You are on page 1of 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI


KELAS IV SD NEGERI 05 INDRALAYA
Oleh :
Frensiska Muthiah 1, Nuraini Usman 2, Siti Hawa 3
FKIP PGSD Universitas Sriwijaya
1. Mahasiswa PGSD Unsri, 2,3. Dosen PGSD Unsri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Two Stay
Two Stray terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD
Negeri 05 Indralaya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2014/2015 di SD Negeri 05 Indralaya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Pre-Experimental dengan rancangan penelitian One Group
Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV C SD Negeri
05 Indralaya sebagai kelas penelitian yang terdiri dari 32 siswa. Pada kelas
penelitian diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan model Two Stay Two
Stray (TSTS) pada pembelajaran IPS. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data pretest dan posttest bahwa data
tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu hipotesis penelitian diuji
menggunakan uji . Setelah hipotesis penelitian diuji dengan uji
= 10,447 sedangkan dari tabel distribusi t diperoleh
sehingga terlihat bahwa
ditolak dan

= 10,447 >

diperoleh
= 2,040

= 2,040. Oleh karena itu,

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Two

Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 05 Indralaya.
Kata kunci: model Two Stay Two Stray (TSTS), hasil belajar IPS
ABSTRACT

This research aims to determine the effect of the application of the Two Stay Two
Stray toward student learning outcomes in social studies learning in fourth grade
elementary school 05 Indralaya. The research was conducted in the second
semester of the academic year 2014/2015 in SD Negeri 05 Indralaya. The method
used in this research is the method with the Pre-Experimental research design one
group pretest-posttest design. Samples were fourth grade students of SD Negeri
05 Indralaya as research class consists of 32 students. In the given study class
treatment that is by applying the model Two Stay Two Stray (TSTS) in social
studies learning. The research instrument used is in the form of a written test of
20 multiple choice questions about. Based on the test results prerequisite pretest
and posttest data analysis that the data is normally distributed. Therefore, the
hypothesis was tested using a t test. After research hypothesis were tested with t
test obtained

= 10,447 while the t distribution table obtained

2,040 so it looks that


and

= 10,447 >

= 2,040. Therefore,

rejected

accepted. It can be concluted that the model of Two Stay Two Stray

(TSTS) effect on student learning outcomes in social studies learning in fourth


grade elementary school 05 Indralaya
Keywords : model Two Stay Two Stray, social sciences learning outcomes
PENDAHULUAN

pelaksanaan

Pendidikan memiliki peranan


penting

dalam

setiap

aspek

pihak

yang

pendidikan

pembelajaran

semua

berkaitan

dengan

yaitu

guru,

siswa,

kehidupan. Pada era globalisasi saat

pemerintah harus dapat memenuhi

ini, pendidikan merupakan faktor

tuntutan

utama dalam meningkatkan kualitas

pendidikan nasional dapat tercapai.


Berdasarkan Undang-Undang

sumber daya manusia. Pendidikan


juga merupakan salah satu kebutuhan
manusia dalam mengembangkan diri
sesuai dengan potensi yang ada pada
manusia tersebut. Salah satu upaya
pemerintah
kualitas

dalam

pendidikan

meningkatkan
ini

adalah

menyempurnakan kurikulum untuk


menunjang proses pendidikan. Pada

kurikulum

agar

tujuan

Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional pada
pasal 37 ayat 1 yang berbunyi
Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat: pendidikan
agama, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, seni dan budaya, pendidikan
jasmani

dan

olahraga,

keterampilan/kejuruan, dan muatan

ini berarti, tujuan pendidikan IPS

lokal. Dalam Peraturan Menteri

bukan hanya sekedar membekali

Pendidikan Nasional No. 22 Tahun

siswa dengan berbagai informasi

2006 disebutkan bahwa KTSP akan

yang bersifat hapalan saja, akan

dikembangkan

tetapi pendidikan IPS harus mampu

pendidikan

oleh

satuan

berdasarkan

panduan

kurikulum

sebagai

berpikir agar siswa mampu mengkaji

bagian tidak terpisahkan dari standar

berbagai kenyataan sosial beserta

isi. Dalam standar isi dikemukakan

permasalahannya.

penyusunan

mengembangkan

pula bahwa mata pelajaran IPS


disusun

secara

sistematis,

Untuk
adanya

proses

pembelajaran.

menuju

inovasi

kedewasaan dan keberhasilan dalam

menerapkan

kehidupan di masyarakat.

pembelajaran

Ilmu
(IPS)

Pengetahuan

merupakan

bagian

Sosial
dari

mengembangkan

keterampilan berpikir siswa perlu

komprehensif, dan terpadu dalam


pembelajaran

keterampilan

dalam

proses

Caranya

yaitu

model-model
kooperatif

proses

pembelajaran.

