Professional Documents
Culture Documents
Waktu
: 14.30-17.00 WIB
Dosen Pembimbing
ANALGESIK
Kelompok 2
1. Zikra Doviansyah
(B04110082)
2. Veenu Kumar
(B04118003)
3. Langen Tunjungsari
(B04120083)
4. Kamila Edvani
(B04120133)
5. Clara Pusparani
(B04120137)
6. Maulidina Ayunintyas
(B04120142)
PENDAHULUAN
Analgetik atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat mengurangi atau
menghilangkan kesadaran, tanpa memiliki kerja anatesi umum. Rasa nyeri
sebenarnya merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda
bahaya
tentang
adanya
gangguan-gangguan
tubuh
seperti
peradangan
dalam penangas sampai dengan munculnya jentikan wkor tikus dari penangas
air.
2) Prosedur diulangi 3 kali dengan selang waktu 2 menit untuk memperoleh
respon normal dari tikus.
3) Data kedua dan ketiga diratakan dan dicatat sebagai respon normal masingmasing tikus terhadap stimulus nyeri (normal antara 3-5 detik).
4) Obat yang akan dievaluasi efeknya secara intraperitoneum disuntikkan
(Antalgin dosis 300 mg/kg bb dan Ketoprofen 5 mg/kg bb).
Pemberian NaCl Fisiologis
: 0.08 ml
2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
Obat-obatan dalam kelompok nonopioid memiliki target aksi pada enzim, yaitu
enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah
mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX
pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator
nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek
samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung
usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek
samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan
dosis besar. Ketoprofen termasuk obat dalam golongan ini. Ketoprofen merupakan
suatu antiinflamasi non steroid dengan efek antiinflamasi, analgesik dan
antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa
prostaglandin. (Katzung, 1986).
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan
NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Umumnya, obat-obatan
analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (antipembengkakan), dan beberapa
jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga
dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah
golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada di golongan ini adalah
parasetamol. Tetapi Antalgin lebih banyak sifat analgetiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Waktu munculnya reaksi nyeri pada tikus
Kelompok
1(NaCL fisiologis)
2(NaCL fisiologis)
3(Ketoprofen 1 dosis)
4(Ketoprofen 1 dosis)
5(Ketoprofen 1 dosis)
10
Respon(detik)
30
50
70
9
22
10
18
15
6
10
13
23
4
4
4
21
26
11
6
7
22
32
19
7
9
5
17
17
x
6,4
10,4
14,2
23,2
13,2
6(Ketoprofen 2 dosis)
7(Ketoprofen 2 dosis)
8(Ketoprofen 2 dosis)
9
10
5
13
22
8
18
30
13
41
40
20
30
13
13
21,0
23
11,8
Kelompok 1
30
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 4
Kelompok 5
25
Respon(detik) 20
15
10
Kelompok 6
5
0
10
30
50
Waktu(Menit)
Pembahasan
Analgesik mempunyai pengaruh pada tubuh sebagai penghilang sensasi
nyeri (Katzung 1986). Ketoprofen merupakan salah satu jenis analgesik yang
umum digunakan. Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan
efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja
dengan menghambat sintesa prostaglandin. Ketoprofen tablet diabsorbsi sempurna
dan cepat di saluran cerna. Absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan;
makanan hanya memperpanjang waktu mencapai kadar puncak (Wits) tanpa
mempengaruhi bioavailabilitas totalnya. Pada praktikum ini, tikus yang diberi
ketoprofen 1 dosis menunjukan kenaikan waktu respon terhadap nyeri seawal
menit ke-10. Ketoprofen juga menunjukkan efek analgesik yang maksimal pada
menit ke-50. Walau bagaimanapun, beberapa mencit yang diberi 1 dosis
70