You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme
hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan
karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam
tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi
dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi.

Dengan

semakin

majunya

teknologi

mikroskop,

semakin

mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini


semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa
cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi
lingkungan seperti lingkungan air, udara dan lain-lain.
Pembagian di atas bertujuan untuk mengakomodir

perkembangan

mikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari
mikroorganime di dalam kehidupan. Mikrobiologi dalam kehidupan telah
diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang
lingkungan air. Mikrobiologi air mengacu pada studi tentang mikroorganisme
yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan air.
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti lingkungan yang

lainnya. Air adalah sumber daya alam penting bagi kehidupan dan merupakan
komponen penting dari fungsi ekosistem yang kelimpahannya sangat besar dalam
planet ini. Hal inilah yang melatar belakangi penulis dalam penyusunan makalah
ini yaitu untuk beberapa mempelajari mikroorganisme di air yang dapat memberi
keuntungan atau kerugian bagi kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi lingkungan air?
2. Bagaimana pengelompokkan mikrobiologi lingkungan air?
3. Apa keuntungan dan kerugian mikorganisme air?
4. Bagaimana berperan mikroorganisme sebagai indikator kualitas air?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi lingkungan air.
2. Untuk memahami pengelompokkan mikrobiologi lingkungan air.
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian mikorganisme air.
4. Untuk mengetahui peran mikroorganisme sebagai indikator kualitas air.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi Lingkungan Air


Mikrobiologi lingkungan air adalah ilmu yang mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang
lain dengan air.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Ada dua jenis utama dari air yaitu:
1. Air Tanah
Air ini adalah air yang berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah.
Air ini adalah air yang hampir bebas dari bakteri karena tindakan penyaringan
dalam tanah, pasir dan batu, namun mungkin menjadi terkontaminasi ketika
mengalir sepanjang saluran.
Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi
mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran air mengalami penyaringan
alamiah, dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di
dalamnya. Sumber utama air tanah adalah presipitasi yang dapat menembus tanah
secara langsung ke air tanah atau mungkin memasuki sungai di permukaan tanah dan
merembes ke bawah melalui alur-alur ke air tanah. Sumber-sumber air tanah yang lain
adalah air dari lapisan jauh di bawah tanah yang terbawa keluar dalam batuan intrusif
serta air yang terjebak dalam batuan sediment. Keadaan geologis menentukan jalur
perjalanan air dari presipitasi hingga mencapai zona jenuh.
2. Air Permukaan
Air ini adalah air yang ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal.
Udara melalui yang melewati hujan selalu mencemari air. Sumber lain adalah

berbagai jenis perusahaan dan pertanian, peternakan oleh sisi arus air.
Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan limpasan
pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi
pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah kota.

2.2 Persyaratan mikrobiologis pada Kualitas Air


Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen
(penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin. Kandungan bakteri E. Coli
dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1968), dalam hal jumlah maksimum yang
diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam renang 200, dan air
minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara biologis ditentukan oleh
kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya. Persyaratan mikrobiologis yang harus
dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya: bakteri golongan coli;
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah
tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton, coliform, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

2.3 Pengelompokan Mikrobiologi Lingkungan Air


Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang
kontinyu hal ini terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapatkan gangguan
atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Berikut lingkungan perairan
meliputi:
1. Lingkungan air laut di mana mikroorganisme terdapat di seluruh bagian laut
dari permukaan air laut sampai dasar relung yang terdalam. Di lingkungan laut
lepas memiliki populasi mikroorganisme yang relatif lebih rendah, di
lingkungan pantai populasi mikroorganisme terdapat lebih banyak. Hal ini
karena lingkungan pantai kaya akan nutrien yang berasal dari daratan.

