Professional Documents
Culture Documents
com/2010/11/25/
struktur-dan-fungsi-materi-genetik/
Struktur Dan Fungsi Materi Genetik
Posted on 25 November 2010
Makhluk hidup memiliki persenyawaan kimia yang sangat penting yang membawa keterangan
genetic dari sel khususnya atau dari makhlukdalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. DNA sangat menarik perhatian para biologiwan modern dalam abad ini, seperti
halnya ahli kimia serta fisika tertarik pada atom. Oleh karena DNA sangat erat hubungannya
hamper dengan semua aktifitas biologi, maka banyak penyelidikan telah dilakukan, bahkan kini
masih terus berjalan untuk engetahui lebih banyak lagi tentang DNA. DNA menempati urutan
pertama dalam sitologi ( ilmu hal sel ), genetika, biologi molekul, mikrobiologi, biologi
perkembangan, biokimia dan evolusi (Suryo, 1992).
Sel eukariot mempunyai DNA dalam jumlah sangat besar. Dalam sel tubuh manusia, misalnya
DNA, yang terkandung kira-kira seribu kali lebih banyak daripada dalam sebuah sel bakteri.
sementara sel beberapa hewan amfibi memiliki kandungan DNA lebih dari 10 kali dari yang
terkandung dalam tubuh kita. Sebagian DNA bersifat structural, yang memungkinkan bagianbagian pembawa informasi genetic membentuk sususnan rapat. Sebagian DNA bersifat regulator,
yaitu membantu mengaktifkan dan mengistirahatkan gen yang mengatur sintesis protein (Bruce,
1994).
Nukleus terdiri atas banyak benang yang kaya protein yang terletak di dalam cairan nucleus. Di
dalam sel yang istirahat benang-benang ini dinamakan kromatin. Pada kromosom terletak
penentu-penentu genetic atau ketururnan yang dinamai gene dalam sususnan berderet. Jumlah
kromosom dalam badan sel adalah tetap untuk jenis organisme tertentu ( Evelyn, 1995).
Gregor mendel (1882-1884), seorang rahib Austria, mengadakan penyelidikan untuk membuka
tabir rahasia keturunan melalui seperangkat eksperimen yang akan memberikan hasil-hasil yang
berguna. Setiap makhluk hidup memiliki sifat yang berbedabeda. Teori-teori Mendel terkenal
dengan sebutan Hukum Keturunan Mendel. Dalam penelitiannya, Mendel menggunakan
tanaman kapri atau ercis (Pisum sativum). Secara khusus ia ingin mengetahui hokum-hukum
yang mengatur produksi hibrida. Ia berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan
suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya faktor. Pada 1910, Thomas
Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom. Selanjutnya, terjadi perlombaan
seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang
kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini. Pada saat itu DNA sudah ditemukan
dan diketahui hanya berada pada kromosom (1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA
terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943),
serta Alfred Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, dari sini
diketahui bahwa DNA adalah materi genetic. Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya
suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya
faktor. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom.
Selanjutnya, terjadi perlombaan seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen. Banyak
penghargaan Nobel yang kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini (Geoffrey,
1984).
Kromosom
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Ngeli pada 1842 dan ciri-cirinya
dijelaskan dengan detil oleh Walther Flemming pada 1882. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan
membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Kromosom merupakan tabungtabung protein dalam setiap sel. Jumlah kromosom sangat bervariasi dalam bentuk tabung.
Kromosom merupakan zat yang mudah mengikat zat warna sehingga mudah diamati sewaktu sel
membelah. Zat penyusun kromosom disebut kromatin, yaitu serabut halus yang terjalin seperti
benang. Kromosom terdiri atas belahan dua benang halus yang sama, disebut kromatid.
Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa
informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom.
ukuran kromosom
Kromosom tersusun atas nucleoprotein, yaitu persenyawaan antara asam nukleat yang terdapat
dalam inti sel serta protein histon atau protamin, yang membawa keterangan genetic hanyalah
asam nukleat saja. Sebuah kromosom (dalam bahasa Yunani chroma = warna dan soma= badan)
adalah seberkas DNA yang sangat panjang dan berkelanjutan, mengandung gen unsure dan
nukleotida. Kromosom ini dilapisi oleh histon (protein structural). Setiap kromosom memiliki
dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil atu
pendek) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).
struktur kromosom
Dalam kromosom terdapat gen yang membawa sifat-sifat keturunan atau disebut juga faktor
keturunan. Gen tersusun secara teratur pada suatu deretan tertentu dan berada di dalam lokus. Di
dalam kromosom terdapat DNA (Deoxyribonucleic Acid).
