You are on page 1of 17

CARA PEMILIHAN METODE PENGUKURAN

KONSUMSI MAKANAN
@ Tidak ada metode yang paling sempurna dalam menentukan konsumsi
makanan.
@ Pemilihan metode yang sesuai terutama tergantung pada tujuan
dari penelitian.
@ Metode yang tepat digunakan sehubungan dengan tujuan penelitan
adalah :

1. Asupan zat gizi aktual dari individu


Metode yang tepat adalah weight food records (menimbang makanan)
dalam beberapa hari. Asupan zat gizi dapat dihitung dgn menggunakan
data konsumsi makanan.
Cara lain adalah dengan mengambil contoh makanan yang sama dan
dibawa ke lab untuk dianalisis secara kimia.

2. Rata-rata asupan zat gizi dari suatu kelompok


Pada suatu kelompok populasi yang besar, rata-rata konsumsinya dapat
dihitung dengan satu kali 24 jam recall, atau satu kali food record (weight
atau estimate), dgn catatan sampel mewakili populasi dan keseluruhan
hari dalam satu pekan terwakili secara merata.

Faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam memilih metode untuk


menentukan konsumsi pada tingkat individu adalah:
1. Karakteristik dari subjek dalam populasi yang diteliti
2. Tingkat kesulitan terhadap responden dari metode tersebut
3. Sumber yang tersedia.
Metode tertentu tidak cocok untuk manula yang mempunyai daya ingat
yang lemah, untuk ibu yang sibuk dengan anak kecilnya, atau untuk
subjek yang buta huruf.
Umumnya metode yang lebih akurat membutuhkan biaya yang lebih mahal,
tingkat kesulitan/kerepotan subjek yang lebih tinggi, dan respons rate yang
tinggi.

3. Proporsi dari populasi at risk


Untuk menentukan proporsi dari populasi at risk yang mengkonmsumsi
makanan yang tidak cukup (inadekuat), konsumsi makanan dari setiap
subjek harus diukur lebih dari sehari. Untuk itu 24 jam recall yang berulang
(lebih dari sehari) atau food record ( weight atau estimate) yang lebih dari
sehari adalah tepat. Jumlah hari yang diperlukan tergantung dari perbedaan
dari hari ke hari.
Cara lain adalah dietary history yang dirancang untuk mendapatkan informasi
retrospektif dari asupan makanan dalam waktu lama.
4. Asupan zat gizi sehari-hari (biasanya) dari setiap individu
Metode yang tepat 24 jam recall atau food record (weight atau estimate)
yang dilakukan secara berulang.
Jumlah hari pengukuran tergantung dari variasi makanan/zat gizi yang
diteliti dari hari ke hari.
Data ini sangat perlu untuk konsultasi diet dan analisis statistik yang
menggunakan korelasi atau regresi.

5. Pola makan dari suatu kelompok dan atau individu


Metode yang terbaik adalah food frequency questionairre (kuesioner
frekuensi makanan).
Data untuk suatu kelompok/populasi dapat diranking ke dalam kategori
dengan frekuensi rendah, sedang, dan tinggi untuk menentukan proporsi
dari populasi dengan pola tertentu.
6. Rata-rata penggunaan makanan tertentu dari suatu kelompok
Metode yang terbaik adalah kuesioner frekuensi makanan.
Cara lain adalah 24 jam recall atau food record sehari, sepanjang jumlah
subjek yang digunakan besar disamping seluruh hari dalam sepekan
terwakili dengan baik.
Data seperti ini dapat digunakan untuk membandingkan secara internasional
hubungan antara pola makanan dengan kesehatan serta dengan penyakit
kronik.

EVALUASI DIET
@ Asuhan gizi akhir-akhir ini diperkenalkan sebagai sesuatu yang tidak dapat
dilepaskan dari sistim pelayanan kesehatan
@ Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa asuhan gizi yang efektif
dapat mengurangi pengeluaran dalam bidang kesehatan.
@ Weinsier et al, 1974), mengemukakan bahwa pasien malnutrisi (kehilangan
lean body mass yang berlebihan) akibat asupan energi dan atau protein
yang kurang selama perawatan di rumah sakit cenderung lebih lama tinggal
di rumah sakit dan lebih besar mengalami komplikasi dan kematian.
@ Ahli gizi akan merupakan bagian dari tim profesi kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan berupa penentuan status gizi, konsultasi gizi dan
pendidikan gizi kepada pasien.
@ Penentuan status gizi diperlukan untuk menentukan apakah pasien
memerlukan asuhan gizi yang khusus disamping dapat menentukan
penyebab dan tingkat kelainan gizi dan risiko potensial untuk terjadinya
kelainan gizi atau komplikasi.

