You are on page 1of 21

TUGAS MAKALAH

AQIDAH AKHLAK

Kelompok 9
Irvan Arfian Maulana (2014710450002)
Ryan Aji Kusuma

(2014710250003)

Vani Okta W

(2014710450020)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS JAYABAYA
TAHUN AJARAN 2015

Makalah Aqidah Akhlak

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang Maha menentukan setiap detail takdir
sekaligus menetapkan segala hikmah disebaliknya. Semata-mata demi kebaikan
dan keadilan pada hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada manusia terbaik sepanjang sejarah manusia, sang khatamul anbiya,
Muhammad Al-Musthafa, beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat yang
senantiasa istiqamah menapaki risalahnya yang paripurna, hingga akhir zaman.
Bersyukurlah, sepahit apapun kondisi kami, masih selalu diberikan kesempatan
dan kesehatan untuk mengerjakan dan menyelesaikan penulisan tugas makalah
ini.
Dapat kami selesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagi
pihak terutama Dosen pembimbing mata kuliah Aqidah Akhlak, oleh karena itu
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya.
Akhirnya, besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat memberikan
informasi, gambaran, dan dapat berguna bagi pembelajaran di dunia. Amin ya
rabbal alamin.

Makalah Aqidah Akhlak

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 2
1.4 Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sumber Aqidah .......................................................................... 3
2.2 Tingkatan Aqidah ....................................................................... 10
2.3 Kedudukan dan Urgensi Aqidah ................................................ 11
2.4 Fungsi Aqidah............................................................................. 16

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 18

Makalah Aqidah Akhlak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang yang beragama Islam wajiblah memiliki aqidah yang kuat.
Untuk memiliki aqidah yang kuat sebagai seorang muslim maka yang harus
dilakukan adalah mempelajari lebih dalam tentang aqidah akhlak.
Pengertian Aqidah itu sendiri secara etimologi berasal dari kata aqadayaqidu-aqdan yang berarti simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan
kuat. Setelah terbentuk menjadi aqidatan (aqidah) berarti kepercayaan atau
keyakinan. Kaitan antara aqdan dan aqidatan adalah bahwa keyakinan itu
tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Makna aqidah secara etimologi ini akan lebih jelas
apabila

dikaitkan

dengan

pengertian

terminologinya,

seperti

yang

diungkapkan Hasan Al-Banna dalam MajmuAr-Rasaail :


aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. (dalam
Azra Azyumardi dkk, 2002 : 115)
Dari pengertian aqidah di atas belumlah cukup untuk menjadikan aqidah kita
kuat sebagai seorang muslim. Maka disini penulis akan menyajikan makalah
yang membahas seputar aqidah yaitu mengenai sumber-sumber aqidah,
tingkatan aqidah, fungsi aqidah, serta kedudukan dan urgensi aqidah.
Harapannya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
memperkuat aqidah kita semua sebagai seorang hamba Allah.

Makalah Aqidah Akhlak

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah
ini adalah Aqidah Akhlak. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindri meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini permasalahnya
dibatasi pada :
1)

Sumber Aqidah Islam

2)

Tingkatan Aqidah Islam

3)

Kedudukan dan urgensi Aqidah Islam

4)

Fungsi Aqidah Islam

1.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan media internet dan
studi kepustakaan, dimana penulis browsing pada media internet dan mencari
sumber dari berbagai buku di perpustakaan.
1.4 Tujuan
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa yang harus
menyelesaikan salah satu tugas dari dosen pembimbing kami dalam mata
kuliah Aqidah Akhlak. Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang Aqidah Akhlak dalam Islam sehingga dapat
mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, selain itu juga kami tujukan
untuk semua yang membutuhkan informasi atau pengetahuan yang kami
angkat dalam tema makalah ini.

Makalah Aqidah Akhlak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Aqidah


Sumber-sumber Aqidah Islam adalah sebagai berikut :
1. Al-Quran
Al-Qurn adalah perkataan Allah

yang hakiki, diturunkan kepada

Rasulullah dengan proses wahyu, membacanya termasuk ibadah,


disampaikan kepada kita dengan jalan mutawaatir (jumlah orang yang
banyak dan tidak mungkin bersepakat untuk berbohong), dan terjaga dari
penyimpangan, perubahan, penambahan dan pengurangan. Dalam hal ini
Allah Iberfirman :

Artimya :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr, 15 : 9)
Al-Quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah
sholallahu alaihi wassalam melalui perantara Jibril. Di dalamnya, Allah
telah menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh hamba-Nya
sebagai bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ia merupakan
petunjuk bagi orang-orang yang diberi petunjuk, pedoman hidup bagi
orang yang beriman, dan obat bagi jiwa-jiwa yang terluka. Keagungan

