Professional Documents
Culture Documents
Setan Tambang
1. Pendahuluan
Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan salah satu
sarana yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan
oleh manajemen perusahaan. Penggunaannya tidak saja terkonsentrasi pada
proses penambangan baik tambang terbuka maupun bawah tanah, tetapi juga
diperlukan untuk proses penunjang penambangan, antara lain:
(1) Pemeliharaan jalan-jalan tambang dan
(2) Penataan areal reklamasi pasca penambangan.
Peralatan produksi penambangan mungkin dapat didefinisikan sebagai
alat-alat mekanis yang ekonomis bila digunakan untuk menghasilkan suatu bahan
galian (bijih), batubara dan bahan galian industri. Dari definisi tersebut tersirat dua
hal utama, yaitu alat bertenaga mekanis atau alat berat dan harus ekonomis.
Pertimbangan menggunakan alat berat adalah sebagai berikut:
investasinya cukup besar. Walaupun terdapat alat berat yang dioperasikan tidak
langsung untuk penggalian bijih atau batubara (non-produksi), misalnya untuk
perawatan jalan, pemindahan overburden atau reklamasi; namun semua kegiatan
tersebut harus dilaksanakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Biaya yang diperlukan untuk penggalian non-produksi merupakan salah satu
komponen biaya produksi yang diperhitungkan untuk menentukan marginal price
of finished product.
1
Setan Tambang
Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebut continuous miner baik
yang digunakan pada sistem longwall, shortwall maupun room and pillar.
Contohnya alat pemotong lapisan batubara antara lain; shearer dan plow
(plough).
Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalah Load-Haul-Dump (LHD),
overshotloader, slusher (scrapper) dan sebagainya.
Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor, chain conveyor,
lori-lokomotif (train) dan lain-lain.
Setan Tambang
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat berat antara
lain:
Medan kerja, kadang sulit dijamah oleh alat angkut dan muat konvensional,
tetapi lebih ekonomis digunakan cara lain, misalnya lori gantung, pipa lumpur,
belt conveyor, dll.
Setan Tambang
penting artinya, karena tidak diinginkan adanya kesalahan estimasi produksi alatalat berat.
2.1. Kapasitas Alat
Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut
oleh suatu alat berat. Pabrik pembuat alat berat akan memberikan spesifikasi unit
alat termasuk kapasitas teoritisnya. Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis
material yang diisi atau dimuat, baik berupa tanah maupun batu lepas. Dengan
demikian karakteristik material harus difahami betul agar di dalam mengestimasi
kapasitas alat sebenarnya tidak meleset.
Dalam perhitungan perencanaan, jumlah material umumnya dinyatakan
dengan volume aslinya di tempat (bank / insitu), walaupun yang diangkut atau
dimuat sebenarnya adalah material yang sudah lepas (loose). Oleh sebab itu
perubahan material dari kondisi asli (bank) menjadi lepas (loose) merupakan
bagian dari perhitungan tersebut.
2.1.1. Volume Material
Dikenal
ada
tiga
bentuk
volume
material
yang
mempengaruhi
Setan Tambang
-1
(2.1)
(2.2)
(2.3)
(1 + % berai)
(2.4)
Contoh :
(1). Apabila material memberai 20%, berapa LCM yang akan dipindahkan
untuk 1000 BCM? * Loose = 1000 x (1 + 0,20) = 1200 LCM
(2) Berapa BCM yang harus diperhitungkan pada rencana peledakan bila
target produksi adalah 1000 LCM dengan % swell = 25%.
(2.5)
100% + % berai
Jadi untuk mengestimasi muatan pada kondisi BCM, kapasitas mangkok pada
5
Setan Tambang
(2.6)
CCM / BCM
(2.7)
Contoh :
Konstruksi jalan raya memerlukan tanah kering yang dipadatkan hingga harga SF
= 0,80 yang jumlahnya 8.000 CCM. Tanah tersebut mempunyai % berai = 23%.
Alat angkut yang dipakai berkapasitas 10,7 LCM (rata bak) atau 15 LCM
(munjunga). Berapa BCM yang diperlukan dan berapa kali pemindahan muatan
tersebut (jumlah per siklusnya).
a.
b.
LF
= 1 / (1 + 0,23)
= 0,81
. (2.8)
Volume, m3 (yd3)
Densitas material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian, yaitu dari
kondisi bank ke loose. Pada kondisi loose, densitas material akan berkurang (per
volume sama) dibanding densitas pada kondisi bank karena adanya pori udara.
Untuk mengkonversi densitas material dari bank ke loose digunakan rumus, sbb:
6
Setan Tambang
Kg/BCM
(1 + % berat) =
(2.9)
Kg/LCM
Setan Tambang
Tabel 2.1
Densitas Dan Faktor Muat Beberapa Material
Setan Tambang
berat :
1.
2.
3.
(2.10)
Tahanan Guling (TG) adalah gaya yang harus diatasi kendaraan agar dapat
bergerak dipermukaan tanah. Sejumlah gaya mempengaruhi harga TG dan yang
terpenting adalah Gesekan Internal (GI) atau Internal Friction, Lenturan Ban (LB)
atau Tire Flexing dan Penetrasi Ban (PB) atau Tire Penetration. Tahanan Guling
dapat dirumuskan sebagai berikut :
TG = GI + LB + PB
(2.11)
Lenturan Ban (LB) diperhitungkan sebagai tahanan pada saat kembangan ban
mengeliat akibat perubahan kondisi permukaan jalan. Bila kendaraan
terpelihara dengan baik, harga GI dan LB seharusnya konstan, yaitu 20 kg/ton
berat kendaraan (40 lb/ton). Dengan mengabaikan faktor-faktor lain, 20 kg
akan selalu diperlukan untuk mendorong dan menarik atau mengangkut setiap
ton Berat Kendaraan Gross (BKG) atau Gross Vehicle Weight.
