Professional Documents
Culture Documents
DR=
AR
IR x CR
Model tersebut menunjukkan bahwa untuk tingkat risiko audit tertentu (audit risk /
AR) yang ditentukan oleh auditor, risiko deteksi (detection risk / DR) dan risiko
pengendalian (control risk / CR).
Risiko
deteksi
yang
direncanaka
merupakan
dasartingkat
pengujian
setiap
asersi
laporan
keuangan
yang
signifikan,
auditor
akan
merancang
pengujian
substantif,
auditor
kadang
kadang
Sifat asersi
Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk membuat taksiran
Ketepatan taksiran
Apabila hasil prosedur analitis sesuai dengan taksiran, dan tingkat risiko
deteksi yang bisa diterima untuk asersi tinggi, maka auditor tidak perlu melakukan
pengujian
detil.
Prosedur
analitis
biasanya
,tidak
begitu
mahal
biaya
saldo saldo dapat direncanakan untuk memenuhi berbagai tingkat risiko deteksi
untuk asersi penilaian atau pengalokasian rekening kas di bank.
Risiko Deteksi
Tinggi
Moderat
verifikasi
bagian-bagian
penting
dalam rekonsiliasi
Buatlah
rekonsiliasi
menggunakan
bank
laporan
dengan
bank
yang
diperoleh dari klien dan periksa bagianbagian penting rekonsiliasi serta ketelitian
Sangat Rendah
perhitungan
Dapatkan laporan bank langsung dari
bank,
buatlah
rekonsiliasi
bank,
dan
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima bisa berpengaruh pula pada saat
pengujian substantif. Apabila risiko deteksi tinggi, pengujian bisa dilakukan beberapa
bulan sebelum akhir tahun. Sebaliknya apabila risiko deteksi untuk suatu deteksi
rendah, maka pengujian substantif biasanya akan dilakukan pada tanggal akhir
tahun atau mendekati akhir tahun.
Auditor bisa melakukan pengujian substantif atas detil suatu rekening pada
tanggal interim. Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca
harus didasarkan pada pertimbangan apakah auditor dapat :
Mengendalikan tambahan risiko audit bahwa salah saji material yang ada
pada saldo rekening pada tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor.
Mengurangi biaya untuk melaksanakan pengujian substantif pada akhir tahun
guna memenuhi tujuan audit yang direncanakan, sehingga pengujian
sebelum tanggal neraca bisa menjadi lebih murah.
Tambahan risiko audit potensial akan dapat dikendalikan apabila pengujian
substantif pada periode yang tersisa akan dapat memberi dasar yang layak untuk
perluasan kesimpulan audit dari pengujian yang dilakukan pada tanggal interim ke
tanggal neraca. Kondisi- kondisi yang bisa berpengaruh pada pengendalian risiko ini
adalah :
Struktur pengendalian interen selama periode tersisa cukup efektif.
Tidak terdapat keadaan atau kondisi yang mempengaruhi manajemen untuk
membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode tersisa
Saldo rekening akhir tahun yang diperiksa pada tanggal interimbisa diprekdisi
secara masuk akal, baik mengenai jumlah, hubungan signifikan ,maupun
komposisinya
Sistem akuntansi klien akan memberi informasi mengenai transaksi tak biasa
yang signifikan dan fluktuasi signifikan yang mungkin terjadi pada periode
tersisa.
Penentuan Waktu
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu
pengujian substantif. Jika risiko deteksi tinggi, pengujian dapat dilakukan bebrapa
bulan sebelum akhir tahun. Sebaliknya, pada saat risiko deteksi untuk suatu asersi
rendah, pengujian substantif dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca.
Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca
Pengujian subtantif sebelum tanggal neraca tidak menghilangkan kebutuhan
akan pengujian subtantif pada tanggal neraca. Pengujian untuk periode tersiksa
harus mencakup:
Perbandingan
saldo
rekening
rekening
pada
dua
tanggal
untuk
substantif sebelum tanggal neraca dan pengujian substantif untuk periode tersisa
akan menghasilkan bukti kompeten yang cukup bagi auditor sebagai dasar yang
layak untuk memberikan pendapat mengenai laporan keuangan klien.
Luas Pengujian Substantif
Diperlukan bukti yang lebih banyak untuk mencapai tingkat resiko deteksi
rendah yang bisa diterima dibandingkan dengan risiko deteksi tinggi. Auditor bisa
menentukan berbagai jumlah bukti yang harus diperoleh dengan mengubah luas
pengujian substantif yang dilakukan. Luas dalam pratik mengandung arti banyaknya
hal (items) atau besarnya sampel yang terhadapnya dilakukan pengujian atau
diterapkan prosedur tertentu. Besarnya yang akan diuji membutuhkan pertimbangan
professional. Penentuan sample secara statistik dalam pengujian substantif dapat
dilakukan untuk membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel yang
diperlukan untuk mencapai suatu tingkat risiko deteksi yang telah ditetapkan.
