You are on page 1of 58

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan Nasional adalah peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang di lakukan secara berkelanjutan.
Berdasarkan visi pembangunan Nasional melalui pembangunan kesehatan yang
ingin di capai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Visi pembangunan gizi
adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi
keluarga yang optimal (Depkes, 2005).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Gizi kurang tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan kematian,
tetapi juga menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan selsel otak
yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan, oleh karena itu semua
negara di dunia sepakat memerangi masalah pangan dan gizi (Sekretariat Tim
Teknis Pangan dan Gizi Tingkat Pusat Jakarta, 2003).
Sejalan dengan sasaran global dan perkembangan keadaan gizi
masyarakat, rumusan tujuan umum program pangan dan gizi tahun 20012005
yaitu menjamin kebutuhan pangan tingkat keluarga, mencegah dan menurunkan
masalah gizi, mewujudkan hidup sehat dan status gizi yang optimal. Menyadari
faktor penyebab masalah gizi yang sangat kompleks dan arah kebijakan

desentralisasi, maka perlu di rumuskan strategi program gizi khususnya pada


program perbaikan gizi makro sesuai dengan surat keputusan Menteri
Kesehatan nomor :1277/MENKES/SK/X1/ 2001 tentang organisasi dan data
kerja Departemen Kesehatan (Depkes, 2005).
Sekitar 30% dari jumlah penduduk di indonesia adalah anak SD/MI,
maka status gizi pada anak SD/MI perlu diperhatikan karena merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Upaya perbaikan gizi masyarakat
didasarkan pada pendekatan siklus hidup manusia, yaitu sejak janin dalam
kandungan, bayi, balita, usia sekolah, remaja, dan lanjut usia (Depkes, 2005).
Anak merupakan modal dasar aset yang sangat berharga sekaligus
sebagai subjek pembangunan bangsa di masa depan. Mereka adalah insaninsan
yang menjadi penerus dan pewaris pembangunan di masa depan. Untuk menjadi
aset bangsa yang berharga, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang
perluh di penuhi yaitu kebutuhan akan makan zatzat bergizi dan hidup sehat.
Anakanak Indonesia kini, menentukan kelangsungan hidup, kualitas dan
kejayaan suatu bangsa dimasa yang akan datang (Depkes, 2005).
Hasil survey tinggi badan pada anak baru masuk sekolah secara
Nasional

menunjukan bahwa pada tahun 1994 prevalensi gangguan

pertumbuhan sebesar 39,8%, pada tahun 1998/1999 turun manjadi 36,3%


menderita kurang energi protein (KEP). Kondisi tersebut bila di biarkan, akan
menyebabkan menurunya kecerdasan dan prestasi belajar yang akhirnya akan
menurunkan kualitas sumber daya manusia (Depkes, 2005).

Masalah gizi di propinsi Sumatera Selatan di kenal dengan gizi ganda


yaitu gizi kurang (KEP, GAKY, ANEMIA) dan gizi lebih (OBESITAS, DM)
Masalah gizi terjadi dapat disebabkan beberapa macam yang saling berkaitan
satu sama lain. Secara langsung penyebab masalah gizi dipengaruhi oleh
ketidakcukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, ketersediaan
pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai. Lebih jauh masalah gizi
disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja. Oleh
karena itu keadaan gizi masyarakat merupakan manifestasi keadaan kesahteraan
rakyat (Depkes, 2002).
Berdasarkan survey hasil dari situasi pangan dan gizi Kota/Kabupaten .
Kota Palembang pada tahun 2005 yang mengalami gizi kurang 33,80 %, dan di
Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas berjumlah 32,40% dan di
simpulkan bahwa Kabupaten dan Kota Lubuklinggau resiko tinggi rawan
pangan dan gizi (Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Pusat, 2005).
Hasil survey Dinkes kota Lubuklinggau tahun 2007 didapatkan
gambaran status gizi kurang murid SD/MI berdasarkan Kecamatan di Kota
Lubuklinggau pada tahun 2007 berjumlah 29,9% dan Kecamatan yang
mempunyai persentase siswa dengan status gizi kurang terbesar adalah
Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 (36,7). Yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

Hasil survey dinkes Kota Lubuklinggau Barat 1 tahun 2007 didapatkan


gambaran pengetahuan gizi murid SD/MI yaitu jumlah pengetahuan anak
SD/MI yang baik yaitu 1483(71,6%) dan pengetahuan gizi kurang berjumlah
556 (26,9%).
TABEL 1.1
GAMBARAN STATUS GIZI MURID SD/MI
BERDASAKAN KECAMATAN DI
KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2007
KECAMATAN
LLG Barat 1
LLG Barat II
LLG Timur I
LLG Timur 11
LLG Selatan I
LLG Selatan 11
LLG Utara I
LLG Utara II
TOTAL

