You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

Kutil anogenital yang sering disebut kondiloma akuminata adalah penyakit


menular seksual yang disebabkan oleh Human Papilomavirus (HPV).1 Infeksi HPV
dapat menyebar melalui kontak langsung atau autoinokulasi. Masa inkubasi
bervariasi dari 1-12 bulan dengan rata-rata 2-3 bulan. Infeksi HPV pada genital
diduga subklinis sampai 70%, dan tidak disadari oleh pasien tetapi terdeteksi dengan
pemeriksaan klinis lengkap, histologis, dan sitologis atau analisis molekular.1,2
Kondiloma akuminata memiliki infektivitas yang tinggi, di mana permukaan
mukosa yang lebih tipis akan lebih rentan terhadap inokulasi virus dibanding kulit
yang memiliki keratin tebal. Infektivitas HPV genital dari ibu sehubungan dengan
papiloma pada anak tampaknya rendah, namun risiko penularan dari ibu ke anak
dengan perkembangan penyakit selanjutnya pada anak diperkirakan 1 antara 80 dan 1
antara 1500.2
Selama kehamilan, kondiloma akuminata dapat berproliferasi dengan cepat
karena perubahan imunitas dan peningkatan suplai darah, dan kelainan ini dapat
muncul dalam bentuk klinis atau subklinis (laten). Bentuk klinis lebih menyebabkan
gangguan emosional dan fisik pada pasien karena ibu harus melahirkan secara sectio
caesaria dan jika melahirkan secara spontan akan terdapat kemungkinan risiko
kontaminasi HPV pada bayi.
Modalitas terapi utama untuk kondiloma akuminata adalah terapi destruktif,
seperti kauterisasi, krioterapi dengan nitrogen cair, eksisi, tingtura podofilin,
podofilin resin, asam trikloroasetat (TCA), injeksi bleomisin sulfat, krim imiquimod
dan laser vaporisasi, tetapi tidak ada dari modalitas terapi ini yang memberikan
jaminan kesembuhan dan rekurensi biasa terjadi. Pada wanita hamil tidak semua
modalitas terapi di atas dapat digunakan, pilihan terapi yang dapat diberikan antara
lain krioterapi, elektrokauterisasi, terapi laser, dan asam trikloroaset

1 | Kondiloma dalam Kehamilan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1KONDILOMA AKUMINATA
2.1.a Definisi
Kondiloma akuminata sudah dikenal sejak zaman Romawi dan Yunani kuno.
Kondiloma berasal dari bahasa Yunani yang artinya tumor bulat, dan akuminata
berasal dari bahasa latin yang artinya titik yang tajam. Sepertinya kedua istilah ini
digunakan karena dari jauh kondiloma akuminata terlihat seperti tumor kulit yang
bulat, tetapi dari dekat permukaannya terlihat seperti kumpulan kutil dengan
permukaan yang tidak rata.2
Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot dan disebabkan oleh virus yaitu Human Papilloma Virus
(HPV) jenis tertentu. Menurut Zubier (2003) pada pasien kondiloma akuminata
terjadi kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. 1,3
Condyloma yang dimaksudkan disini adalah Condyloma accuminatum
(Kondiloma akuminata) juga dikenal sebagai anogenital warts, genital warts atau
venereal warts. Kondiloma Akuminata merupakan Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau Penyakit Hubungan Seksual (P.HS), ditemukan pada laki-laki maupun
perempuan disebabkan infeksi Human Papiloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11.
2.1.b Etiologi
Etiologi

penyakit

ini

adalah

virus

golongan

paposa

(human

papillomavirus/HPV). HPV adalah virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik


(menginfeksi epitel) dan tergolong dalam famili Papovaviridae. 2,3
Dari pemeriksaan PCR untuk mendeteksi nukleotida DNA dari HPV,
didapatkan bahwa 40% wanita yang aktif secara seksual membawa virus HPV pada
saluran genitalianya. Menurut Zubier (2003) sampai sekarang ini telah dapat diisolasi

