Professional Documents
Culture Documents
Gawat Darurat Paru
Gawat Darurat Paru
c
Penyakit gawat paru adalah suatu keadaan pertukaran gas dalam
paru terganggu, yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan suatau
keadaan yang disebut gagal nafas akut yang ditandai
dengan
paru
atau
pernafasan
merupakan
faktor
yang
masif,
pneumotorak
ventil,
status
asmatikus,
dan
pneumonia berat.
2. Gangguan fungsi paru yang sekunder terhadap gangguan organ lain
seperti keracunan obat yang menimbulkan depresi pusat pernafasan.
Pada semua keadaan, perhatian utama harus lebih ditujukan kepada
tindakan penyelamatan nyawa daripada penyelidikan diagnostik. Bila
tindakan penyelamatan telah berjalan, selanjutnya dilaksanakan evaluasi
dan pengelolaan penyakit dasar pasien2.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai kegawatdaruratan
penyakit paru primer.
c
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran secara
singkat mengenai kegawatdaruratan paru, agar dapat mendiagnosis dan
menangani kegawatdaruratan paru secara cepat dan tepat.
c c
Penyakit gawat paru adalah suatu keadaan pertukaran gas dalam
paru terganggu, yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan suatau
keadaan yang disebut gagal nafas akut yang ditandai
dengan
yang
berat
yang
tak
berespon
terhadap
tindakan
c
Sirkulasi darah paru berasal dari 2 sistem sirkulasi yaitu sirkulasi
pulmoner dan sirkulasi bronkial.
Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel kanan menuju
pembuluh darah kapiler paru dan kembali ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis. Arteri pulmonalis berjalan sepanjang bronkus dan hanya
memperdarahi bronkiolus terminalis serta selanjutnya bercabang-cabang
ke alveolus membentuk pembuluh darah kapiler paru yang berfungsi
dalam pertukaran gas.Sirkulasi pulmoner merupakan suatu sistem
sirkulasi dengan tekanan rendah yaitu berkisar antara 15-20 mmHg pada
saat sistolik dan 5-10 mmHg pada saat diastolik.
Sirkulasi bronkial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada paru dan
saluran nafas. Pembuluh darah pada sirkulasi bronkial memiliki tekanan
sesuai tekanan pembuluh darah sistemik. Umumnya arteri bronkialis
berasal dari aorta atau pada beberapa individu berasal dari arteri
intercostalis. Namun arteri bronkialis dapat pula berasal atau memiliki
kolateral dengan arteri subklavia, brakhiosefalik, mamaria interna, frenikus
dan arteri koroner. Pleura parietalis diperdarahi oleh arteri interkostalis,
mamaria interna, musculofrenikus, sedangkan pleura viseralis diperdarahi
oleh cabang arteri bronkialis.
Penyebab terjadinya penyakit gawat paru antara lain :
1. Gangguan otak : trauma, stroke, obat-obatan (CNS Depressant),
neoplasma dan epilepsi.
2. Kelainan medula spinalis dan susunan neuromuskuler : miastenia
gravis, polineuritis, lesi transversa medula spinalis daerah servikal dll.
3. Gangguan dinding thorax dan ruptur diafragma.
4. Obstruksi jalan nafas karena benda asing, pembengkakan jalan nafas,
trauma jalan nafas, luka bakar.
5. Kelainan parenkim paru, emfisema, infeksi paru, pneumothorax dan
aspirasi.
6. Gangguan kardiovaskuler yang menyebabkan perfusi paru
7. Setelah infark miokard.
1. Hemoptisis masif
Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak
yang mengandung darah, akibat perdarahan dari saluran nafas
dibawah laring atau perdarahan yang keluar ke saluran nafas dibawah
laring. Menurut Busroh (1978) yang disebut hemoptisis masif adalah :
a. lebih dari 600 ml/24 jam dan perdarahan belum berhenti.
b. 250600 ml/24 jam dengan disertai kadar Hb kurang dari/sama
dengan 10 g%, namun hemoptisis berlangsung terus.
Hemoptisis masif merupakan keadaan gawat dalam bidang medis dan
perlu segera ditanggulangi. Asfiksia merupakan penyebab kematian
terbanyak dari hemoptisis masif.
2. Pneumothorak ventil
Terjadi peningkatan progresif tekanan intrapleural yang menimbulkan
kolaps paru yang progresif dan diikuti pendorongan mediastinal dan
kompresi paru kontralateral.Pada pneumotorak berat terjadi penurunan
ventilasi dan AV diikuti hipoksemi. Hal ini lebih berat dan cepat
terjadi pada pneumotorak sekunder yang disertai penyakit paru lain.