Kurang

%
295
36,7%
343
24,3%
295
32,9%
201
22,3%
160
35,6%
171
27,7%
170
32,6%
330
35,3%
2065 29,9%

STATUS GIZI
Baik

%
497
61,9%
1028 72,9%
588
65,5%
685
76,1%
282
62,8%
691
70,5%
349
67,0%
593
63,4%
4713 68,3%

Lebih

%
11
1,4%
39
2,6%
15
1,7%
14
1,6%
7
1,6%
18
1,8%
2
0,4%
13
1,4%
119 1,7%

TOTAL

%
803
1410
898
900
449
880
512
936
6897

100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

Dinkes Kota Lubuklinggau 2007.

Dari kompleknya masalah yang ada penulis menganggap bahwa


masalah gizi anak SD/MI

merupakan masalah serius yang memerlukan

perhatian khusus maka Penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai


faktorfaktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi pada anak SD/MI
kelas V dan VI di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau tahun
2008.

B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka di rumuskan suatu masalah faktor
faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi pada anak SD/MI kelas V
dan VI di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau tahun 2008.

C.

Pertanyaan Penelitian
Faktorfaktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi pada
anak SD/MI kelas V dan VI di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota
Lubuklinggau ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang berhubungan dengan status
gizi anak SD/MI kelas V dan VI di Kecamatan Lubuklinggau
Barat I Tahun 2008.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya status gizi anak SD/MI kelas V dan VI di Kecamatan
Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau.
b. Diketahuinya pengetahuan (ibu dan anak) anak SD/MI di Kecamatan
Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau.

c. Diketahuinya pekerjaan orang tua anak SD/MI kelas V dan VI dengan


status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau.
d. Diketahuinya jumlah anak dalam keluarga anak SD/MI kelas V dan VI
di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau.
e. Diketahuinya hubungan antara

pengetahuan (ibu dan anak) anak

SD/MI dengan status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota


Lubuklingau.
f. Diketahuinya hubungan pekerjaan orang tua anak SD/MI kelas V dan
VI dengan status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota
Lubuklingau.
g. Diketahuinya hubungan jumlah anak dalam keluarga anak SD/MI kelas
V dan VI dengan status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota
Lubuklingau.

E.

Manfaat Penelitian
1. Bagi SD / MI
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam
merencanakan dan menentukan kebijakan program disekolah, khususnya
masalah gizi disekolah Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubklinggau
Tahun 2008.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan
menambah kepustakaan dan wawasan mahasiswa Prodi Keperawatan
Lubuklinggau tentang status gizi anak SD/MI.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam
merencanakan program kegiatan Surveilan gizi di seluruh SD/MI yang ada
di Kota Lubuklinggau.

4. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis
khususnya tentang gizi anak SD/MI.

F.

Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui

faktorfaktor yang

berhubungan dengan status gizi pada anak SD/MI kelas V dan VI di Kecamatan
Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau tahun 200

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Faktorfaktor yang berhubungan dengan status gizi


1.

Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan tidak terjadi setelah
seseorang

melakukan

pengindraan

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni idra penglihatan,


penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan yang dicakup
di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : tahu (know),
memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2003).
a.Pengetahuan gizi
Sutau hal yang menyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada 3 kenyataan :
1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan.
2) Setiap orang hanya akan cukup gizi bagi jika makan makanan yang
dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.

3) Ilmu gzi memeberikan faktafakta yang perlu sehingga penduduk


dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan
nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan
kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting
dalam masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dari ganguan gizi
adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk
menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan seharisehari.
Keterbatasan apapun yang diakibatkan kemiskinan dan kekurangan pangan,
kecuali pada keadaan genting tertentu, penggunaan yang lebih baik dari
pangan yang tersedia dapat dilakukan penduduk yang memahami bagaimana
mempergunakanya untuk membantu peningkatan status gizi (Suhardjo,
2003).
2. Pengetahuan ibu
Kurang gizi yang murni adalah karena makanan, ibu harus dapat
memberikan makanan yang kandungan gizinya yang cukup. Tidak harus
mahal, bisa juga di berikan makanan yang murah, asal kualitasnya baik.
Oleh karena itu ibu harus pintar memilihkan makanan untuk anak.
(http://www.gbin/beritizi.net/cgi- a/fullnews ).

10

3. Pekerjaan orang tua


Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi keadaan gizi keluraga karena
penghasilan keluarga menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga
seharihari baik kualitas maupun kuantitas makanan (Suhardjo, 2003).

4. Jumlah anak dalam keluarga


Semangkin banyak jumlah anak dalam keluarga sangat mempengaruhi gizi
anak sehingga perhatian ibu untuk anak sudah tersitah dengan keberadaan
adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan
makannanya. Oleh karena itu akhirnya kakak menjadi kurang gizi (Kurniati,
2001).

