You are on page 1of 28

1.

makalah kesehatan reproduksi (kespro)

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUN OLEH :

NOVRIZAL SUJADMOKO
NPM. 13010254

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang berjudul
Kesehatan Reproduksi , yang merupakan suatu kajian yang disusun untuk melengkapi
tugas Individu dalam mata kuliah Kespr.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukkan bahkan kritik
yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi dalam mata
kuliah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kespro yang
telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga
untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat
selesai seperti yang diharapkan.

Bengkulu, Desember 2014

Penyusun

1. DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................


KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................
B. Rumusan masalah ............................................................................
C. Tujuan .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesehatan Reproduksi ....................................................................

B. Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi ..........................


C. Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi
D. Abrotus ...........................................................................................
E. Infertilitas ........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan
yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi
kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai
dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak
mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan
tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali
teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan
reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas
untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan
kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan
atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri
atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan
kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa
pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca
khususnya para perempuan. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah ini,
yaitu KESEHATAN REPRODUKSI.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut:
1.

Apa pengertian Kesehatan Reproduksi?

2.

Apa saja Hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.

Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi.

2.

Untuk mengetahui hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23
Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan
kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak
deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang
akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang
memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
B. Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi
Membicarakah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal hak
reproduksi, kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak
asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas
dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki
informasi dan cara untuk melakukannya.
1.

Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi
yang mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan
secara memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan
lainnya. Terkait dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia

untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang
berhubungan dengan seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi,
bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan.
2.

Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi


a.

Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan
kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan,

kelahiran dan kenikmatan seks aman.


b. Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan
pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai
subyek dalam kebijakan terkait.
c. Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan
itu sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan
kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang
menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan
d.

reproduksi.
Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang dimiliki
oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan

keberadaannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu.


e. Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup berbagai
aspek, tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat
klinis, akan tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosialbudaya. Oleh karena aitu diintroduksi pendekatan interdisipliner (meminjam
pendekatan psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu kebijakan, hukum dan
sebagainya) dan ingin dipadukan secara integratif sebagai pendekatan
transdisiplin.

C. Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi


Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang
sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons organisme

atau respons seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada (Notoatmojdo,1993).


Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul
berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun
dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih rendah
atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku seksual, semakin
mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya pada saat sebelum
menikah. Persepsi seperti ini di sebut youth uulnerability oleh Quadrel et. aL. (1993)
juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakuakan underestimate terhadap
uulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada
intercourse (sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah terinfeksi
HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Mengenai kesehatan reproduksi, ada beberapa konsep tentang kesehatan
reproduksi, namun dalam tulisan ini hanya akan dikemukakan dua batasan saja. (ICPD)
dan sai dan Nassim). Batasan kesehatan reproduksi menurut International Conference
on Population and Development(ICPD) hampir berdekatan dengan batasan sehat dari
WHO. Kesehatan reproduksi menurut ICPD adalah keadaan sehat jasmani, rohani,dan
buakan hanya terlepas dari ketidak hadiran penyakit atau kecacatan semata, yang
berhubungan sistem fungsi, dan proses reproduksi(ICPD,1994).
Beberapa tahun sebelumnya Rai dan Nassim mengemukakan definisi kesehatan
reproduksi mencakup kondisi di mana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks
secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan
diinginkan, wanita di mungkinkan menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan anak
yang sehat serta di dalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan (Iskandar, 1995)
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor sosial
,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada tidaknya fasilitas

pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan jasmani dan rohani. Dan tidak
adanya akses informasi merupakan faktor tersendiri yang juga mempengaruhi kesehatan
reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja
ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya hak-hak
reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan pada pengakuan
akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan
bertangung jawab mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing ), dan
menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara
untuk memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan seksual
dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk memperoleh seks yang
sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD, 1994). Sudah barang tentu saja
kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidak kesehatan reproduksi
seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi remaja.
D. Abrotus
abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja
untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil
konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :
1.

Penyebab secara umum


a.

Infeksi akut
virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
Parasit, misalnya malaria
b. Infeksi kronis
Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
Tuberkulosis paru aktif.
Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll

Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan


hasil konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun
placenta.
2.

Alasan Abortus Provokatus


Abortus Provokatus ialah tindakan memperbolehkan pengaborsian dengan
syarat-syarat sebagai berrikut:
a.

Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan

yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
b. Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika
dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit
e.
f.
g.

keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.


Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.
Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung
organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif,

toksemia gravidarum yang berat.


h.
Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang
i.
j.
k.

disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.


Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus
seperti ini sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan
psikiater.

E. Infertilitas
Sistem kesehatan reproduksi hingga mengalami kemandulan selama ini di artikan
sebagai kondisi yang hanya di alami oleh para wanita saja, padahal tidak menutup
kemungkinan kalau kaum pria sebanyak 40 % juga mengalami kemandulan ini. Banyak
pengertian dari Infertilitas tapi pada intinya makna dari Infertilitas adalah sistem
kesehatan reproduksi yang terganggu dan menyebabkan ketidak mampuan mempunyai

seorang anak. Banyak yang sudah menikah selama bertahun tahun dan belum juga di
karunia momongan. Oleh karena itu sudah saatnya bagi pasangan yang menikah lama
dan belum memiliki anak untuk melakukan cek kesehatan reproduksi, karena mungkin
salah satu dari pasangan suami istri yang hingga saat ini belum mendapatkan anak
mengalami Infertilitas atau yang lebih di kenal dengan kemandulan.
Pengertian Dari Infertilitas
Infertilitas terbagi menjadi dua yaitu :
1.

Infertilitas primer yaitu pasangan suami istri yang belum mampu memiliki anak setelah satu
tahun menikah

2.

Infertilitas sekunder yaitu pasangan suami istri yang pernah memiliki anak sebelumnya tapi
hingga saat ini belum mampu untuk mendapatkan anak lagi.
Pasangan suami istri di anggap Infertilitas karena sistem kesehatan reproduksi
salah satu pasangan ada yang terganggu. Hal ini dapat di maklumi karena proses
pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya janin ke dunia merupakan
kerjasama antara suami dan istri.
Makna dari kerjasama itu adalah suami yang mempunyai sistem dan fungsi
kesehatan reproduksi yang sehat dan mampu menghasilkan atau menyalurkan
spermatozoa ke organ reproduksi wanita, Istri yang memiliki sitem dan fungsi reproduksi
sehat dan mampu menghasilkan sel telur atau ovum yang dapat di buahi oleh
spermatozoa dan mempunyai rahim sebagai tempat perkembangan janin, embrio
sampai bayi berusia cukup bulan dan di lahirkan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak
di miliki oleh salah satu pasangan, pasangan tersebut tidak akan mampu mempunyai
anak.
Pasangan suami istri dapat di katakan Infertilitas jika selama kurun waktu satu
tahun menikah belum mendapatkan seorang nak. Demikian pengertian dari infertilitsa.
Yang harus di sadari adalah langkah apa yang kan di lakukan apabila salah satu
pasangan mengalami Infertilitas atau tidak subur. Banyak pasangan yang mengalami
Infertilitas dan berhasil memiliki anak, jadi ketenangan dan berpikir rasional adalah

langkah awal yang tepat yang dapat di lakukan untuk mengatasi Infertilitas sehingga
kesehatan reproduksi dapat kita jaga.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan
bakal calon ibu ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas
dapat penulis simpulkan bahwa.
Definisi kesehatan sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan
kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dana sosial, ditambahkan lagi (sejak
deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syart baru, yaitu: sehingga setiap orang
akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan
dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak,
dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
B. Saran
Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting
untuk bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga,
supaya kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu
penulis memberi saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas
Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut kepada khalayak
masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan
reproduksi masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam menjaga
kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi Kebidanan
YPIB Majalengka.
http://infokesehatandangizi.blogspot.com/2013/07/pengertian-dari-infertilitas.html

http://irdayantinasir.blogspot.com/2013/05/makalah-kesehatan-reproduksi remaja.html

http://makalahkesehatanreproduksi95.blogspot.co.id/
Pengertian dan Jenis Hak-Hak Reproduksi
Label: Kesehatan Remaja

Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia yang


melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungi
keberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hak
reproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia.
1. Pengertian Hak-hak Reproduksi
Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yang
dimiliki oleh individu baik laki-laki maupun perempuan
yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.
2. Macam-macam Hak-hak reproduksi
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangunan (ICPD) di Kairo 1994, ditentukan ada 12
hak-hak reproduksi. Namun demikian, hak reproduksi bagi
remaja yang paling dominan dan secara sosial dan budaya
dapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:
Hak Untuk Hidup (Hak Untuk Dilindungi Dari
Kematian Karena Kehamilan Dan Proses Melahirkan)