Trianto

(2007),

dalam
Menurut

melalui

model

kurikulum di sekolah yang bertujuan

pembelajaran kooperatif siswa akan

untuk

lebih

membantu

mendewasakan

mudah

menemukan

dan

siswa supaya dapat mengembangkan

memahami konsep yang sulit jika

pengetahuan, keterampilan, sikap,

mereka saling berdiskusi dengan

dan

temannya.

nilai-nilai

dalam

rangka

Salah

satu

model

berpartisipasi di dalam masyarakat,

pembelajaran kooperatif yang dapat

negara, dan bahkan di dunia (Banks

diterapkan pada pembelajaran IPS

dikutip Susanto, 2013:140). Tujuan

adalah model pembelajaran Two Stay

pembelajaran IPS yang tercantum di

Two Stray (TSTS).

dalam kurikulum adalah agar siswa


mampu

Model Two Stay Two Stray

mengembangkan

(TSTS) diperkenalkan oleh Spencer

pengetahuan dan keterampilan dasar

Kagan pada tahun 1992. Model ini

yang berguna bagi dirinya sendiri

disebut juga dengan model Dua

dalam kehidupan sehari-sehari. Hal

Tinggal Dua Tamu. Menurut Lie

(2008), model pembelajaran Two

berperan menjadi tamu mempunyai

Stay Two Stray (TSTS) merupakan

tugas yaitu mencari informasi dari

suatu model pembelajaran dimana

kelompok lain sedangkan siswa yang

siswa belajar memecahkan masalah

tetap tinggal dalam kelompok juga

bersama

kelompoknya,

mempunyai tugas yaitu memberikan

kemudian dua siswa dari kelompok

informasi pada tamu dari kelompok

tersebut bertukar informasi ke dua

lain. Jadi, setiap anggota mempunyai

anggota kelompok lain yang tinggal.

tugas

Tujuannya

bertanggung

anggota

adalah

agar

terdapat

masing-masing

dan

jawab

harus

terhadap

interaksi antar siswa ketika proses

tugasnya tersebut. Ketika proses

pembelajaran

bertamu siswa akan saling bertanya

berlangsung

karena

pada model pembelajaran ini siswa

mengenai

dituntut

banyak

dibutuhkan, untuk itu setiap siswa

berinteraksi pada saat bertamu pada

harus berkomunikasi dan bekerja

kelompok

mencari

sama sehingga dapat memperoleh

informasi. Selain itu, model Two

informasi tersebut. Proses bertamu

Stay

ini juga memiliki keuntungan karena

untuk

lebih

lain

Two

untuk

Stray

(TSTS)

ini

informasi

mengarahkan siswa untuk aktif, baik

siswa

dalam

wawasan dari teman di kelompoknya

berdiskusi,

tanya

jawab,

tidak

hanya

yang

mencari jawaban, menjelaskan dan

sendiri

juga

wawasan dari teman-temannya yang

menyimak

materi

yang

dijelaskan oleh teman.


Model

tetapi

mendapatkan

juga

memperoleh

berada di kelompok lain.


ini

Model Two Stay Two Stray

pada

(TSTS) ini juga memiliki kelebihan,

model

diantaranya siswa lebih aktif dalam

pembelajaran ini menuntut siswa

pembelajaran, siswa tidak terlalu

untuk berkomunikasi, bekerja sama

bergantung kepada guru dan siswa

dan

sangat

pembelajaran

cocok

pembelajaran

diterapkan
IPS

bertanggung

kelompok
mempunyai

karena
tugas

karena

jawab

dalam

juga

setiap

siswa

mengungkapkan

dan

tanggung

jawab masing-masing. Siswa yang

dapat

gagasannya

belajar

untuk

ide-ide

ataupun

kepada

orang

lain.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan di atas, peneliti

seluruh kelas IV SD Negeri 05

tertarik untuk mengadakan penelitian

Indralaya yang terdiri dari kelas IV

yang berjudul Pengaruh Penerapan

A, IV B dan IV C.