3. Status asmatikus
asma
merupakan
penyakit
inflamasi
kronik jalan
napas yang
disebabkan oleh berbagai jenis sel radang termasuk sel mast dan
eosinofil.
Asma Akut Berat atau status asmatikus adalah episode progresif
peningkatan gejala pendek napas, batuk, mengi, sesak dada atau
kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Hal ini adalah pertanda
kegagalan pengelolaan asma jangka panjang atau adanya pencetus.
Suatu serangan asma yang berat, berlangsung dalam beberapa
jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada
pengobatan yang lazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan
yang dapat berakibat kematian, oleh karena itu apabila
terjadi
menanggulangi
sumbatan
saluran
pernapasan.
Keadaan
adalah
paru
yang
1. Hemoptisis Masif
Mekanisme terjadinya batuk darah adalah sbb. (Wolf, 1977) :
a. Radang mukosa
Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh
darah menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah
cukup untuk menimbulkan batuk darah.
b. Infark paru
Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau inflasi mikroorganisme
pada pembuluh darah, seperti infeksi coccus, virus dan infeksi oleh
jamur.
c. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapiler
Distensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminal
seperti pada dekompensasi kordis kiri akut dan mitral stenosis. Pada
mitral stenosis, perdarahan dapat terjadi akibat pelebaran vena
bronkialis.
d. Kelainan membran alveolokapiler
Akibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, seperti pada
a
lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya
perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui jaringan
intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura
viseralis. Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum diketahui dengan
pasti, tetapi diduga ada dua faktor sebagai penyebabnya.
a. Faktor infeksi atau radang paru.
Infeksi atau radang paru walaupun minimal akan membentuk
jaringan parut pada dinding alveoli yang akan menjadi titik lemah.
b. Tekanan intra alveolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan.
Mekanisme ini tidak dapat menerangkan kenapa pneumotoraks
spontan sering terjadi pada waktu penderita sedang istirahat.
Dengan pecahnya bleb yang terdapat di bawah pleura viseralis,
maka udara akan masuk ke dalam rongga pleura dan terbentuklah
fistula bronkopleura. Fistula ini dapat terbuka terus, dapat tertutup,
dan dapat berfungsi sebagai ventil.
3. Status Asmatikus
Kenaikan resistensi saluran nafas dapat disamakan dengan bernafas
melalui tabung yang sempit. Meningginya tonus bronkus pada
penderita asma, menyebabkan terjadinya penutupan saluran nafas
yang dini. Obstruksi saluran nafas
a. Spasme otot polos
b. Hipertrofi otot polos
c. Edema dinding bronkus dengan infiltrasi sel inflamasi
d. Hipersekresi kelenjar dengan mukus yang menyumbat
Semuanya ini merupakan hal-hal yang penting pada asma kronis
dan status asmatikus
4. Pneumonia berat
Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu
reaksi inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada
alveoli dan menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan
difusi oksigen serta karbon dioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan
oklusi
parsial
bronki
atau
alveoli
dengan
yang kurang
Percampuran
darah
yang
teroksigenasi
dan
tidak
riwayat
kelainan
katup
jantung,
akan
mengarahkan
adanya
kelainan
a
yang
disebabkan
oleh
A
b. Pemeriksan Fisik
Path pemeriksaan fisik hendaklah dicari gejala/tanda lain diluar paru
yang dapat mendasari terjadinya batuk darah, antara lain :
1) Jari tabuh
Tanda ini menunjukkan adanya karsinoma paru, bronkiekasis, abses
paru yang bersifat kronis.
2) Bising sistolik dan
Tanda ini merupakan pertanda penyakit katup mitral.
3) Pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran kelenjar servikal, skalenus dan supraklavikula dapat
terjadi akibat anal sebar karsinoma bronkus.
4) Ulserasi septum nasalis
Kerusakan septum nasalis merupakan pertanda adanya penyakit
granulomatosis.
5) Teleangiektasi
c) lamanya serangan
2) Keadaan asma sebelumnya/risiko tinggi:
a) Penggunaan kortikosteroid
b) Perawatan darurat/RS tahun sebelumnya
c) Intubasi untuk asma
d) Masalah psikososial
e) Kelalaian dalam melaksanakan terapi asma.