Jumlah kromosom dalam sel bervariasi, tergantung pada jenis makhluk hidupnya. Namun,
jumlah kromosom pada tiap jenis makhluk hidup selalu tetap. Panjang kromosom juga berbedabeda. Hewan cenderung memiliki kromosom yang pendek (4-6m), sedangkan tumbuhan
cenderung memiliki kromosom yang panjang (mencapai 50m). Panjang kromosom pada tiaptiap makluk hidup berbeda beda berkisar antara 0,2 20 mikron. Pada umumnya semakin
sedikit jumlah kromosom pada suatu makluk hidup semakin panjang kromosomya.
Manusia memiliki 46 kromosom, tepatnya 23 kromosom homolog. Dari jumlah tersebut, 44
(atau 22 pasang) merupakan autosom (A) dan 2 (atau sepasang) merupakan gonosom. Seorang
perempuan memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom X sehingga rumus
kromosomnya 22AAXX. Seorang laki-laki memiliki 22 pasang autosom dan 1 kromosom X
serta 1 kromosom Y sehingga rumus kromosomya 22AAXY.
DNA ( Deoksiribonucleic Acid)
Senyawa ini merupakan senyawa kimia yang terpenting pada makhluk hidup. DNA memiliki
fungsi untuk menyampaikan atau membawa informasi genetic suatu sel mahkluk hidup dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Molekul DNA ditemukan pertama kali oleh F. Miescher (1869)
dari sel spermatozoa dan dari nucleus sel-sel darah merah burung, dan menamakannya sebagai
Nuklein. Molekul-molekul inilah yang menyediakan mekanisme untuk meneruskan informasi
genetic dari sel parental ke sel anak (pada tingkat seluler), dari induk ke ekturunan (pada tingkat
organis) serta dari generasi ke generasi (pada tingkat populasi). Struktur DNA ditemukan dan
diamati oleh James D. Watson (Perancis) dan F.C Crick (Inggris), meraka menemukan bahwa
struktur DNA adalah double helix. Double helix yaitu tangga tali yang terpilin.
DNA adalah singkatan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat, merupakan suatu
makromolekul yang tersusun oleh nukleotida sebagai molekul dasarnya yang membawa sifat
gen. Sering disebut juga asam nukleat atau asam inti. Disebut asam inti karena DNA biasanya
terdapat dalam nukleus (inti). Ada pula DNA yang terdapat di luar nukleus, misalnya di dalam
kloroplas, mitokondria dan sentriol. Berikut akan dibahas struktur dan replikasi DNA.
Sebelumnya, DNA dianggap terlalu sederhana untuk menampung informasi genetik. Awalnya
protein dipercaya merupakan tempat penyimpanan informasi genetik karena protein terdiri dari
20 macam asam amino. DNA yang merupakan asam nukleat terdiri dari empat macam nukleotida
(akan dibahas pada materi berikutnya) justru dianggap sebagai penyokong protein.
Sekilas protein terlihat memiliki kapasitas penyimpanan yang besar. Misalnya seuntai tujuh jenis
asam amino yang berbeda dapat diatur menjadi sekitar satu juta kemungkinan susunan yang
berbeda. Namun berdasarkan hasil penelitian Oswarld Avery, Colin MacLeod, dan Macyln Mc
Carty menunjukkan bahwa justru komponen DNA-lah dan bukan protein yang membawa
informasi genetik.
DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk tulang punggung yang sangat panjang
bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya adalah
gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat
menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk membentuk
polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa
pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan basa
nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
1. Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)
2. Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)
Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut nukleotida.
Ada 4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, timidin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida. Nukleotidanukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA terbentuk dari dua utas
poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa nitrogen
pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan dengan sitosin.
Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T). Adapun pasangan
basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (CG). Dengan demikian, kedua
polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
DNA ( Deoksiribonucleic Acid ) selain memiliki fungsi sebagai pembawa keterangan genetic,
DNA juga berfungsi sebagai:
Fungsi heterokatalitis, yaitu DNA mampu mensintesis molekul kimiawi lainnya secara
langsung. Seperti mensintesis protein, dan RNA.
mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah
satu urutan basa rantai DNA. RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita
tunggal linier dan disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA
berhubungan dengan panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan
asam amino yang menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang
terdapat di dalam molekul mRNA yang bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola
cetakan pembentuk polipeptida. Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kodekode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA ini dibentuk
bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan dalam plasma.
2. tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma.
tRNA merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA.
Fungsi lain tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan
disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang
berhubungan dengan kodon dinamakan antikodon.
3. rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam
nukleus. rRNA bersama protein membentuk ribosom, ialah benda-benda berbentuk butirbutir halus di dalam sitoplasma. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi dari
RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu
arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-46%.
http://endahkusumowarni.blogspot.com/2011/09/1-organel-organel-sel-besertafungsinya.html
A.
Macam-macam Sel
Prokariot
o Tanpa membran inti sel
o Contoh: Bakteri
a)
b)
Cytoplasm (Sitoplasm)
Fungsinya :
Berisi cairan tempat berlangsungnya metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah
air (80-90%).
Gambar Sitoplasma :
c)
Ribosome (Ribosom)
Fungsinya
merupakan struktur berupa butiran-butiran kecil yaang merupakan tempat sintesis protein. Protein
disintesis atau dibuat dengan menggabungkan beberapa asam amino yang sesuai informasi genetik
yang ada di molekul DNA. Ribosom berada di sitoplasma.
Gambar Ribosom
d)
Sebagai pelindung dan mengatur transportasi sel. Pengaturan transportasi sel dimasksudkan untuk
mengatur keluar masuknya substansi ke dalam dan ke luar sel.
Membran plasma juga berperan dalam penerima rangsang yang datang dari luar sel.
e)
Membran sel pada sel prokariot mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut
mesosome (mesosom).
Fungsinya :
Sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk
aktifitas di dalam sel.
f)
Cell wall (Dinding Sel)
Fungsinya :
Sebagai struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan dinding sel.
h)
Pili (Bulu Rambut)
Fungsinya :
Sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan substrat atau benda.
i)
Flagella (Flagel)
Fungsinya :
Dalam pergerakan sel. Baik flagel dan pili disusun oleh mikrotubulus.
Eukariot
o Memiliki membran inti sel
o Contoh: Tumbuhan, Hewan, Jamur
a)
Membran Plasma
Fungsinya:
Pelindung bagi sel agar isi sel tidak keluar
Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel
Melakukan seleksi terhadap zat yang boleh keluar dan masuk dari dalam atau luar sel (selektif
permeable)
Tersusun atas Karbohidrat, protein, dan lemak
Gambar membran plasma
Inti Sel
c)
Fungsinya:
Mengendalikan metabolisme sel
Menyimpan informasi genetika berupa DNA
Tempat penggandaan DNA
Gambar Inti Sel
Sitoplasma
Fungsinya:
Merupakan cairan sel dalam sel
Disebut juga dengan sitosol karena mirip dengan jelly (koloid)
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel.
Di dalamnya terdapat berbagai organel sel
Gambar Sitoplasma
d)
Sitoskeleton
Fungsinya:
Sebagai pemberi bentuk sel
Pengatur gerakan sel
Berupa jaringan protein filamen dan tubulus
Gambar Sitoskeleton:
e)
Ribosom
Fungsinya:
Butiran kecil nukleoprotein yang tersebar di sitoplasma
Ada yang melekat di Retikulum Endoplasma (sehingga menjadikan RE tersebut dinamakan RE Kasar)
Melakukan sintesis protein
Gambar Ribosom:
f)
o
o
o
o
g)
Badan Golgi
Fungsinya:
Berbentuk kantong pipih yang berkelok-kelok
Memodifikasi protein dengan menambahkan oligosakarida (Glikosilasi)
Membentuk lisosom
Gambar Badan Golgi :
h)
i)
Lisosom
Fungsinya :
Mencerna makromolekul secara intraseluler
Menghidrolisis lemak, protein, asam nukleat, polisakarida
Gambar Lisosom :
Peroksisom
Fungsinya :
Menghasilkan enzim oksidatif untuk membentuk H2O2 untuk merombak lemak
Menghasilkan enzim katalase untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2
Gambar Peroksisom :
j)
Mitokondria
Fungsinya :
Tempat terjadinya respirasi sel menghasilkan energi
Gambara Mitokondria:
k)
Sentriol
Fungsinya :
Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada hewan
Gambar Sentriol :
l)
Dinding Sel
Fungsinya :
Keras karena disusun oleh selulosa, pektin, glikoprotein, dan hemiselulosa
Gambar Dinding Sel :
m) Vakuola
Fungsinya :
Kantong yang berisi cairan, pada tumbuhan berfungsi sebagai pengatur tekanan turgor
Gambar Vakuola :
n)
o
o
Plastida
Fungsinya :
Terdiri dari:
Kloroplas mengandung klorofil
Tilakoid tempat terjadinya fotosintesis
Stroma menyimpan hasil fotosintesis
Kromoplas mengandung karoten
Leukoplas menyimpan cadangan makanan
Gambar Plastida:
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid),
adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap
organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di
antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk
organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Daftar isi
1 Karakteristik kimia
2 Fungsi biologis
o
2.1 Replikasi
4 Sejarah
5 Referensi
Karakteristik kimia
gugus fosfat
gula deoksiribosa
Adenina (A)
Guanina (G)
Sitosina (C)
Timina (T)
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida,
sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 , sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 [2]. Walaupun
unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti
rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida[3].