Model Two Stay Two Stray (TSTS)

Sampel adalah bagian dari

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

jumlah

dan

Pembelajaran IPS di Kelas IV SD

dimiliki

oleh

Negeri 05 Indralaya.

(Sugiyono,

Penelitian ini dilaksanakan di SD


Negeri 05 Indralaya pada semester
ini

menggunakan

penelitian eksperimen. Metode yang


adalah

dalam

metode

penelitian

ini

Pre-Experimental

dengan rancangan penelitian One


Group

Pretest-Posttest

Design.

Variabel adalah objek penelitian, atau


apa yang menjadi titik perhatian
suatu

penilaian

(Arikunto,

2013:161). Dalam penelitian ini,


peneliti memakai dua variabel, yaitu
variabel

bebas

yaitu

penerapan

model Two Stay Two Stray (TSTS) di


kelas IV C SD Negeri 05 Indralaya
dan variabel terikat, yaitu hasil
belajar IPS siswa kelas IV C SD

populasi

tersebut

2011:118).

Jenis

Populasi adalah keseluruhan subjek


(Arikunto,

adalah

probability

sampling

dengan menggunakan teknik simple


pengambilan

sampling

dimana

sampel

dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan


strata yang berada dalam populasi
tersebut. Sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas IV C SD Negeri
05 Indralaya.
Metode

pengumpulan

data

menggunakan tes hasil belajar IPS.


Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang
digunakan

untuk

keterampilan,

mengukur
pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat


yang dimiliki oleh individu atau
kelompok

(Arikunto,

2013:193).

Dalam penelitian ini, tes dilakukan


dua kali, yaitu pretest dan posttest.

Negeri 05 Indralaya.
penelitian

ini

random

genap tahun pelajaran 2014/2015.

digunakan

yang

pengambilan sampel pada penelitian

METODE

Penelitian

karakteristik

2013:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah

Pretest digunakan untuk mengetahui


kemampuan
dilakukan

awal
di

awal

siswa

dan

pembelajaran

sedangkan posttest digunakan untuk

kali atau lebih (Azwar, 1999). Untuk

mengetahui

menguji

hasil

belajar

siswa

reliabilitas

instrumen

setelah penerapan model Two Stay

digunakan rumus Kuder Richardson-

Two Stray (TSTS) dan dilakukan

20 (KR-20) dengan rtabel = 0,381

setelah akhir proses pembelajaran

dan diperoleh rhitung = 0,862

atau di akhir pertemuan. Adapun

artinya bahwa soal tes pilihan ganda

bentuk tes dalam penelitian ini

pada penelitian ini tergolong reliabel

adalah tes pilihan ganda biasa yang

karena rtabel < rhitung (0,381 <

terdiri dari empat pilihan jawaban

0,862). (3) Uji tingkat kesukaran,

sebanyak 20 butir soal. Sebelum tes

soal yang baik adalah soal yang tidak

digunakan untuk mengambil data

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar

penelitian, tes tersebut divalidasi

(Arikunto, 2012 : 222). Tingkat

untuk

kesukaran

memperoleh

kelayakan

suatu

butir

itu

soal

sebagai instrumen penelitian antara

dinyatakan dengan bilangan yang

lain : (1) Validitas adalah suatu

disebut dengan indeks kesukaran.

ukuran yang menunjukkan tingkat-

Indeks kesukaran berkisar antara

tingkat kevalidan atau kesahihan

nilai

sesuatu

(Arikunto,

kesukaran diperoleh 6 butir soal

untuk

mudah, 10 butir soal sedang, dan 4

membuktikan valid dan tidaknya

butir soal sukar. (4) Uji daya beda

item-item kuisioner dapat dilakukan

adalah kemampuan suatu soal untuk

dengan

membedakan

instrumen

2013:211).

Pengujian

melihat

angka

koefisien

0,0-1,0.