B.

Penyebab masalah gizi


Secara

langsung

penyebab

masalah

gizi

dipengaruhi

oleh

ketidakcukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung


dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, ketersediaan
pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai. Lebih jauh masalah gizi
disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja. Oleh
karena itu keadaan gizi masyarakat merupakan manifestasi keadaan kesahteraan
rakyat (Depkes, 2002).

11

Beberapa penelitian tentang penyebab masalah gizi di indonesia adalah sebagai


berikut:
1. Pola pemberian ASI dan MPASI
Pola pemberian ASI dan MPASI merupakan salah satu penyebab utama
gangguan pertumbuhan pada balita berbagai penelitian menunjukan bahwa:
a. Bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
b. Tidak semua ibu memberikan ASI segera setelah bayi lahir.
c. Bayi sudah diperkenalkan dengan makanan lain selain ASI pada minggu
pertama setelah kelahiran .

2. Interaksi ibu dengan anak


Interaksi antara ibu dengan anak berhubungan positif dengan keadaan gizi
anak. Anak yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari ibunya maka
akan mempengaruhi status gizinya.

3.

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan


Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak.

4. Kesehatan lingkungan

12

Masalah gizi yang timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh


ketidakseimbangan

asupan

makanan,

tetapi

dipengaruhi

ketidak

seimbangan asupan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.


Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyedian air bersih dan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), akan mengurangi resiko terjadinya
penyakit infeksi.

5. Ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga


Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat keluarga dan
jika tidak cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak
terpenuhi. (Depkes, 2002)

Bagan 2.1 kerangka teori penyebab masalah gizi

13

Status Gizi

Asupan
Gizi

Ketersediaan
Pangan di Tingkat
Rumah Tangga

Infeksi
Penyakit

Perilaku
Asuhan Ibu
dan Anak

Pelayanan
Kesehatan

Kemiskinan, ketersediaan pangan, kesempatan kerja

KRISIS EKONOMI DAN POLITIK

14

Menurut Kurniati (2001) beberapa penyebab yang menjadi kurang gizi


yaitu:
1. Jarak antara usia kakak dan adik terlalu dekat .
Dengan demikian, perhatian ibu untuk anak sudah tersitah dengan
keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak
diperhatikan makananya. Oleh karena itu akhirnya kakak menjadi
kurang gizi.
2. Anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena penyakit infeksi atau
juga oleh penyakitpenyakit lain.
3. Karena lingkungan yang kurang bersih.
Lingkungan yang kurang bersih

dapat menyebabkan anakanak

mudah sakitsakitan. Karena sakitsakitan anak menjadi kurang gizi.


4. Kurangnya pengetahuan orang tua, terutama ibu mengenai masalah
gizi.
Kurang gizi yang murni adalah karena makanan, ibu harus dapat
memberikan makanan yang kandungan gizinya yang cukup. Tidak
harus mahal, bisa juga di berikan makanan yang murah, asal
kualitasnya baik. Oleh karena itu ibu harus pintar memilihkan
makanan untuk anak. (http://www.gbin/beritizi.net/cgi- a/fullnews ).

15

5. Kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit .


Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang
makan,maka otomatis anak kurang gizi. Anakanak yang tumbuh dari
keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi diantara
seluruh anggota keluarga

dan anak yang paling terpengaruh oleh

kekurangan pangan (Suhardjo, 2003).


6. Adanya penyakit bawaan pada anak
Penyakit bawaan dapat membuat anak terus menerus sakit dan
terpaksa anak harus di rawat di rumah sakit, misalnya penyakit jantung
dan paru paru bawaan (http://www.gbin/beritizi.net/cgi- a/fullnews).

C.

Pengertian Gizi, Zat gizi dan Status gizi


1. Gizi (Nutrition)
Gizi

adalah

proses

organisme

menggunakan

makanan

yang

dikonsumsi Secara normal melalui proses digesti, absobrsi, transportasi,


penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ dan menghasilkan energi (Supariasa dkk, 2001).

16

2. Zat Gizi (Nutrient)


Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperoleh dari makanan yang di
perlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses
proses kehidupan (Almatsier, 2002).

3. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan pengunaan zatzat gizi. Di bedakan antara status gizi buruk, kurang,
dan lebih (Almatsier, 2002).

D.

Zat - zat makanan yang di perlukan tubuh dan fungsinya


Zatzat makanan yang di perlukan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan dikelompokan menjadi 5 macam yaitu :
1. Protein
Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan
(protein nabati) dan makanan dari hewan (protein hewani).
Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
a.membangun selsel yang rusak
b. membentuk zatzat pengatur seperti enzim dan hormon
c. membentuk zat inti bergizi energi (1 gram energi kirakira akan
menghasilkan 4,1 kalori).