Setan Tambang
(2.12)
contoh :
(1) Sebuah wheel loader memindahkan tanah penutup basah dari timbunan
pada kondisi jalan dengan TG = 50 kg/ton. Berapa TG tersebut bila
dinyatakan dalam Prosen Kemiringan?
Jawab:
50 kg/ton
% TG =
=5
10 kg/ton/1%
= 170 ton
25 mm
10
Setan Tambang
Tabel 2.2.
Faktor Faktor Tahanan Guling (TG) [10 kg/ton = 1%]
Kondisi Jalan
Kg/ton
Lb/ton
% Miring
Efektif
beban,
jalan
40
33
70
3,5
50
100
75
150
7,5
dapat
20
dirawat
ban
membekas
pada
terjadi
penetrasi
akibat
beban
yang
dibawanya,
tetapi
kecil
pengaruhnya. Bahkan bila bergerak pada kondisi jalan yang tidak berarti apa-apa.
Tahanan Miring (TM), adalah gaya gravitasi yang harus diatasi oleh kendaraan
pada saat bergerak naik (+) atau turun (-). Harga TM harus diperhitungkan baik
pada kendaraan ban karet amaupun rantai. Umumnya kemiringan dinyatakan
dalam persen (%). Dikatakan kemiringan 1% apabila jarak vertikal 1 m (1 ft) untuk
horizontal 100 m (100 ft). Gambar 2.1 memperlihatkan perbandingan satuan
kemiringan dalam prosen dan derajad.
11
Setan Tambang
Gambar 2.1.
Perbandingan satuan kemiringan
Telah disinggung bahwa Tahanan Total merupakan penjumlahan dari M dan TM
(lihat persamaan 2.10). Tenaga yang diperlukan (TP) diperoleh dari perkalian TT
dengan Berat Kendaraan Gross (BKG), jadi:
TP = TT kglton x BKG (ton)
(2.11a)
(2.131)
Contoh:
Sebuah loader dengan ban karet bergerak pada jenjang yang memiliki Tahanan
Guling 170 kgIton atau identik dengan 17% Kemiringan Efektif Apabila jenjang
tersebut rata alau Tahanan Miring = OV6, berapa Tenaga Diperlukan (TP) untuk
menggerakkan berat loader dan muatannya sebesar 31,752 ton ?
Jawaban: Gunakan Persamaan (2.13. a) alau (2.13. b)
TP = 170 kgIton x 31,752 ton
= 5.398 kg ~ 5400 kg
atau
TP = 17%x 31,752 ton
= 5,398 ton ~ 5400 kg
12
Setan Tambang
Tenaga
Tersedia
(TS).
Tenaga
yang
tersedia
menggambarkan
kemampuan suatu alat agar dapat bergerak dipermukaan jalan yang dilaluinya.
Dalam hal ini tersirat bahwa kendaraan harus mampu mengatasi hambatan di
sepanjang jalan tersebut. Dengan demikian harga TS merupakan fungsi dari berat
kendaraan, kecepatan, dan Tahanan Total di sepanjang jalan agar mesin mampu
menarik seluruh beban kendaraan. Kemampuan mesin untuk menarik seluruh
-beban kendaraan melalui permukaan ban atau rantai disebut Rimpull atau
Drawbar Pul- Rimpull adalah istilah-kekuatan mesin yang diberikan pada
kendaraan dengan ban karet; sedangkan Drawbar Pull untuk kendaraan dengan
penarik rantai (track), misalnya bulldozer, track- type loader, dan sebagainya.
Untuk mempermudah estimasi kekuatan mesin yang diperlukan dan
kecepatan gerak kendaraan pada kondisi jalan tertentu dapat digunakan
spesifikasi alat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Berikut ini diberikan dua
contoh grafik Drawbar Pull atau Rimpull lawan kecepatan kendaraan buatan
Caterpillar, yaitu bulldozer atau track-type tractor tipe D IO N (Gambar 2.2)
danTruck tipe 777C (Gambar 2.3).
13
Setan Tambang
Gambar 2.2
Drawbar Pull Lawan Kecepatan (Bulldozer tipe D10N buatan Caterpillar)
Gambar 2.3
Rimpull Lawan Kecepatan (Truck Tipe 777c Buatan Caterpillar)
14
Setan Tambang
Kedua Gambar tersebut memperlihatkan tenaga atau kekuatan mesin pada gigi
tertentu, untuk memperoleh kecepatan yang optimal. Misalnya, bulldozer DION
pada Gambar 2.2 akan memerlukan tenaga sekitar 37.140 kg (81,700 lb) agar
bergerak secara efisien pada gigi-1 dengan kecepatan 2,75 km/jam (1.7 mph).
Sedangkan untuk truck 777C dan Gambar 2.3 harus diperhitungkan berat
kendaraan total atau gross weight (BKG) dan Tahanan Total atau Total
Resistance. Tenaga biasanya diekspresikan dalam Tenaga Kuda atau Horse
Power (HP). Hubungan antara HP dengan BKG, Rimpull, Total Tahanan dan
kecepatan yang dilukiskan secara grafis pada Gambar 2.2 dan 2.3 dirumuskan
sebagai berikut:
BKG (kg) x TT x Kecepatan (km / jam)
(2.14.a)
HP =
273.75
atau
BKG (kg) x TT x Kecepatan (mph)
(2.141)
HP =
375
Contoh :
Berapa tenaga yang tersedia dan kecepatan truck 777C dengan berat kendaraan
gross 120. 000 kg (264, 000 lb) dan Total Resistance 8% ?