Langkah-langkah Evaluasi Diet


Ada tiga langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi diet:
1. Mengumpulkan informasi tentang konsumsi makanan/minuman dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
Caranya: Metode food recall 24 jam, Food frequency, Diet history, dsb.
2. Mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang dikonsumsi pasien
Ada dua metode yang sering digunakan untuk mengukur atau
mengestimasi nilai gizi yaitu daftar penukar bahan makanan (food
exchange list) dan DKBM.
3. Membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan yang
diperlukan pasien (evaluasi diet).
Caranya: membandingkan dengan Recommended Dietary Allowance
(RDA). Hasil yg diperoleh dari evaluasi diet akan berperan thp intervensi
gizi yg akan diberikan.
Informasi yang diperoleh dari evaluasi diet ini akan digunakan untuk
merencanakan asuhan gizi dan juga menilai efikasi dari asuhan gizi yang
diberikan.

Kesalahan dalam Pengukuran Konsumsi Makanan


(Survei Diet)
Secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Kesalahan acak (Random Bias)
Dapat terjadi karena kesalahan pengukuran tetapi hasilnya tidak
mempengaruhi nilai rata-rata. Bias ini dapat memperbesar sebaran (deviasi)
dari nilai pengukuran.
2. Kesalahan Sistematik
Dapat terjadi karena:
- Kesalahan dari kuesioner, misalnya tidak memasukkan bahan makanan
yang sebetulnya penting.
- Kesalahan pewawancara yang secara sengaja dan berulang melewatkan
pertanyaan tentang makanan tertentu.
- Kesalahan responden
misalnya, tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi,
the flat slope syndrome, keinginan untuk menyenangkan pewawancara dsb.
- Kesalahan dari alat yang tidak akurat dan tidak distandarkan sebelum
penggunaan.
- Kesalahan dari DKBM.

Perencanaan dan Pengorganisasi Survei


Konsumsi Makanan
Langkah-Langkah:
1. Penentuan Tenaga Pelaksana
2. Pelatihan tenaga pelaksana
3. Penentuan sasaran dan besar sampel penelitian
4. Pemilihan alat dan bahan
5. Periode waktu penelitian
6. Persiapan masyarakat

Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data


Hasil Pengukuran Konsumsi Makanan
Langkah-langkah :
1. Konversi dari ukuran rumah tangga ke dalam ukuran berat (gram)
diperlukan beberapa daftar antara lain:
a. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
b. Daftar Kandungan Zat Gizi Jajanan (DKGJ)
c. Daftar Konversi Berat Mentah Masak (DKMM)
d. Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)
e. Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)
f. Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)
2. Analisis Zat gizi
Dilakukan dengan cara : Komputerisasi dan manual
3. Interpretasi Hasil.
Dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG), dan Skor PPH.

Penggunaan Berbagai Daftar


1. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
Suatu daftar yang memuat susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis
bahan makanan atau makanan.
Untuk menghitung jumlah zat gizi bahan makanan dapat dirumuskan:
KGij = (Bij /100) x Gij x (BDDj /100)

(1)

KGij

= kandungan zat gizi i makanan dari bahan makanan j dengan berat


B gram
Bj
= Berat bahan makanan j (gram)
Gij
= Kandungan zat gizi i dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)
Contoh:
Hitung kandungan energi dan vitamin C dari sebuah pisang ambon ukuran
besar yang beratnya 300 gram, bila diketahui kandungan energi dan
vitamin C pisang ambon dalam 100 gram BDD adalah 99 Kal dan 3 mg.
Persen BDD dari pisang ambon = 75 %.

2. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)


Untuk menghitung kandungan zat gizi makanan jajanan dapat
dirumuskan :
Bj
KGij = --------- x Gij
(2)
Bjd
KGij
Bj
Bjd
Gij

= kandungan zat gizi i makanan jajanan j dengan berat Bj (gram)


= berat makanan jajanan j yang akan dianalisis (gram)
= berat makanan jajanan j yang tercantum dalam DKGJ (gram)
= Kandungan zat gizi i makanan jajanan j pada tabel DKGJ

Contoh :
Seseorang mengkonsumsi kue kelepon sebanyak 6 buah dengan berat
keseluruhannya 75 gram (12,5 gram per buah). Jumlah protein dan lemak
yang dikonsumsi dari kue kelepon tersebut adalah:
KG protein kelepon = 75/50 x 0,6 = 0,9 gram
KG lemak kelepon = 75/50 x 2,7 = 4,1 gram

3. Daftar Konversi Berat Mentah Masak


Untuk menaksir berat bahan makanan mentah dari makanan olahan (masak)
atau sebaliknya dapat digunakan rumus :
BMJ
FJ = ------------BOj

(3)

BMj = Fj x BOj

(4) -- menaksir bahan makanan mentah dari berat masak

BOj = BMj / Fj

(5)

-- menaksir berat makanan olahan (masak) dari berat


bahan makanan mentah

Keterangan :
Fj = faktor konversi berat mentah masak bahan makanan j
BMj = berat bahan makanan j dalam bentuk mentah
BOj = berat bahan makanan j dalam bentuk olahan (masak)
Contoh : Tempe kedele oseng-oseng dengan berat 40 gram, faktor konversi
berat mentah masak atau F = 1,1. (Tabel 11 No. 223), dimana pada
DKBM dan DKGJ tidak tersedia tempe kedele oseng-oseng.

