejoong langsung menghampiri dokter
yang menangani Junsu.
Bagaimana keadaannya, Dok ?
Luka-lukanya benar-benar serius. 3 tulang rusuknya patah, dan tulang kaki kirinya
juga retak cukup dalam. Tidak ada pendarahan otak, tapi dia kehilangan banyak darah. Kami
sudah melakukan semua yang kami bisa, tapi sekarang terserah pada yang diatas.
Jaejoong merasa seluruh tubuhnya lemas. Apa yang harus dia lakukan sekarang ?
Hampir setengah jam berlalu, Jaejoong menunggu Junsu yang baru saja dipindahkan
ke ruang perawatan. Dia terus memikirkan apa yang harus dia lakukan disituasi seperti ini.
Haruskah dia melaporkan Hyori ke polisi sekarang?
Atau dia harus memanggil Hyo Woon sekarang ?
Jaejoong merasa lebih mampu untuk melakukan pilihan yang kedua. Tapi apa yang bisa
dia katakana saat bertemu Hyo Woon nanti? Haruskah dia menceritakan semuanya? Toh
permainan juga sudah berakhir karena dia dan Hyori sudah putus.

Im Sorry I Love You but I Lie

138

Setelah mengabari Tae Sung tentang keadaan Junsu, Jaejoong membiarkan sang kakak
yang menjaga adiknya, sementara dia pergi untuk menemui Yoo Chun yang ternyata sedang
menunggunya di studio.
Aku sudah memutuskan untuk keluar dari permainan. kata Yoo Chun lemas.
Terserah kalian mau menganggap aku pecundang atau apa. Aku sudah tidak punya muka
untuk menemui Hyo Woon lagi.
Tidak pa-pa. Jaejoong mengenyakkan diri di sofa. Hanya melihat kedua pipi Yoo Chun
yang sedikit bengkak, dia bisa menebak apa yang terjadi pada temannya itu. Toh
permainannya juga sudah berakhir.
Apa ?
Aku dan Hyori sudah putus. Jaejoong berbicara dengan suara lirih. Dan sekarang
Junsu coma di rumah sakit.
Apa?
Sepertinya aku harus membatalkan pesta nanti malam. ujar Jaejoong, dia merasa
kepalanya pusing, dan hampir membuatnya mual.
Apa yang terjadi pada Junsu ? tanya Yoo Chun histeris. Itu malah menambah pusing
di kepala Jaejoong. Jaejoong mencoba berbaring, siapa tau pusingnya bisa hilang atau
berkurang.
Dia di hajar oleh sekelompok orang dan Hyori ada dibalik kejadian itu. Jaejoong
menjelaskan.
Maksudmu Hyori yang
Iya. Aku tidak tau detail kejadiaanya seperti apa, tapi Hyori sendiri juga sudah
mengaku.
Ya Tuhan .... Yoo Chun merasa sulit untuk mempercayai hal itu, tapi saat dia melihat
ekspresi Jaejoong yang benar-benar terlihat stress, Yoo Chun yakin Jaejoong tidak sedang
membodohinya. Apa kondisi Junsu benar-benar parah?
Mm, jawab Jaejoong pendek. Kau bisa melihat keadaanya sendiri, Jaejoong
menyarankan. Aku yang akan menjemput Hyo Woon. Dia harus tau keadaan Junsu. Jaejoong

Im Sorry I Love You but I Lie

139

kembali bangkit untuk pergi. Ngomong-omong, dimana Hyo Woon bekerja? tanyanya
sebelum dia lupa.
Ga In Resto. Mungkin dia masih disana. Yoo Chun ikut bangun. Apa perlu aku
temani? Yoo Chun menawarkan diri meskipun sebenarnya dia enggan untuk menemui Hyo
Woon lagi.
Tidak perlu. Aku tau restoran itu kok. Jaejoong tersenyum.Memangnya kau tidak
malu? Aku tau baru saja mendapat tamparan double dari Hyo Woon, kan?
Jaejoong menepuk pundak Yoo Chun untuk menyemangati temannya itu sebelum
keluar lebih dulu.
Setibanya di Ga In Resto, Jaejoong berjalan lurus ke arah dapur yang terlihat sibuk.
Karena merasa sulit untuk menemukan Hyo Woon, dia bertanya pada seorang koki pria.
Permisi. Apa anda tau dimana Hyo Woon ssi ?
Hyo Woon ssi ? koki itu kelihatan keheranan. Dia memandang Jaejoong dari atas
sampai bawah.
Iya
Memangnya Anda siapa? Apa Anda berniat sama seperti orang aneh yang mencium
Hyo Woon tadi ?
Eh-? Jaejoong merasa terkejut tiba-tiba di bentak seperti itu. Dia hanya berpikir yang
dilakukan Yoo Chun tadi pasti sudah membuat orang-orang di dapur ini marah dan sekarang
mereka semua mengepung Jaejoong dengan tatapan penuh selidik. Bukan!
Lalu Anda siapa? tanya Yunho yang berdiri di belakang Jaejoong, matanya masih
menyipit saat mengawasi Jaejoong.
Aku teman Junsu. Kami satu kampus. Jaejoong menjelaskan.
Teman Junsu ? Hyo Woon yang baru saja kembali dan mendengar pembicaraan itu
kemudian bertanya langsung pada Jaejoong. Dia sampai lupa menaruh nampannya.
Hyo Woon-ssi ? Jaejoong sedikit tidak yakin saat menebak Hyo Woon.
Iya. Saya sendiri. Ada masalah apa, ya? Ini pertama kalinya ada teman Junsu yang
mencari saya.

Im Sorry I Love You but I Lie

140

Em.... Junsu sekarang ada di rumah sakit... karena kecelakaan. Jaejoong merasa tidak
tega untuk mengatakan hal itu. Dimatanya, Hyo Woon terlihat seperti wanita yang lemah
yang selalu memaksakan diri melakukan pekerjaan berat meskipun Junsu selalu bilang bahwa
Hyo Woon adalah wanita yang kuat.
Kecelakaan? Hyo Woon mengulang dengan tidak yakin. Berharap dia hanya salah
mendengar. Tangannya sekarang berpegang pada tepi keramik karena takut tubuhnya tibatiba limbung. Kecelakaan apa? tanyanya dengan mata yang sudah basah karena dia
menahan tangis.
Bukan kecelakaan mobil.... Jaejoong merasa tidak nyaman untuk berbicara di dapur
dengan banyak mata yang mengawasi, kemudian menuntun Hyo Woon keluar dari dapur, dan
duduk di salah satu kursi yang kosong. Terjadi sesuatu.... dan Junsu sekarang ada di rumah
sakit karena luka parah.....
Apa lukanya begitu parah? Hyo Woon bertanya lagi. Dia masih bisa menahan air
matanya agar tidak jatuh, meskipun tubuhnya sudah bergetar hebat.
Saat ini dia...koma, Jaejoong benar-benar takjub melihat bagaimana Hyo Woon
mengendalikan diri, menahan agar dia tidak menangis, tapi itu malah membuat Jaejoong
merasa kasihan. Tidak pa-pa kalau kamu ingin menangis, luapkan saja semuanya. hiburnya
sambil mengeluarkan sapu tangannya & memberikannya pada Hyo Woon. Aku berani
mengatakan yang sebenarnya karena Junsu selalu bilang kalau kamu adalah wanita yang kuat.
Dia bilang begitu? Hyo Woon merasa malu dan sedih pada saat yang bersamaan. Dia
menyeka airmata yang sejak tadi ia tahan dengan sapu tangan Jaejoong, dan membiarkan
dirinya menangis.
Jaejoong menunggu sambil mengelus punggung Hyo Woon dengan canggung. Mau
bagaimana lagi? Jaejoong sendiri heran kenapa dia merasa canggung untuk memperlakukan
Hyo Woon lebih seperti yang biasa dia lakukan pada wanita lain, bahkan kepada wanita yang
seumuran ibunya. Dia tidak akan ragu menyentuh atau merangkul mereka. Tapi kalau dengan
Hyo Woon?
Mungkin sebenarnya Jaejoong juga takut mendapat tamparan yang sama seperti Yoo
Chun kalau dia berbuat lebih.
Aku bisa mengantarmu ke rumah sakit sekarang.... Jaejoong menawarkan diri dan
Hyo Woon menjawab dengan anggukan singkat.

