You are on page 1of 72

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................6
1.4 Manfaat................................................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup.....................................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................................................8
2.1 Kajian Pustaka......................................................................................................8
2.1.1 Kepuasan Kerja..........................................................................................8
2.1.1.1 Indikator Kepuasan Kerja............................................................17
2.1.1.2 Pengukuran Kepuasan Kerja........................................................20
2.1.1.3 Tingkat Kepuasan kerja..............................................................23
2.1.1

Loyalitas peneliti...................................................................................25

2.1.3

Citra Organisasi.....................................................................................30

2.2

Kerangka Pemikiran.................................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................43


3.1 Model dan Metode Analisis...............................................................................43
3.2 Metode Analisis.................................................................................................44
3.3 Populasi dan Sampel..........................................................................................51
3.3.1 Populasi...................................................................................................51
3.3.2 Sampel.....................................................................................................52
3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................54

3.5 Validitas dan Reliabilitas....................................................................................56


3.6 Variabel..............................................................................................................57
3.7 Hipotesis.............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................62

ABSTRAK
Mega Birlian Adhitya. PENGARUH KUALITAS PRODUK PENELITIAN

TERHADAP CITRA BALITBANG KEMDIKBUD DI LINGKUNGAN


PENDIDIKAN Thesis. Jakarta : Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Perbanas
Jakarta 2012.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kualitas produk
penelitian terhadap citra balitbang kemdikbud di lingkungan pendidikan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kualitas produk penelitian terhadap citra
balitbang kemdikbud di lingkungan pendidikan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei,
yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data yang pokok, populasi pada penelitian ini yaitu para peneliti di
balitbang Kemdikbud yang berjumlah orang, Teknik penarikan sampel yang digunakan
adalah stratified sampling dengan jumlah sampel sebanyak 169 orang peneliti . Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis statistik dengan menggunakan analisis
jalur(path analysis), dengan kualitas produk penelitian sebagai variabel independent dan citra
organisasi sebagai variabel dependent.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan

Penelitian

dan

Pengembangan

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan (Balitbang Kemdikbud) merupakan salah satu unit utama dari


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengemban visi menjadi institusi
yang handal dalam perumusan pembaharuan kebijakan pembangunan pendidikan
nasional berbasis penelitian dan pengembangan. Misi yang diemban yakni (1)
meningkatkan kualitas dan relevansi hasil penelitian agar dapat digunakan sebagai
acuan dalam pembaharuan kebijakan pendidikan nasional, (2) mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran,

perbukuan yang berkualitas dan relevan dengan

tuntutan pembangunan nasional, (3) mengembangkan sistem penilaian yang handal


untuk peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan nasional, (4) mengembangkan
standar nasional pendidikan dan sistem akreditasi yang akuntabel untuk peningkatan
mutu dan relevansi pendidikan nasional, (5) mengembangkan konsep pembaharuan
kebijakan pendidikan nasional yang mampu menjawab tuntutan perkembangan dan
persaingan global, (6) meningkatkan intensitas dan kualitas kerjasama nasional dan
internasional di bidang penelitian dan pengembangan
mengembangkan

pendidikan, dan (7)

kualitas sumber daya untuk mendukung dan melaksanakan

penelitian dan pengembangan yang bermutu dan relevan. Artinya, Balitbang harus
dapat menjadi penunjuk jalan dalam pencapaian rumusan kebijakan dan inovasi untuk
mewujudkan transformasi pendidikan.
Permendiknas Nomor 36 Tahun 2010 menegaskan, Balitbang bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan. Sedang fungsinya, yakni
menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian dan pengembangan,
melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan melaksanakan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta
melaksanakan urusan administrasi Balitbang.
Selain tugas dan fungsi di atas, fungsi Balitbang lebih dipertajam pada fungsi
yang bersifat pengendalian (preventif), mereview, dan mengoreksi proses yang
berjalan untuk perbaikan kinerja instansi, baik instansi Balitbang dalam lingkup kecil
maupun Kemdikbud dalam lingkup yang lebih besar. Balitbang diharapkan dapat
membangun sistem untuk memastikan berjalannya proses pencapaian keunggulan dan
membangun budaya unggulan. Agenda riset kebijakan ke depan diorientasikan untuk
menjawab tantangan dan kebutuhan bangsa di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Riset kebijakan litbang yang dikembangkan ke depan harus bersifat futuristik,
responsif, antisipatif, analitis dan akuisitif opini publik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan (Balitbang Kemdikbud) telah melaksanakan berbagai program, antara


lain meliputi penelitian, pengembangan kurikulum dan perbukuan, penyediaan
informasi untuk perumusan kebijakan, penyediaan informasi hasil penilaian
pendidikan, serta fasilitasi standar mutu dan pelaksanaan akreditasi. Dalam program
penelitian dan pengembangan selama lima tahun terakhir, Balitbang Kemdiknas telah
menjalankan peran dan kontribusinya untuk mengatasi berbagai permasalahan
pendidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi utamanya, yakni melakukan
penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan (www.jarlitbang-pendidikan.org).

Berbagai penelitian dan pengembangan telah dilaksanakan, baik yang terkait


dengan akses pendidikan, mutu dan relevansi, maupun tata kelola dan akuntabilitas
publik. Beberapa contoh penelitian yang telah dilaksanakan antara lain studi tentang
pembiayaan pendidikan; studi mengenai pendidikan alternatif bagi masyarakat di
daerah terpencil, bencana, perbatasan, terisolir, daerah konflik, dan anak jalanan; studi
mengenai sekolah inklusif; perluasan akses PAUD; studi mengenai pendidikan
karakter; dan lain-lain. Sebagai contoh pengembangan yang dilakukan antara lain:
pengembangan model pendidikan berkelanjutan; panduan pengembangan model
sekolah

bertaraf

internasional;

dan

pengembangan

model

profesi

guru

(www.jarlitbang-pendidikan.org).
Untuk menunjang peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan,
Balitbang Kemdiknas telah mengembangkan Jarlitbang Pendidikan sejak tahun 2006.
Pengembangan jaringan penelitian dan pengembangan (Jarlitbang) pendidikan
bertujuan sebagai wahana kerjasama antara Pemerintah Pusat (Kemdiknas, Kemenag,
Kemdagri) dengan pemerintah daerah (Balitbangda/Bappeda, dan Dinas Pendidikan
Propinsi/Kabupaten/ Kota) dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang
pendidikan. (www.jarlitbang-pendidikan.org).
Jarlitbang pendidikan diharapkan dapat membantu pengambil kebijakan di
tingkat pusat dan daerah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi,
serta memecahkan masalah-masalah di bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan
tuntutan dan kewenangan pemerintah pusat dan daerah di era otonomi daerah. Oleh
karena itu, keberadaan Jarlitbang Pendidikan diperlukan dalam upaya mensinkronkan
berbagai kebijakan pendidikan nasional dan membantu memecahkan berbagai
permasalahan pendidikan (melalui penelitian dan pengembangan, kurikulum dan
perbukuan, serta penilaian pendidikan). Di bentuknya suatu pemerintahan, pada

hakekatnya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintahan

tidaklah dibentuk untuk melayani diri sendiri tetapi untuk melayani masyarakat,
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu dapat mengembangkan
kemampuan dan kreatifitasnya untuk tujuan bersama. Pemerintah, memiliki peran
untuk

melaksanakan

fungsi

pelayanan

(www.jarlitbang-pendidikan.org).
Untuk mengimplementasikan

dan

fungsi

pengaturan

tersebut,

warga

negara

pemerintah melakukan

aktivitas pelayanan, pengaturan, pembinaan, koordinasi dan pembangunan

dalam

berbagai bidang. Layanan itu sendiri disediakan pada berbagai lembaga atau
institusi pemerintah

dengan aparat sebagai pemberi layanan secara langsung

kepada masyarakat. Dalam hal ini pemerintah khususnya Balitbang Kemdikbud


sendiri menjadi tolak ukur untuk menjadikan hasil hasil penelitian yang telah
dihasilkan oleh masing masing peneliti, sehingga akan dijadikan rekomendasi di
dalam dunia pendidikan di Indonesia, agar dapat menjadikan pendidikan di
Indonesia lebih berkualitas lagi atau bahkan setara dengan negara negara maju
lainnya, karena tujuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya
Balitbang ingin menjadikan hasil penelitian bukan untuk konsumsi sendiri
melainkan untuk di publikasikan agar masyarakat dapat menggunakan hasil-hasil
penelitian tersebut untuk kemajuan maupun rekomendasi perkembangan pendidikan
di Indonesia (www.jarlitbang-pendidikan.org).
Hasil penelitian yang berkualitas serta dapat dijadikan bahan pertimbangan
yang aktual untuk pihak Depdikbud dalam mengimplementasikan kebijakankebijakan yang sesuai dengan perkembangan pendidikan, akan menjadikan Balitbang
Kemdikbud sebagai organisasi yang memiliki citra yang tinggi di mata masyarakat
pengguna produk Balitbang di Kemdikbud. Hasil penelitian yang berkualitas tentunya
dihasilkan dari para peneliti yang concern serta fokus dalam melakukan penelitiannya.