2 | Kondiloma dalam Kehamilan

lebih dari 120 tipe HPV, sedangkan menurut Handoko (2010) sampai saat ini telah
dikenal sekitar 70 tipe HPV. Tapi tidak seluruhnya menyebabkan kondiloma
akuminata. Dari semua tipe tersebut yang sering di jumpai pada kondiloma akuminata
adalah HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.
Adanya hubungan antara infeksi HPV tipe tertentu dengan terjadinya
karsinoma serviks maka HPV dibagi menjadi 2 berdasarkan terjadinya displasia epitel
dan keganasan yaitu: HPVtipe 6 dan 11 merupakan tipe virus yang dianggap beresiko
onkogenik rendah (low risk) yang dianggap lebih banyak bertanggung jawab untuk
kondiloma akuminata dan dapat menyebabkan laring papilomatosis pada bayi yang
dilahirkan yang mengisap bahan infeksius saat persalinan.Sedangkan HPV tipe 16,
31, 33 dan 35 yaitu mempunyai resiko tinggi (high risk) atau mempunyai potensi
onkogen yang tinggi lebih banyak ditemukan pada kasus neoplasia inter epitel serviks
dan kanker serviks invasif.2,3
Ukuran virus bervariasi antara 44 sampai dengan 55 m dengan inti DNA.
Bersifat tahan panas, tahan terhadap eter, dan tahan klorofrom.
2.1.c Epidemiologi
Frekuensi terjadinya kondiloma akuminata pada pria dan wanita sama,
penyebarannya kosmopolit, dan transmisinya bisa melalui kontak kulit langsung
maupun hubungan seksual.
Di Amerika Serikat cenderung meningkat 4-5 kali lipat dalam dua dekade
terakhir, insidensi tertinggi pada wanita usia 20-30 tahun. Setiap tahun ada 500.0001.000.000 kasus baru yang ditemukan di Amerika Serikat. 4 Laporan lain telah
mencatat bahwa prevalensi penyakit ini empat kali lebih tinggi dalam dua dekade
terakhir ini. Laporan dari klinik penyakit menular seksual (PMS) di Inggris, bahwa
jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir ini. Di negara
Hongkong penyakit ini menduduki peringkat kedua PMS, dan akhir-akhir ini
insidensi penyakit ini meningkat terus. Data rumah sakit di Indonesia menunjukkan

3 | Kondiloma dalam Kehamilan

bahwa penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara penyakit penular seksual,
sesudah uretritis gonore dan non gonore.3
2.1.d Faktor Resiko3
Pengguna kontrasepsi oral
Penggunaan obat-obatan imunosupresan
Partner seks yang lebih dari satu
Riwayat koitus dini
Riwayat kontak seksual dengan penderita kondiloma akuminata

2.1.e Patogenesis
Kebanyakan infeksi HPV di daerah anogenital didapatkan melalui hubungan
seksual. Setelah akuisisi, HPV menginfeksi sel basal dari anogenital epitelium. HPV
bereplikasi dan berbentuk virion saat sel basal berdiferensiasi dan tumbuh ke
permukaan epitel. Spektrum penyakit tergantung pada tingkat mitosis dan
penggantian epitel dengan sel basaloid yang immature.3
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi
melalui kulit dan menyebabkan

mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai

dengan tidak ada tanda atau gejala dan dapat berakhir hingga bulan dan tahun.
Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid dan partikel dimulai. Sel Host
menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari kondiloma
akuminata. Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks,
perineum dan perineal. Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di oropharynx, larynx,
dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang tidak
biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan
subklinis sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis
telah ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik. 5

4 | Kondiloma dalam Kehamilan

2.1.f Manifestasi Klinis


Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata
2-3 bulan). HPV masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga
kondiloma akuminata sering timbul pada daerah yang mudah mengalami trauma pada
saat melakukan hubungan seksual (Zubier, 2003). Gejala klinik infeksi HPV dapat
berupa pertumbuhan lesi yang proliferatif atau hiperplasia dengan ukuran yang
bervariasi, lunak, berwarna pucat atau merah jambu.5
Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di
daerah genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar
anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal
penis. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang pada
porsio uteri. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor albus atau wanita yang
hamil pertumbuhan penyakit lebih cepat (Handoko, 2010). Sering kali tanpa sebab
yang diketahui pada saat kehamilan kondiloma akuminata akan membesar dan
meluas sampai memenuhi dan menutupi vagina dan perineum yang menyebabkan
kesulitan persalinan pervaginam. Kemungkinan keadaan basah daerah vulva pada
saat kehamilan merupakan kondisi yang bagus untuk pertumbuhan virus.
Terdapat bentuk klinis yang lain yang telah diketahui berhubungan dengan
keganasan pada genitalia, yaitu2,3,4:
1. Giant condyloma Buschke-Lowenstein
Bentuk ini diklasifikasikan sebagai karsinoma sel skuamosa dengan
keganasan derajat rendah. Hubungan antara kondiloma akuminata dengan giant
condyloma diketahui dengan ditemukannya HPV tipe 6 dan tipe 11. Lokalisasi lesi
yang paling sering adalah pada penis dan kadang-kadang pada vulva dan anus. Klinis
tampak sebagai kondiloma yang besar, bersifat invasif lokal dan tidak bermetastasis.
Secara histologis giant condyloma tidak berbeda dengan kondiloma akuminata. Giant
condyloma ini umumnya refrakter terhadap pengobatan.

