You are on page 1of 6

Hari / Tanggal

: Selasa / 20 Mei 2015

Waktu

: 14.30-17.00 WIB

Dosen Pembimbing

: Drh.Huda Darusman, Msi

ANALGESIK
Kelompok 2
1. Zikra Doviansyah

(B04110082)

2. Veenu Kumar

(B04118003)

3. Langen Tunjungsari

(B04120083)

4. Kamila Edvani

(B04120133)

5. Clara Pusparani

(B04120137)

6. Maulidina Ayunintyas

(B04120142)

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI


DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN
Analgetik atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat mengurangi atau
menghilangkan kesadaran, tanpa memiliki kerja anatesi umum. Rasa nyeri
sebenarnya merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda
bahaya

tentang

adanya

gangguan-gangguan

tubuh

seperti

peradangan

(Rematik/Encok), infeksi kuman maupun kejang otot. Berdasarkan proses kerja,


mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua kelompok
yaitu analgetika yang bersifat kuat dan bersifat lemah (Mutchler 2005).
Analgesik merupakan suatu senyawa yang dapat menghilangkan rasa nyeri.
Pembebasan mediator kimia pada waktu terjadinya stimulus nyeri seperti
bradikinin dapat merangsang ujung-ujung syaraf nyeri menimbulkan rasa nyeri.
Respon terhadap nyeri dan kesadaran akan nyeri dapat dipengaruhi oleh
komponen psikologik. Dalam hal ini meskipun nilai ambang nyeri relatif konstan
pada orang normal tetapi sensasi nyeri sendiri sebagai respon terhadap stimulus
nyeri dapat bervariasi.
Berdasarkan tempat kerjanya analgesik dapat digolongkan ke dalam
analgesik yang bekerja secara sentral seperti morfin dan analgesik yang bekerja
perifer yang dapat melibatkan komponen sental pula.
Tujuan
Mengetahui kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah
kesadaran sensasi nyeri dengan cara fisik atau kimiawi.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Tikus putih jantan, larutan antalgin 10%, ketoprofen, penangas air suhu 50oC,
stopwatch, alat penahan tikus, dan alat suntik 1 mL.
Metodologi
1) Ekor tikus dimasukkan pada penangas air, lamanya respon yang muncul
dicatat dengan cara mengamati waktu dari mulai ekor tikus dimasukkan ke

dalam penangas sampai dengan munculnya jentikan wkor tikus dari penangas
air.
2) Prosedur diulangi 3 kali dengan selang waktu 2 menit untuk memperoleh
respon normal dari tikus.
3) Data kedua dan ketiga diratakan dan dicatat sebagai respon normal masingmasing tikus terhadap stimulus nyeri (normal antara 3-5 detik).
4) Obat yang akan dievaluasi efeknya secara intraperitoneum disuntikkan
(Antalgin dosis 300 mg/kg bb dan Ketoprofen 5 mg/kg bb).
Pemberian NaCl Fisiologis

: 0.08 ml

Dosis penggunaan ketoprofen

: 1 dosis: 0.02 ml/200 gram BB


2 dosis: 0.08 ml/200 gram BB

5) Didiamkan selama 10 menit.


6) Ekor tikus dimasukkan ke dalam penangas air dan dicatat waktu respon yang
muncul. Ekor tikus tidak boleh dibiarkan berada dalam air pada lebih dari 10
detik. Bila hal ini terjadi harus diangkat dan dinyatakan sebagai kehilangan
rasa nyeri atau analgesia.
7) Pengamatan dilakukan pada selang waktu 20, 30, 60, 90, dan 120 menit.
8) Tabelkan dan dibuat kurva yang menggambarkan stimulus nyeri dan respon.
TINJAUAN PUSTAKA
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat
yang digunakan sebagai penahan sakit. Analgetika atau obat penghilang nyeri
adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay, 2007).
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok
besar, yakni analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang
tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk
kelompok ini; dan analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau
rasanyeri hebat, seperti pada fractura dan kanker (Tjay, 2007).
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :
1. Analgesik nonopioid, dan

2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
Obat-obatan dalam kelompok nonopioid memiliki target aksi pada enzim, yaitu
enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah
mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX
pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator
nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek
samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung
usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek
samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan
dosis besar. Ketoprofen termasuk obat dalam golongan ini. Ketoprofen merupakan
suatu antiinflamasi non steroid dengan efek antiinflamasi, analgesik dan
antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa
prostaglandin. (Katzung, 1986).
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan
NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Umumnya, obat-obatan
analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (antipembengkakan), dan beberapa
jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga
dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah
golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada di golongan ini adalah
parasetamol. Tetapi Antalgin lebih banyak sifat analgetiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Waktu munculnya reaksi nyeri pada tikus
Kelompok
1(NaCL fisiologis)
2(NaCL fisiologis)
3(Ketoprofen 1 dosis)
4(Ketoprofen 1 dosis)
5(Ketoprofen 1 dosis)

10

Respon(detik)
30
50
70

9
22
10
18
15

6
10
13
23
4

4
4
21
26
11

6
7
22
32
19

7
9
5
17
17

x
6,4
10,4
14,2
23,2
13,2

6(Ketoprofen 2 dosis)
7(Ketoprofen 2 dosis)
8(Ketoprofen 2 dosis)

9
10
5

13
22
8

18
30
13

41
40
20

30
13
13

21,0
23
11,8

Grafik 1 Waktu munculnya reaksi nyeri pada tikus


45
40
35

Kelompok 1

30

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 4

Kelompok 5

25

Respon(detik) 20
15
10

Kelompok 6

5
0

10

30

50

Waktu(Menit)

Pembahasan
Analgesik mempunyai pengaruh pada tubuh sebagai penghilang sensasi
nyeri (Katzung 1986). Ketoprofen merupakan salah satu jenis analgesik yang
umum digunakan. Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan
efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja
dengan menghambat sintesa prostaglandin. Ketoprofen tablet diabsorbsi sempurna
dan cepat di saluran cerna. Absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan;
makanan hanya memperpanjang waktu mencapai kadar puncak (Wits) tanpa
mempengaruhi bioavailabilitas totalnya. Pada praktikum ini, tikus yang diberi
ketoprofen 1 dosis menunjukan kenaikan waktu respon terhadap nyeri seawal
menit ke-10. Ketoprofen juga menunjukkan efek analgesik yang maksimal pada
menit ke-50. Walau bagaimanapun, beberapa mencit yang diberi 1 dosis

70

menunjukkan fluktuasi dimungkinkan faktor dari penangas air yang semakin


panas sehingga mencit menunjukkan reaksi yang menurun.
Ketoprofen merupakan analgesik yang bekerja dengan cara memblok
enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Dengan terhambatnya prostaglandin, rasa nyeri
yang diterima oleh tikus akan lambat untuk direspon (Ganiswara 1995). Pada
praktikum yang dilakukan, pemberian ketoprofen menunjukkan hasil yang positif.
Pada dosis ketoprofen yang lebih tinggi, tikus memberikan hasil lebih lama
memberikan respon pada panas.
KESIMPULAN
Pemberian ketoprofen dengan dosis 0.02 ml/200 gram BB secara
intraperitoneal dapat menyebabkan efek analgesik. Efek ini ditunjukkan dengan
semakin lamanya tikus merespon nyeri yang diberikan. Efek yang paling jelas
terlihat pada 30 dan 50 menit setelah obat diinjeksikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy
Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi F K U I. Jakarta
Katzung, Bertram G. 1986. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika,
Jakarta.
Mustchler. 2005. Dinamika Obat. Bandung (Ind): ITB
Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. PT Gramedia, Jakarta.

You might also like