Para peneliti di Balitbang pada umumnya terdiri dari berbagai latar belakang
bidang ilmu dan pendidikan, kepuasan sebagai peneliti tentunya dapat menjadi entri
point untuk dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas. penelitian yang
berkualitas tentunya tergantung kepada sejauh mana para peneliti dapat fokus dengan
pekerjaan penelitiannya, maka kualitas produk penelitian yang dihasilkan merupakan
salah satu ukuran kepuasan masyarakat terhadap hasil produk penelitian yang
dihasilkan dan akan memberi citra positif bagi organisasi Balitbang Kemdikbud
Jakarta. Paradigma penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Balitbang tidak
hanya melihat peran dan fungsi Balitbang dalam tataran menjawab berbagai
permasalahan pendidikan yang berkembang di masyarakat dan memberikan
rekomendasi kepada para pengambil kebijakan di lingkungan Kemdikbud. Balitbang
diharapkan lebih siap dalam memprediksi potensi masalah yang ada sehingga ke
depan perlu mengarah pada analisis kebutuhan dan keunggulan organisasi secara
kompeten (paradigma futuristik).
Citra merupakan suatu kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan
pengalaman seseorang tentang suatu hal. Dalam suatu organisasi pemerintah seperti
Balitbang Kemdikbud, citra dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati
diri organisasi. Persepsi masyarakat terhadap organisasi

didasari oleh apa yang

mereka ketahui atau mereka kira tentang instansi tersebut. Citra organisasi yang baik
dimaksudkan agar organisasi dapat tetap hidup dan meningkatkan kreativitasnya
bahkan memberikan manfaat lebih bagi orang lain.
Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik
sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar
organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan
mendorong prioritaspelaksanaan. Citra menampilkan kesan suatu obyek terhadap

obyek yang lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari
berbagai sumber terpercaya.
Pentingnya citra sebuah organisasi dikarenakan citra positif dapat memberikan
kemudahan bagi organisasi untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif,
sedangkan citra negatif sebaliknya. Citra positif dapat digunakan sebagai pelindung
terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat
memperbesar kesalahan tersebut. Citra menggambarkan pengalaman dan harapan
konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan dan citra mempunyai pengaruh penting
terhadap manajemen atau dampak internal, dimana citra perusahaan yang kurang jelas
dan nyata dapat mempengaruhi sikap karyawan (Sutojo, 2004: 60).
Upaya yang dilakukan Balitbang
dalam membangun citra positif
organisasinya di mata masyarakat juga sering menemui kesulitan. Kesulitan yang
dialami tersebut dapat menimbulkan opini di masyarakat yang berdampak pada citra
organisasi, dimana perusahaan mendapat citra negatif. Citra negatif itu terlihat dari
upaya yang dilakukan oleh pihak Balitbang dalam membangun citra positif di mata
masyarakat pengguna juga tak jarang menemukan kesulitan. Kesulitan yang dialami
perusahaan dapat menimbulkan opini di masyarakat yang berdampak pada citra
perusahaan, dimana perusahaan mendapat citra negatif. Citra negatif itu terlihat dari
hal yang paling umum terjadi di lingkungan masyarakat akhir-akhir ini, yakni opini
mengenai kualitas produk penelitian, yang sering dikritisi oleh masyarakat akademis
dan dinas-dinas daerah bahwa produk penelitian di Balitbang tidak banyak
memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada serta terhadap kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
Citra organisasi dapat diukur melalui riset atau survey yang dilakukan untuk
mengetahui opini publik, baik dari pihak internal organisasi maupun eksternal. Hal ini
juga yang terjadi di Balitbang dalam mengukur citra Balitbang, citra perusahaan
Balitbang dapat bergeser ke arah yang tidak diharapkan. Citra negatif inilah yang

menjadi perhatian khusus perusahaan dalam menindaklanjutinya demi eksistensi


organisasi.
Salah satu indikator pengukuran citra yang dilakukan adalah dengan melihat
kesan, kepercayaan dan sikap masyarakat terhadap organisasi Balitbang. seperti yang
telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud yang akan melibatkan kalangan perguruan
tinggi dalam upaya memperkuat integrasi dan kualitas penelitian pada masa
mendatang. Pelibatan perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong pencapaian hasil
penelitian yang cemerlang dan futuristik, sesuai dinamika kebutuhan bangsa, Skema
yang akan dikembangkan pihak Puslitjak yakni dengan menyertakan dosen-dosen dari
perguruan tinggi dalam pelaksanaan penelitian kebijakan. Selain itu, mahasiswa
program magister dan doktor juga akan dilibatkan dalam program ini, yaitu dengan
mengarahkan agar topik-topik penelitannya sesuai dengan tren kebijakan nasional1.
Peneliti tertarik melihat bagaimana citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
berkaitan dengan kualitas penelitiannya. Selama ini, peneliti melihat bahwa Balitbang
berusaha meningkatkan kualitas hasil-hasil penelitiannya melalui berbagai pelatihan
lokakarya dan

skema program kerjasama dengan perguruan tinggi untuk

meningkatkan citra Balitbang dalam menjawab berbagai permasalahan pendidikan


yang berkembang di masyarakat,

dan memberikan rekomendasi kepada para

pengambil kebijakan di lingkungan Kemdikbud. Balitbang diharapkan lebih siap


dalam memprediksi potensi masalah yang ada sehingga ke depan perlu mengarah
pada analisis kebutuhan dan keunggulan organisasi secara kompeten (paradigma
futuristik).

1 ,Sekretariat Balitbang Kemdikbud, Perkuat Integrasi Penelitian, Balitbang Kemdikbud


Libatkan Perguruan Tinggi, 2012

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian mengenai bagaimana Kepuasan Peneliti di Balitbang Kemdikbud Jakarta yang
difokuskan pada Citra Organisasi Kemdikbud. Dari rumusan ini kemudian dapat
diidentifikasi permasalahan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta?
2. Bagaimana Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta?
3. Berapa besar kualitas produk penelitian dengan dimensi kinerja di Balitbang
Kemdikbud Jakarta dalam upaya meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud
Jakarta?
4. Berapa besar

kualitas produk penelitian dengan dimensi fitur

di Balitbang

Kemdikbud Jakarta dalam upaya meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud


Jakarta?
5. Berapa besar kualitas produk penelitian dengan dimensi durability di Balitbang
Kemdikbud Jakarta dalam upaya meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud
Jakarta?
6. Berapa besar kualitas produk penelitian dengan dimensi konsistensi di Balitbang
Kemdikbud Jakarta dalam upaya meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud
Jakarta?
7. Berapa besar

kualitas produk penelitian dengan dimensi desain di Balitbang

Kemdikbud Jakarta dalam upaya meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud


Jakarta?
1.3Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Bagaimana Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta
2. Bagaimana Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta?
3. Berapa besar kualitas produk penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta terhadap
Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta?

1.4

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

pemasaran organisasi khususnya di dunia pendidikan


1.5

Ruang Lingkup
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, dan biaya, serta untuk menjaga

agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup
peneliti serta tenaga ahli di Balitbang Kemdikbud Jakarta.
1.6

Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab yaitu,

sebagai berikut :
BAB

: PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan
sistematika penulisan

BAB

II

: LANDASAN TEORITIS
Merupakan bab yang berisikan tentang landasan teoritis yang diuraikan
tentang pengertian dan kepuasan produk, pengukuran kepuasan, faktor yang
mendorong kepuasan, serta citra dari dari perusahaan yang bersangkutan.

BAB

III : METODE PENELITIAN


Merupakan bab yang berisikan tentang model dan metode analisis, objek

penelitian serta teknik analisis data


BAB

IV : HASIL PENELITIAN
Merupakan bab yang berisikan tentang hasil analisis data dan pembahasan.

BAB

: PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan ini

yang dapat membantu perusahaan maupun organisasi.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1

Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Produk


Menurut Kotler dan Armstrong (2006: .299), product quality is the
abilityof a product to perform its function, it includes the products several
durability,reliability, precision, ease of operation and repair, and other
valued attributes. Jadi kualitas produk adalah kemampuan produk untuk
menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk,
keandalan, kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai
yang lainnya. Kualitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu
sudut pandang internal dan sudut pandang eksternal.
Juran, (2004: 40) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kecocokan penggunaan
produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan
penggunaan itu didasarkan atas lima ciri utama, yaitu
a.
b.
c.
d.
e.

Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan


Psikologis, yaitu citra rasa atau status
Waktu, yaitu kehandalan
Kontraktual, yaitu adanya jaminan
Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur

Menurut Nasution (2004:40), Kecocokan dalam menggunakan suatu produk adalah


apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya yang lama, produk yang digunakan
akan meningkatkan citra atau status konsumen yang menggunakannya, produk tidak mudah
rusak, adanya jaminan kualitas (quality assurance) dan sesuai etika bila digunakan.

Sedangkan dari sudut pandang pemasaran kualitas diukur dengan


persepsi pembeli, sesuai dengan pernyataan Kotler dan Armstrong
(2001:279), From marketing point of view, quality should be measured in
terms of buyers perceptions. Sudut pandang yang digunakan untuk
melihat kualitas produk adalah sudut pandang eksternal.
Adam & Ebert (2002: 256) yang dikutip dalam Jurnal Quality is the
customers perception. Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya
kualitas

suatu

produk

itu

berdasarkan

persepsinya.

Suatu

produk

dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.


Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan pengalaman mereka terhadap
produk dan jasa, jadi kualitas produk adalah kemampuan suatu produk
dalam

menjalankan

gabungan

dari

fungsinya,

daya

tahan,

yang

merupakan

keandalan,

suatu

ketepatan,

pengertian
kemudahan

pemeliharaan serta atribut-atribut.


2.1.2 Perencanaan Kualitas
Pada hakekatnya tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan para pelanggan. Dalam pendekatan Total Quality
Management,

kualitas

ditentukan

oleh

pelanggan.