Im Sorry I Love You but I Lie

141

......
Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi - Anda akan dihubungkan ke kotak
pesan...
Top, ini aku. Hyori berbicara dengan suara tersendat . meninggalkan pesan rasanya
lebih mudah dari pada dia harus berbicara langsung pada Top dan dia juga tidak akan punya
waktu untuk menghubungi Top lagi nantinya. Aku minta maaf, tapi sepertinya kamu harus
mencari model lain besok. Aku tidak bisa membantu. Em... terjadi sesuatu, tapi aku tidak bisa
menceritakannya padamu.... dan tolong sampaikan maafku pada Junsu dan yang lainnya. Aku
benar-benar minta maaf. Hyori mengakhiri pesannya. Lagi-lagi air matanya kembali jatuh,
mengiringi langkahnya saat dia masuk kantor polisi.
Inilah keputusannya. Hyori sudah memikirkannya matang-matang sejak dia
meninggalkan rumah sakit. Dia akan menyerahkan diri lepolisi karena dialah yang membuat
Junsu celaka seperti sekarang dan dia harus bertanggung jawab, meskipun itu berarti dia akan
kehilangan karirnya. Hyori tidak peduli. Toh cepat atau lambat karirnya juga akan luntur. Tapi
yang lebih membuatnya sedih itu karena sekarang dia tidak memiliki Jaejoong disisinya.
Sekarang Jaejoong membencinya, itu karena kesalahan Hyori sendiri.....
Karena

keserakahan

Hyori

mendorong

Jaejoong

minggir

agar

dia

bisa

mempertahankan karirnya, meskipun itu sekarang menjadi sia-siadan karena sikap pilihpilihnya Hyori membohongi Junsu dengan mengarang kisah masa lalunya dan mendorong
Junsu ke dalam bahaya. Itu semua terjadi karena sikap egoisnya dan sekarang Hyori harus
membayar semuanya.
Ada yang bisa saya bantu? tanya opsir yang melihat Hyori seperti sedang
kebingungan. Maklum saja, ini adalah kali pertamanya dia masuk ke kantor polisi.
A... saya ingin menyerahkan diri,
Eh?
Saya sudah mencelakai teman saya, dan sekarang dia kritis di rumah sakit. jawab
Hyori jujur.
.....

Im Sorry I Love You but I Lie

142

Kamu tidak akan pingsan tiba-tiba di dalam, kan ? Jaejoong menanyai Hyo Woon
sebelum mereka tiba di kamar tempat Jaejoong dirawat, tapi Hyo Woon tidak menunjukkan
respon apapun. Kita sudah sampai.
Hyo Woon memandang angka

411 yang terukir di pintu itu dengan gugup.

Sanggupkah dia?
Ayo masuk! ajak Jaejoong yang sudah membukakan pintu untuk Hyo Woon.
Hyo Woon melangkahkan kakinya masuk dengan takut. Pandangannya langsung
tertuju pada Junsu yang terbaring diatas tempat tidur dengan banyak luka lembam dan
memar, serta jahitan di tubuhnya. Hyo Woon bahkan tidak melihat keberadaan Yoo Chun
yang berdiri di samping tempat tidur. Tidak ada lagi air mata yang jatuh di wajah Hyo Woon,
hanya saja kakinya tiba-tiba terasa seperti jelly saat dia melangkah mendekati Junsu.
Hyo Woon, jangan khawatir. Dokter bilang keadaan nya akan membaik. Tae sung
mencoba menghibur Hyo Woon.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Junsu ? tanya Hyo Woon dengan suara bergetar.
Dia menatap orang-orang yang ada di kamar itu lalu dia berhenti saat melihat Yoo Chun yang
berdiri mematung dan berusaha menghindari tatapannya. Yoo Chun-ssi, Anda yang
melakukan ini?
Melakukan apa? balas Yoo Chun. Apa hanya karena kau menamparku lalu aku tega
menghajar temanku sendiri?
Lalu adakah yang bisa memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa Junsu
bisa sampai seperti ini? Hyo Woon tidak menunjukan pertanyaan itu secara khusus. Dia hanya
butuh jawaban sekarang.
Aku akan menceritakan semuanya. Jaejoong mengambil suara. Yoo Chun menatap
sahabatnya itu dengan tidak yakin.

Im Sorry I Love You but I Lie

143

....its true....
Baju ini kelihatan bagus tidak ? Tapi kok aku jadi terlihat pendek, ya? Joo Hyun
kembali membuka lemarinya, dan mengambil mini dress berwarna pink muda yang belum
pernah dia pakai. Yang ini cocok nggak, beb?
`Bagus. komentar Yoo Chun dengan nada ogah-ogahan. Meskipun sejak setengah jam
yang lalu dia hanya berbaring di tempat tidur & melihat Joo Hyun membongkar isi lemarinya,
dia merasa lelah dan bosan. Akan lebih baik kalau dia menemani Junsu saja di rumah sakit,
meskipun dia tau sudah ada Hyo Woon yang sejak tadi siang menunggui Junsu tanpa beranjak
sedikitpun. Lagipula dia merasa heran kenapa Jaejoong tiba-tiba tidak jadi membatalkan
pestanya, padahal satu jam yang lalu Jaejoong sudah membatalkan pesanan makanannya, tapi
5 menit kemudian dia memesannya lagi.
Kenapa kamu terlihat tidak semangat sih, beb? Ini kan pesta teman kita sendiri. ujar
Joo Hyun yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah ganti baju.
Aku tidak tau, aku hanya tidak ingin pergi saja. jawab Yoo Chun, tidak sepenuhnya
jujur. Sebenarnya dia belum menceritakan apa yang terjadi dengan Junsu pada Joo Hyun,
termasuk soal Jaejoong yang putus dengan Hyori. Yoo Chun tidak tau kapan dia akan
menceritakannya pada Joo Hyun, yang jelas tidak sekarang.
Apa itu berarti kamu akan membiarkan aku kesana sendirian?
Tentu saja tidak! Jaejoong kan sedang liar sekarang.... sahut Yoo Chun, kelewat keras.
Liar? Liar apa?
Eh-lupakan saja. Aku hanya asal bicara barusan. Yoo Chun meralat. Sebenarnya yang
dia maksud liar tadi itu adalah jomblo. Yoo Chun mengatakan liar karena dia tau di pesta
nanti Jaejoong pasti sedang giat-giatnya mencari pacar atau gebetan baru, dan tidak menutup
kemungkinan Joo Hyun akan didekati juga. Jam berapa acaranya dimulai? Ayo kita berangkat
sekarang! Yoo Chun bangun, kemudian mengajak Joo Hyun keluar dengan menggandeng
tangannya. Dia mengirim alamat yang terlihat asing. Yoo Chun membaca kembali alamat
yang dikirimkan Jaejoong saat akan menyalakan mobilnya. Ini alamat apa sih, beb?
Itu alamat kafe barunya JJ. Joo Hyun memberitahu dengan yakin.
Kafe baru? Dari mana kamu tahu?