Pemilihan Staf
keahlian,
dan
kemampuan
mereka
sehingga
mereka
dapat
mengevaluasi bukti audit yang sedang mereka uji. SAS No. 82, Consideration of
Fraud in a Financial Statement Audit, menyebutkan bahwa auditor dapat merespon
risiko salah saji yang material karena adanya kesalahan dalam penunjukan personil.
Tugas seperti audit estimasi akuntansi (misalnya, pengevaluasian keusangan
persediaan) memerlukan tingkat keahlian dan pengalaman industry yang lebih besar
daripadda tugas untuk melakukan pengujian saldo (pengobservasian eksistensi
persediaan). Pengujian substantif harus ditugaskan kepada personil dengan
keahlian, kemampuan, dan pengalaman yang cukup
outputnya.
Pengkodean dan pengujian aplikasi, termasuk pembuatan bentuk-bentuk
standar dan informasi penting.
Pemrosesan aplikasi pada data arsip actual klien dan me-riview hasilhasilnya.
Penggunaan perangkat lunak audit memungkinkan auditor mengerjakan
data dalam jumlah yang besar dengan efektif. Hal tersebut juga
mengurangi ketergantungan auditor kepada personel teknologi informasi
klien. Beberapa contoh aplikasi pengujian substantive akan dijelaskan
dalam bagian berikut.
PEMILIHAN DAN PENCETAKAN SAMPEL-SAMPEL AUDIT computer
dapat diprogram untuk memilih sampel audit sesuai criteria yang
dispesifikasikan oleh auditor. Sampel-sampel tersebut dapat digunakan
untuk berbagai tujuan. Piutang usaha pelanggan secara individual
mungkin dipilih untuk konfirmasi, atau auditor mungkin tertarik dalam
memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal
tertentu. Sampel-sampel tersebut dipilih berdasarkan berbagai criteria.
Dalam kasus permintaan konfirmasi tersebut, komputer juga dapat
digunakan untuk mencetak surat dam amplop permintaan konfrmasi.
Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak audit untuk item-item
sampel yang mungkin berisi beberapa kesalahan.
PENGUJIAN KALKULASI DAN PEMBUATAN PERHITUNGAN kegunaan
umum
lainnya
dari computer
adalah
analitis,
auditor
dapat
menggunakan
computer
untuk
DATA
AUDIT
DENGAN
CATATAN-CATATAN
persediaan.
b. Hubungan antara asersi, tujuan audit khusus, dan pengujian substantive
Seperti telah disebutkan sebelumnya dalam bagian buku ini, tujuan
menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam seluruh aspek
yang material, sesuai GAAP. Adalah biasa untuk mengembangkan sejumlah
tujuan audit khusus untuk setiap akun berdasarkan lima kategori dalam
asersi laporan keuangan. Dalam perancangan pengujian substantive, auditor
harus menentukan bahwa pengujian yang sesua tela diidentifikasi untuk
mencapai tujuan audit khusus yang ada salam setiap asersi. Jika hal tersebut
dilakukan untuk setiap akun, tujuan menyeluruhnya akan terpenuhi.
Dalam beberapa kasus, suatu pengujian didaftar lebih dari sekali
karena bukti dari pengujian tersebut berhubungan dengan lebih dari satu
tujuan audit khusus atau asersi.
c. Program Audit Ilustratif Untuk Pengujian Substantif
10
11
yang
dapat
diterima
telah
ditentukan
untuk
setiap
asersi
12
sebagaimana
dijelaskan
sebelumnya.
Dua
hal
yang
memerlukan
13
B. Akun-Akun yang Ada Dalam Transaksi Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
Tujuan auditor dalam pengauditan atas transaksi-transaksi yang dilakukan
dengan
pihak-pihak
yang
memiliki
hubungan
istimewa
adalah
untuk
mendapatkan bukti mengenai tujuan, sifat, dan luasnya transaksi ini serta
dampaknya terhadap laporan keuangan. PSA No. 34, Pihak yang Memiliki
14
lainnya.
Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris, atau
tanggal-tanggal berikutnya.
Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh kepuasan atas transfer
dan nilai jaminan.
Jenis
Pengujian Pengendalian
Pengujian
pengendalian
manajemen
atau
prosedur
Sifat Pengukuran Pengujian
atas
transakssi.
Pengujian rincian atas saldo.
pengendalian
tindak
manual.
Menentukan
rancangan
Pengujian Substantif
Prosedur analitis.
Pengujian
rincian
lanjut
efektivitas
dan
serta
operasi
keuangan
yang
moneter
dalam
kebijakan
signifikan.
Kesalahan
prosedur
dan
kebijakan
Sama
dengan
15
pengujian
observasi,
inspeksi,
pelaksanaan
pengendalian,
ditambah
kembali
teknik
pemeriksaan.
audit
berbantuan
Penentuan Waktu
computer.
Terutama pekerjaan interim
Terutama
Risiko Pengendalian
Kedua
Lapangan
Persyaratan oleh GAAS
Tidak
Ya
pada
16
atau