Setiap

usaha

menajemen didalam TQM diarahkan pada tujuan yang sama, yaitu


terciptanya kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan menurut Bounds
(2009) terdapat beberapa manfaat diantaranya :
a. Hubungan antara pelanggan dan perusahaan menjadi harmonis.
b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

c. Memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan


perusahaan.
d. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan.
e. Laba yang di peroleh menjadi semakin meningkat.
Saat ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan adalah
faktor penentu suatu usaha bisnis, oleh karena itu semakin banyak pihak yang menaruh
perhatian terhadap hal ini. Setiap hal yang berhubungan dengan kepuasan atau
kepentingan pelanggan adalah pemasaran, konsumen dan peneliti perilaku konsumen.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis, yang mana bisa dilihat dengan
semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam pemenuhan harapan dan keinginan
konsumen, sehingga tiap unit usaha bisnis harus dapat menempatkan orientasi pada
kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.
Dengan semakin banyaknya unit usaha yang menawarkan produk dan jasa, maka
konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih. Hak hak konsumen pun mulai
mendapatkan perhatian besar, terutama yang berhubungan langsung dengan pemakaian
barang atau jasa tertentu. Dengan semakin banyaknya bermunculan perlindungan
konsumen yang kesemuanya memiliki tujuan memperjuangkan hak konsumen, etika
bisnis dan kesadaran dan kecintaan akan lingkungan. Dengan mempelajari kepuasan
pelanggan adalah sebuah upaya dalam rangka strategi bertahan dalam bisnis dan dapat
juga dikatakan sebagai upaya pemecahan yang maksimum dari pemenuhan kepuasan para
pelanggan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu
suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di mana faktor-

faktor ini akan dapat menentukan bahwa suatu produk dapat


memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak, faktor-faktor
tersebut menrut Bounds (2009) antara lain :
a. Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam
perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung
terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Maka aspek manusia perlu mendapat
perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan
latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian Jamsostek,
kesejahteraan, dan lain-lain.
b. Manajemen
Tanggung jawab atas mutu produksi dalam perusahaan
dibebankan kepada beberapa kelompok yang biasa disebut
dengan Function Group. Dalam hal ini pimpinan harus melakukan
koordinasi yang baik antara function group dengan bagian-bagian
lainnya dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya koordinasi
tersebut maka dapat tercapai suasana kerja yang baik dan
harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan dalam
pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk
mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk
yang dihasilkan.
c. Uang
Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan kadang
mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di mana faktor-faktor ini akan
dapat menentukan bahwa suatu produk dapat memenuhi standar
yang telah ditentukan atau tidak, faktor-faktor tersebut antara
lain :
d. Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam
perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung
terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Maka aspek manusia perlu mendapat
perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan
latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian Jamsostek,
kesejahteraan, dan lain-lain.
e. Manajemen
Tanggung jawab atas mutu produksi dalam perusahaan
dibebankan kepada beberapa kelompok yang biasa disebut
dengan Function Group. Dalam hal ini pimpinan harus melakukan

koordinasi yang baik antara function group dengan bagian-bagian


lainnya dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya koordinasi
tersebut maka dapat tercapai suasana kerja yang baik dan
harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan dalam
pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk
mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk
yang dihasilkan.
2.1.3 Dimensi Kualitas Produk
Menurut Gravin dalam Durianto (2004 :38) mengemukakan bahwa konsep produk,
produsen dalam memasarkan produk harus berpikir melalui tahapan dimensi, yaitu :
1. Performance (Kinerja)
Kinerja adalah Kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau
karaktertistik operasi dari suatu produk. Kinerja disini merujuk pada karakter produk
inti yang meliputi merek, artibut-artibut yang dapat diukur, dan aspekaspek kinerja
individu. Dimensi paling dasar dan berhubungan dengan fungsi utama suatu produk.
Konsumen akan kecewa jika harapan mereka akan dimensi ini tidak terpenuhi.
2. Feature (Fitur)
Fitur adalah ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yangmerupakan
karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baikbagi pelanggan.
Dapat berbentuk produk tambahan dari produk inti yang dapat menambah nilai suatu
produk. Keragaman produk biasanya diukur oleh masingmasing individu (dalam hal
ini konsumen) yang menunjukan adanya perbedaan kualitas produk atau jasa. dapat
dikatakan sebagai aspek sekunder. Karena perkembangan fitur ini hampir tidak
terbatas sejalan dengan perkembangan teknologi, maka fitur menjadi target para
produsen untuk berinovasi dalam rangka memuaskan pelanggan.
3. Durability (Keawetan)
Keawetan adalah tingkat ketahanan atau berapa lama produk dapat digunakan.Ukuran
suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara ekonomis,ketahanan
diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan yang
diperoleh sebelum terjadinya kerusakaan dan keputusaan untuk pergantian produk.
Secara teknis ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah kegunaan yang
diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Dimensi kualitas produk
keempat yang menunjukan suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara
teknis maupun waktu. Produk disebut awetkalau bertahan setelah berulang kali
digunakan atau sudah lama sekali digunakan
4. Conformance (Konsistensi)
Konsistensi adalah dimensi ini menunjukan seberapa jauh suatu produk dapat
menyamai standar atau spesifikasi tertentu.
5. Design (Desain)
Design adalah keindahan menyangkut corak, rasa, dan daya tarik produk. Design
suatu produk dilihat dari bagaimana suatu produk didengar konsumen, bagaimana
penampilan luar suatu produk seperti bentuk,rasa dan bau. Design merupakan diemnsi
pengukuran yang paling subjektif. Dimensi yang unik dan banyak menawarkan aspek
emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.

2.1.3

Citra Organisasi
Berbagai definisi mengenai citra ditemukan dalam literatur marketing maupun
psikologi. Citra dideskripsikan sebagai pengetahuan subjektif (Boulding, 1956:21),
sebagai sebuah perilaku (Hirschman et al., 1978:13) dan sebagai kombinasi dari
karakteristik produk yang berbeda dari fisik produk namun diindetfikasikan sebagai
bagian produk. (Erickson et al., 1984:14). Citra juga didefiniskan sebagai kesan
keseluruhan (overall impression) yang berada di benak konsumen (Zimmer and
Golden,1988:45) dan sebagai konfigurasi kognitif idiosinkratik (Mazursky and
Jakoby,1986:87). MacInnis dan Price (1987:44) bersama dengan Yuille dan Ctachpole
(1977:12) menggambarkan pembentukan citra sebagai prosedur dimana ide, perasaan
dan pengalaman dengan suatu organisasi terseimpan dalam memory ingatan.
Sidney Levy dari Northwestern University memperkenalkan konsep citra di
tahun 1955 dan telah diterapkan dalam berbagai objek. Pertama adalah citra
perusahaan/organisasi yaitu bagaimana orang memandang keseluruhan perusahaan.
Kedua adalah citra produk yaitu bagaimana orang memandang kategori produk
tertentu. Ketiga adalah citra merek yaitu bagaimana orang memandang suatu merek
tertentu dalam kompetisinya dengan merek lainnya (Levy,Sidney, 1955:96).
Berbicara mengenai citra perusahaan telah banyak sekali pengertian mengenai
citra perusahaan yang diantara para ahli komunikasi perusahaan dan prakstisi (Abratt,
1989; Davies et al,2001:55). Seringkali kata citra diartikan sebagai identitas atau
reputasi atau dalam arti yang lebih sempit diartikan sebagai persepsi internal dari
perusahaan yang diyakini oleh karyawan (Kennedy,1977:31). Menurut Davies et al
(2001:50) dikatakan bahwa citra diartikan sebagai pandangan mengenai perusahaan
oleh para pemegang saham eksternal, khususnya oleh para pelanggan. Hal ini berbeda
dengan pendapat yang mengatakan bahwa citra adalah pandangan internal mengenai

perusahaan yang menurut mereka harus dilabelkan sebagai identitas (Albert an


Whettens 1985:21).
Menurut Gronroos (1984:73) citra perusahaan dibangun oleh kualitas teknikal
yaitu apa yang pelanggan terima dari pengalaman sebelumnya dan kualitas funsional
yaitu cara bagaimana servis diberikan kepada pelanggan. Sedangkan Gregory
1991:22; Sobol et al, 1992:45 ;Fombrun, 1996:52 ; Keller,1998:44 mengatakan bahwa
bahwa kredibilitas korporate merupakan bagian dari pembentuk citra perusahaan.
Konsumen yang mempersepsikan perusahaan sebagai perusahaan dengan citra baik
akan terdorong untuk membeli produk dari perusahahaan (keller, 1998:77).
Sedangkan Cristensen dan Askegaard 1999:52; Fatt et all.2000:98; Harris dan de
Chernatony 2001:61; Lewis, 2001;66 mengatakan bahwa citra perusahan dibentuk
dari mulitple atribute oleh karena itu atribute tersebut perlu diukur. Iklan dapat
berpengaruh pada persepi perusahaan pada konsumen (Lundstrom dan Sciglimpaglia
1977:11). Persepsi ini dikonseptualisasikan sebagai citra perusahaan (Dicter
1985:99;Gatewood,Gowan dan Lautenschlager 1993:32).Sehingga citra perusahaan
adalah total impresi (kesan) yang dibuat oleh keseluruhan entitas (seperti iklan) di
benak individual konsumen (Dicter, 1985:87).
Dua komponen yang prinsipal dari citra adalah fungsional dan emosional
(Kennedy, 1977:64). Komponen fungsional berhubungan dengan sesuatu yang terlihat
(tangible cue) yang dapat diukur dengan mudah, sedangkan komponen emosional
diasosiasikan dengan psikologis yang dimanifestasikan melalui perasaan dan perilaku
(Kennedy, 1977:11). Citra dideskripsikan sebagai jaringan hirarki bermakna yang
tersimpan dalam memory dengan rentang mulai dari kesan umum holistik sampai
elaborasi evaluasi dari objek dan pengertian ini berkaitan dengan nilai personal dari
individu (Individual personal values).

Keinginan sebuah orgnanisasi untuk mempunyai citra yang baik sasaran


berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolahan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar
organisasi dapat menetapkan dalam mewujudkanya pada obyek dan mendorong
prioritas pelaksanan. Menurut Philip Kotler, Citra adalah seperangkat keyakinan, ide,
dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek(1997:259).Sutisna
mengemukakan,Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk
dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu(2001:83). Citra
didifinisikan Buchari Alma(2002:317 ). sebagaikesan yang diperoleh sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman seseorang

tentang sesuatu Definisi citra menurut

Rhenald Khasali(2003:23).,yaitu ,kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu


kenyataan Berdasarkan pendapat-pandapat tersebut ,citra menunjukan kesan suatu
obyek terhadap obyek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu
dari berbagai sumber terpercaya. Terdapat tiga hal penting dalam citra,yaitu :kesan
obyek ,proses terbentuknya citra dan sumber terpercaya.Obyek meliputi lndividu
maupun perusahaaan yang berdiri dari sekelompok orang didalamnya. Citra dapat
terbentuk dengan memproses informasi yang tidak menutup kemungkinan terjadinya
perubahan citra pada obyek dari adanya penerimaan informasi setiap waktu. Besarnya
kepercayaan obyek terhadap sumber informasi memberikan dasar penerimaan atau
penolakan informasi. Sumber informasi dapar berasal dari perusahaan secara langsung
dan atau pikhak-pihak lain secara tidak langsung. Citra perusahaan menunjukkan
kesan obyek terhadap perusahaan yang terbentuk dengan memproses informasi setiap
waktu dari berbagai sumber informasi terpercaya.
Pentingnya citra perusahaan dikemukakan Gronroos (Sutisna, 2001: 332)
sebagai berikut :

1.

menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif


memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan
secara efektif sedangkkan citra negative sebaliknya.