Jawaban : Lihat Gambar 2.3 dan gunakan persamaan (2.14).
Tarik garis vertikal ke bawah dari angka 120. 000 kg dan berpotongan
dengan garis diagonal Total Resistance 8% di titik A.
Tarik garis horisontal dari A yang akan memotong peringkat gigi di titik B
dan tenaga yang tersedia atau Rimpull yang efisien di titik C. Hasilnya adalah
Peringkat gigi-4 dan Rimpull 10. 000 kg (= 100. 000 W = 22,050 lb).
Dari titik B tarik garis vertikal ke bawah akan diketahui kecepatan bergerak
truck di titik D, yaitu sekitar 20 km / jam (13 mph).
700
atau
HP
700
15
Setan Tambang
Faktor yang akan mempengaruhi Tenaga Tersedia adalah altitude atau ketinggian
dari permukaan laut. Seiring dengan bertambahnya altitude, kerapatan udara akan
berkurang. Di atas 900 m (3,000 ft) kehilangan oksigen akan mengurangi tenaga
mesin (Horse Power) secara signifikan. Sebagai patokan dapat diambil bahwa
tenaga mesin penggerak atau 1HP akan berkurang sekitar 3% untuk setiap
kenaikan 300 m (1.000 ft), kecuali 300 m (1.000 ft) pertama.
Contoh:
Sebuah motor Grader bertenaga penggerak 150 HP (112 kg) bekerja pada
ketinggian 3. 000 m (9. 000 ft). Berapa HP sesungguhnya yang pada ketinggian
tersebut ?
Jawaban:
HP pada ketinggian di permukaan laut (normal)
Kemerosotan HP karena ketinggian
3% 150 3.000 300
300
= 150
= 40,5
109,5
Pada kondisi permukaan jalan tertentu, makin besar berat kendaraan total
diterima roda atau rantai penggerak, maka Rimpull atau DraWbar Pull yang
diberikan mesin harus besar pula untuk mengusahakan agar kendaraan tidak slip.
16
Setan Tambang
Sampai batas Rimpull maksimum dan kendaraan tetap slip, maka cara lain yang
harus ditempuh adalah memperbaiki kondisi permukaan jalan. Memperbaiki
kondisi permukaan jalan berarti meningkatkan harga KT. Dari pengalaman di
lapangan diperoleh harga KT jenis-jenis permukaan jalan secara empiris seperti
terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Harga Kt Rata-Rata Beberapa Jenis Jalan
Jenis Jalan
Beton
Tanah lempung kering
Tanah lempung basah
Tanah lempung kasar
Pasir kering
Pasir basah
Tanah di kuari
Berbatu lepas dan tak keras
Tanah keras
Tanahlepas
Ban karet
0,90
0,55
0,45
0,40
0,20
0,40
0,65
0,35
0,55
0,45
Rantai (track)
0,45
0,90
0,70
0,70
0,30
0,50
0,55
0,50
0,90
0,60
Beberapa contoh di bawah ini melukiskan kemungkinan terjadinya slip atau tidak
pada suatu kendaraan yang bergerak pada kondisi jalan tertentu.
(1). Berapa Tenaga Terpakai (TK) untuk bulldozer yang beratnya 22.700 kg
bekerja pada tanah lempung basah ?
Jawaban:
Dari Tabel 2.3 diperoleh harga KT tanah lempung basah = 0, 70 Jadi: TK = 0,
70 x 22.700 = 15.700 kg
(2). Sebuah kendaraan mempunyai herat 20. 000 kg dan seluruhnya diterima oleh
roda penggerak. Kendaraan tersebut bergerak di atas permukaan jalan
lempung kering dengan kemiringan. 5% dan Tahanan Guling 50 kg/ton.
Periksa apakah kendaraan tersebut akan slip atau tidak!!
Jawaban:
17
Setan Tambang
1. 000 kg
1.000 kg
2.000 kg
(3). Kendaraan yang sama dengan No. (2) bergerak di atas permukaan jalan pasir
kering dan hanya 50% berat total kendaraan diterima oleh roda penggerak.
Kemiringan jalan 5% dan Tahanan Guling pasir kering sekitar 125 kg/ton.
Periksa apakah kendaraan tersebut sekarang akan slip atau tidak
Jawaban:
= 2.500 kg
= 1.000 kg
= 3.500 kg
Setan Tambang
menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk mengisi atau dimuat. Istilah pengisian
dan pemuatan dibedakan dalam hal alat yang digunakan untuk menghindari
kerancuan. Istilah pengisian diterapkan pada unit alat yang dapat mengisi material
sendiri yang umumnya memiliki mangkok atau bucket, misaInya loader, power
shovel, backhoe, scraper, BWE dan alat lain yang sejenis. Sedangkan istilah
pemuatan diterapkan pada unit alat yang tidak dapat mengisi material sendiri yang
umumnya memiliki bak (tray), misalnya truck, lori, belt conveyor dan sebagainya.
Komponen waktu edar untuk alat dorong, misalnya bulldozer dan grader, adalah
waktu dorong material sampai jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver
sampai siap dorong lagi.
Jarak angkut atau dorong untuk berbagai alat berat berbeda sesuai dengan
sifat perbedaannya. Biasanya setiap produsen alat berat menerbitkan Buku
Panduan (Manual Book) pengoperasian alat, termasuk informasi tentang jarak
angkut/dorong yang efisien (lihat Tabel 2.4).
