Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Alamat
Berat Badan
Panjang Badan
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
Ibu
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
Tanggal Keluar RS
: An. A
: 1 Tahun 7 bulan
: Dok V
: 8,3 Kg
: 82 cm
:
: Tn. My
: Ny. M
:
: swasta
: IRT
: 22 Januari 2015
: 22 Januari 2015
: 26 Januari 2015
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
: Mencret
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan ini dialami oleh pasien sejak 5 hari yang lalu SMRS. Berawal
dari pasien makan kue yang dibeli dari luar. Dalam sehari pasien mencret
> 7x dengan konsistensi cair, berampas tapi sedikit, tidak ada lendir,
berwarna kuning, tidak ada darah, banyaknya kira-kira 1/2 gelas vit.
Pasien juga muntah, muntah sejak 2 hari sesudah mencret, pasien
Berat Badan
Panjang Badan
Umur
Kesan
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Tanda Vital
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Tenggorokan
Leher
Thorax
:
:
:
:
8,3 Kg
82 cm
1 Tahun 7 bulan
- Berman 75% (gizi kurang)
- WHO -3 dan -2 (gizi kurang)
: Tampak Lemas
: Compos Mentis
: Suhu: 38 0c ,R : 32 x /m N : 110 x / m
: Ubun Ubun telah menutup, tidak ada kelainan
: Cowong ( - ) , Anemis ( - ) Ikterik ( - ) Produksi
air Mata ( + )
: PCH ( - )
: Mucosa bibir kering ( - ) , oral trush ( - ), Sianosis
(-)
: Faring Hyperemis ( - )
: Pembesaran KGB ( - )
: Simetris, ikut gerak nafas, Retraksi (-)
Suara nafas vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing (-).
Iktus Kordis (-), thrill (-), BJ I-BJ II normal
Reguler, gallop (-), mur mur (-).
Abdomen
Inpeksi
Palpasi
: Cembung
: Nyeri tekan ( - ) Hepar dan lien tidak teraba, tugor
Perkusi
Auskultasi
Extremitas
Genitalia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Darah tanggal 22 Januari 2015
Leukosit
: 12.000 ( 10 /UL )
HB
: 11.5 ( g/dl )
HCT
: 34,4 %
MCV
: 76.
MCHC
: 33,3
PLT
: 333 ( 10 /ul)
DDR
: Negatif
IV.
RESUME
Seorang anak , 1 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan mencret-mencret
yang di alami sejak 5 hari yang lalu,dengan konsistensi cair, sehari > 7
kali, berampas, banyaknya 1/2 gelas air vit, tidak ada lendir, warna
kuning, tidak ada darah. Pasien juga demam, muntah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan, keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis, suhu badan 38 C, Nadi 110 x/m, Respirasi 32
x/m. Pada pemeriksaan kepala, mata dan thorax tidak di temukan adanya
kelainan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk perut cembung,
BU (+) meningkat 6-9 x/m, turgor kulit cukup. Pada ekstremitas, akralnya
hangat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit yaitu 12 000.
V. DAFTAR MASALAH
Mencret
Muntah
Panas
Kembung
VI. DIAGNOSIS
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang (Terehidrasi)
VII.DIAGNOSIS BANDING
1. Malaria
2. Demam thifoid
VIII. RENCANA
DIAGNOSTIK,
TERAPI,
MONITORING
EDUKASI
Diagnostik
Feses lengkap
DDR
Urin lengkap
Widal
Serum elektrolit
Therapi
IVFD KAEN 3B 36 Tpm micro
inj Ampicilin 3x275 mg
Liprolac 2x1 sachet
zinc 1x20 mg
paracetamol 100 mg 4 x pulv 1 (bila panas)
Monitoring
DAN
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital (terutama nadi)
Cairan (balance cairan) : intake dan output
Komplikasi : kejang dan sesak
Edukasi
Edukasi keluarga tentang keadaan pasien dan perjalanan penyakit
Edukasi keluarga pasien untuk memberikan susu yang rendah
laktosa seperti SGM LLM
Edukasi keluarga pasien untuk memperhatikan pola makan dari
pasien
dan
anjurkan
untuk
menyediakan
makanan
yang
X. FOLLOW UP
Hr/tgl
22-012015
Mencret(+)3x,
Diare Akut
-IVFD KAEN 3B
cair, ampas(+),
CM.