2.

sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan.


Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau
fungsional sedangkan citra negarif dapat memperbesar kesalahan tersebut.

3.

sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas


pelayanan perusahaan.

4.

mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal.


Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan
terhadap perusahaan.
Menurut Rhenald Kasali, Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar

perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di dalamnya terus mengembangkan


kreatiivitas bahkan memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain
(2003:30). Handi Irawan menyebutkan, Ciitra perusahaan dapat memberikan
kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati
penerimaan lebih tinggi dibandingkan pesaing, membuat kepercayaan pelanggan
kepada perusahaan. Buchari Alma menegaskan bahwa, Citra dibentuk berdasarkan
impresi, berdasar pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu sebagai
pertimbangan untuk mengammbil keputusan (2002:318). Sedangkan pentingnya citra
perusahaan dalam pandangan David W. Cravens disebutkan, citra atau merek
perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi tingkat
kepuasan konsumen (Alih bahasa Lina Salim, 1996:9). Perasaan puas atau tidaknya
konsumen terjadi setelah mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan
yang diawali adanya keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan keberadaan

citra perusahaan yang baik penting sebagai sumber daya internal obyek jdalam
menentukan hubungannya dengan perusahaan.
Konsisten dengan arti telah dikemukakan, citra perusahaan merupakan hal
yang abstrak. Sutisna mengatakan, Satu hal yang dianalisis mengapa terlihat ada
masalah citra perusahaan adalah organisasi dikenal atau tidak dikenal (2001:334).
Dapat dipahami keterkenalan perusahaan yang tidak baik menunjukkan citra
perusahaan

yang

bermasalah.

Masalah

citra

perusahaan

tersebut,

dalam

keberadaannya berada dalam pikiran dan atau perasaan konsumen. Menurut Robinson
dan Barlow, Corporate image may come from direct experience (Michael K. Hui,
1991:2). Philip Kotler mengemukakan, Secara berkala perusahaan harus mesurvey
publiknya untuk mengetahui citra (1987:460). Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, keberadaannya citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya
komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu
atau kedua hal tersebut. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman
memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.
Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam citra perusahaan yang bersumber dari
upaya komunikasi perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut
Hawkins et all (2000: 126) diperlihatkan pada gambar sebagai berikut :

Exposure

Attention

Image

Comprehensif

Behavior

Gambar 3.3 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan


Sumber : Hawkins et all (2000: 126) Consumer Behavior : Building Market Strategy
Berdasarkan Gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada
beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang
dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan
upaya perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek mencoba
memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra
perusahaan pada obyek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk
akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.
Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan
memerlukan keberadaan secara lengkap. Informasi yang lenglkap dimaksudkan
sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran.
Rhenald Kasali(2003:28).

mengemukakan, Pemahaman yang berasal dari suatu

informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna Menurut
Shirley Harrison (1995:71) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan
meliputi empat elemen sebagai berikut :
1.

Personality
Keseluruhan karateristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti
perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab
sosial.

2.

Reputation
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah
bank.

3.

Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan
seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat
tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.

4.

Corporate Identity

Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap


perusahaan seperti logo, warna, dan slogan.

2.2.4

Kerangka Pemikiran
Keterkaitan antara kualitas produk dengan citra organisasi di Balitbang terkait
dengan tupoksi para peneliti di instansi ini dimana sebagai peneliti mempunyai tugas
dan kewajiban untuk menghasilkan produk-produk penelitian yang berkualitas,
dimana untuk menghasilkan produk penelitian yang memuaskan semua pihak
terutama masyarakat diperlukan loyalitas serta kapabilitas yang tinggi dari peneliti,
sehingga kinerja peneliti akhirnya dapat dinilai dari sejauh mana produk penelitian
yang dihasilkan memberi kepuasan terhadap masyarakat serta memberikan kontribusi
terhadap dunia pendidikan di Indonesia, yang pada akhirnya citra organisasi Balitbang
menjadi bernilai tinggi dimata masyarakat.
Dimana tujuan

orgnanisasi

Balitbang untuk mempunyai citra yang baik

sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolahan upaya yang perlu dilaksanakan, salah satunya yaitu adanya respon
kualitas kerja penelitian yang dihasilkan serta loyalitas para penelitinya.
Sehingga paradigma dari penelitian Kualitas Produk Penelitian di Balitbang
Kemdikbud Jakarta dalam meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
digambarkan seperti berikut ini:

Balitbang Kemdikbud Jakarta

Kualitas Hasil Penelitian

Bagaimana Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta dalam meningkatkan Cit
Bagaimana pelaksanaan pemenuhan
Kualitas Hasil Kualitas
Penelitianproduk Penelitian dalam meningkatkan Citra Bal
Kendala apa saja yang muncul pada upaya pemenuhan Kualitas produk Penelitian dalam meni

Ku
Citra Organisasi

Model Kualitas

Teori Kotler

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Model dan Metode Analisis


Model dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai Prescriptive Research Model, yaitu

meodel yang mengidentifikasi variabel terikat dan tidak terikat, memfokuskan pada pengertian
hubungan eksplisit dan implisit diantara variabel. Sedangkan meetode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode eksplanatori, yaitu suatu metode penelitian yang menjelaskan
hubungan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat kemudian data yang diperoleh
diolah dan disusun sampai diperoleh kejelasan tentang hubungan pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat. Singarimbun (1995:5) mengatakan bahwa apabila peneliti ingin menjelaskan
hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis maka dinamakan penelitian penjelasan
(explanatory research).
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode survei, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok. Cooper (1997: 287) mengemukakan bahwa mensurvey adalah mengajukan pertanyaan
pada orang-orang dan merekam jawabannya untuk dianalisis. Penelitian survei digunakan untuk
mengumpulkan suatu data besar yang dikerjakan dalam suatu kelompok, Menurut kategori tujuan
penelitian, penelitian ini merupakan survey verifikatif. Dari hasil Penelitian ini akan memberikan
gambaran bagaimana variable-variabel kualitas produk
variabel Citra Balitbang Kemdikbud

penelitian memberikan pengaruh kepada

3.2

Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik dengan

analisis jalur, yaitu untuk mengukur pengaruh variabel independen yaitu kualitas produk
penelitian terhadap variabel dependen citra organisasi, untuk menganalisis hubungan sebab
akibat dari variabel-variabel penelitian tersebut.
Mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan model skala likert di mana
skala datanya ordinal, maka harus dilakukan transformasi data menjadi data interval sesuai
dengan method of succesive interval (Harun Al Rasyid, 1993/94:131). Transformasi ini
bertujuan untuk mengubah skala pengukuran ke dalam skala pengukuran yang tingkatannya
lebih yaitu data berskala ordinal menjadi interval sehingga data yang diperoleh memenuhi
asumsi yang dituntut dalam perhitungan statistik parametric yang akan digunakan dalam
menganalisis data dengan menggunakan analisis jalur.
Langkah-langkah dalam melakukan transformasi data dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Berdasarkan jawaban responden, untuk setiap pernyataan dihitung frekuensi setiap


pilihan jawaban

2.

Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan yang dihitung


proporsi setiap pilihan jawaban

3.

Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan dihitung proporsi komulatif


untuk setiap pilihan jawaban

4.

Untuk setiap penyataan ditentukan nilai batas untuk setiap pilihan jawaban

5.

Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut :
Scale =

Kepadatan batas bawah kepadatan batas atas______


Daerah di bawah batas atas daerah di bawah batas bawah

6.

Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan :
Score = scale value + scale value minimum +1
struktur lengkap hubungan sebab akibat pada analisis jalur dapat digambarkan sebagai berikut :

YX1
YX1
YX1
YX1

Y
rX1X5

rX1X5
rX1X5

YX1
rX1X5

rX1X5

rX4X5

Gambar 3.1
Model Pengaruh Kualitas Produk Penelitiaan(X) Terhadap Citra Organisasi (Y)
Keterangan :
X1

= dimensi Kinerja

X2

= dimensi Fitur

X3

= dimensi Durability

X4

= dimensi Konsistensi

X5

= dimensi Disain

= dimensi Citra Organisasi

= Besarnya pengaruh lain terhadap Y selain X1, X2 , X3, X4 ,dan X5 yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini

YX1

= Besarnya pengaruh X1 terhadap Y

YX2

= Besarnya pengaruh X2 terhadap Y

YX3

= Besarnya pengaruh X3 terhadap Y

YX4

= Besarnya pengaruh X4 terhadap Y

YX5

= Besarnya pengaruh X5 terhadap Y

rXiXj

= Korelasi antara Xi dan Xj

a. Langkah- langkah Menghitung Koefisien Jalur


Untuk menghitung koefisien jalur pada stuktur hubungan yang digunakan dalam pengujian
hipotesis dilakukan berdasarkan matriks invers korelasi, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1.

Menghitung koefisien korelasi sederhana antar variabel, melalui rumus sebagai berikut :
n

rX i X j

h 1

h 1

h 1

; i j 1, 2, ..., k

h 1

[n X ( X ih ) ][ n X
2
ih

h 1

2.

n X ih X jh X ih X jh
2
jh

h 1

( X jh ) ]
2

h 1

Membentuk matriks korelasi antara variabel


Nilai koefisien korelasi antar variabel dibentuk ke dalam matriks korelasi sebagai berikut :
X1

X2

...

Xk

rX X
1 1

rX X
1 2

...

rX X
1 k

X1

rX X
2 2

3.

4.

...

rX X
2 k

X2

...

...

rX X
k k

Xk

Menghitung matriks invers korelasi antar variabel


X1

X2

...

Xk

CRX X
1 1

CRX X
1 2

...

CRX X
1 k

X1

CRX X
2 2

...

CRX X
2 k

X2

...

...

CRX X
k k

Xk

Menghitung koefisien jalur dengan rumus:

pYX i

CR YXi
CR YY

; i 1, 2, ..., k

Keterangan :

5.

pYX =
i

Koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y

CRYX =
i

Sel pada baris ke-Y dan kolom ke-Xi dari matriks invers Korelasi

CRYY =

Sel pada baris ke-Y dan kolom ke-Y dari matriks invers korelasi

Menghitung koefisien determinasi tiap variabel (RYXi)


RYXi = pYXi.rYXi

6.