17

2. Lemak
Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin dan
sebagainya.
Fungsi lemak bagi tubuh ialah :
a. menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1gram lemak
menghasilkan sekitar 9,3 kalori)
b. sebagai pelarut vitamin A,D,E,K
c. sebagai pelindung

terhadap bagianbagian tertentu dan pelindung

bagian tubuh pada temperatur rendah.

3. Karbohidrat
Karbohirat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan
menjadi monosakarida , dan polisakarida.
Fungsi karbohidrat adalah juga salahsatu pembentuk yang paling murah ,
karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh
tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan
makanan pokok.

4. Vitamin vitamin
Vitaminvitamin, yang di bedakan menjadi dua, yakni vitamin
yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam
lemak (vitamin A,D,E,K).

18

Fungsi masingmasing vitamin ini antara lain :


a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan selsel epitel, dan sebagai
pengatur kepekaan rangsangan sinar pada saraf dan mata .
b. Vitamin B1 berfungsi untuk memetabolisme karbohidrat, keseimbangan
air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsangan sinar ke saraf
mata, enzim dan fungsinya dalam proses oksidasi dalam selsel .
d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan selsel darah dan dalam proses
pertumbuhan serta kerja urat saraf .
e. Vitamin C, berfungsi sebagai aktivator macammacam fermen
perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel
penting dalam pembentukan trombosit.
f. Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama
sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor
dari usus dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin .
g. Vitamin E, berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta
mencegah keguguran dan di perlukan pada saat sel sedang membelah.
h. Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protombin, yang berarti
penting dalam proses pembekuan darah (Notoatmodjo, 2003).

5. Mineral

19

Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi(Fe), zat flour(F),
natrium(Na) dan clor(Cl), kalium (K) dan iodium (I). Secara umum funsi
mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau
sebagai bagian penting dari struktur sel yang ada jaringan (Notoatmodjo,
2003).

E.

Masalah gizi pada anak SD/MI dan tandatanda fisik serta akibat yang
ditimbulkan
Masalah gizi yang sering di temukan dan berdampak pada prestasi
belajar dan pertumbuhan fisik anak SD dan MI adalah sebagai berikut:
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Suatu kondisi dimana jumlah asupan zat gizi yaitu energi dan protein
kurang dari yang dibutuhkan tubuh.
Tandatanda yang mudah dikenali pada anak yang menderita KEP :
a. kurus

: dinilai dengan berat badan menurut tinggi badan.

b. pendek : dinilai dengan tinggi badan menurut umur


Akibat yang ditimbulkan dari KEP bagi anak SD dan MI adalah anak menjadi
lemah daya tahan tubuh dan terjadi penurunan konsentrasi belajar (Depkes,
2005).

2. Anemia Gizi Besi

20

Suatu kondisi pada anak SD dan MI dengan kadar hemoglobin (Hb)


dalam darah kuramg dari normal (12 gr %).
Tandatanda fisik yang mudah dikenali pada anak yang menderita anemia
gizi besi adalah : lesu, lemah, letih, lelah, lalai (5 L).
Selain itu sering kali disertai dengan keluhan pusing, mata berkunang
kunang, yang akan mempengaruhi konsentarsi dan kemampuan belajar .
Akibat buruk dari anemia gizi besi adalah anak menjadi lesu, lemah, letih,
lelah, dan lalai (5L) dan mengurangi daya serap otak terhadap pelajaraan .

3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)


Suatu gejalah yang diakibatkan oleh kekurangan asupan yodium
dalam makanan seharihari yang berlangsung dalam Jangka waktu lama.
Masalah GAKY pada umumnya ditemukan didataran tinggi .
Tandatanda fisik yang mudakah dikenali adalah terjadinya pembesaran
kelenjar gondok. Akibat buruk GAKY adalah anak menjadi lamban dan sulit
menerima pelajaran (Depkes, 2005).

4. Kurang Vitamin A
Suatu kondisi yang diakibatkan oleh jumlah asupan vitamin A tidak
memenuhi kebutuhan tubuh .
Tandatanda fisik masalah kurang vitamin A sulit dikenali oleh masyarakat
awam kecuali oleh petugas kesehatan terlatih.

21

Akibat buruk dari kekurang vitamin A adalah menurunya daya tahan tubuh
anak terhadap penyakit infeksi sehingga anak mudah sakit, di samping itu
vitamin A terkait dengan fungsi penglihatan (Depkes, 2005).

