You are on page 1of 20

KIMIA LINGKUNGAN

Pencemaran Udara di Daerah Jatingaleh

KELAS F / KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

GELIS RIFANA FUDIANETHA


LINA MUFIDA N.
LUH PUTU SANTI AGUSTINI S.
NINDIA EVA L.
NINO SURYANING KENCANA
NOVINDALIANTIKA RESTU S .
NUARI EKA CAHYANINGTYAS
NUR SYIFA SYAFIRA

(1041211070)
(1041211096)
(1041211100)
(1041211115)
(1041211117)
(1041211118)
(1041211119)
(1041211125)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, khalik langit dan bumi.
Karena atas penyertaan-Nya sehinggah saya bisa menyelesaikan makalah Kimia Lingkungan
yang berjudul Pencemaran Udara di Jatingaleh ini.
Dengan pembuatan makalah yang berjudul Pencemaran Udara di Jatingaleh ini
pembaca diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan polusi udara
yang terjadi di daerah Jatingaleh. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil hikmah dan
pelajaran yang berharga.
Makalah ini dibuat semata-mata karena ingin menyelesaikan tugas sekaligus
memberikan contoh yang baik. Selain itu, makalah ini juga dijadikan sebagai sarana untuk
menambah wawasan bagi pembacanya. Kami sangat berterima kasih kepada seluruh anggota
kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini. Kami berharap
makalah ini akan berguna bagi pembelajaran Kimia lingkungan, khususnya pada materi
pencemaran udara. Dan kami sangat berterima kasih dan sangat senang apabila makalah ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kurang dan
lebihnya kami mohon maaf. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan terutama pada diri kami sendiri. Akhir kata , kami ucapkan banyak terima kasih.

Semarang, 15 November 2015

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Peningkatan pergerakan lalu lintas yang ada di suatu wilayah harus didukung oleh
prasarana yang memadai yaitu kapasitas dan struktur jalan. Kota Semarang salah satu kota
yang berada di daerah Utara Pulau Jawa yang memiliki akses dalam jalur pergerakan arus
lalu lintas baik barang dan jasa ini memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Salah
satunya adalah jalan yang menghubungkan antara Semarang Selatan dan Semarang Utara,
Semarang Barat, Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu dengan melewati persimpangan
Jatingaleh.
Pesatnya pertumbuhan volume lalu lintas pada simpang Jatingaleh ini dipengaruhi
oleh kondisi perkembangan wilayah yang dilayani oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan,
laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan perkapita, juga karena banyak
tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang.
Penyebab utama buruknya kondisi lalu lintas pada simpang Jatingaleh adalah karena
banyaknya pergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh. Simpang Jatingaleh merupakan
titik pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah yang sangat padat. Arus lalu lintas tersebut
antara lain, arus utama dari utara (Jl. Teuku Umar) ke selatan (Jl. Setiabudi) menuju luar
kota dan sebaliknya menuju pusat kota dengan jalan disekitarnya (Jl. Karang Rejo, Jl.
Jatingaleh I, Jl. Jatingaleh II, Jl. Jatingaleh dan Jl. Taman Teuku Umar) serta adanya pintu
masuk dan keluar jalan bebas hambatan dan ditambah dengan perilaku pengguna jalan yang
kurang disiplin dalam berlalu lintas hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang
berhenti bebas/sembarangan di sepanjang simpang Jatingaleh (di depan pasar Jatingaleh
khususnya) mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat terutama pada jam-jam puncak,
yaitu pagi dan sore hari.
Kemacetan yang ditimbulkan pada jam puncak ini mengakibatkan munculnya dampak
negatif. Dampak negatif tersebut antara lain dari segi waktu, berupa kehilangan waktu
karena waktu perjalanan lama yang berdampak pada segi ekonomi, dimana pemborosan
besar berupa bahan bakar yang terbuang percuma akibat kendaraan berjalan di bawah
kecepatan optimum atau sering berhenti. Selain itu ban dapat lebih cepat aus karena
kendaraan terlalu sering direm. Dampak lain yaitu terhadap lingkungan yang berupa
peningkatan polusi udara karena gas racun CO.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang dikaji adalah kemacetan lalulintas yang terjadi di ruas Jalan
Teuku Umar Kawasan Jatingaleh yang banyak menimbulkan dampak negatif pencemaran