Pada

antara

uji

siswa

yang

korelasi Pearson Product Moment.

pandai

Dalam uji validitas diperoleh 22 soal

dengan

yang

40 soal yang

(berkemampuan rendah) (Arikunto,

diujicobakan. (2) Reliabilitas adalah

2012 : 226). Derajat daya pembeda

istilah

untuk

(DP) suatu butir soal dinyatakan

menunjukkan sejauh mana suatu

dengan indeks diskriminan yang

hasil pengukuran relatif konsisten

bernilai -1,00 sampai dengan 1,00.

valid dari
yang

dipakai

apabila pengukuran dilakukan dua

(berkemampuan

tingkat

siswa

yang

tinggi)
kurang

Dalam uji daya beda diperoleh 1

tidak diuji kemiringan kurva dengan

butir soal jelek, 9 butir soal cukup

rumus koefisien kemiringan pertama

baik, 10 butir soal baik

dari Pearson. Untuk menguji ada

Untuk

uji

prasyarat

analisis

tidaknya pengaruh model Two Stay

menggunakan uji normalitas. Uji

Two Stray (TSTS) terhadap hasil

normalitas

belajar

dilakukan

mengetahui

apakah

untuk

data

siswa

maka

dilakukan

yang

pengujian hipotesis menggunakan

diambil berasal dari populasi yang

Uji t. Hipotesis dalam penelitian ini

berdistribusi

diuji dengan menggunakan t-test.

normal

atau

tidak

(Noor, 2014:174). Untuk menguji


apakah data berdistribusi normal atau

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian
bertujuan

yang

untuk

peneliti memberikan posttest untuk

dilakukan
mengetahui

pengaruh penerapan model Two Stay


Two Stray (TSTS) terhadap hasil
belajar

siswa

kelas

IV

pada

pembelajaran IPS di Negeri 05


Indralaya.

Penelitian

dilakukan

sebanyak 5 kali pertemuan, pada


pertemuan

pertama

memberikan

pretest

peneliti
untuk

mengetahui kemampuan awal siswa


sebelum

menerima

pertemuan
memberikan

perlakuan,

selanjutnya
perlakuan,

peneliti
yaitu

penerapan model Two Stay Two


Stray (TSTS) pada pembelajaran
IPS, dan pada pertemuan terakhir

mengetahui

kemampuan

siswa

setelah menerima perlakuan.


Berdasarkan hasil analisis
data, rata-rata nilai siswa pada tes
awal (pretest) adalah 46,469 dan tes
akhir (posttest) adalah 73,5. Hal ini
menunjukan bahwa ada perbedaan
antara kedua rata-rata nilai tersebut.
Pada tes awal, dapat terlihat bahwa
pengetahuan siswa mengenai materi
perkembangan
begitu

banyak.

diberikan
siswa

teknologi

belum

Namun,

setelah

perlakuan
mengenai

pengetahuan
materi

perkembangan teknologi meningkat


hal ini terlihat dari nilai rata-rata
posttest siswa. Artinya, penerapan

model Two Stay Two Stay (TSTS)

Langkah selanjutnya adalah menguji

berpengaruh

dan

hipotesis dengan uji t. Uji t bertujuan

terhadap hasil belajar

untuk mengetahui apakah terdapat

signifikan

secara

positif

siswa.

pengaruh pada hasil belajar siswa


Setelah

data

diperoleh,

selanjutnya dilakukan analisis data


yaitu uji normalitas dan uji hipotesis.
Uji

normalitas

mengetahui

dilakukan

apakah

untuk

data

yang

dianalisis berdistribusi normal atau


tidak. Uji normalitas menggunakan
rumus kemiringan pertama dari Karl
Pearson.

Hal

yang

dilakukan

pertama kali adalah membuat tabel


distribusi
mencari

frekuensi,
rata-rata,

kemudian
modus

dan

simpangan baku lalu semua data


dimasukkan

ke

dalam

kemiringan

pertama

dari

Pearson.

