You are on page 1of 31

TUGAS PENDAHULUAN

PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK


BATUAN BEKU

DISUSUN OLEH :
NAMA

: RENI YOHESER

NIM

: 1209025016

KELOMPOK: I (Satu)
PRODI

: TEKNIK SIPIL 2012

LABORATORIUM GEOLOGI & SURVEY


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013

BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS)

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) adalah jenis batuan
yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan

beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku

yang

telah menjadi kristal dari sebuah magma yang


meleleh di bawah permukaan bumi. Magma
yang membeku di bawah tanah sebelum
mereka mencapai permukaan bumi disebut
dengan nama Pluto. Nama Pluto diambil dari
nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut sebagai
batuan beku plutonik atau batuan beku
intrusive.
Sedangkan batuan beku ekstrusif

adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi
lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,
baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari
proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.
Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut para ahli,
magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian bawah dengan
temperatur yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan baku
batuan beku adalah magma pijar yang mengalami proses pembekuan alami.

Proses pembekuan magma


Proses-proses dalam pembentukan batuan beku adalah sebagai berikut:
a. Difrensiasi magma
Difrensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam
fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda akibat pengaruh antara lain:

Migrasi ion-ion atau molekuk-molekul di dalam mgma

Perpindahan gas-gas

Pemisahan cairan magma dengan cairan magma lain

Filterpressing adalah pemindahan cairan sisa kemagma lain.

Difrensiasi magma terjadi selama proses pembekuan magma dimana kristal-kristal terbentuk
tidak bersamaan (reaksi bowen series), akan terjadi pemisahan-pemisahan antara kristal
dengan cairan magma disebut diferensiasi magma.
Dalam ukuran kristalisasi pada reaksi bowen series menunjukkan bahwa mineral-mineral
berat (bersifat basa) akan mengkristal lebih dahulu dan turun ke bawah sehingga terjadi
pemisahan dalam magma, dimana magma basa bagian bawah dan magma asam seakan-akan
mengapung di atas magma basa. Pemisahan ini disebut difrensiasi gravitasi.
b. Asimilasi
Asimilasi adalah reaksi atau peralutan antara magma dengan batuan sekitarnya (wall rocks).
Umumnya terjadi pada intruksi magma basa terhadap magma asam, contoh intruksi dari
reaksi ini adalah intruksi magma gabbroid dengan batuan granitik terbentuk batuan beku

diorit (intermediate).
c. Proses Pencampuran dari Magma
Proses pencampuran adalah reaksi yang terjadi antara kristal yang mula-mula terbentuk
dengan cairan magma, sehingga berubah komposisinya.
Batuan vulkanik dan intruksi dangkal dapat dihasilkan oleh campuran dari sebagian
kristalisasi magma, contoh basal andesit, riolit terjadi oleh pergantian erupsi yang cepat dari
suatu lubang kepundan. Biasanya pada batuan ini ditemukan fenokris dan soning plagiakias
yang kaya akan Ca pada intinya
Magma tersusun oleh unsur yang beraneka ragam sehingga magma membeku
membentuk kristal yang beraneka macam warna dan bentuk. Pembekuan magma membentuk
kristal-kristal mellui reaksi kimia yang memiliki pola tertentu terkait dengan sifat kimiawi
masing-masing unsur penyusunnya. Tiap-tiap unsur memiliki kecenderungan membeku pada
suhu dan tekanan tertentu dan bereaksi mengikat unsur tertentu. Kecenderungankecenderungan tersebut telah dipelajari dan dirangkum menjadi sebuah pola sederhana yang
dikenal dengan Deret Reaksi Bown Bown Reaction Series. Lihat gambar di bawah ini.

Pada skema di atas terdapat dua seri pembentukan mineral. Olivin, Piroksen,
Hornblenda dan Biotit terdapat pada seri discontinue. Ini adalah seri mineral kaya Fe dan Mg
(Feromagnesian). Pada seri ini unsur Fe dan Mg bersama unsur-unsur yang lain dalam
magma pada suhu tinggi akan cenderung membentuk Olivin, selanjutnya seiring dengan
penurunan suhu akan terbentuk mineral-mineral Feromagnesian yang lain. Adapun pada sisi
kanan Deret Reaksi Bowen terdapat rangkaian pembentukan mineral plagioklas yang disebut
dengan seri continue. Seri Continue artinya magma dari suhu tertinggi hingga suhu terendah
akan terus menerus membentuk mineral plagioklas, dan sepanjang pembentukanya akan terus
terjadi substitusi antara unsur Ca dan Na. Pada suhu yang tinggi cenderung dominan
terbentuk Ca Plagioklas, sebaliknya pada suhu yang semakin lebih rendah akan semakin
dominan Na Plagioklas. Adapun SiO2 pada suhu tinggi masih belum banyak berpartisipasi
membentuk mineral, sehingga semakin rendah suhunya larutan magma akan semakin di
dominasi oleh SiO2. Magma setelah membentuk mineral-mineral olivin, piroksen akan
semakin didominasi SiO2 dan semakin bersifat asam.
Mineral-mineral yang terbentuk pada seri reaksi Bowen dapat dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu :

Mineral felsik : umumnya berwarna cerah, mengandung Mg dan Fe yang rendah dan
silika yang tinggi, misalnya plagioklas, k-felspar, muskovit dan kuarsa.