Im Sorry I Love You but I Lie

144

Jaejoong kan kemarin mengajakku kesana, dan Kak Top juga


Oh-iya! Yoo Chun teringat sesuatu. Top menyalahkanku karena kamu terus
mengganggu dia! Aku hanya sering curhat lewat sms padanya.
Seberapa sering yang kamu maksud itu?
A-hehem... Joo Hyun pura-pura tertarik melihat jam tangannya. Kita akan
terlambat, ayo!
Yoo Chun menurut saja. Toh dia bisa mengingatkan Joo Hyun lain kali, atau dia bisa
diam-diam menghapus nomor Top dari ponsel Joo Hyun nanti. Semua pasti ada jalan
keluarnya.
Mereka tiba di Cojje Caffe setengah jam kemudian, dan menjadi tamu terakhir yang
yang datang ke pesta Jaejoong. Jaejoong sendiri sedang tampil bersama teman-teman bandnya diatas panggung, dan berhasil menarik semua tamu cewek, baik yang datang sendiri atau
datang bersama pasangannya. Joo Hyun yang langsung terhanyut dalam penampilan JJ cs juga
ikut berjingkrak-jingkrak begitu dia masuk kekeramaian pesta. Yoo Chun ingin menahan agar
ceweknya tidak ikut maju ke depan panggung, tapi dia gagal menahannya. Dengan wajah yang
ditekuk Yoo Chun pergi ke meja minum dan mengambil segelas bir yang tersedia.
Pacarmu juga ikut-ikutan menggila, ya? tanya Joong Ki, teman satu kampus Yoo Chun
tapi beda fakultas.
Iya.
Dia memang selalu bisa menarik perhatian cewek. Si Jaejoong itu. sambung Minho
yang sepertinya ditinggal asik sendiri oleh pacarnya, Yuri. Tapi aku dengar pacarnya seorang
model terkenal, apa benar?
Iya, aku juga pernah dengar beritanya. Pacarnya itu Lee Hyori, kan? tanya Joong Ki
antusias.
A...aku tidak tau... Yoo Chun meneguk minumannya sekali sambil memikirkan topik
untuk mengalihkan perhatian yang lain.
Kalian kan sudah bersahabat sejak pertama kali masuk kuliah. Masa kau tidak tau?
Minho masih ingin memojokkan Yoo Chun.

Im Sorry I Love You but I Lie

145

Aku kesana dulu! Bye! Yoo Chun meninggalkan gelasnya dan berjalan ke arah
panggung. Kalau Jaejoong bisa, aku juga pasti bisa. dia bergumam penuh semangat saat naik
ke atas paggung, dan menyela Jaejoong yang tengah mendiskusikan lagu selanjutnya dengan
band-nya. Biarkan aku menyanyi 1 lagu. 1 lagu saja. pintanya.
Okey. Jaejoong mempersilahkan. Butuh pengiring?
Tidak. Aku hanya butuh gitar saja. Yoo Chun tersenyum ke arah penonton yang hanya
diam saja. Bahkan Joo Hyun juga hanya mengernyit saat melihatnya. Yoo Chun mengenyakkan
diri di kursi Jaejoong, kemudian dia menyanyikan Because I Miss You-nya Jung Yong Hwa yang
pernah menjadi lagu kenangannya dengan Joo Hyun.
Jaejoong yang disambut tepuk tangan dari penonton cewek saat turun dari
panggung kemudian menghampiri Joo Hyun yang berdiri diantara para penonton.dan ikut
menyaksikan penampilan Yoo Chun dari sana.
Yoo Chun keren juga, kan?tanya Jaejoong.
Biasa saja. jawab Joo Hyun masam. Tapi tadi kamu benar-benar keren!
Apa kamu sudah terpesona lagi padaku? Jaejoong hanya bercanda, tapi sepertinya Joo
Hyun menganggap serius pertanyaannya. Itu mengingatkan Jaejoong pada reaksi Joo Hyun
saat terakhir kali mereka bertemu. Saat Jaejoong menyatakan perasaan palsunya. Ekspresi Joo
Hyun sekarang ini persis seperti kemarin. Lupakan saja yang kukatakan barusan! Jaejoong
tertawa hambar.
Joo Hyun kembali menatap panggung dan membalas senyum yang Yoo Chun lontarkan.
Aku dan Yoo Chun akan segera menikah. kata Joo Hyun lirih. Dia merasa Jaejoong
harus mengetahuinya sekarang.
Sorry apa? Jaejoong tidak bisa mendengar dengan jelas karena penonton mendadak
berteriak saat Yoo Chun menyanyikan bagian reff.
Aku dan Yoo Chun sudah
Tunggu! Tunggu! Ada telfon... Jaejoong memotong kalimat Joo Hyun dengaan
menaruh jari telunjuknya di depan mulut Joo Hyun, sementara tangannya yang lain mengambil
telfonnya, dan menjawab panggilan yang masuk dari Top. Ya, halo?
Hyung! suara Top terdengar cemas. Apa Hyung tau dimana Hyori sekarang?

Im Sorry I Love You but I Lie

146

Tidak. Memangnya kenapa? Jaejoong menjawab sambil berjalan keluar agar bisa
mendengar dengan lebih jelas, dan Joo Hyun diam-diam mengikutinya dibelakang.
Aku mendapat pesan yang aneh dari Hyori.
Pesan aneh apa?
Dia bilang aku harus menemukan model lain untuk besok dan meminta agar aku
menyampaikan maaf pada Junsu dan yang lainnya. Bukankah itu terdengar seperti dia akan
melakukan hal yang berbahaya, iya, kan, Hyung?
Tidak. Mungkin dia menyesal karena membuat Junsu koma di rumah sakit, aku malah
heran kalau dia tidak menyesal
Junsu apa, Hyung? Top terdengar benar-benar terkejut, sampai rasanya Jaejoong bisa
mendengar bunyi decitan mobil Top yang direm mendadak. Dia koma?
Iya, dan itu semua karena Hyori.
Bagaimana bisa...?
Jangan tanya padaku. Tanya saja pada Hyori langsung. Saat ini kau sedang mencarinya,
kan? tebak Jaejoong.
Hyung, apa kau tidak menghawatirkan Hyori?
Tidak. Aku dan dia sudah putus, jadi aku tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi
padanya.
Hyung
Sudah. Aku sedang sibuk mengurusi pestaku, dag! Jaejoong menutup telfon sebelum
Top berbicara lebih banyak. Saat Jaejoong berbalik, dia dibuat terkejut oleh Joo Hyun yang
menghadang jalannya dan menodongnya dengan tatapan yang basah oleh air mata. Apa
kamu mendengar semuanya?
Kenapa kamu tidak menceritakannya padaku?
Kalau itu soal Junsu, aku minta maaf, aku kira Yoo Chun sudah memberitahumu...
Dan soal putusnya hubungan kamu dengan Hyori?
Itu bukan urusan kamu, jadi kenapa aku harus memberitahumu? balas Jaejoong.