Berdasarkan

rumus
Karl
hasil

perhitungan diperoleh kemiringan


dari hasil pretest sebesar 0,832 dan
kemiringan dari hasil posttest sebesar

setelah diterapkannya model Two


Stay

Two

Stray

(TSTS)

pada

pembelajaran IPS. Uji t dimulai


dengan mencari mean dari perbedaan
nilai pretest dan nilai posttest lalu
mencari deviasi masing-masing data
kemudian

jumlah

kuadrat

dari

deviasi masing-masing data. Dengan


memasukkan

semua

nilai-nilai

tersebut dalam rumus uji t maka


didapatlah thitung. Selanjutnya, dengan
membandingkan thitung dengan ttabel
pada tingkat kepercayaan tertentu
maka

dapat

diketahui

apakah

terdapat pengaruh dari kedua nilai


tersebut.

Berdasarkan

hasil

perhitungan diperoleh thitung = 10,447


sementara itu diperoleh nilai

0,630. Dengan demikian baik data

2,040 dengan tingkat kepercayaan

pretest maupun posttest berdistribusi

sebesar 95% atau tingkat kesalahan

normal karena kedua data terletak di

= 5%. Dengan membandingkan

antara 1 sampai dengan +1 (1<Km<+1).


Berdasarkan

nilai thitung dan nilai ttabel terlihat


uji

bahwa thitung = 10,447 > ttabel = 2,040

prasyarat analisis data yaitu uji

maka dari itu Ha diterima dan H0

normalitas diperoleh bahwa data

ditolak yang berarti penerapan model

penellitian

Two

hasil

terdistribusi

normal.

Stay

Two

Stray

(TSTS)

berpengaruh terhadap hasil belajar

Stray

(TSTS)

cocok

diterapkan

IPS siswa.

dalam pembelajaran IPS yang selama

Model Two Stay Two Stray

ini hanya sebatas pemberian konsep

(TSTS) adalah model pembelajaran

tanpa melibatkan siswa dalam proses

yang memberi kesempatan kepada

pembelajaran dan siswa juga hanya

kelompok untuk membagikan hasil

sebatas

dan informasi kepada kelompok lain

diberikan guru bukan secara aktif

(Lie, 2008). Tujuannya adalah agar

mencari informasi dalam kelompok

terdapat interaksi antar siswa ketika

yang menciptakan interaksi antar

proses

siswa

pembelajaran

berlangsung

karena pada model pembelajaran ini

menghapal

dan

materi

yang

pembelajaran

yang

bermakna bagi siswa.

siswa dituntut untuk lebih banyak

Hal

ini

dengan

berinteraksi pada saat bertamu pada

temuan

kelompok

mencari

penelitian

di

informasi. Model Two Stay Two

Penelitian

ini

Stray (TSTS) dirancang agar guru

pertemuan, pertemuan pertama untuk

tidak memberikan materi sebanyak-

melakukan pretest, pertemuan kedua,

banyaknya melainkan mengarahkan

ketiga, keempat untuk memberikan

siswa

dalam

perlakuan yaitu menerapkan model

berdiskusi, tanya jawab, mencari

Two Stay Two Stray (TSTS) dalam

jawaban,

kegiatan

lain

untuk

untuk

aktif,

menjelaskan

baik
dan

juga

pada

sejalan
saat

pelaksanaan

setiap

pertemuan.

terdiri

dari

pembelajaran,

dan

menyimak materi yang dijelaskan

pertemuan kelima atau pertemuan

oleh teman.

terakhir untuk melakukan posttest.

Pada

model

ini,

siswa

Pada

pertemuan

menemukan

pertama,

dituntut untuk lebih aktif mencari

peneliti

siswa yang

informasi yang dibutuhkan pada

kesulitan

kelompok lain bukan berdasarkan

kelompok karena peneliti membagi

informasi yang diberikan oleh guru

kelompok berdasarkan tempat duduk

secara ceramah di depan kelas

siswa sehingga kelompok tersebut

selama kegiatan pembelajaran. Oleh

mengalami

karena itu, model Two Stay Two

pengerjaan LKS karena tidak ada

bekerjasama

kesulitan

pada

dalam

saat

yang mengerti cara mengerjakannya

diambil

dan juga peneliti juga kesulitan

dengan ciri-ciri model Two Stay Two

dalam pengelolaan kelas pada proses

Stray (TSTS) yang disebutkan oleh

bertamu. Hal ini sejalan dengan

Lie. Menurut Lie (2008), ciri-ciri

kelemahan-kelemahan model Two

model Two Stay Two Stray (TSTS)