Mineral mafik : umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan
silika yang rendah, misalnya olivin, piroksen, hornblenda, dan biotit.

A. KLASIFIKASI BATUAN BEKU


1. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya.
Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristalkristal (struktur holohialin). Contoh :Granit, Diorit, Gabro, Sienit dan Granodiorit.
Granit

Diorit

Gabro

Sienit

Granodiorit

b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api.
Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas
kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga
membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini adalah Granit porfir

c. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses

pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan
ini dinamakan amorf. Contohnya Andesit, Riolit, batu basalt dan Batu apung.
Andesit

Riolit

Basalt

Apung

2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia


a. Batuan beku asam, apabila batuan beku tersebut mengandung lebih dari 66%
SiO. Contoh batuan ini : Granit, Rhyolit.
Granit

Rhyolit

b. Batuan beku intermediet (menengah), bila batuan beku tersebut 52%-66% SiO2.
Contoh batuan ini: Diorit, Andesit.
Diorit

Andesit

c. Batuan beku basa, bila batuan beku tersebut mengandung 45%-52% SiO2.
Contoh batuan ini: Gabro dan Basal.
Gabro

Basal

d. Batuan belu ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung <45% SiO2.
Contoh batuan ini adalah Peredotit dan Dunit.
Peridotit

Dunit

3. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi


Dasar klasifikasi perbandingan indeks warna mineral mefic dan felsic
(S.J.Shand,1943).

Leucocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung <30% mineral mafic.

Mesocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30%-60% mineral mafic.

Melanocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 60%-90% mineral


mafic.

Hypermalanic rock, bila batuan beku tersebut mengandung >90% mineral mafic.

B. TEKSTUR BATUAN BEKU


Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang
ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat
dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, dan sesudah kristalisasi.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
1. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma.
Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar.
Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus,
akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi,
yaitu:

Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.


Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin

yang telah membeku di dekat permukaan.


Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan

sebagian lagi terdiri dari massa kristal.


Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau

sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.


2. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal
jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.


Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari
30 mm.
b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis
mikroskopis dapat dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati

dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil
untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran

berkisar antara 0,01 0,002 mm.


Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

c. Porfiritik
Batuan yang kristalnya sebagian dapat dibedakan dengan mata biasa
(berukuran besar) dan sebagian Kristal lainnya tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa, hingga hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan
mikroskop. Serta fenokrisnya tertanam dalam massa dasar yang halus.
Terdapat 2 jenis tekstur porfiritik, yaitu:

Faneroporfiritik: massa dasar dan fenokris berukuran sedang atau

>0,05 mm) dan


Porfiroafanitik: fenokris berukuran >0,05 mm sedangkan masa dasar
berukuranhalus atau berukuran <0,05 mm).

3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.


Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
yang lain.

Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua

dimensi yang lain.


Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

4. Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antarakristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis
besar, relasi dapatdibagi menjadi dua, yaitu:
a. Equigranular , yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuransama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga,yaitu:
Panidiomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.


Hipidiomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.


Allotriomorfik granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.


b. Inequigranular , yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak samabesar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain
disebut massa dasar atau matrik yangbisa berupa mineral atau gelas.
C. STRUKTUR BATUAN BEKU
Yaitu bentuk-bentuk batuan beku dalam ukuran yang besar, seperti lava
bongkah, lava berbetuk tali, lava bantal, struktur aliran, struktur luka, struktur
vesikular dan amy gladiod. Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagianbagian batuan yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu
pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku
struktur yang sering ditemukan adalah:
a. Masif

Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas. struktur ini tidak
menunjukkan adanya suatu sifat aliran atau fragmen batuan lain yang tertanam.
Contoh : granit, diorit, gabro dan inti andesit
b. Pillow
Lava merupakan struktur yang terbentuk seperti bantal atau berbentuk bantal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

c. Joint
Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan.kenapakan ini akan mudah
diamati pada singkapan di lapangan. Dibagi dua yaitu :
Columnar jointing, berbentuk seperti tiang-tiang atau tegak lurus terhadap

permukaan bumi.
Sheeting jointing, bila kekar berbentuk seperti lembaran-lembaran sejajar

dengan permukaan bumi.


d. Vesikular
Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas, apabila struktur tersebut terlihat
suatu lubang-lubang bekas keluarnya gas dan lubang-lubang tersebut teratur.
sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

Skoriaa

: Bila lubang-lubang gas tidak saling


berhubungan.

