Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kehadiran agama islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Diyakini
dapa menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di
dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu
menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluasluasnya.
Petunjuk-petunjuk agama
mengenai
berbagai
kehidupan manusia,
misalnya
dijumpai
ayat-ayat
tentang
proses
pertumbuhan
dan
B. Tujuan penulisan
Berdasarkan pada dasar pemikiran tersebut di atas,yang di kemukakan
oleh sebagian orang dan ulama-ulama.selain untuk mengembangkan khazanah
keilmuan tentang ajaran Islam dan memberikan kemudahan bagi para mahasiswa,
juga untuk menyempurnakan ilmu tentang ajaran Islam secara lebih mendalam,
sistematik, komprehensif, dan revelan dengan masalah yang berkaitan dengan
pendidikan pada umumnya.
C. Sistematika penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka komposisi
makalah ini ditulis menjadi lima bagian, yaitu pendahuluan, kajian, fenomena,
analisis, dan penutup.
Bab I pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Karena sebagai
pengantar, maka pada bagian ini disajikan tentang tentang latar belakang masalah,
tujuan penulisan, sistematika penulisan. Melalui bab ini diharapkan memperoleh
gambaran sekilas tentang makalah yang sebenarnya.
Bab II kajian, yang berisi sebagai landasan teori dalam upaya
mendeskripsikan secara objektif tujuan yang ingin dicapai tentang Unsur-unsur
Syariat Islam. Menguraikan teknis analisis data untuk mengetahui Unsur-unsur
Syariat Islam. Menyajikan fenomena yang secara rinci.
Bab III sebagai penutup dari keseluruhan makalah ini yang berisi
kesimpulan dan saran sebagai hasil data.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian
1. Definisi
Agama yang kita pegang memanglah Islam, tetapi Islam itu bukan agama
saja.yaitu boleh dianologikan seperti ; durian itu buah, akan tetapi buah durian
saja. Pengertian buah lebih luas daripada durian. Selain daripada agama,ada unsur
lain yang menjadi isinya.
Di dalam ruang lingkup ajaran Islam meliputi tiga bidang yaitu: aqidah,
akhlak, dan syariah.
a. Aqidah
Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat
dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau lazim disebut rukun iman,
dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang
Islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Bagian
pertama selanjutnya disebut ushul (pokok) dan bagian kedua disebut furu.
Kata ushul adalah ushul adalah jamak dari ashl artinya pokok atau asas; adapun
kata furu artinya cabang. Bagian pertama disebut pula aqaid artinya
kepercayaan yang kokoh, adapun bagian kedua disebut ahkam. Menurut imam
Syahrastani bagian pertama disebut marifat dan bagian kedua disebut thaah,
kepatuhan Selanjutnya dalam Kitab Mujam al-Falsafi, jaml shaliba
mengartikan aqidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut
sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Ikatan tersebut berbeda
dengan terjemahan rihath yang artinya juga ikatan tetapi ikatan yang mudah
dibuka, karena akan mengandung unsur yang membahayakan. Dalam bidang
perundang-undangan, aqidah berarti menyepakati antara dua perkara atau lebih
yang harus dipatuhi bersama. Dalam kaitan ini akidah berkaitan dengan kata
aqad yang digunakan untuk arti akad nikah, akad jual beli, akad kredit dan
sebagainya.
SWT. yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia
dan lainnya yang menggantikan posisi Tuhan.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT.
sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua
kalimat syahadat, yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal shaleh.
Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman
tidak ada rasa dalam hati,atau ucapan di mulut dan perbuatan melainkan secara
keseluruhan menggambarkan imn kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan
dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali yang
sejalan dengan kehendak Allah SWT.
Akidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh ke dalam segala
aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai
ibadah.
Dalam hubungan ini Yusuf Al-Qardawi mengatakan bahwa iman menurut
pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
Sekiranya digabungkan antara makna lughawi dan istilah dari kata aqidah
diatas dapat digambarkan bahwa akidah adalah suatu bentuk keterikatan atau
keterkaitan antara seseorang hamba dengan Tuhannya, sehingga kondisi ini
selalu mempengaruhi hamba dalam seluruh perilaku, aktiviti dan pekerjaan
yang dia lakukan. Dengan kata lain kerikatan tersebut akan mempengaruhi dan
mengawal serta mengarahkan semua tindak-tunduknya kepada nilai-nilai
ketuhanan.