Stay

yang

adalah kelompok dibentuk dari siswa

diuraikan oleh Eko. Menurut Eko

yang memiliki kemampuan tinggi,

(2011), ada beberapa kelemahan dari

sedang,

model Two Stay Two Stray (TSTS)

membentuk kelompok dari tingkatan

diantaranya adalah siswa cenderung

kemampuan yang berbeda, siswa

tidak mau belajar dalam kelompok

lebih banyak berbagi dengan teman

terutama yang tidak terbiasa belajar

sekelompoknya

kelompok akan merasa asing dan

tercipta komunikasi yang baik antar

sulit

anggota kelompok.

Two

Stray

bekerjasama

(TSTS)

dan

kesulitan

peneliti dalam mengelola kelas.

peneliti

dan

Pada

Pada pertemuan kedua, untuk


mengatasi

kelemahan

pada

pertemuan

sebelumnya

peneliti

karena

rendah.

sesuai

Dengan

sehingga

dapat

pertemuan

ketiga,

proses bertamu terlihat lebih rapi dari


pertemuan-pertemuan
dan

siswa

pun

sebelumnya

mulai

mengerti

membagi kelompok sesuai dengan

jalannya proses diskusi dan proses

tingkat kemampuan siswa agar siswa

bertamu sehingga model Two Stay

dapat

Two Stray (TSTS) dapat berjalan

bekerja

sama

dan

tiap

kelompok mengerti akan tugas yang

dengan baik.

diberikan karena dalam tiap-tiap


kelompok

terdapat

siswa

yang

Dari berbagai temuan tadi,


ada

beberapa

kendala

peneliti

yang

memiliki kemampuan yang lebih

ditemukan

tinggi dari siswa lainnya. Siswa yang

penerapan model Two Stay Two

memiliki kemampuan tinggi bersikap

Stray (TSTS) namun hal tersebut

terbuka terhadap temannya yang

dapat

memiliki kemampuan rendah dengan

penerapan model Two Stay Two

cara berbagi informasi mengenai

Stray (TSTS) dapat berjalan sesuai

tugas kelompoknya. Langkah ini

harapan.

diatasi

Ada

pada

peneliti

banyak

saat

sehingga

sekali

kelebihan yang peneliti temukan dari

bermakna karena banyak aktivitas

kegiatan

yang

pembelajaran

dengan

dilakukan

oleh

siswa.

penerapan model Two Stay Two

Berdasarkan

Stray (TSTS) ini. Diantaranya siswa

yang telah diuraikan, model Two

lebih

bersemangat

Stay Two Stray (TSTS) sangat cocok

pembelajaran,

diterapkan pada pembelajaran IPS

siswa juga lebih banyak berinteraksi

karena sangat berpengaruh terhadap

dengan

hasil belajar siswa.

aktif

mengikuti

dan
proses

siswa

pembelajaran

yang
menjadi

lain,

kelebihan-kelebihan

lebih

SIMPULAN DAN SARAN

kelompok,

hendaknya

sebelum

pembelajaran

terlebih

dahulu

yang telah dilakukan, maka dapat

mempersiapkan

dan

ditarik kesimpulan bahwa model

kelompok-kelompok

Two

(TSTS)

heterogen ditinjau dari segi jenis

berpengaruh terhadap hasil belajar

kelamin dan kemampuan akademis.

siswa kelas IV C pada pembelajaran

Pembentukan kelompok heterogen

IPS di SD Negeri 05 Indralaya. Hal

memberikan

ini terlihat dari hasil perhitungan uji t

saling berbagi dan saling mendukung

diperoleh thitung = 10,447 sedangkan

sehingga memudahkan pengelolaan

ttabel

Berdasarkan hasil penelitian

Stay

Two

2,040

kepercayaan
kesalahan

Stray

kesempatan

yang

untuk

tingkat

kelas karena dengan adanya satu

atau

tingkat

orang yang berkemampuan akademis

95%

= 5%. Berdasarkan

bahwa thitung = 10,447 > ttabel = 2,040


yang berarti Ha diterima dan H0
ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai
(1)

belajar

pada

hasil perhitungan tersebut terlihat

berikut.