5 | Kondiloma dalam Kehamilan

2. Papulosis Bowenoid
Secara klinis berupa papul likenoid berwarna coklat kemerahan dan dapat
berkonfluens menjadi plakat. Ada pula lesi yang berbentuk makula eritematosa dan
lesi yang mirip leukoplakia atau lesi subklinis. Umumnya lesi multipel dan kadangkadang berpigmentasi. Berbeda dengan kondiloma akuminata, permukaan lesi
papulosis Bowenoid biasanya halus atau hanya sedikit papilomatosa. Gambaran
histopatologik mirip penyakit Bowen dengan inti yang berkelompok, sel raksasa
diskeratotik dan sebagai mitotik atipik. Dalam perjalanan penyakitnya, papulosis
Bowenoid jarang menjadi ganas dan cenderung untuk regresi spontan.

Gambar. Kondiloma akuminata


2.1.g Diagnosis
Meskipun gejala klinis sangat khas akan tetapi masih perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan1,4 :
1. Uji asam asetat. Dengan membubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas
pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna
menjadi putih.
2. Kolposkopi (stereoscopic microscopy) hal ini sangat berguna untuk
mengidentifikasi lesi servikal, dimana diidentifikasikan dengan lebih baik
dengan menggunakan asam asetat.

6 | Kondiloma dalam Kehamilan

3. Pemeriksaan histopatologi yang menunjukkan gambaran papilomatosis,


akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal, parakeratosis dan
koilositosis.
2.1.h Diagnosa Banding5,6
1. Kondiloma lata
Merupakan salah satu bentuk sifilis stadium II. Lesi berupa papul-papul
dengan permukaan yang lebih halus, bentuknya lebih bulat daripada kondiloma
akuminata, besar, berwarna putih atau abu-abu, lembab, lesi datar, plakat yang erosif,
ditemukan banyak spirochaeta pallidum. Terdapat pada daerah lipatan yang lembab
seperti anus dan vulva.
2. Veruka vulgaris
Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau sama
dengan warna kulit.
3. Karsinoma sel skuamosa
Vegetasi seperti kembang kol mudah berdarah dan berbau. Kadang-kadang
sulit dibedakan dengan kondiloma akuminata. Pada lesi yang tidak memberikan
respon pada pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi (Zubier, 2003;
Wolff et al, 2008).
1
2.1.i Penatalaksanaan
Pemilihan cara pengobatan yang dipakai tergantung pada besar, lokalisasi,
jenis dan jumlah lesi, serta keterampilan dokter yang melakukan pengobatan (Zubier,
2003). Ada beberapa cara pengobatan KA yaitu1,5,6:
1. Kemoterapi
a. Tingtur podofilin
Yang digunakan tingtur podofilin 15-25%. Setelah melindungi kulit di sekitar
lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, oleskan tingtur podofilin pada lesi dan
biarkan sampai 4-6 jam, kemudian cuci. Bila belum terjadi penyembuhan boleh
diulang setelah 3 hari. Pemberian obat dilakukan seminggu dua kali. Setiap

7 | Kondiloma dalam Kehamilan

pemberian tidak boleh melebihi 0,5 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala
toksisitas adalah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat nafas, dan keringat
yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi kompresi sumsum tulang yang disertai
trombositopenia dan leukopenia. Tidak boleh diberikan pada wanita hamil karena
dapat menyebabkan kematian fetus. Cara pengobatan dengan pedofilin ini sering
dipakai. Hasilnya baik pada lesi yang baru, tetapi kurang memuaskan pada lesi yang
hiperkeratotik, lama atau yang berbentuk pipih.
b. Podofilotoksin 0,5% (podofiloks)
Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat dalam podofilin. Setelah
pemakaian podofiloks, dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan
kondiloma akuminata. Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum pernah dilaporkan. Obat ini
dapat dioleskan sendiri oleh penderita sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari berturutturut.
c. Asam trikloroasetat
Digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu.
Pemberiannya harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat
diberikan pada wanita hamil.
d. 5-Fluorourasil
Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim. Obat ini terutama untuk kondiloma
akuminata yang lesinya terletak pada meatus uretra atau di atas meatus uretra.
Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderitanya tidak miksi
selama 2 jam setelah pengobatan.
2. Tindakan bedah
1

a. Bedah skalpel (eksisi)

b.Bedah listrik (elektrokauterisasi)

0
3

- Biasanya efektif tetapi membutuhkan anestesi local.


c. Bedah beku (N2 cair, N2O cair)

8 | Kondiloma dalam Kehamilan

4 - Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma


akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
5

d. Bedah laser (CO2 laser)

