You are on page 1of 21

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama
Umur
Alamat
Berat Badan
Panjang Badan
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
Ibu
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
Tanggal Keluar RS

: An. A
: 1 Tahun 7 bulan
: Dok V
: 8,3 Kg
: 82 cm
:
: Tn. My
: Ny. M
:
: swasta
: IRT
: 22 Januari 2015
: 22 Januari 2015
: 26 Januari 2015

II. ANAMNESA
Keluhan Utama
: Mencret
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan ini dialami oleh pasien sejak 5 hari yang lalu SMRS. Berawal
dari pasien makan kue yang dibeli dari luar. Dalam sehari pasien mencret
> 7x dengan konsistensi cair, berampas tapi sedikit, tidak ada lendir,
berwarna kuning, tidak ada darah, banyaknya kira-kira 1/2 gelas vit.
Pasien juga muntah, muntah sejak 2 hari sesudah mencret, pasien

muntah sebanyak 2 sampai 3 kali isinya berupa air dan makanan,


banyaknya kira-kira gelas air vit. Keluhan ini disertai dengan demam,
demam naik turun, di sertai keringat tapi tidak menggigil dan tidak kejang.
Pasien juga muntah, muntah sejak 2 hari yang lalu sesudah mencret,
pasien muntah sebanyak 2 sampai 3 kali isinya berupa air dan makanan,
banyaknya kira-kira gelas air vit. Nafsu makan pasien menjadi
menurun, tapi pasien sering minta minum /rasa haus. Pasien juga
rewel/cengeng, saat menangis pasien banyak mengeluarkan air mata.
Pasien buang air kecil biasa, warna kuning. Sehari sebelum dirawat, pasien
sempat di antar ke UGD untuk berobat dan pasien mendapatkan obat
antasid syrup, zinc tablet, puyer panas dan oralit. Namun selama minum
obat, pasien masih tetap mencret > 3 kali, dengan konsistensi cair,
berampas, masih muntah dan demam. Karena belum ada perubahan,
pasien kemudian di bawah lagi ke UGD untuk berobat dan kemudian
pasien di rawat di RKK.
Pengobatan saat di UGD :
- IVFD RL 581 dalam 3 jam, dilanjutkan dosis rumatan 32 tpm
mikro
- Zinc 1x20 mg tab
- Liprolac 3x1 sachet
Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah sakit diare dan ini adalah pertama
kali pasien di rawat karena sakit diare.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit. Riwayat konsumsi alkohol dan
minum obatobat disangkal. Riwayat gizi selama kehamilan menurut ibu
pasien suka memakan makanan seperti buah buahan dan makanan yang
mengandung gizi yang cukup misalnya daging daging, ikan dan sayur-

sayuran serta mengontrol secara teratur didokter praktek dan telah


mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 x
Riwayat Kelahiran
Pasien Lahir di ruangan bersalin RSUD DOK II Jayapura , cukup bulan,
spontan dengan berat badan 2900 gr tanpa ada penyulit.
Riwayat Neonatal
Warna Kulit
: Kemerahan
Sianosis/pucat/kuning dan sesak
: (-)
Perdarahan
: (-)
Lumpuh
: (-)
Menangis Kuat dan Gerak Aktif
: (+)
Riwayat Imunisasi
Menurut keterangan ibunya, Pasien mendapatkan imunisasi lengkap sesuai
dengan KMS.
Riwayat Tumbuh Kembang
Menurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan tumbuh kembang anak normal atau tumbuh
kembang anak sebayanya. Pasien mulai mengangkat kepala saat berusia 3
bulan dan pasien mulai berjalan saat usia memasuki 1 tahun.
Riwayat Gizi
Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan selanjutnya pasien
mendapatkan susu child kidd dan makanan seperti bubur, porsi makan
pasien sehari bisa 3-4 kali dan minum susu 6-8 kali sebanyak 60 cc.
Riwayat Kepribadian
Pasien adalah anak tunggal yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
yang cukup dari kedua orangtua. Pasien termasuk anak yang manja.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien di rumah yang sanitasi
lingkungannya cukup bersih, dengan rumah yang berventilasi cukup dan
air yang di gunakan adalah air PAM.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal 22 Januari 2015
Status Gizi

Berat Badan
Panjang Badan
Umur
Kesan
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Tanda Vital
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Tenggorokan
Leher
Thorax

:
:
:
:

8,3 Kg
82 cm
1 Tahun 7 bulan
- Berman 75% (gizi kurang)
- WHO -3 dan -2 (gizi kurang)
: Tampak Lemas
: Compos Mentis
: Suhu: 38 0c ,R : 32 x /m N : 110 x / m
: Ubun Ubun telah menutup, tidak ada kelainan
: Cowong ( - ) , Anemis ( - ) Ikterik ( - ) Produksi
air Mata ( + )
: PCH ( - )
: Mucosa bibir kering ( - ) , oral trush ( - ), Sianosis
(-)
: Faring Hyperemis ( - )
: Pembesaran KGB ( - )
: Simetris, ikut gerak nafas, Retraksi (-)
Suara nafas vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing (-).
Iktus Kordis (-), thrill (-), BJ I-BJ II normal
Reguler, gallop (-), mur mur (-).

Abdomen
Inpeksi
Palpasi

: Cembung
: Nyeri tekan ( - ) Hepar dan lien tidak teraba, tugor

Perkusi
Auskultasi
Extremitas

kulit kembali cepat


: Hipertimpani
: Bising Usus Normal ( + ) 6-9 x/m
: Akral hangat ,edema ( - ) pucat dan sianosis (- ),

Genitalia

kekuatan otot baik


: Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Darah tanggal 22 Januari 2015
Leukosit
: 12.000 ( 10 /UL )
HB
: 11.5 ( g/dl )
HCT
: 34,4 %
MCV
: 76.
MCHC
: 33,3
PLT
: 333 ( 10 /ul)
DDR
: Negatif
IV.

RESUME
Seorang anak , 1 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan mencret-mencret
yang di alami sejak 5 hari yang lalu,dengan konsistensi cair, sehari > 7

kali, berampas, banyaknya 1/2 gelas air vit, tidak ada lendir, warna
kuning, tidak ada darah. Pasien juga demam, muntah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan, keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis, suhu badan 38 C, Nadi 110 x/m, Respirasi 32
x/m. Pada pemeriksaan kepala, mata dan thorax tidak di temukan adanya
kelainan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk perut cembung,
BU (+) meningkat 6-9 x/m, turgor kulit cukup. Pada ekstremitas, akralnya
hangat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit yaitu 12 000.
V. DAFTAR MASALAH
Mencret
Muntah
Panas
Kembung
VI. DIAGNOSIS
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang (Terehidrasi)
VII.DIAGNOSIS BANDING
1. Malaria
2. Demam thifoid

VIII. RENCANA

DIAGNOSTIK,

TERAPI,

MONITORING

EDUKASI
Diagnostik
Feses lengkap
DDR
Urin lengkap
Widal
Serum elektrolit
Therapi
IVFD KAEN 3B 36 Tpm micro
inj Ampicilin 3x275 mg
Liprolac 2x1 sachet
zinc 1x20 mg
paracetamol 100 mg 4 x pulv 1 (bila panas)
Monitoring

DAN

Keadaan Umum
Tanda-tanda vital (terutama nadi)
Cairan (balance cairan) : intake dan output
Komplikasi : kejang dan sesak
Edukasi
Edukasi keluarga tentang keadaan pasien dan perjalanan penyakit
Edukasi keluarga pasien untuk memberikan susu yang rendah
laktosa seperti SGM LLM
Edukasi keluarga pasien untuk memperhatikan pola makan dari
pasien

dan

anjurkan

untuk

menyediakan

makanan

yang

mengandung cukup gizi seperti daging, sayur ataupun buah-buahan


dan berikan vitamin penambah nafsu makan seperi curcuma plus
Edukasi keluarga pasien, untuk meminumkan obat zinc kepada
pasien sampai obat habis.
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam
: Bonam
Ad Fungtionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam

X. FOLLOW UP
Hr/tgl
22-012015

Mencret(+)3x,

KU : sakit sedang, Kes:

Diare Akut

-IVFD KAEN 3B

cair, ampas(+),

CM.

Dehidrasi

36 Tpm micro

lendir (+), darah(-),


dgn volume 30-40

TTV : Sb:37,5 C, N:128

Ringan Sedang

-inj Ampicilin

cc, muntah(-),
demam semalam(+),
demam pagi ini (-),
Makan (+) sedikit,
Minum (+), BAK
(+) normal.

x/m, R:28 x/m.

(terehidrasi)

3x275 mg

K/L : ca -/-,si -/-, mata

-Liprolac 3x1

cowong (-), P>KGB (-),

sachet

Bibir kering (-).

