You are on page 1of 9

Pengolahan Data Seismik Marine 2D dengan Menggunakan

Software Pro Max


Oleh

Arianto Fetrus Silalahi


Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Lampung

Email : Pratamaedo27@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan Praktikum Pengolahan Data Seismik. Dalam praktikum ini menggunakan
data merine. Tujuan utama pemrosesan data seismik yaitu untuk meningkatkan signal to noise
ratio (S/N), untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
gelombang sinyal, mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari
multiple dan gelombang-gelombang permukaan), untuk memperoleh gambaran yang realistik
dengan koreksi geometri dan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai bawah
permukaan (kecepatan, reflektivitas, dll). Dari pengolahan dapat tersebut dapat dibanding
hasil setelah dilakukan pengolahan geometry, sebelum dilakukan pengolahan geometry angka
sourcenya masih berada pada data awal yaitu dimulai dari 79, dengan dilakukan geometry
maka dapat berubah menjadi 1. Kemudian dengan melakukan pengolahan editing dan
preprocesing terlihat bahwa setelah dilakukan picking maka bagian yang noise bisa
dihilangkan pada tahapan editing tersebut.

I.

sedangkan yang kedua dinamakan

Pendahuluan
II.

Gelombang

seismik

adalah

rambatan energi yang disebabkan


karena adanya gangguan di dalam
kerak bumi, misalnya adanya
patahan atau adanya ledakan.
Secara alami, gelombang seismik
dapat ditimbulkan karena adanya
aktifitas

kerak

pengangkatan,

bumi

(berupa

penurunan,

tekanan atau pelipatan/patahan)


dan aktifitas gunung berapi. Yang
pertama dinamakan gelombang
seismik tektonik (gempa bumi)

III.

gelombang seismik volkanik.


Data-data gelombang seismik
yang telah terekam, kemudian
diproses atau diolah untuk suatu
tujuan atau kepentingan tertentu.
Misalnya, dengan menggunakan
rekaman data seismik gempa
bumi (tektonik) dapat ditentukan
pusat dan kedalaman gempa bumi
yang bersangkutan.Secara umum,
tujuan utama dari pengukuran
seismik adalah untuk memperoleh
rekaman yang berkualitas baik.
Kualitas rekaman seismik dapat

dinilai dari perbandingan sinyal

IV.
V.

X.

Rekaman

seismik

dapat

refleksi terhadap sinyal noise

didefinisikan sebagai kumpulan

(S/N) yaitu perbandingan antara

dari tras seismik. Tras seismik

banyaknya sinyal refleksi yang

adalah data seismik yang terekam

direkam

oleh satu perekam (geophone).

dibandingkan

dengan

sinyal noisenya dan keakuratan

Tras

pengukuran waktu tempuh (travel

respon dari medan gelombang

time).

elastik

kualitas

data

seismik

pada

geologi

dan

litologi

batuan

satu

dengan

sediment

yang
sebuah

zero crossing, tinggi dan panjang


gelombang.
XI.
XII.

dengan parameter untuk daerah


dengan

lapisan

dari amplitudo, puncak, palung,

daerah survei. Sebagai contoh,


batu gamping masif akan berbeda

kontras

gelombang (tras seismik) terdiri

kondisi

parameter lapangan untuk daerah

yang

lain. Komponen

Kondisi

lapangan yang dimaksud adalah


kondisi

batas

batuan

yang digunakan dengan kondisi


ada.

terhadap

sediment

parameter pengukuran lapangan


yang

mencerminkan

impedansi akustik (reflektivitas)

sangat

ditentukan oleh kesesuaian antara

lapangan

seismik

XIV.

selang-seling

antara lempung dan pasir. Di


samping itu parameter lapangan
yang harus disesuaikan adalah
target

eksplorasi

dicapai.

Untuk

yang

ingin

melakukan

XIII.

pengolahan data seismik dapat


dilakukan dengan menggunakan
software Pro Max.
VI.
VII.

VIII. Teori Dasar


IX.