Im Sorry I Love You but I Lie

147

Kamu sudah berjanji akan bercerita padaku kalau terjadi sesuatu antara kamu dan
Hyori!
Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah aku menceritakannya padamu? Apa kamu
akan berlari meninggalkan Yoo Chun dan memelukku? Aku terluka dan sedih sekarang, apa
kamu mau melupakan Yoo Chun dan kembali menjadi pacarku? Jaejoong menatap Joo Hyun
yang sekarang menangis dihadapannya. Bisakah kamu melakukan itu untukku? dia bertanya
sekaali lagi, tapi itu malah membuat Joo Hyun terisak semakin keras.
Jaejoong mengangkat wajah Joo Hyun untuk memaksa gadis itu agar menatap matanya,
dan dia menyeka air mata yang membasahi pipi Joo Hyun. Dengarkan aku baik-baik, gadis
cengeng Jaejoong tersenyum melihat raut wajah Joo Hyun sekarang. Aku tau kamu masih
mencintaiku, tapi aku juga tau kamu sebenarnya lebih mencintai Yoo Chun. Apa aku benar?
Joo Hyun tidak bisa menjawab dan hanya menatap cowok dihadapannya yang masih saja
tersenyum.
Apa tersenyum seperti itu bisa membuatnya merasa lebih baik? pikir Joo Hyun sedih.
Benarkah aku tidak bisa mengobati luka dihatinya?
Hem... Jaejoong melihat lurus kebelakang Joo Hyun dan mendapati Yoo Chun tengah
mengintip dari balik pintu. Sini! dia kemudian menarik Joo Hyun dengan sayang. Begini aku
sudah merasa lebih baik. Jaejoong mengaku. Bisakah kamu mengerti kalau aku bilang kamu
akan merasa lebih bahagia kalau bersama Yoo Chun? Aku berjanji, aku akan ikut bahagia untuk
kalian. Lupakan saja omong kosong yang kukatakan kemarin, ok?
Joo Hyun mengangguk. Tapi saat dia akan dia ingin menikmati pelukan Jaejoong lebih
lama, Jaejoong malah melepaskannya, dan pergi setelah mengacak-acak rambutnya. Jaejoong
salah. Dia tidak bisa mengerti perasaan Joo Hyun. Jaejoong tidak tau kalau Joo Hyun
sebenarnya lebih mencintainya, bukan Yoo Chun...
Jaejoong berhenti saat melewati

Yoo Chun yang tengah berusaha bersembunyi

dibelakang pintu ketika masuk.


Apa kau tidak ingin menonjokku karena sudah memeluk Joo Hyun-mu? goda Jaejoong.
Yoo Chun yang merasa sudah tertangkap basah karena mengintip tadi akhirnya keluar
dari persembunyiannya, dan menatap sahabatnya dengan wajah yang sedikit memerah.
Untuk kali ini akan kubiarkan saja, tapi kalau kau melakukannya lagi, aku akan menguburmu
hidup-hidup.

Im Sorry I Love You but I Lie

148

Benarkah? Uw... takut! Jaejoong berlalu pergi sambil tertawa mengejek.


Yoo Chun sendiri masih bertahan ditempat, dan menatap keluar. Joo Hyun juga masih
berdiri di tempat tadi, dan menangis sendirian tanpa suara. Tidak tega melihat Joo Hyun
seperti itu, Yoo Chun pun bergerak mendekati pacarnya.
Sudah...jangan menangis lagi! hiburnya sambil mendekap Joo Hyun dari belakang.
Aku tau bagaimana perasaanmu sekarang...
Kamu tidak tau... Joo Hyun terisak.
Aku tau. Yoo Chun masih berbicara dengan tenang di belakang Joo Hyun. Kamu
mencintai Jaejoong, kan? Tapi Jaejoong mengira kamu lebih menyukaiku.
Joo Hyun merasa seperti ada air es yang mengalir melewati kerongkongannya, dan terus
menyebar keseluruh tubuh, termasuk hatinya yang langsung bergetar.
Lihat, aku lebih bisa mengerti perasaanmu dari pada Jaejoong, kan? Yoo Chun
melanjutkan sambil tersenyum, dan mendekap Joo Hyun lebih erat.
Kamu tidak marah ? Joo Hyun bertanya dengan sesegukan.
Tidak. Aku tidak marah. Toh sebentar lagi kita akan menikah. jawab Yoo Chun,
kemudian dia berbicara ditelinga Joo Hyun. Yang harus aku lakukan hanya berusaha
membuatmu agar lebih mencintaiku, kan?
Joo Hyun memutar tubuhnya agar bisa balas memeluk Yoo Chun. Maaf...Aku benarbenar minta maaf... Joo Hyun menangis lagi. Mulai saat ini akan berusaha untuk tidak
megecewakanmu lagi. Aku janji.
Memang sudah seharusnya begitu, kan? ujarnya lega.
The Last Story
Hari kelulusan SMA
Jaejoong mendatangani baju seragam Joo Hyun dan menambahkan gambar hati
dibawahnya. Sambil tersenyum jail, dia menggambari gambar itik juga di seragam Joo Hyun.
Sudah belum sih, J? tanya Joo Hyun yang mulai tidak sabar. Kamu tidak
menggambari yang aneh-aneh, kan?

Im Sorry I Love You but I Lie

149

Tidak. jawab Jaejoong dengan nada geli dan malah membuat Joo Hyun curiga
karenanya.
Apa yang Joo Hyun ternganga saat melihat itik besar yang digambar Jaejoong saat
bercermin di kaca mobil. JAEJOONG!! dia menjerit kesal sambil menertawainya, begitu juga
dengan anak-anak lain yang melihatnya. Awas, ya! Tunggu
Joo Hyun berhenti saat tanpa sengaja dia menabrak Hyori yang baru saja muncul dan
membuat kue yang Hyori bawa melayang dan jatuh ke jalan.
Oh omo! Joo Hyun mengambil kotak kue yang jatuh itu, siapa tau isinya masih
selamat. Tapi ternyata isinya sudah hancur. Maaf! dia benar-benar menyesal dan merasa
tidak enak pada Hyori.
Tidak pa-pa. Aku juga salah karena tidak melihat saat kamu berlari. kata Hyori,
kemudian dia tersenyum saat melihat Jaejoong mendekat. Hai, sapanya.
Hai, Jaejoong melihat kekacauan di jalan itu dan merasa tidak enak . Kue
kamu...biar aku saja yang mengganti. ujarnya. Gadis bodoh ini memang sedikit ceroboh.
Jaejoong melirik Joo Hyun yang langsung melotot padanya.
Tidak perlu. Sebenarnya aku membeli kue itu juga untuk kamu. Hyori berbicara
sambil menunduk karena malu. Aku berniat merayakan kelulusan ini dengan makan
bersamamu.
CIYEE...CIYEE...! suara koor yang kompak dari anak-anak lain membuat Jaejoong,
Hyori, dan Joo Hyun malu. JOO HYUN SUDAH MAU MENANGIS, TUH!! teriak salah satu anak
cowok.
Wuah.... Jaejoong....! suara koor terdengar lagi.
Kebetulan sekali kamu ada di sini. Ada yang ingin aku bicarakan. Jaejoong meraih
tangan Hyori dan langsung mengajak Hyori pergi sebelum dia di buat malu oleh suara koor dari
teman-temannya. Saat Jaejoong menoleh ke belakang, dia melihat Joo Hyun berbalik pergi
sendiri.
Kita akan kemana? tanya Hyori penasaran, tapi dia sangat bersemangat.