Masalah-masalah akidah selalu dikaitkan dengan keyakinan terhadap Allah
SWT. Hal-hal yang ghaib yang lebih dikenal dengan istilah rukun Iman. Di
samping itu juga menyangkut dengan masalah eskatologi, yaitu masalah
akhirat dan kehidupan setelah berbangkit kelak. Keterkaitan dengan keyakinan
dan keimanan,maka muncul Arkanul Iman, yakni, Iman kepada Allah,
Malaikat, Rasul, Hari kiamat, Qadha dan Qadar.
Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam
hati,melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam
bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh.
6
b. Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa arab khuluq yang jamaknya
akhlaq.
Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti
kejadian, serta erat hubungannya dengan kata khaliq yang berarti pencipta
dan makhluk yang berarti yang diciptakan.
Ibn Al-Jauzi menjelaskan (w.597 H) bahwa al-khuluq adalah etika yang
dipilih seseorang. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan khalqah (karakter)
pada dirinya. Dengan demikian, khuluk adalah etika yang menjadi pilihan dan
di usahakan seseorang. Adapun etika yang sudah menjadi tabiat bawaannya
dinamakan al-khaym.
Berkaitan dengan pengertian khuluq yang berarti agama, Al-Fairuzzabadi
berkata, Ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa
memiliki akhlak mulia, kualitas agamanya pun mulia. Agama diletakkan di atas
empat landasan akhlak utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian,
dan keadilan.
Kata akhlak lebih luas artinya daripada moral atau etika yang sering
dipakai dalam bahasa indonesia sebab akhlak meliputi segi-segi kejiwaan dari
tingkah laku lahiriah dan batiniah seseorang.
Tolok ukurnya akhlak adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam Islam,
dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau
buruk. adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Segala sesuatu yang baik menurut
Al-Quran dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut
Al-Quran dan As-Sunnah, berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Aisyah pernah mengatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW. Adalah
Al-
Quran. Maksud perkataan Aisyah adalah segala tingkah laku dan tindakan
Rasulullah SAW, baik yang dzahir maupun yang batin senantiasa mengikuti
petunjuk Al-Quran. Al-Quran selalu mengajarkan umat Islam untuk berbuat
baik dan menjauhi segala perbuatan yang buruk. Ukuran baik dan buruk ini
ditentukan oleh Al-Quran.
Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas
dalam
Al-Quran.
Al-Quran
menerangkan
berbagai
pendekatan
yang
b. Akhlak tercela
Kata madzmumah berasal dari bahasa Arab yang artinya tercela. Akhlak
madzmumah artinya akhlak tercela. Istilah ini digunakan oleh beberapa
kitab tentang akhlak, seperti ihya Ulum Ad-din dan Ar-Risalah AlQusairiyyah. Istilah lain yang digunakan adalah masawi al-akhlaq
sebagaimana oleh Asy-Syamiri.
Macam-macam akhlak tercela :
1. Syirik
Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan
menurut pengertian Istilah, terdiri atas definisi umum dan definisi
khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah
SWT. Dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah SWT. Ada tiga
macam syirik berdasarkan definisi umum, yaitu : (1) Asy-Syirk fi ArRububiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT. Dengan makhluk-Nya
mengenai sesuatu yang berkaitan dengan alam; (2) Asy-Syirk fi AlAsma wa Ash-Shifat, yaitu menyamakan Allah SWT. Dengan makhluk-
2. Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata sifat
dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya.
Menurut syara, kufur adalah tidak beriman kepada Allah SWT. Dan
Rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan.
Kufur ada dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar
adalah perbuatan yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama
Islam dan abadi dalam neraka. Kufur besar ada lima macam, yaitu :
1. Kufur karena mendustakan para Rasul;
10
11
kepada-Nya.
Takabur
Takbbur terbagi ke dalam dua bagian, yaitu batin dan lahir.
Takabbur batin adalah perilaku dan akhlak diri, sedangkan takabur batin
adalah perbuatan-perbuatan anggota tubuh yang muncul dari takabur
batin.
Dilihat dari subjeknya, takabur terbagi pada tiga bagian.
Pertama, takabur kepada Allah SWT. Inilah takabur paling
berat dan keji. Contoh; takabur yang diperlihatkan oleh orangorang yang mengaku sebagai Tuhan.
