Professional Documents
Culture Documents
KELAS F / KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(1041211070)
(1041211096)
(1041211100)
(1041211115)
(1041211117)
(1041211118)
(1041211119)
(1041211125)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, khalik langit dan bumi.
Karena atas penyertaan-Nya sehinggah saya bisa menyelesaikan makalah Kimia Lingkungan
yang berjudul Pencemaran Udara di Jatingaleh ini.
Dengan pembuatan makalah yang berjudul Pencemaran Udara di Jatingaleh ini
pembaca diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan polusi udara
yang terjadi di daerah Jatingaleh. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil hikmah dan
pelajaran yang berharga.
Makalah ini dibuat semata-mata karena ingin menyelesaikan tugas sekaligus
memberikan contoh yang baik. Selain itu, makalah ini juga dijadikan sebagai sarana untuk
menambah wawasan bagi pembacanya. Kami sangat berterima kasih kepada seluruh anggota
kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini. Kami berharap
makalah ini akan berguna bagi pembelajaran Kimia lingkungan, khususnya pada materi
pencemaran udara. Dan kami sangat berterima kasih dan sangat senang apabila makalah ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kurang dan
lebihnya kami mohon maaf. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan terutama pada diri kami sendiri. Akhir kata , kami ucapkan banyak terima kasih.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peningkatan pergerakan lalu lintas yang ada di suatu wilayah harus didukung oleh
prasarana yang memadai yaitu kapasitas dan struktur jalan. Kota Semarang salah satu kota
yang berada di daerah Utara Pulau Jawa yang memiliki akses dalam jalur pergerakan arus
lalu lintas baik barang dan jasa ini memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Salah
satunya adalah jalan yang menghubungkan antara Semarang Selatan dan Semarang Utara,
Semarang Barat, Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu dengan melewati persimpangan
Jatingaleh.
Pesatnya pertumbuhan volume lalu lintas pada simpang Jatingaleh ini dipengaruhi
oleh kondisi perkembangan wilayah yang dilayani oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan,
laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan perkapita, juga karena banyak
tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang.
Penyebab utama buruknya kondisi lalu lintas pada simpang Jatingaleh adalah karena
banyaknya pergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh. Simpang Jatingaleh merupakan
titik pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah yang sangat padat. Arus lalu lintas tersebut
antara lain, arus utama dari utara (Jl. Teuku Umar) ke selatan (Jl. Setiabudi) menuju luar
kota dan sebaliknya menuju pusat kota dengan jalan disekitarnya (Jl. Karang Rejo, Jl.
Jatingaleh I, Jl. Jatingaleh II, Jl. Jatingaleh dan Jl. Taman Teuku Umar) serta adanya pintu
masuk dan keluar jalan bebas hambatan dan ditambah dengan perilaku pengguna jalan yang
kurang disiplin dalam berlalu lintas hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang
berhenti bebas/sembarangan di sepanjang simpang Jatingaleh (di depan pasar Jatingaleh
khususnya) mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat terutama pada jam-jam puncak,
yaitu pagi dan sore hari.
Kemacetan yang ditimbulkan pada jam puncak ini mengakibatkan munculnya dampak
negatif. Dampak negatif tersebut antara lain dari segi waktu, berupa kehilangan waktu
karena waktu perjalanan lama yang berdampak pada segi ekonomi, dimana pemborosan
besar berupa bahan bakar yang terbuang percuma akibat kendaraan berjalan di bawah
kecepatan optimum atau sering berhenti. Selain itu ban dapat lebih cepat aus karena
kendaraan terlalu sering direm. Dampak lain yaitu terhadap lingkungan yang berupa
peningkatan polusi udara karena gas racun CO.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang dikaji adalah kemacetan lalulintas yang terjadi di ruas Jalan
Teuku Umar Kawasan Jatingaleh yang banyak menimbulkan dampak negatif pencemaran
udara baik bagi pengguna jalan maupun bagi masyarakat penduduk sekitar ruas jalan
tersebut.
1. Apa itu Pencemaran Udara?
2. Bagaimana gambaran Pencemaran udara di daerah Jatingleh ?
3. Apa sumber pencemaran udara didaerah jatingaleh?
4. Dampak yang terjadi akibat pencemaran udara?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Kimia
Lingkungan tentang polusi (pencemaran) khususnya polusi udara di daerah Jatingaleh
dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran udara beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai
pencemaran udara, sumber, dampak, dan bagaimana cara kita untuk menanggulangi
pencemaran udara di daerah Jatingaleh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
baik bagi pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
pengemudi, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Dampak negatif dari segi
ekonomi yaitu berupa kehilangan waktu karena perjalanan yang lama serta bertambahnya
biaya operasi kendaraan berhenti. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu
berupa polusi udara dan gangguan suara kendaraan / kebisingan (Munawar, 2004). 7 2.2.