Im Sorry I Love You but I Lie

150

Gereja sekolah. Jaejoong memberitahu saat mereka mulai berjalan menaiki anak
tangga. Tempatnya memang memang sedikit tinggi, tapi kita akan bisa melihat pemandangan
yang bagus dari sana.
Benarkah? Hyori menggenggam tangan Jaejoong lebih erat saat mereka
mempercepa langkah yang belum sampai setengah mereka lewati. Ouch ! Hyori terjatuh
saat kekinya tiba-tiba terkilir dan memaksa Jaejoong berhenti juga.
Apa kamu baik-baik saja? tanya Jaejoong cemas.
Sepertinya kakiku terkilir... Hyori masih meringis kesakitan. Lutut kirinya juga terluka
karena terbentur anak tangga saat dia jatuh barusan.
Jaejoong membungkuk untuk mencoba mengurut kaki Hyori yang terkilir.
Aw auch !
Kita obati di atas saja. Jaejoong menyarankan. Dia membantu Hyori berdiri. Aku
akan menggendongmu. Ayo naik!
Tidak pa-pa?
Tidak pa-pa.
Sambil tersenyum, Hyori naik ke punggung Jaejoong yang sudah mempersiapkan diri.
Mendengar desahan nafas Jaejoong yang berat saat menggendongnya naik, Hyori merasa
bersalah juga. Tapi cowok itu tidak mengeluh sama sekali, sampai akhirnya mereka tiba di
depan gereja sekolah.
Gereja itu tidak terlalu besar, dan bangunannya juga terlihat sudah tua. Designnya
seperti gereja-gereja yang ada di Roma, dan semua catnya berwarna putih. Tapi berada
disekeliling bukit yang indah, dan pemandangan yang menakjubkan di bawah membuat gereja
itu terlihat luar biasa.
Jaejoong mendudukkan Hyori disalah satu bangku pangjang, dan mulai mengurut
pergelangan kaki Hyori lagi. Awalnya Hyori terus merintih kesakitan, tapi lama kelamaan sakit
itu berangsur-angsur hilang.
Sudah mendingan? tanya Jaejoong. Dia lega saat Hyori menjawab dengan
mengangguk. Lututmu ... em... Jaejoong mencari sapu tangannya dengan sedikit kelabakan,

Im Sorry I Love You but I Lie

151

dan setelah menemukannya, dia berlari keluar untuk membasahi sapu tangannya dengan di air
mancur.kemudian dia kembali lagi untuk membersihan luka dilutut Hyori. Maaf ya...
Maaf untuk apa? tanya Hyori yang terus tersenyum saat memandangi Jaejoong.
Karena aku, kamu jadi seperti ini...
Aku baik-baik saja. Aku malah merasa senang.
Senang karena terluka? Jaejoong mendongak untuk melihat wajah Hyori.
iya. Gara-gara ini, aku punya kesepatan untuk kamu gendong, dan melihat kamu
memperhatikan aku seperti ini.
Jaaejoong tidak menunjukkan wajah tersipunya. Jadi kamu menyukaiku?
Memangnya kamu tidak menyukaiku, ya?
Em.. bagaimana ya... aku punya standard yang lebih tinggi sih...
Oh, Hyori merasa wajahnya memerah sekarang. Kenapa dia mengatakan hal bodoh
seperti itu sich? Memalukan!
Kenapa? Jaejoong yang sudah selesai membersihkan luka Hyori sekarang duduk di
depan cewek itu. Kamu kecewa, ya?
Tidak. Hyori mwnjawab sambil menghindari tatapan Jaejoong.Kita kan baru kenal
seminggu. Tidak mungkin juga kalau kita...ehm-lupakan aja! Hyori pura-pura tertarik melihat
pemandangan diluar.Tempatnya benar-benar bagus... Hyori berdiri, dan dengan sedikit
terpincang-pincang dia berjalan ke arah luar. Udara disini lumayang dingin juga.. dia
bergumam sambil begidik karena tiupan angin yang berhembus ke arahnya. Lalu tiba-tiba dia
merasakan ada tangan yang menggenggam jari-jari tanganya, dan Jaejoong menunutnya untuk
berjalan ke depan altar.
Ada apa? tanya Hyori yang jantungnya sudah berpacu seperti kuda liar.
Aku ingin mengakui kebihonganku, Jaejoong berbicra dengan sungguh-sungguh.
Dan aku ingin melakukanya ditempat sakral ini, dan dihadapanmu.
Kebohongan apa sich?
Saat aku bilang aku tidak menyukaimu, sebenarnya aku berbohong.

Im Sorry I Love You but I Lie

152

Hyori hampir teriak karena saking girangnya. Tapi beruntung erkspresinya masih bisa
netral sekarang, dan dia menunggu ucapan Jaejoong selanjutnya dengan hati berdebar-debar.
Tapi untuk menyatakan perasaanku, aku merasa ragu... Jaejoong serius. Ini pertama
kalinya dia merasa takut gagal saat akan menyatakan perasaan seperti ini.
Aku sadar aku bukan laki-laki yag baik.
Kenapa kamu malah berbicara seperti itu? Hyori sedah tidak sabar.
Kamu harus tau aku ini orang seprti apa dulu sebelum aku
Aku tau kamu orang seperti apa. potong Hyori dia tidak bisa berhenti tersenyum.
Kamu playboy kan? Kelihatan jelas kok. Tapi aku percaya kamu, jadi ayo!
Jaejoong tertawa. Wach, kamu benar-benar menyukaiku, ya?
Tunggu apa lagi?
Aku menunggu kamu diam dulu.
Hyori menutup mulutnya dengan malu.
Sekarang tutup mata kamu!
Hyori menurut tanpa protes, meskipun sebenarnya dia sudah sangat tidak sabar lagi.
Jaejoong kemudian memakaikan kalung yang sudah dia siapkan ke leher Hyori, sebuah kalung
mutiara yang dibingkai hati.
Apa aku boleh membuka mata sekarang?
Boleh.
Hyori membuka matanya dan terkejut saat melihat kalung yang Jaejoong berikan. Ini
Jaejoong membungkuk dan memberanikan diri untuk mencium Hyori. Hanya sekedar
menyapu bibir Hyori dengan bibirnya. Aku mencintaimu.
.....
11.20 pm
Apa Junsu belum sadar juga? tanya Jaejoong saat dia kembali ke rumah sakit setelah
pestanya selesai.