udara baik bagi pengguna jalan maupun bagi masyarakat penduduk sekitar ruas jalan
tersebut.
1. Apa itu Pencemaran Udara?
2. Bagaimana gambaran Pencemaran udara di daerah Jatingleh ?
3. Apa sumber pencemaran udara didaerah jatingaleh?
4. Dampak yang terjadi akibat pencemaran udara?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Kimia
Lingkungan tentang polusi (pencemaran) khususnya polusi udara di daerah Jatingaleh
dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran udara beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai
pencemaran udara, sumber, dampak, dan bagaimana cara kita untuk menanggulangi
pencemaran udara di daerah Jatingaleh.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ktingkat tertentu yang menyebapkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
brfungsi lagi sesuai peruntukya ( Undang-Undang Pengelolaan lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Polutan adalah zat atau bahan yang menyebapkan terjadinya polusi. Suatu zat disebut
polutan, bila keberadaanya disuatu lingkungan dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Contoh : karbondioksida dengan kadar 0,032 % dapat memberikan
dampak merusak. Dengan kata lain suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.
Jumlah melebihi jumlah normal
2.
Berada pada waktu yang tidak tepat
3.
Berada pada tempat yang tidak tepat
Pencemaran udarah adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran
udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya didalam rumah, sekolah, kantor atau yang
sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Selain itu gejala ini secara
akumulatif juga terjadi di luar ruangan (outdoor pollution). Mulai dari tingkat lingkungan
rumah, perkotaan hingga ketingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global.
Beberapa unsure pencemaran (pollutant) kembali kebumi melalui deposisi asam atau salju
yang mengakibatkan sifat korosif pada bagunan, tanaman, hutan disamping itu juga
membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan
karena nilai pH yang rendah
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk. Kemacetan yang terjadi menghasilkan dampak negatif
yang tidak sedikit. Dari aspek ekonomi, kemacetan dapat menghambat proses produksi
dan distribusi barang yang berujung pada terhambatnya laju perkeonomian masyarakat.
Bagi para pegawai kantoran, kemacetan lalu lintas yang dihadapi tiap hari dapat
memengaruhi kondisi fisik dan psikologis mereka dalam bekerja. Kinerja para pekerja
tidak dapat mencapai hasil yang maksimal lantaran masalah kemacetan yang sungguh
menguras tenaga dan pikiran. Kemacetan akan menimbulkan berbagai dampak negatif,

baik bagi pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
pengemudi, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Dampak negatif dari segi
ekonomi yaitu berupa kehilangan waktu karena perjalanan yang lama serta bertambahnya
biaya operasi kendaraan berhenti. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu
berupa polusi udara dan gangguan suara kendaraan / kebisingan (Munawar, 2004). 7 2.2.
Arus Lalu Lintas
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) menyebutkan bahwa arus lalu
lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik jalan persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan / jam, smp / jam. Arus lalu lintas tersusun mula-mula dari
kendaraan-kendaraan tunggal yang terpisah, bergerak menurut kecepatan yang
dikehendaki oleh pengemudinya tanpa halangan dan berjalannya tidak tergantung pada
kendaraan lainnya. 2.3.
Kapasitas Jalan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu lintas
maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah,
komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Menurut pandangan Sukirman (1994)
kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang
jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.
Manajemen Lalu Lintas
Pengertian Manajemen Lalu Lintas adalah suatu proses pengaturan dan penggunaan
sistem jalan raya yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu tujuan tertentu
tanpa perlu penambahan/pembuatan infrastruktur baru. Manajemen lalu lintas diterapkan
untuk memecahkan masalah lalu lintas jangka pendek (sebelum pembuatan infrastruktur
baru dilaksanakan), atau diterapkan untuk mengantisipasi masalah lalu lintas yang
berkaitan (misalnya: kemacetan lalu lintas pada tahap konstruksi, dll). (Alamsyah 2008 :
217)
Tujuan pokok manajemen lalu lintas adalah memaksimalkan pemakaian sistem jalan yang
ada dan meningkatkan keamanan jalan, tanpa merusak kualitas lingkungan. Sasaran
sasaran manajemen lalu lintas adalah
Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap tipe,
kecepatan, dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimalkan gangguan terhadap lalu