-zinc 1x20 mg

Thorax : Simetri ikut

-paracetamol 100

gerak nafas,

mg 4 x pulv 1

Suara nafas

(bila panas)

vesikuler +/+,
BJ I-II

-edukasi untuk

reguler, Rh -/-,

ganti susu.

Whz -/-.
Abdomen : cembung,
BU(+)>6x/menit,
kembung(+).H/L:ttb,
turgor kulit cukup
Ekstrimitas : akral
hangat, udem (-)

23-01-

Mencret(+) 6x dari

KU : sakit sedang, Kes:

Diare Akut

-IVFD KAEN 3B

2015

kemarin siang

CM.

Dehidrasi

36 Tpm micro

sampai sore, cair,


ampas (+) ,lendir
(+), darah (-),

TTV : Sb:37,6 C,
N:122 x/m, R:36 x/m.

Ringan Sedang
(terehidrasi)

-inj Ampicilin
3x275 mg

berwarna kuning,

K/L : Dalam Batas

-Liprolac 3x1

Muntah (-), demam

Normal

sachet

Thorax : Dalam

-zinc 1x20 mg

(+), Makan (+) tapi


3-4 sendok sedikit,

Minum (+), BAK


(+) normal.

keadaan normal

-paracetamol 100
mg 4 x pulv 1

Abdomen:cembung,

(bila panas)

BU (+) > 6x/menit,


kembung (+). H/L ttb,
turgor kulit cukup
24-01-

Mencret(+) 6-7x ,

KU:sakit sedang, Kes:

Diare Akut

-IVFD KAEN 3B

2015

cair, ampas (+)

CM.

Dehidrasi

36 Tpm micro

,lendir (+), darah (-),


berwarna kuning,

TTV:Sb:37,7 C, N:128
x/m, R:28 x/m.

Ringan Sedang
(terehidrasi)

-inj Ampicilin
3x275 mg

Muntah (-), demam


Thorax : Dalam

-Liprolac 3x1

keadaan normal

sachet

Minum (+), BAK

K/L:Dalam Batas

-zinc 1x20 mg

(+) normal.

Normal

(+), Makan (+)


masih sedikit ,

-paracetamol 100

Thorax : dalam batas

mg 4 x pulv 1

normal

(bila panas)

Abdomen:cembung,
BU (+) > 6x/menit,
kembung (+). H/L ttb,
turgor kulit cukup
25-01-

Mencret (-) sejak

KU:sakit sedang, Kes:

Diare Akut

-IVFD KAEN 3B

2015

malam 00:00,

CM.

Dehidrasi

36 Tpm micro

Demam (-) Muntah


(-), Makan (+),

TTV:Sb:35,8 C, N:124
x/m, R:28 x/m.

Ringan Sedang
(terehidrasi)

-inj Ampicilin

Minum (+), BAK

K/L:Dalam Batas

(+) normal.

Normal

3x275 mg
-Liprolac 3x1

Thorax : Dalam batas


normal

sachet
-zinc 1x20 mg

Abdomen:cembung,
BU (+) N, kembung (-).
H/L:ttb, turgor kulit

-paracetamol 100
mg 4 x pulv 1
(bila panas)

cukup

26-01-

Mencret (-), Demam

KU:sakit sedang, Kes:

-IVFD KAEN 3B

2015

(-), Muntah (-),

CM.

36 Tpm micro

TTV:Sb:3,8 C, N:96

-inj Ampicilin

x/m, R:28 x/m.

3x275 mg

Thorax : Dalam batas

-Liprolac 2x1

normal

sachet

K/L:Dalam Batas

-zinc 1x20 mg

Makan (+), Minum


(+),BAK (+) normal

Normal

-paracetamol 100

Abdomen:cembung,

mg 4 x pulv 1

BU (+) N, kembung (-).

(bila panas)

H/L:ttb, turgor kulit


cukup

Rencana:

-Off infus
-Pasien BPL

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini di
diagnosis Diare akut. Dimana pada hasil anamnesis, pasien mencret sejak 5 hari

10

yang lalu SMRS. Dalam sehari pasien mencret > 7x dengan konsistensi cair,
berampas tapi sedikit, tidak ada lendir, berwarna kuning, tidak ada darah,
banyaknya kira-kira 1/2 gelas. Hal ini sesuai dengan pengertian diare akut, yaitu
buang air besar lebih dari tiga kali perhari, di sertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu.1,2 Etiologi diare akut dapat dibagi beberapa faktor : 2
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)

Bakteri

: Vibrio cholerae, Salmonella spp, E.

coli dll

Virus :

Rotavirus

(40-60%),

Coronavirus,

Calcivirus dll

Parasit

: (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa

(Entamoba histolica,Giardia

Lambia,

dll) Jamur (Candida Albicans)


b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (OMA, BP, Ensefalitis,dll)
2. Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, Protein
3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
4. Faktor psikologis : takut dan cemas

Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbul diare adalah:3

11

1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergesaran air dan elektrolit kedalam rongga usus. isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.3
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbulah diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya
dapat menimbulkan diare.

