Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
DIANA YULISTI
NIM. 4001130002
LUTFI AZKHARI
NIM. 4001130018
NIM. 4001130037
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin. Makalah ini disusun dengan
rasa tanggung jawab dan kerja keras agar dosen yang bersangkutan merasa puas dengan
hasil kerja kami. Serta dengan harapan, yang membaca makalah ini dapat mengerti dan
dapat menambah ilmu bagi kita semua.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami, mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3
Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1
2.1.1
Sumber-Sumber Sanitasi..................................................................12
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
kesimpulan..................................................................................................34
3.2
Saran............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
sanitasi?
Apa yang dimaksud dengan makanan ringan (snack food)?
Apa saja jenis makanan ringan di industri pangan?
Apa yang dimaksud dengan pelabelan makanan ringan ?
Sumber-sumber pencemar apa yang dapat mengontaminasi pangan ?
Akibat apa yang ditimbulkan bagi kesehatan bila kegiatan produksi yang
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari sanitasi industri pangan
2. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat dilakukakan dalam kegiatan sanitasi
3. Untuk mengetahui manfaat dari menjalankan kegiatan sanitasi pada
4.
5.
6.
7.
industri pangan
Untuk mengetahui pengertian dari makanan ringan (snack food).
Untuk mengetahui jenis makanan ringan di industri pangan.
Untuk mengetahui konsep dari pelabelan makanan ringan.
Untuk mengetahui sumber-sumber cemaran pada makanan baik secara
BAB II
PEMBAHASAN
lingkungan
atau
kotornya
pemrosesan
bahan,
tetapi
untuk
Rak Penyimpanan
Bersih, kering dan sejuk, tidak terkena sinar matahari langsung.
Mudah dijangkau petugas. Jarak rak terendah dari lantai dan dari dinding 15
cm, tertinggi tidak menyentuh langit-langit.
Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi dibutuhkan untuk keperluan pembersihan dan
pemeliharaan (house & maintenance). Jamban & kamar mandi dengan air
secukupnya. Tempat sampah tertutup. Sistem Pengaliran Air Limbah (SPAL)
& Sistem Pengaliran Air Hujan lancar dan tertutup
Pemilihan Bahan/sortir
Bahan dari gudang/pasar pasti ada yang rusak sehingga perlu disortir,
Keuntungan :
1.
2.
3.
4.
Cuci bahan sampai bersih dengan air mengalir. Potong dengan ukuran
kecil/dikehendaki. Buang bagian yang rusak, layu, bernoda. Masukkan potongan
bahan ke tempat bersih dan terlindung dari serangga. Bahan siap dimasak. Segera
dimasak, jangan terlalu lama di luar kulkas
Peracikan Bumbu
Cuci semua bumbu sampai bersih dengan air mengalir. Biji-bijian
direndam untuk membuang debu & sampah. Siapkan alat penghancur yang
bersih (ulekan, blender, dll). Hancurkan bumbu segera. Masukkan ke dalam
tempat bersih dan terlindung dari serangga. Segera dimasak dan jangan
Makanan yang rawan seperti kaldu dan kuah dimasak pada waktu akhir masak.
Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak dalam lemari es. Simpan
makanan matang yang belum waktunya dihidangkan dalam keadaan panas. Uap
makanan jangan sampai mencair dan masuk ke dalam makanan karena akan
secara umum
Isi netto
Nama dan alamat produsen atau pengedar
Nomor pendaftaran
Kode produksi
Pernyataan khusus lain yang dianggap perlu.
Setelah melakukan pelabelan, kemudian produk siap didistribusikan.
Distribusi
makanan
merupakan
salah
satu
sub
sistem
besar
dalam
untuk
menjalankan
kegiatan
berupa
penerimaan
makanan,
makanan
bertujuan
agar
makanan
sampai
kekonsumen dengan mutu yang baik ( kualitas dan kuantitas) sesuai dengan
rencana (menu, resep, porsi ), agar makanan dapat disajikan dengan menarik dan
memuaskan konsumen, agar makanan sampai ke konsumen tepat waktu
( konsumen tidak lama menunggu, sesuai jadwal).
Menu hari itu yaitu berupa menu biasa atau menu diet
Jumlah permintaan makanan (berupa pengecekan dan setiap ruangan)
Harus dicek kembali pasien datang dan pulang sebelum didistribusikan
Alat yang digunakan
Alat hidang/alat tempat makan
Sanitasi dalam alat hidang
Setiap akan dihidangkan harus diperiksa standar kualitasnya.
Dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan dari produk makanan dibuat.