Tabel 2.4
Jarak Angkut/Dorong Alat Berat (Buatan Caterpillar)
Waktu edar terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel
(variable time); jadi waktu. edar total adalah penjumlahan waktu, tetap dan waktu
variabel. Yang termasuk ke dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau
pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan waktu mengganti gigi dan percepatan; sedangkan yang tergolong
waktu variabel adalah waktu mengangkut muatan dan waktu kembali kosong.
Untuk mengestimasi waktu variabel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
19
Setan Tambang
sebagai
estimasi
awal
kinerja
alat
berat
pada
saat
akan
20
Setan Tambang
Gambar2.4
Rimpull Lawan Kecepatan Truck Tipe 789 Cat
Gambar 2.5
Kurva Perlambatan Truck 789 Cat Pada Jalan Miring Menerus
21
Setan Tambang
Gambar 2.6
Kurva Perlambatan Truck 789 Cat Pada Jarak Miring 450 M
Gambar 2.7
Kurva Perlambatan Truck 789 Pada Jarak Miring 600 M
Gambar 2.8
Kurva Perlambatan Truck 789 Cat Pada Jarak Miring 900 M
22
Setan Tambang
Gambar 2.9
Kurva Perlambatan Pada Jarak Miring 1.500 M
Gambar 2.8
Kurva Waktu Tempuh Truck 789 Cat Saat Bermuatan
Gambar 2.11
Kurva Waktu Tempuh Truck 789 Cat Saat Kosong
23
Setan Tambang
Contoh:
Truck tipe 789 Cat direncanakan beroperasi di tambang batubara untuk
mengangkut muatan (batubara atau overburden) seberat 250 ton maks. Truck
tersebut bergerak di atas jalan tanah keras yang kondisinya terawat baik dengan
Tahanan Guling 5%. Segmen jalan dari areal pemuatan terbagi dalam 1. 000 m
mendatar, 900 m turun dengan kemiringan ]2Yo, 600 m mendaki 8% dan segmen
jalan terakhir mendatar 700 m. Bila waktu tetap (pemuatan, pengosongan dan
manuver) rata- rata diketahui 1,40 menit, berapa estimasi waktu edar truck
tersebut dan berapa pula jumlah siklus perjam?
Jawaban:
(1). Bermuatan
Segmen jalan- 1 jarak = 1.000 m, mendatar
Total Tahanan = 5% + 0% = 5%
Dari Gambar 2. 10 diperoleh waktu tempuh = 2,50 Menit.
Segmen jalan-2.- jarak 900 m, menurun 12% (- 12%)
Total Tahanan = 5% - 12% ~ -7% (kemiringan efektif).
Dari Gambar 2.8 diperoleh bahwa untuk berat 250 ton dengan TT= * - 7%
(kemiringan efektif diperoleh kecepatan sekitar 41km/ jam dengan
menggunakan gigi- 5. Jadi waktu tempuh untuk 900 m dihitung sbb:
60 x 900
Waktu tempuh =
= 1,32 menit
41 x 1000
Setan Tambang
= 0,90 menit
40x 1000
= 4,69 menit
11,50x 1000
Waktu Tetap
Waktu Variabel:
= 1,40 menit
- Angkut Muatan
= 9,12 menit
25
Setan Tambang
- Kembali Kosong
Waktu Edar Total
= 7,74 menit
= 18,26 menit
=
18,26 menit
Setan Tambang
Terjadwal (Scheduled); S
Tersedia (Available) ; A
Perawatan (Maintenance); M
Jalan (Operation); O
Perbaikan
Terhenti (Idle);
Perawatan
Kerja
Tertunda
Mendadak;
I
Terjadwal; SM
(Working); W
(Delayed); D
UM
Kerja lancar
Mengisi BBM
Diminta
Waktu
Waktu
Ganti Bit
standby
Peledakan
Tak
Mengatur
Alat operator
cadang
berkala
Lain-lain
Ganti olie
Berat
perbaikan
Makan&
Menunggu
alat istirahat
muat
Rapat
Menunggu truck
Hujan
Pengawasan
kabut
rutin
Lain-lain
perbaikan
Perawatan
Ganti filter
Pelumasan
lebat,
Lain-lain
macet
crusher,
di
corong,
dll.
Rol
conveyor
lepas
Lain-lain
Dari tabel 2.5 dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang lebih teliti karena
pengelompokkan penyebab alat berhenti dibuat atas dasar kondisi sebenarnya
dna yang lebih penting pengelompokkan tersebut telah disepakati dan difahami
oleh seluruh karyawan. Dengan demikian dapat dibuat tiga ukuran efisiensi
menggunakan data waktu dalam tabel 2.5, yaitu :
27
Setan Tambang
(1)
(2)
(3)
Utilitas (utulity) adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena
beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dan lainU = (W / O) x 100%
(4)
Dengan demikian efisiensi kerja optimum merupakan ekspresi dari kinerja alat
maupun operatornya. Pihak manajemen perusahaan dapat menilai tiga hal dari
persamaan di atas, yaitu : (1) kinerja operator dengan hanya melihat harga
efektifitas kerjanya (E), (2) kinerja alat dengan melihat harga ketersediaan fisik
alat (PA) dan (3) peristiwa lain yang tidak dapat dihindarkan dan mempengaruhi
operasi (U). tabel 2.6 memperlihatkan contoh log-kinerja suatu alat berat yang
dicatat setiap hari. Berdasarkan data tersebut dapat diambil keputusan harga
efisiensi kerja yang nantinya diambil untuk menghitung produksi alat berat. Tabel
2.6 dapat dilengkapi dengan kolom keterangan, nama unit alat, nama operator
dan sebagainya sesuai keperluan, sehingga penampilannya lebih informatif.
