Professional Documents
Culture Documents
II.
III.
Judul
Pematahan Dormansi Biji
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit
keras dengan fisik dan kimiawi.
Tinjauan Pustaka
Biji terdiri dari embrio, endosperma, dan selaput biji yang berasal dari
integumen. Ovarium berkembang menjadi buah saat ovulnya menjadi biji. Setelah
disebarkan,
biji
dapat
bergerminasi
jika
kondisi-kondisi
lingkungan
Metode Penelitian
Alat
1. Beaker glass
2. Petridish/cawan petri
3. Kertas ampelas
Bahan
1. Biji asam atau biji lain yang berkulit keras
2. Asam sulfat pekat
3. Kertas hisap
4. Kapas
5. Air
Menghilangkan kulit biji pada bagian yang tidak ada lembaganya dengan
cara digosok menggunakan ampelas sebanyak 10 biji, kemudian bilas
dengan air.
Perlakuan
Kontrol
Ampelas
H2SO4
Kontrol
Persentase
0%
90 %
0%
0%
Ampelas
H2SO4
Kontrol
Ampelas
H2SO4
Kontrol
Ampelas
H2SO4
3
4
V.
5
5
9
-
50 %
0%
0%
50 %
0%
0%
90 %
0%
Pembahasan
Pada praktikum ini melakukan percobaan tentang pematahan dormansi biji
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji
berkulit keras dengan perlakuan fisik dan perlakuan kimia. Bahan yang digunakan
adalah biji asam yang memiliki kulit biji yang sangat keras, perlakuan pertama
yang dilakukan adalah perlakuan fisik dengan cara menggosok 10 biji asam
dengan ampelas sehingga kulit biji terkikis habis sampai terlihat bagian
endosperma-nya kemudian di letakkan di atas petridish atau cawan petri yang
telah dilapisi dengan kertas hisap/ kapas yang telah diberi air dan ditutup lagi
dengan kapas yang telah dibasahi, hal tersebut bertujuan untuk memberikan
kondisi lembab terhadap biji asam tersebut. Perlakuan kedua adalah perlakuan
kimia yang menggunakan 10 biji asam tanpa di ampelas namun dilakukan
perendaman terlebih dahulu dengan asam pekat selama 15 menit, kemudian biji
juga diletakkan diatas petridish yang telah dilapisi kapas yang basah dan ditutupi
dengan kapas yang basah juga, menggunakan 10 biji asam yang tanpa perlakuan
yang dijadikan sebagai kontrol.
Pada praktikum ini terdapat 4 kelompok kecil yang melakukan percobaan
diatas namun hanya terdapat 1 kontrol yang digunakan yang tidak terjadi proses
perkecambahan sehingga pada kontrol tidak terjadi pematahan dormansi. Pada
kelompok 1, 2, 3 dan 4 biji asam yang diberikan perlakuan kimiawi dengan
perendahaman ke dalam larutan asam pekat selama 15 menit tidak mengalami
proses perkecambahan sehingga dapat ditelaah bahwa perlakuan kimiawi juga
tidak terjadi pematahan dormansi. Namun pada perlakuan fisik terjadi pematahan
dormansi yaitu; pada kelompok 1 dan 4 terdapat 9 biji yang mengalami
tumbuhan tersebut karena telah menjadi individu baru yang siap melangsungkan
hidupnya dilingkungan
Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkecambahan
pada biji. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air,
temperatur, oksigen, dan cahaya. Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada
lingkungan sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Pada saat
perkecambahan, respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Faktor internal yang
mempengaruhi perkecambahan biji meliputi tingkat keasaman (pH) biji, ukuran
biji, dormansi dan penghambat perkecambahan. Dormansi dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain impermeabilitas kulit biji terhadap air dan gas atau
resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, dormansi sekunder dan bahan
penghamba perkecambahan.
V.I Penutup
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit
keras dengan fisik dan kimiawi. Perlakuan secara fisik dengan menggosok biji
asam sampai kulitnya mengelupas dan perlakuan kimia dengan merendam 10 biji
asam dalam asam pekat selama 15 menit. Dapat disimpulakan yang dapat
mematahkan dormansi biji adalah perlakuan fisik. Perkecambahan biji