Menghitung koefisien determinasi multipel dengan rumus:

2
RYX

1... X k

7.

p
i 1

YX i

rYXi

Menghitung tingkat signifikan pengaruh tiap produk dengan rumus:


ti

pYXi
(1 R

2
YX1 ... X k

) CR ii

; i = 1, 2, . . ., k

n k 1

8.

Menghitung koefisien jalur variabel lain dengan rumus :

PY

1 R 2 Y ( X 1 X 2 ... X k )

Besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat disebut dengan
koefisien jalur dan diberi simbol pX iXj. Besarnya pengaruh dari X 1 terhadap Y dinyatakan oleh
besarnya nilai numerik koefisien jalur yaitu p YX1, pengaruh dari X2 terhadap Y dinyatakan dengan
pYX2, dan seterusnya. Pengaruh variabel-variabel lain di luar variabel X 1 dan X2 terhadap Y adalah
pY.

b.

Penjabaran dalam Analisis Jalur


Pengaruh langsung variabel penyebab Xi terhadap variabel akibat Y (YXiY) = pYX x
i

pYX . Pengaruh tak langsung variabel penyebab X i terhadap Y melalui Xj (YXiXjY) =


i
pYX .pX X .pYx . Jumlah Pengaruh langsung dan tak langsung Xi terhadap Y melalui Xj =
i i j
j

pYX .pYX + pYX .pX X .pYx . Pengaruh variabel lain diluar model (galat) : pY = (1i
i
i i j
j

2
RYX
1... X k

c.

Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan telah ditentukan hipotesis penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap Citra Organsiasi Balitbang
Kemdikbud Jakarta.

2. Terdapat pengaruh yang antara loyalitas organisasi terhadap Citra Organsiasi Balitbang
Kemdikbud Jakarta.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan loyalitas organisasi terhadap Citra
Organsiasi Balitbang Kemdikbud Jakarta.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis jalur (Path
Analysis). Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur yang sesuai dengan paradigma
yang mencerminkan hipotesis tersebut. Karena pada dasarnya hubungan struktural antar variabel
menggambarkan suatu regresi ganda (multiple regression), maka persamaan linier yang mendasari
perhitungan koefisien jalur seperti yang dikemukakan oleh Ching Chun Li (1981:113), adalah sebagai
berikut :
Y = PYX1X1 + PYX2X2 + PYX2X3+
a. Pengujian Secara Keseluruhan
Hipotesis pada pengujian secara keseluruhan ini adalah :
Ho : PYX = PYX = . . . = P YXk = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh variabel penyebab terhadap
1
2
variabel akibat
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi 0, yaitu terdapat satu atau lebih pengaruh variabel
penyebab terhadap variabel akibat

Rumus pengujian pada koefisien jalur secara keseluruhan :

( n k 1) pYX i rYX i
i 1

k (1

YX i

rYX i )

Statistik uji di atas mengikuti distribusi F-Snedecor dengan derajat bebas penyebut (v 1=k) dan
derajat bebas pembilang (v2=n-k-1), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
penelitian
Kriteria pengujian :
Tolak Ho jika p-value , lainnya terima jika p-value > .
b. Pengujian Secara Individual
Apabila pada pengujian secara keseluruhan Ho ditolak berarti sekurang-kurangnya ada
sebuah PYX 0. Untuk mengetahui PYX mana yang sama dengan nol, atau untuk menguji hipotesis
i
i
konseptual yang diajukan, maka dilakukan pengujian secara individual.
Langkah kerja pada pengujian koefisien jalur ini adalah menentukan hipotesis statistik yang
akan diuji sebagai berikut:
Ho : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat,
i
melawan
H1 : PYX 0, yaitu terdapat pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat.
i

Statistik uji yang digunakan adalah statistik t i berdasarkan nilai-nilai matriks invers korelasi
yaitu :

ti

pYX i
2
(1 RYX
)CR ii
1 ... X k

n k 1

; i = 1, 2, . . ., k

Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-1, di mana;

2
YX1... X k

pYXi

pYXi rYXi
i 1

CR YXi
CR YY

; i 1, 2, ..., k
= koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari variabel

penyebab Xi terhadap variabel akibat Y


n

rX i X j

n X ih X jh X ih X jh
h 1

h 1

[n X ( X ih ) ][n X
2
ih

h 1

R2YX ...X =
1 k

h 1

; i j 1, 2, ..., k

h 1

h 1

2
jh

( X jh ) ]
2

h 1

koefisien determinasi yang menyatakan determinasi total dari semua variabel

penyebab terhadap variabel akibat.


CRii =

merupakan unsur pada baris ke-i dan kolom ke-i dari matriks invers korelasi

Hasil perhitungan ini, jika hasil pengujian secara individu menunjukkan bahwa terdapat
variabel yang tidak berpengaruh, untuk mendapatkan koefisien jalur baru, dilakukan
perhitungan ulang tanpa melibatkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Unit analisis adalah Pegawai Balitbang Kemdiknas, dengan jumlah populasi adalah misalnya
300 orang. Adapun jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut:

Tabel 3.2.
Populasi Penelitian

No

Gol

Gol

Gol

Gol

Jumlah

II

III

IV

(orang)

BALITBANG KEMDIKNAS

1
2
3
4
5
6
Jumlah

300

Sumber Data: Balitbang Kemdikbud, 2011.


3.3.2 Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified sampling adapun stratanya
berdasarkan tingkat golongan III dan IV pada Balitbang Kemdiknas. Untuk menentukan besarnya
sampel minimal digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui populasi N=300

1
2
no

2.BE

Dengan = 0,05 bound of error = 5%

1 0,05
Z
2

2.BE

1,96

0,1

Z 0,475

2(0,05)

(19,6) 2 384,16

Diketahui syarat ukuran sampel :


1. Jika no < 0,05 N, maka ukuran sampel = 384,16
0,05 N = 0,05 (300) = 15

no = 15

Artinya no > 0,05 N, sehingga syarat No. 1 tidak terpenuhi dan dilanjutkan pada
pengujian ke-2
2. Jika no > 0,05 N, maka
no

N =

no 1

1+

1+

=
=

382,16

382,16-1
300

382,16
1 + 1,271
168,278

Mengingat n merupakan bilangan diskrit, maka ukuran sampel n 169.


Untuk ukuran sampel pada setiap instansi berdasarkan golongan pegawai menggunakan
langkah proporsional dengan rumus:

Ni
x n
N

= sampel yang diambil

Ni

= Sub populasi pada strata ke-i

= Total populasi

Mengingat penelitian ini tersebar pada berbagai instansi, Mazmanian dan Sabatier (1983:11)
mengatakan bahwa: Untuk mengkaji kebijakan ada tiga perspektif objektif yang perlu dijadikan
kajian, yaitu pembuat kebijakan, aparat pelaksana, dan masyarakat.

Maka pegawai Balitbang

keseluruhan memiliki peluang untuk dijadikan sampel dengan mengacu pada rumus di atas.

Adapun penyebaran sampel berdasarkan rumus tersebut disajikan pada tabel 3.3. sebagai
berikut:
Tabel 3.3.
Penyebaran Sampel
No

Golongan

Instansi

III

IV

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
169

Jumlah
Sumber Data: Balitbang Kemdikbud, 2014

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik dan Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dapat dijelaskan pada tebel berikut ini:
Tabel 3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Kuesioner
1. Data
mengenai
Balitbang.

Observasi

Media Cetak dan Media


Elektronik

2. Data mengenai Kualitas


Produk
Penelitian
Balitbang Kemdikbud

4. Data mengenai Citra


Organisasi
Balitbang
Kemdikbud

5. Informasi

lain

tentang

Kuesioner

Observasi

Media Cetak dan Media


Elektronik

Balitbang Kemdikbud.

Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui kuesioner dan wawancara mengenai
pengaruh kualitas produk terhadap citra Balitbang Kemdikbud Jakarta..

1.

Kuesioner
Pengisian kuesioner dengan sifat pernyataan tertutup yang ditujukan kepada Pegawai Balitbang
Kemdiknas Jakarta. Pertanyaan yang diajukan dalam kuensioner ini berbentuk pertanyaan tertutup
dimana masing-masing jawaban diukur berdasarkan pengukuran skala Likert, dimana variabel
Kepuasan kerja

(X1) dan variabel Loyalitas peneliti(X2) sebagai variabel bebas dan yang

menjadi variabel terikat adalah Citra Organisasi (Y) diukur dalam skala likert.
2.

Wawancara
Wawancara dilakukan dengan peimpinan dan pegawai Balitbang Kemdikbud Jakarta guna
mendapat informasi dan keterangan mengenai materi penelitian.

3.5

Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas Kuesioner


Uji validitas bertujuan untuk menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur
atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur
apa yang akan diukur dalam suatu penelitian (Singarimbun, 1995:124). Alat ukur yang absah akan
mempunyai validitas yang tinggi, demikian juga sebaliknya. Untuk menguji validitas alat ukur atau
instrumen penelitian, terlebih dahulu dicari nilai (harga) korelasi dengan menggunakan Rumus
Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut:

rs

n X

n XY X Y
2

n Y

Keterangan:
rs

: Koefisien korelasi

: Jumlah responden

: Jumlah skor total seluruh item

: Jumlah skor tiap item

Menurut Sugiyono (2003:124) syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat bahwa item
kuesioner penelitian valid adalah kalau r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas didefinisikan sebagai parameter yang menyatakan keandalan alat ukur. Alat ukur
yang handal berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur hal yang sama berkali-kali
dan akan menghasilkan data akurat yang sama. Didalamnya memuat pula konsistensi suatu alat ukur
untuk mengukur pada kondisi pengujian-pengujian lain yang sejenis. Pengujian reliabilitas dapat
digunakan dengan menggunakan Metode Alpha Cronbach.
Untuk menguji digunakan Alpha Cronbach, dengan rumus:

b2

k
r11
1
2

k 1
t

Dimana
r11 = reliabilitas instrumen
k

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b = jumlah varians butir


t = jumlah varians total
Selanjutnya diuji signifikansinya dengan kriteria pengujian bahwa : koefisien reliabilitas
dianggap signifikan jika harga r hasil perhitungan >0,7

3.6

Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu Kualitas Produk peneliti , dan satu

variabel terikat, yakni: Citra Balitbang Kemdikbud, Operasionalisasi variabel-variabel tersebut dapat
dijelaskan seperti pada tabel- tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kualitas Produk (X1)
Indikator
Variabel

Kualitas
Produk
(Gravin
dalam
Durianto
(2004))

Dimensi

1. Performance
(Kinerja)

Skala

Kesesuaian
produk ordinal
dengan fungsi utama
produk itu sendiri
Kesesuaian
hasil
produk
penelitian
dengan karaktertistik
balitbang.
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi
judul
penelitian
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi
artibutartibut yang dapat
diukur,
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi aspek-aspek
kinerja individu.
Memenuhi
Fungsi
utama sebagai suatu

Indikator
Variabel

Dimensi

Skala

2. Feature
(Fitur)

produk penelitian.