Setiap perempuan yang hamil dan akan melahirkan berhak


untuk mendapatkan perlindungan dalam arti mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik sehingga terhindar dari
kemungkinan kematian dalam proses kehamilan dan
melahirkan tersebut. Contoh: Pada saat melahirkan seorang
perempuan mempunyai hak untuk mengambil keputusan
bagi dirinya secara cepat terutama jika proses kelahiran
tersebut berisiko untuk terjadinya komplikasi atau bahkan
kematian. Keluarga tidak boleh menghalangi dengan
berbagai alasan.
Hak Atas Kebebasan Dan Keamanan Berkaitan
Dengan Kehidupan Reproduksi.
Hak ini terkait dengan adanya kebebasan berpikir dan
menentukan sendiri kehidupan reproduksi yang dimiliki
oleh seseorang. Contoh: Dalam konteks adanya hak
tersebut, maka seseorang harus dijamin keamanannya agar
tidak terjadi pemaksaaan atau pengucilan atau
munculnya ketakutan dalam diri individu karena memiliki
hak kebebasan tersebut.
Hak Untuk Bebas Dari Segala Bentuk Diskriminasi
Dalam Kehidupan Berkeluarga Dan Kehidupan
Reproduksi.
Setiap orang tidak boleh mendapatkan perlakuan
diskriminatif berkaitan dengan kesehatan reproduksi
karena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi,

keyakinan/agamanya dan kebangsaannya. Contoh: Orang


tidak mampu harus mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas (bukan sekedar atau asalasalan) yang tentu saja sesuai dengan kondisi yang
melingkupinya. Demikian pula seseorang tidak boleh
mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam hal
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi hanya
karena yang bersangkutan memiliki keyakinan berbeda
dalam kehidupan reproduksi. Misalnya seseorang tidak
mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan secara
benar, hanya karena yang bersangkutan tidak ber-KB atau
pernah menyampaikan suatu aspirasi yang berbeda dengan
masyarakat sekitar. Pelayanan juga tidak boleh
membedakan apakah seseorang tersebut perempuan atau
laki-laki. Hal ini disebut dengan diskriminasi gender.
Hak Atas Kerahasiaan Pribadi Dengan Kehidupan
Reproduksinya terkait dengan informasi pendidikan
dan pelayanan.
Setiap individu harus dijamin kerahasiaan kehidupan
kesehatan reproduksinya terkait dengan informasi
pendidikan dan pelayanan misalnya informasi tentang
kehidupan seksual, masa menstruasi dan lain sebagainya.
Contoh: Petugas atau seseorang yang memiliki informasi
tentang kehidupan reproduksi seseorang tidak boleh
membocorkan atau dengan sengaja memberikan
informasi yang dimilikinya kepada orang lain. Jika

informasi dibutuhkan sebagai data untuk penunjang


pelaksanaan program, misalnya data tentang prosentase
pemakaian alat kontrasepsi masih tetap dimungkinkan
informasi tersebut dipublikasikan sepanjang tidak
mencantumkan indentitas yang bersangkutan.
Hak Untuk Kebebasan Berfikir Tentang Kesehatan
Reproduksi.
Setiap remaja berhak untuk berpikir atau mengungkapkan
pikirannya tentang kehidupan yang diyakininya. Perbedaan
yang ada harus diakui dan tidak boleh menyebabkan
terjadinya kerugian atas diri yang bersangkutan. Orang lain
dapat saja berupaya merubah pikiran atau keyakinan

tersebut namun tidak dengan pemaksaan akan tetapi


dengan melakukan upaya advokasi dan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE). Contoh: seseorang dapat
saja mempunyai pikiran bahwa banyak anak
menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya. Bila ini
terjadi maka orang tersebut tidak boleh serta merta
dikucilkan atau dijauhi dalam pergaulan. Upaya merubah
pikiran atau keyakinan tersebut boleh dilakukan sepanjang
dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan setelah
mempertimbangkan berbagai hal sebagai dampak dari
advokasi dan KIE yang dilakukan petugas.
Hak Mendapatkan Informasi Dan Pendidikan
Kesehatan Reproduksi.