Makalah Aqidah Akhlak

lainnya adalah tidak akan pernah ditemui kekurangan dan celaan di dalam
Al-Quran, sebagaimana dalam firman-Nya :

Artinya :
Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang
benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-Nya dan
Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Anam,
6 : 115)
Al Imam Asy Syatibi mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah
menurunkan syariat ini kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terdapat
penjelasan atas segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tentang kewajiban
dan peribadatan yang dipikulkan di atas pundaknya, termasuk di dalamnya
perkara akidah. Allah menurunkan Al-Quran sebagai sumber hukum
akidah karena Dia tahu kebutuhan manusia sebagai seorang hamba yang
diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Bahkan jika dicermati, akan
ditemui banyak ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang akidah,
baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh karena itu, menjadi hal
yang wajib jika kita mengetahui dan memahami akidah yang bersumber
dari Al-Quran karena kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung dari
Rabb manusia, yang haq dan tidak pernah sirna ditelan masa.
2. As Sunnah
Seperti halnya Al Quran, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang
dari Allah subhanahu wataala walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi
maknanya datang dari-Nya. Hal ini dapat diketahui dari firman Allah :

Makalah Aqidah Akhlak

Artinya :
Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak
lain kecuali wahyu yang diwahyukan. (Q.S. An Najm, 53: 3-4)
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam juga bersabda :
Tulislah, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak keluar
darinya kecuali kebenaran sambil menunjuk ke lidahnya. (Riwayat Abu
Dawud)
Yang menjadi persoalan kemudian adalah kebingungan yang terjadi di
tengah umat karena begitu banyaknya hadits lemah yang dianggap kuat
dan sebaliknya, hadits yang shohih terkadang diabaikan, bahkan tidak
jarang beberapa kata mutiara yang bukan berasal dari Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam dinisbatkan kepada beliau. Hal ini tidak lepas
dari usaha penyimpangan yang dilakukan oleh musuh-musuh Allah untuk
mendapatkan keuntungan yang sedikit. Kekuatan As Sunnah dalam
menetapkan syariat, termasuk perkara akidah ditegaskan dalam banyak
ayat Al-Quran, diantaranya firman Allah yang artinya :
Dan apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah dan apa
yang ia larang maka tinggalkanlah. (Q.S. Al Hasyr, 15 : 7)
Dan firman-Nya yang artinya :
Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul.
(Q.S. An Nisaa, 4 : 59)
Firman Allah tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi
seorang muslim untuk tidak menaati Al-Quran dan As Sunnah.

Makalah Aqidah Akhlak

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber aqidah islam


adalah Al-Quran dan As Sunnah artinya informasi apa saja yang wajib
diyakini hanya diperoleh melalui Al-Quran dan As Sunnah. Al-Quran
memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Berikut
Firman Allah :

Artinya :

. . .

...Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan


segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri. (Q.S. Al- Nahl, 16 : 89)
Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya
berfungsi untuk memahami nash-nash (teks) yang terdapat dalam kedua
sumber tersebut dan mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan oleh Al-Quran dan As Sunnah (jika diperlukan). Itupun harus
didasari oleh semua kesadaran bahwa kemampuan akal manusia sangat
terbatas.
Akal tidak akan mampu menjangkau masalah-masalah ghaib, bahkan tidak
akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu.
Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima surga dan
neraka karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui
penjelasan yang berasal dari Al-Quran dan As Sunnah maka akan dapat
diketahui bahwasanya setiap manusia harus meyakininya. Oleh sebab itu akal
tidak boleh dipaksa memahami hal-hal ghaib dan menjawab pertanyaan
segala sesuatu tentang hal-hal ghaib. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah
atau bisakah kejujuran si pembawa berita tentang hal-hal ghaib tersebut
dibuktikan secara ilmiah oleh akal fikiran.
Manfaat dari meyakini Al-Quran dan As Sunnah adalah :