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada
DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung
dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan
atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks
ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai
lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama,
sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada
heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa
yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenina
(dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina (T). Adenina berikatan
hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida dari
DNA disebut gen, biasanya merupakan molekul RNA.[4]
Fungsi biologis
Replikasi
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada
DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan
membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan
replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya,
proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu
merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan
satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi.
Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang
diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA
sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai
tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk
membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal
dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru
yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA
pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh
enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu
membuka pilinan rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan
mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses
pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase
mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai
yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai
telah benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA
baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang
dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis
amatlah kecil.
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, sperma, kulit, liur atau
rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan
tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA
profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short
tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh
genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk
mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire,
Inggris.
Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah
contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah membantu
investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh
DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak
dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling tepercaya untuk mengidentifikasi seorang
pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat
diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
DNA dalam komputasi
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan sebagai
sebuah cara komputasi.
Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam
urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritma ini
digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam
aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma sederhana untuk masalah ini biasanya
mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat
kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk
menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut
database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan
dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan
pencarian homologi.
Sejarah
DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher
di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun
demikian, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20,
bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua
molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.
Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi genetik. Dalam
penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transform
sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan
Hershey dan Chase membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif
(bahasa Inggris: radioactive tracers).
Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: "bagaimanakah struktur DNA sehingga ia
mampu bertugas sebagai materi genetik". Persoalan ini dijawab oleh Francis Crick dan
koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi sinar X pada DNA oleh Maurice Wilkins dan
Rosalind Franklin.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA sebagai polimer yang
terdiri dari 4 basa dari asam nukleat, dua dari kelompok purina:adenina dan guanina; dan dua
lainnya dari kelompok pirimidina:sitosina dan timina. Keempat nukleobasa tersebut terhubung
dengan glukosa fosfat.[5]
Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA berbentuk heliks yang
berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat
ditentukan bahwa terdapat 10 molekul nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui
bahwa diameter heliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1 rantai,
melainkan 2 rantai heliks.
Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan
ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini.
Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan Meselson-Stahl yang
dilakukan tahun 1958.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat
yang berisi cairantempat berlangsungnya metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma
adalah air (80-90%). Ribosom merupakan struktur berupa butiran-butiran kecil yang merupakan
tempat sintesis protein. Protein disintesis atau dibuat dengan menggabungkan beberapa asam
amino yang sesuai dengan informasi genetikyang ada di molekul DNA. Ribosom berada di
sitoplasma. Membran plasma adalah lapisan di luar sitoplasma yang tersusun atas phospolipid
bilayer. Fungsi membran plasma adalah sebagai pelindung dan transportasi sel. Pengaturan
transportasi sel dimaksudkan untuk mengatur keluar masuk substansi ke dalam dan ke luar sel.
Membran plasma juga berperan dalam penerima rangsang yang datang dari luar sel. Membran
sel pada sel prokariot mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut
mesosome (mesosom). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga
dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel. Dinding sel adalah struktur
pelindung kedua setelah membran plasma. Kapsul adalah struktur pelindung sel ketiga setelah
membran plasma dan dinding sel. Pili (bulu rambut) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri
pada suatu permukaan substrat atau benda. Flagella (flagel) berfungsi dalam pergerakan sel. Baik
sel flagel dan pili disusun oleh mikrotubulus. Sel eukariot memiliki struktur yang lebih komplek
dibandingkan dengan sel prokariot.
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Sel
eukariot memiliki membran inti yang memisahkan nukleus dengan sitoplasma. Sel ini juga
memiliki struktur endomembran yang disebut dengan organel. Organel-organel sel eukariot
memiliki fungsi-fungsi tertentu yang menunjang kehidupan sel eukariot. Macam yang dimiliki
sel eukariot antara lain : Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini
mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagian sel yang telah mati, rusak atau sudah tua.
Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel. Aparatus golgi, Organel yang
berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida maupun lemak. Retikulum endiplasma
(RE), Organel yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang
dibagian permukaannya terdapat butiran ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein,
sedangkan RE halus berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol. Plastida, Organel yang
mengandung pigmen (warna). Vakuola, Organel yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan
makanan, minyak atsin dan sisa metabolisme sel. Mikrotubulus, Organel yang memiliki struktur
tabung. Contohnya flagela (untuk pergerakan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel).