3. Durability
(Keawetan)

4. Conformanc
e
(Konsistensi)

ciri khas produk


Beda produk dengan
yang lain
Memiliki nilai suatu
produk.
Memiliki Keragaman
produk.
Produk
sejalan
dengan
perkembangan
teknologi,
Produk
yang
memuaskan
produk
dapat
digunakan
dalam
jangka waktu yang
lama
segi ekonomis
segi teknis.
usia
ekonomis
produk penelitian
kegunaan
yang
diperoleh
keputusaan untuk
pergantian
produk
penelitian .
kegunaan
yang
diperoleh seseorang
sebelum mengalami
penurunan kualitas.
siklus produk, baik
secara
teknis
maupun waktu.
Penelitian
relevan
dengan
perkembangan

Indikator
Variabel

Dimensi

Skala

jaman

5. Design
(Desain)

Produk
penelitian
memiliki standar
produk
penelitian
memiliki
standar
spesifikasi
yang
disyaratkan.
daya tarik design
luar
produk
penelitian.
Produk
penelitian
menjadi
perhatian
masyarakat
penampilan produk.
Keunikan
produk
penelitian

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Citra Organisasi (Y)


Indikator
Variabel

Citra

Dimensi

1.

Personalit
y

Organisasi(Shirley

Skala

1.

Dapat
dipercaya

2.

Mempunya
i tanggung
jawab sosial

3.

Kepercaya
an
masyarakat

Harrison ,
1995:71)

2.

Reputatio
n

ordinal

ordinal

Indikator
Variabel

Dimensi

Skala

4.

3.

Value

4.

Corporate
Identity

Nama baik

5.

Sikap
Peneliti yang
peduli
terhadap
masyarakat

6.

Peneliti
yang cepat
tanggap
terhadap
permintaan
maupun
keluhan
masyarakat

7.

Nama

8.

Logo,

9.

Warna

10.
3.7

ordinal

Slogan

Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan

kerangka pemikiran, maka hipotesis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah Terdapat
pengaruh kualitas produk penelitian terhadap pembentukan citra Balitbang Kemdikbud.

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian


3.7.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Balitbang Kemdikbud Jakarta. Alasan peneliti memilih
lokasi penelitian tersebut karena Balitbang Kemdikbud Jakarta merupakan organisasi yang
lebih mengkhususkan kepada bidang Penelitian dan Pengembangan dimana kualitas produk
penelitian serta citra organisasi Balitbang merupakan

hal yang saling berkaitan

dan

merupakan salah satu bidang ilmu marketing yang menarik untuk diteliti pada suatu
organisasi pemerintah.

3.7.2 Waktu dan Jadwal Penelitian


Tabel Waktu dan Jadwal Penelitian
Tahun
2013_201
4

KEGIATAN
Nov

Des

Jan

Tahun
2010_201
1
Feb

Mar

Fase Persiapan
Studi Pendahuluan
Pembuatan UP
Konsultasi

#
#

Fase Pelaksanaan
Seminar UP

Perbaikan UP

Apr

Mei

Jun

Jul
i

Fase Pengumpulan
&
Pengolahan Data
Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Konsultasi

Fase Pelaksanaan
Sidang Tesis

Perbaikan

Tabel 3.1
Jadual dan Waktu Penelitian

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Profil Balitang Kemdikbud Jakarta

4.2 Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta


Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta

yang dalam penelitian

ini diukur ke dalam lima dimensi yaitu kinerja, fitur,durability, konsistensi dan desain.
Kelima dimensi

tersebut secara umum dinilai sudah cukup tinggi (berada di atas median)

dengan rata-rata skor 3 46,, Dari lima dimensi Kualitas Produk Penelitian di Balitbang,
dimensi durabilitiy mempunyai rata-rata skor yang paling rendah (3,32). Data lebih jelas
disajikan dalam gambar berikut :
5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.62

3.37

3.32

3.66

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Kualitas Produk Penelitian


di Balitbang Kemdikbud Jakarta

3.32

Secara lebih rinci dan jelas, akan diuraikan kinerja masing-masing dimensi alokasi
dana perimbangan desa sebagai berikut :
1) Aspek Kinerja menurut Penilaian Responden
Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Kinerja Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh
indikator pembentuk Kinerja berada di atas median dengan skor rata-rata (3,62), ini berarti
aspek kinerja pada kualitas produk penelitian di Balitbang

dinilai sudah cukup tinggi.

Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator
Judul Penelitian sudah memenuhi karakter produk penelitian inti (3,35). Secara lebih jelas
kinerja masing-masing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam gambar berikut :
5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

4.01

3.50

3.35

3.57

3.71

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Kinerja Kualitas Produk Penelitian


Balitbang Kemdikbud Jakarta

3.56

2) Aspek Fitur Menurut Penilaian Responden


Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Fitur Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh
indikator pembentuk Fitur berada di atas median dengan skor rata-rata (3,37), ini berarti
aspek Fitur pada kualitas produk penelitian di Balitbang dinilai sudah cukup tinggi. Indikator
yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator berbeda
dengan produk penelitian yang lain (3,11). Secara lebih jelas kinerja masing-masing indikator
pembentuk dimensi Fitur disajikan dalam gambar berikut :
5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.28

3.11

3.59

3.62

3.38

3.16

3.46

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Fitur Kualitas Produk Penelitian


Balitbang Kemdikbud Jakarta

3) Aspek Durability Menurut Penilaian Responden


Berdasarkan penilaian responden terhadap

masing-masing indikator pembentuk

aspek Durability Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden,


seluruh indikator pembentuk Durability berada di atas median dengan skor rata-rata (3,32),

ini berarti aspek Durability pada kualitas produk penelitian di Balitbang dinilai sudah cukup
tinggi. Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah
indikator produk penelitian di balitbang memiliki usia ekonomis yang baik (3,23).
Secara lebih jelas persepsi responden terhadap masing-masing indikator pembentuk dimensi
Durability disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.43

3.46

3.23

3.30

3.25

3.37

3.28

3.24

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Durability Kualitas Produk Penelitian


Balitbang Kemdikbud Jakarta
4) Aspek Konsistensi Menurut Penilaian Responden
Berdasarkan penilaian responden terhadap

masing-masing indikator pembentuk

aspek Konsistensi Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden,


seluruh indikator pembentuk konsistensi berada di atas median dengan skor rata-rata (3,66),
ini berarti aspek Konsistensi pada kualitas produk penelitian di Balitbang dinilai sudah
cukup tinggi. Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya

adalah indikator produk penelitian

Balitbang memiliki standar spesifikasi yang

disyaratkan (3,62). Secara lebih jelas persepsi responden terhadap masing-masing indikator
pembentuk dimensi Konsistensi disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.70

3.62

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Konsistensi Kualitas Produk Penelitian


Balitbang Kemdikbud Jakarta
5) Aspek Desain Menurut Penilaian Responden
Berdasarkan penilaian responden terhadap

masing-masing indikator pembentuk

aspek Desain Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden,


seluruh indikator pembentuk desain berada di atas median dengan skor rata-rata (3,40), ini
berarti aspek Desain pada kualitas produk penelitian di Balitbang dinilai sudah cukup tinggi.
Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator
Desain luar (cover)produk penelitian di Balitbang memiliki daya tarik (3,15). Secara

lebih jelas persepsi responden terhadap

masing-masing indikator pembentuk dimensi

Konsistensi disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.15

3.22

3.31

3.48

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Desain Kualitas Produk Penelitian


Balitbang Kemdikbud Jakarta
4.3 Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta yang diteliti diukur ke dalam empat dimensi
yaitu Personality, reputation, value dan corporate Identity. Keempat dimensi tersebut secara
umum dinilai sudah cukup tinggi (berada di atas median) dengan rata-rata skor 3,54, Dari
keempat dimensi Citra Balitbang tersebut, dimensi corporate identity mempunyai rata-rata
skor yang paling rendah (3,48). Data lebih jelas disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.53

3.63

3.51

3.48

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

Secara lebih rinci dan jelas, akan diuraikan kinerja masing-masing dimensi alokasi
dana perimbangan desa sebagai berikut :
1) Aspek Personality menurut Penilaian Responden
Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Personality Citra Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh indikator pembentuk
Personality berada di atas median dengan skor rata-rata (), ini berarti aspek Personality
pada citra

Balitbang

dinilai sudah cukup tinggi. Indikator yang dinilai paling rendah

dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator Balitbang Kemdikbud telah melakukan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat (3,20). Secara lebih jelas kinerja masingmasing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.86

3.20

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Personality Citra


Balitbang Kemdikbud Jakarta
2) Aspek Reputation menurut Penilaian Responden
Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Reputation Citra Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh indikator pembentuk
Reputation berada di atas median dengan skor rata-rata (3,66), ini berarti aspek Reputation
pada citra Balitbang dinilai sudah cukup tinggi. Indikator yang dinilai masih rendah dinilai
dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator Balitbang Kemdikbud memiliki nama
yang baik dengan produk-produk penelitiannya (3,65). Secara lebih jelas kinerja masingmasing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.66

3.65

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Reputation Citra


Balitbang Kemdikbud Jakarta

3) Aspek Value menurut Penilaian Responden


Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Value Citra Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh indikator pembentuk Value
berada di atas median dengan skor rata-rata (3,59), ini berarti aspek Value pada citra
Balitbang dinilai sudah cukup tinggi. Kedua indikator yang dinilai memiliki skor rata-rata
yang sama yaitu 3,59. Secara lebih jelas kinerja masing-masing indikator pembentuk dimensi
disajikan dalam gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.59