membentuk

dalam

pembagian

tinggi diharapkan bisa membantu


anggota kelompok yang lain, (2)
untuk materi pada proses bertamu
hendaknya dibatasi hingga tidak
terlalu

luas

pembahasannya

dan

ketika bertamu diberikan arahan


untuk pemberian informasi pada
tamu cukup inti dari informasi
tersebut

sehingga

dapat

mengefisiensi waktu, (3) bagi guru,

pembelajaran

hendaknya tidak perlu ragu lagi

memberikan pengaruh yang positif

menggunakan model pembelajaran

pada aktivitas, motivasi dan hasil

Two Stay Two Stray (TSTS) maupun

belajar

model pembelajaran lainnya yang

pembelajaran yang dirumuskan dapat

dapat

tercapai.

menunjang

proses

yang

siswa

dapat

sehingga

tujuan

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model,
Media,

dan

Fitriani, Tieka. 2013. Peningkatan

Strategi

Kualitas Pembelajaran IPS

Kontekstual

Melalui Model Pembelajaran

(Inovatif). Bandung: Yrama

Two Stay-Two Stray dengan

Widya

Power Point

Pembelajaran

Pada Siswa

Kelas IV SD Karangampel 01
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-

Kaliwungu Kudus. Skripsi.

Dasar Evaluasi Pendidikan.

Semarang:

Jakarta : Bumi Aksara.

Semarang.

________________. 2013. Prosedur

Herrhyanto,

Universitas

Nar

dkk.

Penelitian, Suatu Pendekatan

Statistika

Dasar.

Praktik. Jakarta : Rineka

Universitas Terbuka.

2007.
Jakarta:

Cipta.
Hosnan, 2014. Pendekatan Saintifik
Eko. 2011. Model Pembelajaran

dan

Kontekstual

dalam

Kooperatif Tipe Two Stay

Pembelajaran

Two

Bogor : Ghalia Indonesia.

Stray

(TSTS).

Abad

21.

http://www.raseko.com/2011/05/model-

Indriyani, Cici. 2011. Peningkatan

pembelajaran-kooperatif-

Kualitas Pembelajaran IPS

tipetwo. html. Diakses pada

dengan Model Pembelajaran

tanggal 14 Januari 2015.

Kooperatif Teknik Two Stay-

Two Stray Pada Siswa Kelas


IV

SD

Tambakaji

05

Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi


Penelitian. Jakarta : Kencana.

Kecamatan Ngaliyan Kota


Semarang.

Jurnal

Kependidikan

Dasar.

Siregar, Eveline dan Hartini Nata.


2010.

Teori

Belajar

(Online), Volume 1 Nomor 2,

Pembelajaran.

http:

Ghalia Indonesia.

dan

Bogor

//journal.unnes.ac.id/nju/inde

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk

x.php/kreatif/article/downloa

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

d/1680/186.htm, diakses pada


tanggal 8 Januari 2015.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar


dan Pembelajaran di Sekolah

Lie,

Anita.

2008.

Cooperative

Learning : Mempraktikkan
Cooperative

Learning

Dasar. Jakarta : Prenamedia


Group.

di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:


Gramedia.

Thobroni

Muhammad

&

Arif

Mustofa. 2011. Belajar dan


Pembelajaran

Murwaeni, Sri. 2013. Pembelajaran

Pengembangan Wacana dan

Kooperatif Teknik Two Stay

Praktik Pembelajaran dalam

Two

dalam

Pembangunan

IPS

Siswa

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Sekolah

Dasar.

Stray

Pembelajaran
Kelas

Jurnal Fkip UNS. (Online),


Volume

6,

No.

2,

Nasional.

Trianto. 2013. Model Pembelajaran


Terpadu

Konsep,

Strategi,

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/ind

dan Implementasinya dalam

ex.php/pgsd-

Kurikulum Tingkat Satuan

kebumen/article/view/2972.

Pendidikan (KTSP). Jakarta :

Diakses 8 Januari 2015.

Bumi Aksara.

______.

2007.

Pembelajaran

Model-Model
Inovatif

Berorientasi Konstruktifistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.

You might also like