Kedua, takabur kepada Rasul, yaitu tidak mau mengamalkan
ajaran Nabi Muhammad SAW.serta menghina dan menyepelekan
ajarannya. Contoh; perilaku orang kafir yang menentang dakwah
Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, takabur terhadap sesama manusia, yaitu menganggap
orang lain remeh dan hina.
5. Dengki
Dalam bahasa Arab, dengki disebut hasad, yaitu perasaan yang
timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang tidak
dimilki olehnya, tetapi dimilki oleh orang lain, kemudian dia
12
kenikmatan
menginginkannya.
dari
Kedua,
orang
lain
menginginkan
karena
dia
lenyapnya
sendiri
kenikmatan
Al-Ashfahani
menjelaskan
bahwa
gibah
adalah
13
An-Nawawi
menjelaskan
bahwa
gibah
adalah
menuturkan
keburukan orang lain, baik yang dibicarakannya itu ada pada badannya,
agamanya, dunianya, dirinya, kejadiannya, akhlaknya, hartanya,
anaknya, orangtuanya, istri atau suaminya, pembantu rumah tangganya,
pakaiannya, gaya berjalannya, gerakannya, senyumnya, cemberutnya,
atau yang lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa gibah berdasarkan
kesepakatan ulama hukumnya Haram.
Al-Qahthani menuturkan beberapa sebab kemunculan perbuatan
gibah :
1. Melampiaskan kebencian;
2. Dengki kepada seseorang;
.
3. Keinginan meninggikan status sendiri dan merendahkan orang
lain;
4. Bergaul dengan orang-orang yang tidak baik;
5. Bangga menjadi ahli maksiat dan menganggap remeh orang
lain.
Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati?, Tentu kamu merasa jijik.
7. Riya
Kata riya diambil dari kata dasar ar-ruyah, yang artinya
memancing perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya
merupakan salah satu sifat tercela yang harus dibuang jauh-jauh dalam
jiwa kaum muslim, karena riya dapat menggugurkan amal ibadah.
Riya adalah memperlihatkan diri kepada orang lain. Maksudnya
beramal bukan karena Allah SWT., tetapi karena manusia. Riya ini erat
hubungannya dengan takabur.
Sifat riya dapat muncul dalam beberapa bentuk kegiatan,
diantaranya :
a. Riya dalam beribadat
Orang biasanya memperlihatkan kekhusyukannya apabila dia
berada di tengah-tengah jamaah atau karena ada orang yang
melihatnya.
b. Riya dalam berbagai kegiatan
14
Orang yang rajin dan tekun bekerja selama ada orang yang
melihat, Dia bekerja seolah-olah penuh semangat, padahal
dalam hati kecil tidak demikian.
c. Riya dalam berderma atau bersedekah
Apabila mendermakan hartanya kepada orang lain, orang riya
bermaksud bukan karena ingin menolong dengan ikhlas, tetapi
ia berderma supaya dikatakan sebagai dermawan dan pemurah.
Padahal orang yang bersedekah karena riya, tidak akan
mendapatkan pahala, dan amalnya sia-sia.
d. Riya dalam berpakaian
Orang riya biasanya memakai pakaian yang bagus, perhiasan
yang serba mahal dan beragam dengan harapan agar dia disebut
orang kaya, mampu dan pandai berusaha sehingga melebihi
orang lain.
c. Syariah
Dalam bahasa Arab, makna generik (etimologi) dari kata syariah, ialah :
jalan menuju aliran air, atau jalan yang mesti dilalui, aliran sungai. Pada
mulanya istilah Syariah menunjuk pengertian ad-din (agama) dalam makna
totalitasnya. Al-Quran menggunakan kata Syariah untuk menunjuk pengertian
jalan yang terang dan nyata untuk mengantarkan manusia kepada keselamatan
dan kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Hubungan makna generik syariah sebagai jalan menuju aliran sungai dan
syariah Islam ialah, jika air sungai yang bersih dan bening akan memuaskan
dahaga dan kesehatan serta menumbuhkembangkan tubuh orang yang
meminum dan menggunakannya, maka syariah Islam juga akan memberi
kepuasan batin atas upaya manusia dalam mencari kebenaran, dan akan
menyelamatkan hidupnya di duniandan di akhirat dari kesesatan.