5. Gizi Lebih
Suatu kondisi yang di akibatkan oleh jumlah asupan energi yang
berlebih dari kebutuhan. Tandatanda yang mudah dikenali pada anak yang
menderita gizi lebih adalah :
a. Gemuk yang dinilai dengan berat badan dan tinggi badan
b. Lamban dan cepat lelah
Akibat buruk dari gizi lebih pada anak SD/MI adalah berisiko tinggi untuk
mengalami penyakit jantung, diabetes, dan darah tinggi pada usia mudah
(Depkes, 2005).

F.

Tanda tanda kurang gizi


Menurut Kurniati (2001), kurang gizi pada anak terbagi tiga yaitu :

22

1. Kurang Energi Protein Ringan


Pada tahap ini belum ada tandatanda khusus yang dapat dilihat dengan
jelas, hanya saja berat badan anak hanya mencapai 80% dari berat badan
normal.

2. Kurang Energi Protein Sedang


Pada ta hap ini berat badan anak hanya mencapai 70 % dari berat badan
normal dan ada tandatanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah :
a.

Wajah menjadi pucat

b.

Warna rambut agak kemerahan

3. Kurang Energi Protein Berat


Pada bagian ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Kurang sekali, bisa di sebut marasmus. Tanda

pada marasmus

adalah berat badan ank hanya mencapai 60% atau kurang dari berat
badan normal .
b. Kwashiorkor,

tanda dari kwashiorkor berat badan turun, kaki

mengalami pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah di


cabut ( http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews ).
Komisi ahli WHO yang dikutip oleh Jelliffe (1989),
menggelompokan tandatanda klinis menjadi tiga kelompok besar
yaitu:

23

1. Kelompok 1 :
Tandatanda (sign) yang memang benar berhubungan dengan
kurang gizi bisa karena kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di
butuhkan tubuh.
2. Kelompok 2 :
Tandatanda (sign) yang membutuhkan investigasi (penyelidikan)
lebih lanjut. Tandatanda ini mungkin karena gizi

salah satu

mungkin oleh faktor lain seperti kehidupan di bawah standar


(miskin), buta huruf, dan lainlain.
3.

Kelompok 3 :
Tandatanda (sign) yang tidak berkaitan dengan gizi salah
walaupun hampir mirip. Tandatanda dalam diagnosisi untuk
membedakanya memerlukan keahlian khusus.

Pengelompokan tanda klinis kurang gizi adalah :


1. Rambut, kurang bercahaya, tipis dan jarang, rambut kurang
kuat/mudah putus.

2. Wajah, penurunan pigmentasi yang terbesar secara berlebih apabila


disertai anemia, wajah seperti bulan (mont face) menonjol keluar,

24

lipatan naso labial, pengeringan selaput mata, bintik biot,


pengeringan kornea.
3. Mata, kelopak mata pucat
4. Bibir, pecahpecah pada sudut bibir
5. Lidah, gejala pada mulut yang mempengaruhi lidah atau gusi harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan trauma lokal.
6. Gigi, pada gigi terdapat bintik putih dan kecoklatan, dengan erosi
enamel.
7. Gusi, bunga karang keunguan atau merah yang membengkak pada
papila gigi bagian dalam atau tepi gusi yang mudah berdarah pada
tekanan kecil.
8. Kelenjar, pembesaran pada kelenjar tiroid, paratiroid.
9. Kulit, keadaan kulit yang mengalami kekeringan tanpa mengadung
air.
10. Kuku, keadaan kuku cacat berbentuk sendok pada kuku orang
dewasa. Dan tandatanda lainya (Supriasa, 2001).

G.

Upaya yang di lakukan dalam memperbaiki gizi anak


Upayaupaya yang dilakukan dalam memperbaiki gizi antara lain:

25

1.

Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi

2.

Melakukan pengobatan pada anak dengan memberikan makanan yang


dapat menjadikan satus gizi anak menjadi lebih baik. Makanan dengan
kualitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
anak, misalnya memberi makanan si anak berapa piring sehari sesuai
dengan kebutuhan anak dan akan memberikan vitamin dan protein melalui
susu. Bagi keluarga yang kurang mampu

dapat menyiasatinya, dengan

mengganti susu dengan telur kemudian, makanan yang kualitasnya baik


adalah makanan yang mengadung semua zat gizi, antara lain protein,
karbohidrat, zat besi, dan mineral.
3. Upaya yang terakhir adalah dengan mengobati penyakitpenyakit penyerta
(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews).

H.

Pengertian usia anak dan anak usia sekolah


1. Pengertian usia anak
Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan WHO
yang di katakan masuk usia anak adalah anak yang usianya sebelum usia 18
tahun dan belum menikah .

American Academic of

Pediatric tahun 1998 memberikan

rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari janin

26

hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan


pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan, anak, dan karakteristik
kesehatanya (http: nugerah.hendra.or.id//a).

2.