10
Radiasi pada panjang gelombang 2500A dalam bentuk sinar ultra violet
atau
katode
energi
tinggi
atau
sinar
gama
akan
menghancurkan
mikroorganisme. Sinar ultra violet telah digunakan dalam bentuk lampu uap
merkuri bertekanan rendah untuk menghancurkan mikroorganisme di rumah
sakit, di rumah dan untuk aplikasi lain yang serupa. Akan tetapi cara ini
mempunyai kelemahan dalam pemanfaatannya untuk pabrik makanan dan
fasilitas pelayanan makanan, adalah hal total efektifitas. Kisaran mematikan
mikroorganisme yang efektif dari sinar ultra violet ini pendek, sehingga
membatasi penggunaanya dalam pengolahan pangan. Waktu kontak yang
digunakan harus lebih dari 2 menit dan hanya mapu menghancurkan mikroba
yang terkena sinar langsung. Aplikasi utama dari cara sterilisasi ini adalah di
bidang pengkemasan.
4. Sanitasi Kimia
Berbagai sanitaiser kimia tersedia untuk digunakan dalam pengolahan dan
pelayanan makanan. Sanitaiser kimia bervariasi dalam komposisi kimia dan
aktifitas, tergantung pada kondisi. Pada umumnya, makin pekat suatu
sanitaiser, kerjanya makin efektif dan makin cepat. Untuk memilih sanitaiser
yang paling sesuai untuk suatu aplikasi yang spesifik, maka perlu dimengerti
sifat-sifat dari suatu sanitaiser kimia. Oleh karena sanitaiser kimia tidak
mampu berpenetrasi, maka mikroorganisme yang terdapat dalam retakanretakan, celah-celah, lubang- lubang, dan dalam cemaran mineral tidak dapat
dihancurkan seluruhannya. Agar sanitaiser yang dicampurkan dengan bahan
pembersih bekerja secara efektif, suhu larutan pembersih harus 55C atau
lebih rendah dan cemaran yang ada hanya ringan.
Efektifitas suatu sanitaiser kimia dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik dan kimia
seperti yang dijelaskan berikut ini :
A. Waktu kontak telah diketahui dari penelitian terdahulu bahwa kematian
populasi mikroorganime mengikuti suatu pola logaritmik, menunjukkan
bahwa bila 90 persen dari populasi dibunuh dalam satu satuan waktu
berikutnya, meninggalkan hanya 1 persen dari jumlah awal. Populasi mikroba
dan populasi sel mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap sanitaiser,
11
12
hipoklorit, senyawa khlorin lain, senyawa yodium, dan sanitaiser lain dapat
bereaksi dengan bahan organik dari cemaran yang belum dihilangkan dari
peralatan dan menurunkan efektifitasnya.
F. Kesadahan air , bila air terlalu sadah (lebih dari 200 ppm kalsium), jangan
menggunakan senyawa quat kecuali bila digunakan juga senyawa
sequestering
atau
chelating.
Pencampuran
senyawa
quat
mampu
13
jipang. Selain itu pangan olahan yang berbasis ikan (dalam bentuk kerupuk
atau keripik) juga masuk kedalam kategori makanan ringan (Putri, 2011).
2.3 Jenis Makanan Ringan di Industri Makanan
Jenis makanan ringan sangat beragam dilihat dari segi bentuk
maupun cara pengolahan dan penyajiannya, seperti keripik singkong, keripik
kentang. Selain itu makanan ringan juga bisa dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan bahan baku yang digunakannya. Kelompok pertama yaitu
kelompok makanan ringan yang menggunakan satu bahan pecita rasa seperti
garam, gula, dan bumbu lainnya. Kelompok kedua yaitu kelompok makanan
ringan yang menggunakan bahan baku dan bahan tambahan lain yang
dicampur untuk memperoleh produk yang mempunyai nilai gizi yang baik,
daya cerna dan mutu fisik atau organoleptik yang lebih tinggi. Campuran dari
beberapa sumber pati seperti gandum, jagung dan beras, bahkan dicampur
pula dengan kacang-kacangan seperti kedelai dan lainnya.
2.4 Pelabelan Makanan Ringan di Industri Makanan
Label merupakan informasi tentang produk yang melengkapi suatu kemasan
yang berisi tulisan, tag, gambar, atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distensile,
diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apa pun, pemberian kesan yang
melekat pada suatu wadah atau pengemas (Siagian, 2002).
Label makanan merupakan tanda berupa tulisan, gambar, kombinasi
keduanya atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau
pembungkus makanan, ditempelkan pada produk sebagai keterangan atau
penjelasan tentang makanan dan sebagai petunjuk keamanan makanan tersebut.