Dehidrasi
36 Tpm micro
Ringan Sedang
-inj Ampicilin
cc, muntah(-),
demam semalam(+),
demam pagi ini (-),
Makan (+) sedikit,
Minum (+), BAK
(+) normal.
(terehidrasi)
3x275 mg
-Liprolac 3x1
sachet
-zinc 1x20 mg
-paracetamol 100
gerak nafas,
mg 4 x pulv 1
Suara nafas
(bila panas)
vesikuler +/+,
BJ I-II
-edukasi untuk
reguler, Rh -/-,
ganti susu.
Whz -/-.
Abdomen : cembung,
BU(+)>6x/menit,
kembung(+).H/L:ttb,
turgor kulit cukup
Ekstrimitas : akral
hangat, udem (-)
23-01-
Mencret(+) 6x dari
Diare Akut
-IVFD KAEN 3B
2015
kemarin siang
CM.
Dehidrasi
36 Tpm micro
TTV : Sb:37,6 C,
N:122 x/m, R:36 x/m.
Ringan Sedang
(terehidrasi)
-inj Ampicilin
3x275 mg
berwarna kuning,
-Liprolac 3x1
Normal
sachet
Thorax : Dalam
-zinc 1x20 mg
keadaan normal
-paracetamol 100
mg 4 x pulv 1
Abdomen:cembung,
(bila panas)
Mencret(+) 6-7x ,
Diare Akut
-IVFD KAEN 3B
2015
CM.
Dehidrasi
36 Tpm micro
TTV:Sb:37,7 C, N:128
x/m, R:28 x/m.
Ringan Sedang
(terehidrasi)
-inj Ampicilin
3x275 mg
-Liprolac 3x1
keadaan normal
sachet
K/L:Dalam Batas
-zinc 1x20 mg
(+) normal.
Normal
-paracetamol 100
mg 4 x pulv 1
normal
(bila panas)
Abdomen:cembung,
BU (+) > 6x/menit,
kembung (+). H/L ttb,
turgor kulit cukup
25-01-
Diare Akut
-IVFD KAEN 3B
2015
malam 00:00,
CM.
Dehidrasi
36 Tpm micro
TTV:Sb:35,8 C, N:124
x/m, R:28 x/m.
Ringan Sedang
(terehidrasi)
-inj Ampicilin
K/L:Dalam Batas
(+) normal.
Normal
3x275 mg
-Liprolac 3x1
sachet
-zinc 1x20 mg
Abdomen:cembung,
BU (+) N, kembung (-).
H/L:ttb, turgor kulit
-paracetamol 100
mg 4 x pulv 1
(bila panas)
cukup
26-01-
-IVFD KAEN 3B
2015
CM.
36 Tpm micro
TTV:Sb:3,8 C, N:96
-inj Ampicilin
3x275 mg
-Liprolac 2x1
normal
sachet
K/L:Dalam Batas
-zinc 1x20 mg
Normal
-paracetamol 100
Abdomen:cembung,
mg 4 x pulv 1
(bila panas)
Rencana:
-Off infus
-Pasien BPL
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini di
diagnosis Diare akut. Dimana pada hasil anamnesis, pasien mencret sejak 5 hari
10
yang lalu SMRS. Dalam sehari pasien mencret > 7x dengan konsistensi cair,
berampas tapi sedikit, tidak ada lendir, berwarna kuning, tidak ada darah,
banyaknya kira-kira 1/2 gelas. Hal ini sesuai dengan pengertian diare akut, yaitu
buang air besar lebih dari tiga kali perhari, di sertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu.1,2 Etiologi diare akut dapat dibagi beberapa faktor : 2
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)
Bakteri
coli dll
Virus :
Rotavirus
(40-60%),
Coronavirus,
Calcivirus dll
Parasit
(Entamoba histolica,Giardia
Lambia,
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbul diare adalah:3
11
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergesaran air dan elektrolit kedalam rongga usus. isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.3
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbulah diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya
dapat menimbulkan diare.