XV.

2.1. Rekaman Seismik (Seismic


Record)

XVI.
XVII.

Gambar
1.
Komponen
sebuah gelombang

XVIII. Jika

ditampilkan

dalam

XXIV. Contoh

rekaman

seismik

penampang dua dimensi, ke arah

ditunjukkan pada gambar di atas

lateral mencerminkan jarak atau

dengan

lokasi

lapisan

dan

ke

arah

vertical

batas

antara

batuan

lapisan-

diinterpretasi

mencerminkan waktu (two way

sebagai puncak maupun palung

travel time/ TWT) atau kedalam

amplitudonya, (Harahap Albarra,

(apabila

2015).

telah

di

migrasi

kedalaman / depth migration).


TWT

adalah

diperlukan

waktu

oleh

yang

gelombang

seismik untuk merambat dari


sumber

gelombang

(dinamit,

XXV.
XXVI. 2.2.

Standar

Pengolahan

Data untuk Seismic Lautan


XXVII.

Secara

garis

besar,

vibroseis, dll.) menuju reflektor

pengolahan data seismic lautan

(lapisan
permukaan

batuan

dibawah

bisa dibagi dalam kategori besar

bumi)

kemudian

berikut ini:
XXVIII. 1. Data Reformat
XXIX. Memformat data dari akuisisi ke

kembali memantul ke penerima


gelombang di permukaan bumi
(receiver), dengan jarak sumber
gelombang

dengan

penerima

sama dengan nol (lokasi sumber-

format

yang

olah

parangkat lunak pengolah data


XXX. 2. Data Preconditioning
XXXI. Meliputi proses memasukkan data
koordinat

penerima sama).

dimengerti

dari

source

dan

detektor, editing dan designature

XIX.
XXI.

atau dephasing
XXXII. 3. Noise Attenuation
XXXIII. Di tahap ini kita melakukan
penghilangan

noise-2

berhubungan

yang
dengan

pengambilan data, misalnya noise


karena deburan ombak.
XXXIV. 4. Velocity Analysis
XXXV. Ini adalah tahap pertama dari

XX.

pengukuran velocity. Nantinya


XXII. Gambar
seismik
XXIII.

2.

Contoh

rekaman

akan

ada

beberapa

pengukuran velocity.
XXXVI. 5. Demultiple

kali

XXXVII. Yang dinamakan data dalam


seismik

refleksi

adalah

gelombang yang direfleksikan ke


atas. Multiple adalah fenomena
gelombang

seismik

yang

di-

refleksi-kan kebawah sehingga


terjadi pengulangan refleksi oleh
satu reflektor yang sama.
XXXVIII. 6. Data Enhancement
XXXIX. Di tahap ini kita
melakukan

misalnya

amplitude

untuk

amplitude

lateral,
frequency

bandwidth, dll. Kita juga bisa


melakukan proses pengurangan
noise dalam domain common
XL.
XLI.

offset.
7. Data Preparation to Migration
Sebelum dilakukannya migration,
ada beberapa langkah yang perlu
kita lakukan. Ada baiknya kita
memfilter

data

mengurangi
tinggi.

kita

noise

Kita

juga

untuk
frekuensi
perlu

mengecilkan amplitude data di


tepian survey dan di bagian
bawah.
XLII. 8. Velocity Model Building and
Migration
XLIII. Betapapun

dilakukan

dalam beberapa kali iterasi.


XLIV. Dalam
setiap
iterasi
melakukan
hanya

kita

migrasi

terbatas,

meng-output

lintasan

tertentu saja dalam satu grid


interval yang reguler. Setelah
maka migrasi dilakukan untuk

bisa

mem-balance

memperbaiki

modeling

dirasa velocity model kita bagus,

koreksi

secara

velocity

keseluruhan area.
XLV. 9. Final Velocity Analysis
XLVI. Step ini dibeberapa kalangan
dinamakan
analysis.
karena

residual

velocity

Dinamakan

residual

velocity

utama

sudah

didapatkan pada step velocity


model

building.

adalah

"sisa"

Velocity
velocity

ini
yang

diperlukan untuk membuat gather


kita flat untuk keperluan migrasi.
XLVII. 10. Mute dan Stacking
XLVIII. Mute
adalah
step
penghilangan
sebelum

noise

datanya

kita

terakhir
stack.