3. Interferon4
Pemberiannya dalam bentuk suntikan (intra muscular atau intra lesi), bentuk
krim (topical) dan dapat diberikan bersama pengobatan yang lain. Secara klinis
terbukti interferon alfa-, beta-, gama- bermanfaat dalam pengobatan infeksi HPV.
Interferon alfa diberikan dengan dosis 406 mU secara intra muscular 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU intramuscular selama 6 minggu.
Interferon beta diberikan dengan dosis 2 x 106 unit secara intramuskular atau 2 kali
10 mega IU secara intramuskular selama 10 hari berturut-turut.
4. Immunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat
diberikan pengobatan bersama imunostimulator.
2.1.j Edukasi
Secara garis besar, upaya pencegahan terhadap penularan HPV dapat dilakukan
dengan :

Menghindari kontak fisik dengan pasangan seksual yang terinfeksi

Anjurkan penggunaan kondom

Menghentikan aktivitas seksual selama pengobatan

Hubungan seksual monogamy dengan individu yang sehat

Memeriksakan diri secara teratur termasuk pula memeriksakan pasangan


seksualnya

9 | Kondiloma dalam Kehamilan

Pap smear secara teratur pada wanita usia lebih dari 18 tahun (* Pap smear,
untuk deteksi dini perubahan tingkat seluler meliputi papillomatosis,
akantosis, abnormalitas koilosistik serta kelainan nukleus)

Pemeriksaan HIV-AIDS

Vaksinasi HPV

2.1.k Komplikasi
Kondiloma akuminata memiliki resiko berkembang menjadi kanker yang
invasif. Bagaimanapun, individu dengan kondiloma akuminata biasanya memiliki
faktor resiko terkena HPV tipe ongkogenik yang menyebabkan CIN dan anal
intraepithelial neoplasia. Kondiloma akuminata dapat berproliferasi dan membesar
selama kehamilan dan dapat menyumbat panggul saat proses persalinan pervaginam.
Pada anak yang lahir dari ibu penderita kondiloma akuminata bisa terjadi respiratori
papillomatosis berulang tapi kejadiannya sangat jarang. Kutil berkembang di
tenggorokan bayi, biasanya di pita suara, menyebabkan hoarseness dan stridor. Kutil
tersebut biasanya dibuang dengan cara bedah laser untuk menghindari kemungkinan
kegagalan bernafas. Karena prevalensi terjadinya respiratori papillomatosis berulang
rendah, proses persalinan secara seksio sesarea biasanya tidak disarankan bagi wanita
yang menderita kondiloma akuminata. Tetapi jika terjadi pertumbuhan kutil yang
sangat besar, baik di dalam vagina maupun vulva sehingga menghambat turunnya
kepala atau menyebabkan perdarahan yang banyak maka dianjurka melakukan seksio
sesarea5.
2.1.l Prognosis
Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Faktor predisposisi
dicari, misalnya hygiene, adanya fluor albus, atau kelembaban pada pria akibat tidak
di sirkumsisi5.
2.2 KONDILOMA AKUMINATA PADA KEHAMILAN
2.2.a HPV dalam Kehamilan

10 | Kondiloma dalam Kehamilan

Secara global, infeksi Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular


seksual paling umum terjadi. Gambaran klinis yang tampak berupa gambaran seperti
kembang kol pada daerah genital.

Selama kehamilan, prevalensi Kondiloma

meningkat dari pertama sampai trimester ketiga dan menurun secara signifikan pada
periode postpartum. Risiko kondiloma akuminata pada kehamilan adalah dua kali
lipat. Lesi HPV yang berupa kondiloma dapat terjadi pada daerah cervik (kondiloma
serviks) atau condilom avulva cenderung berkembang dalam ukuran dan vaskularitas
selama kehamilan karena adanya perubahan anatomi termasuk vaskularisasi selama
kehamilan dan adanya penurunan

kekebalan alami serta

pengaruh hormonal.

Keadaan ini dapat menghalangi saluran reproduksi dan dapat berakibat terjadinya
perdarahan banyak saat persalinan2,5.Kehamilan dan obat-obat kontrasepsi oral
merangsang pertumbuhan kondiloma akuminata, karena peningkatan hormon
estrogen saat itu. Demikian juga pada pemakaian obat-obat imunosupresif yang
menekan

imunitas

untuk

melawan

virus,

dapat

mempersukar

berhasilnya

penatalaksanaan.
Prevalensi yang tinggi pada usia produktif membuat infeksi HPV dapat terjadi
pada saat kehamilan. Kondiloma akuminata tumbuh lebih cepat pada wanita yang
sedang hamil. Kondiloma akuminata pada wanita hamil dapat meluas pada serviks,
vagina, vulva, dan dapat begitu luasnya sehingga menutupi jalan lahir. Penyebab
perluasan lesi ini masih belum diketahui dengan pasti tetapi memang terjadi
penurunan kekebalan yang dihantarkan sel selama kehamilan.Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah pertumbuhan lesi yang sangat cepat dengan kemungkinan
terjadinya CIN dan paparan pada fetus4,5.
2.2.b Resiko Penularan HPV Kepada Neonatal
Neonatus terkena penularan infeksi virus terutama selama perjalanan melalui
jalan lahir. Transmisi bahkan dapat terjadi tanpa adanya lesi klinis jelas. Meskipun
modus klasik penularan HPV pada bayi baru lahir adalah selama perjalanan janin
melalui jalan lahir dan mengalami kontak dengan ibu yang terinfeksi. Namun, dalam