28
Setan Tambang
Tabel 2.6
Contoh Log-Kinerja Alat Berat
Jam tersedia (B-C)
Tgl
Operasi
Kerja
Rusak
Tehenti
terjadw al mendadak
Tertunda
(Idle)
Kerja
(Delay)
Efisiensi Kerja, %
Efektif itas
(E)
Ketersediaan
Fisik (PA)
Utilitas
(UA)
Optimum
F = B-CD-E
G=
F/(E+F)
H=
(D+E+F)/B
I = (E+F)/
(D+E+F)
J=
(GxHxI)
1-Jul-00
16
4.00
3.00
9.00
75.00
100.00
75.00
56.25
2-Jul-00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
3-Jul-00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4-Jul-00
16
1.00
4.00
11.00
73.33
100.00
93.75
68.75
5-Jul-00
16
2.00
1.00
13.00
92.86
100.00
87.50
81.25
6-Jul-00
16
5.00
4.00
7.00
63.64
100.00
68.75
43.75
7-Jul-00
15
2.00
3.00
10.00
76.92
100.00
86.67
66.67
8-Jul-00
16
0.00
5.00
7.00
58.33
75.00
100.00
43.75
9-Jul-00
16
1.50
4.00
10.50
72.41
100.00
90.63
65.63
10-Jul-00
16
0.00
5.00
11.00
68.75
100.00
100.00
68.75
11-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
12-Jul-00
16
0.00
2.00
12.00
85.71
87.50
100.00
75.00
13-Jul-00
16
2.00
2.00
12.00
85.71
100.00
87.50
75.00
14-Jul-00
15
4.00
2.00
9.00
81.82
100.00
73.33
60.00
15-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
16-Jul-00
16
0.00
4.00
12.00
75.00
100.00
100.00
75.00
17-Jul-00
16
0.00
2.25
13.75
85.94
100.00
100.00
85.94
18-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
19-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
20-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
21-Jul-00
15
0.00
4.00
11.00
73.33
100.00
100.00
73.33
22-Jul-00
16
0.00
2.00
14.00
87.50
100.00
100.00
87.50
23-Jul-00
16
1.5
0.00
2.00
12.50
86.21
90.63
100.00
78.13
24-Jul-00
16
2.00
3.00
11.00
78.57
100.00
87.50
68.75
25-Jul-00
16
0.00
4.00
12.00
75.00
100.00
100.00
75.00
26-Jul-00
16
0.00
3.00
13.00
81.25
100.00
100.00
81.25
27-Jul-00
16
3.00
4.00
9.00
69.23
100.00
81.25
56.25
28-Jul-00
15
2.00
3.00
10.00
76.92
100.00
86.67
66.67
29-Jul-00
16
2.00
3.00
10.00
76.92
93.75
86.67
62.50
30-Jul-00
16
0.00
4.00
12.00
75.00
100.00
100.00
75.00
31-Jul-00
16
2.00
5.00
5.00
50.00
75.00
83.33
31.25
Total
460
12.5
32.5
93.25
321.75
77.53
97.28
92.74
69.95
Setan Tambang
Di mana :
I x H
C
(3.1)
Pada dasarnya hampir semua produksi alat berat dapat dihitung dengan
persamaan (3.1) walaupun mungkin terdapat sedikit modifikasi karena sifat
pemakaian alat yang spesifiki. Dari persamaan (3.1) terlihat bahwa elemenelemen produksi yang sudah diuraikan pada Bab II merupakan parameter pokok.
Apabila diketahui terget produksi per jam sebesar Tp, maka jumlah alat yang
diperlukan (n) adalah:
n = Tp / P
(3.2)
Hal yang menarik untuk difahami lebih mendalam adalah sistem pemuatanpengangkutan loader (shovel) dan truck, karena penambangan terbuka di
Indonesia, baik tambang bijih, quarry maupun batubara, lebih banyak menerapkan
sistem tersebut. Oleh sebab itu mengestimasi produksi truck-loader dan membuat
keseimbanagn jumlah armada truck dengan alat muatnya mendapat perhatian
yang mendalam untuk menghindari waktu tunggu terlalu lama, baik truck maupun
alat muatnya.
3.1 Produksi Dan Armada Truck
Dump truck yang digunakan untuk operasi penambangan berbeda dengan truck
biasa, baik dalam bentuk, kapasitas maupun tenaganya dan umumnya disebut
Off-Highway Truck. Truck tersebut diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : (1)
30
Setan Tambang
conventional rear dump truck, (2) tractor trailer, bottom, side, dan rear dump, serta
(3) integral bottom dump seperti terlihat gambar 3.1.
Produksi dan jumlah armada truck yang diperlukan dipengaruhi banyak faktor,
yaitu : rencana penambangan, kondisi jalan, alat angkut, target produksi, kinerja
dan waktu edar truck, metoda operasi, keseimbangan truck-loader dan
availabilitas
serta
utilitas
truck-loader.
Metoda
yang
digunakan
untuk
Gambar 3.1
Tipe-Tipe Off-Highway Truck
Berikut ini diperlihatkan kasus produksi truck berkapasitas 109 ton dengan
simulasi jam operasinya dan jumlah truck menjadi lambat seiring dengan
bertamabahnya jumlah truck dalam satu armada (lihat Tabel 3.1). penyebab
lambatnya waktu edar tersebut disebabkan karena perputaran truck yang saling
mempengaruhi satu dengan lainnya, sehingga dapat mengakibatkan munculnya
waktu tunggu. Jadi, untuk alat muat yang tetap jumlahnya, apabila alat angkutnya
ditambah pada armada tersebut, maka waktu tunggunya pun bertambah pula
yang mengakibatkan waktu edar semakin lama.