Setiap remaja berhak mendapatkan informasi dan


pendidikan yang jelas dan benar tentang berbagai aspek
terkait dengan masalah kesehatan reproduksi. Contohnya:
seorang remaja harus mendapatkan informasi dan
pendidikan kesehatan reproduksi.
Hak Membangun Dan Merencanakan Keluarga
Setiap individu dijamin haknya: kapan, dimana, dengan
siapa, serta bagaimana ia akan membangun keluarganya.
Tentu saja kesemuanya ini tidak terlepas dari norma agama,
sosial dan budaya yang berlaku (ingat tentang adanya
kewajiban yang menyertai adanya hak reproduksi).
Contoh: Seseorang akan menikah dalam usia yang masih
muda, maka petugas tidak bisa memaksa orang tersebut
untuk membatalkan pernikahannya. Yang bisa diupayakan
adalah memberitahu orang tersebut tentang peraturan yang
berlaku di Indonesia tentang batas usia terendah untuk
menikah dan yang penting adalah memberitahu tentang

dampak negatif dari menikah dan hamil pada usia muda.


Hak Untuk Menentukan Jumlah Anak Dan Jarak
Kelahiran
Setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anak yang
dimilikinya serta jarak kelahiran yang diinginkan. Contoh:
Dalam konteks program KB, pemerintah, masyarakat, dan
lingkungan tidak boleh melakukan pemaksaan jika
seseorang ingin memiliki anak dalam jumlah besar. Yang
harus dilakukan adalah memberikan pemahaman sejelasjelasnya dan sebenar-benarnya mengenai dampak negatif
dari memiliki anak jumlah besar dan dampak positif dari
memiliki jumlah anak sedikit. Jikapun klien berkeputusan
untuk memiliki anak sedikit, hal tersebut harus merupakan
keputusan klien itu sendiri.
Hak Mendapatkan Pelayanan Dan Perlindungan
Kesehatan Reproduksi.
Setiap remaja memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
dan perlindungan kehidupan reproduksinya termasuk
perlindungan dari resiko kematian akibat proses
reproduksi. Contoh: seorang remaja yang mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan harus tetap mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik agar proses kehamilan dan
kelahirannya dapat berjalan dengan baik.

Hak Mendapatkan Manfaat Dari Kemajuan Ilmu


Pengetahuan Yang Terkait Dengan Kesehatan
Reproduksi

Setiap remaja berhak mendapatkan manfaat dari kemajuan


teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kesehatan
reproduksi, serta mendapatkan informasi yang sejelasjelasnya dan sebenar-benarnya dan kemudahan akses untuk
mendapatkan pelayanan informasi tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja. Contoh: Jika petugas mengetahui
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, maka petugas
berkewajiban untuk memberi informasi kepada remaja,
karena mungkin pengetahuan tersebut adalah hal yang
paling baru untuk remaja.
Hak Atas Kebebasan Berkumpul Dan Berpartisipasi
Dalam Politik Yang Berkaitan Dengan Kesehatan
Reproduksi.
Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat atau
aspirasinya baik melalui pernyataan pribadi atau pernyataan
melalui suatu kelompok atau partai politik yang berkaitan
dengan kehidupan reproduksi. Contoh: seseorang berhak
menyuarakan penentangan atau persetujuan terhadap aborsi
baik sebagai individu maupun bersama dengan kelompok.
Yang perlu diingatkan adalah dalam menyampaikan
pendapat atau aspirasi tersebut harus memperhatikan azas
demokrasi dan dalam arti tidak boleh memaksakan kehendak
dan menghargai pendapat orang lain serta taat kepada hukum
dan peraturan peraturan yang berlaku.
Hak Untuk Bebas Dari Penganiayaan Dan Perlakuan
Buruk Termasuk Perlindungan Dari Perkosaan,
Kekerasaan, Penyiksaan Dan Pelecehan Seksual.

Remaja laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkan


perlindungan dari kemungkinan berbagai perlakuan buruk
di atas karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan
reproduksi. Contoh: Perkosaan terhadap remaja putri
misalnya dapat berdampak pada munculnya kehamilan
yang tidak diinginkan oleh yang bersangkutan maupun oleh
keluarga dan lingkungannya. Penganiayaan atau tindakan
kekekerasan lainnya dapat berdampak pada trauma fisik
maupun psikis yang kemudian dapat saja berpengaruh pada
kehidupan reproduksinya.

http://kertasputih15.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-dan-jenis-hak-hakreproduksi.html

Makalah Kesehatan Reproduksi


Makalah Kesehatan Reproduksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.

A.

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat
mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan
yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi
kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak
mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu
pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teoriteori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan
reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban
tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan
dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau
spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri
atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan
kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa
pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca
khususnya para perempuan. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah
ini, yaitu KESEHATAN REPRODUKSI.
1.