Im Sorry I Love You but I Lie

153

Belum. jawab Hyo Woon yang masih bertahan duduk disebelah tempat tidur Junsu,
sementara Tae Sung sudah terlelap disofa.
Sebaiknya kamu istirahat! Biar aku yang berjaga sekarang, Jaejoong membujuk.
Kamu tidak mau ikut-ikiutan sakit, kan?
Setengah jam lagi. Hyo Woon bersikeras.
Apa kamu sudah makan malam? tanya Jaejoong, tiba-tiba khawatir Hyo Woon sejak
tadi siang belum makan.
Belum, tapi tidak apa-apa. Aku bisa makan besok. ia tersenyum. Wajahnya yang
terlihat lelah dan kurus membuat Jaejoong semakin tidak tega.
Tunggu sebentar, Ok! Aku akan segera kembali, pamitnya sebelum keluar.
Jaejoong pergi ke supermarket yang ada di depan rumah sakit untuk membeli roti,
dan makanan ringan, serta 2 botol minuman dingin. Dia baru saja akan kembali kerumah sakit
saat sebuah telfon dari Top mengganggu perjalananya. Dengan ogah-ogahan dia menjawab
telfon itu.
Kalau ini soal Hyori lagi, lupakan saja, aku akan langsung menutup telfonya. kata
Jaejoong langsung.
Dengarkan dulu, Hyung! Top berbicara dengan suara lirih yang mendesak. Aku baru
saja menemui Hyori di kantor polisi sekarang.
Kantor polisi mana? Jaejoong berharap Top akan menyebutkan dikantor polisi mana
Hyori ditahan. Tapi Top tidak.
Ternyata memang Hyori sendiri yang menerahkan diri kepolisi. Aku sudah berusaha
membebaskanya tapi polisi sudah memeriksa ke TKP dan mengecek rumah sakit juga, dan
sekarang Hyori sudah ditetapkan menjadi tersangka. Top memberi tau Jaejoong semua yang
dia tau, berharap Jaejoong mungkin bisa membantu dia membebaskan Hyori, meskipun
kemungkinanya tidak sampai 10%. Diamnya Jaejoong sekarang memberi tau Top mungkin
Jaejoong sedang mempertimbangkan untuk membantunya membebaskan Hyori atau tidak.
Hyung....
Memangnya apa yang bisa dilakukan? tanya Jaejoong setelah lama berpikir.

Im Sorry I Love You but I Lie

154

Em, masalahnya Hyori sudah menceritakan detail kesalahanya pada polisi. Tapi Junsu
bisa datang untuk bisa memberikan kesaksian lain yang tidak memberatkan Hyori...
Itu jelas tidak mungkin. sela Jaejoong. Junsu masih belum sadar.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Aku tidak tahu, tapi menurutku karena Hyori sendiri yang menyerahkan diri kepolisi,
berarti ini yang dia inginkan. Dia pasti sudah memikirkan resikonya.
Jadi Hyung akan diam saja?
Sudah dulu, ok! Ada cewek yang sudah menungguku untuk makan.
Top benar-benar jengkel saat Jaejoong lagi-lagi menutup telfonya sebelum dia selesai
bicara. Top masih ragu untuk meninggalkan kantir polisi, apa lagi ketika dia melihat kedalam,
dan memperhatikan Hyori yang meringkuk sendirian dibalik jeruji tanpa mempedulikan para
reporter dan wartawan yang masih berkeliaran di depan kantror polisi.
Merasa berat untuk meninggalkan Hyori, Top akhirya memlilih untuk masuk dan
menemui Hyori.
Kamu belum juga pergi? tanya Hyori datar. Kak Lee saja sudah kabur sebelum aku
selesai bicara, dia benar-benar marah padaku. Seulas senyum sedih mengembang di wajah
Hyori. Top hanya menatrapnya tanpa mengatakan apaapun. Ya, selain mata Top itu Hyori tidak
bisa melihat wajah Top yang tersembunyi dibalik topi dan syal. Tuan Kwon juga tidak mau
berurusan dengan ku lagi, Hyori menghela nafas. Dia sedikit terkejut saat Top tiba-tiba
menjulurkan tanganya melewati jeruji besi yang dingin, dan meraih tanganya, lalu
menggenggamnya.
Aku akan berusaha mengeluarkanmu dari tempat ini, apapun caranya.
Hyori tersenyum. Tidak perlu. Apa kamu berniat menjebol jeruji ini nanti subuh?
Aku bisa mempertimbangkan cara itu. Top bercanda, tapi nadanya serius , sehingga
Hyori terkejut.
Kamu serius?
Tidak, aku akan menari cara yang lebih mudah. Aku tidak bisa menjebol jeruji ini.

Im Sorry I Love You but I Lie

155

Sebaiknya jangan melibatkan dirimu seperti ini. Kalau orang-orang diluar itu
mengenalimu, kamu mungkin akan mendapat masalah. Hyori mengingatkan
Tapi
Aku tahu kamu mengkhawatirkanku. Aku sangat berterimakasih karena kamu masih
sangat peduli denganku, tapi aku baik-baik saja disini.
OK, aku pergi. Tapi aku akan datang lagi besok. Top melepaskan tangan Hyori
dengan berat, kemudian dia pergi.
Hyori mencoba berbaring diatas lantai yang dingin untuk tidur, tapi itu benar-benar
sulit karena udara begitu dingin, dan lantainya juga sangat dingin. Hyori hanya menatap jam
dinding yang ada diluar.
1 jam berlalu sangat lama. Hyori hampir yakin kalau tulang-tulangnya sudah membeku.
Saat dia mencoba memejamkan mata lagi...
Hyori. Jaejoong memanggil dari luar.
Apa ini mimpi? Jaejoong memanggilku? Hyori membuka matanya lagi dan melihat
Jaejoong ternyata benar-benar datang menemuinya. Ini bukan mimpi Jaejoong berjongkok
agar wajahnya bisa sejajar dengan Hyori yang sekarang duduk.
Apa kamu senang berada disini? tanya Jaejoong, nyaris terdengar acuh.
Kenapa kamu bisa ada disni? Hyori bertanya dengan perasaan terharu meskipun dia
tidak tahu untuk apa Jaejoong datang menemuinya. Untuk mengejeknya, mungkin.
Gadis jahat, apa karena kita putus lalu kau melakukan hal konyol sampai seperti ini?
Aku
Untuk apa menyerahkan diri seperti ini? Junsu baik-baik saja sekarang!
Benarkah?
Jaejoong mengangguk meskipun jawaban yang sebenarnya tidak.
Orang-orang yang mengeroyok Junsu juga sudah dipenjara sekarang, dan status
tersangkamu sudah dihapuskan.
Bagaimana ?

Im Sorry I Love You but I Lie

156

Jaejoong memamerkan kunci ditanganya yang dia dapat dari opsir didepan pada Hyori.
Apa kamu tidak mau keluar?
Hyori menngangguk. Tapi bagaimana ?
Kita bicara diluar saja. Jaejoong membuka pintu jeruji yang mengurung Hyori, dan
membantu Hyori untuk keluar. Terimakasih kuncinya, Pak! Jaejoong berseru pada opsir saat
mereka tiba didepan dan Jaejoong mengembalikan kuncinya. Opsir yang sudah mengantuk
berat itu hanya mengangguk.
Masih ada 2 atau 3 wartawan yang menunggu diluar, tapi mereka semua tertidur.
Jaejoong membawa Hyori masuk ke mobilnya, sehingga mereka bisa cepat-cepat pergi.
Sekarang ceritakan padaku. tuntut Hyori.
Aku membuat kesaksian palsu didepan polisi dan aku yang membawa bajinganbajingan yang memukul Junsu tadi untuk mendukung kesaksianku. Aku mengarang cerita yang
aneh tapi mereka mau saja mendukungku, dan aku berjanji tidak akan melaporkan kepada
polisi kalau mereka pengedar sabu-sabu. Jaejoong menjelaskan panjang lebar. Itu lebih
masuk akal daripada masukan bodoh Top yang harus menunggu sampai Junsu sadar, padahal
dia masih koma,
Junsu sampai koma? Tadi kamu bilang keadaanya baik-baik saja?
Aku berbohong. jawab Jaejoong enteng. Mana mungkin dihajar 15 orang yang
semuanya memegang tongkat masih baik-baik saja?
Lalu kenapa kamu membebaskanku?
Apa kamu benar-benar mau tinggal dipenjara?
Aku harus menebus kesalahanku, kan?
Masih ada cara lain yang lebih benar.
Apa?tanya Hyori idak percaya.
Aku akan memberitahumu lain kali.
Hening sejenak.
Kamu bilang kamu sudah tidak mencintaiku lagi Hyori mengenang kata-kata yang
diteriakan Jaejoong di rumah sakit tadi. Tapi kenapa kamu masih peduli padaku?