Tabel 3.1
Waktu Edar Truck Kapasitas Nyata 109 Ton
31
Setan Tambang
Jumlah
truck
per
armada
Siklus waktu truck :
- Manuver dan pemuatan
- Angkut muatan
- Belok dan perngosongan
- Kembali kosong
- Tunggu dimuat
- Tunda dll
Total
3,20
7,50
0,60
4,00
0
0,50
15,80
3,20
7,50
0,60
4,00
0
0,50
15,80
3,20
7,00
0,60
4,50
0
0,50
16,25
3,20
7,00
0,60
4,50
0
0,50
16,95
3,20
7,00
0,60
4,50
0
0,50
18,20
3,20
7,00
0,60
4,50
0
0,50
20,20
dimana
Tct
Ttl
(3.3)
NT
= Jumlah Truck
Ttc
Ttl
Perlu dicatat bahwa harga Ttl adalah lama waktu sebuah truck dimuati material
termasuk manuver atau spoting time truck agar siap diisi. Jadi, Ttl adalah waktu
edar alat muat ditambah waktu manuver atau spoting time truck. Contohnya data
pada tabel 3.1, secara teoritis jumlah truck yang dibutuhkan adalah 15,80/3,2 =
4,94 atau 5 unit, yaitu diperoleh sejumlah truck per armada yang tidak dimiliki
waktu tunggu.
Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat, misalnya
power
shovel
atau
loader,
dapat
diukur
dengan
menggunakan
Faktor
nH CtL
nL CtH
(3.4)
dimana nH, nL, CtH dan CtL masing-masing adalah jumlah alat angkut, jumlah alat
muat, waktu edar alat angkut dan waktu edar alat muat. Dari persamaan (3.4)
akan muncul tiga kemungkinan, yaitu :
32
Setan Tambang
MF = 1 Jumlah alat angkut dan alat muat seimbang atau sinkron, hampir
dipastikan tidak ada waktu tunggu. Alat muat dan angkut sama-sama
sibuk.
MF < 1 Jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat banyak menunggu,
sementara alat angkut sibuk.
MF > 1 Jumlah alat angkut lebih, sehingga muncul waktu tunggu dimuat untuk
alat angkut, sementara alat muat sibuk.
Untuk mendapatkan MF = 1 memang tidak mudah, namun harga MF ini
hendaknya diupayakan mendekati angka satu dengan melakukan berbagai
percobaan dan dengan mempertimbangkan target produksi yang telah ditetapkan
perusahaan.
3.1.2. Mengukur probabilitas
Waktu operasi nyata sebuah truck ditandai dengan aktifitas pemuatan. Angkut
muatan, pengosongan muatan, kembali kosong, tunggu dimuat dan waktu tunda
lainnya. Probabilitas ketersediaan sebuah truck untuk beroperasi adalah
kemungkinan selalu tersedianya sebuah truck pada setiap waktu tertentu di dalam
batas waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya. Artinya, di dalam batas waktu
yang telah dijadwalkan selalu terdapat sebuah truck beroperasi tanpa terjadi
waktu menunggu.
Dengan demikian probabilitas (P) dapat di tentukan sebagai berikut :
(3.5)
Contoh kasus C tabel 3.2 terlihat bahwa Waktu Operasi Terjadwal diestimasi
mencapai 144 jam, tetapi pada kenyataannya setelah berulang kali beroperasi
waktu yang tersedia adalah 138,33 jam, jadi probabilitas sebuah truck beroperasi
adalah 1338,33/144 = 0,9606 atau 96 %.
Apabila ketersediaan (availabilitas) sebuah truck tertentu untuk beroperasi bebas
33
Setan Tambang
dari ketersediaan truck lainnya dalam armada, maka probabilitas sejumlah truck
lainnya (k truck) ditentukan sebagai berikut :
Pk p k (1 p )n k C n k
(3.6)
C nk
n!
k! ( n k )!
Contohnya pada kasus C, probabilitas sebuah truck 0,9606 dari total 5 unit truck
per
armada,
maka
probabilitas
ketersediaan
truck
sisanya
dihitung
5 4
5 4 3 2 1
4 3 2 1 1
0,1677 16,77 %
B
5
10
C
5
10
D
20
21
20
21
Setan Tambang
- Terhenti
- Operasi aktif
- Tertunda, waktu tetap
Subtotal
PM terjadwal
Perbaikan Terjadwal
Perbaikan Mendadak
Standby
Total
1,50
29,50
5,00
36,00
1,50
2,50
0,00
0,00
40,00
1,50
29,50
5,00
36,00
1,50
2,50
0,00
0,00
40,00
6,00
118,00
20,00
144,00
6,00
10,00
0,00
0,00
160,00
6,00
118,00
20,00
144,00
6,00
10,00
0,00
0,00
160,00
Tabel 3.3
Distribusi Waktu Nyata Truck
(Tanpa Waktu Standby)
35
Setan Tambang
Cara menghitung produksi armada truck pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Ambil contoh kasus C:
36
Setan Tambang
= 5 x 359,37
= 113,36 / 20 = 5,67jam
= 1796,85 ton
= (28,34/36) x 1796,85
= 1414,52 ton
- ton/shift
= 5,667 x 1796,85
= 10.184,54 ton
Setan Tambang
Dari hasil perhitungan armada truck per shift, kusus A atau C nampaknya dapat
target produksi yang ditetapkan, yaitu 10.000 ton/shift. Jumlah 5 truck per armada
dapat dilayani oleh 1 unit loader atau shovel dengan waktu edar pemuatan seperti
pada Tabel 3.1 produksi tersebut diperoleh dengan probabilitas ketersediaan
sebuahtruck 0,9606. probabilitas ketersediaan operasi truck dapat berkurang atau
bertambah pada jam operasi aktif yang dikurangi dengan jam tertunda, jam
terhenti, kerusakan mendadak, dan lain-lain. Oleh sebab itu untuk mendaptkan
probabilitas yang akurat perlu dilakukan pengambilan data berulang kali agar
hasilnya cukup mewakili. Disamping itu waktu untuk standby truck belum
diperhitungkan. Pada kenyataannya waktu standby kemungkinan ada ketika
terjadi halangan operasi akibat alam, misalnya hujan deras, kabut, longsor dan
sebagainya, atau waktu dihentikan oleh managemen karena suatu sebab,
misalnya rapat karyawan, kecelakaan tambang, dan lain-lain.