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut:

1.

Apa pengertian Kesehatan Reproduksi?

2. Apa saja Hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi?


1.

C.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.

Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi.

2. Untuk mengetahui hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi.


BAB II
PEMBAHASAN
1.

A.

Kesehatan Reproduksi

Pengertian Kesehatan Reproduksi


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan
fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi
Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan
mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang
memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
1.

B.

Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi

Membicarakah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal hak reproduksi,


kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi

yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas
dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk
memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
1.

Kesehatan Seksual

Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang
mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan secara
memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya.
Terkait dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang
berhubungan dengan seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas
dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan.
1.

Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi

Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan
dan kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi
kesehatan, kelahiran dan kenikmatan seks aman.

Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor


dan pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan
sebagai subyek dalam kebijakan terkait.

Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar


perempuan itu sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi
gender, ras, dan kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan
kondisi yang menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi.

Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang


dimiliki oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai
dengan keberadaannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu.

Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup


berbagai aspek, tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya
bersifat klinis, akan tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik,
dan sosial-budaya. Oleh karena aitu diintroduksi pendekatan interdisipliner
(meminjam pendekatan psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu kebijakan,

hukum dan sebagainya) dan ingin dipadukan secara integratif sebagai


pendekatan transdisiplin.
1.

Hak Aksasi Manusia yang terkait dengan kesehatan

Deklarasi Universal HAM 1948

Haka kebebasan mencari jodoh dan membentuk keluarga, perkawinan harus


dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Pasal 16). Hak kebebasan atas kualitas
hidup untuk jaminan kesehatan dan keadaan yang baik untuk dirinya dan
keluarganaya (Pasal 25).

UU No. 7 Tahun 1984 (Konvensi Penghapusan Diskriminasi Terhadap


Wanita:

Jaminan persaman hak ats jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk
usaha perlinduangan terhadap fungsi melanjutkan keturunan (Pasal 11 ayat 1f).
Jamainan hak efektif untuk bekerja tanpa dikriminasi atas dasar perkwainan atau
kehamilan (Pasal 11 ayat 2).

Penghapusan diskriminasi di bidang pemeliharaan kesehatan dan jaminan


pelayanan kesehatan termasuk pelayanana KB (Pasal 12).

amianan hak kebebasan wanita pedesaan untuk memperoleh fasilitas


pemeliharaan kesehatan yang memadai, termasuk penerangan, penyuluhan
dan pelayanan KB (Pasal 14 ayat 2 b).

Penghapusan diskriminasi yang berhubungan dengan perkawinan dan


hubungan kekeluargaan atas dasar persaman antara pria dan wanita (pasal 16
ayat 1).

UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

Setiap orang berhak membentuk suatua kelauarga dan melanjutkan keturunan


melalui pekawianana yang sah (Pasal 10).
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak (Pasal 11).

Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu (Pasal 30).
Hak wanita dalam UU HAM sebagai hak asasi manusia (Pasal 45).

Tap No. XVII/MPR/1998 tentang HAM

Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan


yang sah (Pasal 2).
Hak atas pemenuhan kebutuhan dasar auntuk tumbuh dan berkembang secara layak
(Pasal 3).
Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin (Pasal 27).
Dalam pemenuhan hak asasi manusia, laki-laki dan perempuan berhak
mendapatkan perlakuan dan perlindungan yang sama (Pasal 39).

Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan


pekerjaan/profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita (Pasal 49
ayat 2).

Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya,
dijamin dan dilindungi oleh hukum (Pasal 49 ayat 3).

Hak dan tanggungjawab yang sama antara isteri dan suaminya dalam ikatan
perkawainan (Pasal 51).

BAB III
PENUTUP
1.

A.

Kesimpulan

Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal
calon ibu ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu bverdasarkan uraian di atas
dapat penulis simpulkan bahwa.

Definisi kesehatan sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan


dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dana sosial, ditambahkan
lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syart baru, yaitu:
sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis
maupun sosial.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial


yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam
segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi
serta proses-prosesnya.

Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap
pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki
informasi dan cara untuk melakukannya.

1.

B.

Saran

Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk
bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga,
supaya kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu
penulis memberi saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas
Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut kepada
khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan
kesehatan reproduksi masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam
menjaga kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi


Kebidanan YPIB Majalengka.
https://andoambenk.wordpress.com/kumpulan-makalah-kesehatan-masyarakat2/kumpulan-makalah-kesehatan-masyarakat/

You might also like