Begitu di mute maka data akan


hilang. Penentuan mute sangat
didasarkan pada keberadaan noise
stretch yang ditimbulkan oleh
proses koreksi move-out. Ada
kalanya mute didasarkan pada

baiknya

software

migrasi yang kita pakai, tidak ada


artinya kalau velocitynya tidak
bagus. Velocity model yang baik
adalah prasyarat dihasilkannya
migrasi yang baik. Ada kalanya

besarnya

sudut

pantul.

Stack

adalah proses penghitungan nilai


rata-rata.
XLIX. 11. Data Enhancement
L.
Setelah stack, masih ada beberapa
proses yang bisa dilakukan untuk

lebih "mempercantik" image dari

LI.
LII.

Data SEG-

lebih berupa kosmetik proses

saja.
12. Output SEG-Y
Setelah semua proses

diatas

bentuk SEG-Y, sebuah format


yang

sudah

menjadi

standar,

(Waluyo Andreas, 2015).


LIII.

LIV. Metodologi Penelitian


LV.
Adapun

Diagram Alir

dalam

praktikum ini adalah sebagai


berikut :
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.

LXI. Pembahasan
LXII.
LXIII. Dalam

praktikum

pengolahan

data seismik marine 2D ada


beberapa tahap yang dilakukan
dan dapat untuk di analisa. Tahap
awal dengan mengiput data yang
merupakan proses memasukkan
data kedalam software dan format
data ke dalam software dari data
lapangan. Seperti pada gambar di
bawah ini
LXIV.

Gambar 3.

stack yang dihasilkan. Proses ini

selesai, data kita output dalam

LVI.

LXV.

LXVI. Setelah dilakukan penginputan

Chan Increment -1, minimum

data, maka di flow trace display

offset 64, perpendicular offset 0,

dapat kita liat hasil penembakan,

group interval 12,5 , number of

dibawah ini merupakan gambar

shots 174, First shot station 1, sail

pada penembakan ketiga atau

station number increment 1, sail

source ke 81,sedangkan gambar

line azimuth 90, shot interval

penembakan pertama dan kedua

12,5. pada

merupakan uji coba penembakan,

sourcenya di mulai dari 81, maka

sehingga diabaikan,

kita

LXVII.

gambar 4.2 bahwa

perlu

mengedit

source

dengan menggunakan geometri


ini

agar

sesuai

dengan

sebenarnya, serta juga dilakukan


pengolahan pada inline. maka
dapat dilihat perubahan sourcenya
seperti gambar dibawah ini
LXX.

LXVIII.

Gambar 4. Penampang Awal

LXIX. Tahap selanjutnya yaitu geometry.


Geometry

dilakukan

menggabungkan
dengan

data

desain

untuk
seismik
akuisisi

dilapangan. Pada dasarnya data


seismik hanya menyimpan data

LXXI. Gambar 5. Penampang setelah

dalam bentuk FFID, Shot Point,


dan Channel. Oleh karenanya
perlu
seperti

ditambahkan
koordinat

data
Shot

LXXII.Kemudian

Geometry
melakukan

tahapan

lain

editing, tahap Editing dilakukan

Point,

untuk menghilangkan trace-trace

CDP, Offset dan lainnya. Adapu

yang

dianggap

error

data pada praktikum ini adalah :

menghilangkan gelombang yang

Near Channel 168, Far Channel 1,

dapat

mengganggu

dan
proses

pengolahan

data

seperti

ini mengambil parameter test


TAR adalah -3|-2|0|2|3, seperti

gelombang

langsung

dan

gelombang

refraksi,

serta

melakukan filter band pass yang


merupakan

proses

gambar dibawah ini :


LXXVI.
LXXVII.

pemilihan

frekuensi yang akan digunakan


dalam

pengolahan

data

selanjutnya. proses ini bertujuan


untuk

menghilangkan

noise

dengan pemilihan nilai frekuensi


pada batas tertentu, maka akan

LXXVIII. Gambar 7. Parameter TAR


LXXIX.
LXXX.

diperoleh hasilnya seperti gambar


di bawah ini
LXXIII.