2. Lingkungan air tawar di mana pada umumnya lingkungan perairan tawar lebih
banyak mengandung nutrien jika dibandingkan dengan lingkungan perairan
laut. Lingkungan perairan tawar dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
- Habitat lentik contoh danau, kolam.
- Habitat lotik contoh mata air, sungai.
3) Lingkungan perairan payau (peralihan air tawar ke air laut) atau merupakan
lingkungan perairan tawar merupakan daerah transisi antara perairan tawar dan
laut.
Jumlah dan jenis mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi
bergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Sumber air. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh
sumber air tersebut, misalnya air atmosfer (air hujan/salju), air permukaan
(danau, sungai), air tanah (sumur, mata air), air tergenang (air laut), dsb.
2. Komponen nutrien dalam air. Air, terutama air buangan sering mengandung
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu.
Semua air secara alamiah juga mengandung mineral-mineral yang cukup untuk
kehidupan mikroorganisme di dalam air.
3. Komponen beracun. Komponen beracun yang terdapat di dalam air
mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air tersebut.
4.Organisme air. Adanya organisme lain di dalam air dapat mempengaruhi
jumlah dan jenis mikroorganisme air sebagai contoh plankton merupakan
organisme yang makan bakteri, ganggang dan plankton lainnya, sehingga
adanya plankton dapat mengurangi jumlah organisme-organisme tersebut.
5. Faktor fisik. Jumlah dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oeh faktorfaktor fisik seperti: suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan
penetrasi sinar matahari. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air
buangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas juga dipengaruhi oleh
jenis polutan air tersebut. Misalnya air yang terpolusi oleh kotoran hewan dan
manusia mengandung bakteri-bakteri yang berasal dari kotoran seperti
Esherchia coli, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens.

Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti


lingkungan yang lainnya. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air
terdiri dari:
1. Bakteri
2. Alga biru-hijau
3. Fungi
4. Mikroalga
5. Virus
6. Protozoa
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun.
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang
keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah
kehidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber
mata air dan sebagainya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu:
1. Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu
mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering
berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklatcoklatan, dan sebagainya.
2. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang
mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan
lama akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk. Bau dan rasa dapat

dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alge serta oleh adanya
gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, juga oleh adanya
bahan organik tertentu.
3. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan
kersik), sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasadjasad yang berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung
kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
1. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan
bantuan energi seperti matahari dan kimia. Contohnya: Thiobacillus,
Nitrosomonas, Nitrobacter.
2. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Contohnya antara lain : Saprolegnia sp., Candida albicans.

2.4 Keuntungan & Kerugian Mikroorganisme Air


Kualitas air bersih ditentukan oleh faktor-faktor kimia, fisika, maupun
bakteriologis. Faktor-faktor tersebut secara alami maupun karena campur tangan
manusia, misalnya karena pencemaran karena kegiatan pada lingkungan, akan
menentukan kualitas air bersih. Sebagaimana kenyataan bahwa air jernih belum
tentu bersih. Secara alami air bersih yang dihasilkan mata air atau sumur, ternyata
sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae. Pada air kotor
atau tercemar (air sungai, kolam, danau, dan sumber lainnya), disamping mikroba
seperti pada air jernih, juga kelompok mikroba penyebab penyakit, penghasil
toksin, penyebab blooming, penyebab korosi, penyebab deteriorasi, penyebab
pencemaran, juga bakteri coli.

Secara umum, kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga
dapat merugikan. Beberapa keuntungan mikroba dalam air antara lain :
1.

Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan


utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan
tersebut. Jenis-jenis mikroalgae misalnya: Chlorella, Hydrodyction,
Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria.

2.

Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad
dekomposer, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau
merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya
dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis.

3.

Pada umumnya mikroalga mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan


fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan fotosintesis akan
menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik/bertambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan di dalam air.

4.

Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad
pemakai/konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar
akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain,
khususnya ikan.

5.

Anabaena memiliki kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dan dapat kita


tersebar luas di dalam air dan juga tanah yang lembab/basah. Spesies tertentu
bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi, seperti Anabaena azollae dalam
spesies Azolla (paku air). Beberapa spesies telah berhasil digunakan dalam
menyediakan oksigen pada pertanaman padi sawah

Sedangkan kerugian adanya mikroba dalam air antara lain :


1.