Patofisiologi
Patofisiologi diare yang disebabkan oleh virus dan bakteri : 1,3

12

virus atau bakteri masuk kedalam enterosit (sel epitel usus halus)
menyebabkan kerusakan fili usus halus. Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru
(kuboid/ sel epitel gepeng yang belum matang). Fili usus atropi sehingga tidak
dapat mengabsorbsi makanan dan cairan dengan baik, sehingga tekanan koloid
osmotik meningkat menyebabkan diare.

BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk


lambung dan kemudian ke duodenum dan berkembang biak, kemudian
bakteri mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lendir) lalu bakteri
masuk ke membrane, mengeluarkan subunit A & B kemudian
mengeluarkan cAMP sehingga merangsang sekresi cairan usus,
menghambat absorbsi dan menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut
sehingga volume usus dan

dinding usus teregang menyebabkan

DIARE.2

BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif,


Champylobacter) prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini
dapat menginvasi sel mukosa usus halus dan reaksi sistemik (demam,
kram perut) dan dapat sampai terdapat darah. Toksin Shigella masuk
ke serabut saraf otak sehingga menyebabkan kejang.2

13

14

Berdasarkan patofisiologi diare dibagi atas : 1


a.

Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat


diabsorbsi oleh
lumen usus menyebabkan hiperosmoler dan hiperperistaltik

b.

Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin


atau oleh
neoplasma

c.

Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol


otonomik

Pada pasien ini kemungkinan etiologinya dikarenakan virus, yaitu rota


virus. Di lihat dari gejala klinis yang dirasakan pasien ini yang didapatkan dari
anamnesis yaitu panas dan muntah, dan dari sifat tinjanya didapatkan volume tinja
sedang atau tidak terlalu banyak, konsistensi cair, lendir tidak ada, darah tidak
ada, baunya tidak khas, dan warnanya kuning, hal ini sesuai dengan teori tentang
gejala klinis diare yang disebabkan rota virus, yaitu terdapat panas, muntah,
volume tinja sedang, konsistensi cair, lendir jarang, tidak terdapat darah, baunya
tidak khas, dan warna tinja kuning kehijauan.1
Pada pasien ini juga

telah terjadi salah satu kompliksai diare yaitu

dehidrasi ringan sedang. Hal ini berdasarkan hasil anamnesis yaitu Pasien juga
rewel/cengeng, dari hasil pemeriksaan fisik saat pertama kali pasien masuk IGD
di dapatkan beberapa tanda-tanda dehidrasi ringan sedang seperti mata cowong,

15

turgor kulit berkurang. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi menurut WHO
1995 yaitu; gelisah, rewel, haus, ingin minum banyak dan turgor kulit kembali
lambat.1,2 Namun setelah pengobatan (terehidrasi) tanda-tanda bintang tersebut
telah menghilang dan pada saat pemeriksaan fisik hari ke tiga perawatan, tandatanda tersebut tidak di temukan sehingga diagnosisnya adalah diare akut dehidrasi
ringan sedang (terehidrasi).
Pada pasien ini di dapatkan juga adanya gejala penyerta seperti muntah,
demam, dan kembung. Muntah pada anak biasanya merupakan suatu petanda
adanya infeksi1. Muntah pada anak yang mengalami infeksi biasanya disertai oleh
gejala lain seperti demam, mual, sakit perut.1 Keadaan ini biasanya akan berhenti
dalam waktu 6-48 jam. Muntah yang di sertai demam lebih sering di sebabkan
oleh infeksi bakteri di banding virus atau parasit.1
Pada seseorang yang menderita diare, kembung dapat terjadi akibat
hipokalemi atau intoleransi laktosa, di mana mekanisme tinja cair yang terjadi
adalah akibat karbohidrat yang tidak di absorpsi dengan baik, sehingga terjadi
beban osmotik yang meningkat, menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit.
Dilatasi usus halus yang terjadi akibat proses osmosis tersebut akan menginduksi
percepatan waktu singgah di usus halus dan hal ini sesuai dengan derajat
maldigesti. Waktu singgah yang cepat ini akan menyebabkan proses hidrolisis
akan berkurang, karena berkurangnya waktu kontak antara laktosa dan enzim
laktase yang tersisa.1
Sejumlah besar K+ dapat hilang secara langsung melalui saluran cerna bagian
bawah pada waktu diare, keluarnya feses dalam jumlah banyak mengakibatkan
terjadinya kekurangan volume cairan ekstrasel, yang akan merangsang