Arus Lalu Lintas
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) menyebutkan bahwa arus lalu
lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik jalan persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan / jam, smp / jam. Arus lalu lintas tersusun mula-mula dari
kendaraan-kendaraan tunggal yang terpisah, bergerak menurut kecepatan yang
dikehendaki oleh pengemudinya tanpa halangan dan berjalannya tidak tergantung pada
kendaraan lainnya. 2.3.
Kapasitas Jalan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu lintas
maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah,
komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Menurut pandangan Sukirman (1994)
kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang
jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.
Manajemen Lalu Lintas
Pengertian Manajemen Lalu Lintas adalah suatu proses pengaturan dan penggunaan
sistem jalan raya yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu tujuan tertentu
tanpa perlu penambahan/pembuatan infrastruktur baru. Manajemen lalu lintas diterapkan
untuk memecahkan masalah lalu lintas jangka pendek (sebelum pembuatan infrastruktur
baru dilaksanakan), atau diterapkan untuk mengantisipasi masalah lalu lintas yang
berkaitan (misalnya: kemacetan lalu lintas pada tahap konstruksi, dll). (Alamsyah 2008 :
217)
Tujuan pokok manajemen lalu lintas adalah memaksimalkan pemakaian sistem jalan yang
ada dan meningkatkan keamanan jalan, tanpa merusak kualitas lingkungan. Sasaran
sasaran manajemen lalu lintas adalah
Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap tipe,
kecepatan, dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimalkan gangguan terhadap lalu
Area traffic control, yaitu berupa batasan tempat belok, sistem jalan satu arah dan
koordinasi lampu lalu lintas
Manajemen Prioritas
Manajemen prioritas dapat berupa prioritas bagi kendaraan penumpang umum yang
menggunakan angkutan massal karena angkutan massal dapat bergerak dengan membawa
jumlah penumpang yang banyak sehingga efisiensi penggunaan ruas jalan dapat percapai.
Teknik yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan penggunaan :
Prioritas persimpangan
Jalur bus
B.
Kebijakan parkir
Penutupan jalan
Batasan fisik
Jatingaleh
Jatingaleh merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Candisari, Kota Semarang,
provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Menurut legenda sekitar, nama Jatingaleh diberikan oleh
Sunan Kalijaga ketika menebang sebatang pohon jati untuk dijadikan tiang di Masjid
Agung Demak. Ketika ditebang, pohon jati tersebut bukannya roboh, melainkan berpindah
tempat (bahasa Jawa: ngaleh). Dan setelahnya Sunan Kalijaga menyebut daerah tersebut
dengan nama Jatingaleh yang berasal dari kalimat Jati (Pohon Jati) dan Ngaleh (Berpindah
tempat).
Kota Semarang salah satu kota yang berada di daerah Utara Pulau Jawa yang
memiliki akses dalam jalur pergerakan arus lalu lintas baik barang dan jasa ini memiliki
tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Salah satunya adalah jalan yang
menghubungkan antara Semarang Selatan
dan Semarang Utara, Semarang Barat,
Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu
dengan
melewati
Jatingaleh.
volume
lalu
Pesatnya
lintas
persimpangan
pertumbuhan
pada
simpang
oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan, laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan
pendapatan perkapita, juga karena banyak tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat
kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang.
C. Sumber Pencemaran Udara di Jatingaleh
NO
Jenis kendaraan
Jam 07.00-09.00
Jam 11.00-13.00
Jam 16.00-18.00
Sepeda motor
4087 motor
2196 motor
4163 motor
Mobil
3527 mobil
1543 mobil
3400
mobil
738 truk/minibus
625 truk/minibus
719 truk/minibus
Dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Teuku Umar sangat besar
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Kemacetan lalulintas yang parah mengkibatkan pencemaran udara yang juga semakin
parah. Didaerah jatingleh sebagian tempat sudah banyak ditanami pohon sebagai
penyerap CO2 . Tapi ada di seagian tempat yang kami temukan , pohon besar malah
ditebang begitu saja. Ini yang dapat memperparah keadaan polusi udara.
Sedikitnya ada empat titik yang menyebabkan kemacetan di atas jembatan Tol Jatingaleh
setiap pagi dan sore. Tapi tak ada satu pun titik kemacetan itu akibat Jalan Gombel Baru
selama ini dijadikan dua jalur maupun Jalan Gombel Lama yang selama ini berfungsi satu
jalur. Berdasarkan pengamatan Media Semarang, Gombel Lama dan Gombel Baru selama ini
tidak macet. Kemacetan baru terjadi mulai depan Kantor Pelayanan Pajak sebelum Pasar
Jatingaleh dan di atas jembatan Tol Jatingaleh sampai pertigaan Ksatrian (Jl Teuku Umar) di
pagi hari dan selepas bangjo Kaliwiru tanjakan Kaliwiru (Jl Teuku Umar) sampai Jembatan
Tol Jatingaleh. Selepas jembatan Tol arus sedikit tersendat karena pergantian gigi menaiki
Buki gombel seterusnya lancar.