Pumisan

: Bila lubang-lubang gas saling


berhubungan.

Aliran

: Bila ada kenampakan aliran dari kristalkristal maupun lubang gas.

e. Skoria
merupakan struktur yang menampakkan lubang-lubang namun arahnya tidak
teratur. Contoh : andesit dan basalt
f. Amigdaloidal

struktur yang berlubang, akan tetapi lubang tersebut telah terisi mineral skunder.
Contoh : trakiandesit dan andesit

g. Xenolit
Struktur yang memperlihatkan fragmen dari batuan yang tertanam dalam masa
batuan. Ini akibat peleburan yang tidak sempurna dari batuan samping di dalam
magma yang mengintrusi.
h. Autobrecchia
Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen lava yang tertanam pada lava.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.
1.

Struktur batuan beku ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.

2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Bagan Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya


berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
a. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman
ribuan meter.
Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari
laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith

memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan


sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin
yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara
ratusan sampai ribuan kilometer.
b. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil.
D. KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU
1. MINERAL UTAMA (Essential minerals)
Mineral pembentuk batuan beku hamper selalu mengandung silisium (Si)
sehingga sering disebut silikat alam. Mineral tersebut ada yang berbentuk kristal ada
yang berbentuk gelas (amorf). Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan
beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar
warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
Felsic Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah
serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan, dengandensitasratarata2,52,7.
Contoh : Quartz, Feldspar, dan Feldspatoid.
a. Quartz (Kuarsa)

b. Feldspar

Mafic Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan


mempunyai berat jenis besar atau berat,dengan densitasratarata3,03,6. Contoh:
Olivin, Amphibole dan Piroksin.
a. Olivine

b. Piroksin

b. Amphibole

Sebelah kiri mewakili mineral -mineral hitam (mineal mafic) dan Sebelah
kanan mewakili mineral-mineral terang (mineral felsic).
2. MINERAL SEKUNDER
Merupakanmineralmineralubahandarimineralutama,dapatdari
hasilpelapukanreaksihidrothemalmaupunhasilmetaforsisma
terhadapmineralmineralutama.Dengandemikianmineralmineral
initakadahubunganyadenganpembekuanmagma(non
pirogenetik).
Mineralsekunderterdiridari:
Kelompokkalsit(kalsit,dolomit,magnesit,siderit)dapat
terbentukdarihasilubahanmineralplagioklas.
Kelompokserpentin(antigoritkrisotil),umumnyaterbentukdari
hasilubahanmineralmafic(terutamakelompokolivinda
pirokson).
Kelompokklorit(proklor,penin,talk),umumnyaterbentukdari
hasilubahanmineralplagioklas.
Kelompoksericitsebagaiubahanmineralplagioklas.
Kelompokkaulin(Kaolin,Hallosyte),umumnyaditemukansebagai
hasilpelapukanbatuanbeku.

3. MINERALTAMBAHAN(ACCESORYMINERAL)
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma,
umumnya dalam jumlah sedikit. Apabila hadir dalam jumlah cukup banyak tidak
mempengaruhi penamanaan batuan , tetapi hal tersebut mempunyai nilai
ekonomis.
Termasuk dalam golongan ini antara lain : Hematit, Kromit,Rutile,
Apatit,Muscovit, Magnetit, Zeolite, dll.

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:


a. Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama
tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat
hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
b. Kelompok Diorit Andesit Berasal dari magma yang bersifat
intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande,
piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil.
c. Kelompok Gabro Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri
dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d. Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang
mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
E. WARNA BATUAN BEKU
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral
penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga
dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah
batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash
feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya
batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik. Warna segar
batuan beku dapat bervariasi, dari hitam, abu-abu sampai putih cerah. Warna ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi meneral penyusun batuannya(rock forming
minerals). Apabila terjadi pencampuran antara mineral gelap dengan terang maka
warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu bercak putih, atau
putih bercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan.
F. PENAMAAN BATUAN BEKU
a. Tahap Penamaan Batuan Beku Asam.
Ciri-cirinya:
Kandungan SiO2 >60%
Indeks warna 0-10%
Mereupakan mineral-mineral felsik
Kandungan mineral orthoklas dan kwarsa melimpah
Plagioklas ada
Biotit dan hornblende ada