3.59

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Reputation Citra


Balitbang Kemdikbud Jakarta

4) Aspek Corporate Identity menurut Penilaian Responden


Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Corporate Identity Citra Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh indikator
pembentuk Corporate Identity berada di atas median dengan skor rata-rata (3,48), ini berarti
aspek Corporate Identity pada citra Balitbang dinilai sudah cukup tinggi. Indikator yang
dinilai masih rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator Balitbang
Kemdikbud memiliki logo yang sesuai dengan tugasnya sebagai badan penelitian (3,30).
Secara lebih jelas kinerja masing-masing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam
gambar berikut :

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3.61

3.30

3.47

3.54

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Gambar 4.1 Dimensi Corporate Reputation Citra


Balitbang Kemdikbud Jakarta

4.5

Pengaruh Kualitas Produk Penelitian Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta


Untuk menganalisis besarnya pengaruh Kualitas Produk Penelitian Terhadap Citra

Balitbang Kemdikbud Jakarta sesuai dengan tujuan penelitian ini maka digunakan analisis
jalur, untuk menghitung koefisien jalur maka sesuai dengan urutan kerja analisis jalur maka
dilakukan perhitungan koefisien korelasi untuk setiap variabel yang disajikan dalam bentuk
matrik korelasi serta perhitungan matrik inverse koerlasinya. Perhitungan koefisien korelasi
antar variabel dalam bentuk matrik korelasi dan matrik inverse korelasinya dapat dilihat pada
lampiran 4.1 serta Perhitungan Koefisien jalurnya dapat dilihat pada lampiran 4.2
Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan perhitungan untuk koefisien jalur untuk masing-masing variabel maka
akan dilakukan pengujian secara keseluruhan yaitu untuk menguji pengaruh secara bersamasama Kualitas Produk Penelitian Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta.

Pengujian Pengaruh Secara Simultan

H0 : YXi = 0

Tidak terdapat pengaruh secara simultan Kualitas Produk


Penelitian Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YXi 0

Terdapat pengaruh secara simultan Kualitas Produk Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(n k 1) R 2YX 1 X 2 X K )
Fhitung
k (1 R 2YX 1 X 2 X K )

Fhitung
atau

(n k 1) Pyxi ryxi
i 1

k 1 Pyxi ryxi
i 1

Diperoleh nilai Fhitung sebesar 29,705.


Dari hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Koefisien jalur secara
keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung
sebesar 29,705 sedangkan Ftabel sebesar 1,939 dengan derajat kebebasan dk = n-2 = 167, dan
= 0,05 sehingga Fhitung > Ftabel .

Pengujian Pengaruh Secara Parsial

Setelah dilakukan pengujian secara simultan yang menghasilkan kesimpulan bahwa


koefisien jalur dari model penelitian secara keseluruhan signifikan, dan disimpulkan terdapat
pengaruh

secara bersama-sama variabel Kualitas Produk Penelitian

Terhadap

Citra

Balitbang Kemdikbud Jakarta , selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat signifikansi


pengaruh variabel bebas secara parsial(individu) terhadap variabel terikat (Y), dengan
menggunakan uji t.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1

H0 : YX1 0

Tidak terdapat pengaruh positif dimensi Kinerja Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YX1 > 0

Terdapat pengaruh positif dimensi Kinerja Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H0 : YX2 0

Tidak terdapat pengaruhpositif dimensi Fitur Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YX2 > 0

Terdapat pengaruh positif dimensi Fitur Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H0 : YX3 0

Tidak terdapat pengaruh positif dimensi durability


Penelitian Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YX3 > 0

Terdapat pengaruh positif durability Penelitian Terhadap


Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H0 : YX4 0

Tidak terdapat pengaruh positif konsistensi Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YX4 > 0

Terdapat pengaruh positif konsistensi Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H0 : YX4 0

Tidak terdapat pengaruh positif desain Penelitian


Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

H1 : YX4 > 0

Terdapat pengaruh positif desain Penelitian Terhadap


Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta

Untuk pengujian koefisien jalur secara individual digunakan uji t, dimana thitung
diperoleh dengan menggunakan formula berikut:

ti

PYxi
(1 R

2
Y ( x1 x 2 x 3 x 4 )

) CRii

; i 1,2,3,4,5

( n k 1)

Tabel 4.46
Koefisien Jalur Kualitas Produk Penelitian
Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
Jalur

koefisien
jalur

R2

T
hitung

t tabel

Hasil
Pengujian

pyx1

0,189

0,138

2,864

1,984

Signifikan

pyx2

0,278

0,202

2,909

1,984

Signifikan

pyx3

0,159

0,072

2,095

1,984

Signifikan

Pyx4

0,338

0,183

3,371

1,984

Signifikan

Pyx5

0,258

0,167

2,981

1,984

Signifikan

R2 =

0,762

Pyc =

0,488

F hitung =

29,705

F tabel =

1,939

Dari hasil pengujian secara individu diperoleh persamaan akhir yang terbentuk yang
merupakan hasil perhitungan menggunakan SPSS 17.0 adalah sebagai berikut :
Y = 0,189X1 + 0,278X2 + 0,159X3 + 0,338X4+0,258X5
Sedangkan koefisien determinasi multipel (R2) sebesar 0,762 atau 76,2% hal ini
menunjukkan hasil yang cukup baik karena berada pada rentang 0,6<x<1, artinya 76,2%
variabel terikat.
Hasil Uji Hipotesis

Pada penelitian ini berdasarakan hasil uji hipotesis bahwa kualitas produk penelitian
dapat dijelaskan oleh variabel citra Balitbang Kemdikbud sebesar 76,2%, dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terindentifikasi dalam model tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan, kontribusi unsur bauran kualitas produk penelitian
terhadap ditra balitang Kemdikbud dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.47
Pengaruh Variabel X ke Y
Var

Pengaruh

x1

pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X1 ke Y

Var

X2

Var

(PYX1 )2
PYX1 r X1 X2 PYX2

pengaru
h
0,036
0,042

3,572
4,151

PYX1 r X1 X3 PYX3

0,011

1,128

PYX1 r X1 X4 PYX4

0,032

3,153

PYX1 r X1 X5 PYX5

0,024

2,436

0,144

14,440

(PYX2 )2
PYX2 r X1 X2 PYX1

pengaru
h
0,077
0,042

7,713
4,151

PYX2 r X2 X3 PYX3

0,014

1,370

PYX2 r X2 X4 PYX4

0,034

3,422

PYX2 r X2 X5 PYX5

0,041

4,139

0,207

20,795

(PYX3 )2
PYX3 r X1 X3 PYX1

pengaru
h
0,025
0,011

2,514
1,128

PYX3 r X2 X3 PYX2

0,014

1,370

Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X2 ke Y

Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2

X3

Var

X4

Var

X5

pengaruh tidak langsung


melalui x4
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X3 ke Y

PYX3 r X3 X4 PYX4

0,020

1,979

PYX3 r X3 X5 PYX5

0,012

1,195

0,045

4,544

(PYX5 )2
PYX4 r X1 X5 PYX1

pengaru
h
0,114
0,032

11,409
3,153

PYX4 r X2 X5 PYX2

0,034

3,422

PYX4 r X3 X5 PYX3

0,020

1,979

PYX4 r X4 X5 PYX5

0,045

4,510

0,099

9,911

pengaru
h
0,067

%
6,670

0,024

2,436

0,041

4,139

0,012

1,195

0,045
0,098

4,510
9,844

Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X54ke Y

Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
Total Pengaruh X5 ke Y

(PYX6 )2
PYX5 r X1 X5 PYX1
PYX5 r X2 X5 PYX2
PYX5 r X3 X5 PYX3
PYX5r X4 X5 PYX4

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung terbesar dimiliki
oleh variabel X4 yaitu dimensi konsistensi pada urutan pertama sebesar 11.4%. diikuti oleh
Variabel X2 yaitu dimensi fitur sebesar 7.7% diikuti oleh variabel X 5 yaitu dimensi desain
sebesar 6.67%. Sedangkan pengaruh langsung terkecil yaitu pada dimensi X3 durability
sebesar 2,51%. selengkapnya urutan pengaruh langsung terbesar sampai terkecil dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.48
Rangking Pengaruh Langsung X ke Y
Pengaruh

pengaruh langsung X4 ke Y

0,114

11,409

pengaruh langsung X2 ke Y

0,077

7,713

0,067

6,670

pengaruh langsung X1 ke Y

0,036

3,572

pengaruh langsung X3 ke Y

0,025

2,514

pengaruh langsung X5 ke Y

Sedangkan pengaruh tidak langsung terbesar adalah

pengaruh konsistensi (X4)

melalui dimensi desain (X5) pada urutan pertama sebesar 4.510%. pada urutan kedua
pengaruh kinerja(X1) melalui fitur(X2) sebesar 4.151%. dan diurutan ketiga pengaruh
Place (X1) melalui People (X6)

sebesar 4.139%. Sedangkan pengaruh tidak langsung

terkecil dimiliki kinerja(X1) melalui durability(X3). Urutan pengaruh tidak langsung dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel Rangking
Pengaruh Tidak Langsung X ke Y
Var
X4