lintas.Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau


mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan.
Terdapat tiga strategi manajemen lalu lintas secara umum yang dapat dikombinasikan.
Tekniknya adalah sebagai berikut : (Alik Ansyori 2008 : 220-221).
Manajemen Kapasitas
Dalam manajemen kapasitas ini, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
penggunaan kapasitas dan ruas jalan seefektif mungkin sehingga pergerakan lalu lintas
dapat berjalan lancar. Teknik yang dapat dilakukan dalam manajemen kapasitas adalah :

Perbaikan persimpangan untuk menyakinkan penggunaan kontrol dan geometri


secara optimum

Manajemen ruas jalan dengan melakukan pemisahan tipe kendaraan, kontrol on


street parking (waktu, tempat) dan pelebaran jalan

Area traffic control, yaitu berupa batasan tempat belok, sistem jalan satu arah dan
koordinasi lampu lalu lintas

Manajemen Prioritas
Manajemen prioritas dapat berupa prioritas bagi kendaraan penumpang umum yang
menggunakan angkutan massal karena angkutan massal dapat bergerak dengan membawa
jumlah penumpang yang banyak sehingga efisiensi penggunaan ruas jalan dapat percapai.
Teknik yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan penggunaan :

Jalur khusus bus

Prioritas persimpangan

Jalur bus

Jalur khusus sepeda

Prioritas bagi angkutan umum

Manajemen Demand (Permintaan)

Strategi manajemen demand yang dapat dilakukan adalah :


Merubah rute kendaraan pada jaringan dengan tujuan untuk memindahkan kendaraan dari
daerah macet ke daerah tidak macet merubah model perjalanan dari angkutan pribadi
menjadi angkutan umum pada jam sibuk yang berarti penyediaan prioritas bagi angkutan
umum kontrol terhadap penggunaan tata guna lahan
Teknik yang dapat dilakukan dalam manajemen demand (permintaan), antara lain adalah
dengan melakukan :

B.

Kebijakan parkir

Penutupan jalan

Batasan fisik

Jatingaleh
Jatingaleh merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Candisari, Kota Semarang,
provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Menurut legenda sekitar, nama Jatingaleh diberikan oleh
Sunan Kalijaga ketika menebang sebatang pohon jati untuk dijadikan tiang di Masjid
Agung Demak. Ketika ditebang, pohon jati tersebut bukannya roboh, melainkan berpindah
tempat (bahasa Jawa: ngaleh). Dan setelahnya Sunan Kalijaga menyebut daerah tersebut
dengan nama Jatingaleh yang berasal dari kalimat Jati (Pohon Jati) dan Ngaleh (Berpindah
tempat).
Kota Semarang salah satu kota yang berada di daerah Utara Pulau Jawa yang
memiliki akses dalam jalur pergerakan arus lalu lintas baik barang dan jasa ini memiliki
tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Salah satunya adalah jalan yang
menghubungkan antara Semarang Selatan
dan Semarang Utara, Semarang Barat,
Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu
dengan

melewati

Jatingaleh.
volume

lalu

Pesatnya
lintas

persimpangan
pertumbuhan
pada

simpang

Jatingaleh ini dipengaruhi oleh kondisi


perkembangan wilayah yang dilayani

oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan, laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan
pendapatan perkapita, juga karena banyak tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat
kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang.
C. Sumber Pencemaran Udara di Jatingaleh
NO