16

peningkatan sekresi aldosteron melalui mekanisme renin-angiotensin-aldosteron.


Aldosteron

merangsang

ekskresi

K+

dan

membantu

mempertahankan

hipokalemi.7
Gejala perut kembung (distensi abdomen) dan rasa sakit (cramp) yang
terjadi berasal dari modifikasi keadaan usus halus dan kolon, seperti waktu
singgah dan komposisi flora usus dan hal tersebut

mempengaruhi derajat

beratnya gejala. Gejala malabsorpsi laktosa bervariasi di antara individu. Jika


laktosa di konsumsi dalam jumlah sedikit tetapi dalam jangka waktu yang lama
oleh individu yang intoleransi laktosa, maka flora usus akan beradaptasi terhadap
beban laktosa tersebut, sehingga gejala yang timbul akibat gas dan asam di kolon
akan berkurang atau hilang.1
Pasien di diagnosis banding dengan malaria dan demam tifoid karena
pada penyakit malaria dan demam tifoid dapat terjadi gejala yang sama dengan
diare yaitu demam, mencret serta muntah. Demam dapat bersifat intermiten (naik
turun) dan dapat bersifat kontinue.
Pada pasien ini di berikan terapi cairan kristaloid seperti KAEN 3B,
karena pada pasien yang diare biasanya akan kekurangan elektrolit dalam jumlah
yang cukup banyak dan biasanya pada anak feses yang dikeluarkan banyak
mengandung kalium. Setiap harinya seseorang membuang tinja seberat 125-250
gram tinja/feses. Secara normal feses berbentuk padat, dan mengandung air
sebanyak 75% sedangkan 25 % lagi adalah bagian padat yang tersusun atas 30%
bakteri mati, 10-20 % lemak, 10-20% bahan inorganik, 2-3% protein, dan 30%
serat-serat makanan yang tidak di cerna dan unsur-unsur kering dari getah
pencernaan seperti pigmen empedu dan sel-sel epitel yang terlepas.6 Cairan

17

kristaloid

juga banyak mengandung elektrolit berupa natrium, kalium, kalsium,

laktat dan glukosa.4 Pemberian

cairan ini

di tujukan untuk : memperbaiki

dinamika sirkulasi, mengganti defisit yang terjadi, dan diberikan cairan rumatan
(maintenance) tujuannya untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit yang
sedang berlangsung.1
Pasien juga di berikan zinc, dasar penggunaan zinc dalam pengobatan
diare akut didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur
dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna
selama diare.1 Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan
elektronik oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,
meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen usus.1 Pemberian zinc juga dapat menurunkan
frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya dehidrasi pada anak. 1 Zinc di berikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun anak telah sembuh dari diare, dosisnya yaitu anak dibawah umur 6
bulan 10 mg (1/2 tablet) perhari dan anak umur di atas 6 bulan 20 mg (1 tablet)
perhari.1
Selain zinc, pasien juga di berikan dialac sachet. Dialac termasuk obat
Regulator GIT dan Antiflatulen. Komposisinya terdiri dari

per sachet (1 g)

Tyndallized Lyophilisate lactobacillus acidophilus 340 mg, dextrose 322 mg,


vegetable cream powd45,1 mg, milk calcium 20 mg, bubuk aroma strwberry 200
mg, bubuk perasa strawberry 40 mg, niacin 1 mg, Zn oxide 1,3 mg, thiamine HCL
3 mg, riboflavin 0,3 mg, pyrodoxine HCL 0,3 mg, sucrose 1 mg, stevioside 1 mg,
ascorbic acid 25 mg. Dosis pemberiannya yaitu anak umur 3-6 bulan 3x1/3

