Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Nimfa Christina Rachmawati Wibowo
Pembimbing :
dr. Dewi Sulistyorini
Borang portofolio
Nama peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
: 22 Juni 2015
Pendamping
Obyektif presentasi
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Dewasa
Lansia
Bumil
Riset
Kasus
Audit
Presentasi
Pos
Pasien
Bahan Bahasan
Tinjauan pustaka
Cara membahas
Diskusi
Kasus
Deskripsi
: Pria usia 65 tahun, nyeri perut, perut terasa panas setelah minum racun tikus, mual
dan muntah, gelisah, intoksikasi racun tikus
Tujuan
I.
II.
Identitas Penderita
Nama
: Tn. M
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Status nikah
: Menikah
Alamat
No. RM
: 021994
Masuk RS
Bangsal
: Dahlia/ III
Anamnesis
A. Keluhan Utama
Muntah setelah minum racun tikus
B. Keluhan Penyerta
perut terasa panas, badan lemas, tidak bisa tidur
C. Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis di IGD) :
Pasien pria, usia 65 tahun, datang dibawa ke IGD RSUD Banyudono pada tanggal
22 Juni 2015 dengan keluhan muntah setelah meminum racun tikus 6 jam SMRS. Racun
tikus yang diminum berupa cairan sebanyak satu sachet racun tikus bubuk yang di
larutkan dalam 200 ml air. Pasien muntah kurang lebih 10 kali/hari, isi cairan warna
kekuningan dan sisa makanan, + - 1 gelas (100 200 cc) belimbing setiap muntah,
muntah hitam (-), lendir (-), darah (-). Muntah diawali dengan rasa mual. Pasien juga
merasakan perut terasa panas setelah meminum racun tikus. Rasa panas dirasakan di ulu
hati seperti terbakar. Ulu hati panas dirasakan terus-menerus dan makin meningkat sejak
pagi hari sebelum masuk rumah sakit, penurunan nafsu makan (+), disertai dengan
produksi air ludah yang berlebihan.
Pasien mengeluh merasakan badan lemas setelah muntah-muntah. Lemas dirasakan
pada seluruh tubuh, terus menerus, tidak berkurang dengan istirahat maupun makan, dan
bertambah bila beraktivitas. Lemah sesisi (-), bicara pelo (-), adanya trauma (-),
kelumpuhan anggota gerak (-). Riwayat kejang dan demam disangkal. Lemas disertai
dengan rasa nggliyer dan kepala agak pusing. Pasien juga mengeluh pandangan
berkunang-kunang. Pasien tidak merasakan telinga berdenging.
Pasien mengalami gangguan tidak bisa tidur sejak 1 tahun terakhir dan mendapat
terapi atas gangguan tidurnya dari RSJ Surakarta. Pasien merasa sulit saat akan memulai
tidur dan cenderung merasa gelisah walaupun mengaku tidak ada yang sedang
dipikirkan. Pasien mengaku dirinya merasa takut akan ditangkap polisi setelah
melakukan tindakan kekerasan pada tetangganya, sehingga muncul keinginan untuk
bunuh diri dengan meminum racun tikus. Halusinasi (-), ilusi (-), waham (-).
BAK 1x jumlah hanya sedikit, warna kuning keruh, tidak ditemukan darah, BAK
lampias, tidak berpasir, tidak berbusa, dan tidak terasa nyeri. BAB 1x/hari @ gelas
belimbing konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah, tidak berlendir,
dan tidak nyeri. Tidak ada benjolan yang keluar saat BAB.
D. Riwayat Penyakit Dahulu :
1. Riwayat keluhan serupa
: disangkal
3. Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
5. Riwayat trauma
: disangkal
6. Riwayat Hipertensi
7. Riwayat DM
: (-)
8. Riwayat Asma
: (-)
E. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat minum alkohol
: (+) kadang-kadang
: disangkal
: disangkal
d. Riwayat merokok
: (+) 20 tahun
: disangkal
b.
: disangkal
c.
: disangkal
d.
: disangkal
e.
: disangkal
G. Riwayat Gizi
Pasien makan secara teratur 3 kali per hari teratur dengan makanan utamanya adalah nasi,
lauk-pauk, sayur, tempe, sambal goreng, telur, ikan, dan daging. Semenjak setelah minum
racun tikus pasien muntah-muntah dan nafsu makan sangat menurun.
H. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di suatu perusahaan di Boyolali.
III.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 22 Juni 2015 jam 04.00 WIB saat di IGD
A.
B.
Keadaan Umum
Tanda Vital
Kepala
E.
Mata
M.Temporalis (-/-).
: Mata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil
isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya
(+/+), edema palpebra (-/-), eksophtalmos (-/-),
F.
Telinga
strabismus (-/-).
: Membran timpani intak, sekret (-/-), darah (-/-), nyeri
tekan mastoid (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), gangguan
G.
Hidung
H.
Mulut
I.
Leher
J.
Thorax
108
45
23
19
0,4
Negatif
g/dL
U/L
U/L
Mg/dl
Mg/dl
Rujukan
14-18
40-50
4,5-6
4-10
150-400
<7
1-3
0-1
1-4
3-5
38-70
20-40
2-10
70-150
<37
<42
10-50
0,6-1,1
V.