Yang paling dikhawatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab
penyakit, seperti: Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella
penyebab penyakit disentri basiler, Vibrio penyebab penyakit kolera,
Entamoeba penyebab disentri amuba.

2.

Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium


yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas,

Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan


Microcystis
3.

Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut
berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya
persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang
mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri.

4.

Di pemukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan


menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal
Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi
H2S.

5.

Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau tau
warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae.
Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang besar
yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak
dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan didalamnya
adalah Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan
blooming sering terjadi kasus-kasus :
- Ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena jenis-jenis
mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan.
- Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang mengandung senyawa Fe atau
S), karena di dalam massa mikroalgae penyebab blooming didapatkan pula
bakteri Fe atau S penghasil asam yang korosif.

Bakteri Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air


Bakteri yang hidup di perairan umumnya uniseluler, tidak memiliki
klorofil, berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner,
sebagian besar ( 80%) berbentuk batang, gram negatif, bergerak secara aktif.
Secara umum hidupnya saprofitik pada sisa buangan hewan atau tanaman yang
sudah mati, ada juga yang bersifat parasitik pada hewan, manusia dan tanaman

yang dapat menyebabkan penyakit. Contoh bakteri yang banyak dijumpai di laut:
Pseudomonas, Vibrio, Flavobacterium, Achromobacter dan Bacterium.
1. Vibrio (Vibrio cholerae). Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong
dalam kelompok marine bacteria. Bakteri ini umumnya memiliki habitat alami
di laut. Sejumlah spesies Vibrio yang dikenal sebagai patogen seperti V.
alginolyticus, V. anguillarum, V. carchariae, V. cholerae, V. harveyii, V. ordalii
dan V. Vulnificus. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri ini adalah diare yang
sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas.
2. Shigella sp. Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri
endospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli
dan Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada
manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya,
tetapi tidak pada mamalia lainnya.
3. Eschericia coli (strain patogen) menyebabkan diare. Gejala yang ditimbulkan
dari bakteri ini adalah buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer
(mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
4. Salmonella typhi menyebabkan tifus. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri ini
adalah sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan
pendarahan usus.
5. Shigella dysentriae menyebabkan disentri. Gejala yang ditimbulkan infeksi
usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut.
6. Cyanobacteria adalah mikroorganisme yang sangat umum ditemukan dalam air.
Warna air kebiruan-hijau di kolam atau selokan yang dikaitkan dengan
organisme ini. Nostoc dan Anabaena adalah cyanobacteria umum yang
ditemukan dalam air kolam. Anabaena diketahui berperan dalam menfiksasi
nitrogen, dan Anabaena membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman
tertentu seperti paku-pakuan. Terdapat satu dari 4 genera dari cyanobacteria
yang menghasilkan neurotoxin, yang membahayakan margasatwa lokal seperti
halnya hewan ternak dan hewan peliharaan. Spesies tertentu dari Anabaena

10

telah digunakan dalam pertanaman padi sawah, sebagai penyedia pupuk alami
yang efektif.
Alga Hijau Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air
Alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti
tumbuhan darat, wujud alga terdiri dari batang yang disebut thallus. Umumnya
alga hidup secara bebas di air atau bersimbiosis dengan jasad lain. Mempunyai
bentuk uniseluler, filamen yang mengelilingi tubuhnya banyak diselimuti dengan
lendir. Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan perubahan warna air, air
menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir, dapat menimbulkan bau dan rasa
pada air.
1. Spesies Hydrodictyon africanum, Hydrodictyon indicum, Hydrodictyon
patenaeforme, Hydrodictyon reticulatum.
2. Chlorella adalah genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar,
laut, dan tempat basah. Spesies Chlorella seperti Chlorella vulgaris, Chlorella
pyrenoidosa, Chlorella pyrenoidosa. Peranan Chlorella bagi kehidupan
manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium sebagai SCP (Single Cell Protein) atau Protein Sel Tunggal. Juga
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan bahan makanan, bahan obat-obatan
yang dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal
dengan Sun Chlorella.
Jamur Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air
Jamur hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk
filamen atau serat yang disebut miselia atau hifa. Contohnya Saprolegnia sp.,
Branchiomyces sanguinis, Icthyophonus hoferi. Berikut contohnya:
1. Branchiomyces atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan oleh jamur
Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans. Spesies jamur ini
biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH
rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang
berlebih dalam akuarium, Branchiomyces sp. tumbuh pada temperatur 14 35C, pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31C.