Makalah Aqidah Akhlak

1. Shiraathal Mustaqiim (jalan yang lurus) adalah bagi pengikut wahyu Allah seperti
yang difirmankan-Nya :

Artinya :
Maka berpegang teguhlah kepada yang telah diwahyukan kepadamu.
Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (Q.S. Az-Zukhruf,
43 : 43)
Imam Ibnu Katsir berkata pada tahsir ayat ini: Yaitu, peganglah AlQuran yang diturunkan ke dalam hatimu, karena sesungguhnya ia adalah
al-haq, dan apa yang ditunjukkan olehnya adalah al-haq, yang membawa
kepada jalan Allah yang lurus, yang menhantarkan menuju surga-surga
penuh kenikmatan dan kebaikan yang kekal abadi.
Oleh karena kitab Allah adalah kebenaran, maka dengannya Allah
mengeluarkan manusia dari berbagai macam kegelapan menuju cahaya.
Kegelapan kekafiran, bidah, maksiat, kebodohan, dan kelalaian, menuju
cahaya iman, sunnah, ketaatan, ilmu, dan dzikir. Seperti Firman Allah
yang artinya :
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab
yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang
yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab
itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka
ke jalan yang lurus. (Q.S. Al-Maidah, 5: 15-16)
2. Mengikuti wahyu Allah cukup bagi orang-orang yang beriman, seperti pada
Firman Allah berikut :

Makalah Aqidah Akhlak

10

. . .
Artinya :
...Dan

Kami

turunkan

kepadamu

Al-Kitab

(Al-Qur'an)

untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S. Al- Nahl, 16 : 89)
Imam Ibnu katsir berkata pada tafsir ayat ini: Sesungguhnya al-Quran
memuat segala ilmu yang bermanfaat, memuat berita yang telah terjadi
dan ilmu yang akan terjadi, dan memuat segala yang halal dan yang haram,
dan segala yang dibutuhkan oleh menusia di dalam urusan dunia mereka,
agama, kehidupan, dan akhirat. Dan petunjuk terhadap hati, serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Karena petunjuk Al-Quran dan As-Sunnah telah lengkap, agama ini telah
sempurna, maka merupakan perkara wajar, bahkan wajib untuk
mencukupkan diri denagn agama ini, tanpa mengikuti selainnya.
Berikut dalil- dalil yang berisikan tentang larangan mengikuti selain wahyu
Allah SWT :
1. Al-Qurn Surat Al-ARaf ayat 3

Artinya :
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil
pelajaran (daripadanya). (Q.S. Al-Araf, 7 : 3)
Imam Ibnu Katsir berkata pada tafsir ayat ini: (Ikutilah apa yang diturunkan
kepada Rabbmu) yaitu: ikutilah peninggalan-peninggalan nabi yang ummi,

Makalah Aqidah Akhlak

11

yang datang kepada kamu membawa kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan
kepada kamu dari Penguasa dan Pemilik segala sesuatu. (Dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya) yaitu janganlah kamu keluar dari
apa yang dibawa oleh rasul kepada kamu menuju selain-Nya, sehingga kamu
menyimpang dari hukum Allah menuju hukum selain-Nya.
Setelah kita mengetahui keterangan di atas, maka kita dapatkan banyak di
antara umat Islam yang terjerumus ke dalam bidah atau terpengaruh
pemikiran bidah, berpedoman terhadap hal-hal yang tidak dibenarkan oleh
agama.
Sebagian mereka menjadikan akal dan logika sebagai sumber aqidah dan
hukum. Mereka menempatkan akal manusia yang terbatas di atas wahyu
Allah, sehingga mereka meninggalkan wahyu dengan alasan logika dan akal.
Padahal, wahyu adalah kebenaran mutlak sedangkan akal manusia terbatas.
2. Al-Quran Surat Fushshilat Ayat 42

Artinya :
Kebatilan tidak datang kepadanya (Al-Quran) baik dari depan maupun
dari belakang. (Al-Quran) diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Terpuji. (Q.S. Fushshilat, 41 : 42)
Dengan tegas Allah menyetakan bahwa kitab-Nya tidak didatangi oleh
kebatilan, baik disaat diturunkannya, atau sesudahnya. Kebathilan maknanya
adalah kedustaan atau kesia-siaan. Kemudian akal siapa yang dipakai ukuran
untuk menolak wahyu? Jika akal orang kafir, seperti Iblis, Firaun, Abu
Lahab, atau Abu jahal, maka wajar mereka menolak wahyu, karena memang
mereka orang-orang kafir. Namun, jika yang dipakai adalah akal Abu Bakar,
Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, pastilah akal
mereka ini menerima wahyu, meyakininya dengan tanpa keraguan.