11 | Kondiloma dalam Kehamilan

kasus tertentu, bayi baru lahir dapat mengalami infeksi kongenital intra uterine,
walaupun dengan kelahiran melalui sectio caesaria, dan itu dapat disebabkan oleh
infeksi ascending dari saluran vagina setelah terjadinya ketuban pecah dini. Ada pula
infeksi yang terjadi saat pembuahan dan terjadi transmisi intra uterine melalui sperma
yang membawa HPV carrier atau infeksi transplasenta6.
Paparan pada fetus dapat berakibat terjadinya papilomatosis larings juvenil ,
yang biasanya manifes pada usia 5 tahun.Insidensi papilomatosis larings juvenil tidak
tinggi dan patogenesisnya masih belum jelas, tetapi penyakit ini dapat menimbulkan
distress pernafasan akibat terjadinya obstruksi saluran pernafasan karena edema pada
larings serta memiliki tingkat rekurensi yang tinggi.Pada ibu dengan riwayat
kondiloma akuminata didapatkan 50% bayi yang menderita papilomatosis larings
yuvenil. Meski demikian, risiko untuk terjadinya papilomatosis larings yuvenil pada
janin yang dilahirkan oleh ibu yang menderita kondiloma akuminata belum dapat
ditentukan, ada yang mengungkapkan bahwa jumlahnya terlalu kecil3,4.
2.2.c Terapi Kondiloma Akuminata Pada Ibu Hamil
Pengobatan saat hamil sangat mengganggu penderita dan bagusnya lesi ini
biasanya menghilang setelah persalinan. Saat kehamilan dianjurkan untuk sering
mencuci dan membersihkan daerah vulva ditambah membersihkan vagina dengan
irigasi dan menjaga daerah itu tetap kering dan hal ini akan menghambat proliferasi
kutil itu dan mengurangi ketidak nyamanan yang ada. Pada umumnya bila tidak
begitu penting dan tidak begitu mengganggu maka tidak perlu memberikan
mengobatan pada saat kehamilan karena dia akan menghilang setelah persalinan.
Terapi ditujukan untuk mengurangi keluhan dan memilih pengobatan yang tidak
toksik terhadap ibu dan anak dan mengurangi ukuran besar kutil. Beberapa obat
pilihan yang ada dibatasi untuk tidak dipergunakan pada wanita hamil. Pemilihan
cara pengobatan tergantung pada besar, lokalisasi, jenis dan jumlah lesi serta fasilitas
pelayanan yang tersedia.1,2
Pengobatan kondiloma akuminata waktu hamil tidak begitu memuaskan.
Pencucian lokal genitalia eksterna, plus pembersihan vagina dengan douching secara

12 | Kondiloma dalam Kehamilan

hati-hati, dan kemudian mengeringkan dengan seksama genitalia eksterna, paling


sedikit satu kali sehari, dapat menghambat proliferasi kutil tersebut, dan mengurangi
rasa sakit5.
Penatalaksanaan kondiloma akiminata pada wanita hamil merupakan hal yang
sulit. Pemberian podofilin, yang merupakan drug of choice, tidak dapat dilakukan
karena akan beresiko terjadinya absorpsi podofilin yang bersifat toksik. Podofilin
memiliki sifat antimitotik dan dicurigai bersifat teratogenik. Podofilin mengakibatkan
spasme vaskularisasi lokal, iskemik dan nekrosis jaringan. Pada kehamilan, lesi
sangat profuse dan vaskularisasinya banyak sehingga memudahkan untuk absorpsi
sistemik podofilin. Pemakaian agen ini pada ibu hamil dapat menyebabkan IUFD dan
neuropati maternal2,5.
Krioterapi, elektrokauterisasi, terapi laser, dan asam trikloroasetat adalah
pilian terapi kondiloma akuminata yang dapat digunakan untuk wanita hamil.
Penatalaksanaan kondiloma akuminata pada ibu hamil secara eksisi lesi dengan
kauter atau cryosyrgery harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan
skar yang ekstensif atau melukai jaringan. Penggunaan laser CO 2 terbukti lebih efektif
untuk eksisi dan keberhasilan penggunaan laser sampai 90%. Laser juga
meminimalkan kerusakan jaringan sekitar lesi tetapi terapi ini sangat mahal dan
membutuhkan anestesi lokal. Namun, laser CO2 dan elektrokauterisasi dapat
menyebabkan perdarahan yang berat pada 33% pasien bila dilakukan pada kehamilan,
serta dapat menimbulkan infeksi dan nekrosis jaringan yang berat. Sedangkan laser
yang menembus lebih dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik tetapi sangat
mahal dan tidak tersedia di setiap rumah sakit3,4,5.
Agen kimia alternatif lainnya adalah asam trikloroasetat 50% yang digunakan
setiap minggu seperti halnya podofilin. Agen ini tidak perlu dicuci setelah
penggunaannya tetapi rasa terbakarnya dapat bertahan 5-30 menit. Asam
trikloroasetat (TCA) merupakan zat yang bersifat kaustik dan dapat mengikis kulit
dan membrana mukosa. Mekanisme kerja TCA adalah dengan cara koagulasi protein
yang menyebabkan terjadi kekeringan sel dan jaringan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya destruksi yang berat pada kondiloma. Asam trikloroasetat dinyatakan aman