11

Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan
kotoran pada dasar akuarium. Tanda-tanda Penyakit Branchiomyces sanguinis
dan B. demigrans pada umumnya menyerang insang ikan.
2. Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur ini tumbuh
baik pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun demikian, biasanya
serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 - 20 C. Penyebaran
Icthyophonus berlangsung melalui kista yang terbawa kotoran ikan atau akibat
kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit.
Virus Merugikan Dalam Mikriobiologi Lingkungan Air
Bentuk virus bermacam-macam antara lain bentuk batang pendek, batang
panjang, bulat, bentuk polihedral. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Hanya
memiliki satu jenis asam nukleat seperti virus polifag. Berikut contoh merugikan:
1. Virus hepatitis A menyebabkan penyakit hepatitis. Gejala yaitu demam, sakit
kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembekakan hati sehingga tubuh
menjadi kuning. Virus ini dikeluarkan oleh orang yang membuang tinja, dan
jika kotoran mencemari pasokan air, maka virus ini dibawa dalam air sampai
dikonsumsi oleh manusia.
2. Virus polio menyebabkan penyakit Poliomyelitis. Gejala yaitu tenggorokan
sakit, demam, diare, sakit pada

tungkai dan punggung, kelumpuhan dan

kemunduran fungsi otot.


Protozoa Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air
Protozoa merupakan protista unisel, mikroskopis, berukuran yang
bervariasi antara 10 500 mikron, hidup sebagai satu individu ada pula yang
berkoloni. Protozoa terbagi menjadi 3 yaitu amoeba/pseudoodia, siliata dan
flagelata. Contoh : Cryptocaryon irritans, Stylonycia sp., Entamoeba histolitika.
1. Trichodiniasis, dengan agen kausatif : Trichodina, Trichodinella, Tripartiella.
Parasit ini menyerang kulit dan insang ikan budidaya seperti bandeng, kakap,
kerapu pada perairan tawar.
2. Entamoeba histolytica menebabkan penyakit disentri amoeba. Gejalanya sama
seperti disentri oleh bakteri.

12

3. Balantidium coli menyebabkan penyakit balantidiasis. Gejala yang ditimbulkan


adalah peradangan usus, diare berdarah.
4. Giardia lamblia menyebabkan penyakit giardiasis. Gejala yang ditimbulkan
adalah diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa kelelahan.
Penyakit ini ditularkan melalui air yang hidup secara parasit di usus manusia
dan hewan. Mereka memiliki dua tahap, salah satunya adalah bentuk kista yang
bisa ditelan dari air yang terkontaminasi. Setelah kista memasuki perut,
organisme dilepaskan ke saluran pencernaan di mana ia akan menempel pada
dinding usus. Akhirnya protozoa akan pindah ke usus besar di mana mereka
encyst lagi dan diekskresikan dalam tinja dan kembali ke lingkungan.
Giardia memasuki pasokan air melalui kontaminasi oleh bahan tinja.
Bahan tinja bisa masuk ke air dari:
Limbah dibuang ke air melalui kontaminasi silang dan garis air limbah.
Limbah langsung dibuang dari limbah pabrik kecil ke danau atau sungai.
Limbah dibuang ke danau atau sungai dari toilet kabin.
Hewan membawa kista, menyimpan feces mereka langsung ke dalam air.
Curah hujan memindahkan kista diendapkan dari hewan pada tanah ke badan
air. Jika air terkontaminasi dengan giardia, adalah mungkin untuk membunuh
kista hanya dengan air mendidih.
5. Schistosoma sp. (cacing pipih) menyebabkan penyakit Schistosomiasis. Gejala
yang ditimbulkan adalah gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit

perut

yang

terjadi

berulang-ulang.
6. Cryptosporidium parvum adalah parasit protozoa yang menyebabkan
Cryptosporidiosi. Gejala-gejala yang ditimbulkan meliputi diare, sakit kepala,
kram perut, mual, muntah, dan demam rendah.
Jenis Metazoa (Cacing Parasit) Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air
Cacing adalah cacing parasit yang tumbuh dan berkembang biak dalam
kotoran dan tanah basah. Mereka memasuki tubuh dengan membenamkan melalui
kulit, atau dengan konsumsi dari worm di salah satu siklus hidup banyak fasenya.

13

Telur dan bentuk larva dari cacing yang cukup besar untuk terjebak selama
perawatan air konvensional, sehingga mereka cenderung tidak menjadi masalah
dalam sistem air. Beberapa contoh jenis cacing yang merugikan sebagai berikut:
1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang) menyebabkan penyakit ascariasis pada
manusia. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit perut yang parah,
malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan.
2. Taenia saginata (cacing pita) menyebabkan penyakit taeniasis. Gejala yang
ditimbulkan adalah gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan,
rasa gatal di anus.
2.4 Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air
a. Mikroorganisme indicator
Istilah mikroorganisme indikator digunakan dalam analisis air mengacu
pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti
bahwa air tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas.
Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogen, yang
secara berkala terdapat di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air
tersebut.
b. Escherichia coli dan bakteri koliform lain
c. Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air
d. Pengujiaan untuk mendeteksi bakteri koliform
e. Mikroorganisme selain bakteri koliform

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

15

1. Mikrobiologi lingkungan air adalah ilmu yang mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air atau yang dapat diangkat dari satu habitat
yang lain dengan air. Ada 2 macam jenis utama air yaitu air tanah dan air
permukaan.
3. Berikut lingkungan perairan meliputi lingkungan air laut, lingkungan air tawar
(habitat lotik dan lentik), lingkungan perairan payau. Jumlah dan jenis
mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi bergantung dari berbagai
faktor.
4. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari bakteri, alga
biru-hijau, fungi, mikrolaga, virus dan protozoa.
5. Beberapa macam mikroorganisme air yang menguntungkan seperti Chlorella,
Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria (sebagai makanan ikan).
Beberapa macam mikroorganisme merugikan seperti Vibrio penyebab penyakit
kolera, Entamoeba penyebab disentri amuba. Di dalam air juga ditemukan
mikroba penghasil toksin seperti Clostridium yang hidup anaerobik, yang
hidup aerobik misalnya Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus,

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas
maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Masyarakat diharapkan supaya menjaga lingkungan dan sumber air agar air
tidak terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari manusia (Coli tinja).
2. Waspadalah pada jenis mikroba yang membahayakan kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Atlas, Kanada. 2004 Principles of microbiology. St. Louis: Mosby. ISBN 0-80167790-4.

16

Departemen Kesehatan RI. 2002. SK Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/VIII/,


Tentang Standarisasi Baku Mutu Air dan Badan Dalam Air. Departemen
Kesehatan. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1976. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobioloogi Pangan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Purnomo, Hari. 1995. Aktivitas Air dan Perannya dalam Pengawetan Pangan.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Saksono, Lukman. 1986. Pengantar Sanitasi Makanan. Alumni. Bandung.
Santoso, Budi. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo& Lokal. Kanisius.
Yogyakarta.
Singleton, P. 1992. Introduction to Bacteria for Student of Biology Biotecnology
and Medicine. Academyc Press. Inc. New York.
Suriawiria. 1993. Budi Daya Ikan dan Pengelolaannya. Penebar Swadaya.
Jakarta.

17

You might also like