Pengertian anak usia sekolah


Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 7 sampai dengan 15
tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun (hhtp:Iptui.com/artikel).
Anak usia sekolah adalah anak yang berada antara rentang umur 512
tahun merupakan tahap perkembangan anak yang melibatkan aspek sekolah
dalam kehidupanya (Savitri, 2008).

I.

Permasalahan kesehatan anak usia sekolah


Secara epidemilogis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di
kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti DBD,
diare, cacingan, ISPA, serta masalah gizi. Resiko gangguan kesehatan pada anak
akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan
mangkin meningkat. Selain lingkungan, masalah yang harus di perhatikan
adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah .
Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Pertumbuhan dan
perkembangan anak usia sekolah pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya

27

mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit di
pisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan. Sedangkan pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik
tubuh (http: nugerah.hendra.or.id//a).

J.

Faktor yang berperan dan permasalahan pada tumbuh kembang


Ada dua faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang optimal

seorang anak, yaitu faktor dalam dan luar (Santoso dkk, 2004).
1. Faktor dalam
Merupakan faktorfaktor yang ada di dalam diri anak itu sendiri, baik
faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh termasuk di sini:
a.

Halhal yanng di turunkan orang tua maupun generasi sebelumnya


yaitu warna rambut, bentuk tubuh.

b. Unsur berfikir dan kemampuan intelektual yaitu kecepatan berfikir.


c. Keadaan kelenjar zatzat dalam tubuh, yaitu kekurangan hormon yang
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Emosi dan sifatsifat (temperamen) tertentu yaitu pemalu, pemarah,
tertetutup, dan lainya (Santoso dkk, 2004).

2. Faktor luar

28

Yaitu faktorfaktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri anak,
mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak:
a.

Keluarga
Pengaruh keluarga adalah sikap dan kebiasaan keluarga dalam
mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak,
hubungan antara saudara dan lainya.

b.

Gizi
Keaadan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas
hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari
kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi.

c.

Budaya
Faktor lingkungan masyarakat dalam hal ini asuhan dan kebiasaan suatu
masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak .
Tata cara dan kebiasaan yang diberlakukan masyarakat tidak selalu
sesuai dengan syaratsyarat kebersihan dan kesehatan.

d.

Teman bermain di sekolah


Lingkungan sosial seperti teman sebaya, tempat dan alat bermain,
kesempatan pendidikan yang diperoleh yaitu bersekolah, akan

29

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Santoso dkk,


2004).

K. Pengukuran Status Gizi


Pengukuran status gizi masyarakat yang sering digunakan dengan cara
antropometri.
1. Pengertian Antropometri.
Antropometri

adalah

ukuran

dari

tubuh. Antropometri

gizi

adalah

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari


komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis
ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan
tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2001).

2. Keunggulan Antropometri
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukann oleh
tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan
pengukuran antropometri.
c. Alatnya murah, mudah dibawah, dan tahan lama.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

30

f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi


buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada
periode tertentu, atau dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
Metode antropometri gizi dapat di gunakan untuk penapisan kelompok
yang rawan terhadap gizi.

3. Kelemahan Antropometri
a.
b.

Tidak sensitif
Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan pengggunaan
energi)

dapat

menurunkan

spesifikasi

dan

sensitifitas

pengukuran

antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validasi pengukuran antropometri.

4. Jenis Parameter Antropometri

31

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur


berapa parameter. Paramater adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa,
2001).

5. Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antar beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa
indeks antropometri diperkenalkan seperti pada hasil seminar antropometri
1975. Di indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada,
maka untuk berata badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku
HARVARD yang disesuaikan untuk indonesia dan untuk lingkar lengan atas
(LLA) di gunakan baku WOLANSK (Supariasa, 2001).
TABEL.2.1
PENGGOLONGAN KEADAAN GIZI MENURUT
INDEKS ANTROPOMETRI
STATUS GIZI

AMBANG BATAS BAKU KEADAAN GIZI


BERDASARKAN INDEKS

BB/U
GIZI BAIK
> 80%
GIZI KURANG 61-80%
GIZI BURUK
60%

TB/U
>85%
71-85%
70%

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

BB/TB
>90%
81- 90%
80%

LLA/U LLA/TB
>85%
>85%
71-85% 76-85%
70%
75%

32

Berat badan dalah suatu parameter yang memberikan gambaran masa


tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahanperubahan yang
mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi menurunya nafsu
makan atau menurunya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,
dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuha zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti
pertambahan umur (Supariasa, 2001).
b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertubuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat
badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam
waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
akan nampak dalam waktu yang relatif lama (Supariasa, 2001).
c. Berat Badan Meurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan,
perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tingigi badan
dengan kecepatan tertentu. Jelliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan
indeks ini untuk mengindentifikasi status gizi. Indeks BB/ TB merupakan
indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini (sekarang) indeks