Mikrofilamen, organel yang memiliki struktur filamen (benang), berfungsi dalam pergerakan
sitoplasma dan kontraksi otot. Badan mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Periksisom
(mengandung enzim katalase dan oksidase). Dinding sel, struktur selulotik dan kitin yang
berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel. Sentriol, organel yang berperan dalam
pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. Sel
eukariot dibedakan atas sel hewan dan sel tumbuhan. Perbedaan yang mendasar antara kedua
jenis sel tersebut adalah adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki sel hewan (sentrosom
dan lisosom) dan yang hanya dimiliki oleh tumbuhan (plastida dan dinding sel).
http://bubub99.wordpress.com/2012/07/07/1-sel-sebagai-unit-hereditas-terkecil-makhlik-hidupsel-memiliki-strktur-yang-dinamakan-dengan-nukleus-inti-sel-nukleus-inti-sel-memilikiperanan-sebagai-pembawa-materi-genetik-tersimpan-sebag-2/
Bakteri sebagai organisme prokariotik yang merupakan organisme uniseluler memiliki struktur
sel yang tidak memiliki membran inti. Struktur sel secara umum yang dimiliki oleh sel prokariot
dapat kita lihat pada sel bakteri.
Nukleoid (Nukleus).Nukleus atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur sel. seluruh
aktifitas sel diatur oleh nukleus. Nukleus juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetik
yaitu kromosom, yang diwariskan ke generasi selanjutnya. Kromosom adalah struktur yang
tersusun oleh molekul DNA dan protein (histon). Nukleus sel bakteri terpapar atau kontak
langsung dengan sitoplasma karena tidak memiliki membran inti.
Cytoplasm (Sitoplasma). Sitoplasma adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya
metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%).
Ribosome (Ribosom). Ribosom merupakan struktur berupa butiran-butiran kecil yaang
merupakan tempat sintesis protein. Protein disintesis atau dibuat dengan menggabungkan
beberapa asam amino yang sesuai informasi genetik yang ada di molekul DNA. Ribosom berada
di sitoplasma.
Cytoplasmic membrane (Membran Plasma). Membran plasma adalah lapisan di luar sitoplasma
yang tersusun atas phospolipid bilayer. Fungsi membran plasma adalah sebagai pelindung dan
mengatur transportasi sel. Pengaturan transportasi sel dimasksudkan untuk mengatur keluar
masuknya substansi ke dalam dan ke luar sel. Membran plasma juga berperan dalam penerima
rangsang yang datang dari luar sel.
Membran sel pada sel prokariot mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang
disebut mesosome (mesosom). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel
sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel.
Cell wall (Dinding Sel). Dinding sel adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma.
Capsule (Kapsul). Kapsul adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan
dinding sel.
Pili (Bulu Rambut). Pili berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan
substrat atau benda.
Flagella (Flagel). Flagel berfungsi dalam pergerakan sel. Baik flagel dan pili disusun oleh
mikrotubulus.
Sel Eukariot
Sel Eukariot memiliki struktur yang lebih komplek dibandingkan dengan sel prokariot. Sel
eukariot memiliki membran inti yang memisahkan Nukleus dengan sitoplasma. Sel ini juga
memiliki struktur endomembran yang disebut dengan Organel. Organel-organel sel eukariot
memiliki fungsi-fungsi tertentu yang menunjang kehidupan sel eukariot. Macam organel yang
dimiliki Sel eukariot antara lain :
* Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung enzim
lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua.
* Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk
mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel.
* Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida
maupun lemak.
* Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE,
yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE
yang tidak memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE
halus berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol.
* Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna).
* Vakuola, organel yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri dan
sisa metabolisme sel.
* Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya flagela (untuk pergerakan
sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel).
* Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang). berfungsi dalam pergerakan
sitoplasma dan kontraksi otot.
* Badan Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase)
dan Glioksisom (menagndung enzim katalase dan oksidase)
* Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai
pelindung sel.
* Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik kromosom
ke arah kutub yang berlawanan.
Sel Eukariot dibedakan atas sel hewan dan sel tumbuhan. Perbedaan yang mendasar antara kedua
jenis sel tersebut adalah adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki sel hewan (Sentrosom
dan Lisosom) dan yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan (Plastida dan Dinding Sel).
http://wardahbiotik.blogspot.com/2010/01/struktur-dan-fungsi-sel.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XI/1._S_sel_
%26_transport/Bab_struktur_dan_fungsi_sel.pdf