Jenis kendaraan

Jam 07.00-09.00

Jam 11.00-13.00

Jam 16.00-18.00

Sepeda motor

4087 motor

2196 motor

4163 motor

Mobil

3527 mobil

1543 mobil

3400
mobil

Kendaran berat (truk)

738 truk/minibus

625 truk/minibus

719 truk/minibus

Transportasi komponen utama yang begitu penting dalam komponen sistem


transportasi. Seiring berkembangnya tingkat perekonomian masyarakat, daya beli
masyarakat terhadap transportasi juga kian menguat. Hal itu menyebabkan semakin
banyak pula variasi transportasi pribadi dengan segala kelebihannya yang melaju
dijalanan. Banyaknya volume kendaraan merupakan salah satu sumber penyebab
pencemaran udara, Penyebab lain buruknya kondisi lalu lintas pada simpang Jatingaleh
adalah karena banyaknya pergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh.

Dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Teuku Umar sangat besar
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Kemacetan lalulintas yang parah mengkibatkan pencemaran udara yang juga semakin
parah. Didaerah jatingleh sebagian tempat sudah banyak ditanami pohon sebagai
penyerap CO2 . Tapi ada di seagian tempat yang kami temukan , pohon besar malah
ditebang begitu saja. Ini yang dapat memperparah keadaan polusi udara.

Penyebab Kemacetan di Daerah Jatingaleh

Sedikitnya ada empat titik yang menyebabkan kemacetan di atas jembatan Tol Jatingaleh
setiap pagi dan sore. Tapi tak ada satu pun titik kemacetan itu akibat Jalan Gombel Baru
selama ini dijadikan dua jalur maupun Jalan Gombel Lama yang selama ini berfungsi satu
jalur. Berdasarkan pengamatan Media Semarang, Gombel Lama dan Gombel Baru selama ini
tidak macet. Kemacetan baru terjadi mulai depan Kantor Pelayanan Pajak sebelum Pasar
Jatingaleh dan di atas jembatan Tol Jatingaleh sampai pertigaan Ksatrian (Jl Teuku Umar) di
pagi hari dan selepas bangjo Kaliwiru tanjakan Kaliwiru (Jl Teuku Umar) sampai Jembatan
Tol Jatingaleh. Selepas jembatan Tol arus sedikit tersendat karena pergantian gigi menaiki
Buki gombel seterusnya lancar.
a. Penyebab utama kemacetan adalah terjadinya perpotongan sebidang jalan raya di
beberapa titik. Pertama, kendaraan yang keluar dari permukiman penduduk sebelah
kiri jalan menuju Bukit Gombel memotong arus berbelok kanan menuju jembatan
Tol Jatingaleh terus ke Jl Teuku Umar.
b. Titik Kedua adalah kendaraan dari jalan keluar Tol Jatingaleh memotong arus
berbelok kanan ke Teuku Umar. Ketiga, kendaraan dari samping Pasar Jatingaleh
memotong arus ke kiri menuju Teuku Umar, memotong arus ke kanan menuju Bukit
Gombel dan berjalan lurus (memotong arus) menuju Pemukiman. Kemudian
kendaraan dari Teuku Umar berbelok ke kanan menuju jalan di samping Pasar
Jatingaleh. Itu semua terjadi di mulut jembatan Tol Jatingaleh dari arah Bukit Gombel

sehingga arus tersendat hingga turunan Bukit Gombel, tepatnya di depan Kantor
Pajak.
c. Titik ketiga perpotongan arus yang menyebabkan kemacetan adalah kendaraan dari
arah pertigaan Ksatrian (Jl Teuku Umar) berbelok kanan (memotong arus) ke arah Jl
Karangrejo (menuju Stadion Jatidiri). Sementara titik kelima adalah kendaraan dari
jalan keluar Tol Krapyak-Jatingaleh masuk Jl Teuku Umar kemudian berbelok kanan
(memotong arus) di dekat pertigaan Ksatrian menuju Jatingaleh/Bukit Gombel.

D. Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari
aktivitas samping segmen jalan. Hambatan samping yang umumnya sangat
mempengaruhi kapasitas jalan adalah pejalan kaki, angkutan umum, dan kendaraan
lain berhenti, kendaraan tak bermotor, kendaraan masuk dan keluar dari fungsi tata
guna lahan di samping jalan.
Tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari kondisi sangat
rendah hingga sangat tinggi. Kondisi ini sebagai fungsi dari frekuensi kejadian
hambatan samping sepanjang ruas jalan yang diamati. Tingkat hambatan samping
dapat dilihat pada tabel.

Kelas Hambatan Samping

Kelas hambatan

Kode

sampling

Jumlah bobot

Kondisi khusus

kejadian per 200M


perjam (Dua sisi)

Sangat rendah

VL

<100

Daerah

pemukiman,

jalan dg jalan samping


Rendah

100-299

Daerah
beberapa

pemukiman,
kendaraaan

umum,dsb.
Sedang

200-499

Daerah
beberapa

industri,
toko

disisi

jalan.
Tinggi

500-899

Daerah komersial engan

sisi jalan tinggi.


Sangat tinggi

VH

>900

Daerah

komersial,

dg

aktifitas pasar disamping


jalan.

E. Zat-zat Pencemar Udara


Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain: Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan
Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna.
6. Chloro fluoro carbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada


kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
E. Dampak Pencemaran Udara
1.

Dampak Kesehatan Terhadap Manusia


Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh

melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas
atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa

zat

pencemar

dikategorikan

sebagai toksik dan karsinogenik.

Dampak

pencemaran udara bagi manusia, antara lain:


1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh
terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada
dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit
terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan


memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
2.

Dampak Terhadap Tanaman


Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat

terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat
proses fotosintesis.

3.

Hujan Asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti

SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
a.

Mempengaruhi kualitas air permukaan

b.

Merusak tanaman

c.

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi

kualitas air tanah dan air permukaan


d.

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit

energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara
akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan
diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam.
Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke
permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan
deposisi asam.
4.

Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di

lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah:
a.

Pencairan es di kutub

b.

Perubahan iklim regional dan global

c.

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

5.

Kerusakan Lapisan Ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC
yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian
molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubanglubang pada lapisan ozon.

Zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon
sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan
tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan
O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk
pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon.

E. Cara Mencegah Pencemaran Udara


Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan
pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan
pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya
caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.
1. Membersihkan (Scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat
scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.
2. Menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan
filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat
semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan
pembersihan gas dan filter polutan partikel.
3. Program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik
pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan
yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu: Pertama,
mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya
kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru,
hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang
memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin
dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang
alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.
4. Menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas
pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran.

Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan
oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.
5. Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan
mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan
mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling
penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan
bensin tanpa Timbal.
F. Cara Mencegah Kemacetan
Permasalahan transportasi perkotaan dapat diselesaikan dengan beberapa langkah. Alternatifalternarif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
melalui beberapa langkah, antara lain (Tamin 2000 : 519-520):

Memperlancar sistem pergerakan melalui penerapan kebijaksanaan rekayasa dan


manajemen lalulintas.