33

tinggi badab merupakan indeks yang indevenden terhadap umur


(Supariasa, 2001).
d. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot
dan lapisan lemak dibawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi dengan
indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan Parameter
antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga
yang bukan profesional. Kader posyandu dapat melakukan pengukuran ini
(Supariasa, 2001).
Baku rujukan yang sering digunakan adalah WHONCHS dengan lima
klasifikasi, yaitu:
a)

Gizi lebih

= >129%

BB/U dan TB/U

b)

Gizi baik

= 80% - 120%

BB/U dan TB/U

c)

Gizi sedang

= 70% - 79,9%

BB/U dan TB/U

d)

Gizi kurang

= 60% - 69,9%

BB/U dan TB/U

e)

Gizi buruk

= < 60%

BB/U dan TB/U

(Supariasa, 2001).

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS

A.

Kerangka Konsep
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia, gizi kurang tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan kematian,
tetapi juga menurunkan produktifitas, penghambat pertumbuhan selsel otak
yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.
Kerangka konsep ini mengadopsi dari UNICEF yang diterbitkan oleh
Depkes pada tahun 2002 yang menjadi penyebab masalah gizi secara langsung
dipengaruhi oleh ketidak cukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Secara
tidak langsung dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga,
ketersediaan pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai. Lebih jauh
masalah gizi disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan
kerja. Oleh karena itu keadaan gizi masyarakat merupakan manifestasi keadaan
kesejahteraan rakyat (Depkes, 2002). Variabel dependen dari kerangka konsep
ini adalah status gizi dan variabel independen merupakan penyebab tidak
langsung yaitu pengetahuan anak SD/MI kelas V dan VI dan

karakteritik

47

keluarga adalah pengetahuan ibu, pekerjaan orang tua dan jumlah anak dalam
keluarga.

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen

pengetahuan (ibu dan


anak)
pekerjaan orang tua
jumlah anak dalam
keluarga

(Depkes,2002)

Variabel Dependen

STATUS GIZI

48

B. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
Skala
N

Variabel

O
1 status gizi

Definisi

Alat ukur

Hasil ukur

ukur

Status gizi adalah

Tabel baku

Gizi lebih

= Ordinal

anak

keadaan tubuh

WHO

>129%

SD/MI

sebagai akibat

NCHS dan

Gizi baik =

konsumsi

timbangan

80% - 120%

makanan dan

Gizi sedang =

pengunaan zat

70% - 79,9%

zat gizi.

Gizi kurang =
60% - 69,9%
Gizi buruk= <
60%
(

Supariasa,

2001 ).

49

3. Variabel Indevenden
Skala
N

Variabel

Definisi

Alat ukur

Hasil ukur

ukur

O
1 Karakteristik
anak SD/MI

Umur anak

Lamanya

SD/MI

Seseorang ( Anak

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

- Laki - Laki Ordinal

SD/MI ) hidup
sejak lahir sampai
saat ulang tahun
terakhir pada saat
wawancara.
Jenis

Pembagian

kelamin

manusia menurut

- Perempuan

keadaan
biologisnya yaitu
laki laki dan
perempuan
Tingkatan

Jenjang ( tingkat )

kelas

kelas anak SD/MI

Kuesioner

Dikelompok
an Dalam 6

Ordinal

50

Tingkatan :
- Kelas V
dan VI
2

Karateristik
ibu

Pengetahuan

Segalah sesuatu

Kuesioner

Baik, 76-

ibu

yang diketahui

100%

ibu tentang status

Cukup, 56-

gizi

75%

( Notoatmodjo,

Kurang,

2003 ).

<56%

Ordinal

( Nursalam,
2003)
Pekerjaan
orang

C.

Hipotesis

Pekerjaan

Kuesioner

Ordinal

51

Hipotesis penelitian adalah :


1. Ada hubungan antara pengetahuan (ibu dan anak) anak SD/MI kelas V dan
VI dengan status gizi di Kecamatan Lubuklingau Barat 1 Kota
Lubuklinggau.
2. Ada hubungan antara pekerjaan orang tua anak SD/MI kelas V dan VI
dengan status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau.
3. Ada hubungan antara jumlah anak dalam keluarag anak SD/MI kelas V dan
VI dengan status gizi di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 Kota
Lubuklinggau

52

BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah deskritip analitik dengan pendekatan Cross
Secsional dimana variabel -variabel diamati secara secara bersamaan pada saat
bersamaan pada saat penelitian (Notoatmodjo, 2005). Data yang dikumpulkan
data primer yaitu : data pengetahuan anak SD/MI kelas V dan VI dan
karakteristik keluarga (pengetahuan ibu, pekerjaan orang tua dan jumlah anak).