a. Penyebab utama kemacetan adalah terjadinya perpotongan sebidang jalan raya di
beberapa titik. Pertama, kendaraan yang keluar dari permukiman penduduk sebelah
kiri jalan menuju Bukit Gombel memotong arus berbelok kanan menuju jembatan
Tol Jatingaleh terus ke Jl Teuku Umar.
b. Titik Kedua adalah kendaraan dari jalan keluar Tol Jatingaleh memotong arus
berbelok kanan ke Teuku Umar. Ketiga, kendaraan dari samping Pasar Jatingaleh
memotong arus ke kiri menuju Teuku Umar, memotong arus ke kanan menuju Bukit
Gombel dan berjalan lurus (memotong arus) menuju Pemukiman. Kemudian
kendaraan dari Teuku Umar berbelok ke kanan menuju jalan di samping Pasar
Jatingaleh. Itu semua terjadi di mulut jembatan Tol Jatingaleh dari arah Bukit Gombel
sehingga arus tersendat hingga turunan Bukit Gombel, tepatnya di depan Kantor
Pajak.
c. Titik ketiga perpotongan arus yang menyebabkan kemacetan adalah kendaraan dari
arah pertigaan Ksatrian (Jl Teuku Umar) berbelok kanan (memotong arus) ke arah Jl
Karangrejo (menuju Stadion Jatidiri). Sementara titik kelima adalah kendaraan dari
jalan keluar Tol Krapyak-Jatingaleh masuk Jl Teuku Umar kemudian berbelok kanan
(memotong arus) di dekat pertigaan Ksatrian menuju Jatingaleh/Bukit Gombel.
D. Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari
aktivitas samping segmen jalan. Hambatan samping yang umumnya sangat
mempengaruhi kapasitas jalan adalah pejalan kaki, angkutan umum, dan kendaraan
lain berhenti, kendaraan tak bermotor, kendaraan masuk dan keluar dari fungsi tata
guna lahan di samping jalan.
Tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari kondisi sangat
rendah hingga sangat tinggi. Kondisi ini sebagai fungsi dari frekuensi kejadian
hambatan samping sepanjang ruas jalan yang diamati. Tingkat hambatan samping
dapat dilihat pada tabel.
Kelas hambatan
Kode
sampling
Jumlah bobot
Kondisi khusus
Sangat rendah
VL
<100
Daerah
pemukiman,
100-299
Daerah
beberapa
pemukiman,
kendaraaan
umum,dsb.
Sedang
200-499
Daerah
beberapa
industri,
toko
disisi
jalan.
Tinggi
500-899
VH
>900
Daerah
komersial,
dg
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas
atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa
zat
pencemar
dikategorikan
Dampak
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat
proses fotosintesis.
3.
Hujan Asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti
SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
a.
b.
Merusak tanaman
c.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara
akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan
diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam.
Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke
permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan
deposisi asam.
4.
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah:
a.
Pencairan es di kutub
b.
c.
5.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC
yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian
molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubanglubang pada lapisan ozon.
Zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon
sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan
tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan
O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk
pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon.
Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan
oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.
5. Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan
mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan
mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling
penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan
bensin tanpa Timbal.
F. Cara Mencegah Kemacetan
Permasalahan transportasi perkotaan dapat diselesaikan dengan beberapa langkah. Alternatifalternarif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
melalui beberapa langkah, antara lain (Tamin 2000 : 519-520):
Penanganan masalah :
Nilai VCR
0,6 0,8
Pemanfaatan fasilitas ruas jalan yang ada, meliputi:
1. Pemanfaatan lebar jalan secara efektif
Kelengkapan marka dan rambu jalan yang memadai serta seragam sehingga ruas jalan
tersebut dapat digunakan dengan optimal dari segi kapasitas maupun keamanan lalulintas
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran udarah adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan
2. Sumber pencemaran udara dijatingaleh yaitu: kegiatan manusia, sumber alami, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain
3. Pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kesehatan tanaman,
dapat menyebabkan hujan asam, efek ruma kaca, kerusakan lapisan ozon, dan
sebagainya.
4. Dari ulasan dikawasan jatingaleh seharusnya ada peraturan yang sangat ketat agar
para pengguna kendaraan dijalan raya mematuhi aturan, tidak semena-mena dengan
mengambil ruas jalan yang akan memicu kemacetan.
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua
ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak
memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang
berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar
kebersihan udara tetap terjaga, serta melakukan reboisasi pada taman atau lahan yang
dahulunya banyak ditebang sebagai tempat bertukarnya O2 dan CO2.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Ilmu Pengetahuan Alam, Kharisma
Buku lingkungan hidup, mahkota offset jakarta.
Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
Indah kastiyowati, st. Staf puslitbang tek balitbang dephan.