You are on page 1of 3

INFEKSI VIRUS

Varisela
PATOFISIOLOGI

Didapat dari hirupan udara atau kontak dengan luka di kulit, varisela secara khas

menginfeksi mukosa pada lapisan atas jalur pernafasan atau konjungtiva;


Diikuti oleh siklus pertama dari replikasi virus di daerah kelenjar getah bening pada hari
ke-2 sampai ke-4, dan viremia primer (jalur masuk virus ke aliran darah dan mendapat

akses ke seluruh tubuh) pada hari ke-4 sampai hari ke-6;


Siklus replikasi kedua mengikuti di liver, limpa, dan organ-organ lain, dan viremia
sekunder, yang mana mendistribusi partikel virus yang mana pertama kali menyerang sel
endotel kapiler, lalu kapiler-kapiler, dan akhirnya, epidermis pada hari ke-14 sampai hari
ke-16.

*viremia primer: awal penyebaran virus dalam darah dari tempat pertama yang terinfeksi
*viremia sekunder: terjadi ketika viremia primer menghasilkan infeksi pada jaringan melalui
aliran darah, yang mana virus telah bereplikasi dan sekali lagi memasuki sirkulasi

Herpes Zoster
PATOFISIOLOGI

Dipercayai bahwa selama pejalanan varisela primer, virus zoster menyerang dari kulit dan

lesi mukosa ke ujung saraf sensorik;


Dari sana, virus zoster berjalan secara sentripetal sepanjang serat saraf sampai mencapai

sel ganglion dorsalis dimana virus tersebut memasuki keadaan laten;


Virus ini, mungkin karena penurunan di sel imun, menjadi teraktivasi ulang. Penurunan
sel imun dapat dilihat pada orang yang kejadian herpes zosternya meningkat, termasuk
orang tua dan orang dengan infeksi HIV atau kondisi immunocompromised lain, seperti
transplantasi organ (dengan supresi imun), keganasan yang membutuhkan kemoterapi
atau terapi radiasi, atau penggunaan kortikosteroid jangka panjang;

Setelah reaktivasi, virus zoster mengalami fase awal dari replikasi dalam ganglion
sensorik yang terkena dan menghasilkan ganglionitis aktif. Respon inflamasi dan
nekrosis neuronal yang dihasilkan menyebabkan neuralgia yang parah. Rasa sakit
semakin hebat seiring virus bergerak ke bawah saraf sensorik, menghasilkan
radiculoneuritis.

*sentripetal: terus-menerus
*supresi imun: penurunan produksi sel imun
*ganglionitis: acute posterior, dikenal sebagai shingles atau virus zoster. Menyebabkan
penekanan ganglion.
*neuralgia: bisa berupa kejang dan nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan berulang
*radiculoneuritis: kondisi dimana satu atau lebih saraf tidak bekerja dengan baik. Menyebabkan
rasa sakit dan kelemahan otot, sensasi kulit yang abnormal, sulit mengontrol beberapa otot
spesifik.

Veruka vulgaris
PATOFISIOLOGI

Veruka vulgaris disebabkan oleh HPV tipe 2,4,7,27,29;


Maserasi (seperti kaki perenang) atau abrasi (seperti penularan seksual) pada kulit dapat
menyediakan sebuah portal infeksi. Infeksi klinis biasanya tidak akan tampak pada 1-12
bulan setelah terinfeksi dan beberapa orang tidak pernah menunjukkan adanya kutil

meskipun kulitnya terinfeksi dan meski virus telah mengeluarkan virion-virion hidup;
Meskipun sebagian besar kutil merupakan gangguan jinak, beberapa bersifat onkogen
bagi karsinoma sel skuamosa (SCCA). Pada beberapa orang, hal ini berhubungan dengan
meningkatnya kerentanan dari pasien epidermodysplasia verruciformis pada HPV baik
tipe umum maupun spesifik secara khusus. Dalam populasi umum, HPV yang onkogen

dapat menjadi pendukung signifikan dari SCCA genital dan baru-baru ini dikaitkan
dengan keganasan kulit lainnya.
*maserasi: pelunakan jaringan
*abrasi: pengikisan
*epidermodysplasia verruciformis: penyakit kronik yang jarang ditemui yang disebabkan HPV

Moluskum Kontagiosum
PATOFISIOLOGI

Setelah inkubasi selama seminggu sampai beberapa bulan, karakteristik papula akan
muncul. Autoinokulasi lebih sering pada anak, terutama anak dengan kondisi kulit seperti
dermatitis atopik.
Tidak seperti poxvirus lainnya, moluskum kontagiosum (MC) tidak tumbuh dengan
mudah pada kultur sel. Tidak seperti HPV, tidak terdapat potensi keganasan. Hanya dua
epitop yang telah teridentifikasi.

*papula: benjolan kecil pada permukaan kulit dengan massa padat


*autoinokulasi: penyebaran virus ke bagian kulit yang lain
*dermatitis atopik: radang kronik dapa epidermis (ruam)
*epitop: bagian dari antigen yang dapat menginduksi pembentukan antibodi

You might also like