B.

Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi

penelitian

adalah

seluruh

murid

SD/MI

di

Kecamatan

Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubuklinggau tahun 2008 berjumlah

3167

anak, yang tersebar pada 13 SD/MI di Kecamatan Lubuklinggau Barat 1


Kota Lubuklinggau.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2005).

53

a. Besar Sampel
Besar sampel didapat dari rumus pengujian hipotesis 2 proporsi menurut
Lemeshow, et. Al, (1997) sebagai berikut :
n = [ Z1 / 2 2P(1- P) +Z1 P1(1 P1) +P2(1 P2) ]
( P1 P2 )
Keterangan :
n

= jumlah sampel

Z1 /2

= derajat kepercayaan 95% = 1,96

P1

= proporsi pengetahuan anak rendah tentang gizi pada


anak SD/MI (71,6%) (Survey masalah gizi Kota
Lubuklinggau).

P2

= proporsi pengetahuan anak tinggi tentang gizi pada


anak SD/MI (26,9%)(Survey masalah gizi Kota
Lubuklinggau).

Z1

= kekuatan uji 90% (1,28% )

P1 + P2
2

Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan rumus maka didapatkan


sampel penelitian berjumlah 115 orang dikalikan dengan desain efek
= 2, maka jumlah sampel minimal adalah 230 murid.

54

b. Cara Pengambilan Sampel


Cara pengambilan sampel secara random sampling atau acak disebut
sampel random dan meggunakan tehnik pengambilan sampel secara
gugus bertahap (multistage sampling Random) yaitu :
Stage 1 = Memilih 3 SD dari 13 SD/MI yang ada di Kecamatan
Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau.
Stage 2 = Dari SD/MI yang ada di Kecamatan Lubuklinggau
Barat 1 diambil kelas V dan VI karena penulis mengangap
anak kelas V dan VI sudah mengerti arahan yang akan
diberikan pada saat pengisian kuesioner.

3. Kreteria Subyek Penelitian .


Kriteria (syarat) yang menjadi sampel penelitian adalah anak SD/MI kelas
V dan VI yang hadir pada saat penelitian. Pada anak kelas V dan VI
sudah dapat mengerti apabila diberi pengarahan cara pengisian kuesioner.

C.

Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SD/MI yang terpilih di Kecamatan
Lubuklinggau Barat 1 Kota Lubukinggau tahun 2008.

55

D.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan junijuli 2008 ( 1bulan).

E.

Etika Penelitian Pengumpulan Data


1. Sumber Data
a. Data primer
Data yang diambil secara langsung dari responden (anak SD dan
ibunya).

Dengan

menggunakan

kuesioner

(untuk

mengetahui

pengetahuan anak SD/MI dan karakteristik keluarga) dan pengukuran


berat badan dan tinggi badan (untuk mengetahui status gizi)
b. Data sekunder
Data yang diambil dari hasil survey status gizi anak sekolah tahun 2007
oleh Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau.

2. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

pengukuran langsung berat badan dan tinggi badan pada Anak SD/MI.

3. Alat atau Intrumen Data


a. Alat

56

Berupa timbangan berat badan (health scale), pita meteran tinggi badan
dan alat tulis seperti : pena, pensil, penghapus dan kertas.
b. Instrumen Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan
yang berisi tentang

pengetahuan anak SD/MI kelas V dan VI dan

karakteristik keluarga (pengetahuan ibu, pekerjaan orang tua, jumlah


anak)

F.

Pengolahan Data
1.

Coding
Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan. Kegunaanya untuk mempermudah pada saat analisa data
mempercepat saat entry data.

2. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan formulir / kuesioner
apakah jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
3. Entry data
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar selanjutnya memasukan
data dari kuesioner ke tabulasi.

4. Cleaning data

57

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah


ada kesalahan atau tidak (Hastono, 2006)
G.

Tehnik Analisa Data


1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Mendekripsikan variabel status gizi, variabel
pengetahuan (ibu dan anak) pekerjaan orang tua, jumlah anak dalam
keluarga anak SD/MI kelas V dan VI.

2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan

(Ibu dan

anak) anak, pekerjaan orang tua dan jumlah anak dalam keluarga anak SD/
MI kelas V dan VI dengan status gizi yang disajikan dalam bentuk tabel
dengan menggunakan uji statistik ChiSquare dengan derajat kepercayaan
95%.
Dengan rumus : X =

( 0 E )
E

Dimana

: X

= Chi Square

= Frekuensi pengamatan untuk tiap kategori

= Frekuensi nilai yang diharapkan untuk tiap kategori


Dengan derajat kebebasan :

58

Dk

= (b 1)(k- 1) (Hastono,2006).

You might also like