Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tugas Akolit
Ritus Pembuka:
Liturgi Sabda:
Komuni
Ritus Penutup
Inti dari seluruh perayaan liturgi adalah menghadirkan misteri keselamatan. Seluruh umat Allah
merayakan misteri keselamatan. Dalam perayaan tersebut, semua tugas pelayanan membantu
mengarahkan perhatian umat kepada inti misteri keselamatan. Dengan pelayanan para akolit
serta pelayan liturgi lainnya, diharapkan umat menghayati atau mengalami inti misteri yang
dirayakan. Pusat perhatian harus diberikan kepada inti misteri. Hendaknya akolit menarik
perhatian umat kepada inti misteri bukan kepada dirinya sendiri. Ia mesti berusaha agar umat
dapat lebih bersatu dengan inti misteri yang sedang dirayakan. Oleh karena itu seluruh sikap atau
gerak-gerik dan perhatian dari akolit harus diarahkan atau dipusatkan kepada inti misteri itu.
Seperti semua pelayan liturgi lain, seorang akolit harus ikhlas, jujur, wajar. Ia harus mampu
mengungkapkan misteri Allah dengan anugerah-Nya dan keterbukaan manusia terhadap misteri
itu. Penampilan yang jujur dan ikhlas perlu sekali. Ia harus memelihara dan menjaga seluruh
gestikulasi yang berhubungan erat dengan mata, wajah, tangan, kaki. Dengan kata lain ia harus
memelihara disiplin tubuhnya dan tentu saja disiplin hati. Tubuh dan hati yang punya disiplin
akan jauh lebih mudah mengarah kepada sumber keutuhan dan disiplin itu sendiri yaitu Tuhan.
Dengan cara itu ia menarik perhatian umat kepada inti misteri perayaan, kepada Tuhan dan
karya-karya-Nya yang agung.
Berdasarkan pemahaman ini, dapat dilihat bahwa pelayanan seorang akolit memiliki tiga
dimensi. Pertama, dengan pelayanannya seorang akolit membantu menghadirkan misteri
keselamatan yang datang dari Allah. Di sini seorang akolit melayani Allah. Kedua, seorang akolit
pun melayani umat dalam arti membantu mengarahkan perhatian umat kepada inti misteri
keselamatan. Ketiga, secara teknis seorang akolit melayani imam atau diakon, yang bersamasama bertugas untuk melayani Allah dan umat Allah.
Ritus Pembuka:
Ritus Pembuka dimulai dari sakristi dan diteruskan dengan perarakan menuju ke altar sementara
koor atau umat menyanyikan Lagu Pembuka.
Tugas akolit di sini adalah sebagai berikut:
1. Berjalan bersama imam, berarak bersama mendahului imam. Dengan seluruh sikapnya
akolit turut membantu menyiapkan seluruh umat mengambil bagian dalam perayaan
sambil mewartakan bahwa Tuhan sedang mendatangi umat-Nya dan mau tinggal di
tengah mereka. Para akolit membawa serta sejumlah peralatan liturgis yang secara
simbolis mengungkapkan penghormatan kepada Tuhan yang datang ke tengah umat.
Peralatan peralatan itu antara lain (khususnya dalam perayaan meriah):
1. Api dalam stribul (wiruk) dan kemenyan untuk pedupaan.
2. Salib yang diapit lilin-lilin bernyala.
3. Bejana dengan air berkat dan alat percik
4. Lonceng, bila perlu, untuk memberi tanda bahwa perayaan akan segera dimulai.
5. Tongkat kegembalaan dan mitra uskup (dalam perayaan meriah yang dipimpin
Uskup).
2. Di depan altar akolit bersama pemimpin memberi hormat kepada Allah yang hadir di
dalam tempat ibadah. Sesudahnya akolit meletakkan peralatan liturgis di tempatnya yang
tepat. Misalnya, lilin dapat diletakkan di dekat atau di atas altar, salib dapat dipancangkan
di sebelah kiri altar (terutama kalau tak ada salib besar yang menghadap umat) atau
dibawa ke sakristi. Pembawa pedupaan mendekati altar dan melayani imam untuk
mendupai altar dan salib. Sementara itu akolit yang lain berdiri di tempat yang telah
disediakan. Kalau pernyataan tobat dibuat dengan percikan air berkat, akolit atau putraputri altar membantu membawa air berkat sambil menghantar imam untuk mereciki umat.
3. Akolit dapat melayani imam dengan memegang buku misa di dekat kursi imam agar
dapat dibaca oleh pemimpin dengan mudah dan dengan sikap tangan yang sesuai. Akolit
dapat juga membantu imam atau diakon untuk mempersiapkan buku misa di altar.
Liturgi Sabda:
Pada waktu Mazmur tanggapan hampir selesai dibawakan, akolit mengambil pedupaan
untuk dibakar oleh imam.
Bila ada perarakan Kitab Suci, pembawa pedupaan dan lilin mengambil bagian dalam
perarakan itu. Tempat mereka ada di depan perarakan .
Akolit pembawa lilin mendekati mimbar sabda lalu berdiri di sampingnya.
Di depan mimbar Sabda pembawa pedupaan melayani diakon atau imam untuk mendupai
buku bacaan Injil (Evangeliarium).
Setelah bacaan Injil, para akolit meletakkan peralatan liturgi di tempatnya dan kembali ke
tempat duduk masing-masing.
Menyiapkan altar ( kalau tidak ada diakon, dan kalau mendapat persetujuan dari imam,
jadi harus ada konsultasi lebih dulu dengan imam): menghamparkan kain corporale di
tengah altar dan meletakkan di atas kain korporale peralatan-peralatan Ekaristi seperti
piala dengan pala (penutup piala), patena dengan hosti besar, sibori dengan hosti kecil di
dalamnya, kain purifikator (kain pembersih piala).
Melayani pemimpin untuk mencuci tangan dengan membawa air dan kain lavabo (untuk
mengeringkan tangan yang basah). Bila ada pendupaan, ritus cuci tangan ini dibuat
sesudah pendupaan. Ketika mengambil pedupaan akolit tunduk di depan altar. Api dalam
stribul (wiruk) harus sedang membara agar mudah terjadi pembakaran kemenyan bila
dicampur dalam api yang akan menghasilkan kepulan asap dan bau harum mewangi.
Hendaknya kemenyan tidak dicampur dengan tepung lilin atau bahan lain yang
mengurangkan atau menghilangkan keharumannya.
Membantu imam dalam pendupaan, mendupai imam pemimpin (lalu konselebran kalau
ada) dan mendupai umat. Sebelum pendupaan para konselebran dan umat baiklah diberi
tanda supaya mereka berdiri dan menundukkan kepala lalu akolit mendupai mereka.
Pendupaan dibuat 3 x 3.
Membunyikan lonceng kecil atau alat bunyian lain (sesuai kebiasaan setempat) pada saat
awal epiklesis, awal kisah institusi dan sesudah kata-kata konsekrasi.
Membuat pendupaan di depan altar pada saat hosti dan anggur yang kudus dihunjukkan.
Komuni
Akolit dapat juga menjalankan fungsi pelayanan komunio (membagi komunio). Akolit
dengan tugas khusus ini disebut pelayan komuni tak lazim.
Bila disetujui oleh imam akolit dapat membersihkan dan merapihkan perlengkapan misa
sesudah komunio di altar atau di meja credens.
Memberikan komuni pada orang sakit yang bisa dilakukan sesudah misa.
Ritus Penutup