Makalah Aqidah Akhlak

12

Sebagian mereka menjadikan perkataan imam-imam (tokoh-tokoh) yang


dianggap maksum sebagai sumber aqidah. Padahal tidak ada yang maksum
dikalangan umat ini setelah Nabi Muhammad. Sehingga, perkataan siapapun
selain Rasulullah dapat diterima atau ditolak, dilihat dari kebenaran. Ibnu
Abbas berkata: Tidak ada seorangpun kecuali perkataannya diambil atau
ditolak, selain nabi. (H.R. Thabrani, di dalam Mujamul kabir, no. 11941).
Sebagian mereka menjadikan perasaan, mimpi, hikayat, dan kasyf
(menyingkap perkara ghaib) sebagai sumber aqidah. Padahal semua perkara
ini tidak ada jaminan kebenarannya, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai
sumber aqidah. Dan Sebagian mereka menjadikan hadits-hadits lemah dan
palsu sebagai sumber agama. Maka sesungguhnya, sikap mereka itu telah
menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
2.2 Tingkatan Aqidah
Akidah islam mempunyi 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkatan orang yang menerima aqidah sebagai ajaran dan mempercayainya
sebagai tradisi yang berlaku. Orang yang berakidah seperti ini kadangkala ragu
terhadap apa yg telah dipercayainya bilaman ia menghadapai kesamaran-kesamaran.
2. Tingkatan orang yang menerimanya lewat pemikiran dan penalaran, sehingga
imanya semakin bertambah dan keyakinannya semakin kuat. Orang yang
berakidah pada tingkatan ini tidak mudah terguncang oleh syubhat-syubhat
(kesamaran-kesamaram), sebab ia mampu menepis atau menolaknya.
3. Tingkatan orang yang mengekalkan penalaran dan pemikirannya dan senantiasa
memohon pertolongan kepada Allah untuk menaati-Nya. Pada tingkatan ini
seseorang dapat melihat dengan kesadaran batinnya kepada sesuatu yang
dapat menyempurnakan keimanan dan keyakinannya.
2.3 Kedudukan dan Urgensi Aqidah

Makalah Aqidah Akhlak

13

2.3.1 Kedudukan Aqidah dalam Islam


Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat
suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah
yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.
Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau
menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din)
dan diterimanya suatu amal. Allah SWT berfirman :
. .

.

Artinya:
Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di
akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang
pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Kahfi, 18 : 110)
Allah SWT juga berfirman :

Artinya:
Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi
sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka
sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orangorang yang merugi. (Q.S. az-Zumar, 39 : 65)

Makalah Aqidah Akhlak

14

Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul
mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum
aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam
pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau
keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang
lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang
merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat
berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat
kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan
perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukumhukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran
bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau
keimanan dalam ajaran Islam.
2.3.2 Urgensi (kepentingan) Aqidah Islam
1. Membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah
Seseorang yang beraqidah Islam hanya menyembah dan tunduk kepada
Allah, menjauhi segala bentuk ketundukan dan penghambaan kepada
selain Alla, karena yang berhak disembah dan diberi ketundukan mutlak
hanyalah Allah Swt.
Seseorang yang beraqidah Islam meyakini bahwa Yang Mahakuasa
hanyalah Allah Swt, Yang Berkuasa untuk mendatangkan kebaikan dan
yang berkuasa untuk menghilangkan keburukan. Allah berfirman:
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka
tidak ada yang menghilangkannya melainkan dia sendiri. dan jika dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu. (Q.S. Al-Anam, 6 : 17)

Makalah Aqidah Akhlak

15

Oleh karena itu Rasulullah menyuruh kita untuk hanya memohon


pertolongan kepada Allah saja sebagaimana sabda beliau :
dan jika kamu minta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada
Allah SWT. (HR Tirmidzi)
Dengan demikian maka seorang muslim tidak tergantung dan berserah diri
kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt. sebagaimana firman Allah:
jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah
bahwa kami adalah orang-orang Muslim (yang berserah diri kepada
Allah) (Q.S. Ali Imran, 3 : 64)
2. Membangkitkan jiwa berani dan cinta demi kebenaran
Aqidah Islam akan melahirkan manusia-manusia pemberani dan cinta
membela kebenaran. Karena Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu
yang terjadi di muka bumi ini sudah Allah tentukan dan sudah Allah
takdirkan. Tidak ada kematian kecuali atas izin Allah seperti dalam firmanNya yang artinya :
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya (Q.S. Ali Imram, 3 :
145)
3. Aqidah sumber ketentraman jiwa dan keamanan manusia
Aqidah Islam akan melahirkan

manusia-manusia

yang

memiliki

ketentraman jiwa dan sekaligus mendatangkan rasa aman pada manusia


baik di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman:
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram. (Q.S. Ar-Rad, 13 : 28)

Makalah Aqidah Akhlak

16

Dan firman Allah lainnya yang artinya :


Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. Al-Anam, 6 :
82)
4. Aqidah membangun kepribadian yang seimbang
Pribadi yang seimbang diawali dengan keyakinan akan keesaan Tuhannya.
Berbeda dengan orang-orang yang meyakini Tuhan mereka lebih dari satu
maka orang itu akan mengalami keraguan dan kebimbangan. Dan inilah
yang diungkapkan oleh Nabi Yusuf yang diabadikan dalam Al-Quran :
Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa? (Q.S. Yusuf, 12 : 39)
Seluruh ajaran Islam juga mengajak kita untuk hidup secara tawazun/
seimbang. Allah berfirman:
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan)

negeri

akhirat,

dan

janganlah

kamu

melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada


orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qashash,
28 : 77)
5. Aqidah sumber kehidupan yang baik untuk pribadi dan masyarakat di
dunia dan di akhirat
Berikut dalil yang menjelaskan tentang balasan untuk perbuatan yang baik
:

Makalah Aqidah Akhlak

17

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun


perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami
beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl, 16 : 97)
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-Araaf, 7 : 96)
6. Aqidah adalah dasar persaudaraan, persamaan dan keadilan
Aqidah Islam adalah asas persaudaraan, kesetaraan dan keadilan, karena
Islam memandang seluruh manusia adalah keturunan Adam a.s. Berarti
seluruh manusia adalah saudara. Allah berfirman :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisaa, 4 : 1)
Islam memandang bahwa antara sesama Muslim adalah bersaudara,
bahkan ikatan aqidah jauh lebih kuat daripada ikatan nasab. Seperti Firman
Allah berikut :
...orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. AlHujuraat, 49 : 10)

Makalah Aqidah Akhlak

18

2.3 Fungsi Aqidah


Sesuai dengan fungsi umumnya sebagai dasar agama, maka keberadaan
aqidah Islam sangat menentukan bagi seorang muslim. Berikut adalah fungsi
dan peranan aqidah yang sangat besar dalam hidup seorang muslim :
1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam. Di atas
keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainya, yaitu syariah
(hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan
ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan
seterusnya, dapat diamalkan di atas bagunan keyakinan dasar tersebut.
Tanpa keyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan memiliki
makna apa-apa.
2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai
modal awal mencapai kebahagiaan di akhirat. Hal ini secara fungsional
terwujud dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan kelak di hari
kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatanya di
dunia.
3. Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinankeyakinan

yang

menyimpang,

seperti

bidah,

khurafat,

dan

penyelewengan-penyelewengan lainya.
4. Akidah islam berfungsi untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau
non muslim.
Hubungan Aqidah dengan semua ibadah seperti yang telah disebutkan dalam
fungsi aqidah di atas adalah, semua ibadah yang kita lakukan tidak akan ada
gunanya jika tidak dilandasi dengan aqidah yang kuat dan kokoh. Ibarat
sebuah bangunan, tidak ada gunanya kita membangun bangunan yang megah
jika pondasi yang kita bangun tidak kokoh, pastinya bangunan itu akan roboh.

Makalah Aqidah Akhlak

19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber aqidah islam adalah Al-Quran dan As Sunnah artinya informasi apa
saja yang wajib diyakini hanya diperoleh melalui Al-Quran dan As Sunnah.
Al-Quran memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu.
Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya
berfungsi untuk memahami nash-nash (teks) yang terdapat dalam kedua
sumber tersebut dan mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan oleh Al-Quran dan As Sunnah (jika diperlukan). Itupun harus
didasari oleh semua kesadaran bahwa kemampuan akal manusia sangat
terbatas.
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat
suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah
yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.
Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau
menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
Hubungan Aqidah dengan semua ibadah yang kita lakukan tidak akan ada
gunanya jika tidak dilandasi dengan aqidah yang kuat dan kokoh. Ibarat
sebuah bangunan, tidak ada gunanya kita membangun bangunan yang megah
jika pondasi yang kita bangun tidak kokoh, pastinya bangunan itu akan roboh.

Makalah Aqidah Akhlak

20

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi, Azra ddk. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Umum. Depak.
http://a2hk.blogspot.com/2013/05/sumber-aqidah-islam.html
http://iqbalinformatikaumi.blogspot.com/2012/12/tingkatan-iman-dan-aqidah.html
http://nayawati.blogspot.com/2009/11/1-pengertian-dan-fungsi-aqidahhubungan.html
http://gunturgunawan81.blogspot.com/2013/10/pengertian-dan-kedudukanaqidah-dalam.html
http://ertikahuda.weebly.com/4/post/2012/5/kedudukan-aqidah-dalam-islam.html

Makalah Aqidah Akhlak

21

You might also like