13 | Kondiloma dalam Kehamilan

digunakan pada kehamilan karena tidak diabsorbsi secara sistemik. Zat ini dapat
diaplikasikan langsung ke permukaan lesi dengan lidi/kapas lidi aplikator setiap
minggu. Tingkat keberhasilan TCA untuk terapi kondiloma adalah 56-81% dengan
tingkat rekurensi 36%2.
Interferon ditemukan oleh Isaacs dan Lindeman pada tahun 1957, didapatkan
bahwa pada biakan sel yang terinfeksi virus menghasilkan protein yang bisa
menyebabkan resistensi terhadap berbagai macam virus, dengan cara menghambat
replikasi viral. Interferon diberikan secara parenteral, yaitu dengan injeksi intra
muscular, subkutan atau intradermal pada lesi. Ada dua jenis interferon yang dapat
digunakan dalam terapi kondiloma akuminata yaitu interferon alfa-2b (Intron A) dan
interferon alfa-n3 (Alferon N Injection).
Cara pemberian interferon dengan (1) injeksi intralesi 1 juta IU perlesi 3 kali
seminggu selama 3 minggu (Intron A); (2) injeksi intralesi 250.000 IU 2 kali
seminggu selama 8 minggu (Alferon N injection); (3) injeksi subkutan atau
intradermal 1juta sampai 3 juta IU/m3 5 kali seminggu selama 2 minggu, diikuti 3 kali
seminggu selama 4 minggu. Beberapa penelitian menunjukkan terapi kondiloma
akuminata dengan interferon cukup efektif dan aman pada ibu hamil. Cara
pemberiannya tidak mempengaruhi hasil kesembuhan2.

14 | Kondiloma dalam Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono P, Hanifa W. Ilmu Kandungan. Ed 4. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. 2008.
2. Laporan Kasus: Kondiloma Akuminta Pada Wanita Hamil; Salah Satu
Modalitas

Terapi.

Satya

W,

Rahmah

H.

Available

at:

http://jurnal.fk.unand.ac.id . Accessed on: 20th September.2014


3. Koutsky LA,Kiviat NB. Genital Human Papillomavirus. In Holmes :Sexually
Transmitted Diseases. New York : McGraw Hill. 2002; 3rded; chapter 25; p
347 356.
4. Brandt AM,

Jones

DS.

Historical

Perspectives

on

Sexually

TransmittedDiseases : Challenges for Prevention and Control. In Holmes


:Sexually Transmitted Diseases. New York : McGraw Hill. 2002; 3 rded;
chapter 2; p 15 20.
5. Chap.

Kondiloma

Akuminatum.

Available

at:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35348/4/Chapter%20ll.pdf.
Accessed on: 20th Sep. 2014
6. Obgynmag: Kondiloma Akuminta. Available at: obgynmag: Kondiloma
Akuminata obgynmag.blogspot.com. Accessed on: 20th Sep. 2014.

15 | Kondiloma dalam Kehamilan

STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Nama

: Ny. Lina Wati

Umur

: 34 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Agama

: Islam

Suku/bangsa : keturunan cina/bangsa indonesia


Pendidikan

:-

Alamat

:Kelurahan Rambung Timur, Kecamatan Binjai selatan

Tgl masuk

: 06-Juli-2015

Jam masuk

: 10.00 Wib

ALLOANAMNESA
KU

: Sakit jiwa

Telaah

: Os datang ke RSUD DR.RM Djoelham dengan diantar kepala

lingkungan kelurahan rambung timur dan PNS dari dinas kesehatan binjai karena os
mengalami keterbelakangan mental menurut keterangan mereka dan dengan keluhan
ingin melahirkan.
Riwayat menstruasi

: tidak jelas

Riwayat persalinan

: G5P4A0

1. PSP, laki laki, 17 tahun


2. PSP, perempuan, 10 tahun

16 | Kondiloma dalam Kehamilan

3. Tidak jelas
4. Tidak jelas
5. Hamil ini
Riwayat KB

: tidak jelas

RPT

: tidak jelas

RPO

: tidak jelas

PEMERIKSAAN FISIK( 06 juli 2015)


