Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way (perjalanan) dan
Stipare berarti to compress (menekan).Secara istilah obstipasi adalah bentuk
konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses
dalam usus (adanya obstruksi usus).Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat
mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi).Namun obstipasi
dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana konstipasi
disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya
obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam
jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat
adanya feses atau gas dalam perut.2
2.2 EPIDEMIOLOGI
Obstipasi merupakan keluhan pencernaan yang paling umumdi Amerika
Serikat sesuai data survei.Tergantung pada definisi yang digunakan,terjadi
pada2% sampai 20% dari populasi.Hal ini lebih sering terjadi pada wanita, orang
tua dan anak-anak. Obstipasi ini terjadi lebih sering dirasakan pada orang tua
karena peningkatan jumlah masalah kesehatan sebagai manusia usia lanjut dan
penurunan aktivitas fisik.Dari populasi di seluruh dunia melaporkan mengalami
sembelit.Sembelit kronis menyumbang3% dari semua masalah kesehatan yang
ada setiap tahun.Biaya kesehatan untuk sembelit terkait total 6,9 milyar dollar
pada AS setiap tahunnya. Lebih dari empat juta orang Amerika sering sembelit,
kalkulasi sebanyak 2,5 juta kunjungan ke dokter setahun terhadap masalah ini.
Sekitar 725.000.000 dollar AS dihabiskan untuk produk pencahar setiap tahun di
Amerika.3
2.3 ANATOMI
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.4
Saluran pencernaan terdiri dari
mulut,
tenggorokan
(faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.4
Gambar 2. Mulut
Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada manusia yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Di
sebelah depan kerongkongan terdapat saluran pernapasan yang disebut trakea.
Trakea menghubungkan rongga hidung dengan paru-paru. Pada saat kita menelan
makanan, ada tulang rawan yang menutup lubang ke tenggorokan. Bagian tersebut
dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah makanan masuk ke paru-paru.4
Gambar 3. Esofagus
Lambung
Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang
terletak antara esofagus dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:Pengisian lambung jika kosong
lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini dapat mengembang sampai
dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang menjaga motilitas lambung
yaitu
plastisitas
yang
mengacu
pada
kemampuan
otot
polos
dalam
Gambar 4. Lambung
Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Di usus
halus terdapat susunan yang sangat rapat dari kelenjar mucus campuran, yang
disebut kelenjar brunner. Kelenjar ini mensekresi mucus yang alkalis dalam
jumlah besar.Fungsi dari mucus yang disekresikan oleh kelenjar brunner adalah
untuk melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah lambung yang
sangat asam, yang keluar dari lambung.4
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.4
Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar
terdiri dari:4
Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di
anus.Organ
ini
berfungsi
sebagai
tempat
penyimpanan
sementara
feses.Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.4
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphicter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.4
2.4 FISIOLOGI PENCERNAAN
A. Organ-Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta
kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi
memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap
dalam tubuh. 4
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua
macam seperti berikut :
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul
yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut
hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasilpencernaan. Adapun proses
pencernaan
1.
Ingesti:
makanan
pemasukan
2.
Mastikasi:
3.
Deglutisi:
meliputi
makanan
proses
proses
hal-hal
ke
dalam
mengunyah
menelan
berikut
tubuh
melalui
mulut.
makanan
oleh
gigi.
makanan
di
kerongkongan.
Absorpsi:
proses
penyerapan,
terjadi
di
usus
halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh
melalui anus.
10
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alatalat pencernaan sebagai berikut : 4
1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai
dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut, terdapat beberapa alat yang
berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi
membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal
11
ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih
efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia
mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi
pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan
sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah
makanan.
Struktur
luar
gigi
terdiri
atas
bagian-bagian
berikut
12
pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi
dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lender (mukosa).
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis,
glandula
submaksilaris,
dan
glandula
sublingualis
atau
glandula
sub
13
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai
jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir
mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan
dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak
menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di
bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung.
Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan
menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan
tetap masuk ke kerongkongan.
Lambung4
3.
Menetralkan
sifat
alkali
bolus
yang
datang
dari
rongga
mulut.
15
4.
Usus
halus
halus
terbagi
menjadi
tiga
bagian
seperti
berikut:
16
dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna
menjadi molekul gliserol dan asam lemak. 4
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat
kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan
kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding
usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan
kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini
berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus. 4
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang
berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan
berikut.
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi
iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu
bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan
lemak dan air (mengemulsikan lemak). 4
Cairan ini dihasilkan oleh hati.Hati merupakan kelenjar pencernaan
terbesar dalam tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari
darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga
berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan
fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu
tubuh. 4
17
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus
halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan
lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu
terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida
dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus. 4
b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan
sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran
pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin.
Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulaupulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus. 4
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk
ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang
membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati. 4
c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan
getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut :
18
19
5.Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens.Di antara intestinum tenue
(usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus
buntu).Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. 4
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan
gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam
mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi
kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam
usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan
terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu
membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat
sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu
rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus. 4
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum
akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik.Kemudian akibat adanya
aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan
terjadinya defekasi.Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai
dengan sempurna. 4
20
2.5 ETIOLOGI
Sebab dari obstipasi ada 2 yaitu: obstipasi akibat obstruksi dari intralumen
usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus dan obstipasi akibat
obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa
intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.2
Obstipasi ada dua macam yaitu :
a. obstipasi obstruksi total dimana memiliki ciri tidak keluarnya feses atau
flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rektum yang kosong, kecuali
jika obstruksi terdapat pada rectum.3
b. obstipasi obstruksi parsial dimana memiliki ciri pasien tidak dapat
buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses
disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.3
21
pengumpulan isi lumen usus berupa gas dan cairan, khususnya di daerah
proximal. hal itu akan menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar
pencernaan, yang membuat cairan dan gas tersebut akan meningkat dan
menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).2
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya
hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas
makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat
sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal
sumbatan.
Sumbatan
ini
menyebabkan
gerakan
usus
yang
meningkat
bising
usus.
Gejala
fisik
yang
dapat
terjadi
23
sepertibaunapas,
nadi
cepat(tachychardia),
mualdan
muntah,
demam
dandehidrasi.2
Gejala-gejala inidapat menyebabkankondisi yang lebih buruk yang timbul
dari obstipasi, seperti usus strangulasi, yang menyebabkankerusakanususyang
dapat menyebabkandehidrasi, mual, muntah, tekanan darah rendahdandetak
jantung yang cepat. Jugaperitonitis, yangmerupakaninfeksi padalapisan usus.2
2.7 KRITERIA
Kriteria Rome II untuk sembelit membutuhkan setidaknya duadarigejala
beriku tselama 12 minggu atau lebih selama periode satu tahun:1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.8 PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam keadaan kosong kecuali
bila adanya refleks masa dari kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang
terjadi sekali atau duakali sehari, hal tersebut memberikan stimulus pada arkus
aferen dari refleks defekasi.Dengan dirasakan arkus aferen menyebabkan
kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi. Mekanisme usus
yang normal terdiri dari 3 faktor: Asupan cairan yang adekuat, kegiatan fisik dan
mental, jumlah asupan makanan berserat.4,5
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki
kolon, air dan elektrolit di absorbsi melewati membrane penyerapan. Penyerapan
tersebut menyebabkan perubahan feses dari bentuk cair menjadi lunak dan
berbentuk.Ketika feses melewati rectum, feses menekan dinding rectum dan
merangsang untuk defekasi. Apabila tidak mengkonsumsi cairan secara adekuat,
produk dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera
digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rectum, sehingga penyerapan terjadi
24
terus menerus dan feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan
serta menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit ini menyebabkan seseorang malas atau
tidak mau buang air besar yang dapat menyebabkan kemungkinan berkembangnya
luka. Proses dapat terjadi bila kurangnya aktivitas, menurunnya peristaltik usus
dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan lambat, yang
kemungkinanpenyerapan air yang berlebihan.4,5
Bahan makanan sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan
pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju ke saluran
yang lebih besar. Sumbatan dari usus dapat juga menyebabkan obstipasi.5
untuk
menentukan
apakah
termasuk
obstruksi
total
atau
25
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi
untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya
distensi kolon.Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus
Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia
atau tidak.Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon
sigmoid.Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi
kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan
gambaran tentang isi rectum.3
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada penderita obstipasi
adalah:Pemeriksaan Hb, pemeriksaan urin, pemeriksaan penunjang lain
yang dianggap perlu.2
b. Pencitraan dengan CT scan, USG, X-rays dengan atau tanpa bahan
kontras.
Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa
udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara
menandakan obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk
menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.1
c. Pemeriksaan laboratorium.
Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi
dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang
dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung
leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam
kolon dan menentukan sebab obstipasi.2
2.9 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana yang dapat dilakukan antara lain:
1. Medika mentosa
Jenis-jenis pencahar dan mekanisme kerja
1. Pencahar rangsang
26
ikterus,
hepatitis
dan
reaksi
hipersensitifitas
e. Antrakinon
Terdiri dari :
Kaskara segrada
Dapat ditemukan dalam ASI
Efek setelah 6-12 jam
Efek samping berupa pigmentasi mukosa kolon
Sena
Efek setelah 6 jam
Efek samping kerusakan neuron mesentrik
Dantron
Efek setelah 6-8jam
a. Garam magnesium
Mg sulfat (garam inggris)
Susu magnesium
Efek terlihat setelah 3-6jam
Efek samping berupa mual, dehidrasi, dekompensasi ginjal,
hipotensi, paralisis pernafasan
b. MgO2
Efek telihat setelah 6jam
c. Garam natrium
Na fosfat, efek samping berupa dieresis dan dehidrasi
Na sulfat
Na fosfat
Daya osmotic secara tidak lamgsung meningkatkan peristaltic usus
Daya osmotic melembekkam tinja
3. Pencahar pembentuk masa
Mengikat air dan ion dalam lumen kolon yang menyebabkan tinja
menjadi banyak dan lunak.
a. Metilselusosa
Indikasi : pasien tidak boleh mengejan
Efek setelah 12-24 jam
Efek samping berupa obstruksi usus dan esofagus
b. Na karboksimetilselulosa
Tidak larut dalam cairan lambung
Efek samping berupa obstruksi usus dan esophagus
Ada efek sebagai antasida
c. Polikarbofil dan kalsium polikarbofil
Lebih banyaik mengikat cairan dari pencahar pembentuk massa
jenis lain
Kontra indikasi : pasienyang sedang direstriksi terhadap
kalsium
d. Psilium (plantago)
Membentuk gelatin jika bertemu denngan air
Mengganggu absorpsi kolesterol
e. Agar-agar
Suatu koloid hidrofil, banyak mengandung hemiselulosa, sukar
diabsorpsi
4. Pencahar emolien
Melunakkan tinja tanpa meningkatkan peristaltic usus
a. Dioktil na-sulfat dan dikotil kalsium sulfosuksinat
28
2.11 PENCEGAHAN
Pencegahannya antara lain dengan: 6
29
30
BAB III
KESIMPULAN
obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).Gejala antara
obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan
feses (defekasi).Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan
penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal
sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa
pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai
adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.2
Tanda danGejala obstipasi seperti gejala perut sembelit, distensi abdomen,
kembung-pembesaran atau perasaan penuh, kramdan nyeri persisten, Borborygmipeningkatan bising usus. Gejala fisik yang dapat terjadi seperti bau napas, nadi
cepat(tachychardia), mualdan muntah, demam dandehidrasi.2
31
DAFTAR PUSTAKA
32