3.2. Produksi Scraper
Unit penarik scraper atau tractor-scraper mempunyai rantai (track) atau ban karet
untuk menarik scrapernya. Sedangkan scraper yang umumnya selalu memakai
roda karet dihubungkan dengan unit penariknya melalui suatu alat penggantung.
Terdapat dua jenis unit penarik scraper ditinjau dari poros atau as rodanya, yaitu
mempunyai poros roda tunggal dan ganda. Akhir-akhir ini poros rod atunggal lebih
popular dibandingkan yang ganda. Gambar 3.2 dan 3.3 masing-masing
memperlihatkan beberapa tipe traktor scraper yang sering terlihat pada operasi
penambangan dan model bak, apron dan pendorong material (ejector).
Untuk memperoleh ilustrasi tentang perhitungan produksi scraper, berikut ini
diberikan contoh dengan data sebagai berikut :
1. Material
Jenis material
Densitas material
= tanah lepas
= 1.780 kg/m3 (bank)
= 1.424 kg/m3 (loose)
Faktor Berai
= 0,80
2. Scraper
Jenis scraper
Setan Tambang
Kapasitas bak
= 23, 7 m3 (bank)
= 58.740 kg
Pola dorong
= Back-track loading
= 10 shift/minggu
= 5,50 jam/shift
39
Setan Tambang
Gambar 3.2
Tipe-tipe Traktor Scaper
3.3 Power Shovel
Tenaga penggerak power Shovel bisa diesel, listrik, atau uap. Yang sering dipakai
sekarang power shovel bertenaga listrik dengan kebutuhan tenaga 11 kV sampai
dengan 35 kV. Seluruh badan power shovel disangga oleh sepasang crawlers.
Caterpillar mengeluarkan seri produk shovel yang dinamakan Hydraulic excavator
( back hoe), dimana
materialnya (liaht gambar 3.3 dan 3.4). Kapasitas alat ini dengan mangkoknya
(bucket atau dipper). Power shovel kecil berukuran kecil dengan kapasitas
40
Setan Tambang
Gambar 3.3
Bentuk Bak (Bowl), Apron Dan Ejector Pada Scraper
Kapasitas power shovel tergantung pada keadaan material (lunak atau keras).
Keadaan lapangan (misalnya tinggi lereng yang digali), efesiensi alat angkut dan
pengalaman operator. Tabel 3.6 memperlihatkan beberapa kapasitas mengkok
powwer shovel dan estimasi kapasitas pengisian tanah dan batuan per jam.
Contoh perhitungan produktivitas power shovel diperlihatkan pada tabel 3.7
Tabel 3.6
Kapasitas Power Shovel
Kapasitas
Diisi tanah
Diisi batuan
( cuyd)
8
9
10
15
25
(cuyd/jam)
600-825
680-930
750-1025
1140-1550
1900-2500
(cuyd/jam)
640-875
725-1000
800-1100
1200-1650
2000-2700
41
Setan Tambang
Tabel 3.7
Contoh Perhitungan Produksi Power Shovel Berkapasitas Mangkok 13 Cum
Densitas Material (insitu)
Densitas Material (loose)
Faktor Berai
Ukuran Mangkok
Faktor Pengisian (estimasi)
Waktu edar (rata-rata)
Effesiensi kerja dan Availibitas
Produksi shovel
24,0
1,83
76,25
13
0,85
28
83
2157,92
ton/m3
ton/m3
%
m3
Detik
%
Ton
28
1834,23
Ton
42
Setan Tambang
Gambar 3.4
Sketsa Hydrulic Shovel
Gambar 3.5
Backhoe Memuat Material Ke Truck3
3.4 Dragline
Seperti halnya power shovel, tenaga penggerak berupa listrik, diesel, dan uap
.sekarang ini yang sering dipakai adalah dengan menggunakan tenaga listrik (11
kV 35 kV). Seluruh badan dragline disangga oleh sepasang crawlers atau lebih.
Alat ini bekerja dengan posisi diatas material yang akan sangat efektif untuk
penggalian dan pemindahan material lunak atau hasil peledakan.
Kapasitas dragline diukur dari mangkoknya (bucket/dipper). Dragline kecil
berukuran kecil dengan kapasitas mangkok - 2 cuyd; ukuran sedang 2 8 cuyd
dan berukuran besar 8 35 cuyd. Bahkan untuk stripping lapisan over burden
batubara kapasitas mangkok bisa mencapai 130 cuyd. (1 cuyd = 0,7646 m 3). Tabel
3.8 memperlihatkan batas kapasitas walking dragline (lihat gambar 3.6) perbulan
unutk mengupas lapisan overburden batubara dan tabel 3.9 adalah contoh
perhitunganproduksi dragline per tahun.