Status Present
1. Keadaan Umum
Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 110/70mmHg

Heart Rate

: 80x/menit

Respirasi Rate

: 20x/menit

Suhu

: 36,00 C

2. Keadaan Penyakit
Anemis

: (+)

Sianosis

: (-)

Dyspnoe

: (-)

Ikterik

: (-)

Edema

: (-)

Status Lokalisata
1. Kepala

: normochepali

17 | Kondiloma dalam Kehamilan

Mata

: Conjungtiva palpebra superior pucat (+/+), anemis (+/

+)
Telinga

: DBN

Hidung

: DBN

Leher

: pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

2. Thorax
Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi

: Sonor (+/+)

Auskultasi

: Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)

3. Abdomen
Inspeksi

: Massa (-), striae gravidarum (-), bekas operasi (-)

Palpasi
abdomen (-)

: Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan

Perkusi

: Timpani (+)

Auskultasi

: Peristaltik usus(+) normal

4. Ektremitas
Superior

: Oedem (-/-), akral hangat

Inferior

: Oedem (-/-), akral hangat

5. Genitalia
Eksterna

: Tampak lesi pada labia minor berupa kutil dengan

diameter 1-2cm.
Status obstetri
L1

: 5 jari bpx

L2

: Pungung kanan

18 | Kondiloma dalam Kehamilan

L3

: Presentasi kepala

L4

: Kepala janin belum memasuki PAP

TFU

: 27cm

TBBJ

: 2325gr

Djj

: 144 x/i

His

: tidak ada

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin (06-07-2015)
Hb

: 7,8 gr/dl

Leukosit

: 7,9 x103 u/l

Trombosit

: 267x103 u/l

Hematokrit

: 25,2 %

KGD

: 105 mg/dl

Golongan darah

: A Rhesus +

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (07-JULI-2015) : Hamil 36-37 minggu, djj (+), janin tunggal(+), anak hidup(+)

19 | Kondiloma dalam Kehamilan

RESUME
ALLOANAMNESA
KU

: Sakit jiwa

Telaah

: Os datang ke RSUD DR.RM Djoelham dengan diantar kepala

lingkungan kelurahan rambung timur dan PNS dari dinas kesehatan binjai karena os
mengalami keterbelakangan mental menurut keterangan mereka dan dengan keluhan
ingin melahirkan.
Riwayat menstruasi

: tidak jelas

Riwayat persalinan

: G5P4A0

1.
2.
3.
4.
5.

PSP, laki laki, 17 tahun


PSP, perempuan, 10 tahun
Tidak jelas
Tidak jelas
Hamil ini

Riwayat KB

: tidak jelas

RPT

: tidak jelas

RPO

: tidak jelas

PEMERIKSAAN FISIK( 06 juli 2015)


Status Present
1. Keadaan Umum
Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 110/70mmHg

20 | Kondiloma dalam Kehamilan

Heart Rate

: 80x/menit

Respirasi Rate

: 20x/menit

Suhu

: 36,00 C

2. Keadaan Penyakit
Anemis

: (+)

Sianosis

: (-)

Dyspnoe

: (-)

Ikterik

: (-)

Edema

: (-)

Status Lokalisata
1. Kepala

: normochepali

Mata
Telinga

:Conjungtiva palpebra superior pucat (+/+),anemis(+/+)


: DBN

Hidung

: DBN

Leher

: pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

2. Thorax
Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi

: Sonor (+/+)

Auskultasi

: Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)

3. Abdomen
Inspeksi

: Massa (-), striae gravidarum (-), bekas operasi (-)

Palpasi
abdomen (-)

: Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan

21 | Kondiloma dalam Kehamilan

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Peristaltik usus normal

4. Ektremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

5. Genitalia
Eksterna

: Tampak lesi pada labia minor berupa kutil dengan

diameter 1-2cm.
Status obstetri
L1

: 5 jari bpx

L2

: Pungung kanan

L3

: Presentasi kepala

L4

: Kepala janin belum memasuki PAP

TFU

: 27cm

TBBJ

: 2325gr

Djj

: 144 x/i

His

: tidak ada

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin (06-07-2015)
Hb

: 7,8 gr/dl

Leukosit

: 7,9 x103 u/l

Trombosit

: 267x103 u/l

22 | Kondiloma dalam Kehamilan

Hematokrit
KGD

: 25,2 %
: 105 mg/dl

Golongan darah

: A Rhesus +

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (07-JULI-2015) : Hamil 36-37 minggu, djj (+), janin tunggal(+), anak hidup(+)
DIAGNOSA BANDING
Veruka vulgaris yang tidak bertangkai, kering dan berwana abu abu atau
sama dengan warna kulit
Kondiloma latum atau sifilis stadium II, klinis berupa plakat erosi
Karsinoma sel squamosa vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah
dan berbau
DIAGNOSA KERJA
Kondiloma akuminata + post SC + tubektomi
PENATALAKSANAAN
-

