Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat kurikuler
Program Sarjana Geofisika
Oleh :
JOKO PRIHANTONO
10401016
Oleh :
Joko Prihantono
10401016
Menyetujui
Tim Pembimbing
Bandung, September 2005
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dalam segala urusan. Sholawat dan salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kurikuler Strata-1 pada Program Studi
Geofisika, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Teknologi Bandung.
Tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu :
Bapak Sri Widiyantoro, Ph.D. dan Bapak Dr. Hendra Grandis selaku dosen pembimbing
dalam tugas akhir ini, atas segala saran, bimbingan, dan nasehatnya selama melakukan tugas
akhir.
Bapak Sonny Winardhie, Ph.D. selaku dosen wali akademik penulis selama menempuh
pendidikan di Departemen Geofisika dan Meteorologi.
Bapak Afnimar, Bapak Wahyu Triyoso, Bapak Nanang T. Puspito, Bapak Muhamad Ahmad,
Bapak Awali Priyono, Bapak Gunawan Ibrahim, dan semua dosen GM maupun dosen ITB
yang telah memberikan ilmunya serta membantu kelancaran proses pendidikan penulis.
Bapak Tedi Yudistira, Bapak Wandono, dan Kang Andri atas semua diskusi-diskusi, masukan,
dan sarannya selama penulis melakukan tugas akhir.
Seluruh staf dan karyawan Departemen Geofisika dan Meteorologi, terutama Pak Maman,
Pak Adang, dan Pak Ii.
Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan selama penulis kuliah di
ITB.
Seluruh rekan-rekan di laboratorium Geofisika Terapan, dan laboratorium Geodinamika atas
diskusi-diskusi, dan bantuannya selama penulisan tugas akhir ini.
Teman-teman seperjuangan yang juga mengerjakan tugas akhir : Tepy, Sunawar, dan Fahdi
terima kasih atas saran, dan diskusi-diskusinya.
Teman-teman angkatan HMGF 2001 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis selama tugas akhir.
Kawan-kawan HMGM
Teman-Teman di Regol yang telah memberikan motivasi, dan bantuannya selama penulis
menyelesaikan tugas akhir ini
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis meminta maaf
atas segala kekurangan dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk kemajuan ilmu
di bidang ini. Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
GELOMBANG SEISMIK
a. Gelombang P
Gelombang P dapat dicirikan sebagai
gelombang yang mempunyai waktu tiba paling
awal jika tercatat pada seismogram.
Gelombang P adalah gelombang yang bersifat
kompresi
dan
merupakan
gelombang
longitudinal dimana arah pergerakan partikel
yang dilewati energi gempa bergerak searah
dengan arah rambat gelombang. Persamaan
kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut:
Vp
s 4 / 3
2
Dimana :
- s adalah modulus bulk medium yang
dilewati gelombang seismik
- adalah modulus geser medium yang
dilewati gelombang seismik
- adalah densitas medium yang
dilewati gelombang seismik.
b. Gelombang S
Gelombang S adalah gelombang yang tiba
setelah gelombang P jika terekam dalam
seismogram. Hal ini karena kecepatan
gelombang S lebih lambat. Gelombang S
merupakan gelombang transversal dimana arah
pergerakan partikelnya tegak lurus terhadap
arah penjalaran gelombangnya sehingga
gelombang S dibagi menjadi gelombang S
vertikal dan gelombang S horisontal. Berikut
adalah persamaan gelombang S :
Vs
Dimana :
- adalah modulus geser medium yang
dilewati gelombang seismik
- adalah densitas medium yang
dilewati gelombang seismik
Dari persamaan kecepatan gelombang P dan
kecepatan gelombang S di atas maka terlihat
dE
: adalah
probabilitas
penerimaan perubahan fungsi
obyektif
: adalah
perubahan
fungsi
obyektif
: adalah analogi Temperatur
dalam pembentukan substansi
yang digunakan sebagai fungsi
kontrol
dalam
simulated
annealing.
5.
6.
7.
8.
Eruptions
in
Historical
Time,
Volcanological Survey of Indonesia, hal.
190-200.
Lay, T., Wallace, T.C., 1995, Modern
Global Seismologi, Academic Press, USA
Matahelemual, J., 1989, Gunung Guntur,
Berita Berkala Vulkanologi Edisi Khusus,
Direktorat Vulkanologi, Bandung.
Nugraha, A.D., 2005, Studi Tomografi 3-D
Non Linier untuk Gunung Guntur dengan
Menggunakan Waktu Tiba Gelombang P
dan S, Tesis Magister, Departemen
Geofisika dan Meteorologi, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Um, J. dan Thurber, C., 1987, Fast
Algorithm for Two-Point Seismic Ray
Tracing, Bulletin of The Seismological
Society of America, Vol. 77, No. 3, hal.