RESUME
Pasien pria, usia 65 tahun, datang dibawa ke IGD RSUD Banyudono pada tanggal
22 Juni 2015 dengan keluhan muntah setelah meminum racun tikus 6 jam SMRS. Pasien
muntah kurang lebih 10 kali/hari, isi cairan warna kekuningan dan sisa makanan, + - 1
gelas (100 200 cc) belimbing setiap muntah. Muntah diawali dengan rasa mual. Pasien
juga merasakan perut terasa panas setelah meminum racun tikus. Rasa panas dirasakan
di ulu hati seperti terbakar. Ulu hati panas dirasakan terus-menerus dan makin meningkat
sejak pagi hari sebelum masuk rumah sakit. Perut kembung dan keras, penurunan nafsu
makan (+) dan hipersalivasi (+).
Pasien mengeluh merasakan badan lemas setelah muntah-muntah. Lemas dirasakan
pada seluruh tubuh, terus menerus, tidak berkurang dengan istirahat maupun makan, dan
bertambah bila beraktivitas. Lemas disertai dengan rasa ngliyer dan kepala agak pusing.
Pasien juga mengeluh pandangan berkunang-kunang.
Pasien mengalami gangguan tidak bisa tidur sejak 1 tahun terakhir dan mendapat
terapi atas gangguan tidurnya dari RSJ Surakarta. Pasien merasa sulit saat akan memulai
tidur dan cenderung merasa gelisah walaupun mengaku tidak ada yang sedang
dipikirkan. Pasien mengaku dirinya merasa takut akan ditangkap polisi setelah
melakukan tindakan kekerasan pada tetangganya, sehingga muncul keinginan untuk
bunuh diri dengan meminum racun tikus.
Riwayat hipertensi (+) 3 tahun tapi tidak terkontrol dan riwayat pengobatan di RSJ
secara rutin karena gangguan tidur selama 1 tahun. Riwayat merokok selama 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita tampak kesakitan dan
gelisah, composmentis, gizi kesan cukup, mata cekung. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan:
Tekanan darah
: 170/110 mmHg
Nadi
Laju pernafasan
: 24 x/ menit
Suhu
darah didapatkan pada hitung jenis leukosit didapatkan peningkatan neutrofil segmen (76%).
VI.
DAFTAR MASALAH
Anamnesis
1. Muntah
2. Nyeri perut
3. Badan lemas
4. Gelisah dan tidak bisa tidur
5. Perut kembung dan keras
6. Penurunan nafsu makan
Pemeriksaan Fisik
7. Hipersalivasi
8. Nyeri tekan di epigastrium
Pemeriksaan Penunjang
9. Neutrofil segmen 76%
VII. DIAGNOSIS KERJA
1.
2.
Hipertensi stage II
3.
Gangguan Tidur
VIII.
PENATALAKSANAAN
PLANNING
Diagnosis
Monitoring
Balance cairan
X.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
: bonam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam : bonam
PROGRESS REPORT
Objektif
KU: sedang, CM
(jam 04.00)
VS:
VS:
T : 170/110 mmHg
T : 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
Juni 2015 (DPH 2)
Rr: 2424
x/menit
N : 88 x/menit
Juni 2015 (DPH 3)
Rr: 2025x/menit
S :Lemas,
36oC NGT dilepas tidak mau
-S : 36,6oC
dipasang
lagi SI (-/-)
Mata:
CA (-/-),
KU: baik, CM
Cor: BJ I-II Reg Bising (-)
VS:
Pulmo: SDV(+/+) ,ST (-/-)
T : 150/80 mmHg
Abdomen: DP//DD, BU (+)
N : 88 x/menit
normal, NT (+) epigastrium.
Rr: 24 x/menit
Ektremitas :
S : 36,5oC
akral dingin +
+
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
+ +
Cor: BJ I-II Reg Bising (-)
Oedem
- Pulmo: SDV(+/+) ,ST (-/-)
Abdomen: DP//DD, BU (+)
Subjektif
Objektif
normal,
DIAGNOSIS
NT
Ektremitas
- Intoksikasi :Racun tikus
Ektremitas
: racun tikus
- intoksikasi
akral
dingin stage
- II- Hipertensi
akraltertangani
dingin -
TERAPI
(-)
- Inf RL guyur
20 tpm
Oedem
- 1 flabot
makro
kecoklatan
-- IVFD
RLurin
20 tpm
Monitor
output dan balans
- Inj
Ranitidin 50 mg/ 12 jam
cairan
- Amlodipin
10 mg 1-0-0
norit
Raber Saraf
Raber Saraf
- II
Hipertensi- stage
- Inf RL 20 tpm
Oedem
- makro
- Inj Ranitidin- 50 -mg/ 12 jam
- Inj Ondancentron 1A/ 12 jam
Dispepsia
post minum
tikus Dispepsia
minum racun
- Inj Ondancentron
1A/racun
12 jam
- NGTpost
spooling
Hipertensi
- NGT stage
500 ccI cairan kuning
TERAPI
tikus
- Diet bubur
Hipertensi
I
- Monitor stage
urin output
dan balans
-amlodipin 1x 10 mg (1-0-0)
cairan
-Ranitidin 2x I tab oral
- Amlodipin 10 mg 1-0-0
-BLPL