IVFD RL 30gtt/i
Transfusi darah : PRC 3 bag, WB 1 bag
Ciprofloxacin 500 mg 3x1
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Clindamycin 300 mg 3x1
Viferon 2x1
Pil KB kombinasi (andalan) 2x1
Acyclovir 4x1 (setiap 6 jam)
Vitamin C 3x1

Hasil Laboratorium Post Transfusi 1 bag PRC (8 Agustus 2015)

23 | Kondiloma dalam Kehamilan

Darah Rutin
11,7 x 103/ul
8,2 gr/dl
153 x103/ul

Leukosit
Hb
PLT

ANJURAN
Penatalaksaan terbaik untuk kondiloma akuminata pada wanita hamil adalah
dilakukan tindakan Sectio Caesaria apabila sudah cukup waktu untuk melahirkan.
Kemudian Untuk kondiloma akuminata dapat dilakukan tindakan ekstirpasi yaitu
pengangkatan massa tumor beserta kapsulnya.

FOLLOW UP POST OP SC
6 Agustus

7 Agustus 2013,14.00

8 Agustus 2015, 08.00

24 | Kondiloma dalam Kehamilan

2013,19.00WIB
Vital sign

WIB
Vital sign

WIB
Vital sign

KU : Nyeri pada luka

KU : Nyeri pada luka

KU : Nyeri pada luka post

post SC

post SC(+)

SC (+)

TD :120/80 mmhg

TD :120/80 mmhg

TD :120/80 mmhg

HR : 88x/i

HR : 84x/i

HR : 76x/i

RR : 20 x/i

RR : 20 x/i

RR : 16 x/i

T : 36,50c
Abdomen

T : 360c
Abdomen

T : 36,50c
Abdomen

Kontraksi : lemah

Kontraksi : lemah

Kontraksi : lemah

Lochia : + rubra

Lochia : + rubra

Lochia : + rubra

Nyeri :+

Nyeri :+

Nyeri :+

Peristaltic :-

Peristaltic :+

Peristaltic :+

P/V : -

P/V : -

P/V : -

Flatus :-

Flatus :+

Flatus :+

UOP : cukup
Therapi

UOP : cukup
Therapi

UOP : cukup
Therapi

-IVFD RL 30 gtt/i

-IVFD RL 30 gtt/i

-Ciprofloxacin 3x1

-Cefotaxime 1gr /8jam

-Cefotaxime 1gr /8jam

-Clindamycin300mg 3x1

-Ranitidin 1 amp /8jam

-Ranitidin 1 amp /

-Asam mefenamat 3x1

-ketorolac 1 amp /8jam

8jam

-Viferon 2x1

-ketorolac 1 amp /

-Pil KB kombinasi

8jam

Andalan 2x1

25 | Kondiloma dalam Kehamilan

Gambar kondiloma pada ny.Lina wati

Kesimpulan
Pasien datang kerumah sakit RSUD DR RM Djoelham Binjai lebih
kurang sebulan yang lalu dengan diantar oleh dinas kesehatan dan kepling
tempat os tinggal karena menurut mereka pasien mengalami keterbelakangan

26 | Kondiloma dalam Kehamilan

mental. Pada pemeriksaan USG diketahui KDR (36-37minggu), denyut


jantung janin (+), anak hidup. Pada saat datang ke rumah sakit pasien tampak
pucat dan mendapat perawatan di rumah sakit. Pada pemeriksaan genitalia
didapatkan lesi pada vulva berupa kutil kelamin dengan diameter 1-2
cm.Kemudian pada tanggal 06 agustus 2015 dokter menyarankan agar pasien
segera di operasi dan dilakukan

tindakan tubektomi . Setelah mendapat

persetujuan SIO dari suami pasien, dinkes dan kepling tempat os tinggal
operasi pun dilaksanakan. Bayi lahir dengan selamat berjenis kelamin lakilaki.
Penatalaksaan terbaik untuk kondiloma akuminata pada wanita hamil
adalah dilakukan tindakan Sectio Caesaria apabila sudah cukup waktu untuk
melahirkan. Pasien dikonsul ke dr sp. Kk dan mendapat pengobatan :
-

Acyclovir 4x1 (setiap 6 jam)


Vit. C 3x1
Kemudian, rencana selanjutnya setelah di konsul ke dr sp.kk adalah

dilakukan tindakan bedah ekstirpasi. Ekstirpasi merupakan suatu tindakan


berupa pengangkatan massa tumor beserta kapsulnya .

27 | Kondiloma dalam Kehamilan

You might also like