Label makanan harus mencantumkan nilai gizi yaitu nilai gizi makanan yang
diperkaya, nilai gizi makanan diet serta makanan lain yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan yang mencakup jumlah energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral atau kadar komposisi tertentu. Tulisan pada label makanan seharusnya
mengikuti kaidah serta peraturan yang telah ditetapkan (Ardhi, 2012).
Adapun tujuan dari pelabelan secara garis besar adalah memberi informasi
tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan, berfungsi
sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal yang perlu
14
diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut terutama hal-hal yang kasat mata
atau tak diketahui secara fisik, memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga
diperoleh fungsi produk yang optimum, sarana periklanan bagi produsen dan
memberi rasa aman bagi konsumen (Siagian, 2002).
Mengingat label adalah alat penyampai informasi, sudah selayaknya
informasi yang termuat pada label adalah sebenar-benarnya dan tidak menyesatkan.
Hanya saja, mengingat label juga berfungsi sebagai iklan, disamping sudah menjadi
sifat manusia untuk mudah jatuh dalam kekhilafan dengan berbuat kecurangan baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja, maka perlu dibuat rambu-rambu yang
mengatur. Dengan adanya rambu-rambu ini diharapkan fungsi label dalam memberi
rasa aman pada konsumen dapat tercapai.
Berdasarkan Undang-Undang RI No.69 tahun 1999 tentang pasal 2 ayat 1,
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia
pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label, didalam,
dan atau di kemasan pangan. Pada pasal yang sama ayat 2 label memuat
sekurang-kurangnya keterangan mengenai nama produk, daftar bahan yang
digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi
atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia, keterangan tentang halal, tanggal,
bulan, dan tahun kadaluwarsa (BPOM, 2003).
Pelabelan ditulis berdasarkan pedoman yang meliputi kriteria penulisan
yaitu : tulisan dengan huruf latin atau arab, ditulis dengan bahasa Indonesia dengan
huruf latin atau arab, ditulis lengkap, jelas, mudah dibaca (ukuran huruf minimal
0,75 mm dan warna kontras), tidak boleh dicantumkan kata, tanda, gambar, dan
sebagainya yang menyesatkan, tidak boleh dicantumkan referensi, nasihat,
pertanyaan dari siapapun dengan tujuan menaikkan penjualan.
Definisi Pencemaran
15
Kontaminan ada yang mudah dilihat wujudnya, ada pula yang tidak
terlihat (kasat mata). Yang paling berbahaya adalah yang tidak terlihat
seperti bakteri , kapang, khamir maupun virus. Kontaminan juga belum
tentu merupakan bahan yang kotor tetapi bahan yang bersihpun dapat
merupakan cemaran apabila salah tempat, misalnya :
yang sesuai, misalnya pada mesin pengolahan sebagai pelumas; maka bahan
tersebut bukan merupakan cemaran.
2.5.2
16
17
rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama atau awet, tetapi karena
makanan tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut zat pencemar.
WHO mensyaratkan zat tambahan itu seharusnya memenuhi kriteria
sebagai berikut: aman digunakan. Jumlahnya sekedar memenuhi kriteria
pengaruh yang diharapkan, sangkil secara teknologi, tidak boleh digunakan
untuk menipu pemakai dan jumlahyang dipakai harus minimal.
Pemakaian zat tambahan yang aman digunakan merupakan pertimbangan
yang penting, walaupun tidak mungkin untuk mendapatkan bukti secara mutlak
bahwa suatu zat tambahan yang digunakan secara khusus tidak toksik bagi
semua manusia dalam semua kondisi, paling tidak pengujian secara sifat-sifat
fisiologis, farmakologis, dan biokemis pada binatang percobaan yang diusulkan
dapat dipakai sebagai dasar yang beralasan bagi penilaian pemakaian suatu zat
tanbahan pada bahan makanan.
C. Pencemaran makanan melalui mikroba dan biologis
18
yang
disukai
manusia
pada
umumnya
disukai
oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur yang menyerang bahan makanan
mentah seperti pada sayuran, buah-buahan, susu, daging, dan bnayak makanan
yang sudah dimasak seperti nasi, roti, kue, dan lauk pauk.