18

sachet, anak umur 6 bulan 1 tahun 1x1/2 sachet, dan anak umr > 1 tahun 3x1
sachet. Idikasi pemberian dialac yaitu untuk memelihara fungsi normal usus.4
Pasien juga di berikan obat paracetamol, hal ini di karenakan pada saat
pasien mengalami diare pasien juga demam. Paracetamol termasuk dalam
golongan analgesik dan antipiretik, efek analgesiknya yaitu menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.5 Dan efek antipiretiknya yaitu dapat
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang di duga berdasarkan efek
sentralnya.5 Paracetamol tersedia dalam bentuk obat tunggal, berbentuk tablet 500
mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 mL. Dosisnya untuk anak umur 1-6
tahun : 60-120 mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya di
berikan maksimum 6 kali sehari.5
Pemberian antibiotik pada pasien ini, dilakukan karena jumlah leukosit
pada pasien ini > 10.000. Peningkatan jumlah leukosit biasanya disebabkan oleh
karena adanya infeksi, misalnya infeksi yang di sebabkan oleh bakteri ataupun
parasit. Ampisilin merupakan golongan amino pinisiln yang berspektrum luas
yang biasanya di gunakan untuk pengobatan pada kuman gram positif.5 Akan
tetapi sebaiknya pemberian antibiotik pada pasien diare harus selektif sebab
pemberian antibiotik yang tidak selektif justru akan memperpanjang lamanya
diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile
yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit di sembuhkan. 1 Selain itu,
pemberian antibiotik yang tidak selektif akan mempercepat resistensi kuman
terhadap antibiotik dan menambah biaya pengobatan yang tidak perlu.1

19

Pasien juga di anjurkan untuk mengganti susu formula dengan susu SGM
LLM yang diminum selama seminggu karena Susu SGM LLM mengandung
kadar Laktosa yang rendah sehingga berfungsi meringankan kerja enzim
laktase, mengandung Mineral Na,K,Cl yang merupakan mineral esensial
pengganti minerak yang hilang saat diare, Mengandung Omega 3 (240 mg/100
g), omega 6 (2900 mg/100 g) yang dapat membantu mengoptimalkan
pertumbuhan otak serta mengandung Probiotik FOS (300 mg/100g) yang dapat
merangsang pertumbuhan Bifidobacteria (bakteri yang baik) dan menghambat
pertumbuhan bakteri patogen (bakteri yang jahat) dalam saluran cerna.4
Pada pasien ini, prognosisnya yaitu bonam (baik) karena umunya
penyakit diare dengan dehidrasi ringan sedang dapat diobati dan dapat di
sembuhkan, kecuali pada pasien yang terlambat penanganan dan pengobatan akan
mengakibatkan komplikasi yang lebih berat seperti dehidrasi berat, dan dapat
menyebabkan kematian. Dan diare akibat malabsorbsi karbohidrat (intoleransi
laktosa) pada kelainan primer (kongenital) prognosisnya kurang baik, sedangkan
pada kelainan yang sekunder seperti diare, prognosisnya baik.3
Kesimpulan dari pembahasan kasus ini adalah diare akut dapat
menyerang semua golongan umur, dan diare akut biasanya di ikuti oleh gejala
penyerta seperti demam, mual/muntah dan kembung. Diare akut juga, dapat
mengakibatkan komplikasi dehidrasi yaitu dehidrasi ringan sedang ataupun berat.
Bila penanganan maupun pengobatannya dilakukan dengan cepat dan tepat maka
tidak akan mengakibatkan keadaan yang memburuk, dan umumya penderita diare
akut dapat di sembuhkan.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B, Santoso N. Diare akut. Dalam : Juffrie M, Oswari H, Arief S,
Rosalina I, dkk,ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Jakarta :
IDAI ; 2011:87-118
2. Hutagaol H. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang. [serial online] 2008 April
[Diunduh1

Jan

2012].

Tersedia

dari:

URL:

http://

belibis

a17.Com/2008/04/25/Diare Akut .
3. Hassan R, Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI, 1985:283-311
4. MIMS edisi bahasa indonesia. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2009
5. Gunawan GS. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : FKUI, 2007
6. Fitriana F. Komposisi Feses Manusia. [serial online] 2010 Juli [Diunduh 22
Jan

2012].

Tersedia

dari:

URL:

http://Faridafitriana.wordpress

com/2010/07/05/
7. Price AS, Wilson ML. Gangguan volume, osmolalitas, dan elektrolit cairan.
Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DW, penyunting.
Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2005. H. 328-72.

21

You might also like