972-966.
Lapisan I
Lapisan II
Lapisan III
Lapisan IV
Lapisan V
Lapisan VI
TABEL 1 : Perbandingan nilai kecepatan gelombang P per lapisan antara data sintetik yang dibuat
dengan hasil inversi metoda simulated annealing.
Lapisan I
Lapisan II
Lapisan III
Lapisan IV
Lapisan V
Lapisan VI
(
a)
(b)
GAMBAR 1 : (a) Ray tracing metoda bending dalam medium dengan anomali negatif, tampak
bahwa sinar menjauhi medium berkecepatan rendah (Nugraha, 2005).
(b) Ray tracing metoda bending dalam medium dengan anomali positif, tampak
bahwa sinar melewati medium berkecepatan tinggi (Nugraha, 2005).
dE 0
P = exp (-dE/T)
Tidak
ya
P>
random[0,1
]
Model ditolak
Tidak
ya
dE=Ebaru-Eawal
T < 10-4
Tidak
stop
m0 = m0
ya
GAMBAR 2: Diagram alir algoritma simulated annealing secara umum untuk semua penyelesaian
masalah optimasi, dimana adalah konstanta penurunan temperatur dan i adalah
indeks iterasi (Busetti, 2005).
Data
Puncak Gunung
Puncak Gunung
MS
L
(a)
MS
L
(a)
(b)
(b)
Puncak Gunung
MSL
(c)
GAMBAR 3 : (a) Data koordinat sumber gempa dan seismograf.
(b) Model kecepatan 1D leastsquare (Nugraha, 2005) yang digunakan sebagai data
a priori.
(c) Ray tracing dengan sumber gempa dan seismograf data lapangan serta
kecepatan model 1D leastsquare.
(a)
(b)
(c)
(d)
(a)
(b)
(c)
(d)
GAMBAR 5 : (a) Kurva penurunan temperatur (fungsi kontrol) dalam simulated annealing.
(b) Hasil inversi simulated annealing data lapangan (merah), model 1D
leastsquare (biru), batas bilangan random per lapisan (hijau).
(c) Histogram waktu residual (tobs-tcal) dengan nilai nol sebagai nilai dominan.
(d) Nilai RMS tiap iterasi dengan iterasi terakhir adalah 0.134 detik.
Perbandingan Waktu Residual data lapangan antara hasil Simulated Annealing dengan model 1D
leastsquare
(a)
(a)
(b)
GAMBAR 6 : (a) Histogram waktu residual hasil simulated annealing.
(b) Histogram waktu residual dari model 1D leastsquare (Nugraha, 2005).
Puncak Gunung
MSL
GAMBAR 7 : Struktur kecepatan gelombang P hasil inversi data lapangan (merah), model 1D
leastsquare (biru).
Puncak Gunung
MSL
(a)
(a)
Puncak Gunung
MSL
(b)
GAMBAR 8 : (a) Tomogram Vp arah barat timur melalui Gandapura-Picung. (Nugraha, 2005).
(b) Struktur kecepatan gelombang P dengan simulated annealing (merah), model 1D
leastsquare (biru).
LAMPIRAN
Algoritma simulated annealing yang digunakan untuk pemodelan kecepatan di
dalam tugas akhir ini.
1
N
i 1
4. Ray tracing dari model kecepatan (V 0_next) yang berasal dari bilangan random dengan intercal
antara vmin dan vmax sehingga menghasilkan waktu tiba kalkulasi (t_cal_next).
5. Dihitung nilai Error RMS dari t_cal_next tersebut (Erms_next).
6. Hitung nilai selisih antara Error RMS t_cal_current dengan t_cal_next.
dE= Erms_next - Erms_current.
7. Jika dE <= 0 maka model kecepatan yang baru (V 0_next) diterima, jika tidak maka dihitung
dengan acceptance probabilistic P=exp(-dE/T), jika nilai acceptance Probabilistic (P) tersebut
lebih besar daripada bilangan random antara nol sampai satu [0,1] maka model tersebut diterima.
8. Menentukan Temperatur baru Ti+1=Ti*0.99. dimana i adalah iterasi.
9. Langkah di atas diulangi hingga iterasi tertentu ketika temperatur bernilai mendekati nol.
START
T, tobs, vmin, vmax,
V0_current,
t_cal_current,
Erms_current
V0_next(random[vmin,vmax]
T_cal_next, Erms_next
dE= Erms_next - Erms_current
Tidak
P=exp(-dE/T)
dE <=
0
Ya
T < 10-
Tidak
P > random
[0,1]
Model ditolak
Ya
V0_current = V0_current
STOP
Diagram alir algoritma simulated annealing yang digunakan dalam inversi data sintetik dan data
lapangan dalam tugas akhir ini, dimana i adalah indeks iterasi.