Patofisiologi
Patofisiologi diare yang disebabkan oleh virus dan bakteri : 1,3
12
virus atau bakteri masuk kedalam enterosit (sel epitel usus halus)
menyebabkan kerusakan fili usus halus. Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru
(kuboid/ sel epitel gepeng yang belum matang). Fili usus atropi sehingga tidak
dapat mengabsorbsi makanan dan cairan dengan baik, sehingga tekanan koloid
osmotik meningkat menyebabkan diare.
DIARE.2
13
14
b.
c.
dehidrasi ringan sedang. Hal ini berdasarkan hasil anamnesis yaitu Pasien juga
rewel/cengeng, dari hasil pemeriksaan fisik saat pertama kali pasien masuk IGD
di dapatkan beberapa tanda-tanda dehidrasi ringan sedang seperti mata cowong,
15
turgor kulit berkurang. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi menurut WHO
1995 yaitu; gelisah, rewel, haus, ingin minum banyak dan turgor kulit kembali
lambat.1,2 Namun setelah pengobatan (terehidrasi) tanda-tanda bintang tersebut
telah menghilang dan pada saat pemeriksaan fisik hari ke tiga perawatan, tandatanda tersebut tidak di temukan sehingga diagnosisnya adalah diare akut dehidrasi
ringan sedang (terehidrasi).
Pada pasien ini di dapatkan juga adanya gejala penyerta seperti muntah,
demam, dan kembung. Muntah pada anak biasanya merupakan suatu petanda
adanya infeksi1. Muntah pada anak yang mengalami infeksi biasanya disertai oleh
gejala lain seperti demam, mual, sakit perut.1 Keadaan ini biasanya akan berhenti
dalam waktu 6-48 jam. Muntah yang di sertai demam lebih sering di sebabkan
oleh infeksi bakteri di banding virus atau parasit.1
Pada seseorang yang menderita diare, kembung dapat terjadi akibat
hipokalemi atau intoleransi laktosa, di mana mekanisme tinja cair yang terjadi
adalah akibat karbohidrat yang tidak di absorpsi dengan baik, sehingga terjadi
beban osmotik yang meningkat, menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit.
Dilatasi usus halus yang terjadi akibat proses osmosis tersebut akan menginduksi
percepatan waktu singgah di usus halus dan hal ini sesuai dengan derajat
maldigesti. Waktu singgah yang cepat ini akan menyebabkan proses hidrolisis
akan berkurang, karena berkurangnya waktu kontak antara laktosa dan enzim
laktase yang tersisa.1
Sejumlah besar K+ dapat hilang secara langsung melalui saluran cerna bagian
bawah pada waktu diare, keluarnya feses dalam jumlah banyak mengakibatkan
terjadinya kekurangan volume cairan ekstrasel, yang akan merangsang
16
merangsang
ekskresi
K+
dan
membantu
mempertahankan
hipokalemi.7
Gejala perut kembung (distensi abdomen) dan rasa sakit (cramp) yang
terjadi berasal dari modifikasi keadaan usus halus dan kolon, seperti waktu
singgah dan komposisi flora usus dan hal tersebut
mempengaruhi derajat
17
kristaloid
cairan ini
dinamika sirkulasi, mengganti defisit yang terjadi, dan diberikan cairan rumatan
(maintenance) tujuannya untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit yang
sedang berlangsung.1
Pasien juga di berikan zinc, dasar penggunaan zinc dalam pengobatan
diare akut didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur
dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna
selama diare.1 Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan
elektronik oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,
meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen usus.1 Pemberian zinc juga dapat menurunkan
frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya dehidrasi pada anak. 1 Zinc di berikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun anak telah sembuh dari diare, dosisnya yaitu anak dibawah umur 6
bulan 10 mg (1/2 tablet) perhari dan anak umur di atas 6 bulan 20 mg (1 tablet)
perhari.1
Selain zinc, pasien juga di berikan dialac sachet. Dialac termasuk obat
Regulator GIT dan Antiflatulen. Komposisinya terdiri dari
per sachet (1 g)
18
sachet, anak umur 6 bulan 1 tahun 1x1/2 sachet, dan anak umr > 1 tahun 3x1
sachet. Idikasi pemberian dialac yaitu untuk memelihara fungsi normal usus.4
Pasien juga di berikan obat paracetamol, hal ini di karenakan pada saat