Untuk mengetahui kandungan zat gizinya, maka harus diubah menjadi tempe
mentah terlebih dahulu. Berat tempe mentah kedele yaitu 40 x 1,1 = 4,4 gram
Selanjutnya untuk menghitung zat gizi digunakan rumus 1 dan Tabel 9
Golongan II No. 74.
Contoh lain :
Hitung kadar protein dari 150 gram daging sapi yang dimasak dengan cara
rebus !
Jawab:
Berat daging = (1,8 x 150) = 270 gram (Tabel 11, No. 66)
Kadar protein daging = (1,8 x 270/100) x 18,8 x (100/100)
= 50,8 gram (Tabel 9, Golongan III No. 15).
4. Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)
DKPM memuat angka-angka yang menunjukkan persentase minyak yang
terserap dalam bahan pangan mentah jika pangan tersebut diolah dengan
menggunakan minyak goreng.

Secara umukjm rumus perhitungannya :


Mj

= ( BKj) / (BMj) x 100

BKj = (Mj) x (BMj) / 100

(6)
(7)

Keterangan :
BKj = berat minyak yang diserap bahan makanan j (gram)
Mj = faktor konversi penyerapan minyak pada makanan j (persen)
BMj = berat bahan makanan j dalam bentuk mentah BDD (gram)
Contoh :
Dalam penyusunan menu rendah kalori, seseorang yang akan memasak
Kentang goreng harus menghitung energi dari kentang dan minyak goreng
Yang akan digunakan. Apabila kentang yang akan digoreng 150 gram (BDD)
Maka energi yang akan diperoleh dari kentang goreng adalah:
Minyak yang diserap = (19,9 x 150 / 100) = 29,85 gr (Tabel 12 No. 1)

Selanjutnya dengan menggunakan rumus (1), maka dapat dihitung jumlah


Energi dari kentang goreng, yaitu:
KG energi kentang goreng = KG energi kentang + KG minyak
(lihat Tabel 19 Golongan I No. 42 dan Tabel 9 Golongan IX No. 7)
= (150/100) x 83 x 85/100) + (29,85/100 x 870 x 100/100)
= 105,8 + 259,7 = 384 Kalori.
Jadi energi kentang goreng merupakan penjumlahan dari energi kentang dan
Energi minyak goreng, yaitu sebesar 384 Kalori.
5. Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)
Adalah satuan jumlah makanan yang dinyatakan berupa peralatan dan
ukuran yang lazim digunakan di rumah tangga sehari-hari, seperti piring,
gelas, sendok, mangkok, potong, buah, ikat dsb.
DURT ini digunakan untuk menaksir jumlah bahan makanan ke dalam gram
dan volume dalam liter. Mis. 1 sdm gula pasir = 10 gr 1 sdm terigu = 5 gr;
1 sdm minyak goreng; 1 gls nasi = 140 gr = 70 gr beras; dsb.

6. Daftar Bahan Makanan Penukar


Adalah daftar dari bahan makanan dengan kandungan zat gizi yang relatif
Sama antara URT dan ukuran berat pada berbagai golongan bahan makanan,
Sehingga masing-masing bahan makanan tersebut dapat dipertukarkan.
Contoh. Golongan Bahan Makanan Sumber Protein Hewani
Umumnya digunakan sebagai lauk pauk. Satu satuan penukar mengandung
95 Kalori, 10 gram protein dan 6 gram lemak.
Bahan makanan

Berat (g)

URT

Daging sapi

50

1 ptg sdg

Daging babi

25

1 ptg kcl

Daging ayam

50

1 ptg sdg

Hati sapi

50

1 ptg sdg

Interpretasi Tingkat Konsumsi Perorangan


Misalnya diketahui BB seorang anak laki-laki usia 18 tahun adalah 45 kg.
Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari
adalah 2750 Kalori. Pada daftar AKG (1993) diketahui BB standar laki-laki usia
16 19 tahun adalah 56 kg dan AKG untuk energi = 2500 Kalori.
Tentukan tingkat konsumsi energi dari laki-laki tersebut !
Jawab :
45 kg
AKG individu = ------------ 2500 Kalori = 2009 Kalori
56 kg
2750 Kalori
Tingkat konsumsi energi = -----------------x 100 % = 137 %
2009 Kalori
Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat, dengan cut of points sbb:
Baik = 100 % AKG; Sedang = 80 - 99 % AKG; Kurang = 70 80 % AKG;
dan Defisit = < 70 % AKG.
Berdasarkan klasifikasi tsb, maka laki-laki tersebut tingkat konsumsi energinya
tergolong baik.

You might also like