Im Sorry I Love You but I Lie

157

Kenapa , Ya...? Jaejoong tersenyum bodoh.


Kamu berbohong juga? tanya Hyori, dia memukul bahu Jaejoong karena kesal.
Aku terlalu marah karena sikap bodohmu itu. Jaejoong mencoba menjelaskan. Aku
benar-benar mencoba untuk tidak mempedulikanmu selama sehari ini, tapi sikap Top yang
terlalu sok peduli padamu itu, membuatku jengkel juga. Jadi aku pura-pura membencimu.
Jahat.
Lha, siapa suruh kamu mempermainkan Junsu sampai babak belur seperti itu?
Hyori tidak bisa menjawab, Sekarang aku sudah tidak bisa meneruskan karirku.
Itu tidak penting kata Jaejoong kalem. Gelar Ny.Kim Jaejoong pati cukup untuk
membuatmu hidup bahagia selamanya, kan?
Ny.Kim... Jaejoong ?! Hyori mengulangi dengan histeris. Apa itu artinya kamu
melamarku?
Apa aku harus mengulanginya dengan cara yang formal dan romantis?
Arght...!! Hyori berteriak keluar kaca mobil dengan senang. Aku akan menjadi
Ny.Kim Jaejoong!! teriaknya pada langit kola Seoul yang dihiasi banyak bintang.
.....
Keesokan harinya, Hyo Woon yang tertidur dalam posisi duduk disamping tempat tidur
Junsu terkejut saat melihat Junsu sudah sadar, ketika cowok itu membalas genggaman tangan
Hyo Woon yang sejak kemarin terabaikan, dan mencoba membelai wajahnya.
Kamu sudah sadar? Hyo Woon sampai lupa memelankan suaranya karena dia
merasa begitu senang. Kak Tae Sung! Jaejoong-ssi! Junsu sudah sadar!
Jaejoong yang baru tidur 2 jam sejak semalam langsung terlonjak bangun, begitu juga
Tae Sung yang langsung mendekati adiknya.
Oh syukurlah...! Tae Sung terlihat seperti ingin memeluk Junsu, tetapi melihat
keadaan Junsu yang tidak mungkin untuk bisa dipeluk dia hanya bisa bersyukur saja.
Maaf sudah membuat kalian semua khawatir.
Tidak juga kok. balas Jaejoong yang sibuk mengirimkan kabar lewt sms pada Yoo
Chun, Joo Hyun, Hyori, dan Top.

Im Sorry I Love You but I Lie

158

Jangan pernah melakukan hal bodoh seperti itu lagi! omel Hyo Woon.
Jinsu melihat ke arah Jaejoong.
Dia sudah tau. Jaejoong hanya menoleh sebentar karena belum selesai mengetik
pesan. Semuanya. imbuhnya.
Oo. Junsu menatap Hyo Woon dengan menyesal. Maaf
Tidak apa-apa, Jaejoong sudah menjelaskan apa alasan kamu mengikuti permainan
aneh itu. kata Hyo Woon Aku tidak mengerti kenapa kalian tega mempermainkan perasaan
wanita. Orang yang menciptakan permainan itu pasti tidak waras.
Jaejoong terbatuk tanpa sebab, tapi Hyo Woon tidak mengerti apa maksudnya.
Apa terjadi sesuatu dengan kakiku? tanya Junsu khawair. Kenapa sulit digerakkan,
ya?
Tulang kakimu sedikit retak, terang Jaejoong, Tapi setelah beberapa waktu kamu
dapat berjalan normal lagi.
Serius?
Dokter bilang begitu. Tae Sung mengiyakan.
Kalau begini pasti susah mendapatkan pekerjaan. Junsu mengeluh. Padahal aku
ingin mrnikahimu secepatnya. Dia menggenggam tangan Hyo Woon dengan erat.
Kita bisa memikirkan itu pelan-pelan. Hyo Woon meyakinkan.
Bagaimana kalau kau bekerja di perusahaan ayahku? Toh sebentar lagi aku yang akan
mengelola perusahaan itu. Jaejoong mengusulkan.
Supaya kamu bisa melemparkan tanggung jawabmu padaku? imbuh Junsu
menyindir.
Tidak, ya. Mulai sekarang aku akan menjadi pria yang bertanggung jawab.
Masa?
Tidak percaya?
Tidak. jawab Junsu spontan.

Im Sorry I Love You but I Lie

159

Sebentar lagi aku dan Hyori akan menikah. kata Jaejoong dengan suara mantap.
Apa yang menurutmu aku tidak serius sekarang?
....?

Wddings Day
...mereka bertiga akan menikah bersama-sama?
....apa kau serius...?
....kudengar begitu...
....aku benar-benar tidak menyangka kalau Jaejoong akan menikah dengan Hyori..
.. .Hyori kan sedang terlibat kasus kekerasan....
....iya...kok Jaejoong mau, ya?...
....menurutku mereka tidak cocok...
Joo Hyun mencoba mencuri-curi dengar percakapan dari tamu-tamu undangan yang
sudah datang. Dia benar merasa gugup dihari pernikahannya sekarang, sampai-sampai dia
merasa make-up nya sudah luntur karena dia terus berkeringat.
Apa sudah ramai? tanya Hyori yang juga gugup. Dia mencoba untuk mengintip keluar
juga, tapi Joo Hyun melarangnya.
Tidak usah. Joo Hyun yang khawatir kalau Hyori jadi down mendengar percakapan
orang-orang diluar yang kebanyakan sedang menggunjingnya, kemudian menyuruh Hyori
duduk lagi, disebelah Hyo Woon yang sejak dirias tadi hanya duduk dan sambil memandangi
gaunya. Eonnie, apa ada masalah? tanya Joo Hyun.
Tidak, aku hanya merasa aneh saja karena kita memakai gaun yang sama. Hyo Woon
tersenyum. Dan gaun ini terlalu mewah untukku. ujarnya malu.
Tidak kok, eonnie terlihat cantik. Joo Hyun sungguh-sungguh. Aku tidak menyangka
kalau hal seperti ini akan terjadi. Dulu aku kira aku hanya akan berdiri berdua dengan Yoo