Tabel 3.8
Kapasitas Walking Dragline
Kapasitas
Produksi per bulan, (x 1000)
Cuyd
cum
cuyd
cum
14
11
300-400
229-306
35
27
650-800
497-612
40
31
750-950
573-726
43
Setan Tambang
60
85
100
130
46
65
76
99
1000-1300
1600-2000
1900-2400
2400-3000
765-994
1223-1529
1453-1835
1835-2294
Tabel 3.9
Contoh Perhitungan Produksi Dragline
Laju Produksi
Faktor Berai
0,8
Faktor Pengisian
Faktor Mangkok
Kapasi tas mangkok
Produksi / siklus
Waktu edar
Efesiensi kerja
Jam operasi
Siklus / jam operasi
Produksi / Jam operasi
Produksi per tahun
Total jam operasi / tahun
Availibitas dragline
Jam operasi / tahun
Produksi dragline / tahun
(0,8 x 0,9)
(0,72 x 49,70)
(0,83 x 60)
(49,80 x 1,00)
(49,80 x 35,78)
(7104,00 x 0,90)
(1782,04 x 6393,60)
0,9
0,72
49,7m3
35,78bcm
1menit
0,83
49,8mnt/jam
49,8siklus/jam
1.782,04bcm/jam
7104
0,9
6.393,60jam/tahun
11.393.671,40bcm/tahun
Gambar 3.6
Bagan Bagian Walking Dragline
44
Setan Tambang
besar,
Setan Tambang
Biaya relative tidak efisien bila diterapkan pada tambang skala kecil,
Tergolong sebagai alat yang special, oleh sebab itu menjadi tidak
fleksibel penggunaannya.
Secara teoritis, kapasitas BWE akan tergantung pada dimensi galian permangkok
(kedalaman, lebar, panjang), kecepatan putar dan jumlah mangkok. Dat kapasitas
teoritis BWE dari beberapa perusahaan di beberapa Negara, termasuk Indonesia,
yaitu PTBA di Sumatera Selatan, diunjukan oleh table 3.10.
Tabel 3.10
Produksi Bucket Wheel Excavator
Cara penggalian menggunakan BWE bias Terrace Cut atau Drooping Cut seperti
terlihat pada gambar 3.7, sedangkan Sketa BWE terlihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.7
Cara Penggalian Bwe
46
Setan Tambang
: 5000 m3/jam
Volume mangkok
: 3 m3/mangkok
: 3500 kg
: material kering
V = 1,36 m/det
: standard
V = 0,10 m/det
: saat perawatan/percobaan
Pola penggalian BCE dipengaruhi oleh ruang gerak unitnya dan terdiri dari dua
cara, yaitu :
Setan Tambang
Gambar 3.8
Cara Penggalian BCE
Kualitas aplikasi BCE untuk penambangan hanya dapat dibandingkan dengan
BWE (lihat table 3.11). dari table 3.11 dapat disimpulkan beberapa hal penting ,
antara lan : (1) BCE sagat cocok untuk diterapakan pada material lunak danlepas,
misalnya peat, brown coal, pasir dan lempung, apabila penambnag harus
dilakukan pada kedalaman tertentu, (2) BCE dapat diaplikasikan untuk penggalian
48
Setan Tambang
ba wah air sementara BWE tidak mungkin, dan (3) BCE tidak dapat dilakukan
selective mining. Keuntungan dan kelemahan penggunaanya dapat diuraikan
sbb :
Keuntungan penggalian menggunakan BCE :
Dapat dipakai pad operasi pemotongan yang dalam dan tinggi secara
aman,
49
Setan Tambang
Kriteria
Kedalaman opersi pemotongan
BCE
Sangat cocok
BWE
Korang cocok
++
--
++
--
Penambangan
--
++
++
--
--
++
Selective mining
Kecocokan
untuk
pekerjaan
pemotongan
dan penimbunan
Kecocokan untuk pekerjaan blok
Gambar 3.9
Ilustrasi Bucket Wheel Excavator
50
Setan Tambang
Gambar 3.10
Ilustrasi Bucket Chain Excavator
3.6 Bulldozer
Sebagai alat Bantu biasanya bulldozer digunakan untuk beberapa pekerjaan,
antara lain:
Land clearing
Mendorong scraper,
Total siklus waktu dozer adalah penjumlahan dari waktu pemotongan, transport
atau dorong, penyebaran, kembali mundur, manuver dan waktu tunda. Produksi
Dozer, dengan asumsi availabilitas dan utilitas 100%, dapat dihitung sebagai
51
Setan Tambang
berikut:
Pd
60 Ld Fs
C td
(3.7)
Dimana:
Produksi dozer umumnya volume bank material yang digali, tetapi muatan blade
dan volume material yang disebarkan, dibuang, atau ditumpuk dalam bentuk
volume loose. Kemampuan dorong dozer sangat terbatas, 110 m, dibandingkan
unit-unit produksi lainnya (Tabel 2.4)
Gambar 3.11
Illustrasi Bulldozer
3.8
Ripper
52
Setan Tambang
Pr
Dimana:
60 L w p
Ctr
Pr
Cd
(3.8)
Setan Tambang
yang dapat digaruk oleh tipe-tipe ripper buatannya (lihat Gambar 3.13). diagram
tersebut dapat membantu estimasi apakah material yang dihadapi dapat atau
tidak digaruk.
Gambar 3.12
Ilistrasi Ripper
Gambar3.13
Ripabilitas Berbagai jenis Material
54
Setan Tambang
4. Penutup
Mengoptimalkan produksi alat berat pada hakekatnya merupakan penggabungan
antara
pengalaman
di
lapangan
menjadi
bagian
yang
penting
untuk
55
Setan Tambang
Daftar Pustaka
Setan Tambang
Varrying
Mining
Conditions,
Continuous
Surface
Mining,
T.S.
57