Nama batuannya:
- ukuran fanerik
jika orthoklas > plagioklas, nama batuannya adalah granit
jika orthoklas < plagioklas, nama batuannya adalah granodiorit.
- ukuran afanitik
jika orthoklas > plagioklas, nama batuannya adalah ryolit
jika orthoklas < plagioklas, nama batuannya adalah dasit
b. Tahap Penamaan Batuan Beku Intermedier.
Ciri-cirinya:
kandungan SiO2 < 60%
plagioklas melimpah
mineral mafik mulai hadir
kwarsa < 10%
orthoklas hadir
biotit dan hornblende mulai banyak > 10%
Nama batuannya:
jika orthoklas > plagioklas, nama batuannya adalah syeanit
jika orthoklas < plagioklas, nama batuannya adalah diorite
c. Tahap Penamaan Batuan Beku Basa.
Cirri-cirinya:
kandungan SiO2 45-52%
berwarna gelap
plagioklas melimpah
piroksin melimpah
kwarsa hadir dalam jumlah tertentu
olivine mulai hadir
orthoklas sangat jarang hadir
Nama batuannya:
jika ukuran butirnya fanerik, maka nama batuannya adalah gabro
jika ukuran butirnya afaniatik, maka nama batuannya adalah basalt
jika terdapat tekstur khusus, maka nama batuannya adalah diabasik

2.7.4. Tahap Penamaan Batuan Beku Ultra Basa.


Ciri-cirinya:
kandungan SiO2 <45%
pembentuk batuannya adalah olivine, piroksin dan serpentin.
Nama batuannya:
jika yang dominan olivine, maka nama batuannya adalah dunit
jika yang dominan piroksin, maka nama batuannya adalah piroksinit
jika yang dominan serpentin, maka nama batuannya adalah serpentinit
jika yang dominan piroksin dan olivin, maka nama batuannya adalah peridotit
G. CONTOH BATUAN BEKU

1. Granit

Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu
atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit
terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya
erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di
Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua),
dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi,
galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding
2. Granodiorit

Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk
batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
3. Diorit

Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di

Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.

4. Gabro

Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,


mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik
untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan
Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.

5. Andesit

Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya
berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu.
Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk
lava maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda
disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut
andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel.
6. Basal

Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya
berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan
batuan basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lainlain. Basal yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.
Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian
permukaannya.

7. Batu kaca (Obsidian)

Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal
(metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak
terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman
atau tidak berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan
ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman
purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat mata lembing, mata panah,
dan lain-lain.
8. Batu Apung

Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan
keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau gelembunggelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola,
ellips, silinder atau tak teratur bentuknya. Dengan adanya lubang-lubang ini
membuat batuapung jadi ringan. Di Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan
oleh Gunung Krakatau. Demikian juga batuapung dapat dibuat dengan cara
memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar.

9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang,


mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit
mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau
hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende,
dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir
dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga
secara gradual menjadi glass.

10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombanggelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang
luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria
coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.

11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil
gunung api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan
warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan
sebagai timbunan.

Sumber:
http://chekaharmen.com/batuan-macam-dan-pembentukannya/
http://pustakatambang.blogspot.com/2012/03/komposisi-mineral-batuanbeku.html
http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/10/tekstur-batuan-beku.html
http://nurayuannisa.blogspot.com/2013/09/tekstur-batuan-beku.html
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/06/tekstur-batuan-beku.html
http://nationalinks.blogspot.com/2009/01/struktur-batuan-beku.html
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/struktur-batuan-beku.html
http://ikhsangnr.wordpress.com/2010/09/02/petrologi/
http://onyonhere.blogspot.com/2012/09/struktur-dan-tekstur-batuan-beku.html
http://bandisetiadijagoan27.blogspot.com/2012/10/mineral-pembentuk-batuanbeku.html
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/02/tekstur-dan-klasifikasi-batuanbeku.html
http://dzakibelajar.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-batuan.html

http://migaswisnuadik.blogspot.com/2013/07/klasifikasi-batuan-bekuberdasarkan.html
http://blogsemaumu.blogspot.com/2012/05/batuan-beku-batuan-beku-atau.html
http://christian-ade-saputra.blogspot.com/2011/01/macam-macam-nama-batuanbeku-dalam-beku.html
http://fitrahsunnah.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-danproses.html
http://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/
http://pr-numpuk.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-danproses.html
http://sman1glagah.com/jenis-dan-ciri-batuan/
http://viasovariani.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-batuan.html
http://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-prosesterbentuknya/
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/batuan-beku_3785.html
http://medlinkup.wordpress.com/2010/11/18/batuan-beku/
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/17/batuan-beku/
http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-beku/
http://fhm13fas.wordpress.com/2010/08/13/batuan-beku/
http://sofanhadi.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
http://www.slideshare.net/adbeledwar

You might also like