Im Sorry I Love You but I Lie

160

Chun diperlaminan, tapi sekarang aku akan berdiri berenam. Joo Hyun tertawa sendiri
sementara Hyori dan Hyo Woon hanya tersenyum sekilas.
Ketiganya menoleh saat pintu terbuka, dan Top muncul dengan wajah yang cerah.
Hai, ladies? sapanya yang langsung membuat Joo Hyun memekik kegirangan.
Kak Top! Joo Hyun berlari tanpa mempedulikan ujung gaunya yang terinjak-injak
kakinya seendiri, dan menghampiri Top yang sudah ingin lari keluar lagi. Kamu datang?
Iya, aku akan melihat pernikahan masal kalian. jawab Top sambil berkedip ke arah
Hyori.
Apa anggota Big Bag lain datang? tanya Joo Hyun penuh harap.
Tidak. Aku hanya datang sendiri. Permisi, Top menyingkirkan tangan Joo Hyun yang
merangkul lengannya, kemudian dia mendekati Hyori. Kamu terlihat luar biasa cantik. Top
memuji, kemudian dia mengulurkan tanganya untuk menjabat tangan Hyori. Selamat.
Trims balas Hyori merasa tidak enak.
Apa hanya Hyori saja? Joo Hyun merasa iri.
Tentu saja tidak! Kalian semua terlihat cantik. Selamat atas pernikahan kalian, ya!
Top kemudian beralih ke arah Hyo Woon. Kamu pasti calonnya Junsu, kan?
Iya.
Selamat, ya!
Terimakasih.
Bagaimana kalau kita foto-foto dulu? ajak Joo Hyun bersemangat.
Dari pada berfoto-foto, aku punya kabar penting untuk kalian,
Apa? tanya Joo Hyun dan Hyori bersamaaan, tapi Hyo Woon sudah bisa menebak
apa yang akan Top ceritakan.
......
Acara pernikahan sudah dimulai.

Im Sorry I Love You but I Lie

161

Junsu yang masih berdiri dengan bantuan tongkat diapit oleh Jaejoong dan Yoo Chun.
Selain Jae Joong mereka terlihat gugup berdiri didepan altar dan menghadap langsung ke arah
tamu sembil menunggu pengantin mereka masuk.
Sumpah, aku sudah mau pingsan. Junsu mendesah dengan gelisah.
Pingsan saja, aku tidak akan peduli. balas Jaejoong. Dia tersenyum saat pintu aula
dibuka, dan Hyori berjalan masuk dengan balutan gaun putih yang indah, dibarengi oleh Hyo
Woon dan Joo Hyun
Hyo Woon yang paling cantik, kan? gumam Junsu yang tidak ingin berkedip,
sementara ketiga mempelai wanita itu sudah semakin dekat sekarang. Kegugupannya tina-tiba
saja lenyap.
Joo Hyun-ku yang terbaik. Yoo Chun tidak bisa berhenti tersenyum.
Hyori berhenti tepat didepan Jaejoong dan membalas senyum cowoknya, begitu juga
dengan Joo Hyun dan Hyo Woon, semua hadirin sudah menunggu dengan ekspresi serius.
Jaejoong kemudian melangkah maju dan mengulurkan tanganya untuk Hyori, tapi
Hyori malah melewatinya begitu saja, dan berjalan kedepan Junsu yang wajahnya langsung
berubah pucat. Joo Hyun juga mengabaikan Yoo Chun, dan berpindah hadapan Jaejoong, lalu
menerima uluran-uluran tangan cowok itu yang sekarang ternganga. Hyoo Woon juga bergeser
kedepan Yoo Chun.
Mau aku tampar lagi, Yoo Chun-ssi ? tanya Hyo Woon yang masih tersenyum dan
membuat Yoo Chun mencuit
Para tamu mulai meberbisik-bisik seru melihat adegan itu, termasuk si penghulu.
Apa yang kalian lakukan? tanya Jaejoong melepaskan tangan Joo Hyun yang
merangkul tangannya.
Apa yang kami lakukan? balas Hyori dengan suara yang sama rendahnya dengan
Jaejoong. Permainan kalian memang seharusnya berakhir seperti ini, kan?
Permainan? Junsu menoleh pada Jaejoong dengan ngeri. Begitu juga dengan Yoo
Chun.
Kak Top sudah memberi tau kami semuanya, Joo Hyun berbisik ditelinga Jaejoong.

Im Sorry I Love You but I Lie

162

Hyo Woon-ssi, bukankah aku sudah pernah menjelaskan padamu, bukan? Yoo Chun
ingin menghindar.
Kita akan bahas ini nanti. Jaejoong mendorong Joo Hyun kembali keposisinya, dan
menarik Hyori dari sisi Junsu, dan Yoo Chun juga melakukan hal yang sama.
Pak penghulu, kami sudah siap! kata Jaejoong dengan suara mantap. Junsu dan Yoo
Chun mendukung dengan anggukan keras sementara ketiga mempelai wanita mereka
sekarang cemberut.
Kalian mempermainkan kami seperti bermain arisan. Hyori menggerutu, mendahului
penghulu yang sudah akan membuka mulut untuk bicara.
Seperti tidak memiliki pilihan lain, Jaejoong menarik pinggang Hyori lebih dekat,
kemudian mencium pengantinnya. Kalau Hyori masih meragukan perasaannya, maka dengan
cara seperti inilah dia akan membuktikanya. Hyori akan tau dia tidak sedang bermain-main.
Sebelum para tamu berhenti berwah-wah melihat aksi

nekat Jaejoong, mereka dibuat

terkekeh oleh Yoo Chun yang menirukan hal yang sama. Sementara Junsu terus memandang
Hyo Woon dan tamu disana bergiliran. Tapi kemudian dia merasakan kaki kaki Yoo Chun
menendang betisnya yang tidak terluka.
Hyo Woon, maaf, Junsu tidak yakin. Tapi dia juga menarik Hyo Woon mendekat, dan
mencium bibir pasanganya.
Apa ini acara parade kiss? kekeh Minho yang duduk diantara penonton.
Top yang berdiri dipojokan juga hanya tertawa seperti tamu-tamu lain.
.....
Apa kami boleh melakukanya lagi?
Lalu kapan acaran pernikahanya dimulai???
End

Im Sorry I Love You but I Lie

163

Epilog
A last week before...
Tuan Lee memandang Yoo Chun dan Jaejoong bergantian. Kedua alisnya terangkat,
dengan ekspresi penasaran dia melihat koper di samping Jaejoong.
Kalian berdua datang kesini untuk melamar Hyo Woon? tanyanya sekali lagi, dan lagi,
Yoo Chun dan Jaejoong mengangguk bersamaan. Tapi yang akan menikah dengan putriku
adalah Junsu? dia mengulang penjelasan Jaejoong tadi dengan tidak yakin. Tapi kedua
pemuda itu mengangguk lagi.
Kami juga membawa ini sebagai hadiah. Jaejoong mengangkat koper yang dia bawa ke
atas meja, dan membuka isinya yang semuanya penuh dengan uang. Untuk seterusnya, kami
bisa menjamin putri Anda akan hidup bahagia. Jaejoong membual. Tapi dia tau orang seperti
Tuan Lee pasti akan terpancing.
Tuan Lee menatap uang itu dan putrinya yang berdiri di dekat pintu dapur secara
bergantian.
Baiklah, kata Tuan Lee kemudian. Toh aku juga sudah mulai menyukai si Junsu itu.
Tuan Lee mengambil koper itu dengan senang.
Jaejoong dan Yoo Chun ber high five ria begitu keluar dari rumah Hyo Woon.
Ternyata mudah, kan! ujar Jaejoong senang.
Dasar Junsu-nya saja yang payah. imbuh Yoo Chun puas.

You might also like