LXXIV.

Gambar 6. Hasil penampang

setelah Editing
LXXV.Selanjutnya menjalankan tahapan
parameter

True

Amplitude

Recovery, tahapan ini diperlukan


untuk
besaran-

memulihkan
besaran

kembali
amplitudo

karena kehilangan energi yang


disebabkan oleh beberapa hal

LXXXI.

agar seolah- olah energi adalah


sama pada setiap titik. Dalam hal

Gambar 8. Hasil Parameter


TAR

LXXXII.

LXXXIII. Kemudian melakukan picking

doconvolusi yang digunakan akan

pada trace display editing, untuk

menghasilkan

menghilangkan trace- trace yang

berbeda- beda, seperti gambar

di anggap sebagai noise, picking

dibawah ini
LXXXVIII.
Gambar 10. Parameter

dilakukan pada bagian atas dan


bagian paling bawah penampang
yang

dipilih,

seperti

gambar

gambar

yang

Deconvolusi
LXXXIX.
XC.

dibawah ini
LXXXIV.

XCI.
LXXXV. Gambar 9. Proses Picking
LXXXVI.
LXXXVII.Selanjutnya
parameter
deconvolusi,

parameter

ini

Gambar

11.

Hasil

Parameter

Deconvolusi
XCII.
XCIII. Tahap akhir dalam praktikum ini
yaitu

Preprocesing,

dalam

berfungsi untuk menghilangkan

tahapan ini merupak gambar hasil

atau

pengaruh

dari

multiple,

dilakukan

mengurangi

ground

roll,

reverberation,

ghost

memperbaiki

bentuk

serta
wavelet

proses

picking

yang

sebelumnya.

Dapat

dibandingkan bahwa pada tahap


sebelum

dilakukan

editing

yang kompleks akibat pengaruh

terlihat masih ada bagian atas

noise. Dekonvolusi merupakan

atau

proses

noise, setelah dilakukan editing

invers

filter

karena

bawah

merupakan

konvolusi merupakan suatu filter.

dan

Dalam

diperoleh gambar seperti gambar

praktikum

ini

menggunakan parameter test 80|


90|120,

dengan

itu

setiap

tahapan

yang

dibawah ini

picking

maka

XCIV.

pengaruh

ground

roll,

multiple,

reverberation, ghost serta memperbaiki


bentuk wavelet yang kompleks akibat
pengaruh noise.
C.

CI.

DAFTAR PUSTAKA

CII.

Harahap,

Albarra.

http://Manifestasi
Seismik

XCVII.

Adapun

diperoleh

praktikum

yang
ini

CIII.

http://

2015.

management.
seismik-eksplorasi.

januari 2015 Pukul 20.10

79 dapat berubah menjadi 1.


2. picking dilakukan untuk menghilangkan

mengurangi

Andreas.

Di akses pada tanggal 15

maka source yang awalnya dimulai dari

trace- trace yang di anggap sebagai noise


XCIX.
3. Parameter Deconvolusi berfungsi untuk

Waluyo,
Project

1. Setelah dilakuka pengolahan geometry,

atau

of

WIB.

adalah sebagai berikut :

menghilangkan

Wizard

15 januari 2015 Pukul 20.00

kesimpulan
dari

Dark

rekaman

Scientis.t. Di akses pada tanggal

Kesimpulan

XCVIII.

Gelombang

dalam

Lapangan_
XCV. Gambar 12. Hasil Preprocesing
XCVI.

2015.

WIB.
CIV.

You might also like