Syariat adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukun dan aturan, syariat Islam juga
berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian
penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna
seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
Pembagian Syariat Islam
15
16
dusta dan
khianat, mengetahui mujizat dan bukti-bukti kerasulan mereka,
khususnya Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para
Nabi dan Rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang
17
Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah SWT.
Sebagai balasan bagi bagi orang-orang mukmin (surga) maupun orang-
2. Dalil-Dalil
Nabi Muhammad SAW. Bersabda :
Artinya : Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
(H.R. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Iman Al-Bani).
18
B. Fenomena
Fenomena saat ini adalah muslim banyak meninggalkan ajaran Islam yang
benar, mulai dari masalah yang cukup serius yaitu kehancuran pola pikir yang
awalnya didasarkan pada pijakan berfikir yang tidak benar, sampai masalah yang
dianggap ringan dan sepele dalam kehidupan rumah tangga. Dan intinya semua
adalah ketidakpahaman akan ajaran Islam yang benar.
Adanya kelompok yang melakukan distorsi,yakni kelompok radikalisme
agama, tektualisme agama, dan liberalisme agama. Radikalisme agama dalam
banyak kesempatan telah terbukti berdampak pada munculnya sikap ekstrimisme,
dimana sikap tersebut sangat berpotensi memunculkan tindakan terorisme.
Praktik-praktik kekerasan yang dilakukan segelintir orang telah dimanfaatkan oleh
pihak-pihak lain untuk memojokkan umat Islam secara umum. Padahal
hakikatnya,agama Islam sama sekali tidak ada kaitannya dengan gerakan radikal
apalagi terorisme.Tektualisme, kelempok ini terlalu rigid dan kaku memahami
teks ajaran agama sehingga menimbulkan sikap tidak toleran terhadap
pemahaman ajaran agama yang berbeda dari pemahaman kelompoknya.
Liberalisme, kelompok ini kelompok yang menuntut kebebasan tanpa batas dalam
memahami nash.
C. Analisa
ANALISIS TENTANG PENERAPAN SYARIAT ISLAM
Syariat islam adalah sesuatu jalan yang ditunjukan untuk menuju ke jalan
allah, dengan menegakkan syariat islam berarti kita telah memperjuangkan agama
islam, karena sudah banyak kita lihat sekarang berbagai macam penyelewengan
yang di lakukan terhadap islam itu sendiri.dengan contoh banyak terjadi
kemaksiatan, penyelewengan aqidah seperti mengakui dirinya sebagai nabi, dan
bahkan megindahkan sholat dan diganti dengan zikir. semua itu terjadi karena
manusia sudah lalai dan tidak mau lagi menigindahkan syariat islam dan melihat
kembali tentang aturan islam yang sesungguhnya. Terkadang mereka berhujjah
hanya menggunakan dalil-dalil yang daif yang tidak dapat membuktikan
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah merupakan dasar bagi umat islam dalm menjalankan agamanya.
Jika akidah sudah dipegang teguh sebagai pedoman hidup kita semua, tentunya
dalam menjalankan kehidupan yang fana ini kita dapat lulus dari ujian-ujian yang
Allah swt berikan sebagai bukti kasih sayangnya. Senantiasa kita selalu
melakukan pekerjaan apapun berlandarkan kaidah-kaidah yang di tetapkan olehNya. Dan kita akan bisa menghindarkan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang
tercela.
B. Saran
1. Perlu adanya pembanguna akidah yang kokoh bagi pemuda, dengan
pemberian pendidikan khusus keagamaan yang lebih terstruktur.
2. Adanya peran aktip pemerintah, pemangku agama, orang tua, dan juga kita
semua dalam menjaga akidah islam yang kita miliki.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi
yang
ada
hubungannya
dengan
judul
makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Athoullah. Diktat Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf. Serang :
Fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Djati. 1985
21
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak). Terj. Farid Maruf. Jakarta: Bulan
Bintang. 1975.
Kamal, Zainun. Pengantar dalam Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan
Akhlak. Terj. Helmi Hidayat. Bandung: Mizan. 1985.
Abu Al-Wafa al-Taftazani, Sufi dari zaman ke zaman, Bandung : Pustaka,
1985.
AnnimarieSchimmel, Dimensi Mistik dalam Islam, Jakarta : Pustaka
Firdaus, 1986.
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta : Bulan
Bintang, 1973.
22