Pengaruh Tidak
Langsung Ke Y
melalui x5

PYX4 r X4 X5 PYX5

pengaru
h
0.045

x1

melalui x2

PYX1 r X1 X2 PYX2

0.042

4,15
1

X2

melalui x5

PYX2 r X2 X5 PYX5

0.041

4,13
9

X2

melalui x4

PYX2 r X2 X4 PYX4

0.034

3,42
2

x1

melalui x4

PYX1 r X1 X4 PYX4

0.032

3,15
3

x1

melalui x5

PYX1 r X1 X5 PYX5

0.024

2,43
6

X3

melalui x4

PYX3 r X3 X4 PYX4

0.02

1,97
9

X2

melalui x3

PYX2 r X2 X3 PYX3

0.014

1,37
0

4,51
0

X3

melalui x5

PYX3 r X3 X5 PYX5

0.012

1,19
5

x1

melalui x3

PYX1 r X1 X3 PYX3

0.011

1,12
8

Dari hasil rangking pengaruh koefisien jalur Produk Penelitian Balitbang Kemdikbud
Jakarta baik secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan bahwa pihak Balitbang
kemdikbud harus memperhatikan faktor-faktor durability, fitur dan kinerja dimana ketiga
unsur kualitas produk penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta masih perlu ditingkatkan
kinerjanya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap Citra Balitbang
Kembdikbud.
Konsistensi hasil produk penelitian memberikan pengaruh terbesar tehadap citra
Balitbang Kemdikbud Jakarta, Konsistensi dalam melakukan penelitian secara nyata dapt
ditunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian mulai dari penyiapan proposal
penelitian yang berdaya saing tinggi, mendapatkan penghargaan penelitian, melakukan
penelitian, dan menyiapkan laporan serta mempublikasikannya. Semua proposal penelitian
harus selalu konsisten dan dilakukan dengan baik. Laporan yang dilakukan secara bertahap
serta hasil yang dipublikasikan baik melalui seminar maupun tulisan artikel pada jurnal.
Berdasarkan konsistensi yang telah ditunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian
melalui penelitian,maka produk hasil penelitian yang konsisten di Balitbang Kemdikbud
selalu dilakukan seseuai dengan standar operation prosedurnya untuk setiap penelitian.
Suatu produk penelitian harus bersifat metodis yang berarti dalam proses menemukan
dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis
berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu

merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah.
Produk hasil penelitian harus merupakan ilmu pengetahuan yang telah diolah kembali
dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar sautu produk penelitian
dapat diimplementasikan di masyarakat, maka produk penelitian tersebut tadi harus dipilah
dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar dalam produk
penelitian tersebut

bisa diungkapkan kegunaanya secara lebih jelas, rinci dan setepat-

tepatnya. Dengan penelitian yang konsisten maka suatu produk penelitian akan menunjukkan
kualitas yang tinggi, hal ini tertunya secara langsung atau tidak langsung akan memberi
pengaruh terhadap citra institusi Balitbang Kemdikbud Jakarta dimana penelitian yang
berkualitas tersebut diproduksi.
Fitur memberikan pengaruh yang paling besar dari kelima dimensi variabel kualitas
produk penelitian terhadap citra Balitbang Kemdikbud, ini mengindikasikan bahwa fitur-fitur
penelitian yang baik telah menjadi ciri dari produk penelitian di Balitbang hal ini tentunya.
Suatu penelitian yang baik akan memberikan fitur-fitur yang bermanfaat bagi pembacanya,
dimana hasil penelitian tersebut akan digunakan sebagai bahan acuan dalam kebijakan
pendidikan, maka fitur-fitur penelitian di Balitbang Kemdikbud harus memiliki ciri khusus
serta kelengkapan yang memenuhi syarat-sayarat penelitian kebijakan dalam bidang
pendidikan. Produk Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan
dalam kehidupan masyarakat yang mengutamakan pendidikan sebagai basis kemajuannya.
Perkembangan produk penelitian yang semakin komplek membuat penelitian berubah
menjadi kebutuhan bagi proses pengambilan kebijakan. Perkembangan fitur-fitur penelitian
telah membawa para pelaku penelitian untuk menjadikan suatu penelitian berkualitas dan

memberikan citra yang baik kepada institusi tempat para peneliti itu bernaung. Tuntutan
untuk memberikan penelitian

dengan fitur-fitur yang baik

menempatkan masyarakat pendidikan

kepada pengguna telah

sebagai pengambil keputusan. Karena banyaknya

produk penelitian maka tidak menutup kemungkinan adanya persaingan yang sangat ketat
diantara para peneliti untuk dapat memenangkan persaingan dengan jalan mengandalkan
kelebihan fitur-fitur penelitian yang sesuai dengan bidang pendidikan serta berusaha untuk
menciptakan inovasi-inovasi baru dalam hal desain dan fitur yang dibutuhkan.
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa fitur atau karakteristik untuk dapat
dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah,
yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai
yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual
(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian
empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan

(ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu
berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,
melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi
operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Produk penelitian yang memiliki fitur lengkap membuat balitbang sebagai sumber
pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam bidang pendidikan sangat bergantung pada
produk penelitiannya seperti kegunaan penelitian, subjek dan objek penelitian yang diambil,
serta kelengkapan-kelengkapan dalam penulisan sebuah penelitian yang berkualitas. Fiturfitur dalam produk penelitian itulah yang akan mampu menciptakan tingkatan yang lebih
tinggi bagi produk penelitian di mata masyarakat sebagai konsumen, yang pada akhirnya
akan memberikan pengaruh positif terhadap citra Balitbang Kembdikbud sebagai institusi
yang menjadi operator produk-produk hasil penelitian di bidang pendidikan.
Disain merupakan dimensi produk hasi penelitian yang memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap citra Balitbang Kemdikbud Jakarta,disain dalam suatu produk hasil
penelitian meliputi disain penelitian yang digunakan dalam mengembangkan
Kinerja dalam pengembangan produk penelitian adalah menyelesaikan pekerjaan
penelitian yang didanai oleh Kementrian Pendidikan Nasional Hasil yang akan dicapai pada
penelitian tersebut harus publikasikan melalui seminar dan jurnal ilmiah. Target yang ingin
dicapai adalah hasil penelitian yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai bahan
kebihakan nasional dalam bidang pendidikan, penelitian yang tidak hanya berdasarkan

informasi dari sumber bacaan tetapi juga berdasarkan empiris hasil-hasil penelitian yang telah
dicapai.
Durability hasil produk penelitian di Balitbang memberikan pengaruh signifikan
terhadap citra Balitbang Kemdikbud, akan tetapi dimensi durability memiliki pengaruh
terkecil dari kelima dimensi kualitas produk penelitian di Balitbang Kemdikbud, tentunya
hal ini terkait erat dengan kegunaan produk penelitian tersebut dalam hal penggunaannya.
Banyak hal yang dapat membuat suatu produk penelitian dapat digunakan selama mungkin
oleh masyarakat. Salah satunya adalah citra yang baik dari institusi yang menaunginya
merupakan suatu asset, karena produk penelitian tersebut mempunyai suatu dampak pada
setiap persepsi masyarakat, dimana masyarakat akan mempunyai kesan positif terhadap
produk penelitian dan Balitbang Kemdikbud. Oleh karena itu, untuk mempertahankan serta
meningkatkan kualitas produk penelitian, diperlukan image dan persepsi yang baik terhadap
produk dan institusi.
Suatu penelitian yang baik tentunya diharapkan akan memiliki kegunaan yang bersifat
long term, maka untuk menghasilkan suatu produk penelitian yang berkualitas, penelitian
tersebut harus memenuhi syarat sebagai sautu penelitian yang dapat digunakan dimanapun
dan kapanpun. Akan tetapi pada kenyataannya durability dalam suatu produk penelitian
sangat terbatas dengan tempat dan waktu, para peneliti biasanya tidak bisa memperkirakan
sebarapa lama hasil penelitiannya akan up to date terus, akan tetapi karena pada umumnya
penelitian di Balitbang Kemdikbud selalu di update tiap tahun hal ini tidak menjadi suatu
masalah, kerena keterbatasan penggunaan karena produk penelitian tersebut sudah tidak up
todate untuk kebutuhan masyarakat selalu di sesuaikan dengan kebutuhan penelitian dalam
bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin. James. P. 2005.Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers


Davis. Keith and Newstrom. John W. 2004. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Alih
bahasa: Agus Dharma.S.H.. M.Ed. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Davis. Keith dan Newstrom; Human Behavior at Work: Organizational Behavior. McGrawHill. Publishing Company. New Delhi. 1985.
Engel. Blackwell dan Miniard. 1995.Perilaku Konsumen . alih bahasa FX Budiyanto. Edisi
Keenam. Jakarta: Binapura Aksara.
FandyTjiptono.1996. Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta
Gaouzali. Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan. Mikro).
Jakarta: Djambatan
Gronroos. C.. 1984. Service Management and Marketing: Managing the Moment of. Thruth
in Service Competition. Lexington. Mass: Lexington Books
Handoko T. Hani (2002). Manajemen; Edisi Kedua. Cetakan Ketigabelas Yogyakarta :
BPFE.
Hawkins. Del I.. dkk. 1998. Consumer Behaviour Building Marketing Strategy. Seventh
Edition. Boston. Irwin McGraw-Hill
Harrison. Shirley. (1995). Marketers Guide To Public Relations. New York: John. Willwy
And Sons. Inc

Hasibuan. Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara.
Jakarta.

Husein Umar. 2000. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka

Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta :
Liberty Offset
Kasali. Rhenald. 2003. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Keller. Kevin Lane. 1998. Strategic Brand Management. Building. Measuring.

and

Managing Brand Equity. New Jersey : Prentice Hal


Kennedy. John E dan R Dermawan Soemanegara. 1977. Marketing Communication Tactic
and Strategic.: Jakarta. Buana Ilmu Populer

Kotler. Philip. 2002. Manajemen Pemasaran 1. Milenium ed. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Mangkunegara. A.A. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Minor. Michael; John. C. Mowen .2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Erlangga. Jakarta

Saladin. Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. ...Simamora. Bilson.
2004. Riset Pemasaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Poerwopuspito.F.Z.Oerip S.. Tatag Utomo.2000. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
.
Steers. R.. Porter. Lyman. (1983). Motivational and Work Behavior. 3th edition. Tokyo: Mc.
Graw Hill Book Company.
Spector. Paul E.. (1997). Job Satisfaction: Aplication. Assesment. Cause. and Consequenses.
USA : Sage Publications.
Stephen P. Robbims. 2001. Perilaku Organisasi. Penerbit Prenhallindo. Jakarta
Stephen P. Robbims.--------. Organizational Behavior (Concepts. Controversies and
Applications). Penerbit Premtice Hall International Inc. San Diego
Urip Sedyowidodo. 2008.PENGARUH PEMIKIRAN KREATIF DAN PERILAKU
INOVATIF TERHADAP KINERJA SDM.__________
Wexley. Kenneth N & B.A. Yukl. 1992. Organization Behaviour and Personal Psychology.
terjemahan Muh Sobaruddin. Rineka Cipta. Jakarta.

Internet
http://www.damandiri.or.id/file/madekarapesinunpadbab1.pdf
http://jarlitbang-pendidikan.org

You might also like