Meningkatkan pertumbuhan prasarana transportasi terutama dengan memaksimalkan


pemanfaatan prasarana yang ada dan belum berfungsi dengan semestinya. Misalnya
dengan membangun jaringan jalan baru atau melebarkan jalan yang sudah ada. Cara
ini tidak mungkin dilakukan terus menerus sesuai dengan kebutuhan. Pelebaran jalan
ada batasnya, karena pada batas tertentu akan berhadapan dengan masalah ekonomi,
sosial, dan budaya yang sangat berat, kecuali dengan pengorbanan yang sangat besar

Memperlambat tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi dengan cara mengatasi


tingkat urbanisasi yang tinggi dengan pembangunan kotakota satelit atau kota baru,
serta pengaturan pusat kegiatan yang membangkitkan pergerakan

Penanganan masalah :
Nilai VCR
0,6 0,8
Pemanfaatan fasilitas ruas jalan yang ada, meliputi:
1. Pemanfaatan lebar jalan secara efektif
Kelengkapan marka dan rambu jalan yang memadai serta seragam sehingga ruas jalan
tersebut dapat digunakan dengan optimal dari segi kapasitas maupun keamanan lalulintas

Lebih besar 0,8


2. Peningkatan kinerja ruas jalan
Perubahan fisik ruas jalan yang berupa pelebaran atau penambahan jalur jalan sehingga
kapasitas ruas jalan tersebut dapat ditingkatkan secara berarti
Jauh lebih besar dari 0,8
3. Pembangunan jalan baru
Penanganan ini dilakukan apabila pelebaran jalan atau penambahan lajur sudah tidak
dimungkinkan. (Tamin 2000 : 549)
Sedangkan, penanganan masalah persimpangan berlampu dan tidak berlampu lalu lintas
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Penanganan lampu lalu lintas baru, penanganan ini dilakukan bagi persimpangan
tanpa lampu lalu lintas yang telah memiliki arus lalu lintas cukup tinggi, sehingga titik
konfliknya cukup berat dan kompleks
2. Pengaturan kembali waktu lalu lintas, penanganan ini dilakukan apabila fase dan
waktu yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi volume lalulintasnya.
Pendekatan ini didasarkan pada besarnya nilai VCR ruas jalan yang sudah mendekati
0,8
3. Perbaikan geometrik persimpangan, penanganan ini meliputi pelebaran dan
penambahan lajur kaki persimpangan, pelebaran radius sudut tikungan, pemasangan
pulau lalulintas. Penanganan ini dilakukan bila nilai VCR ruas jalan yang menuju
persimpangan dudah lebih besar daripada 0,8

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran udarah adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan
2. Sumber pencemaran udara dijatingaleh yaitu: kegiatan manusia, sumber alami, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain
3. Pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kesehatan tanaman,
dapat menyebabkan hujan asam, efek ruma kaca, kerusakan lapisan ozon, dan
sebagainya.
4. Dari ulasan dikawasan jatingaleh seharusnya ada peraturan yang sangat ketat agar
para pengguna kendaraan dijalan raya mematuhi aturan, tidak semena-mena dengan
mengambil ruas jalan yang akan memicu kemacetan.

B. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua
ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak
memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang
berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar

kebersihan udara tetap terjaga, serta melakukan reboisasi pada taman atau lahan yang
dahulunya banyak ditebang sebagai tempat bertukarnya O2 dan CO2.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Ilmu Pengetahuan Alam, Kharisma
Buku lingkungan hidup, mahkota offset jakarta.
Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
Indah kastiyowati, st. Staf puslitbang tek balitbang dephan.

Dampak dan upaya

penanggulangan pencemaran udara


Pencemaran Alam Sekitar, Siri Pencemaran Alam, Jasiman Ahmad, Eddiplex Sdn. Bhd.
1996
Pencemaran Udara dan Bunyi, Siri Utamakan Alam Sekitar Anda, Jasman Ahmad & Siti
Razmah Idris, Penerbit Mikamas, 1996
www.miqra.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Jatingaleh,_Candisari,_Semarang
Febi . 2011. Analisis kebijakan penanganan kemacetan lalulintas di jalan teuku umar
kawasan jatingaleh semarang dengan metode analisis hirarki proses (ahp). Fakultas ekonomi
UNDIP.Semarang

You might also like