Makanan
yang
telah
dihinggapi
mikroorganisme
itu
mengalami
19
2. Sumber lain yang penting adalah Luka terbuka atau koreng, bisul atau nanah,
dan rambut. Kulit dalam keadaan normal mengandung banyak bakteri
penyakit. Sekali kulit terkelupas akibat luka atau teriris, maka bakteri akan
masuk ke bagian dalam kulit dan terjadilah infeksi
3. Sumber cemaran karena perilaku. Selain akibat tubuh dapat pula sumber
cemaran karena perilaku pengelola makanan yang dapat menularkan penyakit
kepada makanan antara lain karena : tangan yang kotor, batuk, bersin atau
percikan ludah, menyisir rambut dekat makanan dan perhiasan yang di pakai.
(Ditjen PPM & PL,2001)
2.6 Badan Regulasi Keamanan Pangan (BPOM)
Fungsi BPOM adalah :
1.
2.
3.
4.
20
2.7 Bahaya Penyakit Karena Makanan Konsep Sanitasi dan Jaminan Mutu
Pangan
Bahaya penyakit karena makanan diantaranya disebabkan oleh adanya
cemaran baik dari cemaran kimia, fisik, maupun mikrobiologi. Pencemaran
makanan dapat terjadi karena mikroorganisme yang disebut kontaminasi biologi.
Kontaminasi biologis merupakan organisme yang hidup dan menimbulkan
kontaminan makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminan atau
pencemar bervariasi mulai yang berukuran besar seperti serangga, sampai yang
amat kecil seperti mikroorganisme. Mikroorganisme adalah bahan pencemar
yang harus diwaspadai, karena keberadaannya di dalam makanan sering tidak
disadari, sampai menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan, misalnya
kerusakan makanan atau keracunan makanan. Jenis mikroorganisme yang sering
menyebabkan pencemaran makanan adalah
Berikut beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemar yang ada pada
makanan :
1. Reaksi inflamasi sistemik sepeti demam, malaise, gangguan mental,
koagulasi, dan pendarahan saluran cerna akibat erosi pembuluh darah.
Reaksi ini disebabkan oleh masuknya Salmonela typhi dan Salmnella
paratyphi ke dalam
terkontaminasi
bakteri. Sebagian
yang
21
empedu,
berkembang
biak,
dan
bersama
cairan
empedu
tidak
yang
tercemar. Salah
Staphylococcus aureus
yang tumbuh
pada
yang
22
23
Kontaminan Biologi
24
3.
Kontaminan Fisika
Contoh dari kontaminan fisika antara lain kaca pecahan, serpihan kayu,tanah /
25
Yang termasuk kontaminan kimia antara lain: Sabun / deterjen dan bahan
pembersih lainnya, bahan pemberantas hama
penyedap, pengawet. Sabun atau detergen dan insektisida jika sampai tertelan
akan terakumulasi dalam jaringan tubuh utamanya di hati sebagai organ
detoksifikasi. Begitu juga zat warna kimia, penyedap dan pengawet. Banyak dari
zat zat kimia itu jika sampai terakumulasi dalam tubuh maka akan berpotensi
menimbulkan kerusakan sel. Senyawa xenobiotik jika masuk ke dalam tubuh dan
tidak terkontrol dapat menimbulkan kerusakan sel. Antara lain mutagen.
Akibatnya banyak muncul kasus kanker, tumor, organ tubuh tidak berkembang
secara normal
Yang disebabkan oleh makanan itu sendiri, yang terdiri dari :
1. Bahan baku mentah
Diperkirakan proses pembersihan dan pencucian
untuk
mengandung
desinfektan
dalam
dosis
yang
cukup.
26
27
28
ini
di
negara
kita
mengikuti
79/Menkes/Per/III/1978
29
peraturan
MenKes
No:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktifitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakitpenyakit akibat makanan. Kebiasaan-kebiasan tradisionil dalam mengelola
makanan masih menduduki posisi yang kuat dimasyarakat kita selama belum
ada cara pengganti yang berkenan.
Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan
yang harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vektor
atau agen penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap makanan adalah : air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia,
hewan ternak atau piaraan, binatang pengerat.
Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan
disertai dengan terjadinya proses pembusukan. Pembusukan tidak selalu oleh
adanya kontaminasi tetapi dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah
terdapat dalam makanan itu sendiri secara alami.
Infeksi penyakit melalui makanan (food borne disease) adalah suatu gejala
penyakit
yang
timbul
akibat
bahan
makanan
yang
mengandung
30
3.2 Saran
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan
mempunyai peranan penting dan peranan tersebut dapat digambarkan
bahwa setiap manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan
hidupnya, manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan
terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang
produktif,
dan
bahan
makanan
dapat
merupakan
media
31
DAFTAR PUSTAKA
Cemaran
Makanan.
Gesitwidagdofajarputra.blogspot.com.
32