pasien mengalami diare pasien juga demam. Paracetamol termasuk dalam
golongan analgesik dan antipiretik, efek analgesiknya yaitu menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.5 Dan efek antipiretiknya yaitu dapat
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang di duga berdasarkan efek
sentralnya.5 Paracetamol tersedia dalam bentuk obat tunggal, berbentuk tablet 500
mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 mL. Dosisnya untuk anak umur 1-6
tahun : 60-120 mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya di
berikan maksimum 6 kali sehari.5
Pemberian antibiotik pada pasien ini, dilakukan karena jumlah leukosit
pada pasien ini > 10.000. Peningkatan jumlah leukosit biasanya disebabkan oleh
karena adanya infeksi, misalnya infeksi yang di sebabkan oleh bakteri ataupun
parasit. Ampisilin merupakan golongan amino pinisiln yang berspektrum luas
yang biasanya di gunakan untuk pengobatan pada kuman gram positif.5 Akan
tetapi sebaiknya pemberian antibiotik pada pasien diare harus selektif sebab
pemberian antibiotik yang tidak selektif justru akan memperpanjang lamanya
diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile
yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit di sembuhkan. 1 Selain itu,
pemberian antibiotik yang tidak selektif akan mempercepat resistensi kuman
terhadap antibiotik dan menambah biaya pengobatan yang tidak perlu.1
19
Pasien juga di anjurkan untuk mengganti susu formula dengan susu SGM
LLM yang diminum selama seminggu karena Susu SGM LLM mengandung
kadar Laktosa yang rendah sehingga berfungsi meringankan kerja enzim
laktase, mengandung Mineral Na,K,Cl yang merupakan mineral esensial
pengganti minerak yang hilang saat diare, Mengandung Omega 3 (240 mg/100
g), omega 6 (2900 mg/100 g) yang dapat membantu mengoptimalkan
pertumbuhan otak serta mengandung Probiotik FOS (300 mg/100g) yang dapat
merangsang pertumbuhan Bifidobacteria (bakteri yang baik) dan menghambat
pertumbuhan bakteri patogen (bakteri yang jahat) dalam saluran cerna.4
Pada pasien ini, prognosisnya yaitu bonam (baik) karena umunya
penyakit diare dengan dehidrasi ringan sedang dapat diobati dan dapat di
sembuhkan, kecuali pada pasien yang terlambat penanganan dan pengobatan akan
mengakibatkan komplikasi yang lebih berat seperti dehidrasi berat, dan dapat
menyebabkan kematian. Dan diare akibat malabsorbsi karbohidrat (intoleransi
laktosa) pada kelainan primer (kongenital) prognosisnya kurang baik, sedangkan
pada kelainan yang sekunder seperti diare, prognosisnya baik.3
Kesimpulan dari pembahasan kasus ini adalah diare akut dapat
menyerang semua golongan umur, dan diare akut biasanya di ikuti oleh gejala
penyerta seperti demam, mual/muntah dan kembung. Diare akut juga, dapat
mengakibatkan komplikasi dehidrasi yaitu dehidrasi ringan sedang ataupun berat.
Bila penanganan maupun pengobatannya dilakukan dengan cepat dan tepat maka
tidak akan mengakibatkan keadaan yang memburuk, dan umumya penderita diare
akut dapat di sembuhkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B, Santoso N. Diare akut. Dalam : Juffrie M, Oswari H, Arief S,
Rosalina I, dkk,ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Jakarta :
IDAI ; 2011:87-118
2. Hutagaol H. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang. [serial online] 2008 April
[Diunduh1
Jan
2012].
Tersedia
dari:
URL:
http://
belibis
a17.Com/2008/04/25/Diare Akut .
3. Hassan R, Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI, 1985:283-311
4. MIMS edisi bahasa indonesia. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2009
5. Gunawan GS. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : FKUI, 2007
6. Fitriana F. Komposisi Feses Manusia. [serial online] 2010 Juli [Diunduh 22
Jan
2012].
Tersedia
dari:
URL:
http://Faridafitriana.wordpress
com/2010/07/05/
7. Price AS, Wilson ML. Gangguan volume, osmolalitas, dan elektrolit cairan.
Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DW, penyunting.
Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2005. H. 328-72.
21